Anda di halaman 1dari 77

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR KM 263 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN ANGGREK
PROVINSI GORONTALO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17


Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 64 Tahun 2015, setiap pelabuhan wajib memiliki
Rencana Induk Pelabuhan;
b. bahwa Rencana Induk Pelabuhan untuk Pelabuhan
Utama dan Pelabuhan Pengumpul ditetapkan oleh
Menteri Perhubungan setelah terlebih dahulu mendapat
rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Walikota
mengenai kesesuaian dengan Tata Ruang Wilayah
Provinsi dan Kabupaten/Kota;
c. bahwa Rencana Induk Pelabuhan Anggrek
Provinsi Gorontalo disusun dengan telah memperhatikan
Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Gorontalo dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Gorontalo Utara, keserasian dan
keseimbangan dengan kegiatan lain terkait
di lokasi Pelabuhan Anggrek, kelayakan teknis,
ekonomis dan lingkungan serta keamanan
dan keselamatan lalu lintas kapal;

d. bahwa ...
-2 -

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta
untuk memberikan pedoman bagi pembangunan dan
pengembangan Pelabuhan Anggrek, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk
Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5731);
3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1184);

6. Peraturan Menteri ...


-3 -

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51


Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 311) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 146
Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1867);
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122
Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

Memperhatikan: 1. Rekomendasi Gubernur Gorontalo Nomor


600/PUPR/858/III/2019 tanggal 5 Maret 2019 perihal
Rekomendasi Rencana Induk dan DLKr/DLKp Pelabuhan
Anggrek;
2. Rekomendasi Bupati Gorontalo Utara Nomor
651 /DISHUB/36/II/2019 tanggal 26 Februari 2019
perihal Rekomendasi Rencana Induk dan DLKr/DLKp
Pelabuhan Anggrek;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA
INDUK PELABUHAN ANGGREK, PROVINSI GORONTALO.

PERTAMA : Menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Anggrek, Provinsi


Gorontalo, sebagai pedoman dalam pembangunan,
pengoperasian, pengembangan pelabuhan dan penentuan
batas-batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah
Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek.

KEDUA: ..
-4 -

KEDUA : Untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada


Pelabuhan Anggrek yang meliputi pelayanan jasa
kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan ekonomi dan
pemerintahan lainnya, serta pengembangannya sesuai
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek, dibutuhkan areal daratan
seluas 20,08 Ha serta areal perairan seluas 6101 Ha, terdiri
atas:

a. areal daratan eksisting seluas 4,40 Ha dan


pengembangan area daratan seluas 15,68 Ha;

b. kebutuhan areal perairan, terdiri atas:


1) areal tempat labuh seluas 36,43 Ha;
2) areal sandar kapal seluas 25,66 Ha;
3) areal kolam putar seluas 14,93 Ha;
4) areal karantina seluas 30,03 Ha;
5) areal pandu seluas 53 Ha;
6) areal keperluan darurat seluas 11,81 Ha;
7) areal keperluan kapal mati seluas 11,81 Ha;
8) areal percobaan berlayar seluas 128 Ha;
9) areal alur pelayaran seluas 467,89 Ha;
10) area penunjang keselamatan pelayaran seluas
5321,44 Ha.

KETIGA : Rencana pembangunan dan pengembangan Pelabuhan


Anggrek untuk memenuhi kebutuhan, pelayanan jasa
kepelabuhanan dilakukan berdasarkan perkembangan
angkutan laut, sebagai berikut:

a. jangka pendek, dari Tahun 2019 sampai dengan


Tahun 2023;
b. jangka' menengah, dari Tahun 2019 sampai dengan
Tahun.2028; dan
c. jangka panjang, dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun
2038;
dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.

KEEMPAT: ...
-5-

KEEMPAT : Penyelenggara Pelabuhan Anggrek menyusun dokumen desain


teknis untuk pelaksanaan pembangunan dan pengembangan
fasilitas Pelabuhan Anggrek.

KELIMA : Fasilitas Pelabuhan Anggrek yang direncanakan untuk


dibangun dan dikembangkan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini, dilaksanakan dengan
mempertimbangkan prioritas kebutuhan, tingkat penggunaan
fasilitas pelabuhan yang sudah terbangun dan kemampuan
pendanaan sesuai peraturan perundang-undangan serta wajib
dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan,
didahului dengan studi lingkungan.

KEENAM Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk


keperluan peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan,
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
lainnya serta pengembangan Pelabuhan Anggrek dan
sekitarnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.

KETUJUH : Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KEENAM terdapat areal yang
dikuasai pihak lain, maka pemanfaatannya harus didasarkan
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

KEDELAPAN : Rencana Induk Pelabuhan Anggrek dapat ditinjau dan dikaji


ulang 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau sesuai
kebutuhan.

KESEMBILAN
-6 -

KESEMBILAN : Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan pembinaan


dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Keputusan
Menteri ini.

KESEPULUH : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan


Menteri Perhubungan Nomor KM 44 Tahun 2006 tentang
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

KESEBELAS Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Desember 2019

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5. Menteri Perindustrian;
6. Menteri Perdagangan;
7. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
8. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
9. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
10. Gubernur Gorontalo;
11. Bupati Gorontalo Utara;
12. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;
13. Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Anggrek.

.sesuai dengan aslinya


lO HUKUM,

JI HERPRIARSONO
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
Nomor
Tanggal :

RENCANA INDUK PELABUHAN ANGGREK


PROVINSI GORONTALO

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

3.2.5 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran 21


3.3 Operasional Pelabuhan 21
3.3.1 Arus Pergerakan Barang 21
3.3.2 Arus Pergerakan Peti Kemas 22
3.3.3 Pergerakan Kapal 22
3.4 Kinerja Pelabuhan 23
3.4.1 Pengantar 23
3.4.2 Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri, 23
3.4.3 Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas 23
3.4.4 Standar Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan 23

4 %p6utufianJasaJlng^utan Laut
Daftar Isi i 4.1 Metode Analisis 24
Daftar Tabel iii 4.1.1 Metode Analisis Kewilayahan 24
Daftar Gambar iv 4.1.2 Metode Analisis Arus Pergerakan Barang dan Peti Kemas 24
4.2 Analisis dan Proyeksi 24
1 PendabuCuan 4.2.1 Kependudukan Wlayah Hinterland 24
4.2.2 Ekonomi Wlayah Hinterland 24
1.1 Latar Belakang 1 4.2.3 Analisis Pergerakan Barang 25
1.2 Dasar Hukum 1 4.2.4 Arus Pergerakan Peti Kemas 25
1.3 Maksud dan Tujuan 2 4.2.5 Analisis Pergerakan Kapal 26
1.4 Hierarki Pelabuhan 2
1.5 Lokasi Studi 2
5 <RpncamPengembangan PeCabuban
2 gambaran ‘Umum tyHCayab 5.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan 27
5.1.1 Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Darat 27
2.1 Provinsi Gorontalo 4 5.1.2 Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Perairan 34
2.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 4 5.2 Rencana Pengembangan Pelabuhan 36
2.1.2 Kondisi Fisik dan Klimatologi 4
2.1.3 Kondisi Kependudukan Wilayah 5
2.1.4 Kondisi Perekonomian Wilayah 5
6 Kfljian PinansiaCdan 'Ekonomi
2.1.5 Sektor Unggulan Potensi W layah 6 6.1 Pengantar 52
2.1.6 Jaringan Transportasi W layah 7 6.2 Perkiraan Biaya Pembangunan 52
2.1.7 Rencana Pengembangan dan Kebijakan Wlayah Provinsi Gorontalo 7 6.3 Perhitungan Biaya Operasional dan Nilai Penyusutan 54
2.2 Kabupaten Gorontalo Utara 9 6.4 Perkiraan Potensi Pendapatan Langsung 54
2.2.1 Letak dan Administrasi Wilayah 9 6.5 Analisis Finansial 55
2.2.2 Kondisi Fisik dan Klimatologi W layah 9 6.5.1 Metode Analisis 55
2.2.3 Kondisi Kependudukan W layah 10 6.5.2 Penyusunan Rencana Cashflow 55
2.2.4 Kondisi Perekonomian W layah 10 6.5.3 Net Present Value (NPV) 55
2.2.5 Sektor Unggulan Potensi W layah 12 6.5.4 Benefit Cost Ratio (BCR) 56
2.2.6 Jaringan Transportasi W layah 12 6.5.5 Financial Internal Rate o f Return (FIRR) 56
2.2.7 Rencana Pengembangan dan Kebijakan Wlayah 12 6.5.6 Payback Period {PP) 56
6.5.7 Kesimpulan Analisis Finansial 58
3 ‘Kondisi ‘Existing PeCabuban 6.6 Analisis Ekonomi 58
6.6.1 Perhitungan Manfaat 58
3.1 Gambaran Umum Pelabuhan Anggrek 15 6.6.2 Metode Analisis 59
3.1.1 Pelabuhan Sekitar 15 6.6.3 Penyusunan Rencana Cashflow 59
3.1.2 Hinterland Pelabuhan 15 6.6.4 Net Present Value (NPV) 59
3.1.3 Jalan Akses Pelabuhan 16 6.6.5 Benefit Cost Ratio (BCR) 59
3.1.4 Kondisi Topografi 16 6.6.6 Economic Internal Rate of Return (EIRR) 60
3.1.5 Kondisi Hidrooseanografi 16 6.6.7 Payback Period { PP) 60
3.2 Fasilitas Eksisting Pelabuhan 16 6.6.8 Kesimpulan Analisis Ekonomi 61
3.2.1 Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan 16
3.2.2 Spesifikasi Kapal yang Beroperasi di Wlayah Pelabuhan 21
3.2.3 Kedalaman Kolam dan Alur Pelabuhan 21
3.2.4 Data Peralatan Pelabuhan 21
i
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

7 Kjijian <RpmJlwaCLingkungan
7.1 Pengantar
7.2 Rona Lingkungan Awal
7.2.1 Komponen Kimia Fisik Lingkungan
7.2.2 Komponen Biologi
7.2.3 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya
7.2.4 Komponen Kesehatan Masyarakat
7.3 Identifikasi dan Rencana Pengelolaan Dampak Lingkungan
7.3.1 Dampak Komponen Kimia Fisik Lingkungan
7.3.2 Dampak Komponen Biologi
7.3.3 Dampak Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
7.4 Evaluasi Dampak dan Pengendalian Limbah
7.5 Rekomendasi
r \ ll f y n a o u i • w . . . . . . .
_____ ______________ ______________________________________ _____________ Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Tabel 44 Kebutuhan Luasan Fasilitas Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek 32
Tabel 45 Kebutuhan Luasan Fasilitas Umum Pelabuhan Anggrek 33
Tabel 46 Kebutuhan Luasan Fasilitas Parkir Truk Pelabuhan Anggrek 33
Tabel 47 Kriteria Lebar Alur 34
Tabel 48 Kriteria Jari-jari Labuh 35
Tabel 49 Rencana Pengembangan Fasilitas Darat Pelabuhan Anggrek 36
Tabel 50 Rencana Pengembangan Perairan Pelabuhan Anggrek 37
Tabel 51 Perkiraan Biaya Pembangunan Pelabuhan Anggrek 52
Tabel 52 Rekapitulasi Perkiraan Biaya Pembangunan Pelabuhan Anggrek 54
Tabel 53 Biaya Operasional dan Biaya Penyusutan Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 54
Tabel 54 Rekapitulasi Perhitungan Pendapatan Pelabuhan Anggrek 54
Tabel 55 Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 55
Tabel 56 Net Present Value (NPV) Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 55
Tabel 1 Luas dan Wilayah Administrasi Provinsi Gorontalo 4
Tabel 57 Benefit Cost Ratio (BCR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 56
Tabel 2 Jumlah, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk Rata-RataProvinsi Gorontalo 5
Tabel 58 Financial Internal Rate o f Return (FIRR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 56
Tabel 3 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah) 5
Tabel 59 Simple Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 57
Tabel 4 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan (miliar rupiah) 6
Tabel 60 Discounted Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 57
Tabel 5 Lokasi Pelabuhan di Provinsi Gorontalo 7
Tabel 61 Hasil Analisis Finansial Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 58
Tabel 6 Lokasi Rencana Pelabuhan di Provinsi Gorontalo 8
Tabel 62 Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi 59
Tabel 7 Luas dan Wilayah Administrasi Kabupaten Gorontalo Utara 9
Tabel 63 Net Present Value (NPV) Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek
Tabel 8 Proyeksi Penduduk Eksisting Kabupaten Gorontalo Dalam Angka 10
pada Analisis Ekonomi 59
Tabel 9 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Gorontalo Utara (juta rupiah) 10
Tabel 64 Benefit Cost Ratio (BCR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi 59
Tabel 10 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara (juta rupiah) 11
Tabel 65 Economic Internal Rate o f Return (EIRR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 60
Tabel 11 Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara 11
Tabel 66 Simple Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi 60
Tabel 12 Lokasi Pelabuhan di Kabupaten Gorontalo Utara 12
Tabel 67 Discounted Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi 60
Tabel 13 Lokasi Rencana Pelabuhan di Provinsi Gorontalo 13
Tabel 68 Hasil Analisis Ekonomi Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 61
Tabel 14 Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan Anggrek 16 Tabel 69 Nilai Baku Mutu Udara 63
Tabel 15 Spesifikasi Kapal yang Beroperasi di Pelabuhan Anggrek 21 Tabel 70 Nilai Baku Mutu Air Laut 64
Tabel 16 Peralatan Milik Pelabuhan Anggrek 21
Tabel 17 Kapal yang Melayani Arus Pergerakan Barang di Pelabuhan Anggrek 22
Tabel 18 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek 22
Tabel 19 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 22
Tabel 20 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 22
Tabel 21 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek 22
Tabel 22 Standar Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 23 Standar Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 24 Standar Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 25 Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 26 Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 27 Kinerja Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 2 8 Populasi Penduduk W layah Hinterland Pelabuhan Anggrek 24
Tabel 2 9 Nilai PDRB Wilayah Hinterland Pelabuhan Anggrek 25
Tabel 3 0 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek 25
Tabel 31 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 26
Tabel 3 2 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek 26
Tabel 3 3 Lebar Lantai Dermaga berdasarkan Jenis Kapal 27
Tabel 3 4 Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) Pelabuhan Anggrek 27
Tabel 3 5 Kebutuhan Luasan Gudang Lini 1 dan Gudang Lini 2 Pelabuhan Anggrek 28
Tabel 3 6 Nilai Shed Occupancy Ratio (SOR) Pelabuhan Anggrek 28
Tabel 37 Kebutuhan Luasan Lapang Penumpukan Kargo Pelabuhan Anggrek 29
Tabel 38 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Kargo Pelabuhan Anggrek 29
Tabel 39 Kebutuhan Luasan Lapang Penumpukan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 30
Tabel 40 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 30
Tabel 41 Kebutuhan Luasan Fasilitas Pemadam Kebakaran Pelabuhan Anggrek 31
Tabel 42 Kebutuhan Luasan Fasilitas Pemeliharaan Peralatan Pelabuhan Anggrek 31
Tabel 43 Kebutuhan Fasilitas Pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Anggrek 32

iii
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Gambar 44 Layout Pengembangan Jangka Panjang Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 44


Gambar 45 Layout Zonasi Perairan Pelabuhan Anggrek 45
Gambar 46 Layout Zonasi Perairan Pelabuhan Anggrek pada Peta Laut Indonesia 46
Gambar 47 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Darat Pelabuhan Anggrek 47
Gambar 48 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
Pelabuhan Anggrek dengan Zonasi 48
Gambar 49 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
Pelabuhan Anggrek dengan Zonasi pada Peta Laut Indonesia 49
Gambar 50 Indikasi Kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Anggrek 50
Gambar 51 Indikasi Kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Anggrek
pada Peta Laut Indonesia 51
Gambar 52 Kondisi Komponen Kimia Fisik Pelabuhan Anggrek 62
Gambar 53 Kondisi Komponen Biologi Pelabuhan Anggrek 63
Gambar 1 Orientasi Lokasi Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo 3
Gambar 54 Kondisi Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya Pelabuhan Anggrek 63
Gambar 2 Orientasi Pencapaian Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo 3
Gambar 3 Wilayah Administrasi Provinsi Gorontalo 4
Gambar 4 Luas dan Wlayah Administrasi Provinsi Gorontalo 4
Gambar 5 Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo 5
Gambar 6 Kepadatan dan Laju Rata-rata Penduduk Provinsi Gorontalo 5
Gambar 7 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Berlaku 6
Gambar 8 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan 6
Gambar 9 Rencana Struktur Ruang Provinsi Gorontalo 8
Gambar 10 Rencana Pola Ruang Provinsi Gorontalo 9
Gambar 11 Wilayah Administrasi Kabupaten Gorontalo Utara 9
Gambar 12 Proyeksi Penduduk Eksisting Kabupaten Gorontalo Dalam Angka 10
Gambar 13 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Gorontalo Utara (juta rupiah) 11
Gambar 14 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara Quta rupiah) 11
Gambar 15 Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara 12
Gambar 16 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Gorontalo Utara 13
Gambar 17 Rencana Jaringan Jalan Kabupaten Gorontalo Utara 13
Gambar 18 Rencana Pola Ruang Kabupaten Gorontalo Utara 14
Gambar 19 Letak Pelabuhan Anggrek dan Wlayah Kerja 15
Gambar 20 Pelabuhan Sekitar Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo 15
Gambar 21 Wlayah Hinterland Eksisting Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo 16
Gambar 22 Pasang Surut Pelabuhan Anggrek 16
Gambar 23 Situasi Topografi Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo 17
Gambar 24 Hak Pengelolaan Lahan (HPL) Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo 18
Gambar 25 Situasi Bathimetri Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo 19
Gambar 26 Layout Eksisting Pelabuhan Anggrek 20
Gambar 27 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek 22
Gambar 28 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 22
Gambar 29 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek 23
Gambar 30 Populasi Penduduk W layah Hinterland Pelabuhan Anggrek 24
Gambar 31 Nilai PDRB W layah Hinterland Pelabuhan Anggrek 25
Gambar 32 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek 25
Gambar 33 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 26
Gambar 34 Proyeksi Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek 26
Gambar 35 Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) Pelabuhan Anggrek 28
Gambar 36 Nilai Shed Occupancy Ratio (SOR) Pelabuhan Anggrek 29
Gambar 37 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Kargo Pelabuhan Anggrek 30
Gambar 38 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 31
Gambar 39 Layout Eksisting Pelabuhan Anggrek 39
Gambar 40 Zonasi Daratan Pelabuhan Anggrek 40
Gambar 41 Sirkulasi Pergerakan Pelabuhan Anggrek 41
Gambar 42 Layout Pengembangan Jangka Pendek Pelabuhan Anggrek 2019 - 2023 42
Gambar 43 Layout Pengembangan Jangka Menengah Pelabuhan Anggrek 2019 - 2028 43

IV
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6042;
I. Pendahuluan
9. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, Lembaran Negara Republik Indonesia
1.1 Latar Belakang Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070 sebagaimana telah
Fungsi pelabuhan tertuang di dalam Undang-undang RI nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Pemerintah nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhan serta perubahannya pada Peraturan Pemerintah nomor 64 Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731;
tahun 2015, yakni sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, khususnya kelancaran
perpindahan muatan angkutan laut dan darat, sehingga dibutuhkan perencanaan pembangunan pelabuhan yang 10. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian, Lembaran Negara Republik Indonesia
tepat dan memenuhi persyaratan teknis kepelabuhanan, kelestarian lingkungan, tata ruang sosial, keselamatan Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093;
pelayaran, ekonomi, dan finansial. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108 sebagaimana
Sehubungan fungsi pelabuhan serta amanat perundangan di atas, maka mengharuskan setiap pelabuhan memiliki telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan yang tertuang dalam suatu rencana Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208;
pengembangan tata ruang untuk kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim, Lembaran Negara
pendek 5 tahunan, menengah 10 tahunan, dan panjang 20 tahunan, agar dapat menjamin kepastian usaha dan
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109;
pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat guna, efisien, dan berkesinambungan, pun
13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
tak terkecuali Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo.
Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
102, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5884;
Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Anggrek tersebut diwujudkan dalam suatu
14. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
rencana pengaturan ruang Pelabuhan Anggrek berupa peruntukan tanah dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja
Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo dalam suatu dokumen
Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek yang disinkronkan dengan perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun
Gorontalo Utara dan Provinsi Gorontalo. Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek telah disusun mulai tahun 2005
2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
dan telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 44 Tahun 2006 tentang Rencana Induk
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah oleh Peraturan
Pelabuhan Anggrek, kemudian dikaji ulang pada tahun 2014 dan belum ditetapkan.
Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
Saat ini, 4 tahun berselang sejak disusunnya kaji ulang Rencana Induk Pelabuhan Anggrek, pergerakan barang di
15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
Pelabuhan Anggrek meningkat cukup signifikan, sehingga dilakukan pemutakhiran data, kondisi eksisting
16. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan;
pelabuhan, serta proyeksi pergerakan dalam Rencana Induk Pelabuhan Anggrek yang didasarkan pada surat
17. Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2007 tentang Fasilitas Umum;
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Anggrek Nomor UM.002/02/03/UPP.AGR-18 tanggal 12
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit
Februari 2018 perihal Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek berisikan justifikasi untuk Updating Rencana
Induk Pelabuhan Anggrek tahun 2014 sebagai berikut: Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44
1. Data aktivitas bongkar muat dan data kunjungan kapal di pelabuhan Anggrek dari tahun 2 0 1 2 -2 0 1 7 mengalami Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62 Tahun 2010 Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri
peningkatan yang signifikan;
2. Hasil Studi pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Gorontalo - Paguyaman - Anggrek - Perhubungan Nomor PM 130 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, Berita Negara
Kwandang (Gopandang) tahun 2013, dimana Pelabuhan Anggrek merupakan zona inti dalam pengembangan
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1400 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan
Kawasan tersebut;
Nomor PM 77 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62 Tahun
3. Data satuan produksi (2012 - 2017) perkembangan pemasaran komoditi jagung di Provinsi Gorontalo
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, Berita Negara Republik
mengalami peningkatan yang signifikan baik antar pulau maupun ekspor ke negara-negara tetangga.
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1184;
19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP);
1.2 Dasar Hukum
20. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2011 tentang Telekomunikasi - Pelayaran;
Peraturan perundangan terkait yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Anggrek 21. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi sebagaimana
Provinsi Gorontalo ini adalah sebagai berikut: telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Lembaran Negara 1960 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi, Berita Negara
- 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043; Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1880, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor PM 136 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132; Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1309;
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 22. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan
2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725; dan Pelabuhan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 731;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 23. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849; Angkutan Laut, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1523, sebagaimana telah diubah oleh
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Lembaran Negara Tahun 2009 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025; Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut, Berita
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 966;
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 24. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2014 tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan
5059; Maritim, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1115;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia 25. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 78 Tahun 2014 tentang Standar Biaya di Lingkungan Kementerian
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587; Pehubungan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1968;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Lembaran 26. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Pelayaran, Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 272;
4833, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas 27. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 37 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang W layah Nasional, Lembaran Laut, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 276, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan

1
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Menteri Perhubungan Nomor PM 119 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Tujuan penyusunan Updating Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo diberikan dalam beberapa
Nomor PM 37 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut, Berita Negara Republik poin berikut:
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1231; 1. Acuan pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas serta utilitas pelabuhan yang disusun dalam
28. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, Berita suatu tahapan pembangunan dan pengembangan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang;
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 311, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri 2. Acuan dalam pelaksanaan pengelolaan pelabuhan yang diberikan dalam batas-batas penyelenggaran
Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo sesuai rencana kebutuhan operasional pelabuhan;
51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 3. Memberikan jaminan keselamatan pelayaran serta kelancaran dan ketertiban dalam penyelenggaraan
Nomor 1867; pelabuhan;
29. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal, Berita 4. Acuan pengelolaan dan arahan jenis-jenis penanganan lingkungan;
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 390; 5. Memberikan kepastian hukum dan kepastian usaha bagi para pihak yang terkait, meliputi penyelenggara,
30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian pengguna jasa, serta pihak terkait lainnya di Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo.
Perhubungan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844 sebagaimana telah diubah oleh
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri 1.4 Hierarki Pelabuhan
Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Berita
Hierarki Pelabuhan Anggrek menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri
Rencana Induk Pelabuhan Nasional adalah Pelabuhan Pengumpul dengan peran sebagai lokasi pelabuhan laut
Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan
yang dipergunakan untuk angkutan laut dan pengembangannya disesuaikan peran serta fungsinya, yakni:
Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Berita Negara
1. Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional kurang dari 50 mil laut;
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 816 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan
2. Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya minimal 50 mil;
Nomor PM 117 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189
3. Kedalaman kolam pelabuhan mulai -7 s.d. -9 mLWS;
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Berita Negara Republik Indonesia
4. Memiliki dermaga dengan kapasitas minimal 3.000 DWT;
Tahun 2017 Nomor 1891; 5. Panjang dermaga 120 - 350 m’;
31. Peraturan Menteri Perhubungan PM 129 Tahun 2016 tentang Alur Pelayaran di Laut dan Bangunan dan/atau
6. Luas lahan pelabuhan minimal 10 ha;
Instalasi di Perairan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573;
7. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.
32. Peraturan Menteri Perhubungan PM 20 Tahun 2017 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan
Sendiri, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573;
1.5 Lokasi Studi
33. Peraturan Menteri Perhubungan PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di
Lingkungan Kementerian Perhubungan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1710; Lokasi penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek Provinsi Gorontalo adalah Pelabuhan Anggrek yang
34. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan terletak di Desa llangata, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, dengan letak
Tanah, sebagaimana diubah Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional 6 astronomis 00° 51' 33,37" LU dan 122° 47' 38,18" BT, dimana orientasi lokasi Pelabuhan Anggrek diberikan dalam
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional 5 Tahun 2012 tentang Gambar 1 - Gambar 2 serta uraian sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 648, 1. Via Kota Gorontalo, yakni:
sebagaimana diubah Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional 22 Tahun a. Jakarta - Gorontalo, menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 3 jam;
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional 5 Tahun 2012 tentang b. Bandar Udara Jalaluddin Gorontalo - Pelabuhan Anggrek, menggunakan mobil dengan waktu tempuh 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1872; jam 15 menit.
35. Keputusan Menteri Perhubungan KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional;
36. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut UM.002/38/18/DJPL-11 tentang Standar Kinerja Pelayanan
Operasional Pelabuhan;
37. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut PP.001/2/19/DJPL-14 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Rencana Induk Pelabuhan;
38. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Gorontalo Tahun 2010 - 2030;
39. Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2013 - 2033.

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan Updating Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo ini diberikan dalam beberapa
poin berikut ini, yaitu:
1. Upaya untuk menyediakan pedoman perencanaan pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Anggrek
Provinsi Gorontalo sehingga pelaksanaan kegiatan pembangunan dapat dilakukan secara terstruktur,
menyeluruh, dan tuntas, mulai dari perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pembiayaan serta
partisipasi masyarakat dalam proses pemeliharaan pelabuhan yang sudah terbentuk;
2. Upaya pengendalian tercapainya target pembangunan dan pengembangan di Pelabuhan Anggrek Provinsi
Gorontalo agar sesuai rencana;
3. Mengakomodasi dan memperhatikan perubahan pola kebijakan maupun strategi pembangunan wilayah
Kabupaten Gorontalo Utara dan Provinsi Gorontalo dengan memperhitungkan kondisi realistis yang
berkembang yang memberi pengaruh terhadap arah rencana pembangunan dan pengembangan Pelabuhan
Anggrek Provinsi Gorontalo;
4. Arahan dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan ruang sisi darat dan sisi perairan di Pelabuhan Anggrek
Provinsi Gorontalo.

2
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

« 'l.» / * »
WMOIKtAM-iOtmAUtM'

, L, „•* ' "y'


LOKAN STUDl} i .

- JtN.r
u

P ELA BU H A N A NG G R EK
KOORDINAT: 0*51'33.37"LU 1 22 M 7 '38 .18 "B T
D E 8 A IL A N G A T A
KECAM ATAN A NG G R EK
KABUPATEN G O RO NTALO U TARA
PROVINSI G ORONTALO ssssr

Gambar 1 Orientasi Lokasi Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

M a la y s ia
.TBKK...
«»* u
iam-pa

AKSES JALAN DARAT


BANDARA JALALUDIN - PELABUHAN ANGGREK
58 MENIT PERJALANAN

um um «MCAMaiooafaiAagHuiimaaM*

ivasre...
oaa vtjjj aiacMMAN io< u ii btuoi
mAavHJJfUQQMO
K
M1M

Gambar 2 Orientasi Pencapaian Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

3
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Luas Wilayah Administrasi


No. KabJKota
II. Gambaran Umum Wilayah km2 % Kecamatan Desa Kelurahan
1 Kota Gorontalo 65,96 0,53 9 50 -
2.1 Provinsi Gorontalo
Gorontalo 12.435,00 100 77 72 661
2.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018
Provinsi Gorontalo, yang pada zaman kolonial terkenal dengan sebutan Semenanjung Gorontalo (Gorontalo
Peninsula), terletak pada 00° 19’ - 00° 57’ LU dan 121° 23’ - 125° 14’ BT, yakni di pesisir Utara Pulau Sulawesi.
Wilayah administrasi Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 Kabupaten dan 1 kota, 77 kecamatan, 72 kelurahan, serta 661 Luas Wilayah
desa dengan luas wilayah 12.070,16 km2. Wilayah terluas adalah Kabupaten Pohuwato dengan luas 4.455,60 km2 Provinsi Gorontalo
(35,83%) dan Kota Gorontalo merupakan wilayah terkecil dengan luas 65,96 km2 (0,53%) yang merupakan ibukota
5000 0
Provinsi Gorontalo. Luas dan wilayah administrasi Provinsi Gorontalo diberikan pada Gambar 3 - Gambar 4 dan
Tabel 1 dengan batas-batas geografis sebagai berikut: 4500 0
• Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi; 4000 0
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini;
3500 0 «Gorontalo
• Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara;
3000 0 ■ Boalemo
• Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah.
E 2500.0 ■ Pohuwato

2000.0 Bone Bolango

■ Gorontalo Utara
1500.0
t Kota Gorontalo
1000.0

500 0

0
Kab./Kota

Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018

Gambar 4 Luas dan Wilayah Administrasi Provinsi Gorontalo

2.1.2 Kondisi Fisik dan Klimatologi


2.1.2.1 Iklim
Suhu udara wilayah Provinsi Gorontalo yang letaknya di dekat garis khatulistiwa menjadikan daerah ini mempunyai
suhu udara yang cukup panas, dimana suhu minimum terjadi di bulan Agustus yakni 23,3 °C dan suhu maksimum
terjadi di bulan Oktober dengan 33,4 °C serta suhu udara rata-rata berkisar antara 26,6 - 28,0 °C. Kelembaban
udara wilayah relatif tinggi dengan rata- tertinggi tahun 2017 terjadi pada bulan Januari yang mencapai 85,0%,
curah hujan tertinggi terdapat di bulan Juni yakni 253 mm dan jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari
dan Mei sebanyak 22 hari, serta rata-rata kecepatan angin merata setiap bulan berkisar antara 2 - 3 knot.

2.1.2.2 Topografi

—'W Wilayah Provinsi Gorontalo mempunyai karakter topografi yang didominasi oleh karakter permukaan dataran,
perbukitan, dan pegunungan mulai 0 - 2.100 m di atas permukaan laut, dimana Gunung Tabongo yang terletak di
Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi dengan ketinggian 2.100 m di atas permukaan laut dan
Gunung Litu-litu yang terletak di Kabupaten Gorontalo merupakan gunung terendah dengan ketinggian 884 m di
Gambar 3 Wilayah Administrasi Provinsi Gorontalo atas permukaan laut.

2.1.2.3 Geologi
Tabel 1 Luas dan Wilayah Administrasi Provinsi Gorontalo Wilayah Provinsi Gorontalo berdasarkan Peta Geologi Lembar Tilamuta (S. Bachri, dkk 1993) merupakan bagian
dari lengan Utara Sulawesi yang sebagian besar batuannya ditempati oleh batuan gunung api Tersier. Dataran
Luas Wilayah Administrasi
No. KabJKota rendah memanjang, terbentang dari Danau Limboto ke Lembah Paguyaman yang diduga semula merupakan danau
km2 % Kecamatan Desa Kelurahan dijumpai di wilayah tengah bagian Timur. Batuan yang ada di daerah penyelidikan terdiri dari batuan yang berumur
1 Kabupaten Tersier hingga Kuarter dengan urutan dari yang tertua hingga termuda sebagai berikut:
2.143,48 17,24 7 - 86 1. Formasi Tinombo (Teot), terdiri dari lava basal, basal sepilitan, lava andesit, breksi gunung api, batu lanau, batu
1 Gorontalo
pasir hijau, batu gamping merah, batu gamping kelabu, dan batuan termalihkan lemah serta berumur Eosen-
2 Boalemo 1.736,61 13,97 19 14 191
pertengahan Oligosen;
3 Pohuwato 4.455,60 35,83 13 3 101 2. Formasi Dolokapa (Tmd), terdiri dari batu pasir wake, batu lanau, batu lumpur, komklomerat, tuf, tuf lapilli,
4 Bone Bolango 1.891,49 15,21 18 5 160 aglomerat, breksi gunung api, lava andesit serta berumur Miosen Tengah-Pertengahan Miosen Atas;
3. Kedua formasi batuan tersebut selanjutnya diintrusi oleh Diorit Boliohuto (Tmbo) yang terdiri dari diorit dan
5 Gorontalo Utara 1.777,02 14,72 11 - 123
granodiorit yang berumur Pertengahan MiosenTengah-Pertengahan Miosen Atas.
II Kota

4
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

2.1.3 Kondisi Kependudukan Wilayah


Jumlah penduduk Provinsi Gorontalo berdasarkan hasil Sensus tahun 2010 mencapai 1.040.164 jiwa dengan rata- Kepadatan dan Laju Rata-rata Penduduk
Provinsi Gorontalo
rata pertumbuhan 1,61%, sehingga proyeksi penduduk pada tahun 2017 menjadi 1.168.190 jiwa dengan penduduk
terbesar berada di Kabupaten Gorontalo, yakni 374.923 jiwa (32,09%) dan terkecil terdapat di Kabupaten Gorontalo 3500 0
Utara, yakni 55.755 (9,67%). Laju pertumbuhan penduduk secara umum di seluruh Kabupaten/Kota mengalami
3000 0
penurunan pada kurun tahun 2016 - 2017 menjadi 1,51%. Kepadatan penduduk rata-rata di Provinsi Gorontalo
adalah sebesar 94 jiwa/km2 dengan kepadatan terbesar berada di Kota Gorontalo sebesar 3.196 jiwa/km2 disusul 2500 0
Kabupaten Gorontalo sebesar 175 jiwa/km2 dan kepadatan terkecil berada di Kabupaten Pohuwato sebesar 35
jiwa/km2. Jumlah, laju pertumbuhan, dan kepadatan penduduk rata-rata Provinsi Gorontalo diberikan pada Tabel 2 2000 0
dan Gambar 5 - Gambar 6.
1500 0 *Kepadatan
Tabel 2 Jumlah, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk Rata-Rata Provinsi Gorontalo Laju
1000 0
2014 201 2016 2017
Kepadatan Laju
No. KabJKota Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah (jiwa/km2) (%) 500.0
(jiwa) __ (%) (jiwa) (%) (jiwa) (%) (%)
___( M __
1 Kabupaten .0

1 Gorontalo 145.580 13,05 149.832 13,22 154.008 13,38 158.333 13,55 91,17 2,86 Bolango Utara
174,91 0,69 Kab./Kota
2 Boalemo 368.149 33,00 370.441 32,69 372.856 32,40 374.923 32,09
3 Pohuwato 143.338 12,85 146.896 12,96 150.385 13,07 153.991 13,18 34,56 2,50
Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018
4 Bone Bolango 151.094 13,54 153.166 13,52 155.238 13,49 157.186 13,46 83,10 1,41
Gorontalo 9,82 110.700 9,77 111.824 9,72 112.975 9,67 52,75 1,10 Gambar 6 Kepadatan dan Laju Rata-rata Penduduk Provinsi Gorontalo
5 109.502
Utara
il Kota
18,04 3.195,60 2,20
2.1.4 Kondisi Perekonomian Wilayah
1 Kota Gorontalo 197.970 17,75 202.202 17,84 206.454 17,94 210.782
Gorontalo 1.115.633 100,00 1.133.237 100,00 1.150.765 100,00 1.168.190 100,00 93,94 1,61 Nilai PDRB Provinsi Gorontalo atas dasar harga berlaku dan harga konstan masing-masing mencapai 34,55 triliun
rupiah dan 25,09 triliun rupiah dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,52%. Sektor yang memberikan kontribusi
Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018
terbesar adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mencapai 9,32 triliun rupiah (38,01%),
sedangkan sektor lainnya yang cukup memberikan pengaruh kepada nilai PDRB adalah sektor Konstruksi mencapai
2,92 triliun rupiah (11,52%) serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Jumlah Penduduk
Provinsi Gorontalo
mencapai 2,74 triliun rupiah (11,41%). Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo atas dasar
harga berlaku dan harga konstan diberikan pada Tabel 3 - Tabel 4 serta Gambar 3 - Gambar 4, dimana parameter
1180000.0 yang menjadi nilai PDRB ini terdiri dari 17 (tujuh belas) sektor, yakni:
1170000 0 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;
1160000 0 2. Pertambangan dan Penggalian;
3. Industri Pengolahan;
1150000 0
4. Pengadaan Listrik dan Gas;
1140000.0 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;
| 1130000 0 6. Konstruksi;
1120000 0 7. Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
8. Transportasi dan Pergudangan;
1110000 0
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum;
1100000 0 10. Informasi dan Komunikasi;
1090000 0 11. Jasa Keuangan dan Asuransi;
1080000 0
12. Real Estat;
2014 2015 2016 2017 13. Jasa Perusahaan;
tahun 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib;
15. Jasa Pendidikan;
Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
17. Jasa Lainnya.
Gambar 5 Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo
Tabel 3 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah)

No. Uraian 2014 2015 2016 2017

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9.511,57 10.542,86 11.799,10 13.130,02


2 Pertambangan dan Penggalian 331,42 375,72 380,96 399,98
3 Industri Pengolahan 1.051,64 1.191,32 1.333,94 1.413,09
4 Pengadaan Listrik dan Gas 11,71 10,08 12,99 15,80
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 12,76 14,01 16,94 19,93
6 Konstruksi 2.971,32 3.525,79 3.820,28 3.978,86

5
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

No. Uraian 2014 2015 2016 2017 No. Uraian 2014 2015 2016 2017

7 Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.624,85 2.997,64 3.484,22 3.943,17 7 Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.151,87 2.275,22 2.500,71 2.740,61
8 Transportasi dan Pergudangan 1.535,45 1.790,68 1.974,18 2.093,04 8 Transportasi dan Pergudangan 1.207,88 1.324,74 1.410,38 1.485,47
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 540,44 639,59 721,03 815,61 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 446,92 482,90 524,98 580,73
10 Informasi dan Komunikasi 631,10 721,78 828,34 921,97 10 Informasi dan Komunikasi 587,23 644,77 710,71 785,82
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 930,75 1.075,65 1.314,11 1.493,40 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 742,57 817,90 968,83 1.064,49
12 Real Estat 463,94 541,92 617,52 661,58 12 Real Estat 396,25 428,83 464,45 489,18
13 Jasa Perusahaan 24,30 28,07 31,20 33,45 13 Jasa Perusahaan 20,19 21,32 22,57 23,82
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.214,14 2.358,85 2.422,50 2.427,47 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.906,73 1.978,59 1.976,61 1.978,46
15 Jasa Pendidikan 1.051,89 1.186,51 1.288,64 1.442,74 15 Jasa Pendidikan 894,72 958,61 994,83 1.056,57
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 862,82 1.014,32 1.142,24 1.217,05 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 726,38 803,68 871,82 914,89

17 Jasa Lainnya 423,69 478,63 513,92 540,40 17 Jasa Lainnya 374,18 392,59 406,47 420,88
Gorontalo 25.193,79 28.493,42 31.702,11 34.547,56 Gorontalo 20.775,81 22.068,80 23.507,62 25.092,73

Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018 Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018

PDRBADHB PDRBADHK
Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo

40000.0 30000.0

35000.0
25000.0
30000.0

25000.0 20000.0
a
tL a
20000.0 oc
| 15000.0
1
15000.0 1

10000.0 10000.0

5000.0
5000.0
.0
2014 2015 2016 2017
tahun .0
2014 2015 2016 2017
tahun

• m10—» — 11 m » n 12 —♦ —»13*—»—*14—» — 15 16 17

Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018

Gambar 7 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Berlaku Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018

Gambar 8 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan
Tabel 4 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan (miliar rupiah)
2.1.5 Sektor Unggulan Potensi Wilayah
No. Uraian 2014 2015 2016 2017
Pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor unggulan wilayah Provinsi Gorontalo yang sampai saat ini
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7.698,32 8.024,61 8.540,21 9.316,24
merupakan pemberi kontribusi terbesar bagi perekonomian wilayah. Potensi lainnya adalah produk perkebunan
2 Pertambangan dan Penggalian 283,11 294,31 294,53 308,41 berupa jagung dan gula cair yang juga merupakan komoditi besar serta pariwisata dan potensi pertambangan dan
3 Industri Pengolahan 843,80 883,13 941,23 973,80 penggalian. Produk-produk sektor unggulan beserta turunannya tersebut merupakan potensi demand bagi aktivitas
15,55 17,42 18,90
pergerakan barang melalui simpul-simpul transportasi di Provinsi Gorontalo, khususnya Pelabuhan.
4 Pengadaan Listrik dan Gas 15,29
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 10,25 10,50 12,06 14,03
6 Konstruksi 2.470,12 2.711,55 2.849,81 2.920,43

6
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

2.1.6 Jaringan Transportasi Wilayah Tabel 6 Lokasi Pelabuhan di Provinsi Gorontalo


2.1.6.1 Pengantar Hierarki
No. Kab./Kota Pelabuhan Ket.
Pergerakan transportasi di dalam Provinsi Gorontalo adalah melalui jalan dengan sarana angkutan mobil, baik mobil 2017 2022 2027 2037
penumpang maupun angkutan barang, pribadi maupun reguler umum, sedangkan untuk pergerakan barang 1 Lokasi Pelabuhan Laut yang Digunakan untuk Angkutan Laut
maupun orang dari dan menuju wilayah provinsi dilayani melalui pelabuhan-pelabuhan dan bandar udara yang 1 Boalemo Tilamuta PR PR PR PR *
terdapat di Provinsi Gorontalo. *
2 Gorontalo Gorontalo PP PP PP PP
3 Gorontalo Utara Anggrek PP PP PP PP *
2.1.6.2 Jaringan Transportasi Darat
4 Gorontalo Utara Kwandang PR PR PR PR *
Jaringan transportasi darat eksisting di Provinsi Gorontalo, khususnya terkait pengembangan Pelabuhan Anggrek
terdiri dari: 5 Pohuwato Bumbulan PL PL PL PL
1. Jaringan lalu lintas angkutan jalan, terdiri dari: Sumber: PM Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017 tentang RIPN
a. Jaringan jalan, meliputi:
1) Jalan arteri, yakni: Keterangan:
* Kantor Pelabuhan
a) Jalan lintas Barat Sulawesi, meliputi Atinggola/batas Sulawesi Utara - Kwandang - Molingkapoto
** Hub Internasional
- Tolinggula - Buol / batas Sulawesi Tengah;
TL Tol Laut
b) Jalan lintas tengah Sulawesi, meliputi batas Sulawesi Tengah - Marisa - Paguyaman - Isimu - DW Destinasi Wisata
Gorontalo - Taludaa; TK Penetapan Hierarki berdasarkan Pengawasan Terminal Khusus
c) Jalan pengumpan antarjalan lintas Sulawesi, meliputi Kwandang - Isimu.
2) Jalan kolektor; 2.1.6.4 Jaringan T ransportasi Udara
3) Pengembangan jalan bebas hambatan.
b. Simpul jaringan transportasi jalan berupa terminal penumpang dan terminal barang. Jaringan transportasi udara di Provinsi Gorontalo, terdiri atas:
c. Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan perkotaan berupa trayek angkutan umum yang melayani 1. Tatanan kebandarudaraan, meliputi:
angkutan dalam kota, angkutan kota dalam provinsi, dan angkutan antar kota antar provinsi; a. Bandar udara pengumpul, yakni Bandar Udara Djalaluddin yang merupakan bandar udara nasional
2. Jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan. (domestik);
b. Bandar udara pengumpan di Kabupaten Pohuwato yang merupakan bandar udara provinsi.
2.1.6.3 Jaringan T ransportasi Laut 2. Jalur penerbangan, meliputi:
a. Jalur penerbangan nasional, terdiri dari:
2.1.6.3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Gorontalo 1) Gorontalo (Bandar Udara Djalaluddin) - Sultan Hasanuddin (Makassar);
Jaringan transportasi laut di Provinsi Gorontalo, terdiri atas: 2) Djalaluddin (Gorontalo) - Mutiara (Palu) - Balikpapan;
1. Tatanan kepelabuhanan, yakni: 3) Djalaluddin (Gorontalo) - Tampapadang (Mamuju);
a. Nasional, meliputi Pelabuhan Pengumpul, yakni: 4) Djalaluddin (Gorontalo) - Sam Ratulangi (Manado);
1) Pelabuhan Anggrek, berfungsi untuk kegiatan untuk bongkar muat kargo dan peti kemas termasuk 5) Djalaluddin (Gorontalo) - Bubung (Kabupaten Luwuk, Sulawesi Tengah);
ekspor jagung ke Brunei Darusalam, Malaysia, Korea Selatan, dan Philipina, serta pelabuhan batubara 6) Djalaludin (Gorontalo) - Makasar - Surabaya - Jakarta;
sebagai bahan baku PLTU; 7) Djalaludin (Gorontalo) - Makasar - Jakarta;
2) Pelabuhan Kwandang, berfungsi untuk kegiatan penumpang dan barang khusus antar pulau. 8) Djalaludin (Gorontalo) - Makasar - Denpasar; dan
b. Provinsi, meliputi Pelabuhan Pengumpan, yakni: 9) Djalaludin (Gorontalo) - Jakarta.
1) Pelabuhan Tilamuta di Kabupaten Boalemo; b. Jalur penerbangan provinsi yakni Gorontalo (Bandar Udara Djalaluddin) - Pohuwato.
2) Pelabuhan Bumbulan di Kabupaten Pohuwato.
2. Alur pelayaran, terdiri dari: 2.1.7 Rencana Pengembangan dan Kebijakan Wilayah Provinsi Gorontalo
a. Alur pelayaran nasional, meliputi: 2.1.7.1 Pengantar
1) Bitung - Gorontalo - Luwuk - Kolonodale - Raha - Kendari - Bau Bau - Makassar;
2) Gorontalo - Bitung - Temate; Rencana pengembangan Provinsi Gorontalo pada kajian ini didasarkan pada dokumen perencanaan yang ada,
3) Gorontalo - Bitung - Balikpapan - Makassar - Surabaya - Jakarta; meliputi rencana struktur ruang, rencana pola ruang, rencana kawasan strategis, dan rencana pengembangan
4) Anggrek - Buol - Tolitoli - Balikpapan - Palu - Makassar - Surabaya - Jakarta; infrastruktur di wilayah Provinsi Gorontalo. Hal-hal tersebut, terutama yang terkait dengan pengembangan wilayah
5) Tilamuta - Dolong - Wakai - Ampana - Pagimana - Gorontalo; Kabupaten Gorontalo Utara yang hubungannya dengan pengembangan Pelabuhan Anggrek. Dokumen
6) Tilamuta - Dolong/Wakai - Ampana - Pagimana - Banggai - Kolonadale - Makassar; perencanaan wilayah tersebut yakni:
7) Kwandang - Paleleh - Leok - Lokodidi - Buol - Tolitoli - Wani; 1. Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi yang telah ditetapkan oleh Peraturan Presiden Nomor 88 tahun 2011;
8) Kwandang - T arakan - Balikpapan; 2. Rencana Tata Ruang Wlayah Provinsi Gorontalo tahun 2010 - 2030 yang sudah ditetapkan dalam Peraturan
9) Kwandang - Samarinda. Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 4 Tahun 2011;
b. Alur pelayaran provinsi, meliputi: 3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo 2017 - 2022;
1) G orontalo-Tilam uta-B um bulan, 4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Gorontalo 2005 - 2025.
2) Kwandang - Anggrek.
2.1.7.2 Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
2.1.6.3.2 Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi terdiri dari:
Simpul transportasi laut eksisting Provinsi Gorontalo menurut Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) yang 1. Struktur perkotaan wilayah Provinsi Gorontalo tersusun atas 1 Pusat Kegiatan Nasional (PKN), yakni Kota
merupakan Keputusan Menteri Perhubungan nomor KP 432 tahun 2017 tentang RIPN meliputi 6 lokasi pelabuhan Gorontalo;
laut yang digunakan untuk angkutan laut yang diberikan pada Tabel 5 2. Jaringan jalan yang terdiri dari:
a. Jalan arteri primer, yakni jaringan jalan lintas Timur Pulau Sulawesi yang menghubungkan Gorontalo -
Limboto - Isimu - Paguyaman - Tabulo - Marisa - Lemito - Molosipat - Lambunu - Mepanga - Tinombo
- Kasimbar - Asausu - Tumora - Tambarana - Poso;

7
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

b. Jalan kolektor primer, yakni jaringan jalan lintas Timur Pulau Sulawesi yang menghubungkan Bitung - a. Terminal penumpang, yakni:
Girian - Kema - Rumbia - Buyat - Molobog - Onggunoi - Pinolosian - Molibagu - Mamalia - Taludaa - 1) Tipe A di PKN Gorontalo dan di PKW Isimu, yang penentuan lokasinya mempertimbangkan lokasi yang
Gorontalo. dekat dengan jalan arteri atau kolektor-1 dan berakses tinggi ke pusat perbelanjaan;
3. Pengembangan jaringan jalur kereta api antar kota yang meliputi jaringan jalur Kereta Api Lintas Barat 2) Terminal - terminal Tipe B Leato di Kota Gorontalo, Limboto di Kabupaten Gorontalo, Tilamuta, dan
Pulau Sulawesi bagian Utara yang menghubungkan Bitung - Gorontalo - Tilamuta - Marisa - Kasimbar - Mananggu di Kabupaten Boalemo dan Marisa di Kabupaten Pohuwato, Kwandang Kabupaten
Tobali - Palu. Gorontalo Utara, Suwawa dan Taludaa di Kabupaten Bone Bolango yang penentuan lokasinya
mempertimbangkan lokasi yang dekat atau berakses tinggi ke pusat perbelanjaan;
2.1.7.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo tahun 2010 - 2030 b. Terminal barang berupa Terminal barang yang lokasinya di dekat Kawasan Terpadu industri, pergudangan
dan perdagangan Isimu, dekat Stasiun KA dan mempunyai akses tinggi ke Bandara Djalaluddin serta
2.1.7.3.1 Rencana Struktur Ruang Pelabuhan Gorontalo, Pelabuhan Anggrek dan Pelabuhan Kwandang, Pelabuhan Tilamuta, Pelabuhan
Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo meliputi (diberikan dalam Gambar 9): Penyeberangan Kota, Penyeberangan Marisa, Pelabuhan Laut Bumbulan, dan Pelabuhan Laut Kabila
1. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan; Bone.
2. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Wlayah yang terdiri dari: 3. Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan perkotaan berupa trayek angkutan umum yang melayani
a. Sistem Jaringan Transportasi; angkutan dalam kota, angkutan kota dalam provinsi, dan angkutan antar kota antar provinsi, yakni:
b. Sistem Jaringan Energi; a. Rencana trayek TERMINAL 42 Andalas - Jl. Bengsol - Tapa - Bongo Pini - TERMINAL 42 Andalas;
c. Sistem Jaringan Sumber Daya Air; b. Rencana trayek Suwawa (Pasar Minggu) - Kabila - Kota Gorontalo (RS Lama) - Jalan Dua
d. Sistem Jaringan Telekomunikasi. Susun/Pengeran Hidayat - Tapa - Bolango Timur - Kabila - Suwawa (Kantor Bupati);
3. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana W layah Lainnya yang terdiri dari: c. Rencana trayek Tapa (Pasar Kamis) - Kota Gorontalo (RS Lama) - Kabila - Suwawa (Kantor Bupati) -
a. Sistem Jaringan Persampahan Limbah Cair; Pasar Minggu - Kabila - Bolango Timur - Tapa;
b. Sistem Jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah. d. Rencana trayek terminal Dungingi.

2.1.7.3.1.2 Sistem Transportasi Perkeretaapian


Sistem jaringan kereta api adalah jaringan kereta api lintas utama, terdiri dari:
1. Jaringan jalur kereta api nasional lintas utama di Provinsi, meliputi:
a. Perbatasan Provinsi Sulawesi tengah - Kota Marisa - Kota Tilamuta - Kota Isimu - Kota Kwandang -
Perbatasan Provinsi Sulawesi Utara;
b. Kota Isimu - Kota Gorontalo - Bone Bolango - Perbatasan Provinsi Sulawesi Utara.
2. Jaringan jalur kereta api nasional lintas utama di wilayah Gorontalo ini melalui Stasiun kereta api Popayato dan
Marisa di Kabupaten Pohuwato - Tilamuta di Kabupaten Boalemo - Isimu di Kabupaten Gorontalo - Stasiun
utama kereta api di Kota Gorontalo - Taludaa di Kabupaten Bone Bolango - Kwandang di Kabupaten Gorontalo
Utara;
3. Jaringan jalur kereta api nasional lintas utama di Provinsi'yang masuk dalam prioritas meliputi lintas Gorontalo
- Manado - Bitung;
4. Pengembangan jaringan KA di provinsi Gorontalo merupakan prioritas tinggi dan dititikberatkan pada angkutan
barang.

2.1.7.3.1.3 Sistem Transportasi Laut


Rencana transportasi laut Provinsi Gorontalo adalah pengembangan sistem transportasi laut eksisting dan juga
pelabuhan-pelabuhan rencana yang disebutkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan nomor KP 432 tahun 2017
tentang RIPN sejumlah 12 pelabuhan dengan hierarki Pelabuhan Lokal (PL) serta diberikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Lokasi Rencana Pelabuhan di Provinsi Gorontalo
UPMTMa RENCAH*MDUK PELABUHAN ANGGRIK Hierarki
fttOYWSIOOKONTALQ
TAHUHANGOAHAW 9011 No. Kab./Kota Pelabuhan Ket.
2017 2022 2027 2037
•+ 1 Rencana Lokasi Pelabuhan Laut
1 Boalemo Wongorasi PL PL PL PL
KAWASAN STRATEGIS
(KTRW 2010 • 2C30) 2 Gorontalo Molotabu PL PL PL PL
PROVINSI OOKOHTALO

3 Gorontalo Utara Biao PL PL PL PL


ESSE™ 4 Gorontalo Utara Bolontio PL PL PL PL
5 Gorontalo Utara Buroko PL PL PL PL
Gambar 9 Rencana Struktur Ruang Provinsi Gorontalo
6 Gorontalo Utara Gentuma PL PL PL PL
7 Gorontalo Utara Munano PL PL PL PL
2.1.7.3.1.1 Sistem Transportasi Darat
8 Gorontalo Utara Sumalata PL PL PL PL
Rencana pengembangan Sistem Transportasi Darat Provinsi Gorontalo terdiri dari:
9 Gorontalo Utara Tolinggula PL PL PL PL
1. Sistem jaringan jalan meliputi:
a. Sistem jaringan primer yang peruntukannya untuk jalan antar kota yang tidak terputus; 10 Pohuwato Lemito PL PL PL PL
b. Sistem jaringan sekunder yang peruntukannya untuk jalan di dalam kota di luar sistem primer yang 11 Pohuwato Marisa PL PL PL PL
menerus. 12 Pohuwato Popayato PL PL PL
PL
2. Simpul transportasi, meliputi:
Sumber: PM Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017 tentang RIPN

8
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

2.1.7.3.1.4 Sistem Transportasi Udara 3 Kwandang Titidu 190,753 10,73

Rencana transportasi udara Provinsi Gorontalo adalah dengan pengembangan sistem transportasi udara eksisting. 4 Tomilito Dambalo 99,312 5,59
5 Ponelo Kepulauan Ponelo 7,832 0,44
2.1.7.3.2 Rencana Pola Ruang 6 Anggrek llangata 141,507 7,96
Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo meliputi (diberikan dalam Gambar 10): 7 Monano Mokonuwu 144,015 8,10
1. Pengembangan kawasan lindung; 8 Sumalata Bulontio Barat 305,590 17,20
2. Pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis.
9 Sumalata Timur Buladu 197,549 11,12
10 Tolinggula Tolinggula Tengah 213,891 12,04
11 Biau Biau 111,689 6,29
Gorontalo Utara 1.777,02 100
Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka, 2018

G am bar 10 Rencana Pola Ruang Provinsi Gorontalo

2.2 Kabupaten Gorontalo Utara


2.2.1 Letak dan Administrasi Wilayah
Letak astronomis Kabupaten Gorontalo Utara terletak antara 01° 07' 55” - 00° 41' 23” LU dan 121° 58’ 59" - 123°
16’ 2 9 ” BT dengan luas wilayah 2.141,86 km2 (17,22%) terdiri dari 11 kecamatan (diberikan pada Tabel 7 dan Gambar 11 W layah Administrasi Kabupaten Gorontalo Utara
G a m b a r 11), dimana kecamatan terluas adalah Kecamatan Atinggola sebesar 264,548 km2 (14,89%) dan
ke cam ata n terkecil adalah Kecamatan Ponelo Kepulauan sebesar 7,832 km2 (0,44%) serta batas-batas geografis
2.2.2 Kondisi Fisik dan Klimatologi Wilayah
s e b a g a i berikut:
• S ebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi; 2.2.2.1 Topografi
• S ebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango, Kondisi topografi wilayah Kabupaten Gorontalo Utara terdiri dari dataran dan didominisasi wilayah perbukitan dan
d a n Kabupaten Boalemo; pegunungan yang memiliki ketinggian bervariasi dari 0 meter dari permukaan laut (mdpl) sampai 88 mdpl, dimana
• S ebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara; wilayah datar terletak di Kecamatan Kwandang, Anggrek, dan Tolinggula, sedangkan wilayah pegunungan
• S ebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah. sebagian besar terletak di Kecamatan Sumalata, Tolinggula, dan Atinggola.
Tabel 7 Luas dan Wilayah Adm inistrasi Kabupaten Gorontalo Utara 2.2.2.2 Iklim

Luas
Data pengamatan unsur-unsur iklim yakni, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin
No. Kecamatan Ibukota yang mewakili Kabupaten Gorontalo Utara diperoleh dari hasil pencatatan sepanjang tahun 2017 oleh Badan
km2 % Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Gorontalo, yakni:
1 Atinggola Kotajin 264,548 14,89 1. Curah hujan rata-rata bulanan minimum Kabupaten Gorontalo Utara adalah 73 mm yang terjadi pada bulan
2 Gentuma Raya Gentuma 100,336 5,65 September dan curah hujan tertinggi mencapai 253 mm yang terjadi pada bulan Juni;

9
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

2. Nilai rata-rata suhu bulanan minimum mencapai 26,6 °C yang terjadi di bulan April dan rata-rata suhu maksimum
Penduduk Eksisting
mencapai 28,0 °C yang terjadi pada bulan Oktober; Kabupaten Gorontalo Utara
3. Nilai rata-rata penyinaran matahari bulanan minimum adalah 42,7% yang terjadi pada bulan Juni dan rata-rata
114000 0
penyinaran matahari bulanan maksimum sebesar 59,6% yang terjadi pada bulan November;
4. Kecepatan angin di wilayah kabupaten merata di setiap bulannya, yakni berkisar 1 2 - 3 4 knots dengan 112000.0
kecepatan terkecil terjadi di bulan November dan Desember, yakni 12 knots dan kecepatan terbesar terjadi di
bulan Oktober yakni 34 knots. 110000 0

2.2.2.3 Geologi, Fisiografi, dan Jenis Tanah 108000.0


I
Kondisi morfologi di Kabupaten Gorontalo Utara pada umumnya dibentuk oleh beberapa pegunungan antara lain 106000 0
pegunungan Dapi, Ulemba, Loba Perantanaan, dan pegunungan Tilong Kabila yang membentang dari Timur ke
Barat. Daerah pesisir utara yang merupakan wilayah dari Kabupaten Gorontalo Utara memiliki garis pantai sampai 104000.0
100 m dari daratan umumnya dan bervariasi berkisar antara 2,5 km - 25 km.
102000.0

Kondisi geologi di Kabupaten Gorontalo Utara umumnya terdiri dari:


100000 0
1. Qal (Aluvium), terdiri dari pasir, lempung, lanau, lumpur, kerikil, dan kerakal yang terdapat di muara S. Timbuala, 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
S. Lenenga, dan S. Tudiimanana; tahun
2. Ql (Batugamping Terumbu), terdiri dari batu gamping koral berwarna putih dan umumnya pejal, yang kemudian
membentuk P. Karang Bulolio dan P. Karang Buloliogut;
Sumber: Kabupaten Gorontalo Utara dalam Angka 2018
3. QTIs (Formasi Lokodidi), terdiri dari perselingan konglomerat, batu pasir, batu pasir konglomeratan, batu pasir
tufaan, tufa, batu lempung, serpih hitam; Gambar 12 Proyeksi Penduduk Eksisting Kabupaten Gorontalo Dalam Angka
4. Tpwv (Breksi W obedu), terdiri dari breksi gunung api aglomerat, tufa, tufa lapili dan lava, bersusunan andesitan
sampai basalan. Satuan ini banyak tersebar di daerah Tolinggula, Pesisir Sumalata, dan Kwandang;
5. Tmds (Formasi Dolokapa), terdiri dari batu pasir wake, batu lanau, batu lumpur, konglomerat, tufa, tufa lapili 2.2.4 Kondisi Perekonomian Wilayah
aglomerat, breksi gunung api, lava bersusunan andesitik sampai basaltik. Satuan ini dapat ditemukan di daerah Nilai PDRB Kabupaten Gorontalo Utara atas dasar harga berlaku dan harga konstan masing-masing mencapai 2,81
Sumalata, dan Kwandang; triliun rupiah dan 2,04 triliun rupiah dengan pertumbuhan rata-rata sampai 2017 di atas laju pertumbuhan rata-rata
6. Tmbv (Batuan Gunungapi Bilungala), terdiri dari breksi, tufa dan lava andesit sampai basalt. Satuan ini tersebar provinsi, yakni 7,43%, dimana secara rinci diberikan pada Tabel 9 - Tabel 11 serta Gambar 13 - Gambar 15.
di daerah Kwandang - Atinggola. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan, kemudian sektor lainnya yang juga cukup memberikan pengaruh kepada nilai PDRB
2.2.3 Kondisi Kependudukan Wilayah adalah sektor Konstruksi dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor.
Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo Utara berdasarkan sensus tahun 2010 adalah 104.617 jiwa, sehingga Tabel 9 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Gorontalo Utara (juta rupiah)
proyeksi jumlah penduduk tahun 2017 adalah 112.975 jiwa. Pertumbuhan serta kepadatan rata-rata per tahun
masing-masing adalah 1,84% serta 64 jiwa/km2. Proyeksi data kependudukan Kabupaten Gorontalo Utara dalam Tahun
No. Lapangan Usaha
Angka diberikan pada Tabel 8 dan Gambar 12. 2015 2016 2017
Tabel 8 Proyeksi Penduduk Eksisting Kabupaten Gorontalo Dalam Angka 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.079.671,8 1.267.470,7 1.426.579,6

Jenis Kelamin 2 Pertambangan dan Penggalian 52.674,5 53.849,2 56.078,5


No. Tahun Total 3
Laki-laki Perempuan Industri Pengolahan 44.087,5 48.457,2 50.481,3

53.128 51.489 104.617 4 Pengadaan Listrik dan Gas 528,7 700,6 858,4
1 2010
2 53.698 52.061 105.759 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 234,1 276,6 326,4
2011
52.797 6 Konstruksi 251.824,5 275.336,5 290.914,9
3 2012 54.295 107.092
4 54.902 53.422 108.324 7 Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 196.037,4 226.480,5 254.319,8
2013
55.504 53.998 109.502 8 Transportasi dan Pergudangan 90.222,1 97.903,5 103.247,8
5 2014
6 56.090 54.610 110.700 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 41.570,5 46.702,3 52.725,6
2015
56.589 55.235 111.824 10 Informasi dan Komunikasi 37.609,8 42.700,3 47.421,1
7 2016
8 2017 57.220 55.755 112.975 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 15.505,8 17.925,5 20.765,8
12 Real Estat 36.472,9 41.623,8 44.523,7
Sumber: Kabupaten Gorontalo Utara dalam Angka 2018
13,14 Jasa Perusahaan 1.293,2 1.465,8 1.597,6
15 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 215.058,1 220.741,4 222.199,9
16 Jasa Pendidikan 70.943,8 77.356,1 87.181,1
17 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 81.098,2 91.520,1 99.417,2
18, 19 Jasa Lainnya 47.607,1 50.588,4 53.845,2
PDRB ADHB Gorontalo Utara 2.262.440,0 2.561.098,5 2.812.483,9
Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka 2018

10
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

PDRB ADHB PDRB ADHK


Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Gorontalo Utara

1600000 0 1200000 0

1400000 0 *1
■1
■2
■2
»3
1200000 0 «3
4
4
■5
■5
1000000 0
■6 ■ 6
■7
■7
800000 0 ■8
■8
*9
■9
■ 10 ■ 10
600000 0
■ 11
■ 11
■ 12
■ 12
400000.0 13
113
■ 14
14
15
200000.0 15
16
16

L ~ L
2015
I lu i ■I
2016
IL l u
2017
■ 17
«17

2016 2017
tahun
tahun

Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka 2018


Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka 2018
Gambar 13 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Gorontalo Utara (juta rupiah)
Gambar 14 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara Guta rupiah)

Tabel 10 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara (juta rupiah)
Tabel 11 Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara
Tahun
No. Lapangan Usaha
2015 2016 2017 Tahun
No. Lapangan Usaha
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 838.237,8 914.865,8 1.002.782,9 2015 2016 2017

2 Pertambangan dan Penggalian 39.503,1 39.898,5 41.433,7 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,84 9,14 9,61

3 Industri Pengolahan 32.712,0 34.216,9 34.968,1 2 Pertambangan dan Penggalian 6,13 1,00 3,85

4 Pengadaan Listrik dan Gas 804,1 930,5 1.019,5 3 Industri Pengolahan 3,66 4,60 2,20

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 187,4 213,3 246,5 4 Pengadaan Listrik dan Gas 4,91 15,72 9,56

6 Konstruksi 189.040,3 202.500,0 211.065,7 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,09 13,82 15,56

7 Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 147.122,4 161.877,8 177.532,5 6 Konstruksi 9,92 7,12 4,23

8 Transportasi dan Pergudangan 69.190,0 73.364,7 77.537,7 7 Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,81 10,03 9,67

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 30.399,4 33.047,3 36.435,4 8 Transportasi dan Pergudangan 8,37 6,03 5,69

10 Informasi dan Komunikasi 32.333,7 35.525,1 39.244,5 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,76 8,71 10,25

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 11.806,8 13.229,1 15.034,2 10 Informasi dan Komunikasi 9,69 9,87 10,47

12 Real Estat 24.945,1 26.930,2 28.333,3 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 11,30 12,05 13,64

13,14 Jasa Perusahaan 968,1 1.040,8 1.115,0 12 Real Estat 7,88 7,96 5,21

15 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 190.205,6 190.229,0 191.218,2 13, 14 Jasa Perusahaan 7,38 7,51 7,13

16 Jasa Pendidikan 58.215,8 61.231,3 65.591,0 15 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,58 0,01 0,52

17 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 64.996,0 70.735,2 75.380,2 16 Jasa Pendidikan 8,64 5,18 7,12

18, 19 Jasa Lainnya 35.206,2 36.589,1 38.425,9 17 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,13 8,83 6,57

PDRB ADHK Gorontalo Utara 1.765.873,8 1.896.424,6 2.037.364,3 18, 19 Jasa Lainnya 4,72 3,93 5,02

Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka 2018 Laju PDRB ADHK Gorontalo Utara 7,22 7,74 7,43
Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka 2018

11
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

4) Kwandang - Samarinda.
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK
Kabupaten Gorontalo Utara b. Alur pelayaran provinsi, yakni Kwandang - Anggrek;
c. Alur pelayaran kabupaten, yakni Tokinggula - Biau - Sumalata - Sumalata Timur - Monano - Anggrek -
Kwandang - Ponelo Kepulauan - Saronde - Gentuma - Atinggola.

2.2.6.2.2 Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)


Simpul transportasi laut eksisting Kabupaten Gorontalo Utara menurut Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
yang merupakan Keputusan Menteri Perhubungan nomor KP 432 tahun 2017 tentang RIPN meliputi 2 lokasi
78000
pelabuhan laut yang digunakan untuk angkutan laut yang diberikan pada Tabel 12.
7 6000
Tabel 12 Lokasi Pelabuhan di Kabupaten Gorontalo Utara
J 7.4000
Hierarki
S No. Kab./Kota Pelabuhan Ket.
g 7 2000 2017 2022 2027 2037
E
7000 I Lokasi Pelabuhan Laut yang Digunakan untuk Angkutan Laut
1 Gorontalo Utara Anggrek PP PP PP PP *
6.8000

2 Gorontalo Utara Kwandang PR PR PR PR *

Sumber: PM Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017 tentang RIPN


Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka 2018 Keterangan:
* Kantor Pelabuhan
Gambar 15 Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara
** Hub Internasional
TL Tol Laut
2.2.5 Sektor Unggulan Potensi Wilayah DW Destinasi Wisata
TK Penetapan Hierarki berdasarkan Pengawasan Terminal Khusus
Pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor unggulan wilayah Kabupaten Gorontalo Utara yang sampai
saat ini merupakan pemberi kontribusi terbesar bagi perekonomian wilayah. Potensi lainnya adalah produk 2.2.6.3 Jaringan Transportasi Udara
perkebunan berupa jagung dan gula cair yang juga merupakan komoditi besar serta pariwisata dan potensi
pertambangan dan penggalian. Produk-produk sektor unggulan beserta turunannya tersebut merupakan potensi Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki sarana dan prasarana transportasi udara.
demand bagi aktivitas pergerakan barang melalui simpul-simpul transportasi di Provinsi Gorontalo, khususnya
Pelabuhan. 2.2.7 Rencana Pengembangan dan Kebijakan Wilayah
2.2.7.1 Pengantar
2.2.6 Jaringan Transportasi Wilayah
Rencana Tata Ruang Wlayah Kabupaten Gorontalo Utara 2011 - 2031 sudah ditetapkan secara hukum melalui
2.2.6.1 Jaringan Transportasi Darat Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Utara nomor 5 Tahun 2013, meliputi pengaturan rencana struktur ruang,
Jaringan transportasi darat eksisting di Kabupaten Gorontalo Utara, khususnya terkait pengembangan Pelabuhan rencana pola ruang, rencana kawasan strategis, dan rencana pengembangan infrastruktur di Kabupaten Gorontalo
Anggrek, meliputi jaringan lalu lintas angkutan jalan yang terdiri dari: Utara.
1. Jaringan jalan, meliputi:
a. Jalan arteri primer, memiliki panjang 191,20 km dan lebar 4,00 meter, yakni: 2.2.7.2 Rencana Struktur Ruang
1) Jalan lintas Barat Sulawesi, yakni ruas jalan Atinggola (batas Provinsi Sulawesi Utara) - Kwandang - Rencana Struktur Ruang Wlayah Kabupaten Gorontalo Utara meliputi (diberikan dalam Gambar 16):
Molingkapoto - Anggrek - Bulontio - Tolinggula - Buol (Batas Provinsi Sulawesi Tengah); 1. Rencana Pusat-pusat Kegiatan, terdiri dari:
2) Jalan pengumpan antar jalan lintas Sulawesi, yakni ruas jalan Molingkapoto - Isimu; a. Pusat Kegiatan W layah (PKW), yakni kawasan perkotaan Kwandang;
3) Ruas jalan Anggrek - Paguyaman. b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yakni kawasan perkotaan llangata di Kecamatan Anggrek;
b. Jalan kolektor primer, memiliki panjang 89,75 km terdiri dari 5 ruas; c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), yakni kawasan perkotaan Monano di Kecamatan Monano dan
c. Jalan lokal primer, terdiri atas 103 ruas; kawasan perkotaan Kotajin di Kecamatam Atinggola;
d. Jalan lingkungan primer, terdiri atas 52 ruas. d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yakni kawasan perkotaan Bulontia di Kecamatan Sumalata;
2. Simpul jaringan transportasi jalan berupa terminal penumpang dan terminal barang. e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), yakni pusat permukiman Desa Kotajin di Kecamatan Atinggola, Desa
3. Jaringan pelayanan lalu lintas berupa trayek yang melayani angkutan penumpang dan angkutan barang. Gentuma di Kecamatan Gentuma Raya, Desa Dambalo di Kecamatan Tomilito, Desa Ponelo di Kecamatan
Ponelo Kepulauan, Desa Buladu di Kecamatan Sumalata Timur, Desa Biau di Kecamatan Biau, dan Desa
2.2.6.2 Jaringan Transportasi Laut Tolinggula Tengah di Kecamatan Tolinggula.
2.2.6.2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gorontalo Utara 2. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Utama, yakni pengembangan Sistem Jaringan
Transportasi;
Jaringan transportasi laut di Kabupaten Gorontalo Utara, terdiri atas: 3. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Lainnya yang terdiri dari:
1. Tatanan kepelabuhanan, bersifat nasional, meliputi Pelabuhan Pengumpul, yakni: a. Sistem Jaringan Energi;
a. Pelabuhan Anggrek, berfungsi untuk kegiatan untuk bongkar muat kargo dan peti kemas termasuk ekspor b. Sistem Jaringan Telekomunikasi;
jagung ke Brunei Darusalam, Malaysia, Korea Selatan, dan Philipina, serta pelabuhan batubara sebagai c. Sistem Jaringan Sumber Daya Air;
bahan baku PLTU; d. Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan.
b. Pelabuhan Kwandang, berfungsi untuk kegiatan penumpang dan barang khusus antar pulau.
2. Alur pelayaran, terdiri dari:
a. Alur pelayaran nasional, meliputi:
1) Anggrek - Buol - Tolitoli - Balikpapan - Palu - Makassar - Surabaya - Jakarta;
2) Kwandang - Paleleh - Leok - Lokodidi - Buol - Tolitoli - Wani;
3) Kwandang - T arakan - Balikpapan;

12
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

0Mt KrivfW

.•terang* n
PKL

se Ss *

Gambar 17 Rencana Jaringan Jalan Kabupaten Gorontalo Utara


Gambar 16 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Gorontalo Utara
2.2.7.2.2 Sistem Transportasi Perkeretaapian
2.2.7.2.1 Sistem Transportasi Darat Rencana pengembangan sistem transportasi perkeretaapian di Kabupaten Gorontalo Utara terdiri dari:
1. Jaringan jalur kereta api nasional lintas utama di Provinsi Gorontalo, yakni: Perbatasan Provinsi Sulawesi
Rencana pengembangan sistem transportasi darat di Kabupaten Gorontalo Utara, khususnya terkait
Tengah - Kota Marisa - Kota Tilamuta - Kota Isimu - Kota Kwandang - Anggrek - Perbatasan Provinsi
pengembangan Pelabuhan Anggrek, terdiri dari:
Sulawesi Utara;
1. Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, terdiri dari:
2. Stasiun utama kereta api di Stasiun Kwandang.
a. Jaringan jalan, diberikan dalam Gambar 17, meliputi:
1) Jalan arteri primer, yakni:
2.27.2.3 Sistem Transportasi Laut
a) Jalan lintas Barat Sulawesi, yakni ruas jalan Atinggola (batas Provinsi Sulawesi Utara) - Kwandang
- Molingkapoto - Anggrek - Bulontio - Tolinggula - Buol (Batas Provinsi Sulawesi Tengah); 2.27.2.3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gorontalo Utara
b) Jalan pengumpan antar jalan lintas Sulawesi, yakni ruas jalan Molingkapoto - Isimu;
Pengembangan sistem transportasi laut di Kabupaten Gorontalo Utara, yakni mengembangkan jaringan
c) Ruas jalan Anggrek - Paguyaman.
transportasi laut eksisting.
2) Jalan kolektor primer, terdiri dari 5 ruas;
3) Jalan bebas hambatan, yakni Sulawesi Utara - Atinggola - Isimu;
2.27.2.3.2 Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
4) Jalan lokal primer, terdiri atas 21 ruas di 10 kecamatan;
5) Jalan lingkungan primer, terdiri atas 42 ruas di 9 kecamatan. Rencana transportasi laut Kabupaten Gorontalo Utara adalah pengembangan sistem transportasi laut eksisting dan
b. Jaringan prasarana lalu lintas, meliputi: juga pelabuhan-pelabuhan rencana yang disebutkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan nomor KP 432 tahun
1) Rencana pengembangan terminal penumpang tipe B di Kecamatan Kwandang; 2017 tentang RIPN sejumlah 7 pelabuhan dengan hierarki Pelabuhan Lokal (PL) serta diberikan pada Tabel 13.
2) Rencana pengembangan terminal penumpang tipe C di Moluo Kecamatan Kwandang, Atinggola,
Gentuma Raya, Anggrek, Monano, Sumalata (Bulontio), dan Papualangi (SP2); Tabel 13 Lokasi Rencana Pelabuhan di Provinsi Gorontalo
3) Rencana pengembangan terminal barang di Kecamatan Anggrek. Hierarki
c. Jaringan layanan lalu lintas berupa trayek yang melayani angkutan penumpang dan angkutan barang. No. Kab./Kota Pelabuhan Ket.
2017 2022 2027 2037
2. Jaringan penyeberangan, terdiri atas:
a. Pelabuhan penyeberangan, yakni Pelabuhan Penyeberangan Kwandang; I Rencana Lokasi Pelabuhan Laut
b. Lintas penyeberangan, yakni: 1 Gorontalo Utara Biao PL PL PL PL
1) Jalur yang menghubungkan Pelabuhan Penyeberangan Kwandang - Buol - Toli toli - Balikpapan; 2 Gorontalo Utara Bolontio PL PL PL PL
2) Jalur yang menghubungkan Pelabuhan Amurang - Pelabuhan Penyeberangan Kwandang - Toli-toli -
3 Gorontalo Utara Buroko PL PL PL PL
Tarakan;
3) Jalur yang menghubungkan ke pulau-pulau kecil di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara. 4 Gorontalo Utara Gentuma PL PL PL PL
5 Gorontalo Utara Munano PL PL PL PL

13
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Hierarki Kawasan strategis di Kabupaten Gorontalo Utara, terdiri dari;


No. Kab./Kota Pelabuhan Ket.
2017 2022 2027 2037 1. Kawasan Strategis Provinsi dari sudut ekonomi, terdiri dari:
a. KSP SUMATOA (Sumalata, Tolinggula, Anggrek), berupa pengembangan kawasan pertanian
6 Gorontalo Utara Sumalata PL PL PL PL
berkelanjutan yang dipaduselaraskan dengan pengembangan irigasi teknis;
7 Gorontalo Utara Tolinggula PL PL PL PL b. KSP ANGGREK, berupa pengembangan kawasan terpadu pelabuhan, peti kemas, dan pergudangan;
Sumber: PM Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017 tentang RIPN c. KSP GOPANDANG (Gorontalo, Paguyaman, Kwandang), yakni kawasan potensi pengembangan ekonomi
dengan sektor unggulan agrobisnis dan agroindustri;
d. Pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Gorontalo Utara serta kawasan pengelolaan Teluk
2.2.7.2.4 Sistem Transportasi Udara Tomini.
Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki sarana dan prasarana transportasi udara. 2. Kawasan Strategis Kabupaten, terdiri dari:
a. Sudut kepentingan ekonomi, terdiri dari:
2.2.7.3 Rencana Pola Ruang 1) Kawasan potensi ekonomi cepat tumbuh yang dikembangkan di Kecamatan Kwandang dan Anggrek;
2) Kawasan minapolitan yang dikembangkan di Kecamatan Kwandang, Anggrek, Monano, Sumalata
Rencana pola ruang wilayah kabupaten adalah rencana distribusi peruntukan ruang wilayah kabupaten yang Timur, dan Sumalata;
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan budi daya yang dituju sampai dengan akhir masa berlakunya 3) Kawasan agropolitan yang dikembangkan di Kecamatan Sumalata, Biau, dan Tolinggula;
RTRW kabupaten yang memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten hingga 20 (dua puluh) tahun 4) Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) yang dikembangkan di Kecamatan Anggrek, Monano, Sumalata
mendatang dan diberikan dalam Gambar 18. Timur, Sumalata, Biau, dan Tolinggula.
b. Sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi, terdiri dari:
1) Kawasan pengembangan ilmu pengetahuan sumber daya alam di Kecamatan Kwandang dan
Sumalata;
2) Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kecamatan Anggrek.

Gambar 18 Rencana Pola Ruang Kabupaten Gorontalo Utara

2.2.7.4 Rencana Kawasan Strategis


Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan sesuai
UU Nomor 26 Tahun 2007. Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis dan pelaksanaan penataan ruang
kawasan strategis kabupaten menjadi wewenang pemerintah daerah kabupaten dalam penyelenggaraan penataan
ruang. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh
besar terhadap:
1. Tata ruang di wilayah sekitarnya;
2. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya;
3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

14
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

3.1.1 Pelabuhan Sekitar


III. Kondisi Eksisting Pelabuhan Anggrek Pelabuhan yang ada di sekitar Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo dalam radius 200 km diberikan dalam
Gambar 20, terdiri dari:
3.1 Gambaran Umum Pelabuhan Anggrek
1. Pelabuhan Pengumpul, yakni Pelabuhan Gorontalo di pesisir Selatan provinsi, di Kota Gorontalo serta
Hierarki Pelabuhan Anggrek menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang Pelabuhan Labuhan Uki di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara;
Rencana Induk Pelabuhan Nasional adalah Pelabuhan Pengumpul dengan peran sebagai lokasi pelabuhan laut 2. Pelabuhan Regional, yakni Pelabuhan Kwandang di sebelah Timur Pelabuhan Anggrek dan masih berada di
yang dipergunakan untuk angkutan laut. Lokasi Pelabuhan Anggrek terletak pesisir Utara Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo Utara, yang melayani pergerakan penumpang serta barang antar pulau, Pelabuhan
Utara dengan jarak kurang lebih 2,5 km dari jalan nasional lintas Sulawesi, serta di Desa llingata, Kecamatan Tilamuta di Kabupaten Boalemo, serta Pelabuhan Leok di Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah;
Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, dengan letak astronomis 00° 51' 33,37" LU dan 122° 47' 3. Pelabuhan Lokal, yaitu Pelabuhan Bumbulan di Kabupaten Boalemo, pelabuhan-pelabuhan yang merupakan
38,18" BT. Letak Pelabuhan Anggrek beserta wilayah kerjanya diberikan dalam Gambar 19. wilayah kerja Pelabuhan Anggrek, yakni Biao, Bolontio, Munano, Sumalata, dan Tolinggula, serta Pelabuhan
Lokodidi di Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah.

KrMtVTt«MMreft'U(U«rcA>1
MKTOni .«UCOUk KWHtUNMi U4/T

~KPTE»AHOA)i kfUI «1r«M KfMMOWM

□ orraro«Ai

«TEBANGAN
rtnmummoaml*

*•»om'—o Q cmunan
K»e. Uugw M M Uws
B I 'O* [3 PMbuhan > « .»
■ H Klb B M
i K » . fKafenc
Kst» Oorcrsato
H Kao fctMng •.‘«i-gt.ni'CN»
HI K*bGwtttUtoUrva Kao. Mengoodow
H I Pc*uw»to Kao. SoUrig Mtreoodo» Uaro
i*"1 OWMto H i Ks0*c-~OJto'-fo
H i **>■
H I Cvsrttfo
I isw H i K|C-Oo'M'UtoU»’*
I 2900
H i '’" ‘«t Moctoog
HI ** PQlvwto
| MM
H i '45UttU**
| A900 H i ** T°0-™
HI Kola KyorU ’o

j 1800
| 2NO
| 3300
| 4300
I 3300

UCflATMO RENCANA MCUK R f LABUHANA M 0*1 K


PR0V1N3I GORONTALO
TAHUN AH00ARAH 2311
UPCATIS’3 RENCANA IMOUKPELABUHAN ANOCRIK

WHJLYAMKIRM
A f LABUHANANGGREK
(*** 77 TAHUN M il)
ntX&MfcRLr
RROVINBI GORONTALO
PELABUHAN SEKITAR L OKABI STU01
PROVINSI GORONTALO

Gambar 19 Letak Pelabuhan Anggrek dan Wilayah Kerja


Gambar 20 Pelabuhan Sekitar Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Pelabuhan Anggrek berjarak 18,6 km ke arah Barat Laut dari pusat kegiatan Kabupaten Gorontalo Utara di
Molingkapoto, Kecamatan Kwandang, serta ditempuh oleh mobil kurang lebih 20 - 30 menit. Situasi dan kondisi di
3.1.2 Hinterland Pelabuhan
sekitar pelabuhan berupa perbukitan dan kondisi jalan yang mapan menuju pelabuhan dari jalan nasional lintas
Sulawesi. Pelabuhan Anggrek melayani kegiatan sebagai berikut: Wilayah hinterland eksisting Pelabuhan Anggrek meliputi seluruh Provinsi Gorontalo, mengingat Pelabuhan
1. Bongkar dan muat barang kargo yang dilayani oleh kapal-kapal sebagai berikut: Anggrek merupakan pintu masuk dan keluar komoditi-komoditi untuk ekspor dan impor. Wlayah hinterland
a. Ukuran rata-rata 1.800 DWT (1.500 GT), memiliki panjang 74,52 m, lebar 12 m, dan kedalaman kapal 3,6 Pelabuhan Anggrek ini diberikan dalam Gambar 21.
m (kebutuhan kedalaman perairan 4 m);
b. Ukuran terbesar 3.600 DWT (3.000 GT), memiliki panjang 96 m, lebar 14 m, dan kedalaman kapal 4,2 m Keberadaan Pelabuhan Kwandang yang berada di Kabupaten Gorontalo Utara serta Pelabuhan Gorontalo di Kota
(kebutuhan kedalaman perairan 4,6 m) dengan kunjungan kurang lebih 20% dari total kunjungan kapal Gorontalo tidak memengaruhi wilayah hinterland pelabuhan karena Pelabuhan Kwandang diproyeksikan untuk
kargo. pelayanan pergerakan penumpang dan barang antar pulau, sedangkan Pelabuhan Gorontalo pun berada di pesisir
2. Peti kemas yang dilayani oleh kapal-kapal sebagai berikut: Selatan provinsi. Pelabuhan Anggrek sendiri diproyeksikan untuk pelayanan barang ekspor dan impor serta peti
a. Ukuran rata-rata 21.000 DWT (13.900 GT), memiliki panjang 161,85 m, lebar 25,6 m, dan kedalaman kapal kemas.
7.6 m (kebutuhan kedalaman perairan 8,4 m);
b. Ukuran terbesar 27.000 DWT (18.000 GT), memiliki panjang 177,3 m, lebar 28 m, dan kedalaman kapal
7.7 m (kebutuhan kedalaman perairan 8,5 m) dengan kunjungan kurang lebih 20% dari total kunjungan
kapal kargo.

15
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

JttJgrt_____________ ____________ 'g ^ * S t/n n _________________'>H»H U'njv*________________ w y *rt 3.1.5.2 Kondisi Pasang Surut
4A«K»T1MAS
C«W’ 0«A» * * * * * PMB*J IMCMt 11

«niKAWJAN Hasil pengamatan pasang surut Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut (diberikan Gambar 22):
^ | | F l i w i r * ™ » ,! 1. Tipe pasang surut Pelabuhan Anggrek ini merupakan tipe campuran condong ke harian ganda (mixed tide
-M prevailing semi diurnal) yang artinya pada umumnya dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut
K* Oc«r»
dengan ketinggian dan periode yang berbeda;
H i *'-'*arG '•«•f'jcodCM» 2. Tunggang pasang pasang surut Pelabuhan Anggrek adalah 2,01 m.
BW Kab. Oci**rg M * ? » * » * MtHfl
K*fc Ocuarg Mwgc/vSc* Utan
■ H Kab. Bcr* BoU-»)
Hinterland Pelabuhan Anggrek meliputi:
1. Provinsi Gorontalo H | KA&luM 2.500
2. Sebagian Kabupaten Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara)
H i ** O O
IO
OM
IO
'J K-b. CtfOl'j'a Utara
H i ^ P*X'VKiUuig
H I K * p0h u w 2.000
H i T*** OiM-Una
H I ^ Tot.roii
H i Kc<* Gorontalo
•• ,
‘. A M
.* * **•
■ 3
i
I i !; 4 i ! •• , • i £
I 1X0
I «CO
I S5C0
| 4X0
tftstftftjrafe s
:■ :: i v V y * %
I 53CO • ro

0.000
6/24/14 0 :0 0 6/26/14 0 :0 0 6/28/14 0 :0 0 6/30/14 0 :0 0 7/2/14 0 :0 0 7/4/14 0 :0 0 7/6/14 0 :0 0 7/8/14 0:00
Waktu Pengamatan
UrtJATIHO KENCANA PiOUKfftCABUHAN ANOORtK

Sumber: Draft RIP Anggrek, 2014

+■ Gambar 22 Pasang Surut Pelabuhan Anggrek


‘&»S5L..
MNHKLAN0
PC LASUHAN ANCCMff K
NNOVINII G0K0NTA10
3.1.5.3 Kondisi Arus
Hasil pengamatan arus di lokasi Pelabuhan Anggrek didapatkan bahwa:
1. Kecepatan arus secara keseluruhan sangatlah kecil, rata-rata di bawah 0,1 m/det;
2. Kecepatan maksimal 0,045 m/det dengan arah menuju Timur Laut;
Gambar 21 Wilayah Hinterland Eksisting Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo 3. Perairan Pelabuhan Anggrek aman untuk disandari kapal.

3.2 Fasilitas Eksisting Pelabuhan


3.1.3 Jalan Akses Pelabuhan
3.2.1 Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan
Lokasi Pelabuhan Anggrek kegiatan terletak di pesisir Utara Provinsi Gorontalo dengan jalan akses berbukit dan
berjarak 2,5 km dari jalan lintas Sulawesi serta kondisi mapan. Pelabuhan Anggrek berjarak 18,6 km dari pusat Kondisi fasilitas pokok dan penunjang Pelabuhan Anggrek menurut data KUPP Anggrek diberikan pada Tabel 14,
kegiatan Kabupaten Gorontalo Utara dan 63 km dari pusat kegiatan Kota Gorontalo. sedangkan layout eksisting Pelabuhan Anggrek diberikan pada Gambar 26.
Tabel 14 Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan Anggrek
3.1.4 Kondisi Topografi
Hasil topografi Pelabuhan Anggrek serta statusnya diberikan pada suatu layout peta dan rencana Hak Pengelolaan No. Uraian Satuan Dimensi Keterangan
Lahan (HPL) yang diberikan dalam Gambar 23 - Gambar 24 serta uraian di bawah ini:
1 Peralatan Pokok
1. Lahan perbukitan dengan ketinggian 0,5 - 1.970 mdpl;
2. Lahan yang dipergunakan oleh KUPP Anggrek saat ini berdasarkan informasi dari pihak KUPP Anggrek adalah 1 Dermaga
milik Kementerian Perhubungan Republik Indonesia berstatus Hak Pengelolaan Lahan (HPL) seluas 184.392 • Perlu Diperkuat:
m2 tanpa luasan fasilitas dermaga, trestle, dan causeway, sesuai sertipikat nomor B1142281 yang dikeluarkan a Segmen I m*1
23 60x12 • Konstruksi baja beton;
Kantor Pertanahan Kabupaten Gorontalo Utara tanggal 3 Juni 2016. • Tahun pembuatan 1997 dan 2003.
• Perlu Diperkuat:
b Segmen II m2 60x12 • Konstruksi baja beton;
3.1.5 Kondisi Hidrooseanografi • Tahun pembuatan 1997 dan 2003.
3.1.5.1 Kondisi Bathimetri • Perlu Diperkuat;
c Segmen III m2 33 x 12 • Konstruksi baja beton;
Perairan Pelabuhan Anggrek adalah perairan yang tersambung ke Laut Sulawesi dan terlindungi oleh Pulau Dudepo • Tahun pembuatan 1997 dan 2003.
di sebelah Utara sehingga terlindungi dari gelombang dari arah Laut Sulawesi dan hasil survei bathimetri yang • Konstrulsi baik;
d Segmen IV m2 50x20 • Konstruksi baja beton;
diperoleh dari draft Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek tahun 2014 (diberikan pada peta bathimetri di Gambar
• Tahun pembuatan 2003 dan 2011.
25) menunjukan: • Konstrulsi baik;
1. Kedalaman perairan depan dermaga pelabuhan (faceline) adalah -10 m; e Segmen V m2 50x20 • Konstruksi baja beton;
2. Alur pelayaran berkelok menuju Laut Sulawesi dengan kedalaman 10 - 100 m; • Tahun pembuatan 2003 dan 2011.
3. Perairan landai sampai ke kedalaman 20 meter yang berjarak 800 meter dari depan dermaga. • Konstrulsi baik;
f Segmen VI m2 50x20 • Konstruksi baja beton;
• Tahun pembuatan 2003 dan 2011.

16
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

JALAN AKSES BENCH MARK

BANGUNAN POSISI PENGUKURAN PASUT


ARUS 01
PEMUKIMAN POSISI PENGUKURAN ARUS

GARIS KONTUR POSISI TITIK BOR

BM 06 LAMA
X = W 7.080.00
Y = 94026,00
z = +J.457 mLWS

mLWS
CD
co
SAMPLE 'SEDIMEN

9 l» t « m K o o r d i n a t O o o g r a f l i i W O B 1S B 4
B la ta m K o o r d i n a t P r o y a h . l i U T M , W O S 8 4 Z o n a 8 1 N

UPDATING RENCANA INDUK PELABUHAN ANGGREK


PROVINSI GORONTALO
TAHUN ANGGARAN 2018

Z
a

Gambar 23 Situasi Topografi Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

17
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Goiontalo

122“ 47'31" t 122“ 47’ 46" E

2
K S M E N T E R IA M P E R H U B U N G A N
$ D IR E K T O R A T J E N D E R A L P B R H U B U N O A M L A U T

t—
m m
T— KETERANGAN l

b o
O
Jalan Akses Benchmark

Bangunan H Posisi Pengukuran Pasang Surul

Pemukiman ^ Poalsl Pengukuran Arus

Garts BabmeW Karang

DERMAGA EKSISTING SEGMEN 1 (60mX12m)

| DERMAGA EKSISTING SEGMEN 2 (60i*X12m)

| DERMAGA EKSISTING SEGMEN B (33mX12m)

DERMAGA EKSISTING SEGMEN U (50mX20m)

I DERMAGA EKSISTING SEGMEN 5 (50mX20ml

| 0ERMAGA EKSISTING SEGMEN 6 (50mX20m)

I TRESTEL 1 U2mX6m)

I TRESTEL 2

I TRESTEL 3 (64mX10m)

I TRESTEL 4 (64mX10m)

HAK PAKAI LAHAN

K PAKAI LAHAN
SERTIPIKAT NOMOR:
30.06.04.04.4.00003
LUAS: 184,392 M2
CM
r1
t—
CM
m m
b

b :
4 S la lo m K o o r d in a t G o o g ra tla i W O » 1S S4
S lo t o m K o o r d in a t P r o y o k a l i U T M , W O S B 4 Z o n a 8 1 N

UPDATING RENCANA INDUK PELABUHAN ANGGREK


PROVINSI GORONTALO
TAHUN ANGGARAN 2018

LAYOUT HAK PAKAI LAHAN


PELABUHAN ANGGREK

... — t

122° 4 7 '3 1 ” E 122° 47' 46" E

Gambar 24 Hak Pengelolaan Lahan (HPL) Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo


18
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

KETERANGAN
1, Gudang
1 Terminal Penumpang
3. KUPP
A. Pol
5. Rumah Dinar
6. Polili
7. Depo A lp ai Cair
8. Depo Gula Cair
9. Lapangan Penumpukan Peli Kemai
10. lapangan Penumpukan Cargo Umum

LEGENDA

B JALAN AKflEB

| H 3 I | BANGUNAN

> * ] GARIS KONTUR

| & | BENCHMARK

m POfilSl PENGUKURAN PASUT

m P03I3I PENGUKURAN ARU3

+
1:4 0 0
TSroTCionaS

RENCANA INDUK PELABUHAN ANGGREK


PROVINSI GORONTALO

Naina a«nibar

SITUASI BATIMETRI
PELABUHAN ANGGREK

Gambar 25 Situasi Bathimetri Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo


19
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

122° 47’ 46" E

/ / -10 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN


( DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
V\
v KETERANGAN

1 Ow)«n||
2 Tern'innJ Pi‘fi,< r p jr g
— z 1 MIM*
4. <*<W
5. R-jiva I* O tn ji
t Mhl
> U i'po A \p .il U »
». O hoCm-MC»
'2. u pa riu r RcriLmptTjr frUKimii*
10 U im iw p r(T.i.'npk.K.in C.u«:>upium

B(RHAGA EKSISTING SEGMEN 1 (60MX12


(REPLACEMENT UPPER S T P u V jiJP E ) .^----

k \

/DERMAGA EKSISTING SEGMEN 2 (60MX12M)


(REPLACEMENT UPPER STRU LTURE)
153 m ^

UERMAGA EHSiSTING SEliMtN i I33MX12M


(REPLACEMENT UPPER S RU6JUREI

;RMAGA EKSISTING SEGME] A IS0MX20M)

'K SISTING SEGMEN 5MMMX20M! LEGENDA

B JA U H M U 9

| f = a | BANGUNAN

m r-VVWAlN

T:NG SEGM ENT I50H \'m


& | QAniS KONTUH

EH
W POGlSl HtN OU <U »W HASUT

I g | POSISI PENGUK'JKAHAAUS

TOO

RENCANA INDUK PELABUHAN ANGGREK


PROVINSI GORONTALO

LAYOUT EKSISTING
PELABUHAN ANGGREK

BUKIT

122° 47' 46" E

Gambar 26 Layout Eksisting Pelabuhan Anggrek


Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

2. Peti kemas yang dilayani oleh kapal-kapal sebagai berikut:


No. Uraian Satuan Dimensi Keterangan
a. Ukuran rata-rata 21.000 DWT (13.900 GT), memiliki panjang 161,85 m, lebar 25,6 m, dan kedalaman kapal
1 Peralatan Pokok 7.6 m (kebutuhan kedalaman perairan 8,4 m);
b. Ukuran terbesar 27.000 DWT (18.000 GT), memiliki panjang 177,3: m, lebar 28 m, dan kedalaman kapal
2 Trestle
7.7 m (kebutuhan kedalaman perairan 8,5 m) dengan kunjungan kurang lebih 20% dari total kunjungan
• Perlu Diperkuat:
a Segmen I m2 42x6
• Konstruksi baja beton. kapal kargo.
• Perlu Diperkuat; Tabel 15 Spesifikasi Kapal yang Beroperasi di Pelabuhan Anggrek
b Segmen II m2 42x6
• Konstruksi baja beton.
• Kondisi baik; Kapal Ukuran Panjang Lebar Draft (m)
c Segmen III m2 64 x 10 No. Keterangan
• Konstruksi baja beton. (m) (m)
Jenis Nama DWT GT Kpl Keb.
• Kondisi baik;
d Segmen IV m2 64 x 10
• Konstruksi baja beton. 1 Kapal Kargo
3 Causeway a Rata-rata KM Merak Indah 2 1.800 1.500 74,52 12 3,6 4 Pupuk
• Perlu Diperkuat;
a Segmen I m2 28x6 b Terbesar KM Artha Utama 7 3.600 3.000 96 14 4,2 4,7 Semen
• Konstruksi baja beton.
• Perlu Diperkuat; 2 Kapal Peti Kemas
b Segmen II m2 28x6
• Konstruksi baja beton.
a Rata-rata KM Meratus Medan I 21.000 13.900 51,8 10 7,6 8,4 Peti Kemas
4 Mooring Dolphin unit 1 Pengadaan tahun 2015
b Terbesar MV Oriental Ruby 27.000 18.000 177,3 28 7,7 8,5 Peti Kemas
• Konstruksi beton;
5 Gudang m2 1.215 • Kondisi baik; Sumber: KUPP Anggrek 2018
• Tahun pembuatan 1997.
6 Lapangan Penumpukan Kargo m2 1.450
3.2.3 Kedalaman Kolam dan Alur Pelabuhan
7 Lapangan Penumpukan Peti Kemas m2 29.500 Beton
Depo Aspal Cair m2 3.373
Kedalaman perairan eksisting Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo hasil survei lapangan konsultan dan Peta
8
Laut Indonesia dari Pusat Hidro Oseanografi TNI AL, diberikan sebagai berikut:
9 Depo Gula Cair m2 1. Kedalaman perairan depan dermaga pelabuhan (faceline) adalah -10 m;
10 Terminal Penumpang m2 480 • Dipergunakan sebagai aula pertemuan 2. Alur pelayaran berkelok menuju Laut Sulawesi dengan kedalaman 10 - 100 m;
11 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) unit 1 • Rambu Suar; Kondisi Baik. 3. Perairan landai sampai ke kedalaman 20 meter yang berjarak 800 meter dari depan dermaga.
• Kapasitas 10 ton;
12 Peralatan Bongkar Muat (Forklift) unit 1 3.2.4 Data Peralatan Pelabuhan
. Milik KUPP.
II Fasilitas Penunjang Pelabuhan Anggrek memiliki beberapa fasilitas dan peralatan pelabuhan yang diberikan pada Tabel 16.
• Bangunan Permanen Beton;
1 Kantor Pengelola Pelabuhan m2 200 Tabel 16 Peralatan Milik Pelabuhan Anggrek
• Kondisi Baik.
• Bangunan Permanen Beton;
2 Kantor SROP m2 150
• Kondisi Baik. No. Fasilitas Satuan Volume Keterangan
• HRS;
3 Parkir Perkantoran m2 4.600 1 Out Boat Motor unit 1
• Dibangun 1997 dan 2002.
4 Rumah Dinas Kepala KUPP m2 110 2 Mobil unit 1
5 Jalan dalam Pelabuhan 3 Motor unit 6
a Jalan Utama m 580 Lebar 12 m 4 • Kapasitas 10 ton;
Forklift unit 1
• Milik KUPP Anggrek.
b Jalan Akses Gudang dan Lapangan Penumpukan m 400 Lebar 6 m
Sumber: KUPP Anggrek, 2018
c Jalan Akses Lapangan Peti Kemas m 460 Lebar 6 m
6 Pos Jaga m2 30
3.2.5 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
7 Pagar Pembatas Lahan m 706 Lebar tembok pagar 0,5 m
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) yang terdapat di wilayah operasional Pelabuhan Anggrek adalah rambu
8 Listrik
suar sejumlah 1 (satu) unit yang terletak di ujung sebelah Tenggara lapangan penumpukan peti kemas dengan
a PLN KVA 33 koordinat 00° 51' 26,83" LS dan 122° 47' 42,29" BT yang kondisi saat ini berfungsi dengan baik.
b Instalasi Sendiri KVA 2,5

9 Instalasi Air unit 1 PDAM 3.3 Operasional Pelabuhan

10 Telekomunikasi Telepon unit 1 Data operasional Pelabuhan Anggrek didapatkan dari dokumen catatan data KUPP Anggrek tahun 2013 - 2018.
Sumber: KUPP Anggrek, 2018
3.3.1 Arus Pergerakan Barang
Kapal yang melayani arus pergerakan barang di Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 17 dan uraian di bawah
3.2.2 Spesifikasi Kapal yang Beroperasi di Wilayah Pelabuham
ini.
Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 14 dan uraian di bawah: 1. Ukuran rata-rata 1.800 DWT (1.500 GT), memiliki panjang 74,52 m, lebar 12 m, dan kedalaman kapal 3,6 m
1. Bongkar dan muat barang kargo yang dilayani'oleh kapal-kapal sebagai berikut: (kebutuhan kedalaman perairan 4 m);
a. Ukuran rata-rata 1.800 DWT (1.500 GT), memiliki panjang 74,52 m, lebar 12 m, dan kedalaman kapal 3,6 2. Ukuran terbesar 3.600 DWT (3.000 GT), memiliki panjang 96 m, lebar 14 m, dan kedalaman kapal 4,2 m
m (kebutuhan kedalaman perairan 4 m); (kebutuhan kedalaman perairan 4,6 m) dengan kunjungan kurang lebih 20% dari total kunjungan kapal kargo.
b. Ukuran terbesar 3.600 DWT (3.000 GT), memiliki panjang 96 m, lebar 14 m, dan kedalaman kapal 4,2 m
(kebutuhan kedalaman perairan 4,6 m) dengan kunjungan kurang lebih 20% dari total kunjungan kapal
kargo.

21
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Tabel 17 Kapal yang Melayani Arus Pergerakan Barang di Pelabuhan Anggrek Kapal Ukuran Panjang Lebar Draft (m) Keterangan

Ukuran Draft (m) Keterangan Jenis Nama DWT GT (m) (m) Kpl Keb.
Kapal Panjang Lebar
PJO.
Jenis Nama DWT GT (m) (m) Kpl Keb. 1 Rata-rata KM Meratus Medan I 21.000 13.900 51,8 10 7,6 8,4 Peti Kemas

1 Rata-rata KM Merak Indah 2 1.800 1.500 74,52 12 3,6 4 Pupuk 2 Terbesar MV Oriental Ruby 27.000 18.000 177,3 28 7,7 8,5 Peti Kemas

2 Terbesar KM Artha Utama 7 3.600 3.000 96 14 4,2 4,7 Semen Sumber: KUPP Anggrek 2018

Sumber: KUPP Anggrek 2018


Arus pergerakan peti kemas di Pelabuhan Anggrek merupakan data KUPP Anggrek serta diberikan pada Tabel 20
dan Gambar 28.
Arus pergerakan barang di Pelabuhan Anggrek merupakan data KUPP Anggrek serta diberikan pada Tabel 18 dan
Gambar 27. Tabel 20 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek
1. Bongkar berupa komoditi kayu, semen, jagung, gula tetes, pupuk, aspal cair, LPG, material, batubara, kargo
Bongkar Muat Total
lainnya berupa kendaraan, elektronik, furniture, dll; No. Tahun
(TeUS) (TeUS) (TeUS)
2. Muat berupa komoditi jagung, gula, ikan laut.
1 2013 5.518 6.073 11.591
2 2014 8.188 8.468 16.656
Tabel 18 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek
3 2015 9.177 9.682 18.859
Bongkar Muat Total
No. Tahun 4 2016 10.602 11.001 21.603
(ton) (ton) (ton)
362.647 115.643 478.290 5 2017 10.769 12.697 23.466
1 2013
2014 446.742 268.204 714.946 Sumber: KUPP Anggrek, 2018
2
3 2015 634.270 258.753 893.023
4 2016 436.091 279.438 715.530 Arus Pergerakan Peti Kemas
Pelabuhan Anggrek
5 2017 424.536 295.390 719.926
25.000
Sumber: KUPP Anggrek, 2018

20.000

1 000,000
,
5 - 15,000
LU
t Bongkar
900.000
■2 10,000 Muat
800.000
Total
700.000
5,000
600.000

500.000 0
2013 2014 2015 2016 2017
400.000
tahun
300.000

200.000 Sumber: KUPP Anggrek, 2018


100,000 Gambar 28 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek
0
2013 2014 2015 2016 2017
tahun 3.3.3 Pergerakan Kapal
Arus kunjungan kapal di Pelabuhan Anggrek yang melayani pergerakan barang dan peti kemas diberikan pada
Sumber: KUPP Anggrek, 2018 Tabel 21 dan Gambar 29.
Gambar 27 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek Tabel 21 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek

No. Tahun Kargo Peti Kemas


3.3.2 Arus Pergerakan Peti Kemas
1 2013 154 17
Kapal yang melayani pergerakan peti kemas Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 19 dan uraian di bawah ini.
1. Ukuran rata-rata 21.000 DWT (13.900 GT), memiliki panjang 161,85 m, lebar 25,6 m, dan kedalaman kapal 7,6 2 2014 200 22
m (kebutuhan kedalaman perairan 8,4 m); 3 2015 104 12
2. Ukuran terbesar 27.000 DWT (18.000 GT), memiliki panjang 177,3 m, lebar 28 m, dan kedalaman kapal 7,7 m
4 2016 199 22
(kebutuhan kedalaman perairan 8,5 m) dengan kunjungan kurang lebih 20% dari total kunjungan kapal kargo.
5 2017 226 25
Sumber: KUPP Anggrek, 2018

Tabel 19 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek

22
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Tabel 24 Standar Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan Pelabuhan Anggrek
Arus Kunjungan Kapal
Pelabuhan Anggrek
Standar

No. Kesiapan Operasi Peralatan


Utilisasi Fasilitas
(%)
BOR SOR YOR
(%) (%) (%)
1 75 65 70 -
Sumber: Keputusan DJPL Nomor HK103-4-17-DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan pada Pelabuhan
yang Belum Diusahakan secara Komersial

Peti Kemas
Ket.: BOR: Berth Occupancy Ratio
SOR: Shed Occupancy Ratio
YOR: YardOccupancy Ratio
50

3.4.2 Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri,
0
2013 2014 2015 2016 2017 Kinerja operasional angkutan laut dalam negeri dan luar negeri eksisting Pelabuhan Anggrek tersaji pada Tabel 25,
tahun dimana menurut data KUPP Anggrek, yang merupakan hasil rata-rata data tahun 2013 s.d. 2017, berada di atas
standar yang ditetapkan, kecuali Waiting Time yang 100% lebih lama dibanding standar, sehingga perlu ada
Sumber: KUPP Anggrek, 2018
penanganan dalam operasional di dermaga ataupun penambahan fasilitas.

Gambar 29 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek Tabel 25 Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri Pelabuhan Anggrek
Kinerja
No. WT AT ET : BT
3.4 Kinerja Pelabuhan O'am) (jam) %
3.4.1 Pengantar 1 4 0,6 80

Perhitungan Kinerja Pelabuhan yang Belum Diusahakan secara Komersial didasarkan pada Keputusan Direktur Sumber: KUPP Anggrek dan Olahan Konsultan 2018
Jenderal Perhubungan Laut Nomor Hk.103/2/2/Djpl-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan
Operasional Pelabuhan, dimana Pelabuhan Anggrek pun termasuk salah satu pelabuhan yang ditetapkan dalam
3.4.3 Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor HK103-4-17-DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan
Operasional Pelabuhan pada Pelabuhan yang Belum Diusahakan secara Komersial dengan nilai masing-masing Kinerja bongkar muat barang dan peti kemas eksisting Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 26, dimana
kinerja diberikan dalam uraian berikut. menurut data KUPP Anggrek, yang merupakan hasil rata-rata data tahun 2013 s.d. 2017, dan juga olahan konsultan
1. Standar Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri berada di atas standar yang ditetapkan, kecuali untuk layanan bongkar muat curah kering perlu ditingkatkan.
Standar kinerja operasional angkutan laut dalam negeri dan luar negeri Pelabuhan Anggrek diberikan pada
Tabel 26 Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek
Tabel 22.
Standar
Tabel 22 Standar Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri Pelabuhan Anggrek No. GC BC UN CC CK Peti Kemas
Standar (T/G/J) (T/G/J) (T/G/J) (T/J) (T/J) (B/C/H)
No. WT AT ET : BT 1 40 40 - 107,5 92 13
(jam) (jam) % Sumber: KUPP Anggrek dan Olahan Konsultan 2018
1 2 1 60
Sumber: Keputusan DJPL Nomor HK103-4-17-DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan pada Pelabuhan
yang Belum Diusahakan secara Komersial
3.4.4 Standar Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan

WT : Waiting Time (jam) BT Berthing Time (jam) Kinerja utilisasi fasilitas eksisting dan kesiapan operasi peralatan Pelabuhan Anggrek, yang terdiri dari dermaga,
Ket.:
AT : Approach Time (jam) ET/BT Rasio Waktu Kerja di Tambatan (%) gudang, lapang penumpukan, serta Fork Lift Truck (FLT) 10 ton, diberikan pada Tabel 27, dimana menurut data
ET : Effective Time (jam) KUPP Anggrek, yang merupakan hasil rata-rata data tahun 2013 s.d. 2017, dan juga olahan konsultan, adalah:
1. BOR rata-rata s.d. 2017 adalah 73,92%;
2. Standar Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas 2. SOR rata-rata s.d. 2017 adalah 165,66%;
Standar kinerja bongkar muat barang dan peti kemas Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 23. 3. YOR kargo rata-rata s.d. 2017 adalah 27,98%;
4. YOR peti kemas rata-rata s.d. 2017 adalah 5,30%;
Tabel 23 Standar Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek
5. Kesiapan alat rata-rata s.d. 2017 adalah 80%.
Standar
No. GC BC UN CC CK Peti Kemas Data menunjukan bahwa kinerja Pelabuhan Anggrek untuk dermaga dan gudang kargo berada di bawah standar
(T/G/J) (T/G/J) (T/G/J) (T/J)_____ (T/J) (B/C/H) yang ditetapkan sehingga perlu penanganan secara komprehensif ke depan agar kinerja pelabuhan meningkat,
1 20 25 - 100 100 12 sedangkan kinerja lapang penumpukan berada di atas standar yang ditetapkan.
Sumber: Keputusan DJPL Nomor HK103-4-17-DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan pada Pelabuhan
Tabel 27 Kinerja Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan Pelabuhan Anggrek
yang Belum Diusahakan secara Komersial
Standar
Ket.: GC : General Cargo CC Curah Cair T/J Ton/Jam
BC : Bag Cargo CK Curah Kering B/C/H Box!Crane!Hour No. Utilisasi Fasilitas
Kesiapan Operasi Peralatan
UN : Unitized T/G/J Ton/Gang/Jam BOR SOR YORl YORcy (%)
(%) ______ (%) (%) (%)
3. Standar Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan 1 73,92 165,66 27,98 5,30 80
Standar utilisasi fasilitas dan kesiapan operasi peralatan Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 24.
Sumber: KUPP Anggrek dan Olahan Konsultan 2018

23
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

4.2 Analisis dan Proyeksi


IV. Analisis Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Laut 4.2.1 Kependudukan Wilayah Hinterland
4.1 Metode Analisis Metode analisis yang dipergunakan adalah metode Analisis Trend Linier (Aritmetika, Geometrik, Least Square),
Analisis Trend Kuadratik, dan Analisis Trend Eksponensial, dimana dari hasil proyeksi diperoleh nilai kekuatan
4.1.1 Metode Analisis Kewilayahan
hubungan antar peubah (r2) adalah 0,9989; 0,9999; 0,9998, sehingga dipilih metode yang paling sesuai adalah
Proyeksi populasi penduduk dan nilai ekonomi wilayah yang diwakili nilai PDRB ADHK daerah hinterland pelabuhan, Metode Analisis Kuadratik dengan persamaan y = -36,571 x2 + 17.626,343x + 1.115.646,371 dan nilai r2 = 0,9999.
yakni Provinsi Gorontalo. Analisis yang dipergunakan dalam melakukan proyeksi populasi penduduk dan nilai Oleh karena itu penduduk wilayah hinterland Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi meningkat 26,98%,
ekonomi (PRDB) wilayah adalah salah satu dari metode proyeksi Analisis Trend, terdiri dari Trend Kuadratik, Trend yakni 329.121 jiwa dan diberikan pada Tabel 28 serta Gambar 30.
Eksponensial, dan juga Trend Linear, yang paling tepat sesuai trend data eksisting dan* kaidah uji statistik yang
Tabel 28 Populasi Penduduk Wilayah Hinterland Pelabuhan Anggrek
berlaku.
No. Tahun Penduduk Hinterland No. Tahun Penduduk Hinterland
4.1.2 Metode Analisis Arus Pergerakan Barang dan Peti Kemas
1 2013 1.097.990 14 2026 1.355.247
Pelabuhan Anggrek adalah pelabuhan eksisting yang telah melayani pergerakan barang dan peti kemas, sehingga
pendekatan yang dipergunakan dalam memproyeksi arus barang dan peti kemas dijabarkan dalam langkah-langkah 2 2014 1.115.633 15 2027 1.371.813
sebagai berikut: 3 2015 1.133.237 16 2028 1.388.306
1. Data yang dipergunakan dalam proses perhitungan ini adalah:
4 2016 1.150.765 17 2029 1.404.725
a. Penduduk dan nilai PDRB didapat dari hasil olahan data BPS di wilayah hinterland, dimana dipergunakan
periode data 2013 - 2018; 5 2017 1.168.190 18 2030 1.421.071
b. Arus pergerakan barang dan peti kemas yang didapat dari Kantor Unit Penyelenggaraan Pelabuhan (KUPP) 6 2018 1.220.088 19 2031 1.437.345
Anggrek periode data 2013 - 2018; 7 2019 1.237.239 20 2032 1.453.545
c. Rencana pengembangan wilayah dan sektor-sektor unggulan yang yang menjadi program pemerintah
8 2020 1.254.317 21 2033 1.469.672
daerah, baik Provinsi Gorontalo maupun kabupaten-kabupaten di wilayah hinterland Pelabuhan Anggrek,
dimana berpotensi menjadi demand pergerakan arus barang dan peti kemas Pelabuhan Anggrek sampai 9 2021 1.271.321 22 2034 1.485.725
20 tahun ke depan, namun potensi eksplorasi pertambangan dan mineral di wilayah hinterland, tidak 10 2022 1.288.253 23 2035 1.501.706
dimasukan ke dalam analisis karena komoditi ini akan dilayani di terminal khusus; 11 2023 1.305.111 24 2036 1.517.613
d. Sektor PDRB yang memiliki kontribusi terbesar dan atau yang sesuai dengan isu di wilayah hinterland
periode 2 0 1 3 -2 0 1 8 . 12 2024 1.321.896 25 2037 1.533.448
2. Metode proyeksi yang dipergunakan salah satu dari metode di bawah ini yang paling sesuai dengan trend data 13 2025 1.338.608 26 2038 1.549.209
eksisting, dan juga kaidah uji statistik. Sumber: Olahan Konsultan, 2018
a. Metode Regresi Linear, yakni bentuk hubungan antara satu atau lebih peubah/variabel bebas (x) dan satu
peubah tak bebas (y), dengan persamaan y = ax + c atau y = axi + bX2 + dxi + ... + c, dimana variabel nilai
x bisa berupa: Jumlah Penduduk
1) Jumlah penduduk; Provinsi Gorontalo
2) Nilai PDRB eksisting sektor yang memiliki kontribusi terbesar; 1,800,000
3) Nilai PDRB eksisting sektor yang terkait isu pengembangan kewilayahan;
4) Nilai PDRB eksisting keseluruhan. 1,600,000
b. Metode Analisis Trend, suatu analisis yang menggambarkan atau menunjukkan perubahan rata-rata suatu 1.400.000
variabel tertentu dari waktu ke waktu, terdiri dari: y = -36.571X2 + 17.626.343x + 1.115,646 371
1) Metode Analisis Trend Kuadratik, yakni bentuk hubungan antara selisih waktu (x) dan peubah tak bebas 1.200.000 R* = 1.000
(y), dengan persamaan y = cx2 + bx + a; _ 1, 000,000
2) Metode Analisis Trend Eksponensial, yakni bentuk hubungan antara selisih waktu (x) dan peubah tak i • Eksisting
800,000
bebas (y), dengan persamaan y = ceax, dimana e adalah nilai eksponensial; Proyeksi
3) Metode Analisis Trend Linear, yakni bentuk hubungan antara selisih waktu (x) dan peubah tak bebas 600,000
Poly. (Proyeksi)
(y), terdiri dari 3 metode terpopuler yakni:
400.000
a) Trend Aritmetika, yakni metode Analisis Trend Linear dengan persamaan yn = yo + ka (xn - xo), ka
adalah konstanta yang diperoleh dari rasio data dan waktu; 200.000
b) Trend Geometrik, yakni metode Analisis Trend Linear dengan persamaan yn = yo + (1 + r)n, r adalah
0
nilai rata-rata pertumbuhan dari data eksisting;
c) Trend Least Square (quartil terkecil), yakni metode Analisis Trend Linear dengan persamaan yn =
a + b (xn - xo), a dan b adalah nilai konstanta yang diperoleh dari perhitungan statistik. tahun

3. Metode yang dipilih adalah metode yang paling sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. Sesuai dengan trend data eksisting; Sumber: Olahan Konsultan 2018
b. Sesuai dengan kaidah statistik hasik uji.
4. Mengalokasikan hasil proyeksi barang dan peti kemas tersebut pada jenis kapal masing-masing yang Gambar 30 Populasi Penduduk Wlayah Hinterland Pelabuhan Anggrek
direncanakan untuk beroperasi di wilayah rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek;
5. Hasil alokasi di poin 4 menghasilkan rencana jumlah kunjungan kapal masing-masing jenis. 4.2.2 Ekonomi Wilayah Hinterland
Metode analisis yang dipergunakan adalah metode Analisis Trend Linier (Aritmetika, Geometrik, Least Square),
Analisis Trend Kuadratik, dan Analisis Trend Eksponensial, dimana dari hasil proyeksi diperoleh nilai kekuatan
hubungan antar peubah (r2) adalah 0,9999; 0,9996; 0,9995, sehingga dipilih metode yang paling sesuai adalah
Metode Analisis Linear Aritmetik (Standar Deviasi terkecil) dengan persamaan y = 1,430,895x + 2.861.022,485 dan

24
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

nilai r2 = 0,9999. Oleh karena itu nilai PDRB wilayah hinterland Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi Total arus pergerakan barang Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi meningkat 92,50% yakni 665.918
meningkat 107,90%, yakni 28.617,90 miliar rupiah dan diberikan pada Tabel 29 serta Gambar 31. ton serta diberikan pada Tabel 30 serta Gambar 32.
Tabel 29 Nilai PDRB Wilayah Hinterland Pelabuhan Anggrek Tabel 30 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek
PDRB Hinterland PDRB Hinterland Bongkar Muat Total Bongkar Muat Total
No. Tahun No. Tahun No. Tahun No. Tahun
(miliar Rp) (miliar Rp) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
1 2013 19.369,15 14 2026 37.970,79 1 2013 362.647 115.643 478.290 14 2026 571.118 444.191 1.015.310
2 2014 20.775,81 15 2027 39.401,68 2 2014 446.742 268.204 714.946 15 2027 587.611 458.577 1.046.188
3 2015 22.068,80 16 2028 40.832,58 3 2015 634.270 258.753 893.023 16 2028 604.103 472.962 1.077.065
4 2016 23.507,62 17 2029 42.263,47 4 2016 436.091 279.438 715.530 17 2029 620.596 487.347 1.107.943
5 2017 25.092,73 18 2030 43.694,36 5 2017 424.536 295.390 719.926 18 2030 637.089 501.732 1.138.821
6 2018 26.523,63 19 2031 45.125,26 6 2018 439.178 329.109 768.287 19 2031 653.581 516.118 1.169.699
7 2019 27.954,52 20 2032 46.556,16 7 2019 455.670 343.494 799.165 20 2032 670.074 530.503 1.200.577
8 2020 29.385,42 21 2033 47.987,05 8 2020 472.163 357.880 830.043 21 2033 686.566 544.888 1.231.455
9 2021 30.816,31 22 2034 49.417,95 9 2021 488.655 372.265 860.920 22 2034 703.059 559.274 1.262.333
10 2022 32.247,21 23 2035 50.848,84 10 2022 505.148 386.650 891.798 23 2035 719.551 573.659 1.293.210
11 2023 33.678,10 24 2036 52.279,74 11 2023 521.641 401.036 922.676 24 2036 736.044 588.044 1.324.088
12 2024 35.109,00 25 2037 53.710,63 12 2024 538.133 415.421 953.554 25 2037 752.537 602.429 1.354.966
13 2025 36.539,89 26 2038 55.141,53 13 2025 554.626 429.806 984.432 26 2038 769.029 616.815 1.385.844
Sumber: Olahan Konsultan 2018 Sumber: Olahan Konsultan 2018

PDRB ADHK Arus Barang


Provinsi Gorontalo Pelabuhan Anggrek
(regresi multilinear)
60,000 00
1.600,000

50,000.00

►■— Beks
40,00000
►«=• Bproy
o. Meks
o: ■Eksisting
30.000. 00
Proyeksi Mproy
1 ►■— Teks
Linear (Eksisting)
20 . 000. 00 Linear (Proyeksi) Tproy
y = 1417 9x -3E+06 ■Linear (Bproy)
Ra = 0 9987
10 ,000.00 Linear (Mproy)

— Linear (Tproy)

0,00
2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040
tahun tahun

Sumber: Olahan Konsultan 2018 Sumber: Olahan Konsultan 2018

Gambar 31 Nilai PDRB W layah Hinterland Pelabuhan Anggrek Gambar 32 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek

4.2.3 Analisis Pergerakan Barang 4.2.4 Arus Pergerakan Peti Kemas


Pergerakan barang terdiri dari bongkar dan muat, dimana metode analisis yang dipergunakan adalah metode Pergerakan peti kemas terdiri dari turun dan naik, dimana metode analisis yang dipergunakan adalah metode
Analisis Trend Linier (Aritmetika, Geometrik, Least Square), Analisis Trend Kuadratik, Analisis Trend Eksponensial, Analisis Trend Linier (Aritmetika, Geometrik, Least Square), Analisis Trend Kuadratik, Analisis Trend Eksponensial,
serta Metode Regresi Linear, dimana dari hasil proyeksi diperoleh nilai kekuatan hubungan antar peubah (r2) adalah: serta Metode Regresi Linear, dimana dari hasil proyeksi diperoleh nilai kekuatan hubungan antar peubah (r2) adalah:
1. Bongkar 0,9939; 0,5998; 0,0502; 0,9964 sehingga dipilih metode yang paling sesuai adalah Metode Regresi 1. Turun 0,9067; 0,9478; 0,8547; 0,9512 sehingga dipilih metode yang paling sesuai adalah Metode Regresi Linear
Linear dengan persamaan y = 1.287,94xi + 1.343,93x2 - 4.624,67x3 - 2.826.529,21 dan nilai r2 = 0,9964. Oleh dengan persamaan y = 0,14xi + 8,80x2 - 1,19x3 - 12.785,63 dan nilai r2 = 0,9512. Oleh karena itu arus turun
karena itu arus bongkar Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi meningkat 81,15%, yakni 344.493 ton; peti kemas Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi meningkat 241,84%, yakni 26.044 TEU;
2. Muat 0,9861; 0,8484; 0,6015; 0,9889 sehingga dipilih metode yang paling sesuai adalah Metode Regresi Linear 2. Naik 0,9851; 0,9898; 0,9510; 0,9999 sehingga dipilih metode yang paling sesuai adalah Metode Regresi Linear
dengan persamaan y = 24,91xi + 15,10x4 + 60.201,51 dan nilai r2 = 0,9889. Oleh karena itu arus muat dengan persamaan y = 0,94xi + 11,6 6 x 4 -13.356,28 dan nilai r2 = 0,9999. Oleh karena itu arus naik peti kemas
Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi meningkat 108,81%, yakni 321.425 ton. Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi meningkat 261,28%, yakni 33.174 TEU.

25
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Total arus pergerakan peti kemas Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi meningkat 252,36% yakni 59.218 Tabel 32 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek
TEU serta diberikan pada Tabel 31 serta Gambar 32.
Barang Peti Kemas Total Barang Peti Kemas Total
No. Tahun No. Tahun
Tabel 31 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek (call) (call) (call) (call) (call) (call)
1 2013 154 17 171 14 2026 328 56 384
Turun Naik Total Turun Naik Total
No. Tahun No. Tahun
(TEU) (TEU) (TEU) (TEU) (TEU) (TEU) 2 2014 200 22 222 15 2027 337 59 397
1 2013 5.518 6.073 11.591 14 2026 22.013 26.938 48.951 3 2015 104 12 115 16 2028 347 63 410
2 2014 8.188 8.468 16.656 15 2027 23.246 28.516 51.762 4 2016 199 22 221 17 2029 357 66 423
3 2015 9.177 9.682 18.859 16 2028 24.480 30.094 54.573 5 2017 226 25 251 18 2030 367 69 437
4 2016 10.602 11.001 21.603 17 2029 25.713 31.671 57.384 6 2018 248 30 278 19 2031 377 72 450
5 2017 10.769 12.697 23.466 18 2030 26.946 33.249 60.195 7 2019 258 34 291 20 2032 387 76 463
6 2018 12.146 14.316 26.462 19 2031 28.180 34.827 63.007 8 2020 268 37 305 21 2033 397 79 476
7 2019 13.380 15.893 29.273 20 2032 29.413 36.405 65.818 9 2021 278 40 318 22 2034 407 82 489
8 2020 14.613 17.471 32.084 21 2033 30.646 37.982 68.629 10 2022 288 43 331 23 2035 417 85 503
9 2021 15.846 19.049 34.895 22 2034 31.880 39.560 71.440 11 2023 298 47 344 24 2036 427 89 516
10 2022 17.080 20.627 37.707 23 2035 33.113 41.138 74.251 12 2024 308 50 357 25 2037 437 92 529
11 2023 18.313 22.205 40.518 24 2036 34.346 42.716 77.062 13 2025 318 53 371 26 2038 447 95 542
12 2024 19.546 23.782 43.329 25 2037 35.580 44.294 79.873 Sumber: Olahan Konsultan 2018
13 2025 20.780 25.360 46.140 26 2038 36.813 45.871 82.684
Sumber: Olahan Konsultan 2018
Kunjungan Kapal
Pelabuhan Anggrek

600
Arus Peti Kemas
Pelabuhan Anggrek
(regresi multilinear)
500
90,000
y = 2811.1x +9595:
80,000 R7= 1 KUeks
400
70.000 KUproy
>Beks
PKeks
60.000 Bproy ' I 300
PKproy
Meks
Eksisting
Mproy 200
Proyeksi
• Teks
Linear (KUproy)
‘ Tproy 100
Linear (PKproy)
Linear (Bproy)
Linear (Mproy) 0
n ^ m m co
Linear (Tproy)
n oj
S R R fc R R KS8 S8 R
RRRRRRR RRRRRR RRRRRR
R fc R 8 tahun
RRRRRRRRRRRR 8 8 8 R RRRRRRRR
tahun
Sumber: Olahan Konsultan 2018

Sumber: Olahan Konsultan 2018 Gambar 34 Proyeksi Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek
Gambar 33 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek

4.2.5 A n a lisis Pergerakan Kapal


Kapal rencana yang akan beroperasi di Pelabuhan Anggrek sampai 20 tahun ke depan terbagi menjadi:
1. Kapal barang, ukuran kapal tetap seperti ukuran kapal yang beroperasi saat ini;
2. Kapal peti kemas, ukuran kapal tetap seperti ukuran kapal yang beroperasi saat ini.

Proyeksi arus pergerakan kapal Pelabuhan Anggrek disesuaikan dengan spesifikasi kapal rencana yang akan
beroperasi serta proyeksi arus pergerakan barang dan peti kemas yang diberikan pada Tabel 32 dan Gambar 34.

26
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

5.1.1.1 Dermaga, Trestle, dan Causeway


V. Rencana Pengembangan Pelabuhan Perhitungan kebutuhan dermaga dilakukan untuk mendapatkan rencana kebutuhan panjang dermaga sesuai
dengan rencana ukuran dan proyeksi kunjungan kapal rata-rata serta formula sebagai berikut:
5.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan
Rencana kegiatan pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo berdasarkan hal di Lq = 1,1 x n x (Lsavg + 3 0 ) + 30
atas ini antara lain adalah:
1. Penataan fasilitas darat Pelabuhan Anggrek meliputi relokasi dan pembangunan sesuai dengan kondisi teknis Ket. : U, : Panjang Dermaga (m)
dan hierarki pelabuhan dengan tujuan agar dapat melayani pergerakan barang dan peti kemas sesuai jangka n : Jumlah Tambat (-)
Lsavg ■ Rata-rata Panjang Kapal (m)
waktu perencanaan dengan efektif dan efisien serta memberikan kenyamanan kepada para pengguna
pelabuhan;
2. Penyesuaian fasilitas sesuai dengan kondisi eksisting dan perencanaan Pelabuhan Anggrek, meliputi Jumlah tambatan disesuaikan dengan kebutuhan minimal layanan, yakni 2 tambatan, panjang kapal rata-rata
penyesuaian fas’ilitas dermaga, gudang, lapangan penumpukan, perkantoran, fasilitas umum, dan peralatan; berdasarkan ukuran kapal eksisting dan rencana adalah 146,4 m, dimana tidak ada perubahan ukuran dalam
3. Pengusulan rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) periode perencanaan, sehingga didapatkan hasil perhitungan rencana kebutuhan panjang dermaga Pelabuhan
Anggrek dalam kondisi eksisting sampai periode perencanaan 20 tahun ke depan adalah minimal 418 m. Oleh
Pelabuhan Anggrek;
karena itu Pelabuhan Anggrek perlu menambah panjang dermaga untuk memenuhi layanan sesuai dengan
4. Mengindikasikan kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di wilayah perairan Pelabuhan Anggrek.
kebutuhannya mengingat saat ini panjang dermaga eksisting adalah 303 m.
Kelancaran dalam pembangunan, pengembangan, serta operasional suatu infrastruktur transportasi, dalam hal ini
adalah Pelabuhan Anggrek, merupakan tanggung jawab beberapa pihak, antara lain adalah: Pelabuhan Anggrek melayani pergerakan peti kemas sehingga perlu merencanakan lebar dermaga yang sesuai
dengan layanan peti kemas mengingat adanya peralatan bongkar muat peti kemas yang perlu dipasang di dermaga,
1. Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, sebagai pihak yang diberi otoritas dalam
dimana sebagai acuan umum, lebar dermaga dapat ditentukan berdasarkan jenis kapal yang bersandar (diberikan
membangun dan menentukan penyelenggara pelabuhan;
2. Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara, sebagai pihak yang memiliki pada Tabel 33). Oleh karena Pelabuhan Anggrek melayani kapal samudera maka direncanakan lebar dermaga
wewenang untuk merencanakan, membangun, serta mengeluarkan kebijakan untuk membuat tersedianya eksisting diseragamkan menjadi 20 m di tahap jangka pendek dan menengah, kemudian ditambah menjadi; 30 m
pada tahapan jangka panjang atau sesuai kebutuhan.
seluruh faktor pendukung terselenggaranya Pelabuhan Anggrek dengan baik.
Perhitungan kebutuhan trestle dan causeway disesuaikan dengan letak dermaga dan daratan pelabuhan, dimana
5.1.1 Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Darat
dengan perencanaan penambahan panjang dermaga maka dibutuhkan satu trestle untuk dibangun dan seluruh
Perencanaan pengembangan Pelabuhan Anggrek didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: causeway diubah menjadi trestle.
1. Proyeksi operasional Pelabuhan Anggrek 20 tahun ke depan yang dihitung berdasarkan proyeksi peningkatan
pergerakan barang dan peti kemas serta proyeksi penduduk dan PDRB; Tabel 33 Lebar Lantai Dermaga berdasarkan Jenis Kapal
2. Rencana jenis kapal serta ukuran kapal terbesar dan rata-rata yang akan datang di Pelabuhan Anggrek dalam Lebar Lantai Dermaga min.
No. Jenis Kapal
masa perencanaan 20 tahun ke depan, terdiri dari: (m)
a. Bongkar dan muat barang kargo yang dilayani oleh kapal-kapal sebagai berikut: 1 Kapal Samudera 30
1) Ukuran rata-rata 2.500 DWT (1.500 GT), memiliki panjang 90 m, lebar 14 m, dan kedalaman kapal 5,1 2 Kapal Antar Pulau 20
m, sehingga kebutuhan kedalaman perairan 6 m;
2) Ukuran terbesar 5.000 DWT (3.000 GT), memiliki panjang 109 m, lebar 16,8 m, dan kedalaman kapal 3 Kapal Lokal 10
6,5 m, sehingga kebutuhan kedalaman perairan 7,5 m dengan kunjungan kurang lebih 35% dari total Sumber: Perencanaan Pelabuhan, Ir. MM. Nani Irawati, Indeks, Jakarta, Cetakan ke-1, 2019
kunjungan kapal kargo.
b. Peti kemas yang dilayani oleh kapal-kapal sebagai berikut:
1) Ukuran rata-rata 23.200 DWT (13.900 GT), memiliki panjang 168,6 m, lebar 23,4 m, dan kedalaman Rencana penambahan dermaga di Pelabuhan Anggrek, merupakan salah satu bagian; dari pengembangan
kapal 8,6 m, sehingga kebutuhan kedalaman perairan 9,5 m; pelabuhan, menyebabkan nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) turun yang menunjukan bahwa lebih banyak kapal
2) Ukuran terbesar 30.000 DWT (18.000 GT), memiliki panjang 218 m, lebar 30,2 m, dan kedalaman kapal dapat sandar di dermaga dan berarti kinerja pelabuhan meningkat. Hasil perhitungan nilai rata-rata Berth
11,1 m, sehingga kebutuhan kedalaman perairan 12,5 m dengan kunjungan kurang lebih 35% dari total Occupancy Ratio (BOR) Pelabuhan Anggrek sampai 2038 adalah 43,61%, berada di bawah 50% yang merupakan
kunjungan kapal peti kemas. nilai rekomendasi yang disarankan untuk 2 tambatan dan juga jauh di bawah nilai standar yang telah ditetapkan
3. Standar fasilitas darat menurut Peraturan Pemerintah (PP) 61 tahun 2009 sebagaimana telah diubah terakhir untuk Pelabuhan Anggrek berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor Hk.103/2/2/Djpl-17
oleh Peraturan Pemerintah (PP) 64 tahun 2015 tentang Kepelabuhanan; tentang Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan, yakni 75%. Proyeksi nilai Berth
4. Perhitungan luasan kebutuhan fasilitas daratan pelabuhan yang terdapat dalam Petunjuk Teknis Penyusunan Occupancy Ratio (BOR) Pelabuhan Anggrek sampai 2038 diberikan pada Tabel 34 dan Gambar 35.
Rencana Induk Pelabuhan yang merupakan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor Tabel 34 Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) Pelabuhan Anggrek
PP.001/2/19/DJPL-14 tanggal 5 Agustus 2014;
BOR BOR BOR
5. Perhitungan luasan kebutuhan fasilitas daratan dan perairan pelabuhan yang terdapat dalam Petunjuk Teknis No. Tahun No. Tahun No. Tahun
(%) (%) (%)
Penyusunan Batas-batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
Pelabuhan yang merupakan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut PP.001/5/2/DJPL-17 1 2013 64,49 10 2022 37,63 19 2031 45,81
tanggal 10 Mei 2017; 2 2014 83,73 11 2023 39,13 20 2032 47,16
6. Perencanaan Pelabuhan, Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, DEA, Beta Offset, 2009; 3 2015 43,37 12 2024 40,63 21 2033 48,50
7. Technical Standards for Port and Harbour Facilities in Japan, 1980;
4 2016 83,35 13 2025 42,13 22 2034 46,37
8. Manajemen Muatan Aktivitas Rantai Pasok di Area Pelabuhan, Dr. D. A. Lasse, SH, Drs., MM, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, Cetakan ke-2, Januari 2014; 5 2017 94,67 14 2026 43,63 23 2035 47,62
9. Perencanaan Pelabuhan, Ir. MM. Nani Irawati, Indeks, Jakarta, Cetakan ke-1, 2019; 6 2018 104,94 15 2027 45,13 24 2036 48,87
10. Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan 7 2019 33,14 16 2028 46,63 25 2037 50,12
Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian
8 2020 34,64 17 2029 43,13 26 2038 51,37
Perhubungan, 2016.
9 2021 36,14 18 2030 44,47 rata-rata 43,61
Sumber: Olahan Konsultan 2018

27
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Nilai B e r th O c c u p a n c y R a tio (BOR)


Perhitungan kebutuhan luasan gudang lini 1 dan lini 2 diberikan pada Tabel 35 dengan formula di bawah ini serta
Pelabuhan Anggrek didapatkan bahwa kebutuhan luasan gudang masing-masing lini adalah sebagai berikut.
1. Gudang Lini 1
120 a. Jangka Pendek seluas 3.000 m2;
b. Jangka Menengah seluas 5.500 m2;
100
c. Jangka Panjang seluas 9.700 m2.
2. Gudang Lini 2
a. Jangka Pendek seluas 1.500 m2;
80
b. Jangka Menengah seluas 2.800 m2;
c. Jangka Panjang seluas 4.900 m2.
5? 60
■ Proyeksi
T x Tr T x Sf x (1 + B S ) x f area
■ Eksisting •4(3
40 Sth x W

20 Ket. : Ag : Luas Gudang (m2)


T : Throughput per tahun (ton)
T,T : Transit TimeIDwelling Time (hari)
0 S( : Stowage Factor (m3/ton)
farea : Rasio Luas Tumpuk dan LuasGudang (%)
So, : Stacking Height (m)
tahun BS : Broken Stowage (%)
W : Jumlah Hari Terpakai per tahun (hari)

Sumber: Olahan Konsultan 2018


Tabel 35 Kebutuhan Luasan Gudang Lini 1 dan Gudang Lini 2 Pelabuhan Anggrek
Gambar 35 Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) Pelabuhan Anggrek
Gudang Lini 1 Gudang Lini 2 Gudang Lini 1 Gudang Lini 2
No. Tahun No. Tahun
(m2) (m2) (m2) (m2)
5.1.1.2 Gudang 1 2013 1.215 0 14 2026 5.200 2.600
Gudang yang direncanakan di Pelabuhan Anggrek ini adalah gudang publik, yakni gudang yang disediakan 2 2014 1.215 0 15 2027 5.300 2.700
pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian Perhubungan melalui Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) 3 2015 1.215 0 16 2028 5.500 2.800
sebagai penyelenggara pelabuhan yang belum diusahakan secara komersial, untuk barang yang dikuasai bea cukai
dan gudang yang diusahakan untuk umum berdasarkan izin serta pengawasan pemerintah1, terdiri dari gudang lini 4 2016 1.215 0 17 2029 7.800 3.900
1 (gudang transit) dan gudang lini 2 sebagai berikut: 5 2017 1.215 0 18 2030 8.000 4.000
1. Gudang lini 1 berfungsi sebagai: 6 2018 1.215 0 19 2031 8.200 4.100
a. Tempat penimbunan sementara di lokasi yang tidak jauh dengan aktivitas bongkar muat barang dari dan
7 2019 2.600 1.300 20 2032 8.400 4.200
ke kapal;
b. Memperlancar kegiatan bongkar muat tanpa harus menunggu penerima dan atau pengirim barang. 8 2020 2.700 1.400 21 2033 8.600 4.300
2. Gudang lini 2 berfungsi sebagai: 9 2021 2.800 1.400 22 2034 8.800 4.400
a. Perpanjangan lini 1, yakni menampung limpahan barang dari gudang lini 1 yang bersifat tempat 10 2022 2.900 1.500 23 2035 9.100 4.600
penampungan sementara;
11 2023 3.000 1.500 24 2036 9.300 4.700
b. Fasilitas pendukung yang berada di area pelabuhan, namun tidak langsung berhadapan dengan laut atau
kapal; 12 2024 4.900 2.500 25 2037 9.500 4.800
c. Dapat melakukan aktivitas marking, sorting, labelling, bagging, dan palleting. 13 2025 5.000 2.500 26 2038 9.700 4.900
Sumber: Olahan Konsultan 2018
Untuk kebutuhan gudang berpendingin (cold storage) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
komoditas yang perlu untuk dibekukan, seperti ikan yang menjadi komoditas utama wilayah hinterland Pelabuhan
Anggrek, disediakan lahan untuk membuat fasilitas tersebut, dimana pengelolaannya disepakati kemudian antara Rencana pembangunan ulang gudang di Pelabuhan Anggrek, merupakan salah satu bagian dari pengembangan
Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek dengan pihak ketiga. pelabuhan, menyebabkan nilai Shed Occupancy Ratio (SOR) turun yang menunjukan bahwa lebih banyak barang
yang disimpan melalui gudang dan berarti kinerja pelabuhan meningkat. Hasil perhitungan nilai rata-rata Shed
Kebutuhan luasan gudang lini 1 ini diperhitungkan berdasarkan kebijakan jumlah tonase kargo dari volume bongkar Occupancy Ratio (SOR) Pelabuhan Anggrek sampai 2038 adalah 41,51 %, berada di bawah nilai standar yang telah
muat kargo yang ada di Pelabuhan Anggrek yang akan dimasukan ke dalam gudang, dimana secara bertahap ditetapkan untuk Pelabuhan Anggrek berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
selama periode perencanaan untuk melalui gudang mulai dari tahap jangka pendek 25%, tahap jangka menengah Hk.103/2/2/Djpl-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan, yakni 65%. Proyeksi
menjadi 40%, dan jangka panjang menjadi 55%, sedangkan kebutuhan luasan gudang lini 2 yang berfungsi sebagai nilai Shed Occupancy Ratio (SOR) Pelabuhan Anggrek sampai 2038 diberikan pada Tabel 36 dan Gambar 36.
cadangan diperhitungkan 50% dari luasan gudang lini 1
Tabel 36 Nilai Shed Occupancy Ratio (SOR) Pelabuhan Anggrek
Pengelolaan gudang berpendingin ke depan dikerjasamakan dengan pihak ketiga, sehingga dalam perencanaan SOR SOR
No. Tahun No. Tahun
ini disediakan lahan peruntukannya, dimana kebutuhan luasan gudang berpendingin diperhitungkan sesuai (%) (%)
Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan 1 2013 112,49 14 2026 41,66
Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian 2 2014 168,15 15 2027 41,85
Perhubungan, 2016, yakni sebesar 10% dari luasan gudang lini 1, dibulatkan menjadi 2.000 m2 di jangka panjang.
3 2015 210,03 16 2028 41,53

1 Manajemen Muatan Aktivitas Rantai Pasok di Area Pelabuhan, Dr. D. A. Lasse, SH, Drs., MM, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cetakan
ke-2, Januari 2014

28
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

SOR SOR T x Tr T x Sf x (1 + BS) x farea


No. Tahun No. Tahun nL —
(%) (%) St h x W
4 2016 168,29 17 2029 41,67
18 2030 41,76 Ket. : Al Luas Lapang Penumpukan (m2)
5 2017 169,32
T Throughput per tahun (ton)
6 2018 180,70 19 2031 41,85 TJ Transit TimeIDwelling Time (hari)
41,93
s, Stowage Factor (m3/ton)
7 2019 40,99 20 2032 Rasio Luas Tumpuk dan Luas Lapang (%)
faiea
8 2020 40,50 21 2033 42,01 Sm Stacking Height (m)
BS Broken Stowage (%)
9 2021 41,00 22 2034 42,08 W Jumlah Hari Terpakai per tahun (hari)
10 2022 40,54 23 2035 41,54

11 2023 41,01 24 2036 41,62 Tabel 37 Kebutuhan Luasan Lapang Penumpukan Kargo Pelabuhan Anggrek
12 2024 41,24 25 2037 41,70 Lapang Penumpukan Kargo
No. Lapang Penumpukan Kargo
Tahun No. Tahun
13 2025 42,01 26 2038 41,77 (m2) (m2)
rata-rata 41,51 1 2013 1.450 14 2026 5.300

Sumber: Olahan Konsultan 2018 2 2014 1.450 15 2027 5.500


3 2015 1.450 16 2028 5.600
4 2016 1.450 17 2029 9.600
Nilai S h e d O c c u p a n c y R a tio (SOR)
Pelabuhan Anggrek 5 2017 1.450 18 2030 9.900

250.00
6 2018 1.450 19 2031 10.100
7 2019 2.800 20 2032 10.400
8 2020 2.900 21 2033 10.700
9 2021 3.000 22 2034 10.900
10 2022 3.100 23 2035 11.200
11 2023 3.200 24 2036 11.500
“Eksisting 12 2024 5.000 25 2037 11.700
100.00
Proyeksi 13 2025 5.100 26 2038 12.000
Sumber: Olahan Konsultan 2018
50.00

000 Rencana pembangunan ulang lapang penumpukan kargo di Pelabuhan Anggrek, merupakan salah satu bagian dari
pengembangan pelabuhan, menyebabkan nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) kargo turun yang menunjukan bahwa
lebih banyak barang yang disimpan melalui lapang penumpukan dan berarti kinerja pelabuhan meningkat. Hasil
tahun
perhitungan nilai rata-rata Yard Occupancy Ratio (YOR) kargo Pelabuhan Anggrek sampai 2038 adalah 15,90%,
berada di bawah nilai standar yang telah ditetapkan untuk Pelabuhan Anggrek berdasarkan Keputusan Direktur
Sumber: Olahan Konsultan 2018 Jenderal Perhubungan Laut Nomor Hk.103/2/2/Djpl-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan
Operasional Pelabuhan, yakni 70%. Proyeksi nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) kargo Pelabuhan Anggrek sampai
Gambar 36 Nilai Shed Occupancy Ratio (SOR) Pelabuhan Anggrek
2038 diberikan pada Tabel 38 dan Gambar 37.
Tabel 38 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Kargo Pelabuhan Anggrek
5.1.1.3 Lapang Penumpukan
YOR YOR YOR
No. Tahun No. Tahun No. Tahun
5.1.1.3.1 Pengantar (%) (%) (%)
Lapang penumpukan di Pelabuhan Anggrek terdiri dari 2 lapangan penumpukan, yaitu: 1 2013 19,00 10 2022 15,89 19 2031 15,99
1. Lapang penumpukan kargo; 2 2014 28,41 11 2023 15,93 20 2032 15,94
2. Lapang penumpukan peti kemas. 3 2015 35,48 12 2024 15,80 21 2033 15,89
4 2016 28,43 13 2025 15,99 22 2034 15,99
5.1.1.3.2 Lapang Penumpukan Kargo
5 2017 28,60 14 2026 15,87 23 2035 15,95
Kebutuhan luasan lapang penumpukan kargo ini diperhitungkan berdasarkan kebijakan jumlah tonase kargo dari
volume bongkar muat kargo yang ada di Pelabuhan Anggrek yang akan disimpan di lapangan, dimana secara 6 2018 30,52 15 2027 15,76 24 2036 15,90
bertahap selama periode perencanaan untuk melalui lapang penumpukan mulai dari tahap jangka pendek 10%, 7 2019 15,77 16 2028 15,94 25 2037 15,99
tahap jangka menengah menjadi 15%, dan jangka panjang menjadi 25%. Perhitungan kebutuhan luasan lapang 8 2020 15,81 17 2029 15,94 26 2038 15,95
penumpukan kargo diberikan pada Tabel 37 dengan formula di bawah ini serta didapatkan bahwa kebutuhan luasan
9 2021 15,85 18 2030 15,89 rata-rata 15,90
lapang penumpukan kargo adalah sebagai berikut.
1. Jangka Pendek seluas 3.200 m2; Sumber: Olahan Konsultan 2018
2. Jangka Menengah seluas 5.600 m2;
3. Jangka Panjang seluas 12.000 m2.

29
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Peti Kemas Lapang Penumpukan Peti Kemas


Nilai (YOR) Kargo
Y a rd O c c u p a n c y R a tio
No. Tahun
Pelabuhan Anggrek FCL LCL MT (m2)

40 00 8 2020 2.400 800 400 3.600


9 2021 2.600 900 500 4.000
10 2022 2.800 900 500 4.200
11 2023 3.000 1.000 500 4.500
12 2024 3.300 1.100 600 5.000
13 2025 3.500 1.100 600 5.200
'Eksisting

Proyeksi
14 2026 3.700 1.200 700 5.600

10.00 15 2027 3.900 1.300 700 5.900


16 2028 4.100 1.300 700 6.100
5.00
17 2029 4.300 1.400 800 6.500
0.00
? ^ s t ®® s ^ ss s s 18 2030 4.500 1.500 800 6.800
8 8 8 8 R R R R 8 8 8 R 8 R 8 8 S R 8 R R 8 8 8 S 8
19 2031 4.700 1.500 800 7.000
tahun
20 2032 4.900 1.600 900 7.400
Sumber: Olahan Konsultan 2018 21 2033 5.100 1.700 900 7.700

Gambar 37 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Kargo Pelabuhan Anggrek 22 2034 5.300 1.700 900 7.900
23 2035 5.500 1.800 1.000 8.300
24 2036 5.800 1.900 1.000 8.700
5.1.1.3.3 Lapang Penumpukan Peti Kemas
25 2037 6.000 1.900 1.000 8.900
Pergerakan peti kemas yang ada di Pelabuhan Anggrek berdasarkan status adalah sebagai berikut:
1. Full Container Load (FCL), yakni status seluruh muatan satu unit peti kemas dimiliki satu pengirim (single 26 2038 6.200 2.000 1.100 9.300
consignor) dan satu penerima (single consignee); Sumber: Olahan Konsultan 2018
2. Less than Container Load (LCL), yakni status muatan satu unit peti kemas dimiliki lebih dari satu pengirim (multi
shippers) dan atau lebih dari satu penerima (multi consignees).
Rencana pembangunan ulang lapang penumpukan peti kemas di Pelabuhan Anggrek, merupakan salah satu
Kebutuhan luasan lapang penumpukan peti kemas ini diperhitungkan berdasarkan jumlah peti kemas dalam satuan bagian dari pengembangan pelabuhan, menyebabkan nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) peti kemas naik
TEU dari volume pergerakan peti kemas yang ada di Pelabuhan Anggrek yang terdiri dari peti kemas status FCL dikarenakan lapangan sebelumnya ditata ulang menjadi bagian dari Terminal Peti Kemas, namun hasil perhitungan
sebesar 70%, peti kemas status LCL sebesar 20%, serta peti kemas kosong sebesar 10% yang diberikan pada nilai rata-rata Yard Occupancy Ratio (YOR) peti kemas Pelabuhan Anggrek sampai 2038 adalah 42,60%, berada
Tabel 39 dengan formula di bawah ini serta didapatkan bahwa kebutuhan luasan lapang penumpukan peti kemas di bawah nilai standar yang telah ditetapkan untuk Pelabuhan Anggrek berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Nomor Hk.103/2/2/Djpl-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan Operasional
adalah sebagai berikut.
Pelabuhan, yakni 70%. Proyeksi nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) peti kemas Pelabuhan Anggrek sampai 2038
1. Jangka Pendek seluas 4.500 m2;
diberikan pada Tabel 40 dan Gambar 38.
2. Jangka Menengah seluas 6.100 m2;
3. Jangka Panjang seluas 9.300 m2. Tabel 40 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Peti Kemas Pelabuhan Anggrek
YOR YOR YOR
A C x D Tx A t e u x f a No. Tahun No. Tahun No. Tahun
ACy — (%) (%) (%)
rs t x W
1 2013 3,33 10 2022 43,04 19 2031 43,16

Ket. : Acy Luas Lapang Penumpukan Peti Kemas (m2) 2 2014 4,79 11 2023 43,17 20 2032 42,64
AC Throughput per tahun (ton)
3 2015 5,42 12 2024 41,55 21 2033 42,73
D, Transit TimeIDwelling Time (hari)
farea Rasio Luas Tumpuk dan Luas Lapang (%) 4 2016 6,21 13 2025 42,54 22 2034 43,36
A teu Luas Peti Kemas per TEU (m2)
Rata-rata jumlah tumpukan (-) 5 2017 6,74 14 2026 41,91 23 2035 42,89
r.t
W Jumlah Hari Terpakai per tahun (hari) 6 2018 7,60 15 2027 42,06 24 2036 42,47
7 2019 42,53 16 2028 42,89 25 2037 43,03
Tabel 39 Kebutuhan Luasan Lapang Penumpukan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 8 2020 42,73 17 2029 42,33 26 2038 42,63
Peti Kemas Lapang Penumpukan Peti Kemas 9 2021 41,83 18 2030 42,44 rata-rata 42,60
No. Tahun (m2)
FCL LCL MT Sumber: Olahan Konsultan 2018
1 2013 900 300 200 1.400

2 2014 1.300 500 300 2.100

3 2015 1.500 500 300 2.300

4 2016 1.700 600 300 2.600

5 2017 1.900 600 400 2.900

6 2018 2.100 700 400 3.200

7 2019 2.200 700 400 3.300

30
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Nilai (YOR) Peti Kemas


Y a rd O c c u p a n c y R a tio
Tabel 41 Kebutuhan Luasan Fasilitas Pemadam Kebakaran Pelabuhan Anggrek
Pelabuhan Anggrek
Jumlah Luas (m2)
Nama Pengguna Standar
50.00 No. Ruangan
Ruangan (orang) (m2) Sirkulasi
(unit) Ruang Total
(20%)
1 Lobby 1 6 1,2 7,2 20% 8,6
2 R. Tamu 1 6 1,2 1,0 20% 1,2
3 R. Rapat 1 15 1,2 18,0 20% 21,6
4 R. TU 1 4 2,4 9,6 20% 11.5
■Eksisting 5 R. Ka. Seksi 2 1 10,0 20,0 20% 24,0
Proyeksi 6 R. Staff 1 6 2,2 13,2 20% 15,8
7 R. Pimpinan 1 1 24,0 24,0 20% 28,8
8 R. Operator 1 2 1,2 2,4 20% 2,9
9 R. Server 1 2 2,0 4,0 20% 4,8
10 Pantry 1 3 1,5 4,5 20% 5,4
tahun 11 Mushalla 1 6 1,0 6,0 20% 7,2
12 Gudang 1 1 10,0 10,0 20% 12,0
Sumber: Olahan Konsultan 2018
13 Toilet 2 3 2,0 12,0 20% 14,4
Gambar 38 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 14 Janitor 1 2 2,0 20% 2,4
1,0

15 Teras Depan 1 1 20,0 20,0 20% 24,0


5.1.1.3.4 Container Freight Station (CFS) 16 Teras Samping 1 1 6,0 6,0 20% 7,2
Container Freight Station (CFS) adalah stasiun untuk memproses bongkar muat dan pengiriman peti kemas dengan 17 Lorong 1 1 80,0 80,0 20% 96,0
status Less than Container Load (LCL), dimana ke depan pengelolaannya dapat dikerjasamakan dengan pihak 18 Garasi 1 2 25,0 50,0 20% 60,0
ketiga, sehingga dalam perencanaan ini disediakan lahan peruntukannya seluas 1.000 m2.
19 Parkir

5.1.1.4 Zona Curah a Mobil 4 1 12,5 50,0 20% 60,0


b Motor 10 1 2,0 20,0 0% 20,0
Perencanaan pengembangan Pelabuhan Anggrek mengalokasikan lahan zona curah seluas 10.000 m2 dengan
maksud untuk mengantisipasi pergerakan barang curah ke depan, dimana pengelolaanya dapat dikerjasamakan Total 427,9
dengan pihak ketiga. RTH 30% 128,4
Rasio 10% 42,8
5.1.1.5 Pemadam Kebakaran
Luas 600
Penentuan kebutuhan luasan fasilitas pemadam kebakaran di Pelabuhan Anggrek diambil berdasarkan standar
Sumber: Olahan Konsultan 2018
pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan
Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian
Perhubungan, 2016, dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.04/MEN/1980 tentang Syarat- 5.1.1.6 Pemeliharaan Peralatan Pelabuhan
Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Oleh karena itu didapatkan kebutuhan fasilitas
pemadam kebakaran di Pelabuhan Anggrek sebagai berikut: Penentuan kebutuhan luasan fasilitas pemeliharaan peralatan pelabuhan di Pelabuhan Anggrek didasarkan standar
1. Bangunan pemadam utama yang terdiri dari 2 bangunan utama seluas total 600 m2 (diberikan pada Tabel 41): pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan
a. Bangunan garasi mobil pemadam kebakaran berkapasitas 2 mobil; Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian
b. Bangunan berupa kantor dan mess petugas pemadam kebakaran yang bertugas 1 x 24 jam. Perhubungan, 2016, yakni standar luasan 20 m2 per 1.000 m2 luas terminal dan disediakan lahan sesuai kebutuhan
2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang dipasang di bangunan-bangunan kantor dan juga lapang penumpukan, jangka panjang, yakni 1.000 m2 serta diberikan pada Tabel 42.
sehingga hampir keseluruhan pengadaannya di tahap jangka pendek sesuai dengan pembangunan Tabel 42 Kebutuhan Luasan Fasilitas Pemeliharaan Peralatan Pelabuhan Anggrek
perkantoran dan fasilitas umum lainnya, terdiri dari: Luas Terminal Kargo Pemeliharaan Luas Terminal Kargo Pemeliharaan
a. Tipe ABC Dry Chemical Powder atau Multipurpose Dry Chemical Powder kapasitas 6 kg, untuk ruang per No. Tahun dan Peti Kemas Peralatan No. Tahun dan Peti Kemas Peralatan
200 m2 dengan interval jarak per unit 20 m, sejumlah 20 unit; (m2) (m2) (m2) (m2)
b. Tipe ABC Dry Chemical Powder atau Multipurpose Dry Chemical Powder kapasitas 3 kg, untuk ruang 1 2013 45.400 1.000 14 2026 26.000 600
berpartisi, sejumlah 150 unit; 2 2014 45.400 1.000 15 2027 26.800 600
c. Tipe ABC Dry Chemical Powder atau Multipurpose Dry Chemical Powder kapasitas 4 kg, untuk ruang
3 2015 45.400 1.000 16 2028 28.000 600
elektrikal/genset/panel listrik, sejumlah 5 unit;
d. Tipe Carbon Dioxide CO2 kapasitas 6,8 kg, untuk ruang elektrikal/genset/panel listrik, sejumlah 5 unit. 4 2016 45.400 1.000 17 2029 37.300 800
3 . Fire Ektinguisher untuk di area industri/area produksi/gardu listrik/gudang terdiri dari: 5 2017 45.400 1.000 18 2030 38.600 800
a. Tipe ABC Dry Chemical Powder kapasitas 9 kg, sejumlah 10 unit;
6 2018 45.400 1.000 19 2031 39.700 800
b. Tipe Trolley Wheeled ABC Dry Chemical Powder kapasitas 50 kg, sejumlah 6 unit;
c. Tipe Trolley Wheeled Carbon Dioxide CO2 kapasitas 9 kg, sejumlah 6 unit. 7 2019 14.400 300 20 2032 41.000 900
8 2020 15.200 400 21 2033 42.300 900
9 2021 16.000 400 22 2034 43.600 900
10 2022 17.100 400 23 2035 44.900 900

31
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Luas Terminal Kargo Pemeliharaan Luas Terminal Kargo Pemeliharaan umum. Perhitungan luasan fasilitas tersebut didasarkan pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada
No. Tahun dan Peti Kemas Peralatan No. Tahun dan Peti Kemas Peralatan Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan,
(m2)_________ (m2) _________(m3_________ (m2) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, 2016, dimana bangunan yang diperinci dan
11 2023 17.700 400 24 2036 46.200 1.000
dibangun adalah Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek, sedangkan untuk perkantoran lainnya
12 2024 23.800 500 25 2037 47.500 1.000 disediakan lahan dengan luasan yang sama, diberikan pada Tabel 44, sedangkan luasan masing-masing fasilitas
13 2025 24.800 500 26 2038 48.600 1.000 umum diberikan pada Tabel 45.
1. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek seluas 500 m2;
Sumber: Olahan Konsultan 2018
2. Kantor Bea Cukai seluas 500 m2;
3. Kantor Karantina seluas 500 m2;
5.1.1.7 Pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) 4. Kantor TNI AL seluas 500 m2;
5. Kantor Kepolisian Sektor seluas 500 m2;
Penentuan kebutuhan luasan fasilitas pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di Pelabuhan 6. Kantor SROP seluas 500 m2;
Anggrek didasarkan standar pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP),
7. Masjid seluas 1.000 m2;
Pengumpan Regional (PR), dan Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal 8. Cafetaria seluas 200 m2;
Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, 2016, yakni standar luasan 20 m2 per 1.000 m2 luas terminal dan
9. Toilet Umum seluas 100 m2.
disediakan lahan sesuai kebutuhan jangka panjang, yakni 1.000 m2 serta diberikan pada Tabel 43.
Tabel 43 Kebutuhan Fasilitas Pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Anggrek Tabel 44 Kebutuhan Luasan Fasilitas Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek
Luas Terminal Kargo Pemeliharaan Luas Terminal Kargo Pemeliharaan
No. Tahun dan Peti Kemas SBNP No. Tahun dan Peti Kemas SBNP Jumlah Luas (m2)
Nama Pengguna Standar
(m2)_________ (m2) ________ (m!)_________ _____ (m!)_____ No. Ruangan Sirkulasi
Ruangan (orang) (m2) Ruang Total
(unit) (20%)
1 2013 45.400 1.000 14 2026 26.000 600
1 Lobby + Resepsionis 1 20 0,8 16,0 20% 19,2
2 2014 45.400 1.000 15 2027 26.800 600
2 R. Tamu 1 1 6,4 5,3 20% 6,4
3 2015 45.400 1.000 16 2028 28.000 600
3 R. Rapat 1 30 1,0 30,0 20% 36,0
4 2016 45.400 1.000 17 2029 37.300 800
4 R. TU 1 4 2,4 9,6 20% 11,5
5 2017 45.400 1.000 18 2030 38.600 800
5 R. Ka. Seksi 2 1 10,0 20,0 20% 24,0
6 2018 45.400 1.000 19 2031 39.700 800
6 R. Jabatan Fungsional 1 2 6,0 12,0 20% 14,4
7 2019 14.400 300 20 2032 41.000 900
900 7 R. Staff 1 8 2,2 17,6 20% 21,1
8 2020 15.200 400 21 2033 42.300
900 8 R. Karyawan Operasional 1 8 2,2 17,6 20% 21,1
9 2021 16.000 400 22 2034 43.600
9 R. Pimpinan 1 1 24,0 24,0 20% 28,8
10 2022 17.100 400 23 2035 44.900 900
10 R. Sekretaris 1 2 3,0 6,0 20% 7,2
11 2023 17.700 400 24 2036 46.200 1.000
11 R. Arsip 1 20 0,4 8,0 20% 9,6
12 2024 23.800 500 25 2037 47.500 1.000
12 R. Server 1 2 2,0 4,0 20% 4,8
13 2025 24.800 500 26 2038 48.600 1.000
13 Pantry 1 3 1,5 4,5 20% 5,4
Sumber: Olahan Konsultan 2018
14 Mushalla 1 6 1,0 6,0 20% 7,2
15 Gudang 1 1 10,0 10,0 20% 12,0
5.1.1.8 Peralatan Pelabuhan
16 Toilet 2 4 2,0 16,0 20% 19,2
Indikasi kebutuhan peralatan di Pelabuhan Anggrek bertambah seiring dengan perencanaan pengembangan
17 Janitor 1 2 1.0 2,0 20% 2,4
layanan dan juga proyeksi volume pergerakan barang dan peti kemas yang bertujuan agar kinerja pelayanan
pelabuhan dapat tetap dipertahankan berada maksimum sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. 18 Teras Depan 1 1 20,0 20,0 20% 24,0
Indikasi kebutuhan peralatan Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut: 19 Parkir
1. Terminal Kargo a Mobil 4 1 12,5 50,0 20% 60,0
a. Fork Lift Truck (FLT) 5 ton sejumlah 4 unit untuk difungsikan di gudang dan lapang penumpukan;
b. Truck 8 ton sejumlah 5 unit pada jangka pendek, menjadi 8 unit pada jangka menengah, serta menjadi 11 b Motor 10 1 2,0 20,0 0% 20,0

unit pada jangka panjang. Total 354,4


2. Terminal Peti Kemas RTH 30% 106,3
a. Container Crane kapasitas minimum 30 ton sejumlah 1 unit;
Rasio 10% 35,4
b. Container Truck sejumlah 6 unit pada jangka pendek, 8 unit pada jangka menengah, dan 10 unit pada
jangka panjang. Luas 500
Sumber: Olahan Konsultan 2018
5.1.1.9 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran Pelabuhan
Indikasi kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) guna menunjang keselamatan pelayaran di perairan
Pelabuhan Anggrek berupa pelampung suar sejumlah kurang lebih 4 unit yang diperuntukan di alur pelayaran
sebagai batas pintu masuk alur dan belokan.

5.1.1.10 Fasilitas Perkantoran dan Fasilitas Umum


Fasilitas parkir direncanakan terintegrasi dengan masing-masing fasilitas, baik perkantoran maupun fasilitas umum,
dimana di Pelabuhan Anggrek terdapat 6 kantor serta fasilitas umum yang terdiri dari masjid, cafetaria, dan toilet

32
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Tabel 45 Kebutuhan Luasan Fasilitas Umum Pelabuhan Anggrek 5.1.1.12 Parkir


Jumlah Luas (m2) Penentuan kebutuhan luasan fasilitas parkir truk terminal kargo dan terminal peti kemas di Pelabuhan Anggrek
No. Ruangan Sirkulasi didasarkan standar pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan
Ruangan (orang) (m2) Ruang Total
(unit) (20%) Regional (PR), dan Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,
1 Masjid Kementerian Perhubungan, 2016, yakni standar sebagai berikut.
1 R. Utama 1 100 0,6 60,0 20% 72,0 1. Standar luasan kebutuhan area parkir truk kargo adalah 7 (tujuh) lot parkir per 1.000 m2 luas terminal dengan
luasan per lot 48 m2;
2 R. Pengurus 5 10 6,0 300,0 20% 360,0
2. Standar luasan kebutuhan area parkir truk kargo adalah 7 (tujuh) lot parkir per 1.000 m2 luas terminal dengan
3 R. Penyimpanan 1 1 8,0 8,0 20% 9,6 luasan per lot 90 m2.
4 Tempat Wudhu 2 20 1,5 60,0 20% 72,0
Toilet 2 20 60,0 20% 72,0
Oleh karena itu kebutuhan luasan parkir truk di Pelabuhan Anggrek sebagai berikut (diberikan pada Tabel 46).
5 1,5
1. Terminal Kargo, yakni:
6 Janitor 1 2 1,0 2,0 20% 2,4 a. Jangka pendek seluas 3.100 m2;
7 Teras 1 1 10,0 10,0 20% 12,0 b. Jangka menengah seluas 5.600 m2;
8 Parkir c. Jangka panjang seluas 10.600 m2.
2. Terminal Peti Kemas, yakni:
a Mobil 6 1 12,5 75,0 20% 90,0
a. Jangka pendek seluas 4.200 m2;
b Motor 10 1 2,0 20,0 20% 24,0 b. Jangka menengah seluas 5.600 m2;
Total 714,0 c. Jangka panjang seluas 8.300 m2.
RTH 30% 214,2
Rasio 10% 71,4 Tabel 46 Kebutuhan Luasan Fasilitas Parkir Truk Pelabuhan Anggrek
Luas 1.000 Parkir (m2)
Luas Luas
II Cafetaria No. Tahun Term.Kargo . Peti Kemas Kargo Peti Kemas
R. Kedai 10 2,5 25,0 20% 30,0 (m2) (m2)
1 1 Lot Luas Lot Luas
2 R. Makan 1 30 1,2 36,0 20% 43,2 1 2013 3.200 42.500 23 1.200 213 19.200
3 Toilet 2 2 2,0 8,0 20% 9,6 2 2014 3.200 42.500 23 1.200 213 19.200
4 Janitor 1 2 1,0 2,0 20% 2,4 3 2015 3.200 42.600 23 1.200 213 19.200
5 Teras 1 1 10,0 10,0 20% 12,0 4 2016 3.200 42.600 23 1.200 213 19.200
6 Parkir 5 2017 3.200 42.600 23 1.200 213 19.200
a Mobil 2 1 12,5 25,0 20% 30,0 6 2018 3.200 42.600 23 1.200 213 19.200
b Motor 6 1 2,0 12,0 20% 14,4 7 2019 7.900 6.900 56 2.700 35 3.200
Total 141,6 8 2020 8.300 7.500 59 2.900 38 3.500
RTH 30% 42,5 9 2021 8.500 8.100 60 2.900 41 3.700
Rasio 10% 14,2 10 2022 8.900 8.800 63 3.100 44 4.000
Luas 200 11 2023 9.100 9.200 64 3.100 46 4.200
III Toilet Umum 12 2024 14.600 9.900 103 5.000 50 4.500
1 Toilet 2 15 2,0 60,0 20% 72,0 13 2025 14.900 10.600 105 5.100 53 4.800
2 Janitor 1 2 1,0 2,0 20% 2,4 14 2026 15.500 11.200 109 5.300 56 5.100
3 Teras 1 1 10,0 10,0 20% 12,0 15 2027 15.900 11.600 112 5.400 58 5.300
Total 86,4 16 2028 16.400 12.400 115 5.600 62 5.600
Rasio 10% 8,6 17 2029 25.100 13.000 176 8.500 65 5.900
Luas 100 18 2030 25.800 13.600 181 8.700 68 6.200
Sumber: Olahan Konsultan 2018 19 2031 26.400 14.300 185 8.900 72 6.500
20 2032 27.100 14.900 190 9.200 75 6.800
5.1.1.11 Rumah Dinas 21 2033 27.800 15.500 195 9.400 78 7.100

Penentuan kebutuhan luasan fasilitas rumah dinas di Pelabuhan Anggrek didasarkan standar pada Pedoman 22 2034 28.400 16.200 199 9.600 81 7.300
Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan Pengumpan Lokal 23 2035 29.300 16.700 206 9.900 84 7.600
(PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, 2016, yakni 24 2036 30.000 17.300 210 10.100 87 7.900
standar sebagai berikut:
25 2037 30.600 18.000 215 10.400 90 8.100
1. Rumah dinas Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) seluas 600 m2;
2. Rumah dinas staf Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) masing-masing seluas kurang lebih 100 m2 - 26 2038 31.300 18.400 220 10.600 92 8.300
115 m2, terdiri dari: Sumber: Olahan Konsultan 2018
a. Jangka pendek sejumlah 4 unit;
b. Jangka menengah sejumlah 8 unit;
c. Jangka panjang sejumlah 12 unit.

33
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

5.1.1.13 Area Perdagangan 5.1.1.19 Fasilitas Ruang Terbuka Hijau


Area perdagangan direncanakan dialokasikan di Pelabuhan Anggrek dengan maksud untuk mengantisipasi Penentuan kebutuhan fasilitas ruang terbuka hijau Pelabuhan Anggrek sebagai Pelabuhan Pengumpul didasarkan
kegiatan perkeonomian yang dapat mendukung kegiatan pelabuhan seiring rencana pengembangan dengan luasan standar pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR),
7.000 m2. dan Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian
Perhubungan, 2016, yakni 30% dari luas total lahan terpakai.
5.1.1.14 Fasilitas Jalan dan Drainase Pelabuhan
5.1.2 Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Perairan
Penentuan kebutuhan jalan Pelabuhan Anggrek didasarkan standar pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat
pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kebutuhan fasilitas perairan merupakan perhitungan luasan zonasi perairan yang dibutuhkan dimana hal ini
Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, 2016, yakni standar lebar jalan diperhitungkan berdasarkan pada rencana kapal terbesar yang akan bersandar, yaitu:
Pelabuhan Pengumpul 12 m dan kebutuhan pengembangan yang terdiri dari: 1. Kapal barang kargo dengan ukuran 5.000 DWT (3.000 GT), memiliki panjang 109 m, lebar 16,8 m, dan
1. Jalan utama pelabuhan sepanjang 520 m; kedalaman kapal 6,5 m, sehingga kebutuhan kedalaman perairan 7,5 m;
2. Jalan di dalam terminal kargo 680 m; 2. Kapal peti kemas dengan ukuran 30.000 DWT (18.000 GT), memiliki panjang 218 m, lebar 30,2 m, dan
3. Jalan di dalam terminal peti kemas 630 m; kedalaman kapal 11,1 m, sehingga kebutuhan kedalaman perairan 12,5 m.
4. Jalan di dalam perkantoran dan fasilitas umum 670 m2.
Keduanya dihitung menurut Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (Lampiran SK Dirjen
Penentuan kebutuhan drainase Pelabuhan Anggrek sebagai Pelabuhan Pengumpul didasarkan standar pada Perhubungan Laut Nomor PP.001/2/19/DJPL-14 tanggal 5 Agustus 2014), Perencanaan Pelabuhan, Prof. Dr. Ir.
Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan Bambang Triatmodjo, DEA, Beta Offset, 2009, Technical Standards for Port and Harbour Facilities in Japan, 1980,
Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian serta Petunjuk Teknis Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
Perhubungan, 2016, yakni standar lebar drainase Pelabuhan Pengumpul sebagai berikut: (Lampiran SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor PP 001/5/2/DJPL-17 tanggal 10 Mei 2017), dimana perhitungan ini
1. Drainase sisi jalan adalah drainase saluran terbuka dengan lebar 0,8 m dan panjang total 5.000 m; dijabarkan singkat dalam uraian di bawah ini.
2. Drainase sisi lapang penumpukan atau lapang parkir adalah drainase saluran tertutup dengan lebar 0,65 m,
dimana panjangnya mengikuti pengembangan luasan lapang penumpukan atau lapang parkir, yakni: 5.1.2.1 Alur Pelayaran
a. Jangka pendek sepanjang 400 m;
Karakteristik perairan Pelabuhan Anggrek dari pelabuhan sampai ke laut bebas, berdasarkan hasil survei dan peta
b. Jangka menengah sepanjang 500 m;
laut, antara lain:
c. Jangka panjang sepanjang 700 m.
1. Merupakan perairan yang terhalang oleh beberapa pulau dari depan dermaga sampai ke laut bebas dan jarak
yang cukup jauh;
5.1.1.15 Fasilitas Listrik dan Air Bersih
2. Kondisi perairan relatif tenang karena terlindung pulau-pulau.
Penentuan kebutuhan fasilitas listrik dan air bersih Pelabuhan Anggrek sebagai Pelabuhan Pengumpul didasarkan
standar pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), Frekuensi kapal di Pelabuhan Anggrek, menurut data, hampir mencapai 300 unit per tahun saat ini dan hasil
dan Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian peramalan kunjungan kapal Pelabuhan Anggrek diperkirakan mencapai 500 kunjungan berdasarkan proyeksi
Perhubungan, 2016, dengan menyediakan lahan rumah genset, rumah listrik untuk listrik dari PLN, rumah pompa, perkembangan jasa angkutan laut di masa perencanaan atau lebih dari 1 kunjungan kapal dalam sehari. Oleh
dan juga lahan penampungan air bersih seluas 200 m2. karena itu dengan frekuensi kunjungan kapal dan karakteristik perairan Pelabuhan Anggrek yang akan menjadi alur
pelayaran tersebut di atas, maka perlu perencanaan alur pelayaran yang dapat melayani pergerakan kapal yang
5.1.1.16 Fasilitas Kesehatan direncanakan seperti disebutkan dalam sub bab sebelumnya, yakni alur pelayaran yang setidaknya memiliki
karakteristik sebagai berikut:
Penentuan kebutuhan fasilitas kesehatan Pelabuhan Anggrek sebagai Pelabuhan Pengumpul didasarkan standar
1. Alur dipastikan harus membelok untuk menghindari pulau-pulau;
pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan
2. Direncanakan memiliki 2 jalur pergerakan kapal.
Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian
Perhubungan, 2016, dengan menyediakan lahan poliklinik seluas 150 m2.
Oleh karena itu perhitungan luasan perairan yang dibutuhkan untuk alur pelayaran Pelabuhan Anggrek adalah
sebagai berikut:
5.1.1.17 Fasilitas Penampungan Limbah dan Sampah
1. Lebar alur direncanakan dengan formula sesuai kriteria ukuran kapal terbesar, frekuensi kunjungan kapal,
Penentuan kebutuhan penampungan limbah dan sampah kesehatan Pelabuhan Anggrek sebagai Pelabuhan karakteristik perairan, serta standar penetapan lebar alur dalam peraturan di atas yang diberikan pada Tabel
Pengumpul didasarkan standar pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), 47, yakni 9B + 30 dan didapatkan 310 m dengan kebutuhan panjang alur didapatkan 15.093 m, dimana 5.066
Pengumpan Regional (PR), dan Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal m di Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan 10.027 m di Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp);
Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, 2016, yang merujuk ke ISO 14001 dan akan dikaji lebih detail dalam
Tabel 47 Kriteria Lebar Alur
kajian lingkungan tersendiri, dimana dalam penyusunan update Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek ini
disediakan lahan penampungan limbah dan sampah seluas 1.000 m2. Lebar Alur
No. Panjang Alur Kondisi Navigasi
(m)
5.1.1.18 Fasilitas Keamanan Lingkungan 1 1 jalur Kapal tidak berpapasan 5B

Penentuan kebutuhan fasilitas keamanan lingkungan Pelabuhan Anggrek sebagai Pelabuhan Pengumpul terdiri A 2 jalur; Kapal dengan frekuensi tinggi 7B + 30
2
dari pos jaga dan pagar pelabuhan maupun terminal di dalamnya yang perhitungannya didasarkan standar pada B Alur relatif panjang dan lurus. Kapal dengan frekuensi rendah 4B + 30
Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan A 2 jalur; Kapal dengan frekuensi tinggi 9B + 30
Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian 3
B Alur membelok/melengkung. Kapal dengan frekuensi rendah 6B + 30
Perhubungan, 2016, yakni:
1. Pos jaga sejumlah 5 unit dengan luasan masing-masing 30 m2 di jangka pendek dan ditempatkan di setiap pintu A Kapal dengan frekuensi tinggi 2L
4 Alur relatif panjang
masuk terminal; B Kapal dengan frekuensi rendah 1,5L
2. Pagar BRC dengan total sepanjang 2.800 m.
A Kapal dengan frekuensi tinggi 1,5L
5 Alur relatif pendek
B Kapal dengan frekuensi rendah L
Sumber: Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (Lampiran SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor PP.001/2/19/DJPL-14,
5 Agustus 2014), Perencanaan Pelabuhan, Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, DEA, Beta Offset, 2009, Technical Standards for

34
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Port and Harbour Facilities in Japan, 1980, Petunjuk Teknis Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Tabel 48 Kriteria Jari-jari Labuh
Lingkungan Kepentingan (DLKp) (Lampiran SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor PP 001/5/2/DJPL-17 tanggal 10 Mei 2017)
Kondisi Jari-jari Labuh
Keterangan: No. Tujuan Labuh Metode Tambat
Laut dan Angin (m)
B : Lebar Kapal (m)
L : Panjang Kapal (m) pada satu titik (swinging Baik r = L + 6D
mooring) Buruk r = L + 6D + 30
Menunggu di laut (offshore)
2. Luasan alur pelayaran, dihitung dengan formula di bawah, didapatkan total sebesar 4.678.830,00 m2 (467,88 1
dengan jangkar Baik r = L + 4,5D
pada dua titik (mooring with
ha), dimana 1.570.460,00 m2 (157,05 ha) di Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan 3.108.370,00 m2 (310,84 ha) two anchors) Buruk r = L + 4,5D + 30
di Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp).
pada dua titik (mooring with Pola Segiempat Panjang;
2 Menunggu di laut (offshore) two anchors front and rear) L + 50, dimana L/2
alur ~ W xL dengan buoy
pada satu titik buoy r = L + 25

A : Luas Alur (m2) Sumber: Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (Lampiran SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor PP.001/2/19/DJPL-14
W : Lebar Alur (m) tanggal 5 Agustus 2014), Perencanaan Pelabuhan, Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, DEA, Beta Offset, 2009, Technical
L : Panjang Alur (m) Standards for Port and Harbour Facilities in Japan, 1980, Petunjuk Teknis Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan
Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) (Lampiran SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor PP 001/5/2/DJPL-17,10 Mei 2017)
5.1.2.2 Area Sandar
Area sandar perlu direncanakan agar dapat melayani pergerakan kapal dengan ukuran dan jumlah yang Keterangan:
direncanakan dan juga tercapai kinerja Pelabuhan Anggrek sesuai standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu L : Panjang Kapal (m)
D : Kedalaman Perairan (mLWS)
perhitungan luasan perairan yang dibutuhkan untuk area sandar Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut: r : jari-jari labuh (m)
1. Direncanakan untuk sandar 2 (dua) tambatan;
2. Panjang kapal yang dipergunakan adalah panjang kapal terbesar yang direncanakan akan sandar di pelabuhan, 2. Jumlah kapal yang direncanakan untuk masing-masing area labuh yakni:
yakni kapal peti kemas dengan panjang kapal sebesar 218 m; a. Kapal kargo direncanakan berlabuh dalam satu waktu adalah 2 (dua) unit;
3. Luasan area sandar sesuai asumsi di atas, dihitung dengan formula di bawah, didapatkan 256.629,60 m2 (25,66 b. Kapal peti kemas direncanakan berlabuh dalam satu waktu adalah 1 (satu) unit.
ha). 3. Luasan area labuh sesuai asumsi di atas, dihitung dengan formula di bawah, didapatkan:
a. Area labuh kapal kargo 128.036,00 m2 (12,80 ha);
A — l,8Loa x l,SLoa b. Area labuh kapal peti kemas 236.288,80 m2 (23,63 ha).
Ket. : A : Luas Area Labuh (m2)
A =nxn xr2
Loa : Panjang Kapal (m)
Ket. : A Luas Area Labuh (m2)
5.1.2.3 Kolam Putar n Jumlah kapal yang direncanakan untuk berlabuh (m)
r Jari-jari labuh (m)
Kolam putar Pelabuhan Anggrek direncanakan untuk dapat melayani pergerakan kapal terbesar yang akan
beroperasi di Pelabuhan Anggrek. Oleh karena itu perhitungan luasan perairan yang dibutuhkan untuk kolam putar
5.1.2.5 Area Karantina
Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut:
1. Direncanakan untuk putaran 1 (satu) unit kapal; Area karantina kapal perlu direncanakan dalam rangka mengantisipasi kapal-kapal yang perlu tindakan lebih lanjut
2. Jari-jari area kolam putar yang direncanakan adalah panjang kapal terbesar yang akan beroperasi di pelabuhan, akibat muatan yang dibawanya. Oleh karena itu perhitungan luasan perairan yang dibutuhkan untuk area karantina
yakni kapal peti kemas dengan panjang kapal sebesar 218 m; kapal di Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut:
3. Luasan area kolam putar sesuai asumsi di atas, dihitung dengan formula di bawah, didapatkan 149.301,05 m2 1. Jari-jari area karantina direncanakan dengan formula yang sama dengan perhitungan jari-jari labuh untuk area
(14,93 ha). labuh, sehingga didapatkan nilai yang sama, yakni:
a. Kapal kargo, didapatkan r = 142,75 m;
A= nxnxr2 ; r = Loa b. Kapal peti kemas, didapatkan r = 274,25 m.
2. Jumlah kapal yang direncanakan untuk masing-masing area karantina, yakni:
Ket.: A : Luas Area Labuh (m2)
a. Kapal kargo direncanakan berlabuh di area karantina dalam satu waktu adalah 1 (satu) unit;
n : Jumlah kapal yang direncanakan untuk berlabuh (m)
r : Jari-jari labuh (m) b. Kapal peti kemas direncanakan berlabuh di area karantina dalam satu waktu adalah 1 (satu) unit.
L» : Panjang Kapal (m) 3. Luasan area karantina sesuai asumsi di atas, dihitung dengan formula yang sama dengan formula perhitungan
area labuh, didapatkan:
5.1.2.4 Area Labuh a. Area karantina kapal kargo 64.018,00 m2 (6,40 ha);
b. Area karantina kapal peti kemas 236.288,80 m2 (23,63 ha).
Area labuh kapal perlu direncanakan dalam rangka pelayanan yang nyaman bagi para pengguna pelabuhan dalam
melakukan kegiatan kepelabuhanan. Oleh karena itu perhitungan luasan perairan yang dibutuhkan untuk area labuh
5.1.2.6 Area Keperluan Darurat
kapal di Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut:
1. Jari-jari labuh direncanakan dengan formula sesuai kriteria ukuran kapal terbesar untuk masing-masing jenis Area keperluan darurat kapal perlu direncanakan dalam rangka mengantisipasi kapal-kapal yang perlu tindakan
kapal serta standar penetapan jari-jari labuh dalam peraturan di atas yang diberikan pada Tabel 48, yakni: darurat akibat berbagai hal, baik karena muatan maupun teknis kapal. Oleh karena itu perhitungan luasan perairan
a. Kapal kargo, panjang kapal 109 m dengan kebutuhan kedalaman perairan -7,5 mLWS, direncanakan yang dibutuhkan untuk area keperluan darurat kapal di Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut:
berlabuh menunggu di laut (offshore) dengan jangkar pada dua titik (mooring with two anchors) dalam 1. Jari-jari area keperluan darurat direncanakan dengan formula yang sama dengan perhitungan jari-jari labuh
kondisi laut dan angin baik, sehingga r = L + 4,5D dan didapatkan r = 142,75 m; untuk area labuh, namun diambil hanya satu jari-jari area keperluan darurat saja untuk semua jenis kapal, yakni
b. Kapal peti kemas, panjang kapal 218 m dengan kebutuhan kedalaman perairan -12,5 mLWS, direncanakan jari-jari area keperluan darurat terbesar, jari-jari area keperluan darurat kapal peti kemas yakni r = 274,25 m;
berlabuh menunggu di laut ( offshore) dengan jangkar pada dua titik (mooring with two anchors) dalam 2. Jumlah kapal yang direncanakan berlabuh di area karantina dalam satu waktu adalah 1 (satu) unit;
kondisi laut dan angin baik, sehingga r = L + 4,5D dan didapatkan r = 274,25 m. 3. Luasan area keperluan darurat sesuai asumsi di atas, dihitung dengan formula yang sama dengan formula
perhitungan area labuh, namun dengan besaran setengah dari luasan area labuh, didapatkan area keperluan
darurat kapal peti kemas 118.144,40 m2 (11,81 ha).

35
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

37) Penyediaan lahan sign post pelabuhan seluas 40 m2;


38) Penyediaan lahan ruang terbuka hijau seluas 24.627 m2.
2. Tahap Jangka Menengah, yakni periode 2019 - 2028, dengan uraian sebagai berikut:
Ket. : A Luas Keperluan Darurat (m2) a. Kebutuhan lahan darat 122.532 m2 (12,25 ha), sehingga sisa lahan darat yang belum termanfaatkan pada
n Jumlah kapal yang direncanakan untuk berlabuh (m)
(m)
tahap jangka menengah adalah 61.861 m2 (6,19 ha);
r Jari-jari area keperluan darurat
b. Rencana kegiatan di jangka menengah antara lain:
1) Penyediaan lahan perluasan gudang lini I seluas 2.500 m2;
5.1.2.7 Area Kapal Mati
2) Penyediaan lahan perluasan gudang lini II seluas 1.300 m2;
Area kapal mati perlu direncanakan untuk penyimpanan sementara di wilayah perairan pelabuhan untuk kapal-kapal 3) Penyediaan lahan perluasan lapang penumpukan kargo seluas 2.400 m2;
yang sudah tidak dipergunakan sebelum dievakuasi, dimana perhitungan luasan perairan yang dibutuhkan untuk 4) Penyediaan lahan perluasan lapang penumpukan peti kemas seluas 1.600 m2;
area kapal mati di Pelabuhan Anggrek adalah sama dengan perhitungan area keperluan darurat, yakni 118.144,40 5) Penyediaan lahan rumah dinas staf UPP untuk 4 unit seluas 400 m2;
m2 (11,81 ha). 6) Penyediaan lahan perluasan area parkir truk kargo seluas 2.500 m2;
7) Penyediaan lahan perluasan area parkir truk peti kemas seluas 1.400 m2;
5.2 Rencana Pengembangan Pelabuhan 8) Penyediaan lahan saluran drainase tertutup di sisi lapang penumpukan atau lapang parkir sepanjang
Rencana pengembangan fasilitas darat Pelabuhan Anggrek terdiri dari tahap jangka pendek, menengah, dan 100 x 0,65 m;
Panjang, dimana dalam dokumen Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek, seluruh uraian perencanaan 9) Penyediaan lahan perluasan ruang terbuka hijau seluas 3.650 m2.
3. Tahap Jangka Panjang, yakni periode 2 0 1 9 -2 0 3 8 , dengan uraian sebagai berikut:
pengembangan fasilitas darat adalah merupakan luas ruang yang disediakan, bukan luasan bangunan atau fasilitas
yang direncanakan untuk dibangun di atasnya. Ketersediaan lahan darat Pelabuhan Anggrek, sesuai dengan lahan a. Kebutuhan lahan darat 156.501 m2 (15,65 ha), sehingga sisa lahan darat yang belum termanfaatkan pada
tahap jangka panjang adalah 27.892 m2 (2,79 ha);
darat yang telah memiliki sertipikat Hak Pengelolaan Lahan (HPL), yakni 184.392 m2 (18,44 ha). Tahapan rencana
pengembangan Pelabuhan Anggrek diberikan dalam uraian di bawah ini dan Tabel 49. b. Rencana kegiatan di jangka panjnag antara lain:
1) Pelebaran dermaga sepanjang 453 x 10 m2;
1. Tahap Jangka Pendek, yakni periode 2019 - 2023, dengan uraian sebagai berikut:
2) Penyediaan lahan perluasan gudang lini I seluas 4.200 m2;
a. Kebutuhan lahan darat 106.717 m2 (10,67 ha), sehingga sisa lahan darat yang belum termanfaatkan pada
3) Penyediaan lahan perluasan gudang lini II seluas 2.100 m2;
tahap jangka pendek adalah 77.675 m2 (7,77 ha);
4) Penyediaan lahan perluasan lapang penumpukan kargo seluas 6.400 m2;
b. Rencana kegiatan di jangka pendek antara lain:
5) Penyediaan lahan perluasan lapang penumpukan peti kemas seluas 3.200 m2;
1) Replacement struktur atas dermaga sepanjang 153 x 12 m2;
2) Pelebaran dermaga sepanjang 153 x 8 m2; 6) Penyediaan lahan Cold Storage seluas 2.000 m2;
7) Penyediaan lahan rumah dinas staf UPP untuk 4 unit seluas 400 m2;
3) Pembangunan dermaga sepanjang 150 x 20 m2;
8) Penyediaan lahan perluasan area parkir truk kargo seluas 5.000 m2;
4) Penyesuaian trestle 1 menjadi 62 x 10 m2;
9) Penyediaan lahan perluasan area parkir truk peti kemas seluas 2.700 m2;
5) Penyesuaian trestle 2 menjadi 62 x 10 m2;
10) Penyediaan lahan saluran drainase tertutup di sisi lapang penumpukan atau lapang parkir sepanjang
6) Pembangunan trestle 5 sepanjang 62 x 10 m2;
7) Penyediaan lahan relokasi gudang kargo lini I seluas 3.000 m2; 200 x 0,65 m;
8) Penyediaan lahan gudang kargo lini II seluas 1.500 m2; 11) Penyediaan lahan perluasan ruang terbuka hijau seluas 7.839 m2.
9) Penyediaan lahan relokasi lapang penumpukan kargo seluas 3.200 m2;
10) Penataan lapang penumpukan peti kemas seluas 4.500 m2; Tabel 49 Rencana Pengembangan Fasilitas Darat Pelabuhan Anggrek
11) Penyediaan lahan Container Freight Station (CFS) seluas 1.000 m2;
Pendek Menengah Panjang
12) Penyediaan lahan zona curah seluas 10.000 m2; No. Uraian Satuan Eksisting
2019-2023 2019 - 2028 2019 - 2038
Keterangan
13) Penyediaan lahan fasilitas pemadam kebakaran seluas 600 m2;
1 Dermaga Beton
14) Penyediaan lahan fasilitas pemeliharaan peralatan seluas 1.000 m2;
15) Penyediaan lahan fasilitas pemeliharaan SBNP seluas 1.000 m2; a Dermaga Beton m2 150x20 453 x 20 453 x 20 453 x 30
16) Penyediaan lahan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek seluas 500 m2; b Dermaga Beton m2 153x 12 - - -
17) Penyediaan lahan untuk 5 unit perkantoran seluas 2.500 m2; • ukuran 7,5 x 7,5
18) Penyediaan lahan masjid seluas 1.000 m2; 2 Mooring Dolphin unit 1 1 1 1 m2; 1 unit di ujung
19) Penyediaan lahan cafetaria seluas 200 m2; dermaga Tenggara
20) Penyediaan lahan toilet umum seluas 100 m2; 3 Trestle Beton
21) Penyediaan lahan relokasi rumah dinas Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek a Trestle 1 m2 42x6 62 x 10 62x10 62 x 10
seluas 600 m2;
b Trestle 2 m2 42x6 62 x 10 62 x 10 62 x 10
22) Penyediaan lahan rumah dinas staf Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek untuk 4
unit seluas 450 m2; c Trestle 3 m2 64 x 10 64 x 10 64 x 10 64 x 10
23) Penyediaan lahan area parkir truk kargo seluas 3.100 m2; d Trestle 4 m2 64 x 10 64 x 10 64 x 10 64 x 10
24) Penyediaan lahan area parkir truk peti kemas seluas 4.200 m2; e Trestle 5 m2 - 62 x 10 62 x 10 62x10
25) Penyediaan lahan area perdagangan seluas 7.000 m2;
26) Penyediaan lahan jalan utama pelabuhan sepanjang 520 x 12 m; 4 Causeway
27) Penyediaan lahan jalan terminal kargo sepanjang 680 x 12 m; a Causeway 1 m2 28x6 - - - diubah menjadi trestle
28) Penyediaan lahan jalan terminal peti kemas sepanjang 630 x 12 m; b Causeway 2 m2 28x6 - - - diubah menjadi trestle
29) Penyediaan lahan jalan terminal kargo sepanjang 670 x 12 m;
5 Gudang Kargo Umum
30) Penyediaan lahan saluran drainase terbuka di sisi jalan sepanjang 5.000 x 0,8 m;
relokasi dan
31) Penyediaan lahan saluran drainase tertutup di sisi lapang penumpukan atau lapang parkir sepanjang a Gudang Lini I m2 1.215 3.000 5.500 9.700
disesuaikan
400 x 0,65 m; b Gudang Lini II m2 - 1.500 2.800 4.900
32) Penyediaan lahan fasilitas listrik dan air bersih seluas 200 m2; relokasi dan
33) Penyediaan lahan fasilitas kesehatan (poliklinik) seluas 150 m2; 6 Lapang Penumpukan m2 1.450 3.200 5.600 12.000 disesuaikan
34) Penyediaan lahan fasilitas penampungan limbah dan sampah seluas 1.000 m2; Lapang Penumpukan Peti
7 m2 29.500 4.500 6.100 9.300 ditata ulang
35) Penyediaan lahan pos jaga sejumlah 5 unit masing-masing seluas 30 m2; Kemas
36) Penyediaan lahan pagar lokasi pelabuhan dan masing-masing terminal sepanjang 2.800 x 0,3 m;

36
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Pendek Menengah Panjang Rencana pengembangan fasilitas dan luasan zonasi perairan Pelabuhan Anggrek terdiri dari batas-batas rencana
No. Uraian Satuan Eksisting Keterangan
2019 - 2023 2019 - 2028 2019-2038 Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Perairan dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek serta
Container Freight Station
1.000 1.000 1.000 area keselamatan pelayaran yang diberikan pada Tabel 50 dan uraian di bawah ini.
8 m2 -
(CFS) 1. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Perairan seluas 1.356 ha, meliputi rencana zonasi perairan seluas total 317,10
9 Cold Storage m2 - - - 2.000 ha, yakni:
relokasi dan a. Alur Pelayaran, seluas 157,05 ha;
10 Depo Aspal Cair m2 3.400 - - -
disesuaikan b. Area Sandar, seluas 25,66 ha;
11 Zona Curah m2 - 10.000 10.000 10.000 c. Kolam Putar, seluas 14,93 ha;
Fasilitas Pemadam 600 600 d. Area Labuh, terdiri dari:
12 m2 - 600
Kebakaran
1) Area Labuh Kapal Peti Kemas, seluas 23,63 ha;
Fasilitas Pemeliharaan
13 m2 - 1.000 1.000 1.000 2) Area Labuh Kapal Kargo, seluas 12,80 ha.
Peralatan
Fasilitas Pemeliharaan e. Area Karantina, terdiri dari:
14 m2 - 1.000 1.000 1.000
SBNP 1) Area Karantina Kapal Peti Kemas, seluas 23,63 ha;
Kantor Penyelenggara relokasi dan 2) Area Karantina Kapal Kargo, seluas 6,40 ha.
15 m2 200 500 500 500
Pelabuhan (KUPP) penyesuaian
relokasi dan
f. Area Pandu, seluas 53,00 ha;
16 Kantor Bea Cukai m2 - 500 500 500 g. Area keselamatan pelayaran, seluas 1.038,90 ha.
penyesuaian
500
relokasi dan 2. Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek seluas 4.745 ha, meliputi rencana zonasi perairan
17 Kantor Karantina m2 - 500 500
penyesuaian seluas total 462,47 ha, yakni:
relokasi dan a. Alur Pelayaran, seluas 310,84 ha;
18 Kantor TNI AL m2 - 500 500 500
penyesuaian
relokasi dan b. Area Keperluan Darurat, seluas 11,81 ha;
19 Kantor Kepolisian Sektor m2 - 500 500 500 c. Area Keperluan Kapal Mati, seluas 11,81 ha;
penyesuaian
150 500 500 500
relokasi dan d. Area Percobaan Berlayar, seluas 128,00 ha;
20 Kantor SROP m2 penyesuaian e. Area keselamatan pelayaran, seluas 4.282,53 ha.
Area Parkir Perkantoran dan digabung ke dalam
21 m2 4.000 - - -
Fasilitas Umum setiap fasilitas
22 Masjid m2 - 1.000 1.000 1.000 Tabel 50 Rencana Pengembangan Perairan Pelabuhan Anggrek
23 Cafetaria m2 - 200 200 200 Ukuran 5.000 DWT (3.000 GT) Kapal Kebutuhan
24 Toilet Umum m2 - 100 100 100 Lebar Kapal (m) 16,8 16,8
B
Kargo
25 Rumah Dinas Kepala UPP m2 110 600 600 600 D Draft Kapal (m) 6,5 7,5
26 Rumah Dinas Staff UPP m2 - 450 850 1.250 1 unit @100 -115 m2 LoA Panjang Maks. Kapal (m) 109 109
luasan parkir truk Spesifikasi Kapal Rencana
27 Area Parkir Truk Kargo m2 - 3.100 5.600 10.600 Ukuran 30.000 DWT (18.000 GT) Kapal Kebutuhan
kargo @48 m2
luasan parkir truk peti B Lebar Kapal (m) 30,2 30,2
28 Area Parkir Truk Peti Kemas m2 - 4.200 5.600 8.300
kemas @90 m2 Peti Kemas
D Draft Kapal (m) 11,1 12,5
29 Area Perdagangan m2 - 7.000 7.000 7.000
LoA Panjang Maks. Kapal (m) 218 218
30 Jalan Pelabuhan
lebar badan jalan 12 Luas Area
a Jalan Utama m 845 520 520 520 No. Fasilitas Perairan Satuan Rumus Dimensi
m m2 ha
b Jalan Terminal Kargo m - 680 680 680
A Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Perairan
c Jalan Terminal Peti Kemas m - 630 630 630
1 Alur (menggunakan kapal terbesar, yakni Kapal Peti Kemas)
Jalan Perkantoran dan 670 670
d m - 670 1 Lebar Alur m W = 9B + 30 310
Fasilitas Umum
31 Drainase 2 Kedalaman Alur m -20--100
• lebar 0,8 m; untuk 3 Panjang Alur m 5.066
a Terbuka m 5.000 5.000 5.000
jalan
• lebar 0,65 m; untuk 4 Luas Alur m2/ha A =Wx L 1.570.460,00 157,05
Lapang Parkir dan
b Tertutup m 400 500 700 II Areal Sandar/Kolam Pelabuhan (menggunakan kapal terbesar, yakni Kapal Peti Kemas)
Lapang
Penumpukan 1 Area Sandar m2/ha 256.629,60 25,66
sesuai kebutuhan,
Fasilitas Listrik dan Air 1 sesuai Pedoman 2 Kedalaman Area Sandar m -12 - -15
32 set 0 1 1
Bersih Fasdar 200 m2 III Kolam Putar (menggunakan kapal terbesar, yakni Kapal Peti Kemas)
Fasilitas Kesehatan 150 150
33 m2 - 150 1 Luas Kolam m2/ha Ap = n x n x r2 149.301,05 14,93
(Poliklinik)
Penampungan Limbah dan 1.000 1.000 1.000 2 Kedalaman Kolam Putar m r = LoA -15 - -17
34 m2 -
Sampah
Luas @30 m2 IV Area Labuh
35 Pos Jaga unit 1 5 5 5
1 Area Labuh Kapal Kargo m2/ha r = LoA + 4,5D 236.288,80 23,63
36 Pagar Pembatas Pelabuhan m 220 2.800 2.800 2.800 lebar 0,3 m
Sign Post (Entrance dan Sea 2 Area Labuh Kapal Peti Kemas m2/ha r = LoA + 4,5D 128.036,00 12,80
37 set 0 1 1 1 luas @40 m2
View) 3 Kedalaman Area Labuh m A l = n x tt x r2 -1 2 --2 2
Sumber: Olahan Konsultan 2018
V Area Karantina
1 Area Labuh Kapal Kargo m2/ha r = LoA + 4,5D 236.288,80 23,63
2 Area Labuh Kapal Peti Kemas m2/ha r = LoA + 4,5D 64.018,00 6,40

37
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

3 Kedalaman Area Labuh m A l = n x tt x r2 -1 2 --2 2


VI Area Pandu
1 Luas Area Pandu m2/ha 530.000 53,00

Cjl
m
m

co
2 Kedalaman Area Pandu

I
VII Area Keselamatan Pelayaran m2/ha 10.388.977,74 1.038,90
B Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
1 Alur (menggunakan kapal terbesar, yakni Kapal Peti Kemas)
1 Lebar Alur m W = 9B + 30 310

ro
2 Kedalaman Alur m

1
0
3 Panjang Alur m 10.027
4 Luas Alur m2/ha A = Wx L 3.108.370,00 310,84

II Keperluan Darurat
1 Area Keperluan Darurat m2/ha 118.144,40 11,81
2 Kedalaman Area Keperluan Darurat m -12 - -14
III Keperluan Kapal Mati
1 Area Kapal Mati m2/ha 118.144,40 11,81
2 Kedalaman Area Kapal Mati m -1 2 --1 4
IV Area Percobaan Berlayar
1 Area Percobaan Berlayar m2/ha 1.280.000,00 128,00
2 Kedalaman Area Percobaan Berlayar m -24 - -39
IV Area Keselamatan Pelayaran m2/ha 42.825.341,20 4.282,53
C DLKr Perairan dan DLKp
1 Luas DLKr Perairan m2/ha 13.560.000,00 1.356,00
2 Luas DLKp m2/ha 47.450.000,00 4.745,00

Sumber: Olahan Konsultan 2018

Layout eksisting, rencana pengembangan fasilitas darat dan perairan, rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)
dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp), serta indikasi kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
Pelabuhan Anggrek diberikan dalam Gambar 39 - Gambar 51, yang tersaji pada beberapa peta dasar, yakni:
1. Peta Dasar yang dibuat konsultan yang merupakan superimpose 3 (tiga) peta (khusus untuk layout rancangan
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek), yaitu:
a. Peta Rupa Bumi Indonesia;
b. Peta Laut Indonesia;
c. Peta olahan hasil survei lapangan konsultan.
2. Peta Laut Indonesia.

Mengingat kondisi jalan dari Kota Gorontalo - Pelabuhan Anggrek memiliki kontur berkelok dan banyak tikungan
tajam, maka diperlukan dukungan terkait perencanaan dan peningkatan jalan akses yang dapat mendukung
operasional kendaraan khususnya pengangkut peti kemas dan barang.

38
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

39
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

KEURANO AN

1 Cuill-n
J V rrirM Nron-par*
1 KUW
>
4 I’m
5 « u ff «h D ir« \
« Puli u
I LK-poAMWlIM
* OteoGiUCjH
9 U i|M nia n Kw w m piA M ' P o lin em a i
10 U«»n«4fl TViiunipvtAn Clrfo Umum

'W. R MAG A EKSISTING SEGMEN 1 I60MX1;


(REPLACEMENT UPPER STRUCTURE) ---

/DERMAGA EKSISTING SEGMEN 2 160


(REPLACEMENT UPPER STRUCTURE!
153 m

DERMAGA EKSISTING StC MkN


f i (33MX12MI
(REPLACEMENT UPPER S RUT^UREI

RMAGA EKSISTII G SEGMEl A (S0MX20M)

KSISTING SEGMEN 5NS0MX70MI


LEGENDA

MlAftAMSC S

BANGUNAN

IH P t MUKIMAN

lEPMAGA E K’ TING SEGMEN A (S0M*20M) ~ ~ 1 GATOS KONTU*

□ □ MNCHI4AAK
ran R08ISH KtNOUAUNAN KASUT

| g | P O S I* KBNGLKURAN ARUS

f.'O

RENCANA INDUK PELABUHAN ANGGREK


PROVINSI GORONTALO

LAYOUT EKSISTING
PELABUHAN ANGGREK

BUKIT

Gambar 39 Layout Eksisting Pelabuhan Anggrek


40
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

122° 47’ 29" E 122° 47' 46" E


*
KEMENTBRIAN PERHUBUNOAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNOAN LAUT
LEGENDA

d F»i>®#fwD*P.5>r P**<J**

L^: J * * » UeavjqeH

[= 3 fenprrbar«a« J « t U

r ~ 2«<*aK*fvo

ZOP-4 PoOK«TIN

Zooa Porkamor^o

Zo'vi

z
S ?
T—
iri lO
o
o O

BUKIT

NeniaPpwSiln;

RENCANA INDUK PELABUHAN ANGGREK


PROVINSI GORONTALO

Hcwjaambw
CO
ZONASI DARATAN
UT) m PELABUHAN ANGGREK
O o
O
O

& h i ^ i ^ i u " i h
\ i1 1 yr i
37 H l 1 i > r \jr
Y i& d O flH P T v v
■ K i . J 'J h"tv
P W f l i K ir=p i* ''

•:T r
K ’

122° 47' 29" E 122° 47' 46" E


■ns.'sxsr

Gambar 40 Zonasi Daratan Pelabuhan Anggrek


41
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNOAN LAUT
KETERANOAM
1 Oermaoa M w
2 mooring Oolpmo
S 7r»s#e Beton
e iim M I
bMM I
c Ireatle H
0 trestle V
e trestle V *
« C*.>!»«•/
• Causeway I
C CauMwo) I
5 Gudang Kargo Umum
a Oudtngunll
o CudengUtll
9 Lapangan Panurrpukan
7 lapangan Panurniuken Pati Karma
5 CF3
0 CoM Worago
10 Depo Aspal Cair
11 Zona Curah Csir
12 Faaiaes Atnwdam KoDakaren
IJ FasMst Atmelhaisan Aralatan
H Fas*a> tane mainan SONP
15 Kantor Atnyetenggara Petaouhan (KUFP)
15 Kanlor Doa Cukai
17 Kamor Karantina
15 Kanlor TTJAl
10 Kanlor Kspofcan SeMoi
20 Kanlor SRC*
21 Araa PerNt « W M i m Oan PaiMas Unun
22 Mtafd
25 Caletarla
2« Total Urum
25 Rumah OMat Kaptia URP
2« Rumah Dtrat Siatf LPP
27 Araa ParWr Truk Karoo
25 Area ParWr TTuk PK. Kemas
20 Araa Pardaoangan
50 Jalan PKatmlu.ii
a Jalan Ulama
D Jalan Tarmnal Kargo
e Jalan Tornmal I V i Kama
0 Jalan Mrkamoran oan Faaliaa Umim
51 Dranal a
a Terbuka
D Tertutup
52 Faiaua u e rk o a n A f Beraat
33 FasMss Kesehatan (Potonk)
34 f^nanpunotn Urroen dan Sampah
35 P » Jaga
50 Pugar Pairt>Kas Pelabuhan
37 Sign Aral

l — MP »
£ _ _ J P e n g m iie n g m J M y L u h c n a ik

1 71
j ^ FinoatrOargin J ir « u Pamanj

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O

U i^ iai^ iu v

P E T A S IR K U L A S I
PELABU HAN A NG G R EK

Gambar 41 Sirkulasi Pergerakan Pelabuhan Anggrek


42
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

122° 47’ 29" E 122° 47' 46" E

KEMBNTERIAN PERHUBUNOAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KETERANOAN
t Dermaga Balon
2 M oo ting O cIpKn
3 Trestlo Bel on
a tres» l
b Irestn l
t trestlo S
d Ironlie IV
e treslle V*
4 Ctutivmy
a Causeway l
b Ceusew ay ■
3 Gudang Karsa Uruni
a Gudang 1991
b Gudang Uni 1
6 Lapanoan Penundukan
7 Lapangan ftsnuirpukan Peti Kemas
8 CPS
9 CoH Slorogo
10 Depa Aspal Cair
II Zona Curah Cam
12 FasHss PemKam Kebakaran
13 F a ille : Pometiiroan Ptialalan
14 FasBas FVtrrtharaan S8AP
13 Kantor hmyelenggara FBlaOuhan (KLTO
10 Kanlot Daa Cukai
17 Kanlor Karanima
18 Kantor TM AL
10 Kanlor Kopofalan SoK'cr
20 Kantor M CP
21 Area Patka Pertamoran dan Koalas urrum
22 Ahs)d
23 Caret»*
24 Tolol Llnim
23 Rumm Onaa Kepala UFP
20 Rurr»h Dinas Staff LFP
27 Area Perl* Truk Kargo
20 Arca Parkir Truk Peti Kcims
29 Arca Perdagangan
30 Jalan Pilabunan
a JaMn Llama
b Jalan Ttrrrtnil Kargo
c Jalan Temaial Brtl Kamal
d Jalan FVrkantorandan FasBas Urom
31 Drekieso
a Terbuka
b Tertutup
32 FaalMs Loir* dan Air Beril.
33 Fasdss Kesehatan (fetMMk)
34 ftinanfunjan Llntian dan 8anpaH
33 n » Jaga
39 Pagar Pentatas FVletuhan
37 Sign Pot f

LEGENDA

L_j P*no«n«Br3QBn Peoobk

0 200 40 0

+
1 :100
3*wni Keoreml Oeografi»
anemKoafC.nl rro>*ui
*0334
UTM. .YGsar Zm siN

m u » » -

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O

11 " i .. j:-.

R E N C A N A P E N G E M B A N G A N JA N G K A P E N D E K
(2019-2023)
PELABU HAN ANG GREK

122° 47' 29" E 122° 47' 46" E

Gambar 42 Layout Pengembangan Jangka Pendek Pelabuhan Anggrek 2019 - 2023


43
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KETERANOAN
1 Deiimja B*:-n
3 Mooring Dolpnin
3 Timte Beton

b Irelite I
c Ire lite I
d IroifclV
e trestle VM
4 CautoHCy
a Causeway I
b Causeway ii
5 Gudang Kargo Unim
i Gudang Llnl I
b Gudang Llnl l
S Lapangan Penumpukan
7 Lapangan f*nutrputen Peti Kermi
B CF8
0 CoUOciage
10 Depo AapelCe#
11 Zona Curah Can
13 FasRtas PemadamKebakaran
13 F e s B u Pemeliharaan Peralatan
1« FasMas Pemeliharaan CE!P
15 Kantor Penyelenggara Pelabuhan (KUPP)
18 Kantor Boe Cukai
17 Kantot Karantina
18 Kantor T78AL
i« Kantor KepoMBn Senior
20 Kantor 8PCP
21 Area Parter Perkantoran dan Fan Ha* Unum
22 Iduiyd
23 Caletarto
24 Tolet Umum
25 Rumth Cents Kepala LFP
28 Rurrah O tat Staff UFP
27 Area Paiklr Truk Kargo
28 Area Parkir Truk Fteti Kemas
29 Area ftrdagangen
30 Jalan Pelebuhan
a Jalan Utama
bJalan Terminal Kargo
c Jalan Terminal Peti Kemas
d Jalan ftrkantoran dan Faslkas Umum
31 Crateese
a Terbuka
b Tedutup
32 Pas Mas LlsUlk dan Air Berate
33 FaaMis Kosenaian (PoiktnA)
34 (kmampungan Lkrfcah dan tampah
35 »>s Jaga
38 Psgm Pental js Pelabuhan
37 S ite Post

LEOENDA

K| Pcrgrreorgon Jangle Perdc*

7^1 Pangeehaagen Jangle Mornmgah

1 :100

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O

• PMIOMft

R E N C A N A P E N G E M B A N G AN JA N G KA M ENENGAH
(2 0 1 9 -2 0 2 8 )
PELABUHAN ANG GREK

Gambar 43 Layout Pengembangan Jangka Menengah Pelabuhan Anggrek 2019 - 2028


44
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

KBMBNTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNOAN LAUT
KKTCRANOAN
1 Dermaga Batcn
2 Moving Dclphln
3 T m t • Won

irestla I
b
trestle I
c
trestle I
d
W illi IV
o
IresUoV*
4 Ceoaewy
» Causeway I
b Ceuscw ay I
5 Qudang Karoo Urmm
a Cudsng Uni I
b Gudang Uni 1
6 Lapangan Penumpukan
0° 51' 34" N

7 Lapangan Penumpukan F<oUKemas


8 CPS
8 Cold Siorege
10 Depo Aspal Cair
U Zona Curah Cak
12 Pai (las Pertadom Kt Cakaran
1J Faille s RenaKierian Peralatan
14 Faallaa ParmUiaraan S8NP
15 Kanlor Ranyatanggara F* labukan (KUFR
16 Kantor Bea Cukai
17 Kantor Karantina
1» Kanlor TN AL
1« Kanlor Kopofawn Sektor
20 Kantor SRCP
21 AreaPerW Perkantoran dan Faunas Urmm
21 Masyd
2» Cafotarla
24 Tolat Urtum
29 Ruroh Omaa Kepala LPP
26 Rumah Olnas Stall UPP
27 Area Rarklr Truk Kargo
26 Area Perkk Truk Peti Kemas
26 Aren Perdagangan
30 Jalan Rrlabuhan
a Jalan Harm
b Jalan Terrrtnal Kargo
c Jalan Terrrinal Pati Kemas
d Jalan Perkantoran dan FasMas Urmm
St cranaso
a Terbuka
0 Tertutup
32 Pasllas Usbltdan Air Bersih
S3 Fasllaa Kaaanatan (Pusuni)
34 Penampungan Untah dan Sanpan
33 R * Jaga
36 Pagar Perrtatas Pelabuhan
37 SlgnPoat
LiOSNDA

' | PengembanganJenjka Fwwes

| ^~ | nefaembangenJangba Menengah

" ) Fengonbangan Jangka Fanjang

Salem Kesranel eiojen» UTM. WOWa lone I t M


1 :100
Muaawaeipan:

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O
0° 51’ 18" N

lu r .o f i.'-i

R E N C A N A P E N G E M B A N G A N J A N G K A P A N JA N G
(2019-2038)
PELABUHAN ANG GREK

Gambar 44 Layout Pengembangan Jangka Panjang Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038

45
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

CD
CO

ir>

Z
b
S

122° 45' 36" E 122° 49' 12" E

Gambar 45 Layouf Zonasi Perairan Pelabuhan Anggrek


46
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

122° 45' 36" E 122° 49' 12" E

S £
KEMENTBRIAN PERHUBUNGAN
f- DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
o
O KETERANOAN

r Pnlowa
Tn;’f

z V * " V ijl
z
B
B
O O
S S
0 b
O

LEGENDA

|l l| P»mr»n

pwl O"14"
I DLK. Oaral

0 160 0.6 44 6 3201.2 89 2

Salifn «OSW
swomtow m i rro/wa urmvGSMionoSi n

l’ I.uinlw,> RENCANA INDUK PELABUHAN ANGGREK


PROVINSI GORONTALO

HffMo«meaf
ZONASI PERAIRAN
PELABUHAN ANGGREK
PADA PETA LAUT

Pilomuju ai

Z Z
rt
CN
&
s
o
v/, Patoalvnu S
O
O
122° 45' 36" E 122° 49' 12" E

Gambar 46 Layout Zonasi Perairan Pelabuhan Anggrek pada Peta Laut Indonesia
47
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
K E T IR A N O A N

0 0 ’ - 5 1 '- 3 6 3 1 " LU Q0° - 5 1' • 26 S0" LU


122° - 47’ - 38 0 5" B T 122’ - 4 7 - 4 2 58" BT

0 0 ° - 5 1 '- 3 7 1 9 ' LU y ) ’ - 5 1 ' • % i7 9 ' LU


L
1 22’ - 4 7 ' - 3 9 7 0" B T 122° -4 7 ’ - 4 0 6 4" BT

00’ - 5 1 '- 4 0 7 1’ LU 00’ - 5 1 '- 2 5 14" LU


1 2 2 ° - 4 7 '- 3 7 95’ B T 1 2 2 ° - 4 7 '- 4 2 13" BT

0 0 ’ - 5 1 '- 4 1 13’ LU 0 0 * - 5 1 '- 2 1 5 9 ' LU


N
1 2 2 ° - 4 7 '- 3 8 79" B T 122’ - 4 7 - 3 5 8 5" BT

0 0 * - 5 1 '- 2 7 8 7 ’ LU 0 0 * . 5 1 '- 1 5 3 7 ' LU


122’ - 4 7 '- 4 5 33" B T 1 2 2 * - 4 7 - 3 8 21" BT

? 0 0 * - 5 1 '- 2 7 48’ LU 00* - 5 1' - 1 2 9 9 ' LU


un 122° - 4 7 ' - 4 4 52’ B T 122’ - 4 7 - 34 13" BT
o
O
00* - 5 1 ' - 2 6 5 7 ’ LU Q0,.:5 1 '. :. 2 S 3 S '. y j
1 2 2 ° - 4 7 '- 44 2 3" BT 1 2 2 ° - 4 7 - 2 8 18" BT

0 0 * - 5 1 '- 2 9 14’ LU 00° - 5 1' - 29 5 3 ' LU


1 2 2 ° - 4 7 '- 4 3 61’ B T 122’ - 4 7 - 2 7 21" BT

0 0 ’ - 5 1 '- 2 9 2 1 " LU 00° - 5 1' - 30 84" LU


1 2 2 ° - 4 7 '- 4 3 3 5" B T 122’ - 4 7 - 27 69" BT

0 0 ’ - $ 1 ' - 2 8 4 fl’ ,LU, p 0 ’ - 5 1 ' :.p6..14"..!<y


122= - 4 7 ' - 4 1 0 3" BT 1 2 2 ° - 4 7 '- 3 3 91 "B T

UPEND*

11-■ -

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O

c
00
VMAftM’JM'
D A E R A H L IN G K U N G A N K E R J A (D L K r)
DA R A T PELABUHAN ANGGREK
Ift
b

122° 47' 29" E 122° 47' 46" E

Gambar 47 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Darat Pelabuhan Anggrek


- —
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

122° 45' 36" E 122° 49’ 12" E


CD
CD KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
F- DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
LD

O
S
O

LEGENDA

11 11 ZaAitti PtMtmn

□ Omtan
CAKf Oamf

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A LO

Z O N A S I P E R A IR A N
PELABU HAN A NG G R EK

a
s
o
O
(«'t* *(M<*

Gambar 48 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek dengan Zonasi
49
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

LEGENDA

11ZflfA»Porctfart
T*] Odhhi
□ BLW
DM*

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O

Z O N A S I P E R A IR A N
PELABUHAN ANG GREK
PAD A P ETA LAUT

Gambar 49 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek dengan Zonasi pada Peta Laut Indonesia
50
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

122° 45' 36" E 122° 49’ 12" E


0
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
T IT IK KOORDINAT SBNP

00° - 53' - 11.16" LU


122®-50’ -01.99" BT

0 0 °-5 3 '- 12.72" LU


122°-49'-49.05" BT

00® -51'-08.92"LU
122® -49' - 05.54"BT

00° - 51' - 25.43"LU


122“ -48'-50.72" BT

LEOENDA

□I P n lrtci

I I c*,",*n
n CiKrOarM

H CiKp

1.5

• 11 . *

RENCANA INDUK PELABUHAN ANGGREK


PROVINSI GORONTALO

INDIKASI KEBUTUHAN SBNP


PELABUHAN ANGGREK

Gambar 50 Indikasi Kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Anggrek

51
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

0° 57' 36" N
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TITIK KOORDINAT SBNP

■1 0 0 °-5 3 '- 11.16" LU


122°-50'-01,99" BT

2 00’ - 53'- 12.72" LU


122°-49'-49.05" BT

3 00° - 51’ - 08.92"LU


122° -49' - 05.54"BT

00° - 51' - 25,43"LU


122° - 48' - 50,72" BT

P Palowji
7
rmgohmigo' 37
0° 54' 0" N

LEGENDA

Zor**l P*r*r*n

Djmwn

n
DLKp

CXXfPtnrrtr

0 1,5 3

Km
3« m Kocntoat G w j - *
SlM»n Koonflial P ro)*^ UTM. W0S44 Zon» VI N

h v * [■rtelMn.

R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O

'ta'WGBfW f

IN D IK A S I K E B U T U H A N S B N P
(JBAW
PELABU HAN A N G G R EK
P A D A P E T A LAU T
sW3mi;

Piloivmiu
0° 50' 24" N

i l< Piitociliniu

I*-**».«14 K i 'A» tu»


• i K'\f

Gambar 51 Indikasi Kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Anggrek pada Peta Laut Indonesia

52
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Harga Satuan Total Biaya


No. Uraian Satuan Volume
(Rp) (Rp)
VI. Kajian Ekonomi dan Finansial
7 Lapang Penumpukan Peti Kemas m2 4.500 2.247.311 10.112.897.432
6.1 Pengantar 8 Container Freight Station (CFS) m2 600 0 0
Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek merupakan suatu acuan dalam pengaturan ruang pelabuhan meliputi 9 Cold Storage m2 0 0 0
wilayah daratan dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) 10 Depo Aspal Cair m2 0 737.087 0
Pelabuhan Anggrek selama periode perencanaan 20 tahun yang terbagi dalam 3 (tiga) tahapan besar, yakni:
11 Zona Curah m2 10.000 0 0
1. Jangka pendek yaitu 5 (lima) tahun yakni antara tahun 2019 - 2023;
2. Jangka menengah yaitu di atas 10 (sepuluh) tahun yakni antara tahun 2019 - 2023; 12 Fasilitas Pemadam Kebakaran m2 600 2.702.046 1.621.227.386
3. Jangka panjang yaitu 20 (dua puluh) tahun kedepan yakni antara tahun 2019 - 2038. 13 Fasilitas Pemeliharaan Peralatan m2 1.000 2.702.046 2.702.045.644
14 Fasilitas Pemeliharaan SBNP m2 1.000 2.702.046 2.702.045.644
6.2 Perkiraan Biaya Pembangunan
15 Kantor Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) m2 500 2.702.046 1.351.022.822
Hal-hal yang terdapat dalam investasi pengembangan Pelabuhan Anggrek terdiri dari 3 komponen biaya utama
16 Kantor Bea Cukai m2 500 0 0
yang harus dihitung, yakni investasi (investment) yang didominasi oleh biaya konstruksi (construction cost), biaya
operasi pelabuhan (operational cost), serta biaya penyusutan aset yang diinvestasikan, khususnya aset properti di 17 Kantor Karantina m2 500 0 0
pelabuhan, meliputi: 18 Kantor TNI AL m2 500 0 0
1. Komponen biaya konstruksi terdiri dari: 19 Kantor Kepolisian Sektor m2 500 0 0
a. Biaya pematangan lahan;
20 Kantor SROP m2 500 2.702.046 1.351.022.822
b. Biaya penyiapan tanah dasar;
c. Biaya konstruksi pelabuhan; 21 Area Parkir Perkantoran dan Fasilitas Umum m2 0 0 0
d. Biaya jasa dan operasional konstruksi; 22 Masjid m2 1.000 2.702.046 2.702.045.644
e. Biaya penunjang kontruksi; 2.702.046 540.409.129
23 Cafetaria m2 200
f. Komponen biaya lainnya yang terkait.
2. Komponen biaya pelaksanaan operasional pelabuhan terdiri dari: 24 Toilet Umum m2 100 2.702.046 270.204.564
a. Biaya operasi langsung; 25 Rumah Dinas Kepala UPP m2 600 3.377.557 2.026.534.233
b. Biaya pemeliharaan prasarana dan kelengkapan pelabuhan; 26 Rumah Dinas Staff UPP m2 450 2.702.046 1.215.920.540
c. Biaya lainnya yang terkait.
27 Area Parkir Truk Kargo m2 3.100 1.988.236 6.163.532.502

Perencanaan dan perhitungan biaya pembangunan Pelabuhan Anggrek didasarkan atas analisis harga satuan 28 Area Parkir Truk Peti Kemas m2 4.200 2.187.060 9.185.651.664
pembangunan yang berlaku di Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang termuat dalam Peraturan 29 Area Perdagangan m2 7.000 0 0
Menteri Perhubungan PM 78 tahun 2014 tentang Standar Biaya di Lingkungan Kementerian Perhubungan ditambah
30 Jalan Pelabuhan
dengan tingkat inflasi umum di Indonesia selama periode jeda waktu sejak peraturan dikeluarkan sampai dengan
perkiraan waktu pembangunan dilaksanakan. Alokasi biaya investasi pembangunan disesuaikan dengan rencana a Jalan Utama m 6.240 2.022.772 12.622.095.486
tahapan pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan total perkiraan biaya adalah 385,17 miliar rupiah dan diberikan b Jalan Terminal Kargo m 8.160 2.022.772 16.505.817.175
pada Tabel 51 - Tabel 52. c Jalan Terminal Peti Kemas m 7.560 2.022.772 15.292.154.147
Tabel 51 Perkiraan Biaya Pembangunan Pelabuhan Anggrek d Jalan Perkantoran dan Fasilitas Umum m 8.040 2.022.772 16.263.084.569

Harga Satuan Total Biaya 31 Drainase


No. Uraian Satuan Volume
(Rp) (Rp) a Terbuka m 4.000 524.973 2.099.892.704
1 Jangka Pendek 2019 - 2023 b Tertutup m 260 524.973 136.493.026
1 Dermaga Beton 32 Fasilitas Listrik dan Air Bersih set 1 285.043.140 285.043.140
a Dermaga Beton m2 4.224 14.143.234 59.741.020.483
33 Fasilitas Kesehatan (Poliklinik) m2 150 2.702.046 405.306.847
b Dermaga Beton m2 0 14.143.234 0
34 Penampungan Limbah dan Sampah m2 1.000 556.074 556.074.468
2 Mooring Dolphin unit 0 0 0
35 Pos Jaga unit 5 34.205.177 171.025.884
3 Trestle Beton 36 Pagar Pembatas Pelabuhan m 840 737.087 619.153.433
a Trestle 1 m2 368 12.743.306 4.689.536.499
37 Sign Post (Entrance dan Sea View) set 1 14.935.818 14.935.818
b Trestle 2 m2 368 12.743.306 4.689.536.499
38 Ruang Terbuka Hijau m2 24.507 274.797 6.734.456.696
c Trestle 3 m2 0 12.743.306 0
Biaya Pengembangan 205.711.618.786
d Trestle 4 m2 0 12.743.306 0
Pajak PPn 10% 22.856.846.532
e Trestle 5 m2 620 12.743.306 7.900.849.537
Sub Total Biaya Pengembangan Jangka Pendek 2019 - 2023 228.568.465.318
4 Causeway II Jangka Menengah 2019 - 2028
a Causeway 1 m2 0 6.524.210 0
1 Dermaga Beton
b Causeway 2 m2 0 6.524.210 0
a Dermaga Beton m2 0 14.143.234 0
5 Gudang Kargo b Dermaga Beton m2 0 14.143.234 0
a Gudang Lini I m2 3.000 2.010.612 6.031.836.160
2 Mooring Dolphin unit 0 0 0
b Gudang Lini II m2 1.500 2.010.612 3.015.918.080
3 Trestle Beton
6 Lapang Penumpukan m2 3.200 1.872.759 5.992.828.108

53
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Harga Satuan Total Biaya Harga Satuan Total Biaya


No. Uraian Satuan Volume No. Uraian Satuan Volume
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
a Trestle 1 m2 0 12.743.306 0 36 Pagar Pembatas Pelabuhan m 0 737.087 0
b Trestle 2 m2 0 12.743.306 0 37 Sign Post (Entrance dan Sea View) set 0 14.935.818 0
c Trestle 3 m2 0 12.743.306 0 38 Ruang Terbuka Hijau m2 3.650 274.797 1.002.872.637
d Trestle 4 m2 0 12.743.306 0 Biaya Pengembangan 25.880.932.515
e Trestle 5 m2 0 12.743.306 0 Pajak PPn 10,00% 2.875.659.168
4 Causeway Sub Total Biaya Pengembangan Jangka Menengah 2019 - 2028 28.756.591.683
a Causeway 1 m2 0 6.524.210 0 III Jangka Panjang 2019 - 2038

b Causeway 2 m2 0 6.524.210 0 1 Dermaga Beton


5 Gudang Kargo a Dermaga Beton m2 4.530 14.143.234 64.068.850.092
a Gudang Lini I m2 2.500 2.010.612 5.026.530.134 b Dermaga Beton m2 0 14.143.234 0
b Gudang Lini II m2 1.300 2.010.612 2.613.795.669 2 Mooring Dolphin unit 0 0 0
6 Lapang Penumpukan m2 2.400 1.872.759 4.494.621.081 3 Trestle Beton

7 Lapang Penumpukan Peti Kemas m2 1.600 2.247.311 3.595.696.865 a Trestle 1 m2 0 12.743.306 0


8 Container Freight Station (CFS) m2 0 0 0 b Trestle 2 m2 0 12.743.306 0
9 Cold Storage m2 0 0 0 c Trestle 3 m2 0 12.743.306 0

10 Depo Aspal Cair m2 0 737.087 0 d Trestle 4 m2 0 12.743.306 0


11 Zona Curah m2 0 0 0 e Trestle 5 m2 0 12.743.306 0

12 Fasilitas Pemadam Kebakaran m2 0 2.702.046 0 4 Causeway

13 Fasilitas Pemeliharaan Peralatan m2 0 2.702.046 0 a Causeway 1 m2 0 6.524.210 0

14 Fasilitas Pemeliharaan SBNP m2 0 2.702.046 0 b Causeway 2 m2 0 6.524.210 0

15 Kantor Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) m2 0 2.702.046 0 5 Gudang Kargo

16 Kantor Bea Cukai m2 0 0 0 a Gudang Lini I m2 4.200 2.010.612 8.444.570.624

17 Kantor Karantina m2 0 0 0 b Gudang Lini II m2 2.100 2.010.612 4.222.285.312

18 Kantor TNI AL m2 0 0 0 6 Lapang Penumpukan m2 6.400 1.872.759 11.985.656.216

19 Kantor Kepolisian Sektor m2 0 0 0 7 Lapang Penumpukan Peti Kemas m2 3.200 2.247.311 7.191.393.729

20 Kantor SROP m2 0 2.702.046 0 8 Container Freight Station (CFS) m2 0 0 0

21 Area Parkir Perkantoran dan Fasilitas Umum m2 0 0 0 9 Cold Storage m2 2.000 0 0

22 Masjid m2 0 2.702.046 0 10 Depo Aspal Cair m2 0 737.087 0

23 Cafetaria m2 0 2.702.046 0 11 Zona Curah m2 0 0 0

24 Toilet Umum m2 0 2.702.046 0 12 Fasilitas Pemadam Kebakaran m2 0 2.702.046 0

25 Rumah Dinas Kepala UPP m2 0 3.377.557 0 13 Fasilitas Pemeliharaan Peralatan m2 0 2.702.046 0

26 Rumah Dinas Staff UPP m2 400 2.702.046 1.080.818.258 14 Fasilitas Pemeliharaan SBNP m2 0 2.702.046 0

27 Area Parkir Truk Kargo m2 2.500 1.988.236 4.970.590.727 15 Kantor Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) m2 0 2.702.046 0

28 Area Parkir Truk Peti Kemas m2 1.400 2.187.060 3.061.883.888 16 Kantor Bea Cukai m2 0 0 0

29 Area Perdagangan m2 0 0 0 17 Kantor Karantina m2 0 0 0

30 Jalan Pelabuhan 18 Kantor TNI AL m2 0 0 0

a Jalan Utama m 0 2.022.772 0 19 Kantor Kepolisian Sektor m2 0 0 0

b Jalan Terminal Kargo m 0 2.022.772 0 20 Kantor SROP m2 0 2.702.046 0

c Jalan Terminal Peti Kemas m 0 2.022.772 0 21 Area Parkir Perkantoran dan Fasilitas Umum m2 0 0 0

d Jalan Perkantoran dan Fasilitas Umum m 0 2.022.772 0 22 Masjid m2 0 2.702.046 0

31 Drainase 23 Cafetaria m2 0 2.702.046 0

a Terbuka m 0 524.973 0 24 Toilet Umum m2 0 2.702.046 0

b Tertutup m 65 524.973 34.123.256 25 Rumah Dinas Kepala UPP m2 0 3.377.557 0

32 Fasilitas Listrik dan Air Bersih set 0 285.043.140 0 26 Rumah Dinas Staff UPP m2 400 2.702.046 1.080.818.258

33 Fasilitas Kesehatan (Poliklinik) m2 0 2.702.046 0 27 Area Parkir Truk Kargo m2 5.000 1.988.236 9.941.181.454

34 Penampungan Limbah dan Sampah m2 0 556.074 0 28 Area Parkir Truk Peti Kemas m2 2.700 2.187.060 5.905.061.784

35 Pos Jaga unit 0 34.205.177 0 29 Area Perdagangan m2 0 0 0

54
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Harga Satuan Total Biaya Tabel 53 Biaya Operasional dan Biaya Penyusutan Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek
No. Uraian Satuan Volume
(Rp) (Rp)
30 Jalan Pelabuhan No. Tahun Biaya Operasional Biaya Penyusutan

a Jalan Utama m 0 2.022.772 0 1 2019 1.371.410.792 1.828.547.723


b Jalan Terminal Kargo m 0 2.022.772 0 2 2020 2.749.678.638 3.669.125.364
c Jalan Terminal Peti Kemas m 0 2.022.772 0 3 2021 4.134.837.823 5.523.069.583
d Jalan Perkantoran dan Fasilitas Umum m 0 2.022.772 0 4 2022 5.526.922.804 7.391.952.917
31 Drainase 5 2023 6.925.968.210 9.277.642.756
a Terbuka m 0 524.973 0 6 2024 7.305.677.151 9.517.281.020
b Tertutup m 130 524.973 68.246.513 7 2025 7.341.342.839 9.759.658.007
32 Fasilitas Listrik dan Air Bersih set 0 285.043.140 0 8 2026 7.550.589.103 10.005.195.059
33 Fasilitas Kesehatan (Poliklinik) m2 0 2.702.046 0 9 2027 7.760.881.599 10.254.418.854
34 Penampungan Limbah dan Sampah m2 0 556.074 0 10 2028 7.972.225.557 10.507.999.708
35 Pos Jaga unit 0 34.205.177 0 11 2029 10.569.024.458 12.425.703.037
36 Pagar Pembatas Pelabuhan m 0 737.087 0 12 2030 10.615.477.236 14.390.757.066
37 Sign Post (Entrance dan Sea View) set 0 14.935.818 0 13 2031 11.947.023.508 16.414.999.470
38 Ruang Terbuka Hijau m2 7.839 274.797 2.154.135.800 14 2032 12.006.758.626 16.414.999.470
Biaya Pengembangan 115.062.199.782 15 2033 12.066.792.419 16.414.999.470
Pajak PPn 10,00% 12.784.688.865 16 2034 12.127.126.381 16.414.999.470
Sub Total Biaya Pengembangan Jangka Panjang 2019 - 2038 127.846.888.647 17 2035 12.187.762.013 16.414.999.470
Total Biaya Pengembangan Pelabuhan Anggrek 385.171.945.648 18 2036 12.248.700.823 16.414.999.470
Sumber: Olahan Konsultan 2018 dengan catatan bahwa harga di atas diambil dan diolah berdasarkan PM 78 tahun 2014 sehingga sewaktu- 19 2037 12.309.944.327 16.414.999.470
waktu dapat berubah
20 2038 12.371.494.049 16.414.999.470
Total 177.089.638.355 235.871.346.855
Tabel 52 Rekapitulasi Perkiraan Biaya Pembangunan Pelabuhan Anggrek Sumber: Olahan Konsultan 2018
Total Biaya
No. Uraian
(Rp)
6.4 Perkiraan Potensi Pendapatan Langsung
1 Jangka Pendek 2019 - 2023 228.568.465.318
Potensi pendapatan pelabuhan didapatkan dari jasa labuh, jasa tambat, jasa pelayanan bongkar muat barang di
2 Jangka Menengah 2019 - 2028 28.756.591.683
dermaga, jasa layanan alat, serta jasa kepelabuhanan lainnya, dimana jenis dan tarif yang dipergunakan dalam
3 Jangka Panjang 2019 - 2038 127.846.888.647 perhitungan pendapatan Pelabuhan Anggrek adalah Peraturan Pemerintah 15 tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif
Jumlah Biaya Pengembangan setelah Pajak 385.171.945.648 atas Jenis Penerimaan Negara bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan dan juga asumsi harga
S um ber: Olahan Konsultan 2018 dengan catatan bahwa harga di atas diambil dan diolah berdasarkan PM 78 tahun 2014 sehingga sewaktu-
pasaran di lokasi Kecamatan Anggrek, dimana diketahui dari hasil perhitungan bahwa total potensi serta rekapitulasi
waktu dapat berubah
pendapatan yang dapat diterima oleh pengelola Pelabuhan Anggrek dalam periode rencana adalah sejumlah
155,45 miliar rupiah dan diberikan pada Tabel 54.
Tabel 54 Rekapitulasi Perhitungan Pendapatan Pelabuhan Anggrek
6 .3 Perhitungan Biaya Operasional dan Nilai Penyusutan
Jasa Pelayanan
Jasa Pelayanan Barang (Rp) Jasa Lainnya (Rp) Total
Nilai biaya lain yang harus diperhitungkan dalam kajian kelayakan finansial dan kelayakan ekonomi adalah unsur No. Tahun __________Kapal (RP)_________
biaya operasional, termasuk di dalamnya biaya pemeliharaan, serta biaya penyusutan yang harus dibayar oleh Labuh Dermaga Layanan Sewa
Tambat Penumpukan Pas Harian
Alat Ruangan
investasi yang ditanamkan. Asumsi yang diambil dalam perhitungan biaya operasional dan biaya penyusutan
1 2019 297.883.348 576.894.237 453.787.011 221.882.447 1.653.777.478 318.000.000 812.500 3.523.037.020
rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut, sedangkan nilai biaya operasional dan biaya
2 2020 317.609.116 615.096.042 481.951.920 237.475.501 2.793.335.392 318.000.000 812.500 4.764.280.471
penyusutannya diberikan pada Tabel 53.
1. Biaya operasional di tahun pertama setelah investasi dilakukan adalah 3% dari nilai investasi, dimana angka ini 3 2021 337.334.884 653.297.848 510.116.829 256.682.054 3.035.879.606 318.000.000 812.500 5.112.123.721
diambil sebagai keumuman nilai biaya operasional suatu pelabuhan yang belum diusahakan secara komersial; 4 2022 357.060.652 691.499.654 538.281.738 275.888.608 3.278.423.820 318.000.000 812.500 5.459.966.972
2 . Biaya di tahun berikutnya merupakan pertumbuhan biaya di tahun sebelumnya dengan tingkat pertumbuhan
5 2023 376.786.420 729.701.460 566.446.647 295,095.162 3.520.968.034 318.000.000 812.500 5.807.810.222
0,5%, dimana angka ini pun merupakan angka keumuman peningkatan biaya operasional suatu pelabuhan
yang belum diusahakan secara komersial; 6 2024 396.512.188 767.903.266 594.611.556 337.341.025 3.792.474.065 418.000.000 1.300.000 6.308.142.100
3 . Biaya operasional pelabuhan selama periode rencana adalah 177,09 miliar rupiah; 7 2025 416.237.956 806.105.072 622.776.465 357.333.820 4.035.956.117 418.000.000 1.300.000 6.657.709.430
4 . Nilai residu di tahun pertama diambil 20% dari nilai investasi di tahun pertama; 2026 435.963.724 844.306.878 650.941.374 4.279.438.168 418.000.000 1.300.000 7.004.904.260
8 374.954.116
5 . Nilai residu bertambah setiap tahunnya sampai habis masa periode rencana dengan tingkat kenaikan per tahun
9 2027 455.689.491 882.508.683 679.106.283 397.319.411 4.522.920.220 418.000.000 1.300.000 7.356.844.089
adalah 3,5%;
6 . Biaya penyusutan aset pelabuhan selama periode rencana adalah 235,87 miliar rupiah, sehingga nilai sisa di 10 2028 475.415.259 920.710.489 707.271.193 413,698.707 4.766.402.272 418.000.000 1.300.000 7.702.797.919
akhir periode rencana adalah 149,30 miliar rupiah. 11 2029 495.141.027 751.199.744 735.436.102 469.404.887 5.049.906.002 518.000.000 1.625.000 8.020.712.762

12 2030 514.866.795 783.612.699 763.601.011 487.954.377 5.294.503.439 518.000.000 1.787.500 8.364.325.821

13 2031 534.592.563 816,025.654 791.765.920 508,876.367 5.539.100.876 518.000.000 1.787.500 8.710.148.880

55
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Jasa Pelayanan Jasa Lainnya (Rp)


Jasa Pelayanan Barang (Rp) Total
Kapal (Rp)___ No. Tahun Benefit Cost Cashflow
No. Tahun Layanan Sewa
Labuh Tambat Dermaga Penumpukan Pas Harian
Alat Ruangan 14 2032 9.058.344.440 28.421.758.096 -19.363.413.656
14 2032 554.318.331 848.438.610 819.930.829 532.170.857 5.783.698,313 518.000.000 1.787.500 9.058.344.440
15 2033 9.400.553.999 28.481.791.889 -19.081.237.890
15 2033 574.044.099 880.851.565 848.095.738 549.479.347 6.028.295.750 518.000.000 1.787.500 9.400.553.999
16 2034 9.748.749.558 28.542.125.851 -18.793.376.293
16 2034 593.769.867 913.264.520 876.260.647 572.773.837 6.272.893.187 518.000.000 1.787.500 9.748.749.558
17 2035 10.092.200.117 28.602.761.483 -18.510.561.366
17 2035 613.495.635 945.677.475 904.425.556 591.323.328 6.517.490.624 518.000.000 1.787.500 10.092.200.117
18 2036 10.438.023.176 28.663.700.293 -18.225.677.117
18 2036 633.221.403 978.090.430 932.590.465 612.245.318 6.762.088.061 518.000.000 1.787.500 10.438.023.176
19 2037 10.782.605.236 28.724.943.797 -17.942.338.562
19 2037 652.947.171 1.010.503.385 960.755.374 631.926.308 7.006.685.497 518.000.000 1.787.500 10.782.605.236
20 2038 11.128.428.295 28.786.493.519 -17.658.065.224
20 2038 672.672.939 1.042.916.340 988.920.284 652.848.298 7.251.282.934 518.000.000 1.787.500 11.128.428.295
Sumber: Olahan Konsultan 2018
155.441.708.489

Sumber: Olahan Konsultan, 2018 6.5.3 Net Present Value (NPV)


Parameter Net Present Value (NPV) didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas ke nilai sekarang
6.5 Analisis Finansial untuk mendapatkan nilai netto, dengan ketentuan jika nilainya lebih besar dari (>) 0 (nol) maka proyek dikatakan
6.5.1 Metode Analisis layak dan jika nilainya lebih kecil dari (<) 0 (nol) maka proyek dikatakan tidak layak. Perhitungan dan hasil analisis
Net Present Value (NPV) rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dilakukan dengan formula sebagai berikut
Metode analisis yang dipergunakan dalam pengkajian analisis finansial Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek dan diberikan pada Tabel 56 yang menunjukan bahwa Net Present Value (NPV) proyek pengembangan Pelabuhan
adalah parameter finansial dasar yang umum digunakan dalam menentukan layak atau tidaknya suatu proyek usaha Anggrek lebih kecil (<) dari 0 (nol), sehingga proyek ini tidak layak secara finansial.
untuk dijalankan sebagai berikut, serta tingkat bunga (discount rate) yang dipergunakan adalah 7%, 12%, dan 20%,
dimana tingkat bunga 7 % adalah tingkat bunga Surat Utang Negara (SUN), 12% adalah tingkat bunga wajar di F
Indonesia yang telah ditetapkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), sedangkan tingkat NPVP =
bunga 20% adalah untuk menguji tingkat profitabilitas dari proyek tersebut. (1 + 0 *
1. Net Present Value (NPV);
Ket. : NPVp : Net Present Value (Nilai Bersih Sekarang) Tingkat bunga
2. Benefit Cost Ratio (BCR); F : Nilai Cashflow Periode Tahun Berjalan
3. Internal Rate o f Return (IRR);
4. Payback Period (PP).
Tabel 56 Net Present Value (NPV) Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek
6.5.2 Penyusunan Rencana Cashflow Cashflow NPV
No. Tahun
Cashflow rencana anggaran pembiayaan rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek disusun berdasarkan 7% 12% 20%
beberapa parameter sebagai berikut dan rinciannya diberikan pada Tabel 55: 0 -42.723.077.630 -40.815.797.378 -38.094.744.220
1. Pendapatan (profit), yakni potensi pendapatan langsung dari jasa kepelabuhanan yang akan didapatkan
seandainya pengembangan berjalan sesuai dengan rencana; 1 2019 -39.645.920.655 -36.185.120.024 -31.521.260.110
2. Biaya keluar yang terdiri dari: 2 2020 -38.666.574.639 -33.715.760.946 -27.412.162.381
a. Investasi; 3 2021 -38.342.714.171 -31.940.806.085 -24.237.787.784
b. Biaya operasional dan pemeliharaan pelabuhan;
4 2022 -37.911.330.220 -30.171.562.257 -21.368.876.114
c. Biaya penyusutan.
5 2023 -6.927.160.986 -5.266.836.186 -3.481.532.635
6 2024 -10.129.731.004 -7.357.973.136 -4.539.579.585
Tabel 55 Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek
7 2025 -9.425.410.321 -6.540.731.263 -3.766.348.638
No. Tahun Benefit Cost Cashflow 8 2026 -8.867.315.701 -5.878.736.114 -3.159.475.235

0 45.713.693.064 -45.713.693.064 9 2027 -8.341.897.353 -5.283.508.272 -2.650.270.228

1 2019 3.523.037.020 48.913.651.578 -45.390.614.558 10 2028 -7.852.688.007 -4.751.619.414 -2.224.570.588

2 2020 4.764.280.471 52.132.497.066 -47.368.216.595 11 2029 -25.570.490.790 -14.781.827.299 -6.459.061.853

3 2021 5.112.123.721 55.371.600.469 -50.259.476.748 12 2030 -24.589.771.552 -13.580.298.287 -5.538.439.363

4 2022 5.459.966.972 58.632.568.785 -53.172.601.813 13 2031 -24.148.411.469 -12.741.164.928 -4.849.802.021

5 2023 5.807.810.222 16.203.610.966 -10.395.800.743 14 2032 -7.018.192.206 -3.537.623.280 -1.256.791.494

6 2024 6.308.142.100 22.574.276.508 -16.266.134.408 15 2033 -6.463.475.442 -3.112.563.235 -1.032.063.952

7 2025 6.657.709.430 22.852.319.183 -16.194.609.753 16 2034 -5.949.501.645 -2.737.148.904 -847.078.437

8 2026 7.004.904.260 23.307.102.499 -16.302.198.239 17 2035 -5.476.607.179 -2.407.105.813 -695.275.876

9 2027 7.356.844.089 23.766.618.789 -16.409.774.700 18 2036 -5.039.551.598 -2.116.124.627 -570.479.440

10 2028 7.702.797.919 24.231.543.601 -16.528.745.682 19 2037 -4.636.641.239 -1.860.024.197 -468.008.915

11 2029 8.020.712.762 65.610.357.044 -57.589.644.282 20 2038 -4.264.653.838 -1.634.423.660 -383.828.262

12 2030 8.364.325.821 67.621.863.851 -59.257.538.030 NPV -361.991.117.643 -266.416.755.305 -184.557.437.132

13 2031 8.710.148.880 70.977.652.527 -62.267.503.647 Sumber: Olahan Konsultan 2018

56
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

6.5.4 Benefit Cost Ratio (BCR) Tabel 58 Financial Internal Rate o f Return (FIRR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek
Parameter Benefit Cost Ratio (BCR) didasarkan atas perbandingan antara manfaat dan biaya, dengan ketentuan Cashflow NPV
No. Tahun
jika nilainya lebih besar dari (>) 1 (satu) maka proyek dikatakan layak dan jika nilainya lebih kecil dari (<) 1 (satu) 7% 12% 20%
maka proyek dikatakan tidak layak. Perhitungan dan hasil analisis Benefit Cost Ratio (BCR) rencana
0 -42.723.077.630 -40.815.797.378 -38.094.744.220
pengembangan Pelabuhan Anggrek dilakukan dengan formula sebagai berikut dan diberikan pada Tabel 57 yang
menunjukan bahwa Benefit Cost Ratio (BCR) proyek pengembangan Pelabuhan Anggrek lebih kecil (<) dari 1 1 2019 -39.645.920.655 -36.185.120.024 -31.521.260.110
(satu), sehingga proyek ini tidak layak secara finansial. 2 2020 -38.666.574.639 -33.715.760.946 -27.412.162.381
3 2021 -38.342.714.171 -31.940.806.085 -24.237.787.784
BCR = B
- 4 2022 -37.911.330.220 -30.171.562.257 -21.368.876.114
5 2023 -6.927.160.986 -5.266.836.186 -3.481.532.635
Ket. : BCR: Benefit Cost Ratio
6 2024 -10.129.731.004 -7.357.973.136 -4.539.579.585
B : Benefit (Manfaat)
C : Cost (Biaya) 7 2025 -9.425.410.321 -6.540.731.263 -3.766.348.638
8 2026 -8.867.315.701 -5.878.736.114 -3.159.475.235
Tabel 57 Benefit Cost Ratio (BCR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 9 2027 -8.341.897.353 -5.283.508.272 -2.650.270.228
Benefit Cost Benefit Cosf Benefit Cosf 10 2028 -7.852.688.007 -4.751.619.414 -2.224.570.588
No. T anuti
7% 12% 20% 11 2029 -25.570.490.790 -14.781.827.299 -6.459.061.853
0 0 42.723.077.630 0 40.815.797.378 0 38.094.744.220 12 2030 -24.589.771.552 -13.580.298.287 -5.538.439.363

1 2019 3.077.156.975 42.723.077.630 2.808.543.543 38.993.663.567 2.446.553.486 33.967.813.596 13 2031 -24.148.411.469 -12.741.164.928 -4.849.802.021
2 2020 3.889.072.033 42.555.646.672 3.391.120.734 37.106.881.681 2.757.106.754 30.169.269.135 14 2032 -7.018.192.206 -3.537.623.280 -1.256.791.494
3 2021 3.900.014.710 42.242.728.882 3.248.847.044 35.189.653.129 2.465.337.443 26.703.125.226 15 2033 -6.463.475.442 -3.112.563.235 -1.032.063.952

4 2022 3.892.880.991 41.804.211.211 3.098.131.891 33.269.694.148 2.194.238.270 23.563.114.384 16 2034 -5.949.501.645 -2.737.148.904 -847.078.437
5 2023 3.869.989.179 10.797.150.165 2.942.417.405 8.209.253.591 1.945.023.892 5.426.556.527 17 2035 -5.476.607.179 -2.407.105.813 -695.275.876

6 2024 3.928.393.864 14.058.124.868 2.853.483.129 10.211.456.265 1.760.486.688 6.300.066.273 18 2036 -5.039.551.598 -2.116.124.627 -570.479.440

7 2025 3.874.847.504 13.300.257.825 2.688.937.175 9.229.668.438 1.548.370.429 5.314.719.067 19 2037 -4.636.641.239 -1.860.024.197 -468.008.915

8 2026 3.810.203.790 12.677.519.491 2.526.038.700 8.404.774.814 1.357.597.375 4.517.072.609 20 2038 -4.264.653.838 -1.634.423.660 -383.828.262
9 2027 3.739.846.485 12.081.743.838 2.368.706.903 7.652.215.174 1.188.171.393 3.838.441.621 IRR #NUM! #NUMI #NUMI

10 2028 3.659.543.804 11.512.231.810 2.214.370.337 6.965.989.751 1.036.704.057 3.261.274.645 Sumber: Olahan Konsultan 2018
11 2029 3.561.292.388 29.131.783.178 2.058.717.194 16.840.544.492 899.576.312 7.358.638.165

12 2030 3.470.897.846 28.060.669.398 1.916.887.596 15.497.185.883 781.762.336 6.320.201.700 6.5.6 Payback Period (PP)
13 2031 3.377.945.908 27.526.357.377 1.782.269.032 14.523.433.960 678.403.584 5.528.205.605 Payback Period (PP) atau periode pengembalian adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal
14 2032 3.283.160.887 10.301.353.093 1.654.925.662 5.192.548.943 587.936.117 1.844.727.611 investasi yang dibagi menjadi 2, yakni:
15 2033 3.184.292.878 9.647.768.320 1.533.433.991 4.645.997.225 508.456.158 1.540.520.110 1. Simple Payback Period
Simple Payback Period adalah periode pengembalian tanpa memperhitungkan suku bunga dan dihitung
16 2034 3.086.204.449 9.035.706.094 1.419.850.204 4.156.999.108 439.407.769 1.286.486.206
berdasarkan formula sebagai berikut.
17 2035 2.985.917.851 8.462.525.030 1.312.385.567 3.719.491.379 379.073.500 1.074.349.375
18 2036 2.886.200.388 7.925.751.986 1.211.925.228 3.328.049.855 326.719.144 897.198.584
PP = —P + c a s h flo w = 0
19 2037 2.786.430.093 7.423.071.332 1.117.797.804 2.977.822.001 281.254.050 749.262.965
t=i
20 2038 2.687.661.068 6.952.314.906 1.030.043.002 2.664.466.662 241.895.431 625.723.693

68.951.953.092 430.943.070.734 43.178.832.139 309.595.587.444 23.824.074.186 208.381.511.318 ni


PP = P +
nr + n2
BCR 0,160 0,139 0,114

Sumber: Olahan Konsultan 2018 Ket. : PP : Payback Period


P : Bulan dengan nilai negatif terakhir sebelum menjadi positif
n! : Cashflow pada bulan dengan nilai negatif terakhir sebelum menjadipositif dalam kolom cashflow kumulatif
6.5.5 Financial Internal Rate o f Return (FIRR) n2 : Cashflow pada bulan dengan nilai positif pertama setelah negatif daiam kolomcashflow kumulatif

Internal rate of return (IRR) adalah indikator tingkat efisiensi suatu rencana investasi dapat diterima, dimana Hasil perhitungan waktu periode pengembalian (Payback Period (PP)) investasi rencana pengembangan
besarnya IRR ini tidak ditentukan secara langsung dan harus dengan cara coba-coba untuk mendapatkan nilai NPV Pelabuhan Anggrek tanpa memperhitungkan tingkat bunga diberikan pada Tabel 59 yang menunjukan bahwa
= 0. Suatu proyek akan dikatakan layak jika nilainya lebih besar dari (>) tingkat bunga minimal yang sudah periode pengembalian berada di atas 20 tahun, sehingga investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek
ditetapkan atau disepakati. Hasil analisis Internal rate of return (IRR) rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek tidak layak secara finansial.
yang dihitung menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel diberikan pada Tabel 58 yang memberikan hasil
bahwa Financial Internal Rate of Return (FIRR) proyek pengembangan Pelabuhan Anggrek tidak terdefinisi,
sehingga proyek tidak layak secara finansial.

57
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Tabel 59 Simple Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek Hasil perhitungan waktu periode pengembalian (Payback Period (PP)) investasi rencana pengembangan
Pelabuhan Anggrek dengan memperhitungkan tingkat bunga 7%, 12%, dan 20% diberikan pada Tabel 60 yang
No. Tahun Cashflow Cashflow Kumulatif menunjukan bahwa periode pengembalian untuk seluruh tingkat bunga berada di atas 20 tahun, sehingga
investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek tidak layak secara finansial.
0 -45.713.693.064 -45.713.693.064
2019 -45.390.614.558 -91.104.307.621 Tabel 60 Discounted Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek
1
C a s h flo w C a s h flo w C a s h flo w
2 2020 -47.368.216.595 -138.472.524.216 C a s h flo w
Kumulatif
C a s h flo w
Kumulatif
C a s h flo w
Kumulatif
No. Tahun
3 2021 -50.259.476.748 -188.732.000.965 7% 12% 20%

4 2022 -53.172.601.813 -241.904.602.777 0 -42.723.077.630 -42.723.077.630 -40.815.797.378 -40.815.797.378 -38.094.744.220 -38.094.744.220

5 2023 -10.395.800.743 -252.300.403.521 1 2019 -39.645.920.655 -82.368.998.285 -36.185.120.024 -77.000.917.402 -31.521.260.110 -69.616.004.329

6 2024 -16.266.134.408 -268.566.537.928 2 2020 -38.666.574.639 -121.035.572.923 -33.715.760.946 -110.716.678.348 -27.412.162.381 -97.028.166.711

7 2025 -16.194.609.753 -284.761.147.681 3 2021 -38.342.714.171 -159.378.287.094 -31.940.806.085 -142.657.484.433 -24.237.787.784 -121.265.954.494

8 2026 -16.302.198.239 -301.063.345.921 4 2022 -37.911.330.220 -197.289.617.314 -30.171.562.257 -172.829.046.690 -21.368.876.114 -142.634.830.609

9 2027 -16.409.774.700 -317.473.120.621 5 2023 -6.927.160.986 -204.216.778.300 -5.266.836.186 -178.095.882.876 -3.481.532.635 -146.116.363.244

10 2028 -16.528.745.682 -334.001.866.303 6 2024 -10.129.731.004 -214.346.509.304 -7.357.973.136 -185.453.856.012 -4.539.579.585 -150.655.942.828

11 2029 -57.589.644.282 -391.591.510.585 7 2025 -9.425.410.321 -223.771.919.625 -6.540.731.263 -191.994.587.275 -3.766.348.638 -154.422.291.467

12 2030 -59.257.538.030 -450.849.048.614 8 2026 -8.867.315.701 -232.639.235.325 -5.878.736.114 -197.873.323.389 -3.159.475.235 -157.581.766.702

13 2031 -62.267.503.647 -513.116.552.261 9 2027 -8.341.897.353 -240.981.132.678 -5.283.508.272 -203.156.831.661 -2.650.270.228 -160.232.036.929

14 2032 -19.363.413.656 -532.479.965.917 10 2028 -7.852.688.007 -248.833.820.685 -4.751.619.414 -207.908.451.076 -2.224.570.588 -162.456.607.518

15 2033 -19.081.237.890 -551.561.203.808 11 2029 -25.570.490.790 -274.404.311.474 -14.781.827.299 -222.690.278.374 -6.459.061.853 -168.915.669.371

16 2034 -18.793.376.293 -570.354.580.101 12 2030 -24.589.771.552 -298.994.083.026 -13.580.298.287 -236.270.576.661 -5.538.439.363 -174.454.108.734

17 2035 -18.510.561.366 -588.865.141.466 13 2031 -24.148.411.469 -323.142.494.496 -12.741.164.928 -249.011.741.590 -4.849.802.021 -179.303.910.755

18 2036 -18.225.677.117 -607.090.818.583 14 2032 -7.018.192.206 -330.160.686.702 -3.537.623.280 -252.549.364.870 -1.256.791.494 -180.560.702.249

19 2037 -17.942.338.562 -625.033.157.145 15 2033 -6.463.475.442 -336.624.162.144 -3.112.563.235 -255.661.928.105 -1.032.063.952 -181.592.766.201

20 2038 -17.658.065.224 -642.691.222.369 16 2034 -5.949.501.645 -342.573.663.789 -2.737.148.904 -258.399.077.009 -847.078.437 -182.439.844.638

Sumber: Olahan Konsultan 2018 17 2035 -5.476.607.179 -348.050.270.968 -2.407.105.813 -260.806.182.822 -695.275.876 -183.135.120.514

18 2036 -5.039.551.598 -353.089.822.565 -2.116.124.627 -262.922.307.448 -570.479.440 -183.705.599.954

19 2037 -4.636.641.239 -357.726.463.805 -1.860.024.197 -264.782.331.645 -468.008.915 -184.173.608.870


PP = P + ----- -----
nx + n2 20 2038 -4.264.653.838 -361.991.117.643 -1.634.423.660 -266.416.755.305 -383.828.262 -184.557.437.132

Sumber: Olahan Konsultan 2018


P = -
ni = -
r\2 = - a. Tingkat bunga 7%

PP > 20
PP P+
nx + n2
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek tanpa memperhitungkan
tingkat bunga adalah di atas 20 tahun. P = -
m = -
2. Discounted Payback Period D2 = -

Discounted Payback Period adalah periode pengembalian dengan memperhitungkan suku bunga, dimana
tingkat bunga yang dipergunakan adalah 7%, 12%, dan 20%, serta dihitung berdasarkan formula sebagai PP > 20
berikut.
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga 7%
p i, t) = 0 adalah di atas 20 tahun.
PP = - P + V
y cashflow (-p,
t=i b. Tingkat bunga 12%

”i
PP P+
P P = P + ----- -— nx + n2
nx + n2
P = -
Ket. : PP Payback Period
P Bulan dengan nilai negatif terakhir sebelum menjadi positif m = -
ni Cashflow pada bulan dengan nilai negatif terakhir sebelum menjadi positif dalam kolom cashflow kumulatif r\2 = -
n2 Cashflow pada bulan dengan nilai positif pertama setelah negatif dalam kolom cashflow kumulatif
PP > 20

58
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga 6.6 Analisis Ekonomi
12% adalah di atas 20 tahun.
Perhitungan ekonomi Pelabuhan Anggrek dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan manfaat langsung,
c. Tingkat bunga 20% manfaat tidak langsung, dan manfaat sosial, apabila rencana pengembangan ini dilaksanakan dengan apabila tidak
dilaksanakan, dimana selisih nilai manfaat tersebut yang merupakan nilai yang mewakili nilai ekonomi (nilai
manfaat) lebih yang akan didapatkan oleh para pihak apabila rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek
PP= P + dilaksanakan.
nj + n2
6.6.1 Perhitungan Manfaat
P = -
ni = - Manfaat yang akan diperoleh para pihak yang terkait dengan adanya penataan Pelabuhan Anggrek ini berupa
n2 = - manfaat langsung berupa pendapatan (revenue), manfaat tidak langsung (benefit), dan manfaat sosial. Penataan
dan penambahan fasilitas layanan di Pelabuhan Anggrek diharapkan menjadikan pergerakan barang dan peti
PP > 20 kemas semakin efektif sehingga dapat memperlancar arus barang dan peti kemas, terutama dari wilayah hinterland
serta wilayah Indonesia lainnya sehingga harga-harga komoditi pun dapat bersaing dan volume layanan pun
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga bertambah.
20% adalah di atas 20 tahun.
6.6.1.1 Manfaat Langsung
6.5.7 Kesimpulan Analisis Finansial
Manfaat langsung yang akan diperoleh dengan investasi pengembangan Pelabuhan Anggrek antara lain adalah:
Hasil evaluasi parameter kelayakan finansial rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek diperoleh beberapa 1. Pintu masuk dan keluar dalam kegiatan ekspor dan impor;
kesimpulan sebagai berikut: 2. Efektivitas angkutan barang dalam skala besar, baik bongkar maupun muat, dimana volume kargo naik 50%
1. Cashflow rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek terdiri dari potensi pendapatan operasional pelabuhan, dan volume peti kemas naik kurang lebih 100%, sehingga diambil rata-rata kenaikan volume barang (kargo dan
biaya investasi, biaya operasional, serta penyusutan aset yang disusun menggunakan Metode Langsung, yakni peti kemas) adalah 75%, dimana dengan kenaikan tersebut diasumsikan seluruh potensi muat komoditas
pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran unggulan dapat terakomodir. Salah satu komoditas yang diambil untuk manfaat ekonomi ini adalah sektor
kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross) dan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan investasi serta perikanan dan juga perkebunan, yakni ikan tuna, ikan cakalang, dan jagung, dimana berdasarkan data BPS
pembiayaan; produksi ketiga komoditas diatas mencapai di atas 150.000 ton per tahun dan konsultan mengasumsikan bahwa
2. Evaluasi kelayakan finansial dilakukan dengan mengukur parameter Net Present Value (NPV), Benefit Cost 30% produksi dijual dalam bentuk mentah, sehingga ada 50.000 ton komoditas dapat terkirimkan melalui
Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), serta Payback Period (PP) dalam beberapa tingkat bunga, yakni Pelabuhan Anggrek yang nilai pasarnya kurang lebih mencapai 2,5 triliun rupiah;
7%, 12%, dan 20% yang hasilnya menunjukan bahwa rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek tidak layak 3. Bertambahnya lapangan pekerjaan bagi generasi muda untuk mengurusi aktivitas pelabuhan laut karena
secara finansial untuk dilaksanakan di seluruh tingkat bunga; adanya peningkatan aktivitas muatan barang yang kedepan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
3. Hasil perhitungan waktu pengembalian investasi (Payback Period), baik tanpa atau memperhitungkan tingkat hinterland secara umum.
bunga, diperoleh di atas periode perencanaan, yakni di atas 20 tahun, sehingga investasi pengembangan
Pelabuhan Anggrek tidak layak secara finansial; 6.6.1.2 Manfaat Tidak Langsung
4. Hasil analisis finansial rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 diberikan pada Tabel 61.
Manfaat tidak langsung dalam pengembangan Pelabuhan Anggrek merupakan efek multiplier ekonomi akibat
Tabel 61 Hasil Analisis Finansial Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 adanya investasi itu sendiri, dimana para pihak yang berpotensi mendapatkan benefit dengan efektifnya pergerakan
barang dan orang di Pelabuhan Anggrek adalah:
Parameter Finansial Keterangan
No. 1. Pengguna, yakni masyarakat Provinsi Gorontalo yang berprofesi sebagai pengusaha, khususnya pengusaha
Nilai Standar perikanan, perkebunan, khususnya jagung dan gula, dimana beberapa komoditi perikanan serta perkebunan
1 Suku Bunga 7% dan turunannya berupa pupuk merupakan komoditi unggulan dari wilayah ini. Potensi manfaat yang dapat
1 NPV -361.991.117.643 0 Lebih Kecil (<) Tidak Layak diterima oleh pengguna dengan pengembangan Pelabuhan Anggrek adalah adanya selisih nilai waktu dan
biaya transportasi yang didapat dalam pengiriman komoditi;
2 BCR 0,160 1 Lebih Kecil (<) Tidak Layak
2. Operator, khususnya operator transportasi, yakni badan hukum atau perorangan yang memberikan jasa
3 IRR #NUM! Suku Bunga Lebih Kecil (<) Tidak Layak pelayanan transportasi laut dari dan ke wilayah Provinsi Gorontalo. Potensi manfaat yang dapat diterima oleh
4 PP >20 Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Besar (>) Tidak Layak operator dengan pengembangan Pelabuhan Anggrek adalah pergerakan barang dapat lebih efektif sampai ke
pusat kegiatan Provinsi Gorontalo bersinergi dengan pengembangan akses darat;
II Suku Bunga 12%
3. Pemerintah, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pemerintah Provinsi Gorontalo, serta
1 NPV -266.416.755.305 0 Lebih Kecil (<) Tidak Layak Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo Utara dan jajaran di bawahnya. Potensi manfaat yang dapat diterima
2 BCR 0,139 1 Lebih Kecil (<) Tidak Layak oleh pemerintah dengan pengembangan Pelabuhan Anggrek adalah adanya pendapatan pajak maupun
3 IRR #NUM! Suku Bunga Lebih Kecil (<) Tidak Layak pendapatan bukan pajak serta peningkatan ekonomi dari peningkatan pergerakan barang di pelabuhan;
4. Masyarakat umum, khususnya masyarakat di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara dan Provinsi Gorontalo.
4 PP >20 Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Besar (>) Tidak Layak
Potensi manfaat yang dapat diterima adalah manfaat sosial (social benefit) berupa semakin ramainya transaksi
III Suku Bunga 20% ekonomi dan bersaingnya harga-harga komoditi.
1 NPV -184.557.437.132 0 Lebih Kecil (<) Tidak Layak
2 BCR 0,114 1 Lebih Kecil (<) Tidak Layak
6.6.1.3 Manfaat Sosial

3 IRR #NUM! Suku Bunga Lebih Kecil (<) Tidak Layak Manfaat sosial yang dapat dirasakan adalah berupa dampak sosial peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan
4 PP >20 Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Besar (>) Tidak Layak
semakin ramainya transaksi ekonomi karena adanya perputaran barang yang cepat dan harga proporsional,
diindikasikan dengan kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dimana dari nilai manfaat langsung
Sumber: Olahan Konsultan 2018 sebesar 2,5 triliun rupiah di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, menaikkan nilai PDRB keseluruhan
sebesar 7,43%.

59
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

6.6.1.4 Total Manfaat Tabel 63 Net Present Value (NPV) Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis
Manfaat total merupakan jumlah seluruh manfaat yang diterima oleh masyarakat dan wilayah secara umum, dimana Ekonomi
nilai manfaat total adalah hasil penjumlahan antara manfaat langsung, tidak langsung, dan sosial, yang mana Cashflow NPV
kuantifikasi manfaat dilakukan dengan menghitung nilai potensi komoditi-komoditi yang dapat lebih cepat terkirim, No. Tahun
7% 12% 20%
salah satunya adalah hasil laut dan hasil perkebunan, antara lain jagung dan gula, serta komoditi lainnya. Hasil
perhitungan manfaat di atas didapatkan selisih volume barang dan peti kemas antara skenario bisnis seperti biasa 0 -42.723.077.630 -40.815.797.378 -38.094.744.220
dan pengembangan Pelabuhan Anggrek mencapai 75%, sehingga diasumsikan bahwa seluruh potensi komoditi 1 2019 -8.874.350.910 -8.099.684.595 -7.055.725.247
wilayah yang menjadi demand pelabuhan terakomodir untuk dimuat, dimana selisih nilai ekonominya mencapai 2 2020 224.145.693 195.446.394 158.905.157
lebih dari 1.000%, oleh karena itu nilai inilah yang menjadi nilai pendapatan pada perhitungan analisis ekonomi.
3 2021 657.432.932 547.664.355 415.586.644

6.6.2 Metode Analisis 4 2022 1.017.479.694 809.756.655 573.506.585


5 2023 31.772.730.806 24.157.337.860 15.968.706.290
Metode analisis yang dipergunakan dalam pengkajian analisis ekonomi Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek
sama dengan metode pada perhitungan analisis finansial dengan menggunakan nilai manfaat yang berbeda, yakni 6 2024 29.154.207.640 21.176.858.155 13.065.287.297
dengan menambahkan nilai manfaat ekonomi bagi para pihak sebesar total 1.000% dari hasil nilai profit. 7 2025 29.323.064.715 20.348.640.491 11.717.355.649
8 2026 29.234.722.203 19.381.650.886 10.416.498.512
6.6.3 Penyusunan Rencana Cashflow
9 2027 29.056.567.500 18.403.560.754 9.231.443.701
Cashflow rencana anggaran pembiayaan rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek pada analisis ekonomi
10 2028 28.742.750.028 17.392.083.951 8.142.469.977
diberikan pada Tabel 62.
11 2029 10.042.433.090 5.805.344.638 2.536.701.271
Tabel 62 Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi
12 2030 10.119.206.912 5.588.577.674 2.279.184.000

No. Tahun Benefit Cost Cashflow 13 2031 9.631.047.607 5.081.525.389 1.934.233.820


14 2032 25.813.416.661 13.011.633.343 4.622.569.677
0 0 45.713.693.064 -45.713.693.064
15 2033 25.379.453.336 12.221.776.671 4.052.497.630
1 2019 38.753.407.222 48.913.651.578 -10.160.244.356
16 2034 24.912.542.846 11.461.353.139 3.546.999.249
2 2020 52.407.085.178 52.132.497.066 274.588.112
17 2035 24.382.571.331 10.716.749.853 3.095.459.120
3 2021 56.233.360.934 55.371.600.469 861.760.465
18 2036 23.822.452.287 10.003.127.655 2.696.711.995
4 2022 60.059.636.691 58.632.568.785 1.427.067.906
19 2037 23.227.659.688 9.317.953.843 2.344.531.582
5 2023 63.885.912.447 16.203.610.966 47.682.301.481
20 2038 22.611.956.843 8.666.006.356 2.035.126.045
6 2024 69.389.563.098 22.574.276.508 46.815.286.590
NPV 327.528.413.273 165.371.566.087 53.683.304.732
7 2025 73.234.803.727 22.852.319.183 50.382.484.544
Sumber: Olahan Konsultan 2018
8 2026 77.053.946.855 23.307.102.499 53.746.844.356

9 2027 80.925.284.984 23.766.618.789 57.158.666.195


24.231.543.601 60.499.233.512
6.6.5 Benefit Cost Ratio (BCR)
10 2028 84.730.777.113

11 2029 88.227.840.382 65.610.357.044 22.617.483.339 Hasil analisis Benefit Cost Ratio (BCR) rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek pada analisis ekonomi
67.621.863.851 24.385.720.183
diberikan pada Tabel 64 yang menunjukan Benefit Cost Ratio (BCR) lebih besar (>) dari 1 (satu) pada seluruh
12 2030 92.007.584.034
tingkat bunga, sehingga proyek layak secara ekonomi.
13 2031 95.811.637.685 70.977.652.527 24.833.985.158
Tabel 64 Benefit Cost Ratio (BCR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi
14 2032 99.641.788.836 28.421.758.096 71.220.030.740
103.406.093.987 28.481.791.889 74.924.302.098 Benefit Cost Benefit Cost Benefit Cost
15 2033 No. Tahun
107.236.245.138 28.542.125.851 78.694.119.287 7% 12% 20%
16 2034
111.014.201.289 28.602.761.483 82.411.439.806 0 0 42.723.077.630 0 40.815.797.378 0 38.094.744.220
17 2035
114.818.254.941 28.663.700.293 86.154.554.647 1 2019 33.848.726.720 42.723.077.630 30.893.978.971 38.993.663.567 26.912.088.348 33.967.813.596
18 2036
118.608.657.592 28.724.943.797 89.883.713.795 2 2020 42.779.792.365 42.555.646.672 37.302.328.075 37.106.881.681 30.328.174.293 30.169.269.135
19 2037
122.412.711.243 28.786.493.519 93.626.217.724 3 2021 42.900.161.814 42.242.728.882 35.737.317.483 35.189.653.129 27.118.711.870 26.703.125.226
20 2038
4 2022 42.821.690.905 41.804.211.211 34.079.450.803 33.269.694.148 24.136.620.969 23.563.114.384
Sumber: Olahan Konsultan 2018
5 2023 42.569.880.971 10.797.150.165 32.366.591.450 8.209.253.591 21.395.262.817 5.426.556.527
6 2024 43.212.332.509 14.058.124.868 31.388.314.420 10.211.456.265 19.365.353.570 6.300.066.273
6.6.4 Net Present Value (NPV)
7 2025 42.623.322.540 13.300.257.825 29.578.308.930 9.229.668.438 17.032.074.716 5.314.719.067
Hasil analisis Net Present Value (NPV) rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek pada analisis ekonomi
diberikan pada Tabel 63 yang menunjukan Net Present Value (NPV) lebih besar (>) dari 0 (nol) atau positif pada 8 2026 41.912.241.694 12.677.519.491 27.786.425.700 8.404.774.814 14.933.571.121 4.517.072.609
seluruh tingkat bunga, sehingga proyek layak secara ekonomi. 9 2027 41.138.311.338 12.081.743.838 26.055.775.928 7.652.215.174 13.069.885.322 3.838.441.621
10 2028 40.254.981.839 11.512.231.810 24.358.073.702 6.965.989.751 11.403.744.622 3.261.274.645
11 2029 39.174.216.268 29.131.783.178 22.645.889.131 16.840.544.492 9.895.339.436 7.358.638.165
12 2030 38.179.876.310 28.060.669.398 21.085.763.557 15.497.185.883 8.599.385.700 6.320.201.700
13 2031 37.157.404.984 27.526.357.377 19.604.959.349 14.523.433.960 7.462.439.425 5.528.205.605

60
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Benefit Cost Benefit Cosf Benefit Cosf yang menunjukan bahwa periode pengembalian berada di atas tahun ke-5, sehingga investasi rencana
No. Tahun pengembangan Pelabuhan Anggrek layak secara ekonomi.
7% 12% 20%
14 2032 36.114.769.754 10.301.353.093 18.204.182.286 5.192.548.943 6.467.297.287 1.844.727.611 Tabel 66 Simple Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi
15 2033 35.027.221.656 9.647.768.320 16.867.773.896 4.645.997.225 5.593.017.740 1.540.520.110
No. Tahun Cashflow Cashflow Kumulatif
16 2034 33.948.248.940 9.035.706.094 15.618.352.247 4.156.999.108 4.833.485.455 1.286.486.206
0 -45.713.693.064 -45.713.693.064
17 2035 32.845.096.361 8.462.525.030 14.436.241.233 3.719.491.379 4.169.808.495 1.074.349.375
1 2019 -10.160.244.356 -55.873.937.420
18 2036 31.748.204.273 7.925.751.986 13.331.177.509 3.328.049.855 3.593.910.579 897.198.584
2 2020 274.588.112 -55.599.349.308
19 2037 30.650.731.020 7.423.071.332 12.295.775.843 2.977.822.001 3.093.794.547 749.262.965
3 2021 861.760.465 -54.737.588.843
20 2038 29.564.271.749 6.952.314.906 11.330.473.017 2.664.466.662 2.660.849.738 625.723.693
4 2022 1.427.067.906 -53.310.520.937
758.471.484.008 430.943.070.734 474.967.153.531 309.595.587.444 262.064.816.051 208.381.511.318
5 2023 47.682.301.481 -5.628.219.456
BCR 1,760 1,534 1,258
6 2024 46.815.286.590 41.187.067.134
Sumber: Olahan Konsultan 2018
7 2025 50.382.484.544 91.569.551.678
8 2026 53.746.844.356 145.316.396.034
6.6.6 Economic Internal Rate of Return (EIRR)
9 2027 57.158.666.195 202.475.062.229
Hasil analisis Internal Rate of Return (IRR) analisis ekonomi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek yang
10 2028 60.499.233.512 262.974.295.741
dihitung menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel diberikan pada Tabel 65 yang memberikan hasil bahwa
Economic Internal Rate of Return (EIRR) proyek pengembangan Pelabuhan Anggrek layak secara ekonomi pada 11 2029 22.617.483.339 285.591.779.080
tingkat bunga 7 % dan 12%. 12 2030 24.385.720.183 309.977.499.262

Tabel 65 Economic Internal Rate o f Return (EIRR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 13 2031 24.833.985.158 334.811.484.420
14 2032 71.220.030.740 406.031.515.160
Cas/iflowNPV
No. Tahun 15 2033 74.924.302.098 480.955.817.258
7% 12% 20%
16 2034 78.694.119.287 559.649.936.545
0 -42.723.077.630 -40.815.797.378 -38.094.744.220
17 2035 82.411.439.806 642.061.376.352
1 2019 -8.874.350.910 -8.099.684.595 -7.055.725.247
18 2036 86.154.554.647 728.215.930.999
2 2020 224.145.693 195.446.394 158.905.157
19 2037 89.883.713.795 818.099.644.794
3 2021 657.432.932 547.664.355 415.586.644
20 2038 93.626.217.724 911.725.862.518
4 2022 1.017.479.694 809.756.655 573.506.585
Sumber: Olahan Konsultan 2018
5 2023 31.772.730.806 24.157.337.860 15.968.706.290
6 2024 29.154.207.640 21.176.858.155 13.065.287.297
7 2025 29.323.064.715 20.348.640.491 11.717.355.649 PP = P + ----- -----
nt + n2
8 2026 29.234.722.203 19.381.650.886 10.416.498.512
9 2027 29.056.567.500 18.403.560.754 9.231.443.701 P = 5
10 2028 28.742.750.028 17.392.083.951 8.142.469.977 ni = -5.628.219.456, dalam perhitungan menjadi positif (mutlak, hanya diperhitungkan nilainya)
10.042.433.090 2.536.701.271
n2 = 41.187.067.134
11 2029 5.805.344.638
12 2030 10.119.206.912 5.588.577.674 2.279.184.000 PP = 5,12
13 2031 9.631.047.607 5.081.525.389 1.934.233.820
14 2032 25.813.416.661 13.011.633.343 4.622.569.677 Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek tanpa memperhitungkan
tingkat bunga pada analisis ekonomi adalah 5,12 tahun atau 5 tahun 1 bulan 14 hari.
15 2033 25.379.453.336 12.221.776.671 4.052.497.630
16 2034 24.912.542.846 11.461.353.139 3.546.999.249 Discounted Payback Period
17 2035 24.382.571.331 10.716.749.853 3.095.459.120 Hasil perhitungan waktu periode pengembalian ( Payback Period (PP)) investasi rencana pengembangan
18 2036 23.822.452.287 10.003.127.655 2.696.711.995 Pelabuhan Anggrek dengan memperhitungkan tingkat bunga 7%, 12%, dan 20% diberikan pada Tabel 67 yang
menunjukan bahwa periode pengembalian pada seluruh tingkat bunga berada di bawah 20 tahun, sehingga
19 2037 23.227.659.688 9.317.953.843 2.344.531.582
investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek layak secara ekonomi.
20 2038 22.611.956.843 8.666.006.356 2.035.126.045
22,82%
Tabel 67 Discounted Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi
IRR 17,34% 9,51%
C a s h flo w C a s h flo w C a s h flo w
C a s h flo w C a s h flo w C a s h flo w
Sumber: Olahan Konsultan 2018 No. Tahun Kumulatif Kumulatif Kumulatif
7% 12% 30%

6.6.7 Payback Period (PP) 0 -42.723.077.630 -42.723.077.630 -40.815.797.378 -40.815.797.378 -38.094.744.220 -38.094.744.220

1 2019 -8.874.350.910 -51.597.428.539 -8.099.684.595 -48.915.481.973 -7.055.725.247 -45.150.469.467


1. Simple Payback Period
2 2020 224.145.693 -51.373.282.846 195.446.394 -48.720.035.579 158.905.157 -44.991.564.310
Hasil perhitungan waktu periode pengembalian ( Payback Period (PP)) investasi rencana pengembangan
Pelabuhan Anggrek tanpa memperhitungkan tingkat bunga pada analisis ekonomi diberikan pada Tabel 66 3 2021 657.432.932 -50.715.849.914 547.664.355 -48.172.371.224 415,586.644 -44.575.977,666

61
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

C a s h flo w
C a s h flo w
C a s h flo w
C a s h flo w
C a s h flo w
C a s h flo w PP > 7,31
K um ulatif K um u la tif K um ulatif
No. Tahun
7% 12% 30%
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga
4 2022 1.017.479.694 -49.698.370.219 809.756.655 -47.362.614.570 573.506.585 -44.002.471.081 20% adalah 7 tahun 3 bulan 22 hari.
5 2023 31.772.730.806 -17.925.639.414 24.157.337.860 -23.205.276.710 15.968.706.290 -28.033.764.791

21.176.858.155 -2.028.418.555 13.065.287.297 -14.968.477.494


6.6.8 Kesim pulan A na lisis Ekonomi
6 2024 29.154.207.640 11.228.568.226

7 2025 29.323.064.715 40.551.632.942 20.348.640.491 18.320.221.936 11.717.355.649 -3.251.121.845 Hasil evaluasi parameter kelayakan ekonomi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek diperoleh beberapa
10.416.498.512 7.165.376.666
kesimpulan sebagai berikut:
8 2026 29.234.722.203 69.786.355.144 19.381.650.886 37.701.872.822
1. Komposisi cashflow analisis ekonomi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek sama dengan cashflow
2027 29.056.567.500 98.842.922.644 18.403.560.754 56.105.433.576 9.231.443.701 16.396.820.367
9 pada analisis finansial, dimana berbeda di nilai manfaat, yakni dengan nilai manfaat yang lebih besar senilai
10 2028 28.742.750.028 127.585.672.672 17.392.083.951 73.497.517.527 8.142.469.977 24.539.290.345 1.000% yang merupakan nilai selisih manfaat yang diterima oleh para pihak;
11 2029 10.042.433.090 137.628.105.763 5.805.344.638 79.302.862.165 2.536.701.271 27.075.991.615 2. Evaluasi kelayakan ekonomi pun dilakukan dengan mengukur parameter Net Present Value (NPV), Benefit Cost
Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), serta Payback Period (PP) dalam beberapa tingkat bunga, yakni
12 2030 10.119.206.912 147.747.312.675 5.588.577.674 84.891.439.839 2.279.184.000 29.355.175.616
7%, 12%, dan 20%yang hasilnya menunjukan bahwa rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek layak
13 2031 9.631.047.607 157.378.360.282 5.081.525.389 89.972.965.228 1.934.233.820 31.289.409.435 secara ekonomi pada seluruh tingkat bunga, namun nilai persentase pengembalian Economic Internal Rate of
14 2032 25.813.416.661 183.191.776.942 13.011.633.343 102.984.598.572 4.622.569.677 35.911.979.112 Return (EIRR) lebih kecil dari tingkat bunga 20%;
12.221.776.671 115.206.375.242 4.052.497.630 39.964.476.742
3. Hasil perhitungan waktu pengembalian investasi (Payback Period) diperoleh sebagai berikut:
15 2033 25.379.453.336 208.571.230.279
a. Menggunakan metode Simple Payback Period, yakni selama 5 tahun 1 bulan 14 hari;
16 2034 24.912.542.846 233.483.773.125 11.461.353.139 126.667.728.381 3.546.999.249 43.511.475.991
b. Menggunakan metode Discounted Payback Period, yakni:
17 2035 24.382.571.331 257.866.344.456 10.716.749.853 137.384.478.234 3.095.459.120 46.606.935.110 1) Pada tingkat bunga 7%, selama 5 tahun 7 bulan 10 hari;
18 2036 23.822.452.287 281.688.796.743 10.003.127.655 147.387.605.889 2.696.711.995 49.303.647.105 2) Pada tingkat bunga 12%, selama 6 tahun 1 bulan 6 hari;
3) Pada tingkat bunga 20%, selama 7 tahun 3 bulan 22 hari.
19 2037 23.227.659.688 304.916.456.431 9.317.953.843 156.705.559.731 2.344.531.582 51.648.178.687
4. Hasil analisis ekonomi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 diberikan pada Tabel 68.
20 2038 22.611.956.843 327.528.413.273 8.666.006.356 165.371.566.087 2.035.126.045 53.683.304.732
Tabel 68 Hasil Analisis Ekonomi Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038
Sumber: Olahan Konsultan 2018
Parameter Finansial Keterangan
No.
Nilai Standar
a. Tingkat bunga 7%
1 Suku Bunga 12%
ni 1 NPV 327.528.413.273 0 Lebih Besar (>) Layak
PP = P + — r —
ni + n2 Layak
2 BCR 1,760 1 Lebih Besar (>)
3 EIRR 22,82% Suku Bunga Lebih Besar (>) Layak
P = 5
m = -17.925.639.414, dalam perhitungan menjadi positif (mutlak, hanya diperhitungkan nilainya) 4 PP 5 tahun 7 bulan 10 hari Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Kecil (<) Layak
n2 = 11.228.568.226 II Suku Bunga 20%
1 NPV 165.371.566.087 0 Lebih Besar (>) Layak
PP = 5,61
2 BCR 1,534 1 Lebih Besar (>) Layak
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga 7% 3 IRR 17,34% Suku Bunga Lebih Kecil (<) Tidak Layak
adalah di 5,61 tahun atau 5 tahun 7 bulan 10 hari. 4 PP 6 tahun 1 bulan 6 hari Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Kecil (<) Layak
III Suku Bunga 30%
b. Tingkat bunga 12%
1 NPV 53.683.304.732 0 Lebih Kecil (<) Tidak Layak
n \ Tidak Layak
PP = P + — ------ 2 BCR 1,258 1 Lebih Kecil (<)
nx + n2
3 IRR 9,51% Suku Bunga Lebih Kecil (<) Tidak Layak

P = 6 4 PP 7 tahun 3 bulan 22 hari Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Besar (>) Tidak Layak
m = -2.028.418.555, dalam perhitungan menjadi positif (mutlak, hanya diperhitungkan nilainya) Sumber: Olahan Konsultan 2018
n2 = 18.320.221.936
Perhitungan analisa ekonomi dan finansial yang dihitung dalam dokumen ini merupakan indikasi awal untuk melihat
PP = 6,10 perkiraan biaya investasi dan potensi pendapatan di Pelabuhan Anggrek yang merupakan pelabuhan non
komersial. Selanjutnya dalam rangka pengusahaan / pengelolaan Pelabuhan Anggrek dapat dilakukan melalui
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), konsesi, atau skema lainnya yang didukung dengan
12% adalah di 6,10 tahun atau 6 tahun 1 bulan 6 hari. dokumen perencanaan terpisah yang disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Tingkat bunga 20%

ni
PP = P + ----- -—
nx + n2

P = 7
m = -3.251.121.845, dalam perhitungan menjadi positif (mutlak, hanya diperhitungkan nilainya)
n2 = 7.165.376.666

62
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

pelabuhan dan sekitarnya, dimana diharapkan hal tersebut dapat menjadi panduan awal untuk ditelaah lebih tajam
pada kajian lingkungan selanjutnya.
6.8.1 Komponen Kimia Fisik Lingkungan
VII. Rona Awal Lingkungan
Komponen kimia fisik lingkungan merupakan komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak
6.7 Pengantar
penting rencana pengembangan pelabuhan, yang meliputi iklim, kualitas udara, dan kebisingan.
Kajian aspek lingkungan merupakan aspek yang penting dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan
pelabuhan laut karena merupakan isu penting dalam keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian alam. Topografi lahan Pelabuhan Anggrek yang berbukit akan sangat berubah seiring dengan pengembangan pelabuhan
Aspek ini menelaah secara rinci rencana kegiatan desain pelabuhan dengan maksud mengetahui isu potensial yang kedepan dengan adanya penataan pelabuhan yang menuntut akan adanya kegiatan pengurugan dan pengerukan
dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Penelaahan lingkungan dalam studi updating Rencana Induk serta pembangunan infrastruktur serta bangunan-bangunan lainnya. Hal ini pun akan sangat mempengaruhi
Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo bersifat umum dan berfungsi sebagai kerangka yang perlu ditindaklanjuti kualitas udara dan kebisingan di wilayah pelabuhan dan sekitarnya pada saat pelaksanaan konstruksi dan
oleh kajian lingkungan yang lebih detail, dapat berupa kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya operasional pelabuhan yang secara umum akan berpengaruh terhadap kondisi iklim di wilayah sekitar pelabuhan.
Pemantauan Pengelolaan Lingkungan (UKL/UPL) maupun kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Situasi kondisi komponen kimia fisik lingkungan lokasi rencana Pelabuhan Anggrek diberikan dalam Gambar 52.

Setiap perencanaan infrastruktur, termasuk dalam perencanaan suatu pelabuhan, perlu dan harus menerapkan
konsep hijau (green), dimana dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan pelabuhan berarti konsep
pengelolaan pelabuhan untuk mencapai keseimbangan antara nilai ataupun biaya lingkungan dan manfaat
ekonomi, sehingga tercapai keselarasan aspek komersial dan lingkungan dalam menunjang pengelolaan yang
berkelanjutan mulai tahap perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian.

Pendekatan yang dilakukan dalam suatu kajian lingkungan perencanaan infrastruktur dilakukan secara tiga dimensi,
yakni:
1. Dimensi waktu, meliputi tahap pra konstruksi, konstruksi, operasional, dan pasca operasional;
2. Dimensi skala tinjau, meliputi skala tapak kegiatan dan skala regional;
3. Dimensi komponen lingkungan yang sudah dan akan terpengaruh oleh kegiatan, meliputi komponen fisik kimia,
biologi, sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat.

Dampak yang dapat terjadi dalam suatu kegiatan pengembangan dan pembangunan infrastruktur, termasuk
pelabuhan, antara lain:
1. Tahap Pra Konstruksi, meliputi perubahan tata ruang kawasan pelabuhan, permukiman penduduk, dan fasilitas
umum yang berada di sekitar kawasan pelabuhan sehingga mengakibatkan ketidakserasian yang sudah ada
sebelumnya;
2. Tahap Konstruksi, meliputi:
a. Kegiatan mobilisasi alat dan bahan, yang akan berpengaruh terhadap peluang kerja dan usaha serta
peningkatan pendapatan masyarakat sekitar kawasan pelabuhan, bangkitan lalu lintas darat dan perairan
sehingga dapat menimbulkan kerusakan prasarana jalan;
b. Kegiatan pematangan lahan, yang akan menyebabkan penurunan kualitas udara ambient, peningkatan
intensitas kebisingan, kerusakan vegetasi/flora, habitat fauna, penurunan kualitas air permukaan, serta
gangguan kesehatan masyarakat dan biota air;
c. Kegiatan pembangunan konstruksi sipil dan mekanik listrik, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas Sumber: Survei Lapangan Konsultan, 2018
udara, peningkatan intensitas kebisingan, gangguan kesehatan masyarakat, peningkatan getaran,
gangguan pelayaran nelayan. Gambar 52 Kondisi Komponen Kimia Fisik Pelabuhan Anggrek
3. Tahap Operasi, meliputi:
a. Mobilisasi tenaga kerja, yang akan menimbulkan peluang kerja dan usaha serta peningkatan pendapatan 6.8.2 Komponen Biologi
bagi masyarakat sekitar kawasan pelabuhan;
b. Operasional dermaga, yang dapat menimbulkan bangkitan lalu lintas air, penurunan kualitas udara ambient, Komponen biologis yang terdapat di wilayah lokasi rencana Pelabuhan Anggrek adalah perairan pelabuhan serta
peningkatan intensitas kebisingan, penurunan kualitas air permukaan, gangguan pada biota air, timbulan sempadan pantai di wilayah pelabuhan dan sekitarnya, dimana hal ini pasti akan terpengaruh seiring adanya
sampah, serta gangguan aktivitas pelayaran nelayan; rencana pelaksanaan konstruksi dan operasional pelabuhan yang mendatangkan kapal-kapal dengan ukuran
c. Operasional sarana penunjang, yang dapat menimbulkan peluang kerja dan usaha serta peningkatan besar, sehingga perlu dilakukan kajian lingkungan tersendiri dan mendetail dalam hal pengembangan
pendapatan bagi penduduk dan atau perekonomian lokal, bangkitan lalu lintas darat, peningkatan intensitas pembangunan Pelabuhan Anggrek dikarenakan dalam pemyusunan studi updating Rencana Induk Pelabuhan
kebisingan, penurunan kualitas udara ambient, serta timbulan sampah B3 dan non B3. Anggrek ini sendiri hanya diidentifikasi guna menentukan penempatan zonasi perairan pelabuhan dan zonasi
pengembangan daratan. Situasi kondisi komponen biologi lokasi rencana Pelabuhan Anggrek diberikan dalam
Studi lingkungan yang telah dimiliki oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek dalam rangka Gambar 53.
pengembangan Pelabuhan Anggrek ini antara lain sebagai berikut:

6 .8 Rona Lingkungan Awal


Kajian rona lingkungan awal ini merupakan bagian dari kajian lingkungan yang dilakukan dalam suatu perencanaan
pengembangan infrastruktur pelabuhan, dimana kajian ini bersifat umum dan membahas garis besar dari dampak
yang mungkin terjadi akibat kegiatan pengembangan serta operasional pelabuhan.

R ona lingkungan awal memberikan identifikasi mengenai kondisi eksisting pelabuhan yang meliputi kondisi kimia-
fis ik lingkungan, kondisi biologi, kondisi ekonomi dan sosial budaya serta kesehatan masyarakat di kawasan

63
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

Gorontalo Utara yang berjarak kurang lebih 19 km dari lokasi Pelabuhan Anggrek, selain itu direncanakan dibangun
fasilitas poliklinik di wilayah Pelabuhan Anggrek untuk melayani seluruh individu yang berkegiatan di wilayah ini.
6.9 Identifikasi dan Rencana Pengelolaan Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang diidentifikasi dalam studi updating Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
meliputi komponen kimia-fisik lingkungan, komponen biologi, komponen ekonomi dan sosial budaya, serta
komponen kesehatan masyarakat.

6.9.1 Dampak Komponen Kimia Fisik Lingkungan


Komponen kimia-fisik lingkungan yang akan terkena dampak akibat kegiatan pengembangan, pembangunan, dan
operasional Pelabuhan Anggrek di masa yang akan datang antara lain:
1. Kualitas Udara dan Kebisingan
a. Dampak Lingkungan
Dampak yang dijabarkan dalam bab rona awal lingkungan pada studi updating Rencana Induk Pelabuhan
Anggrek Provinsi Gorontalo adalah berupa kemungkinan dampak yang terjadi, karena hal dan aksi rinci
mengenai dampak ini dilakukan dalam kajian lingkungan tersendiri. Kemungkinan dampak yang terjadi
adalah berupa penurunan kualitas udara yang akan terlihat melalui hasil laboratorium terhadap unsur-unsur
udara antara lain S O 2 , N02, CO, H 2 S, N H 3 , Pb (timbal), dan debu (TSP), serta terjadinya peningkatan
kebisingan akibat kegiatan di wilayah Pelabuhan Anggrek selama waktu aktivitas pelabuhan yang meliputi
kegiatan transportasi barang keluar masuk pelabuhan.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak yang mungkin terjadi seperti diuraikan di atas adalah akibat aktivitas yang terjadi di
Pelabuhan Anggrek berupa bongkar muat barang, pergerakan kendaraan angkutan barang, serta terutama
pergerakan kapal.
c. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak terjadinya penurunan kualitas udara dan kebisingan dinilai dengan membandingkan
seberapa jauh kualitas udara dan kebisingan tersebut melampui nilai baku mutu yang telah ditetapkan,
Sumber: Survei Lapangan Konsultan, 2018 dimana nilai kualitas udara dan kebisingan di wilayah Pelabuhan Anggrek perlu diukur dan hal ini dilakukan
dalam kajian lingkungan tersendiri.
Gambar 53 Kondisi Komponen Biologi Pelabuhan Anggrek
Nilai baku mutu udara ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang diberikan pada Tabel 69, sedangkan nilai baku mutu
6.8.3 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya
kebisingan ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-
Komponen sosial yang akan terpengaruh paling besar adalah sebagian masyarakat yang berusaha di wilayah 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, dimana baku mutu tingkat kebisingan adalah
sekitar Pelabuhan Anggrek yang saat ini memiliki mata pencaharian sebagai tenaga kerja bongkar muat di sebesar 50 dBA untuk kategori ruang terbuka hijau (RTH).
Pelabuhan Anggrek serta beberapa masyarakat yang memiliki warung dan kantin bagi para pekerja pendatang atau
awak kabin kapal dikarenakan lokasi Pelabuhan Anggrek cukup jauh dari pusat kegiatan terdekat di Desa llingata, Tabel 69 Nilai Baku Mutu Udara
yakni kurang lebih 3 km serta 19 km dari pusat kegiatan Kabupaten Gorontalo Utara. Situasi kondisi komponen
No. Parameter Periode Satuan Baku Mutu
sosial, ekonomi, dan budaya lokasi rencana Pelabuhan Anggrek diberikan dalam Gambar 54.
1 S02 (Sulfur Dioksida) 1 jam pg/m3 900
2 CO (Karbon Monoksida) 1 jam pg/m3 30.000
3 N02 (Nitrogen Dioksida) 1 jam pg/m3 400
4 H2S Hidrogen Sulfida) 1 jam Ppm 0,02
5 NH3 (Amoniak) 1 jam Ppm 2
6 TSP (Debu) 1 jam pg/m3 230
7 Pb (Timah Hitam) 1 jam pg/m3 2
Sumber: PP No. 41 tahun 1999, Keputusan Meneg LH No. Kep-50/MENLH/11/1996

d. Rencana Pengelolaan Dampak


Rencana meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi di Pelabuhan Anggrek dilakukan dengan beberapa
Sumber: Survei Lapangan Konsultan, 2018 cara sebagai berikut:
Gambar 54 Kondisi Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya Pelabuhan Anggrek 1) Pembetonan dan pengaspalan bagian yang merupakan areal darat pelabuhan;
2) Pembuatan taman dengan pohon pelindung untuk menetralisir kandungan bahan/gas pencemaran
udara yang terjadi;
6.8.4 Komponen Kesehatan Masyarakat 3) Penggunaan peralatan bagi karyawan yang bekerja pada proses pembongkaran dan pemuatan barang
padat dan atau ke kapal terutama yang berupa debu;
Kesehatan merupakan salah satu faktor yang menunjang kualitas SDM. Kesehatan masyarakat terus ditingkatkan 4) Penutupan bak truk ruang genset oleh tutup kedap suara;
melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud derajat
5) Pemeliharaan secara rutin seluruh fasilitas Pelabuhan Anggrek.
kesehatan yang optimal. Desa llingata, Kecamatan Anggrek yang merupakan wilayah tempat Pelabuhan Anggrek
berada memiliki fasilitas kesehatan berupa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang berjarak kurang lebih
3 km dari lokasi pelabuhan, sedangkan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit berada di pusat kota Kabupaten

64
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

2) Menyediakan Reception Facilities sebagai fasilitas penampungan limbah kapal, baik limbah B3 maupun
non B3, minyak serta sampah dalam kawasan pelabuhan berdasarkan Keputusan Menteri
2. Kualitas Air Laut Perhubungan Nomor KM-215 /AU.506/PHB;
a. Dampak Lingkungan 3) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara berkala terhadap gudang-gudang dan menyimpan
Menurunnya kualitas kimia fisika perairan laut sekitar Pelabuhan Anggrek. bahan cair dan padat secara terpisah, baik bahan yang dikategorikan bahan B3 maupun non B3.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak menurunnya kualitas air laut adalah beberapa aktivitas pelabuhan yang meliputi: 6.9.2 Dampak Komponen Biologi
1) Limbah cair dari kegiatan domestik, limbah yang berasal dari kegiatan kapal sandar dan labuh;
Komponen biologi lingkungan yang ditelaah meliputi meliputi komunitas flora, fauna, baik terestrial maupun akuatik
2) Kegiatan lain yang ada di pelabuhan yaitu bongkar muat barang.
yang terdapat di wilayah Pelabuhan Anggrek, yakni:
c. Tolok Ukur Dampak 1. Dampak Lingkungan
Tolok ukur dampak penurunan kualitas air adalah dengan membandingkan kandungan logam berat seperti
Terjadinya perubahan terhadap suatu ekosistem flora maupun fauna yang terdapat di wilayah Pelabuhan
ZA, Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Alumunium (Al), Besi (Cr), dan Suspended solid, dalam air laut sampel
Anggrek, yakni sempadan pantai di sisi sebelah dermaga.
dengan baku mutu kualitas air sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51
2. Sumber Dampak
tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Sumber dampak potensial yang menyebabkan dampak lingkungan biologi adalah adanya emisi gas buang dan
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air serta seberapa berat pengaruhnya terhadap
buangan sisa bahan bakar kapal.
kehidupan dan lingkungan, dimana hal ini dilakukan dalam kajian khusus untuk dampak lingkungan sesuai
3. Tolok Ukur Dampak
peraturan perundangan yang berlaku. Baku mutu kualitas air laut diberikan pada Tabel 70.
Tolok ukur dampak terhadap komponen biologi adalah besarnya perbedaan jumlah jenis dan kelimpahan flora
Tabel 70 Nilai Baku Mutu Air Laut dan fauna darat yang ada pada kawasan pelabuhan.
4. Rencana Pengelolaan Dampak
No. Parameter Baku Mutu Satuan Rencana meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi adalah dengan mengelola hal-hal yang dapat merusak
ekosistem tanaman bakau.
1 Fisika
coral: > 5 6.9.3 Dampak Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
1 Kecerahan (Insitu) mangrove:- Meter Komponen sosial, ekonomi dan budaya lingkungan yang ditelaah meliputi ketenagakerjaan, kesehatan dan
lamun: > 3 keselamatan kerja, serta pendapatan dan mata pencaharian penduduk di wilayah lokasi rencana Pelabuhan
2 Kebauan Tidak berbau - Anggrek, khususnya di wilayah Kecamatan Anggrek, dimana masing-masing komponen tersebut dijabarkan dalam
uraian di bawah ini.
coral: >20
1. Ketenagakerjaan
4 Zat padat tersuspensi (TSS) mangrove:80 mg/L a. Dampak Lingkungan
lamun: 20 Dampak yang mungkin terjadi dalam hal ketenagakerjaan akibat adanya kegiatan pengembangan
5 Suhu air - °C Pelabuhan Anggrek adalah dapat terserapnya tenaga kerja, baik langsung akibat aktivitas pelabuhan
maupun tidak langsung yang berupa efek multiplikasi adanya aktivitas kepelabuhan, dimana hal ini dikerja
6 Lapisan Minyak Nihil - samakan dengan pihak Pemerintah Desa llingata, Kecamatan Anggrek, dan juga Pemerintah Daerah
7 Sampah (Insitu) Nihil - Kabupaten Gorontalo Utara, yang merupakan wilayah terdekat dari pelabuhan.
II Kimia b. Sumber Dampak
pH ( Insitu)
Sumber dampak yang dapat menyebabkan dampak lingkungan ini terjadi antara lain adalah aktivitas
1 6 ,5 -8 ,5 -
pelabuhan yang meliputi kegiatan di dermaga, utilitas, dan kegiatan bongkar muat barang.
2 Salinitas Alami %0 c. Tolok Ukur Dampak
3 Amonia total (NH3-N) 0,3 mg/L- Tolok ukur dampak komponen ketenagakerjaan adalah banyaknya orang yang dapat terserap untuk
4 Sulfida (H2S) 0,03 mg/L menjadi tenaga kerja harian di dalam dan di luar pelabuhan maupun karyawan pada jenis kegiatan informal
yang berkaitan dengan kepelabuhan seperti agen muatan kapal laut dan sebagainya.
5 Fenol 0,002 mg/L
d. Rencana Pengelolaan Dampak
6 Surfactan anion (MBAS) 1,0 mg/L Rencana pengelolaan dampak dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
7 Minyak & Lemak 5,0 mg/L 1) Melaksanakan penataan daerah di sekitar kawasan Pelabuhan Anggrek untuk disesuaikan dengan
8 Air Raksa 0,003 mg/L kebutuhan pengembangan pembangunan ke depan sehingga terjadi keterkaitan antara kegiatan di
dalam dan di luar kawasan pelabuhan;
9 Kadmium (Cd)*) 0,01 mg/L
2) Memperluas lapangan kerja formal dan informal sejalan dengan perkembangan aktivitas di pelabuhan;
10 Tembaga (Cu)*) 0,05 mg/L 3) Prioritas rekruitmen tenaga kerja lokal sesuai dengan keterampilan dan tingkat pendidikan yang
11 Timbal (Pb)*) 0,05 mg/L dibutuhkan.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
12 Seng (Zn)*) 0,1 mg/L
a. Dampak Lingkungan
13 Hidrokarbon Total (HC) 1 mg/L Dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat adanya kegiatan pengembangan Pelabuhan Anggrek
III Mikrobiologi adalah terjadinya gangguan kesehatan bagi karyawan dan masyarakat sekitar akibat penurunan kualitas
1 Coliform (total) 1.000 MPN/100ml udara, meningkatnya kebisingan, dan menurunnya kualitas air baik air laut maupun air tawar di kawasan
sekitar pelabuhan serta terjadinya kecelakaan kerja.
Sumber: PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan Kepmeneg LH No. 51
b. Sumber Dampak
tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
Sumber dampak potensial adalah akibat kegiatan bongkar muat kapal serta pergerakan kendaraan yang
keluar masuk pelabuhan yang beroperasi di Pelabuhan Anggrek.
d. Rencana Pengelolaan Dampak c. Tolok Ukur Dampak
Rencana meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: Tolok ukur dampak komponen kesehatan dan keselamatan kerja ini adalah banyaknya kecelakaan yang
1) Mencegah tumpahnya bahan-bahan yang sifatnya berbahaya dan beracun ke perairan laut; terjadi pada saat kegiatan operasional pelabuhan serta banyaknya tenaga kerja yang mengalami penyakit
yang sekiranya disebabkan kegiatannya di Pelabuhan Anggrek.

65
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo

d. Rencana Pengelolaan Dampak


Rencana pengelolaan dampak dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1) Melakukan pendekatan dan penyuluhan kepada penduduk yang berada di sekitar Pelabuhan Anggrek 6.11 Rekomendasi
tentang pentingnya keselamatan kerja dengan melakukan pencegahan, yakni melakukan semua sesuai
Studi Lingkungan yang harus dilakukan dalam pengembangan Pelabuhan Anggrek adalah Analisis mengenai
standar dan aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang berlaku;
Dampak Lingkungan (AMDAL) mengingat luasan pengembangan Pelabuhan Anggrek lebih dari 5 ha dan atau
2) Melengkapi seluruh pekerja yang bertugas di kawasan pelabuhan dengan peralatan standar yang telah
perpanjangan serta perkuatan total dermaga di atas 200 m.
memenuhi standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3);
3) Menyediakan fasilitas dan memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh karyawan serta tenaga kerja
yang terlibat dalam kegiatan di Pelabuhan Anggrek.
3. Pendapatan dan Mata Pencaharian Penduduk
MENTERI PERHUBUNGAN
a. Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang mungkin terjadi terhadap pendapatan dan mata pencaharian penduduk, terutama REPUBLIK INDONESIA,
yang berada di sekitar kawasan pelabuhan, adalah terjadinya perubahan jenis mata pencaharian dan
biasanya meningkatnya pendapatan, dimana salah satu indikatornya adalah pendapatan per kapita di
wilayah Pelabuhan Anggrek. ttd. .
b. Sumber Dampak
Sumber dampak lingkungan tersebut adalah akibat seluruh aktivitas di pelabuhan yang berakibat langsung
dan tidak langsung berupa efek multiplikasi. BUDI KARYA SUMADI
c. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak komponen ini adalah perubahan terhadap tingkat pendapatan penduduk sebelum dan
sesudah pelabuhan dikembangkan yang dapat terlihat dari tingkat pembelanjaan individu dan gaya hidup. ^ s e s u a i d e n g a n a s lin y a
d. Rencana Pengelolaan Dampak ’O H UKUM ,
Rencana meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1) Melaksanakan penataan daerah di sekitar kawasan pelabuhan sehingga terjadi keterkaitan antara
kegiatan di dalam dan di luar kawasan pelabuhan;
2) Memperluas lapangan kerja formal dan informal sejalan dengan perkembangan aktivitas di pelabuhan;
3) Prioritas rekuitmen tenaga kerja lokal sesuai dengan keterampilan dan tingkat pendidikan yang
dibutuhkan. J I HERPRIARSO NO

6.10 Evaluasi Dampak dan Pengendalian Limbah


Evaluasi dampak bertujuan untuk mereduksi jumlah komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak,
dimana digunakan lima kriteria dalam mengevaluasi dampak, yaitu:
1. Kondisi kualitas (beban) terhadap sumber daya alam di sekitar rencana kegiatan;
2. Nilai Komponen lingkungan yang akan terkena dampak baik secara sosial ekonomi maupun ekologis;
3. Kekhawatiran masyarakat;
4. Peraturan perundangan;
5. Ketersediaan data dan informasi.

Pengendalian limbah, baik cair maupun padat, dilakukan dengan cara membangun fasilitas penampungan dan
pengelolaan limbah (Reception Facilities) yang dilengkapi fasilitas yang dibutuhkan. Fasilitas ini diharapkan dapat
menampung dan mengelola limbah yang berasal dari kapal dan kegiatan lainnya di pelabuhan, dimana dalam hal
penyelenggaraan fasilitas dapat dilakukan bersama antara KUPP Anggrek, Pemerintah Kecamatan Anggrek, serta
Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo Utara.

Selain pembangunan fasilitas penampungan dan pengelolaan limbah, perlu dilakukan pula pencegahan dan
penanganan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Anggrek
dengan menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL), dimana Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah suatu rencana yang memuat upaya-upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan dampak besar serta penting lingkungan hidup yang bersifat
negatif dengan cara meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan, sedangkan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah upaya untuk memahami fenomena-
fenomena yang terjadi atau perilaku dampak yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan. Pemantauan dapat
dilakukan pada sumber dampak atau terhadap komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak,
dimana diharapkan dengan memantau kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai mengenai efektivitas
kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan.

66

Anda mungkin juga menyukai