REPUBLIK INDONESIA
d. bahwa ...
-2 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA
INDUK PELABUHAN ANGGREK, PROVINSI GORONTALO.
KEDUA: ..
-4 -
KEEMPAT: ...
-5-
KESEMBILAN
-6 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Desember 2019
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JI HERPRIARSONO
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
Nomor
Tanggal :
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
4 %p6utufianJasaJlng^utan Laut
Daftar Isi i 4.1 Metode Analisis 24
Daftar Tabel iii 4.1.1 Metode Analisis Kewilayahan 24
Daftar Gambar iv 4.1.2 Metode Analisis Arus Pergerakan Barang dan Peti Kemas 24
4.2 Analisis dan Proyeksi 24
1 PendabuCuan 4.2.1 Kependudukan Wlayah Hinterland 24
4.2.2 Ekonomi Wlayah Hinterland 24
1.1 Latar Belakang 1 4.2.3 Analisis Pergerakan Barang 25
1.2 Dasar Hukum 1 4.2.4 Arus Pergerakan Peti Kemas 25
1.3 Maksud dan Tujuan 2 4.2.5 Analisis Pergerakan Kapal 26
1.4 Hierarki Pelabuhan 2
1.5 Lokasi Studi 2
5 <RpncamPengembangan PeCabuban
2 gambaran ‘Umum tyHCayab 5.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan 27
5.1.1 Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Darat 27
2.1 Provinsi Gorontalo 4 5.1.2 Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Perairan 34
2.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 4 5.2 Rencana Pengembangan Pelabuhan 36
2.1.2 Kondisi Fisik dan Klimatologi 4
2.1.3 Kondisi Kependudukan Wilayah 5
2.1.4 Kondisi Perekonomian Wilayah 5
6 Kfljian PinansiaCdan 'Ekonomi
2.1.5 Sektor Unggulan Potensi W layah 6 6.1 Pengantar 52
2.1.6 Jaringan Transportasi W layah 7 6.2 Perkiraan Biaya Pembangunan 52
2.1.7 Rencana Pengembangan dan Kebijakan Wlayah Provinsi Gorontalo 7 6.3 Perhitungan Biaya Operasional dan Nilai Penyusutan 54
2.2 Kabupaten Gorontalo Utara 9 6.4 Perkiraan Potensi Pendapatan Langsung 54
2.2.1 Letak dan Administrasi Wilayah 9 6.5 Analisis Finansial 55
2.2.2 Kondisi Fisik dan Klimatologi W layah 9 6.5.1 Metode Analisis 55
2.2.3 Kondisi Kependudukan W layah 10 6.5.2 Penyusunan Rencana Cashflow 55
2.2.4 Kondisi Perekonomian W layah 10 6.5.3 Net Present Value (NPV) 55
2.2.5 Sektor Unggulan Potensi W layah 12 6.5.4 Benefit Cost Ratio (BCR) 56
2.2.6 Jaringan Transportasi W layah 12 6.5.5 Financial Internal Rate o f Return (FIRR) 56
2.2.7 Rencana Pengembangan dan Kebijakan Wlayah 12 6.5.6 Payback Period {PP) 56
6.5.7 Kesimpulan Analisis Finansial 58
3 ‘Kondisi ‘Existing PeCabuban 6.6 Analisis Ekonomi 58
6.6.1 Perhitungan Manfaat 58
3.1 Gambaran Umum Pelabuhan Anggrek 15 6.6.2 Metode Analisis 59
3.1.1 Pelabuhan Sekitar 15 6.6.3 Penyusunan Rencana Cashflow 59
3.1.2 Hinterland Pelabuhan 15 6.6.4 Net Present Value (NPV) 59
3.1.3 Jalan Akses Pelabuhan 16 6.6.5 Benefit Cost Ratio (BCR) 59
3.1.4 Kondisi Topografi 16 6.6.6 Economic Internal Rate of Return (EIRR) 60
3.1.5 Kondisi Hidrooseanografi 16 6.6.7 Payback Period { PP) 60
3.2 Fasilitas Eksisting Pelabuhan 16 6.6.8 Kesimpulan Analisis Ekonomi 61
3.2.1 Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan 16
3.2.2 Spesifikasi Kapal yang Beroperasi di Wlayah Pelabuhan 21
3.2.3 Kedalaman Kolam dan Alur Pelabuhan 21
3.2.4 Data Peralatan Pelabuhan 21
i
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
7 Kjijian <RpmJlwaCLingkungan
7.1 Pengantar
7.2 Rona Lingkungan Awal
7.2.1 Komponen Kimia Fisik Lingkungan
7.2.2 Komponen Biologi
7.2.3 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya
7.2.4 Komponen Kesehatan Masyarakat
7.3 Identifikasi dan Rencana Pengelolaan Dampak Lingkungan
7.3.1 Dampak Komponen Kimia Fisik Lingkungan
7.3.2 Dampak Komponen Biologi
7.3.3 Dampak Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
7.4 Evaluasi Dampak dan Pengendalian Limbah
7.5 Rekomendasi
r \ ll f y n a o u i • w . . . . . . .
_____ ______________ ______________________________________ _____________ Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Tabel 44 Kebutuhan Luasan Fasilitas Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek 32
Tabel 45 Kebutuhan Luasan Fasilitas Umum Pelabuhan Anggrek 33
Tabel 46 Kebutuhan Luasan Fasilitas Parkir Truk Pelabuhan Anggrek 33
Tabel 47 Kriteria Lebar Alur 34
Tabel 48 Kriteria Jari-jari Labuh 35
Tabel 49 Rencana Pengembangan Fasilitas Darat Pelabuhan Anggrek 36
Tabel 50 Rencana Pengembangan Perairan Pelabuhan Anggrek 37
Tabel 51 Perkiraan Biaya Pembangunan Pelabuhan Anggrek 52
Tabel 52 Rekapitulasi Perkiraan Biaya Pembangunan Pelabuhan Anggrek 54
Tabel 53 Biaya Operasional dan Biaya Penyusutan Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 54
Tabel 54 Rekapitulasi Perhitungan Pendapatan Pelabuhan Anggrek 54
Tabel 55 Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 55
Tabel 56 Net Present Value (NPV) Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 55
Tabel 1 Luas dan Wilayah Administrasi Provinsi Gorontalo 4
Tabel 57 Benefit Cost Ratio (BCR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 56
Tabel 2 Jumlah, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk Rata-RataProvinsi Gorontalo 5
Tabel 58 Financial Internal Rate o f Return (FIRR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 56
Tabel 3 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah) 5
Tabel 59 Simple Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 57
Tabel 4 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan (miliar rupiah) 6
Tabel 60 Discounted Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 57
Tabel 5 Lokasi Pelabuhan di Provinsi Gorontalo 7
Tabel 61 Hasil Analisis Finansial Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 58
Tabel 6 Lokasi Rencana Pelabuhan di Provinsi Gorontalo 8
Tabel 62 Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi 59
Tabel 7 Luas dan Wilayah Administrasi Kabupaten Gorontalo Utara 9
Tabel 63 Net Present Value (NPV) Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek
Tabel 8 Proyeksi Penduduk Eksisting Kabupaten Gorontalo Dalam Angka 10
pada Analisis Ekonomi 59
Tabel 9 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Gorontalo Utara (juta rupiah) 10
Tabel 64 Benefit Cost Ratio (BCR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi 59
Tabel 10 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara (juta rupiah) 11
Tabel 65 Economic Internal Rate o f Return (EIRR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 60
Tabel 11 Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara 11
Tabel 66 Simple Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi 60
Tabel 12 Lokasi Pelabuhan di Kabupaten Gorontalo Utara 12
Tabel 67 Discounted Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi 60
Tabel 13 Lokasi Rencana Pelabuhan di Provinsi Gorontalo 13
Tabel 68 Hasil Analisis Ekonomi Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 61
Tabel 14 Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan Anggrek 16 Tabel 69 Nilai Baku Mutu Udara 63
Tabel 15 Spesifikasi Kapal yang Beroperasi di Pelabuhan Anggrek 21 Tabel 70 Nilai Baku Mutu Air Laut 64
Tabel 16 Peralatan Milik Pelabuhan Anggrek 21
Tabel 17 Kapal yang Melayani Arus Pergerakan Barang di Pelabuhan Anggrek 22
Tabel 18 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek 22
Tabel 19 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 22
Tabel 20 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 22
Tabel 21 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek 22
Tabel 22 Standar Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 23 Standar Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 24 Standar Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 25 Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 26 Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 27 Kinerja Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan Pelabuhan Anggrek 23
Tabel 2 8 Populasi Penduduk W layah Hinterland Pelabuhan Anggrek 24
Tabel 2 9 Nilai PDRB Wilayah Hinterland Pelabuhan Anggrek 25
Tabel 3 0 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek 25
Tabel 31 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 26
Tabel 3 2 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek 26
Tabel 3 3 Lebar Lantai Dermaga berdasarkan Jenis Kapal 27
Tabel 3 4 Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) Pelabuhan Anggrek 27
Tabel 3 5 Kebutuhan Luasan Gudang Lini 1 dan Gudang Lini 2 Pelabuhan Anggrek 28
Tabel 3 6 Nilai Shed Occupancy Ratio (SOR) Pelabuhan Anggrek 28
Tabel 37 Kebutuhan Luasan Lapang Penumpukan Kargo Pelabuhan Anggrek 29
Tabel 38 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Kargo Pelabuhan Anggrek 29
Tabel 39 Kebutuhan Luasan Lapang Penumpukan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 30
Tabel 40 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 30
Tabel 41 Kebutuhan Luasan Fasilitas Pemadam Kebakaran Pelabuhan Anggrek 31
Tabel 42 Kebutuhan Luasan Fasilitas Pemeliharaan Peralatan Pelabuhan Anggrek 31
Tabel 43 Kebutuhan Fasilitas Pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Anggrek 32
iii
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
IV
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6042;
I. Pendahuluan
9. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, Lembaran Negara Republik Indonesia
1.1 Latar Belakang Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070 sebagaimana telah
Fungsi pelabuhan tertuang di dalam Undang-undang RI nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Pemerintah nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhan serta perubahannya pada Peraturan Pemerintah nomor 64 Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731;
tahun 2015, yakni sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, khususnya kelancaran
perpindahan muatan angkutan laut dan darat, sehingga dibutuhkan perencanaan pembangunan pelabuhan yang 10. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian, Lembaran Negara Republik Indonesia
tepat dan memenuhi persyaratan teknis kepelabuhanan, kelestarian lingkungan, tata ruang sosial, keselamatan Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093;
pelayaran, ekonomi, dan finansial. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108 sebagaimana
Sehubungan fungsi pelabuhan serta amanat perundangan di atas, maka mengharuskan setiap pelabuhan memiliki telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan yang tertuang dalam suatu rencana Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208;
pengembangan tata ruang untuk kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim, Lembaran Negara
pendek 5 tahunan, menengah 10 tahunan, dan panjang 20 tahunan, agar dapat menjamin kepastian usaha dan
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109;
pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat guna, efisien, dan berkesinambungan, pun
13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
tak terkecuali Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo.
Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
102, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5884;
Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Anggrek tersebut diwujudkan dalam suatu
14. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
rencana pengaturan ruang Pelabuhan Anggrek berupa peruntukan tanah dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja
Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo dalam suatu dokumen
Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek yang disinkronkan dengan perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun
Gorontalo Utara dan Provinsi Gorontalo. Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek telah disusun mulai tahun 2005
2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
dan telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 44 Tahun 2006 tentang Rencana Induk
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah oleh Peraturan
Pelabuhan Anggrek, kemudian dikaji ulang pada tahun 2014 dan belum ditetapkan.
Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
Saat ini, 4 tahun berselang sejak disusunnya kaji ulang Rencana Induk Pelabuhan Anggrek, pergerakan barang di
15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;
Pelabuhan Anggrek meningkat cukup signifikan, sehingga dilakukan pemutakhiran data, kondisi eksisting
16. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan;
pelabuhan, serta proyeksi pergerakan dalam Rencana Induk Pelabuhan Anggrek yang didasarkan pada surat
17. Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2007 tentang Fasilitas Umum;
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Anggrek Nomor UM.002/02/03/UPP.AGR-18 tanggal 12
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit
Februari 2018 perihal Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek berisikan justifikasi untuk Updating Rencana
Induk Pelabuhan Anggrek tahun 2014 sebagai berikut: Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44
1. Data aktivitas bongkar muat dan data kunjungan kapal di pelabuhan Anggrek dari tahun 2 0 1 2 -2 0 1 7 mengalami Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62 Tahun 2010 Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri
peningkatan yang signifikan;
2. Hasil Studi pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Gorontalo - Paguyaman - Anggrek - Perhubungan Nomor PM 130 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, Berita Negara
Kwandang (Gopandang) tahun 2013, dimana Pelabuhan Anggrek merupakan zona inti dalam pengembangan
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1400 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan
Kawasan tersebut;
Nomor PM 77 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62 Tahun
3. Data satuan produksi (2012 - 2017) perkembangan pemasaran komoditi jagung di Provinsi Gorontalo
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, Berita Negara Republik
mengalami peningkatan yang signifikan baik antar pulau maupun ekspor ke negara-negara tetangga.
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1184;
19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP);
1.2 Dasar Hukum
20. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2011 tentang Telekomunikasi - Pelayaran;
Peraturan perundangan terkait yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Anggrek 21. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi sebagaimana
Provinsi Gorontalo ini adalah sebagai berikut: telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Lembaran Negara 1960 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi, Berita Negara
- 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043; Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1880, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor PM 136 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132; Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1309;
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 22. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan
2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725; dan Pelabuhan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 731;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 23. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849; Angkutan Laut, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1523, sebagaimana telah diubah oleh
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Lembaran Negara Tahun 2009 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025; Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut, Berita
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 966;
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 24. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2014 tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan
5059; Maritim, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1115;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia 25. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 78 Tahun 2014 tentang Standar Biaya di Lingkungan Kementerian
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587; Pehubungan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1968;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Lembaran 26. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Pelayaran, Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 272;
4833, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas 27. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 37 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang W layah Nasional, Lembaran Laut, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 276, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan
1
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Menteri Perhubungan Nomor PM 119 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Tujuan penyusunan Updating Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo diberikan dalam beberapa
Nomor PM 37 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut, Berita Negara Republik poin berikut:
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1231; 1. Acuan pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas serta utilitas pelabuhan yang disusun dalam
28. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, Berita suatu tahapan pembangunan dan pengembangan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang;
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 311, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri 2. Acuan dalam pelaksanaan pengelolaan pelabuhan yang diberikan dalam batas-batas penyelenggaran
Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo sesuai rencana kebutuhan operasional pelabuhan;
51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 3. Memberikan jaminan keselamatan pelayaran serta kelancaran dan ketertiban dalam penyelenggaraan
Nomor 1867; pelabuhan;
29. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal, Berita 4. Acuan pengelolaan dan arahan jenis-jenis penanganan lingkungan;
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 390; 5. Memberikan kepastian hukum dan kepastian usaha bagi para pihak yang terkait, meliputi penyelenggara,
30. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian pengguna jasa, serta pihak terkait lainnya di Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo.
Perhubungan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844 sebagaimana telah diubah oleh
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri 1.4 Hierarki Pelabuhan
Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Berita
Hierarki Pelabuhan Anggrek menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri
Rencana Induk Pelabuhan Nasional adalah Pelabuhan Pengumpul dengan peran sebagai lokasi pelabuhan laut
Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan
yang dipergunakan untuk angkutan laut dan pengembangannya disesuaikan peran serta fungsinya, yakni:
Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Berita Negara
1. Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional kurang dari 50 mil laut;
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 816 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan
2. Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya minimal 50 mil;
Nomor PM 117 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189
3. Kedalaman kolam pelabuhan mulai -7 s.d. -9 mLWS;
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Berita Negara Republik Indonesia
4. Memiliki dermaga dengan kapasitas minimal 3.000 DWT;
Tahun 2017 Nomor 1891; 5. Panjang dermaga 120 - 350 m’;
31. Peraturan Menteri Perhubungan PM 129 Tahun 2016 tentang Alur Pelayaran di Laut dan Bangunan dan/atau
6. Luas lahan pelabuhan minimal 10 ha;
Instalasi di Perairan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573;
7. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.
32. Peraturan Menteri Perhubungan PM 20 Tahun 2017 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan
Sendiri, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573;
1.5 Lokasi Studi
33. Peraturan Menteri Perhubungan PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di
Lingkungan Kementerian Perhubungan, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1710; Lokasi penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Anggrek Provinsi Gorontalo adalah Pelabuhan Anggrek yang
34. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan terletak di Desa llangata, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, dengan letak
Tanah, sebagaimana diubah Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional 6 astronomis 00° 51' 33,37" LU dan 122° 47' 38,18" BT, dimana orientasi lokasi Pelabuhan Anggrek diberikan dalam
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional 5 Tahun 2012 tentang Gambar 1 - Gambar 2 serta uraian sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 648, 1. Via Kota Gorontalo, yakni:
sebagaimana diubah Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional 22 Tahun a. Jakarta - Gorontalo, menggunakan pesawat dengan waktu tempuh 3 jam;
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional 5 Tahun 2012 tentang b. Bandar Udara Jalaluddin Gorontalo - Pelabuhan Anggrek, menggunakan mobil dengan waktu tempuh 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1872; jam 15 menit.
35. Keputusan Menteri Perhubungan KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional;
36. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut UM.002/38/18/DJPL-11 tentang Standar Kinerja Pelayanan
Operasional Pelabuhan;
37. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut PP.001/2/19/DJPL-14 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Rencana Induk Pelabuhan;
38. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Gorontalo Tahun 2010 - 2030;
39. Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo Utara Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2013 - 2033.
2
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
« 'l.» / * »
WMOIKtAM-iOtmAUtM'
- JtN.r
u
P ELA BU H A N A NG G R EK
KOORDINAT: 0*51'33.37"LU 1 22 M 7 '38 .18 "B T
D E 8 A IL A N G A T A
KECAM ATAN A NG G R EK
KABUPATEN G O RO NTALO U TARA
PROVINSI G ORONTALO ssssr
M a la y s ia
.TBKK...
«»* u
iam-pa
um um «MCAMaiooafaiAagHuiimaaM*
ivasre...
oaa vtjjj aiacMMAN io< u ii btuoi
mAavHJJfUQQMO
K
M1M
3
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
■ Gorontalo Utara
1500.0
t Kota Gorontalo
1000.0
500 0
0
Kab./Kota
2.1.2.2 Topografi
—'W Wilayah Provinsi Gorontalo mempunyai karakter topografi yang didominasi oleh karakter permukaan dataran,
perbukitan, dan pegunungan mulai 0 - 2.100 m di atas permukaan laut, dimana Gunung Tabongo yang terletak di
Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi dengan ketinggian 2.100 m di atas permukaan laut dan
Gunung Litu-litu yang terletak di Kabupaten Gorontalo merupakan gunung terendah dengan ketinggian 884 m di
Gambar 3 Wilayah Administrasi Provinsi Gorontalo atas permukaan laut.
2.1.2.3 Geologi
Tabel 1 Luas dan Wilayah Administrasi Provinsi Gorontalo Wilayah Provinsi Gorontalo berdasarkan Peta Geologi Lembar Tilamuta (S. Bachri, dkk 1993) merupakan bagian
dari lengan Utara Sulawesi yang sebagian besar batuannya ditempati oleh batuan gunung api Tersier. Dataran
Luas Wilayah Administrasi
No. KabJKota rendah memanjang, terbentang dari Danau Limboto ke Lembah Paguyaman yang diduga semula merupakan danau
km2 % Kecamatan Desa Kelurahan dijumpai di wilayah tengah bagian Timur. Batuan yang ada di daerah penyelidikan terdiri dari batuan yang berumur
1 Kabupaten Tersier hingga Kuarter dengan urutan dari yang tertua hingga termuda sebagai berikut:
2.143,48 17,24 7 - 86 1. Formasi Tinombo (Teot), terdiri dari lava basal, basal sepilitan, lava andesit, breksi gunung api, batu lanau, batu
1 Gorontalo
pasir hijau, batu gamping merah, batu gamping kelabu, dan batuan termalihkan lemah serta berumur Eosen-
2 Boalemo 1.736,61 13,97 19 14 191
pertengahan Oligosen;
3 Pohuwato 4.455,60 35,83 13 3 101 2. Formasi Dolokapa (Tmd), terdiri dari batu pasir wake, batu lanau, batu lumpur, komklomerat, tuf, tuf lapilli,
4 Bone Bolango 1.891,49 15,21 18 5 160 aglomerat, breksi gunung api, lava andesit serta berumur Miosen Tengah-Pertengahan Miosen Atas;
3. Kedua formasi batuan tersebut selanjutnya diintrusi oleh Diorit Boliohuto (Tmbo) yang terdiri dari diorit dan
5 Gorontalo Utara 1.777,02 14,72 11 - 123
granodiorit yang berumur Pertengahan MiosenTengah-Pertengahan Miosen Atas.
II Kota
4
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
1 Gorontalo 145.580 13,05 149.832 13,22 154.008 13,38 158.333 13,55 91,17 2,86 Bolango Utara
174,91 0,69 Kab./Kota
2 Boalemo 368.149 33,00 370.441 32,69 372.856 32,40 374.923 32,09
3 Pohuwato 143.338 12,85 146.896 12,96 150.385 13,07 153.991 13,18 34,56 2,50
Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018
4 Bone Bolango 151.094 13,54 153.166 13,52 155.238 13,49 157.186 13,46 83,10 1,41
Gorontalo 9,82 110.700 9,77 111.824 9,72 112.975 9,67 52,75 1,10 Gambar 6 Kepadatan dan Laju Rata-rata Penduduk Provinsi Gorontalo
5 109.502
Utara
il Kota
18,04 3.195,60 2,20
2.1.4 Kondisi Perekonomian Wilayah
1 Kota Gorontalo 197.970 17,75 202.202 17,84 206.454 17,94 210.782
Gorontalo 1.115.633 100,00 1.133.237 100,00 1.150.765 100,00 1.168.190 100,00 93,94 1,61 Nilai PDRB Provinsi Gorontalo atas dasar harga berlaku dan harga konstan masing-masing mencapai 34,55 triliun
rupiah dan 25,09 triliun rupiah dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,52%. Sektor yang memberikan kontribusi
Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018
terbesar adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mencapai 9,32 triliun rupiah (38,01%),
sedangkan sektor lainnya yang cukup memberikan pengaruh kepada nilai PDRB adalah sektor Konstruksi mencapai
2,92 triliun rupiah (11,52%) serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Jumlah Penduduk
Provinsi Gorontalo
mencapai 2,74 triliun rupiah (11,41%). Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo atas dasar
harga berlaku dan harga konstan diberikan pada Tabel 3 - Tabel 4 serta Gambar 3 - Gambar 4, dimana parameter
1180000.0 yang menjadi nilai PDRB ini terdiri dari 17 (tujuh belas) sektor, yakni:
1170000 0 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;
1160000 0 2. Pertambangan dan Penggalian;
3. Industri Pengolahan;
1150000 0
4. Pengadaan Listrik dan Gas;
1140000.0 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;
| 1130000 0 6. Konstruksi;
1120000 0 7. Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
8. Transportasi dan Pergudangan;
1110000 0
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum;
1100000 0 10. Informasi dan Komunikasi;
1090000 0 11. Jasa Keuangan dan Asuransi;
1080000 0
12. Real Estat;
2014 2015 2016 2017 13. Jasa Perusahaan;
tahun 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib;
15. Jasa Pendidikan;
Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
17. Jasa Lainnya.
Gambar 5 Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo
Tabel 3 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah)
5
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
No. Uraian 2014 2015 2016 2017 No. Uraian 2014 2015 2016 2017
7 Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.624,85 2.997,64 3.484,22 3.943,17 7 Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.151,87 2.275,22 2.500,71 2.740,61
8 Transportasi dan Pergudangan 1.535,45 1.790,68 1.974,18 2.093,04 8 Transportasi dan Pergudangan 1.207,88 1.324,74 1.410,38 1.485,47
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 540,44 639,59 721,03 815,61 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 446,92 482,90 524,98 580,73
10 Informasi dan Komunikasi 631,10 721,78 828,34 921,97 10 Informasi dan Komunikasi 587,23 644,77 710,71 785,82
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 930,75 1.075,65 1.314,11 1.493,40 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 742,57 817,90 968,83 1.064,49
12 Real Estat 463,94 541,92 617,52 661,58 12 Real Estat 396,25 428,83 464,45 489,18
13 Jasa Perusahaan 24,30 28,07 31,20 33,45 13 Jasa Perusahaan 20,19 21,32 22,57 23,82
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.214,14 2.358,85 2.422,50 2.427,47 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.906,73 1.978,59 1.976,61 1.978,46
15 Jasa Pendidikan 1.051,89 1.186,51 1.288,64 1.442,74 15 Jasa Pendidikan 894,72 958,61 994,83 1.056,57
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 862,82 1.014,32 1.142,24 1.217,05 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 726,38 803,68 871,82 914,89
17 Jasa Lainnya 423,69 478,63 513,92 540,40 17 Jasa Lainnya 374,18 392,59 406,47 420,88
Gorontalo 25.193,79 28.493,42 31.702,11 34.547,56 Gorontalo 20.775,81 22.068,80 23.507,62 25.092,73
Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018 Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018
PDRBADHB PDRBADHK
Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo
40000.0 30000.0
35000.0
25000.0
30000.0
25000.0 20000.0
a
tL a
20000.0 oc
| 15000.0
1
15000.0 1
10000.0 10000.0
5000.0
5000.0
.0
2014 2015 2016 2017
tahun .0
2014 2015 2016 2017
tahun
• m10—» — 11 m » n 12 —♦ —»13*—»—*14—» — 15 16 17
Gambar 7 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Berlaku Sumber: Provinsi Gorontalo dalam Angka 2018
Gambar 8 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan
Tabel 4 Nilai Pendapatan Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan (miliar rupiah)
2.1.5 Sektor Unggulan Potensi Wilayah
No. Uraian 2014 2015 2016 2017
Pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor unggulan wilayah Provinsi Gorontalo yang sampai saat ini
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7.698,32 8.024,61 8.540,21 9.316,24
merupakan pemberi kontribusi terbesar bagi perekonomian wilayah. Potensi lainnya adalah produk perkebunan
2 Pertambangan dan Penggalian 283,11 294,31 294,53 308,41 berupa jagung dan gula cair yang juga merupakan komoditi besar serta pariwisata dan potensi pertambangan dan
3 Industri Pengolahan 843,80 883,13 941,23 973,80 penggalian. Produk-produk sektor unggulan beserta turunannya tersebut merupakan potensi demand bagi aktivitas
15,55 17,42 18,90
pergerakan barang melalui simpul-simpul transportasi di Provinsi Gorontalo, khususnya Pelabuhan.
4 Pengadaan Listrik dan Gas 15,29
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 10,25 10,50 12,06 14,03
6 Konstruksi 2.470,12 2.711,55 2.849,81 2.920,43
6
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
7
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
b. Jalan kolektor primer, yakni jaringan jalan lintas Timur Pulau Sulawesi yang menghubungkan Bitung - a. Terminal penumpang, yakni:
Girian - Kema - Rumbia - Buyat - Molobog - Onggunoi - Pinolosian - Molibagu - Mamalia - Taludaa - 1) Tipe A di PKN Gorontalo dan di PKW Isimu, yang penentuan lokasinya mempertimbangkan lokasi yang
Gorontalo. dekat dengan jalan arteri atau kolektor-1 dan berakses tinggi ke pusat perbelanjaan;
3. Pengembangan jaringan jalur kereta api antar kota yang meliputi jaringan jalur Kereta Api Lintas Barat 2) Terminal - terminal Tipe B Leato di Kota Gorontalo, Limboto di Kabupaten Gorontalo, Tilamuta, dan
Pulau Sulawesi bagian Utara yang menghubungkan Bitung - Gorontalo - Tilamuta - Marisa - Kasimbar - Mananggu di Kabupaten Boalemo dan Marisa di Kabupaten Pohuwato, Kwandang Kabupaten
Tobali - Palu. Gorontalo Utara, Suwawa dan Taludaa di Kabupaten Bone Bolango yang penentuan lokasinya
mempertimbangkan lokasi yang dekat atau berakses tinggi ke pusat perbelanjaan;
2.1.7.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo tahun 2010 - 2030 b. Terminal barang berupa Terminal barang yang lokasinya di dekat Kawasan Terpadu industri, pergudangan
dan perdagangan Isimu, dekat Stasiun KA dan mempunyai akses tinggi ke Bandara Djalaluddin serta
2.1.7.3.1 Rencana Struktur Ruang Pelabuhan Gorontalo, Pelabuhan Anggrek dan Pelabuhan Kwandang, Pelabuhan Tilamuta, Pelabuhan
Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo meliputi (diberikan dalam Gambar 9): Penyeberangan Kota, Penyeberangan Marisa, Pelabuhan Laut Bumbulan, dan Pelabuhan Laut Kabila
1. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan; Bone.
2. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Wlayah yang terdiri dari: 3. Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan perkotaan berupa trayek angkutan umum yang melayani
a. Sistem Jaringan Transportasi; angkutan dalam kota, angkutan kota dalam provinsi, dan angkutan antar kota antar provinsi, yakni:
b. Sistem Jaringan Energi; a. Rencana trayek TERMINAL 42 Andalas - Jl. Bengsol - Tapa - Bongo Pini - TERMINAL 42 Andalas;
c. Sistem Jaringan Sumber Daya Air; b. Rencana trayek Suwawa (Pasar Minggu) - Kabila - Kota Gorontalo (RS Lama) - Jalan Dua
d. Sistem Jaringan Telekomunikasi. Susun/Pengeran Hidayat - Tapa - Bolango Timur - Kabila - Suwawa (Kantor Bupati);
3. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana W layah Lainnya yang terdiri dari: c. Rencana trayek Tapa (Pasar Kamis) - Kota Gorontalo (RS Lama) - Kabila - Suwawa (Kantor Bupati) -
a. Sistem Jaringan Persampahan Limbah Cair; Pasar Minggu - Kabila - Bolango Timur - Tapa;
b. Sistem Jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah. d. Rencana trayek terminal Dungingi.
8
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Rencana transportasi udara Provinsi Gorontalo adalah dengan pengembangan sistem transportasi udara eksisting. 4 Tomilito Dambalo 99,312 5,59
5 Ponelo Kepulauan Ponelo 7,832 0,44
2.1.7.3.2 Rencana Pola Ruang 6 Anggrek llangata 141,507 7,96
Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo meliputi (diberikan dalam Gambar 10): 7 Monano Mokonuwu 144,015 8,10
1. Pengembangan kawasan lindung; 8 Sumalata Bulontio Barat 305,590 17,20
2. Pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis.
9 Sumalata Timur Buladu 197,549 11,12
10 Tolinggula Tolinggula Tengah 213,891 12,04
11 Biau Biau 111,689 6,29
Gorontalo Utara 1.777,02 100
Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka, 2018
Luas
Data pengamatan unsur-unsur iklim yakni, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin
No. Kecamatan Ibukota yang mewakili Kabupaten Gorontalo Utara diperoleh dari hasil pencatatan sepanjang tahun 2017 oleh Badan
km2 % Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Gorontalo, yakni:
1 Atinggola Kotajin 264,548 14,89 1. Curah hujan rata-rata bulanan minimum Kabupaten Gorontalo Utara adalah 73 mm yang terjadi pada bulan
2 Gentuma Raya Gentuma 100,336 5,65 September dan curah hujan tertinggi mencapai 253 mm yang terjadi pada bulan Juni;
9
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
2. Nilai rata-rata suhu bulanan minimum mencapai 26,6 °C yang terjadi di bulan April dan rata-rata suhu maksimum
Penduduk Eksisting
mencapai 28,0 °C yang terjadi pada bulan Oktober; Kabupaten Gorontalo Utara
3. Nilai rata-rata penyinaran matahari bulanan minimum adalah 42,7% yang terjadi pada bulan Juni dan rata-rata
114000 0
penyinaran matahari bulanan maksimum sebesar 59,6% yang terjadi pada bulan November;
4. Kecepatan angin di wilayah kabupaten merata di setiap bulannya, yakni berkisar 1 2 - 3 4 knots dengan 112000.0
kecepatan terkecil terjadi di bulan November dan Desember, yakni 12 knots dan kecepatan terbesar terjadi di
bulan Oktober yakni 34 knots. 110000 0
53.128 51.489 104.617 4 Pengadaan Listrik dan Gas 528,7 700,6 858,4
1 2010
2 53.698 52.061 105.759 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 234,1 276,6 326,4
2011
52.797 6 Konstruksi 251.824,5 275.336,5 290.914,9
3 2012 54.295 107.092
4 54.902 53.422 108.324 7 Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 196.037,4 226.480,5 254.319,8
2013
55.504 53.998 109.502 8 Transportasi dan Pergudangan 90.222,1 97.903,5 103.247,8
5 2014
6 56.090 54.610 110.700 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 41.570,5 46.702,3 52.725,6
2015
56.589 55.235 111.824 10 Informasi dan Komunikasi 37.609,8 42.700,3 47.421,1
7 2016
8 2017 57.220 55.755 112.975 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 15.505,8 17.925,5 20.765,8
12 Real Estat 36.472,9 41.623,8 44.523,7
Sumber: Kabupaten Gorontalo Utara dalam Angka 2018
13,14 Jasa Perusahaan 1.293,2 1.465,8 1.597,6
15 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 215.058,1 220.741,4 222.199,9
16 Jasa Pendidikan 70.943,8 77.356,1 87.181,1
17 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 81.098,2 91.520,1 99.417,2
18, 19 Jasa Lainnya 47.607,1 50.588,4 53.845,2
PDRB ADHB Gorontalo Utara 2.262.440,0 2.561.098,5 2.812.483,9
Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka 2018
10
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
1600000 0 1200000 0
1400000 0 *1
■1
■2
■2
»3
1200000 0 «3
4
4
■5
■5
1000000 0
■6 ■ 6
■7
■7
800000 0 ■8
■8
*9
■9
■ 10 ■ 10
600000 0
■ 11
■ 11
■ 12
■ 12
400000.0 13
113
■ 14
14
15
200000.0 15
16
16
L ~ L
2015
I lu i ■I
2016
IL l u
2017
■ 17
«17
2016 2017
tahun
tahun
Tabel 10 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara (juta rupiah)
Tabel 11 Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gorontalo Utara
Tahun
No. Lapangan Usaha
2015 2016 2017 Tahun
No. Lapangan Usaha
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 838.237,8 914.865,8 1.002.782,9 2015 2016 2017
2 Pertambangan dan Penggalian 39.503,1 39.898,5 41.433,7 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,84 9,14 9,61
3 Industri Pengolahan 32.712,0 34.216,9 34.968,1 2 Pertambangan dan Penggalian 6,13 1,00 3,85
4 Pengadaan Listrik dan Gas 804,1 930,5 1.019,5 3 Industri Pengolahan 3,66 4,60 2,20
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 187,4 213,3 246,5 4 Pengadaan Listrik dan Gas 4,91 15,72 9,56
6 Konstruksi 189.040,3 202.500,0 211.065,7 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,09 13,82 15,56
7 Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 147.122,4 161.877,8 177.532,5 6 Konstruksi 9,92 7,12 4,23
8 Transportasi dan Pergudangan 69.190,0 73.364,7 77.537,7 7 Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,81 10,03 9,67
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 30.399,4 33.047,3 36.435,4 8 Transportasi dan Pergudangan 8,37 6,03 5,69
10 Informasi dan Komunikasi 32.333,7 35.525,1 39.244,5 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,76 8,71 10,25
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 11.806,8 13.229,1 15.034,2 10 Informasi dan Komunikasi 9,69 9,87 10,47
12 Real Estat 24.945,1 26.930,2 28.333,3 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 11,30 12,05 13,64
13,14 Jasa Perusahaan 968,1 1.040,8 1.115,0 12 Real Estat 7,88 7,96 5,21
15 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 190.205,6 190.229,0 191.218,2 13, 14 Jasa Perusahaan 7,38 7,51 7,13
16 Jasa Pendidikan 58.215,8 61.231,3 65.591,0 15 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,58 0,01 0,52
17 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 64.996,0 70.735,2 75.380,2 16 Jasa Pendidikan 8,64 5,18 7,12
18, 19 Jasa Lainnya 35.206,2 36.589,1 38.425,9 17 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,13 8,83 6,57
PDRB ADHK Gorontalo Utara 1.765.873,8 1.896.424,6 2.037.364,3 18, 19 Jasa Lainnya 4,72 3,93 5,02
Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka 2018 Laju PDRB ADHK Gorontalo Utara 7,22 7,74 7,43
Sumber: Gorontalo Utara dalam Angka 2018
11
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
4) Kwandang - Samarinda.
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK
Kabupaten Gorontalo Utara b. Alur pelayaran provinsi, yakni Kwandang - Anggrek;
c. Alur pelayaran kabupaten, yakni Tokinggula - Biau - Sumalata - Sumalata Timur - Monano - Anggrek -
Kwandang - Ponelo Kepulauan - Saronde - Gentuma - Atinggola.
12
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
0Mt KrivfW
.•terang* n
PKL
se Ss *
13
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
14
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
KrMtVTt«MMreft'U(U«rcA>1
MKTOni .«UCOUk KWHtUNMi U4/T
□ orraro«Ai
«TEBANGAN
rtnmummoaml*
*•»om'—o Q cmunan
K»e. Uugw M M Uws
B I 'O* [3 PMbuhan > « .»
■ H Klb B M
i K » . fKafenc
Kst» Oorcrsato
H Kao fctMng •.‘«i-gt.ni'CN»
HI K*bGwtttUtoUrva Kao. Mengoodow
H I Pc*uw»to Kao. SoUrig Mtreoodo» Uaro
i*"1 OWMto H i Ks0*c-~OJto'-fo
H i **>■
H I Cvsrttfo
I isw H i K|C-Oo'M'UtoU»’*
I 2900
H i '’" ‘«t Moctoog
HI ** PQlvwto
| MM
H i '45UttU**
| A900 H i ** T°0-™
HI Kola KyorU ’o
j 1800
| 2NO
| 3300
| 4300
I 3300
WHJLYAMKIRM
A f LABUHANANGGREK
(*** 77 TAHUN M il)
ntX&MfcRLr
RROVINBI GORONTALO
PELABUHAN SEKITAR L OKABI STU01
PROVINSI GORONTALO
15
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
JttJgrt_____________ ____________ 'g ^ * S t/n n _________________'>H»H U'njv*________________ w y *rt 3.1.5.2 Kondisi Pasang Surut
4A«K»T1MAS
C«W’ 0«A» * * * * * PMB*J IMCMt 11
«niKAWJAN Hasil pengamatan pasang surut Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut (diberikan Gambar 22):
^ | | F l i w i r * ™ » ,! 1. Tipe pasang surut Pelabuhan Anggrek ini merupakan tipe campuran condong ke harian ganda (mixed tide
-M prevailing semi diurnal) yang artinya pada umumnya dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut
K* Oc«r»
dengan ketinggian dan periode yang berbeda;
H i *'-'*arG '•«•f'jcodCM» 2. Tunggang pasang pasang surut Pelabuhan Anggrek adalah 2,01 m.
BW Kab. Oci**rg M * ? » * » * MtHfl
K*fc Ocuarg Mwgc/vSc* Utan
■ H Kab. Bcr* BoU-»)
Hinterland Pelabuhan Anggrek meliputi:
1. Provinsi Gorontalo H | KA&luM 2.500
2. Sebagian Kabupaten Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara)
H i ** O O
IO
OM
IO
'J K-b. CtfOl'j'a Utara
H i ^ P*X'VKiUuig
H I K * p0h u w 2.000
H i T*** OiM-Una
H I ^ Tot.roii
H i Kc<* Gorontalo
•• ,
‘. A M
.* * **•
■ 3
i
I i !; 4 i ! •• , • i £
I 1X0
I «CO
I S5C0
| 4X0
tftstftftjrafe s
:■ :: i v V y * %
I 53CO • ro
0.000
6/24/14 0 :0 0 6/26/14 0 :0 0 6/28/14 0 :0 0 6/30/14 0 :0 0 7/2/14 0 :0 0 7/4/14 0 :0 0 7/6/14 0 :0 0 7/8/14 0:00
Waktu Pengamatan
UrtJATIHO KENCANA PiOUKfftCABUHAN ANOORtK
16
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
BM 06 LAMA
X = W 7.080.00
Y = 94026,00
z = +J.457 mLWS
mLWS
CD
co
SAMPLE 'SEDIMEN
9 l» t « m K o o r d i n a t O o o g r a f l i i W O B 1S B 4
B la ta m K o o r d i n a t P r o y a h . l i U T M , W O S 8 4 Z o n a 8 1 N
Z
a
17
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Goiontalo
2
K S M E N T E R IA M P E R H U B U N G A N
$ D IR E K T O R A T J E N D E R A L P B R H U B U N O A M L A U T
t—
m m
T— KETERANGAN l
b o
O
Jalan Akses Benchmark
I TRESTEL 1 U2mX6m)
I TRESTEL 2
I TRESTEL 3 (64mX10m)
I TRESTEL 4 (64mX10m)
K PAKAI LAHAN
SERTIPIKAT NOMOR:
30.06.04.04.4.00003
LUAS: 184,392 M2
CM
r1
t—
CM
m m
b
b :
4 S la lo m K o o r d in a t G o o g ra tla i W O » 1S S4
S lo t o m K o o r d in a t P r o y o k a l i U T M , W O S B 4 Z o n a 8 1 N
... — t
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KETERANGAN
1, Gudang
1 Terminal Penumpang
3. KUPP
A. Pol
5. Rumah Dinar
6. Polili
7. Depo A lp ai Cair
8. Depo Gula Cair
9. Lapangan Penumpukan Peli Kemai
10. lapangan Penumpukan Cargo Umum
LEGENDA
B JALAN AKflEB
| H 3 I | BANGUNAN
| & | BENCHMARK
+
1:4 0 0
TSroTCionaS
Naina a«nibar
SITUASI BATIMETRI
PELABUHAN ANGGREK
1 Ow)«n||
2 Tern'innJ Pi‘fi,< r p jr g
— z 1 MIM*
4. <*<W
5. R-jiva I* O tn ji
t Mhl
> U i'po A \p .il U »
». O hoCm-MC»
'2. u pa riu r RcriLmptTjr frUKimii*
10 U im iw p r(T.i.'npk.K.in C.u«:>upium
k \
B JA U H M U 9
| f = a | BANGUNAN
m r-VVWAlN
EH
W POGlSl HtN OU <U »W HASUT
I g | POSISI PENGUK'JKAHAAUS
TOO
LAYOUT EKSISTING
PELABUHAN ANGGREK
BUKIT
10 Telekomunikasi Telepon unit 1 Data operasional Pelabuhan Anggrek didapatkan dari dokumen catatan data KUPP Anggrek tahun 2013 - 2018.
Sumber: KUPP Anggrek, 2018
3.3.1 Arus Pergerakan Barang
Kapal yang melayani arus pergerakan barang di Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 17 dan uraian di bawah
3.2.2 Spesifikasi Kapal yang Beroperasi di Wilayah Pelabuham
ini.
Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 14 dan uraian di bawah: 1. Ukuran rata-rata 1.800 DWT (1.500 GT), memiliki panjang 74,52 m, lebar 12 m, dan kedalaman kapal 3,6 m
1. Bongkar dan muat barang kargo yang dilayani'oleh kapal-kapal sebagai berikut: (kebutuhan kedalaman perairan 4 m);
a. Ukuran rata-rata 1.800 DWT (1.500 GT), memiliki panjang 74,52 m, lebar 12 m, dan kedalaman kapal 3,6 2. Ukuran terbesar 3.600 DWT (3.000 GT), memiliki panjang 96 m, lebar 14 m, dan kedalaman kapal 4,2 m
m (kebutuhan kedalaman perairan 4 m); (kebutuhan kedalaman perairan 4,6 m) dengan kunjungan kurang lebih 20% dari total kunjungan kapal kargo.
b. Ukuran terbesar 3.600 DWT (3.000 GT), memiliki panjang 96 m, lebar 14 m, dan kedalaman kapal 4,2 m
(kebutuhan kedalaman perairan 4,6 m) dengan kunjungan kurang lebih 20% dari total kunjungan kapal
kargo.
21
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Tabel 17 Kapal yang Melayani Arus Pergerakan Barang di Pelabuhan Anggrek Kapal Ukuran Panjang Lebar Draft (m) Keterangan
Ukuran Draft (m) Keterangan Jenis Nama DWT GT (m) (m) Kpl Keb.
Kapal Panjang Lebar
PJO.
Jenis Nama DWT GT (m) (m) Kpl Keb. 1 Rata-rata KM Meratus Medan I 21.000 13.900 51,8 10 7,6 8,4 Peti Kemas
1 Rata-rata KM Merak Indah 2 1.800 1.500 74,52 12 3,6 4 Pupuk 2 Terbesar MV Oriental Ruby 27.000 18.000 177,3 28 7,7 8,5 Peti Kemas
2 Terbesar KM Artha Utama 7 3.600 3.000 96 14 4,2 4,7 Semen Sumber: KUPP Anggrek 2018
20.000
1 000,000
,
5 - 15,000
LU
t Bongkar
900.000
■2 10,000 Muat
800.000
Total
700.000
5,000
600.000
500.000 0
2013 2014 2015 2016 2017
400.000
tahun
300.000
22
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Tabel 24 Standar Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan Pelabuhan Anggrek
Arus Kunjungan Kapal
Pelabuhan Anggrek
Standar
Peti Kemas
Ket.: BOR: Berth Occupancy Ratio
SOR: Shed Occupancy Ratio
YOR: YardOccupancy Ratio
50
3.4.2 Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri,
0
2013 2014 2015 2016 2017 Kinerja operasional angkutan laut dalam negeri dan luar negeri eksisting Pelabuhan Anggrek tersaji pada Tabel 25,
tahun dimana menurut data KUPP Anggrek, yang merupakan hasil rata-rata data tahun 2013 s.d. 2017, berada di atas
standar yang ditetapkan, kecuali Waiting Time yang 100% lebih lama dibanding standar, sehingga perlu ada
Sumber: KUPP Anggrek, 2018
penanganan dalam operasional di dermaga ataupun penambahan fasilitas.
Gambar 29 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek Tabel 25 Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri Pelabuhan Anggrek
Kinerja
No. WT AT ET : BT
3.4 Kinerja Pelabuhan O'am) (jam) %
3.4.1 Pengantar 1 4 0,6 80
Perhitungan Kinerja Pelabuhan yang Belum Diusahakan secara Komersial didasarkan pada Keputusan Direktur Sumber: KUPP Anggrek dan Olahan Konsultan 2018
Jenderal Perhubungan Laut Nomor Hk.103/2/2/Djpl-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan
Operasional Pelabuhan, dimana Pelabuhan Anggrek pun termasuk salah satu pelabuhan yang ditetapkan dalam
3.4.3 Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor HK103-4-17-DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan
Operasional Pelabuhan pada Pelabuhan yang Belum Diusahakan secara Komersial dengan nilai masing-masing Kinerja bongkar muat barang dan peti kemas eksisting Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 26, dimana
kinerja diberikan dalam uraian berikut. menurut data KUPP Anggrek, yang merupakan hasil rata-rata data tahun 2013 s.d. 2017, dan juga olahan konsultan
1. Standar Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri berada di atas standar yang ditetapkan, kecuali untuk layanan bongkar muat curah kering perlu ditingkatkan.
Standar kinerja operasional angkutan laut dalam negeri dan luar negeri Pelabuhan Anggrek diberikan pada
Tabel 26 Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek
Tabel 22.
Standar
Tabel 22 Standar Kinerja Operasional Angkutan Laut Dalam Negeri dan Luar Negeri Pelabuhan Anggrek No. GC BC UN CC CK Peti Kemas
Standar (T/G/J) (T/G/J) (T/G/J) (T/J) (T/J) (B/C/H)
No. WT AT ET : BT 1 40 40 - 107,5 92 13
(jam) (jam) % Sumber: KUPP Anggrek dan Olahan Konsultan 2018
1 2 1 60
Sumber: Keputusan DJPL Nomor HK103-4-17-DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan pada Pelabuhan
yang Belum Diusahakan secara Komersial
3.4.4 Standar Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan
WT : Waiting Time (jam) BT Berthing Time (jam) Kinerja utilisasi fasilitas eksisting dan kesiapan operasi peralatan Pelabuhan Anggrek, yang terdiri dari dermaga,
Ket.:
AT : Approach Time (jam) ET/BT Rasio Waktu Kerja di Tambatan (%) gudang, lapang penumpukan, serta Fork Lift Truck (FLT) 10 ton, diberikan pada Tabel 27, dimana menurut data
ET : Effective Time (jam) KUPP Anggrek, yang merupakan hasil rata-rata data tahun 2013 s.d. 2017, dan juga olahan konsultan, adalah:
1. BOR rata-rata s.d. 2017 adalah 73,92%;
2. Standar Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas 2. SOR rata-rata s.d. 2017 adalah 165,66%;
Standar kinerja bongkar muat barang dan peti kemas Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 23. 3. YOR kargo rata-rata s.d. 2017 adalah 27,98%;
4. YOR peti kemas rata-rata s.d. 2017 adalah 5,30%;
Tabel 23 Standar Kinerja Bongkar Muat Barang dan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek
5. Kesiapan alat rata-rata s.d. 2017 adalah 80%.
Standar
No. GC BC UN CC CK Peti Kemas Data menunjukan bahwa kinerja Pelabuhan Anggrek untuk dermaga dan gudang kargo berada di bawah standar
(T/G/J) (T/G/J) (T/G/J) (T/J)_____ (T/J) (B/C/H) yang ditetapkan sehingga perlu penanganan secara komprehensif ke depan agar kinerja pelabuhan meningkat,
1 20 25 - 100 100 12 sedangkan kinerja lapang penumpukan berada di atas standar yang ditetapkan.
Sumber: Keputusan DJPL Nomor HK103-4-17-DJPL-16 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan pada Pelabuhan
Tabel 27 Kinerja Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan Pelabuhan Anggrek
yang Belum Diusahakan secara Komersial
Standar
Ket.: GC : General Cargo CC Curah Cair T/J Ton/Jam
BC : Bag Cargo CK Curah Kering B/C/H Box!Crane!Hour No. Utilisasi Fasilitas
Kesiapan Operasi Peralatan
UN : Unitized T/G/J Ton/Gang/Jam BOR SOR YORl YORcy (%)
(%) ______ (%) (%) (%)
3. Standar Utilisasi Fasilitas dan Kesiapan Operasi Peralatan 1 73,92 165,66 27,98 5,30 80
Standar utilisasi fasilitas dan kesiapan operasi peralatan Pelabuhan Anggrek diberikan pada Tabel 24.
Sumber: KUPP Anggrek dan Olahan Konsultan 2018
23
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
3. Metode yang dipilih adalah metode yang paling sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. Sesuai dengan trend data eksisting; Sumber: Olahan Konsultan 2018
b. Sesuai dengan kaidah statistik hasik uji.
4. Mengalokasikan hasil proyeksi barang dan peti kemas tersebut pada jenis kapal masing-masing yang Gambar 30 Populasi Penduduk Wlayah Hinterland Pelabuhan Anggrek
direncanakan untuk beroperasi di wilayah rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek;
5. Hasil alokasi di poin 4 menghasilkan rencana jumlah kunjungan kapal masing-masing jenis. 4.2.2 Ekonomi Wilayah Hinterland
Metode analisis yang dipergunakan adalah metode Analisis Trend Linier (Aritmetika, Geometrik, Least Square),
Analisis Trend Kuadratik, dan Analisis Trend Eksponensial, dimana dari hasil proyeksi diperoleh nilai kekuatan
hubungan antar peubah (r2) adalah 0,9999; 0,9996; 0,9995, sehingga dipilih metode yang paling sesuai adalah
Metode Analisis Linear Aritmetik (Standar Deviasi terkecil) dengan persamaan y = 1,430,895x + 2.861.022,485 dan
24
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
nilai r2 = 0,9999. Oleh karena itu nilai PDRB wilayah hinterland Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi Total arus pergerakan barang Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi meningkat 92,50% yakni 665.918
meningkat 107,90%, yakni 28.617,90 miliar rupiah dan diberikan pada Tabel 29 serta Gambar 31. ton serta diberikan pada Tabel 30 serta Gambar 32.
Tabel 29 Nilai PDRB Wilayah Hinterland Pelabuhan Anggrek Tabel 30 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek
PDRB Hinterland PDRB Hinterland Bongkar Muat Total Bongkar Muat Total
No. Tahun No. Tahun No. Tahun No. Tahun
(miliar Rp) (miliar Rp) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
1 2013 19.369,15 14 2026 37.970,79 1 2013 362.647 115.643 478.290 14 2026 571.118 444.191 1.015.310
2 2014 20.775,81 15 2027 39.401,68 2 2014 446.742 268.204 714.946 15 2027 587.611 458.577 1.046.188
3 2015 22.068,80 16 2028 40.832,58 3 2015 634.270 258.753 893.023 16 2028 604.103 472.962 1.077.065
4 2016 23.507,62 17 2029 42.263,47 4 2016 436.091 279.438 715.530 17 2029 620.596 487.347 1.107.943
5 2017 25.092,73 18 2030 43.694,36 5 2017 424.536 295.390 719.926 18 2030 637.089 501.732 1.138.821
6 2018 26.523,63 19 2031 45.125,26 6 2018 439.178 329.109 768.287 19 2031 653.581 516.118 1.169.699
7 2019 27.954,52 20 2032 46.556,16 7 2019 455.670 343.494 799.165 20 2032 670.074 530.503 1.200.577
8 2020 29.385,42 21 2033 47.987,05 8 2020 472.163 357.880 830.043 21 2033 686.566 544.888 1.231.455
9 2021 30.816,31 22 2034 49.417,95 9 2021 488.655 372.265 860.920 22 2034 703.059 559.274 1.262.333
10 2022 32.247,21 23 2035 50.848,84 10 2022 505.148 386.650 891.798 23 2035 719.551 573.659 1.293.210
11 2023 33.678,10 24 2036 52.279,74 11 2023 521.641 401.036 922.676 24 2036 736.044 588.044 1.324.088
12 2024 35.109,00 25 2037 53.710,63 12 2024 538.133 415.421 953.554 25 2037 752.537 602.429 1.354.966
13 2025 36.539,89 26 2038 55.141,53 13 2025 554.626 429.806 984.432 26 2038 769.029 616.815 1.385.844
Sumber: Olahan Konsultan 2018 Sumber: Olahan Konsultan 2018
50,000.00
►■— Beks
40,00000
►«=• Bproy
o. Meks
o: ■Eksisting
30.000. 00
Proyeksi Mproy
1 ►■— Teks
Linear (Eksisting)
20 . 000. 00 Linear (Proyeksi) Tproy
y = 1417 9x -3E+06 ■Linear (Bproy)
Ra = 0 9987
10 ,000.00 Linear (Mproy)
— Linear (Tproy)
0,00
2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040
tahun tahun
Gambar 31 Nilai PDRB W layah Hinterland Pelabuhan Anggrek Gambar 32 Arus Pergerakan Barang Pelabuhan Anggrek
25
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Total arus pergerakan peti kemas Pelabuhan Anggrek pada tahun 2038 diprediksi meningkat 252,36% yakni 59.218 Tabel 32 Arus Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek
TEU serta diberikan pada Tabel 31 serta Gambar 32.
Barang Peti Kemas Total Barang Peti Kemas Total
No. Tahun No. Tahun
Tabel 31 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek (call) (call) (call) (call) (call) (call)
1 2013 154 17 171 14 2026 328 56 384
Turun Naik Total Turun Naik Total
No. Tahun No. Tahun
(TEU) (TEU) (TEU) (TEU) (TEU) (TEU) 2 2014 200 22 222 15 2027 337 59 397
1 2013 5.518 6.073 11.591 14 2026 22.013 26.938 48.951 3 2015 104 12 115 16 2028 347 63 410
2 2014 8.188 8.468 16.656 15 2027 23.246 28.516 51.762 4 2016 199 22 221 17 2029 357 66 423
3 2015 9.177 9.682 18.859 16 2028 24.480 30.094 54.573 5 2017 226 25 251 18 2030 367 69 437
4 2016 10.602 11.001 21.603 17 2029 25.713 31.671 57.384 6 2018 248 30 278 19 2031 377 72 450
5 2017 10.769 12.697 23.466 18 2030 26.946 33.249 60.195 7 2019 258 34 291 20 2032 387 76 463
6 2018 12.146 14.316 26.462 19 2031 28.180 34.827 63.007 8 2020 268 37 305 21 2033 397 79 476
7 2019 13.380 15.893 29.273 20 2032 29.413 36.405 65.818 9 2021 278 40 318 22 2034 407 82 489
8 2020 14.613 17.471 32.084 21 2033 30.646 37.982 68.629 10 2022 288 43 331 23 2035 417 85 503
9 2021 15.846 19.049 34.895 22 2034 31.880 39.560 71.440 11 2023 298 47 344 24 2036 427 89 516
10 2022 17.080 20.627 37.707 23 2035 33.113 41.138 74.251 12 2024 308 50 357 25 2037 437 92 529
11 2023 18.313 22.205 40.518 24 2036 34.346 42.716 77.062 13 2025 318 53 371 26 2038 447 95 542
12 2024 19.546 23.782 43.329 25 2037 35.580 44.294 79.873 Sumber: Olahan Konsultan 2018
13 2025 20.780 25.360 46.140 26 2038 36.813 45.871 82.684
Sumber: Olahan Konsultan 2018
Kunjungan Kapal
Pelabuhan Anggrek
600
Arus Peti Kemas
Pelabuhan Anggrek
(regresi multilinear)
500
90,000
y = 2811.1x +9595:
80,000 R7= 1 KUeks
400
70.000 KUproy
>Beks
PKeks
60.000 Bproy ' I 300
PKproy
Meks
Eksisting
Mproy 200
Proyeksi
• Teks
Linear (KUproy)
‘ Tproy 100
Linear (PKproy)
Linear (Bproy)
Linear (Mproy) 0
n ^ m m co
Linear (Tproy)
n oj
S R R fc R R KS8 S8 R
RRRRRRR RRRRRR RRRRRR
R fc R 8 tahun
RRRRRRRRRRRR 8 8 8 R RRRRRRRR
tahun
Sumber: Olahan Konsultan 2018
Sumber: Olahan Konsultan 2018 Gambar 34 Proyeksi Pergerakan Kapal Pelabuhan Anggrek
Gambar 33 Arus Pergerakan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek
Proyeksi arus pergerakan kapal Pelabuhan Anggrek disesuaikan dengan spesifikasi kapal rencana yang akan
beroperasi serta proyeksi arus pergerakan barang dan peti kemas yang diberikan pada Tabel 32 dan Gambar 34.
26
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
27
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
1 Manajemen Muatan Aktivitas Rantai Pasok di Area Pelabuhan, Dr. D. A. Lasse, SH, Drs., MM, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cetakan
ke-2, Januari 2014
28
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
11 2023 41,01 24 2036 41,62 Tabel 37 Kebutuhan Luasan Lapang Penumpukan Kargo Pelabuhan Anggrek
12 2024 41,24 25 2037 41,70 Lapang Penumpukan Kargo
No. Lapang Penumpukan Kargo
Tahun No. Tahun
13 2025 42,01 26 2038 41,77 (m2) (m2)
rata-rata 41,51 1 2013 1.450 14 2026 5.300
250.00
6 2018 1.450 19 2031 10.100
7 2019 2.800 20 2032 10.400
8 2020 2.900 21 2033 10.700
9 2021 3.000 22 2034 10.900
10 2022 3.100 23 2035 11.200
11 2023 3.200 24 2036 11.500
“Eksisting 12 2024 5.000 25 2037 11.700
100.00
Proyeksi 13 2025 5.100 26 2038 12.000
Sumber: Olahan Konsultan 2018
50.00
000 Rencana pembangunan ulang lapang penumpukan kargo di Pelabuhan Anggrek, merupakan salah satu bagian dari
pengembangan pelabuhan, menyebabkan nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) kargo turun yang menunjukan bahwa
lebih banyak barang yang disimpan melalui lapang penumpukan dan berarti kinerja pelabuhan meningkat. Hasil
tahun
perhitungan nilai rata-rata Yard Occupancy Ratio (YOR) kargo Pelabuhan Anggrek sampai 2038 adalah 15,90%,
berada di bawah nilai standar yang telah ditetapkan untuk Pelabuhan Anggrek berdasarkan Keputusan Direktur
Sumber: Olahan Konsultan 2018 Jenderal Perhubungan Laut Nomor Hk.103/2/2/Djpl-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan
Operasional Pelabuhan, yakni 70%. Proyeksi nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) kargo Pelabuhan Anggrek sampai
Gambar 36 Nilai Shed Occupancy Ratio (SOR) Pelabuhan Anggrek
2038 diberikan pada Tabel 38 dan Gambar 37.
Tabel 38 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Kargo Pelabuhan Anggrek
5.1.1.3 Lapang Penumpukan
YOR YOR YOR
No. Tahun No. Tahun No. Tahun
5.1.1.3.1 Pengantar (%) (%) (%)
Lapang penumpukan di Pelabuhan Anggrek terdiri dari 2 lapangan penumpukan, yaitu: 1 2013 19,00 10 2022 15,89 19 2031 15,99
1. Lapang penumpukan kargo; 2 2014 28,41 11 2023 15,93 20 2032 15,94
2. Lapang penumpukan peti kemas. 3 2015 35,48 12 2024 15,80 21 2033 15,89
4 2016 28,43 13 2025 15,99 22 2034 15,99
5.1.1.3.2 Lapang Penumpukan Kargo
5 2017 28,60 14 2026 15,87 23 2035 15,95
Kebutuhan luasan lapang penumpukan kargo ini diperhitungkan berdasarkan kebijakan jumlah tonase kargo dari
volume bongkar muat kargo yang ada di Pelabuhan Anggrek yang akan disimpan di lapangan, dimana secara 6 2018 30,52 15 2027 15,76 24 2036 15,90
bertahap selama periode perencanaan untuk melalui lapang penumpukan mulai dari tahap jangka pendek 10%, 7 2019 15,77 16 2028 15,94 25 2037 15,99
tahap jangka menengah menjadi 15%, dan jangka panjang menjadi 25%. Perhitungan kebutuhan luasan lapang 8 2020 15,81 17 2029 15,94 26 2038 15,95
penumpukan kargo diberikan pada Tabel 37 dengan formula di bawah ini serta didapatkan bahwa kebutuhan luasan
9 2021 15,85 18 2030 15,89 rata-rata 15,90
lapang penumpukan kargo adalah sebagai berikut.
1. Jangka Pendek seluas 3.200 m2; Sumber: Olahan Konsultan 2018
2. Jangka Menengah seluas 5.600 m2;
3. Jangka Panjang seluas 12.000 m2.
29
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Proyeksi
14 2026 3.700 1.200 700 5.600
Gambar 37 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Kargo Pelabuhan Anggrek 22 2034 5.300 1.700 900 7.900
23 2035 5.500 1.800 1.000 8.300
24 2036 5.800 1.900 1.000 8.700
5.1.1.3.3 Lapang Penumpukan Peti Kemas
25 2037 6.000 1.900 1.000 8.900
Pergerakan peti kemas yang ada di Pelabuhan Anggrek berdasarkan status adalah sebagai berikut:
1. Full Container Load (FCL), yakni status seluruh muatan satu unit peti kemas dimiliki satu pengirim (single 26 2038 6.200 2.000 1.100 9.300
consignor) dan satu penerima (single consignee); Sumber: Olahan Konsultan 2018
2. Less than Container Load (LCL), yakni status muatan satu unit peti kemas dimiliki lebih dari satu pengirim (multi
shippers) dan atau lebih dari satu penerima (multi consignees).
Rencana pembangunan ulang lapang penumpukan peti kemas di Pelabuhan Anggrek, merupakan salah satu
Kebutuhan luasan lapang penumpukan peti kemas ini diperhitungkan berdasarkan jumlah peti kemas dalam satuan bagian dari pengembangan pelabuhan, menyebabkan nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) peti kemas naik
TEU dari volume pergerakan peti kemas yang ada di Pelabuhan Anggrek yang terdiri dari peti kemas status FCL dikarenakan lapangan sebelumnya ditata ulang menjadi bagian dari Terminal Peti Kemas, namun hasil perhitungan
sebesar 70%, peti kemas status LCL sebesar 20%, serta peti kemas kosong sebesar 10% yang diberikan pada nilai rata-rata Yard Occupancy Ratio (YOR) peti kemas Pelabuhan Anggrek sampai 2038 adalah 42,60%, berada
Tabel 39 dengan formula di bawah ini serta didapatkan bahwa kebutuhan luasan lapang penumpukan peti kemas di bawah nilai standar yang telah ditetapkan untuk Pelabuhan Anggrek berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Nomor Hk.103/2/2/Djpl-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan Operasional
adalah sebagai berikut.
Pelabuhan, yakni 70%. Proyeksi nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) peti kemas Pelabuhan Anggrek sampai 2038
1. Jangka Pendek seluas 4.500 m2;
diberikan pada Tabel 40 dan Gambar 38.
2. Jangka Menengah seluas 6.100 m2;
3. Jangka Panjang seluas 9.300 m2. Tabel 40 Nilai Yard Occupancy Ratio (YOR) Peti Kemas Pelabuhan Anggrek
YOR YOR YOR
A C x D Tx A t e u x f a No. Tahun No. Tahun No. Tahun
ACy — (%) (%) (%)
rs t x W
1 2013 3,33 10 2022 43,04 19 2031 43,16
Ket. : Acy Luas Lapang Penumpukan Peti Kemas (m2) 2 2014 4,79 11 2023 43,17 20 2032 42,64
AC Throughput per tahun (ton)
3 2015 5,42 12 2024 41,55 21 2033 42,73
D, Transit TimeIDwelling Time (hari)
farea Rasio Luas Tumpuk dan Luas Lapang (%) 4 2016 6,21 13 2025 42,54 22 2034 43,36
A teu Luas Peti Kemas per TEU (m2)
Rata-rata jumlah tumpukan (-) 5 2017 6,74 14 2026 41,91 23 2035 42,89
r.t
W Jumlah Hari Terpakai per tahun (hari) 6 2018 7,60 15 2027 42,06 24 2036 42,47
7 2019 42,53 16 2028 42,89 25 2037 43,03
Tabel 39 Kebutuhan Luasan Lapang Penumpukan Peti Kemas Pelabuhan Anggrek 8 2020 42,73 17 2029 42,33 26 2038 42,63
Peti Kemas Lapang Penumpukan Peti Kemas 9 2021 41,83 18 2030 42,44 rata-rata 42,60
No. Tahun (m2)
FCL LCL MT Sumber: Olahan Konsultan 2018
1 2013 900 300 200 1.400
30
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
31
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Luas Terminal Kargo Pemeliharaan Luas Terminal Kargo Pemeliharaan umum. Perhitungan luasan fasilitas tersebut didasarkan pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada
No. Tahun dan Peti Kemas Peralatan No. Tahun dan Peti Kemas Peralatan Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan,
(m2)_________ (m2) _________(m3_________ (m2) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, 2016, dimana bangunan yang diperinci dan
11 2023 17.700 400 24 2036 46.200 1.000
dibangun adalah Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek, sedangkan untuk perkantoran lainnya
12 2024 23.800 500 25 2037 47.500 1.000 disediakan lahan dengan luasan yang sama, diberikan pada Tabel 44, sedangkan luasan masing-masing fasilitas
13 2025 24.800 500 26 2038 48.600 1.000 umum diberikan pada Tabel 45.
1. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek seluas 500 m2;
Sumber: Olahan Konsultan 2018
2. Kantor Bea Cukai seluas 500 m2;
3. Kantor Karantina seluas 500 m2;
5.1.1.7 Pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) 4. Kantor TNI AL seluas 500 m2;
5. Kantor Kepolisian Sektor seluas 500 m2;
Penentuan kebutuhan luasan fasilitas pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di Pelabuhan 6. Kantor SROP seluas 500 m2;
Anggrek didasarkan standar pada Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP),
7. Masjid seluas 1.000 m2;
Pengumpan Regional (PR), dan Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal 8. Cafetaria seluas 200 m2;
Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, 2016, yakni standar luasan 20 m2 per 1.000 m2 luas terminal dan
9. Toilet Umum seluas 100 m2.
disediakan lahan sesuai kebutuhan jangka panjang, yakni 1.000 m2 serta diberikan pada Tabel 43.
Tabel 43 Kebutuhan Fasilitas Pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Anggrek Tabel 44 Kebutuhan Luasan Fasilitas Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek
Luas Terminal Kargo Pemeliharaan Luas Terminal Kargo Pemeliharaan
No. Tahun dan Peti Kemas SBNP No. Tahun dan Peti Kemas SBNP Jumlah Luas (m2)
Nama Pengguna Standar
(m2)_________ (m2) ________ (m!)_________ _____ (m!)_____ No. Ruangan Sirkulasi
Ruangan (orang) (m2) Ruang Total
(unit) (20%)
1 2013 45.400 1.000 14 2026 26.000 600
1 Lobby + Resepsionis 1 20 0,8 16,0 20% 19,2
2 2014 45.400 1.000 15 2027 26.800 600
2 R. Tamu 1 1 6,4 5,3 20% 6,4
3 2015 45.400 1.000 16 2028 28.000 600
3 R. Rapat 1 30 1,0 30,0 20% 36,0
4 2016 45.400 1.000 17 2029 37.300 800
4 R. TU 1 4 2,4 9,6 20% 11,5
5 2017 45.400 1.000 18 2030 38.600 800
5 R. Ka. Seksi 2 1 10,0 20,0 20% 24,0
6 2018 45.400 1.000 19 2031 39.700 800
6 R. Jabatan Fungsional 1 2 6,0 12,0 20% 14,4
7 2019 14.400 300 20 2032 41.000 900
900 7 R. Staff 1 8 2,2 17,6 20% 21,1
8 2020 15.200 400 21 2033 42.300
900 8 R. Karyawan Operasional 1 8 2,2 17,6 20% 21,1
9 2021 16.000 400 22 2034 43.600
9 R. Pimpinan 1 1 24,0 24,0 20% 28,8
10 2022 17.100 400 23 2035 44.900 900
10 R. Sekretaris 1 2 3,0 6,0 20% 7,2
11 2023 17.700 400 24 2036 46.200 1.000
11 R. Arsip 1 20 0,4 8,0 20% 9,6
12 2024 23.800 500 25 2037 47.500 1.000
12 R. Server 1 2 2,0 4,0 20% 4,8
13 2025 24.800 500 26 2038 48.600 1.000
13 Pantry 1 3 1,5 4,5 20% 5,4
Sumber: Olahan Konsultan 2018
14 Mushalla 1 6 1,0 6,0 20% 7,2
15 Gudang 1 1 10,0 10,0 20% 12,0
5.1.1.8 Peralatan Pelabuhan
16 Toilet 2 4 2,0 16,0 20% 19,2
Indikasi kebutuhan peralatan di Pelabuhan Anggrek bertambah seiring dengan perencanaan pengembangan
17 Janitor 1 2 1.0 2,0 20% 2,4
layanan dan juga proyeksi volume pergerakan barang dan peti kemas yang bertujuan agar kinerja pelayanan
pelabuhan dapat tetap dipertahankan berada maksimum sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. 18 Teras Depan 1 1 20,0 20,0 20% 24,0
Indikasi kebutuhan peralatan Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut: 19 Parkir
1. Terminal Kargo a Mobil 4 1 12,5 50,0 20% 60,0
a. Fork Lift Truck (FLT) 5 ton sejumlah 4 unit untuk difungsikan di gudang dan lapang penumpukan;
b. Truck 8 ton sejumlah 5 unit pada jangka pendek, menjadi 8 unit pada jangka menengah, serta menjadi 11 b Motor 10 1 2,0 20,0 0% 20,0
32
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Penentuan kebutuhan luasan fasilitas rumah dinas di Pelabuhan Anggrek didasarkan standar pada Pedoman 22 2034 28.400 16.200 199 9.600 81 7.300
Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan Pengumpan Lokal 23 2035 29.300 16.700 206 9.900 84 7.600
(PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, 2016, yakni 24 2036 30.000 17.300 210 10.100 87 7.900
standar sebagai berikut:
25 2037 30.600 18.000 215 10.400 90 8.100
1. Rumah dinas Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) seluas 600 m2;
2. Rumah dinas staf Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) masing-masing seluas kurang lebih 100 m2 - 26 2038 31.300 18.400 220 10.600 92 8.300
115 m2, terdiri dari: Sumber: Olahan Konsultan 2018
a. Jangka pendek sejumlah 4 unit;
b. Jangka menengah sejumlah 8 unit;
c. Jangka panjang sejumlah 12 unit.
33
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Penentuan kebutuhan fasilitas keamanan lingkungan Pelabuhan Anggrek sebagai Pelabuhan Pengumpul terdiri A 2 jalur; Kapal dengan frekuensi tinggi 7B + 30
2
dari pos jaga dan pagar pelabuhan maupun terminal di dalamnya yang perhitungannya didasarkan standar pada B Alur relatif panjang dan lurus. Kapal dengan frekuensi rendah 4B + 30
Pedoman Perencanaan Fasilitas Darat pada Pelabuhan Pengumpul (PP), Pengumpan Regional (PR), dan A 2 jalur; Kapal dengan frekuensi tinggi 9B + 30
Pengumpan Lokal (PL), Direktorat Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian 3
B Alur membelok/melengkung. Kapal dengan frekuensi rendah 6B + 30
Perhubungan, 2016, yakni:
1. Pos jaga sejumlah 5 unit dengan luasan masing-masing 30 m2 di jangka pendek dan ditempatkan di setiap pintu A Kapal dengan frekuensi tinggi 2L
4 Alur relatif panjang
masuk terminal; B Kapal dengan frekuensi rendah 1,5L
2. Pagar BRC dengan total sepanjang 2.800 m.
A Kapal dengan frekuensi tinggi 1,5L
5 Alur relatif pendek
B Kapal dengan frekuensi rendah L
Sumber: Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (Lampiran SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor PP.001/2/19/DJPL-14,
5 Agustus 2014), Perencanaan Pelabuhan, Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, DEA, Beta Offset, 2009, Technical Standards for
34
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Port and Harbour Facilities in Japan, 1980, Petunjuk Teknis Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Tabel 48 Kriteria Jari-jari Labuh
Lingkungan Kepentingan (DLKp) (Lampiran SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor PP 001/5/2/DJPL-17 tanggal 10 Mei 2017)
Kondisi Jari-jari Labuh
Keterangan: No. Tujuan Labuh Metode Tambat
Laut dan Angin (m)
B : Lebar Kapal (m)
L : Panjang Kapal (m) pada satu titik (swinging Baik r = L + 6D
mooring) Buruk r = L + 6D + 30
Menunggu di laut (offshore)
2. Luasan alur pelayaran, dihitung dengan formula di bawah, didapatkan total sebesar 4.678.830,00 m2 (467,88 1
dengan jangkar Baik r = L + 4,5D
pada dua titik (mooring with
ha), dimana 1.570.460,00 m2 (157,05 ha) di Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan 3.108.370,00 m2 (310,84 ha) two anchors) Buruk r = L + 4,5D + 30
di Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp).
pada dua titik (mooring with Pola Segiempat Panjang;
2 Menunggu di laut (offshore) two anchors front and rear) L + 50, dimana L/2
alur ~ W xL dengan buoy
pada satu titik buoy r = L + 25
A : Luas Alur (m2) Sumber: Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (Lampiran SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor PP.001/2/19/DJPL-14
W : Lebar Alur (m) tanggal 5 Agustus 2014), Perencanaan Pelabuhan, Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, DEA, Beta Offset, 2009, Technical
L : Panjang Alur (m) Standards for Port and Harbour Facilities in Japan, 1980, Petunjuk Teknis Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan
Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) (Lampiran SK Dirjen Perhubungan Laut Nomor PP 001/5/2/DJPL-17,10 Mei 2017)
5.1.2.2 Area Sandar
Area sandar perlu direncanakan agar dapat melayani pergerakan kapal dengan ukuran dan jumlah yang Keterangan:
direncanakan dan juga tercapai kinerja Pelabuhan Anggrek sesuai standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu L : Panjang Kapal (m)
D : Kedalaman Perairan (mLWS)
perhitungan luasan perairan yang dibutuhkan untuk area sandar Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut: r : jari-jari labuh (m)
1. Direncanakan untuk sandar 2 (dua) tambatan;
2. Panjang kapal yang dipergunakan adalah panjang kapal terbesar yang direncanakan akan sandar di pelabuhan, 2. Jumlah kapal yang direncanakan untuk masing-masing area labuh yakni:
yakni kapal peti kemas dengan panjang kapal sebesar 218 m; a. Kapal kargo direncanakan berlabuh dalam satu waktu adalah 2 (dua) unit;
3. Luasan area sandar sesuai asumsi di atas, dihitung dengan formula di bawah, didapatkan 256.629,60 m2 (25,66 b. Kapal peti kemas direncanakan berlabuh dalam satu waktu adalah 1 (satu) unit.
ha). 3. Luasan area labuh sesuai asumsi di atas, dihitung dengan formula di bawah, didapatkan:
a. Area labuh kapal kargo 128.036,00 m2 (12,80 ha);
A — l,8Loa x l,SLoa b. Area labuh kapal peti kemas 236.288,80 m2 (23,63 ha).
Ket. : A : Luas Area Labuh (m2)
A =nxn xr2
Loa : Panjang Kapal (m)
Ket. : A Luas Area Labuh (m2)
5.1.2.3 Kolam Putar n Jumlah kapal yang direncanakan untuk berlabuh (m)
r Jari-jari labuh (m)
Kolam putar Pelabuhan Anggrek direncanakan untuk dapat melayani pergerakan kapal terbesar yang akan
beroperasi di Pelabuhan Anggrek. Oleh karena itu perhitungan luasan perairan yang dibutuhkan untuk kolam putar
5.1.2.5 Area Karantina
Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut:
1. Direncanakan untuk putaran 1 (satu) unit kapal; Area karantina kapal perlu direncanakan dalam rangka mengantisipasi kapal-kapal yang perlu tindakan lebih lanjut
2. Jari-jari area kolam putar yang direncanakan adalah panjang kapal terbesar yang akan beroperasi di pelabuhan, akibat muatan yang dibawanya. Oleh karena itu perhitungan luasan perairan yang dibutuhkan untuk area karantina
yakni kapal peti kemas dengan panjang kapal sebesar 218 m; kapal di Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut:
3. Luasan area kolam putar sesuai asumsi di atas, dihitung dengan formula di bawah, didapatkan 149.301,05 m2 1. Jari-jari area karantina direncanakan dengan formula yang sama dengan perhitungan jari-jari labuh untuk area
(14,93 ha). labuh, sehingga didapatkan nilai yang sama, yakni:
a. Kapal kargo, didapatkan r = 142,75 m;
A= nxnxr2 ; r = Loa b. Kapal peti kemas, didapatkan r = 274,25 m.
2. Jumlah kapal yang direncanakan untuk masing-masing area karantina, yakni:
Ket.: A : Luas Area Labuh (m2)
a. Kapal kargo direncanakan berlabuh di area karantina dalam satu waktu adalah 1 (satu) unit;
n : Jumlah kapal yang direncanakan untuk berlabuh (m)
r : Jari-jari labuh (m) b. Kapal peti kemas direncanakan berlabuh di area karantina dalam satu waktu adalah 1 (satu) unit.
L» : Panjang Kapal (m) 3. Luasan area karantina sesuai asumsi di atas, dihitung dengan formula yang sama dengan formula perhitungan
area labuh, didapatkan:
5.1.2.4 Area Labuh a. Area karantina kapal kargo 64.018,00 m2 (6,40 ha);
b. Area karantina kapal peti kemas 236.288,80 m2 (23,63 ha).
Area labuh kapal perlu direncanakan dalam rangka pelayanan yang nyaman bagi para pengguna pelabuhan dalam
melakukan kegiatan kepelabuhanan. Oleh karena itu perhitungan luasan perairan yang dibutuhkan untuk area labuh
5.1.2.6 Area Keperluan Darurat
kapal di Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut:
1. Jari-jari labuh direncanakan dengan formula sesuai kriteria ukuran kapal terbesar untuk masing-masing jenis Area keperluan darurat kapal perlu direncanakan dalam rangka mengantisipasi kapal-kapal yang perlu tindakan
kapal serta standar penetapan jari-jari labuh dalam peraturan di atas yang diberikan pada Tabel 48, yakni: darurat akibat berbagai hal, baik karena muatan maupun teknis kapal. Oleh karena itu perhitungan luasan perairan
a. Kapal kargo, panjang kapal 109 m dengan kebutuhan kedalaman perairan -7,5 mLWS, direncanakan yang dibutuhkan untuk area keperluan darurat kapal di Pelabuhan Anggrek adalah sebagai berikut:
berlabuh menunggu di laut (offshore) dengan jangkar pada dua titik (mooring with two anchors) dalam 1. Jari-jari area keperluan darurat direncanakan dengan formula yang sama dengan perhitungan jari-jari labuh
kondisi laut dan angin baik, sehingga r = L + 4,5D dan didapatkan r = 142,75 m; untuk area labuh, namun diambil hanya satu jari-jari area keperluan darurat saja untuk semua jenis kapal, yakni
b. Kapal peti kemas, panjang kapal 218 m dengan kebutuhan kedalaman perairan -12,5 mLWS, direncanakan jari-jari area keperluan darurat terbesar, jari-jari area keperluan darurat kapal peti kemas yakni r = 274,25 m;
berlabuh menunggu di laut ( offshore) dengan jangkar pada dua titik (mooring with two anchors) dalam 2. Jumlah kapal yang direncanakan berlabuh di area karantina dalam satu waktu adalah 1 (satu) unit;
kondisi laut dan angin baik, sehingga r = L + 4,5D dan didapatkan r = 274,25 m. 3. Luasan area keperluan darurat sesuai asumsi di atas, dihitung dengan formula yang sama dengan formula
perhitungan area labuh, namun dengan besaran setengah dari luasan area labuh, didapatkan area keperluan
darurat kapal peti kemas 118.144,40 m2 (11,81 ha).
35
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
36
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Pendek Menengah Panjang Rencana pengembangan fasilitas dan luasan zonasi perairan Pelabuhan Anggrek terdiri dari batas-batas rencana
No. Uraian Satuan Eksisting Keterangan
2019 - 2023 2019 - 2028 2019-2038 Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Perairan dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek serta
Container Freight Station
1.000 1.000 1.000 area keselamatan pelayaran yang diberikan pada Tabel 50 dan uraian di bawah ini.
8 m2 -
(CFS) 1. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Perairan seluas 1.356 ha, meliputi rencana zonasi perairan seluas total 317,10
9 Cold Storage m2 - - - 2.000 ha, yakni:
relokasi dan a. Alur Pelayaran, seluas 157,05 ha;
10 Depo Aspal Cair m2 3.400 - - -
disesuaikan b. Area Sandar, seluas 25,66 ha;
11 Zona Curah m2 - 10.000 10.000 10.000 c. Kolam Putar, seluas 14,93 ha;
Fasilitas Pemadam 600 600 d. Area Labuh, terdiri dari:
12 m2 - 600
Kebakaran
1) Area Labuh Kapal Peti Kemas, seluas 23,63 ha;
Fasilitas Pemeliharaan
13 m2 - 1.000 1.000 1.000 2) Area Labuh Kapal Kargo, seluas 12,80 ha.
Peralatan
Fasilitas Pemeliharaan e. Area Karantina, terdiri dari:
14 m2 - 1.000 1.000 1.000
SBNP 1) Area Karantina Kapal Peti Kemas, seluas 23,63 ha;
Kantor Penyelenggara relokasi dan 2) Area Karantina Kapal Kargo, seluas 6,40 ha.
15 m2 200 500 500 500
Pelabuhan (KUPP) penyesuaian
relokasi dan
f. Area Pandu, seluas 53,00 ha;
16 Kantor Bea Cukai m2 - 500 500 500 g. Area keselamatan pelayaran, seluas 1.038,90 ha.
penyesuaian
500
relokasi dan 2. Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek seluas 4.745 ha, meliputi rencana zonasi perairan
17 Kantor Karantina m2 - 500 500
penyesuaian seluas total 462,47 ha, yakni:
relokasi dan a. Alur Pelayaran, seluas 310,84 ha;
18 Kantor TNI AL m2 - 500 500 500
penyesuaian
relokasi dan b. Area Keperluan Darurat, seluas 11,81 ha;
19 Kantor Kepolisian Sektor m2 - 500 500 500 c. Area Keperluan Kapal Mati, seluas 11,81 ha;
penyesuaian
150 500 500 500
relokasi dan d. Area Percobaan Berlayar, seluas 128,00 ha;
20 Kantor SROP m2 penyesuaian e. Area keselamatan pelayaran, seluas 4.282,53 ha.
Area Parkir Perkantoran dan digabung ke dalam
21 m2 4.000 - - -
Fasilitas Umum setiap fasilitas
22 Masjid m2 - 1.000 1.000 1.000 Tabel 50 Rencana Pengembangan Perairan Pelabuhan Anggrek
23 Cafetaria m2 - 200 200 200 Ukuran 5.000 DWT (3.000 GT) Kapal Kebutuhan
24 Toilet Umum m2 - 100 100 100 Lebar Kapal (m) 16,8 16,8
B
Kargo
25 Rumah Dinas Kepala UPP m2 110 600 600 600 D Draft Kapal (m) 6,5 7,5
26 Rumah Dinas Staff UPP m2 - 450 850 1.250 1 unit @100 -115 m2 LoA Panjang Maks. Kapal (m) 109 109
luasan parkir truk Spesifikasi Kapal Rencana
27 Area Parkir Truk Kargo m2 - 3.100 5.600 10.600 Ukuran 30.000 DWT (18.000 GT) Kapal Kebutuhan
kargo @48 m2
luasan parkir truk peti B Lebar Kapal (m) 30,2 30,2
28 Area Parkir Truk Peti Kemas m2 - 4.200 5.600 8.300
kemas @90 m2 Peti Kemas
D Draft Kapal (m) 11,1 12,5
29 Area Perdagangan m2 - 7.000 7.000 7.000
LoA Panjang Maks. Kapal (m) 218 218
30 Jalan Pelabuhan
lebar badan jalan 12 Luas Area
a Jalan Utama m 845 520 520 520 No. Fasilitas Perairan Satuan Rumus Dimensi
m m2 ha
b Jalan Terminal Kargo m - 680 680 680
A Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Perairan
c Jalan Terminal Peti Kemas m - 630 630 630
1 Alur (menggunakan kapal terbesar, yakni Kapal Peti Kemas)
Jalan Perkantoran dan 670 670
d m - 670 1 Lebar Alur m W = 9B + 30 310
Fasilitas Umum
31 Drainase 2 Kedalaman Alur m -20--100
• lebar 0,8 m; untuk 3 Panjang Alur m 5.066
a Terbuka m 5.000 5.000 5.000
jalan
• lebar 0,65 m; untuk 4 Luas Alur m2/ha A =Wx L 1.570.460,00 157,05
Lapang Parkir dan
b Tertutup m 400 500 700 II Areal Sandar/Kolam Pelabuhan (menggunakan kapal terbesar, yakni Kapal Peti Kemas)
Lapang
Penumpukan 1 Area Sandar m2/ha 256.629,60 25,66
sesuai kebutuhan,
Fasilitas Listrik dan Air 1 sesuai Pedoman 2 Kedalaman Area Sandar m -12 - -15
32 set 0 1 1
Bersih Fasdar 200 m2 III Kolam Putar (menggunakan kapal terbesar, yakni Kapal Peti Kemas)
Fasilitas Kesehatan 150 150
33 m2 - 150 1 Luas Kolam m2/ha Ap = n x n x r2 149.301,05 14,93
(Poliklinik)
Penampungan Limbah dan 1.000 1.000 1.000 2 Kedalaman Kolam Putar m r = LoA -15 - -17
34 m2 -
Sampah
Luas @30 m2 IV Area Labuh
35 Pos Jaga unit 1 5 5 5
1 Area Labuh Kapal Kargo m2/ha r = LoA + 4,5D 236.288,80 23,63
36 Pagar Pembatas Pelabuhan m 220 2.800 2.800 2.800 lebar 0,3 m
Sign Post (Entrance dan Sea 2 Area Labuh Kapal Peti Kemas m2/ha r = LoA + 4,5D 128.036,00 12,80
37 set 0 1 1 1 luas @40 m2
View) 3 Kedalaman Area Labuh m A l = n x tt x r2 -1 2 --2 2
Sumber: Olahan Konsultan 2018
V Area Karantina
1 Area Labuh Kapal Kargo m2/ha r = LoA + 4,5D 236.288,80 23,63
2 Area Labuh Kapal Peti Kemas m2/ha r = LoA + 4,5D 64.018,00 6,40
37
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Cjl
m
m
co
2 Kedalaman Area Pandu
I
VII Area Keselamatan Pelayaran m2/ha 10.388.977,74 1.038,90
B Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
1 Alur (menggunakan kapal terbesar, yakni Kapal Peti Kemas)
1 Lebar Alur m W = 9B + 30 310
ro
2 Kedalaman Alur m
1
0
3 Panjang Alur m 10.027
4 Luas Alur m2/ha A = Wx L 3.108.370,00 310,84
II Keperluan Darurat
1 Area Keperluan Darurat m2/ha 118.144,40 11,81
2 Kedalaman Area Keperluan Darurat m -12 - -14
III Keperluan Kapal Mati
1 Area Kapal Mati m2/ha 118.144,40 11,81
2 Kedalaman Area Kapal Mati m -1 2 --1 4
IV Area Percobaan Berlayar
1 Area Percobaan Berlayar m2/ha 1.280.000,00 128,00
2 Kedalaman Area Percobaan Berlayar m -24 - -39
IV Area Keselamatan Pelayaran m2/ha 42.825.341,20 4.282,53
C DLKr Perairan dan DLKp
1 Luas DLKr Perairan m2/ha 13.560.000,00 1.356,00
2 Luas DLKp m2/ha 47.450.000,00 4.745,00
Layout eksisting, rencana pengembangan fasilitas darat dan perairan, rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)
dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp), serta indikasi kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
Pelabuhan Anggrek diberikan dalam Gambar 39 - Gambar 51, yang tersaji pada beberapa peta dasar, yakni:
1. Peta Dasar yang dibuat konsultan yang merupakan superimpose 3 (tiga) peta (khusus untuk layout rancangan
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek), yaitu:
a. Peta Rupa Bumi Indonesia;
b. Peta Laut Indonesia;
c. Peta olahan hasil survei lapangan konsultan.
2. Peta Laut Indonesia.
Mengingat kondisi jalan dari Kota Gorontalo - Pelabuhan Anggrek memiliki kontur berkelok dan banyak tikungan
tajam, maka diperlukan dukungan terkait perencanaan dan peningkatan jalan akses yang dapat mendukung
operasional kendaraan khususnya pengangkut peti kemas dan barang.
38
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
39
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KEURANO AN
1 Cuill-n
J V rrirM Nron-par*
1 KUW
>
4 I’m
5 « u ff «h D ir« \
« Puli u
I LK-poAMWlIM
* OteoGiUCjH
9 U i|M nia n Kw w m piA M ' P o lin em a i
10 U«»n«4fl TViiunipvtAn Clrfo Umum
MlAftAMSC S
BANGUNAN
IH P t MUKIMAN
□ □ MNCHI4AAK
ran R08ISH KtNOUAUNAN KASUT
| g | P O S I* KBNGLKURAN ARUS
f.'O
LAYOUT EKSISTING
PELABUHAN ANGGREK
BUKIT
d F»i>®#fwD*P.5>r P**<J**
L^: J * * » UeavjqeH
[= 3 fenprrbar«a« J « t U
r ~ 2«<*aK*fvo
ZOP-4 PoOK«TIN
Zooa Porkamor^o
Zo'vi
z
S ?
T—
iri lO
o
o O
BUKIT
NeniaPpwSiln;
Hcwjaambw
CO
ZONASI DARATAN
UT) m PELABUHAN ANGGREK
O o
O
O
& h i ^ i ^ i u " i h
\ i1 1 yr i
37 H l 1 i > r \jr
Y i& d O flH P T v v
■ K i . J 'J h"tv
P W f l i K ir=p i* ''
•:T r
K ’
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNOAN LAUT
KETERANOAM
1 Oermaoa M w
2 mooring Oolpmo
S 7r»s#e Beton
e iim M I
bMM I
c Ireatle H
0 trestle V
e trestle V *
« C*.>!»«•/
• Causeway I
C CauMwo) I
5 Gudang Kargo Umum
a Oudtngunll
o CudengUtll
9 Lapangan Panurrpukan
7 lapangan Panurniuken Pati Karma
5 CF3
0 CoM Worago
10 Depo Aspal Cair
11 Zona Curah Csir
12 Faaiaes Atnwdam KoDakaren
IJ FasMst Atmelhaisan Aralatan
H Fas*a> tane mainan SONP
15 Kantor Atnyetenggara Petaouhan (KUFP)
15 Kanlor Doa Cukai
17 Kamor Karantina
15 Kanlor TTJAl
10 Kanlor Kspofcan SeMoi
20 Kanlor SRC*
21 Araa PerNt « W M i m Oan PaiMas Unun
22 Mtafd
25 Caletarla
2« Total Urum
25 Rumah OMat Kaptia URP
2« Rumah Dtrat Siatf LPP
27 Araa ParWr Truk Karoo
25 Area ParWr TTuk PK. Kemas
20 Araa Pardaoangan
50 Jalan PKatmlu.ii
a Jalan Ulama
D Jalan Tarmnal Kargo
e Jalan Tornmal I V i Kama
0 Jalan Mrkamoran oan Faaliaa Umim
51 Dranal a
a Terbuka
D Tertutup
52 Faiaua u e rk o a n A f Beraat
33 FasMss Kesehatan (Potonk)
34 f^nanpunotn Urroen dan Sampah
35 P » Jaga
50 Pugar Pairt>Kas Pelabuhan
37 Sign Aral
l — MP »
£ _ _ J P e n g m iie n g m J M y L u h c n a ik
1 71
j ^ FinoatrOargin J ir « u Pamanj
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O
U i^ iai^ iu v
P E T A S IR K U L A S I
PELABU HAN A NG G R EK
KEMBNTERIAN PERHUBUNOAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KETERANOAN
t Dermaga Balon
2 M oo ting O cIpKn
3 Trestlo Bel on
a tres» l
b Irestn l
t trestlo S
d Ironlie IV
e treslle V*
4 Ctutivmy
a Causeway l
b Ceusew ay ■
3 Gudang Karsa Uruni
a Gudang 1991
b Gudang Uni 1
6 Lapanoan Penundukan
7 Lapangan ftsnuirpukan Peti Kemas
8 CPS
9 CoH Slorogo
10 Depa Aspal Cair
II Zona Curah Cam
12 FasHss PemKam Kebakaran
13 F a ille : Pometiiroan Ptialalan
14 FasBas FVtrrtharaan S8AP
13 Kantor hmyelenggara FBlaOuhan (KLTO
10 Kanlot Daa Cukai
17 Kanlor Karanima
18 Kantor TM AL
10 Kanlor Kopofalan SoK'cr
20 Kantor M CP
21 Area Patka Pertamoran dan Koalas urrum
22 Ahs)d
23 Caret»*
24 Tolol Llnim
23 Rumm Onaa Kepala UFP
20 Rurr»h Dinas Staff LFP
27 Area Perl* Truk Kargo
20 Arca Parkir Truk Peti Kcims
29 Arca Perdagangan
30 Jalan Pilabunan
a JaMn Llama
b Jalan Ttrrrtnil Kargo
c Jalan Temaial Brtl Kamal
d Jalan FVrkantorandan FasBas Urom
31 Drekieso
a Terbuka
b Tertutup
32 FaalMs Loir* dan Air Beril.
33 Fasdss Kesehatan (fetMMk)
34 ftinanfunjan Llntian dan 8anpaH
33 n » Jaga
39 Pagar Pentatas FVletuhan
37 Sign Pot f
LEGENDA
0 200 40 0
+
1 :100
3*wni Keoreml Oeografi»
anemKoafC.nl rro>*ui
*0334
UTM. .YGsar Zm siN
m u » » -
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O
11 " i .. j:-.
R E N C A N A P E N G E M B A N G A N JA N G K A P E N D E K
(2019-2023)
PELABU HAN ANG GREK
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KETERANOAN
1 Deiimja B*:-n
3 Mooring Dolpnin
3 Timte Beton
b Irelite I
c Ire lite I
d IroifclV
e trestle VM
4 CautoHCy
a Causeway I
b Causeway ii
5 Gudang Kargo Unim
i Gudang Llnl I
b Gudang Llnl l
S Lapangan Penumpukan
7 Lapangan f*nutrputen Peti Kermi
B CF8
0 CoUOciage
10 Depo AapelCe#
11 Zona Curah Can
13 FasRtas PemadamKebakaran
13 F e s B u Pemeliharaan Peralatan
1« FasMas Pemeliharaan CE!P
15 Kantor Penyelenggara Pelabuhan (KUPP)
18 Kantor Boe Cukai
17 Kantot Karantina
18 Kantor T78AL
i« Kantor KepoMBn Senior
20 Kantor 8PCP
21 Area Parter Perkantoran dan Fan Ha* Unum
22 Iduiyd
23 Caletarto
24 Tolet Umum
25 Rumth Cents Kepala LFP
28 Rurrah O tat Staff UFP
27 Area Paiklr Truk Kargo
28 Area Parkir Truk Fteti Kemas
29 Area ftrdagangen
30 Jalan Pelebuhan
a Jalan Utama
bJalan Terminal Kargo
c Jalan Terminal Peti Kemas
d Jalan ftrkantoran dan Faslkas Umum
31 Crateese
a Terbuka
b Tedutup
32 Pas Mas LlsUlk dan Air Berate
33 FaaMis Kosenaian (PoiktnA)
34 (kmampungan Lkrfcah dan tampah
35 »>s Jaga
38 Psgm Pental js Pelabuhan
37 S ite Post
LEOENDA
1 :100
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O
• PMIOMft
R E N C A N A P E N G E M B A N G AN JA N G KA M ENENGAH
(2 0 1 9 -2 0 2 8 )
PELABUHAN ANG GREK
KBMBNTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNOAN LAUT
KKTCRANOAN
1 Dermaga Batcn
2 Moving Dclphln
3 T m t • Won
•
irestla I
b
trestle I
c
trestle I
d
W illi IV
o
IresUoV*
4 Ceoaewy
» Causeway I
b Ceuscw ay I
5 Qudang Karoo Urmm
a Cudsng Uni I
b Gudang Uni 1
6 Lapangan Penumpukan
0° 51' 34" N
| ^~ | nefaembangenJangba Menengah
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O
0° 51’ 18" N
lu r .o f i.'-i
R E N C A N A P E N G E M B A N G A N J A N G K A P A N JA N G
(2019-2038)
PELABUHAN ANG GREK
45
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
CD
CO
ir>
Z
b
S
S £
KEMENTBRIAN PERHUBUNGAN
f- DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
o
O KETERANOAN
r Pnlowa
Tn;’f
z V * " V ijl
z
B
B
O O
S S
0 b
O
LEGENDA
|l l| P»mr»n
pwl O"14"
I DLK. Oaral
Salifn «OSW
swomtow m i rro/wa urmvGSMionoSi n
HffMo«meaf
ZONASI PERAIRAN
PELABUHAN ANGGREK
PADA PETA LAUT
Pilomuju ai
Z Z
rt
CN
&
s
o
v/, Patoalvnu S
O
O
122° 45' 36" E 122° 49' 12" E
Gambar 46 Layout Zonasi Perairan Pelabuhan Anggrek pada Peta Laut Indonesia
47
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
K E T IR A N O A N
UPEND*
11-■ -
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O
c
00
VMAftM’JM'
D A E R A H L IN G K U N G A N K E R J A (D L K r)
DA R A T PELABUHAN ANGGREK
Ift
b
O
S
O
LEGENDA
11 11 ZaAitti PtMtmn
□ Omtan
CAKf Oamf
□
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A LO
Z O N A S I P E R A IR A N
PELABU HAN A NG G R EK
a
s
o
O
(«'t* *(M<*
Gambar 48 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek dengan Zonasi
49
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
LEGENDA
11ZflfA»Porctfart
T*] Odhhi
□ BLW
DM*
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O
Z O N A S I P E R A IR A N
PELABUHAN ANG GREK
PAD A P ETA LAUT
Gambar 49 Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Anggrek dengan Zonasi pada Peta Laut Indonesia
50
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
00® -51'-08.92"LU
122® -49' - 05.54"BT
LEOENDA
□I P n lrtci
I I c*,",*n
n CiKrOarM
H CiKp
1.5
• 11 . *
Gambar 50 Indikasi Kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Anggrek
51
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
0° 57' 36" N
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TITIK KOORDINAT SBNP
P Palowji
7
rmgohmigo' 37
0° 54' 0" N
LEGENDA
Zor**l P*r*r*n
Djmwn
□
n
DLKp
CXXfPtnrrtr
0 1,5 3
Km
3« m Kocntoat G w j - *
SlM»n Koonflial P ro)*^ UTM. W0S44 Zon» VI N
h v * [■rtelMn.
R E N C A N A IN D U K P E L A B U H A N A N G G R E K
P R O V IN S I G O R O N T A L O
'ta'WGBfW f
IN D IK A S I K E B U T U H A N S B N P
(JBAW
PELABU HAN A N G G R EK
P A D A P E T A LAU T
sW3mi;
Piloivmiu
0° 50' 24" N
i l< Piitociliniu
Gambar 51 Indikasi Kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Pelabuhan Anggrek pada Peta Laut Indonesia
52
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Perencanaan dan perhitungan biaya pembangunan Pelabuhan Anggrek didasarkan atas analisis harga satuan 28 Area Parkir Truk Peti Kemas m2 4.200 2.187.060 9.185.651.664
pembangunan yang berlaku di Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang termuat dalam Peraturan 29 Area Perdagangan m2 7.000 0 0
Menteri Perhubungan PM 78 tahun 2014 tentang Standar Biaya di Lingkungan Kementerian Perhubungan ditambah
30 Jalan Pelabuhan
dengan tingkat inflasi umum di Indonesia selama periode jeda waktu sejak peraturan dikeluarkan sampai dengan
perkiraan waktu pembangunan dilaksanakan. Alokasi biaya investasi pembangunan disesuaikan dengan rencana a Jalan Utama m 6.240 2.022.772 12.622.095.486
tahapan pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan total perkiraan biaya adalah 385,17 miliar rupiah dan diberikan b Jalan Terminal Kargo m 8.160 2.022.772 16.505.817.175
pada Tabel 51 - Tabel 52. c Jalan Terminal Peti Kemas m 7.560 2.022.772 15.292.154.147
Tabel 51 Perkiraan Biaya Pembangunan Pelabuhan Anggrek d Jalan Perkantoran dan Fasilitas Umum m 8.040 2.022.772 16.263.084.569
53
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
19 Kantor Kepolisian Sektor m2 0 0 0 7 Lapang Penumpukan Peti Kemas m2 3.200 2.247.311 7.191.393.729
26 Rumah Dinas Staff UPP m2 400 2.702.046 1.080.818.258 14 Fasilitas Pemeliharaan SBNP m2 0 2.702.046 0
27 Area Parkir Truk Kargo m2 2.500 1.988.236 4.970.590.727 15 Kantor Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) m2 0 2.702.046 0
28 Area Parkir Truk Peti Kemas m2 1.400 2.187.060 3.061.883.888 16 Kantor Bea Cukai m2 0 0 0
c Jalan Terminal Peti Kemas m 0 2.022.772 0 21 Area Parkir Perkantoran dan Fasilitas Umum m2 0 0 0
32 Fasilitas Listrik dan Air Bersih set 0 285.043.140 0 26 Rumah Dinas Staff UPP m2 400 2.702.046 1.080.818.258
33 Fasilitas Kesehatan (Poliklinik) m2 0 2.702.046 0 27 Area Parkir Truk Kargo m2 5.000 1.988.236 9.941.181.454
34 Penampungan Limbah dan Sampah m2 0 556.074 0 28 Area Parkir Truk Peti Kemas m2 2.700 2.187.060 5.905.061.784
54
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Harga Satuan Total Biaya Tabel 53 Biaya Operasional dan Biaya Penyusutan Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek
No. Uraian Satuan Volume
(Rp) (Rp)
30 Jalan Pelabuhan No. Tahun Biaya Operasional Biaya Penyusutan
55
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
56
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
6.5.4 Benefit Cost Ratio (BCR) Tabel 58 Financial Internal Rate o f Return (FIRR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek
Parameter Benefit Cost Ratio (BCR) didasarkan atas perbandingan antara manfaat dan biaya, dengan ketentuan Cashflow NPV
No. Tahun
jika nilainya lebih besar dari (>) 1 (satu) maka proyek dikatakan layak dan jika nilainya lebih kecil dari (<) 1 (satu) 7% 12% 20%
maka proyek dikatakan tidak layak. Perhitungan dan hasil analisis Benefit Cost Ratio (BCR) rencana
0 -42.723.077.630 -40.815.797.378 -38.094.744.220
pengembangan Pelabuhan Anggrek dilakukan dengan formula sebagai berikut dan diberikan pada Tabel 57 yang
menunjukan bahwa Benefit Cost Ratio (BCR) proyek pengembangan Pelabuhan Anggrek lebih kecil (<) dari 1 1 2019 -39.645.920.655 -36.185.120.024 -31.521.260.110
(satu), sehingga proyek ini tidak layak secara finansial. 2 2020 -38.666.574.639 -33.715.760.946 -27.412.162.381
3 2021 -38.342.714.171 -31.940.806.085 -24.237.787.784
BCR = B
- 4 2022 -37.911.330.220 -30.171.562.257 -21.368.876.114
5 2023 -6.927.160.986 -5.266.836.186 -3.481.532.635
Ket. : BCR: Benefit Cost Ratio
6 2024 -10.129.731.004 -7.357.973.136 -4.539.579.585
B : Benefit (Manfaat)
C : Cost (Biaya) 7 2025 -9.425.410.321 -6.540.731.263 -3.766.348.638
8 2026 -8.867.315.701 -5.878.736.114 -3.159.475.235
Tabel 57 Benefit Cost Ratio (BCR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 9 2027 -8.341.897.353 -5.283.508.272 -2.650.270.228
Benefit Cost Benefit Cosf Benefit Cosf 10 2028 -7.852.688.007 -4.751.619.414 -2.224.570.588
No. T anuti
7% 12% 20% 11 2029 -25.570.490.790 -14.781.827.299 -6.459.061.853
0 0 42.723.077.630 0 40.815.797.378 0 38.094.744.220 12 2030 -24.589.771.552 -13.580.298.287 -5.538.439.363
1 2019 3.077.156.975 42.723.077.630 2.808.543.543 38.993.663.567 2.446.553.486 33.967.813.596 13 2031 -24.148.411.469 -12.741.164.928 -4.849.802.021
2 2020 3.889.072.033 42.555.646.672 3.391.120.734 37.106.881.681 2.757.106.754 30.169.269.135 14 2032 -7.018.192.206 -3.537.623.280 -1.256.791.494
3 2021 3.900.014.710 42.242.728.882 3.248.847.044 35.189.653.129 2.465.337.443 26.703.125.226 15 2033 -6.463.475.442 -3.112.563.235 -1.032.063.952
4 2022 3.892.880.991 41.804.211.211 3.098.131.891 33.269.694.148 2.194.238.270 23.563.114.384 16 2034 -5.949.501.645 -2.737.148.904 -847.078.437
5 2023 3.869.989.179 10.797.150.165 2.942.417.405 8.209.253.591 1.945.023.892 5.426.556.527 17 2035 -5.476.607.179 -2.407.105.813 -695.275.876
6 2024 3.928.393.864 14.058.124.868 2.853.483.129 10.211.456.265 1.760.486.688 6.300.066.273 18 2036 -5.039.551.598 -2.116.124.627 -570.479.440
7 2025 3.874.847.504 13.300.257.825 2.688.937.175 9.229.668.438 1.548.370.429 5.314.719.067 19 2037 -4.636.641.239 -1.860.024.197 -468.008.915
8 2026 3.810.203.790 12.677.519.491 2.526.038.700 8.404.774.814 1.357.597.375 4.517.072.609 20 2038 -4.264.653.838 -1.634.423.660 -383.828.262
9 2027 3.739.846.485 12.081.743.838 2.368.706.903 7.652.215.174 1.188.171.393 3.838.441.621 IRR #NUM! #NUMI #NUMI
10 2028 3.659.543.804 11.512.231.810 2.214.370.337 6.965.989.751 1.036.704.057 3.261.274.645 Sumber: Olahan Konsultan 2018
11 2029 3.561.292.388 29.131.783.178 2.058.717.194 16.840.544.492 899.576.312 7.358.638.165
12 2030 3.470.897.846 28.060.669.398 1.916.887.596 15.497.185.883 781.762.336 6.320.201.700 6.5.6 Payback Period (PP)
13 2031 3.377.945.908 27.526.357.377 1.782.269.032 14.523.433.960 678.403.584 5.528.205.605 Payback Period (PP) atau periode pengembalian adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal
14 2032 3.283.160.887 10.301.353.093 1.654.925.662 5.192.548.943 587.936.117 1.844.727.611 investasi yang dibagi menjadi 2, yakni:
15 2033 3.184.292.878 9.647.768.320 1.533.433.991 4.645.997.225 508.456.158 1.540.520.110 1. Simple Payback Period
Simple Payback Period adalah periode pengembalian tanpa memperhitungkan suku bunga dan dihitung
16 2034 3.086.204.449 9.035.706.094 1.419.850.204 4.156.999.108 439.407.769 1.286.486.206
berdasarkan formula sebagai berikut.
17 2035 2.985.917.851 8.462.525.030 1.312.385.567 3.719.491.379 379.073.500 1.074.349.375
18 2036 2.886.200.388 7.925.751.986 1.211.925.228 3.328.049.855 326.719.144 897.198.584
PP = —P + c a s h flo w = 0
19 2037 2.786.430.093 7.423.071.332 1.117.797.804 2.977.822.001 281.254.050 749.262.965
t=i
20 2038 2.687.661.068 6.952.314.906 1.030.043.002 2.664.466.662 241.895.431 625.723.693
Internal rate of return (IRR) adalah indikator tingkat efisiensi suatu rencana investasi dapat diterima, dimana Hasil perhitungan waktu periode pengembalian (Payback Period (PP)) investasi rencana pengembangan
besarnya IRR ini tidak ditentukan secara langsung dan harus dengan cara coba-coba untuk mendapatkan nilai NPV Pelabuhan Anggrek tanpa memperhitungkan tingkat bunga diberikan pada Tabel 59 yang menunjukan bahwa
= 0. Suatu proyek akan dikatakan layak jika nilainya lebih besar dari (>) tingkat bunga minimal yang sudah periode pengembalian berada di atas 20 tahun, sehingga investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek
ditetapkan atau disepakati. Hasil analisis Internal rate of return (IRR) rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek tidak layak secara finansial.
yang dihitung menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel diberikan pada Tabel 58 yang memberikan hasil
bahwa Financial Internal Rate of Return (FIRR) proyek pengembangan Pelabuhan Anggrek tidak terdefinisi,
sehingga proyek tidak layak secara finansial.
57
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Tabel 59 Simple Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek Hasil perhitungan waktu periode pengembalian (Payback Period (PP)) investasi rencana pengembangan
Pelabuhan Anggrek dengan memperhitungkan tingkat bunga 7%, 12%, dan 20% diberikan pada Tabel 60 yang
No. Tahun Cashflow Cashflow Kumulatif menunjukan bahwa periode pengembalian untuk seluruh tingkat bunga berada di atas 20 tahun, sehingga
investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek tidak layak secara finansial.
0 -45.713.693.064 -45.713.693.064
2019 -45.390.614.558 -91.104.307.621 Tabel 60 Discounted Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek
1
C a s h flo w C a s h flo w C a s h flo w
2 2020 -47.368.216.595 -138.472.524.216 C a s h flo w
Kumulatif
C a s h flo w
Kumulatif
C a s h flo w
Kumulatif
No. Tahun
3 2021 -50.259.476.748 -188.732.000.965 7% 12% 20%
5 2023 -10.395.800.743 -252.300.403.521 1 2019 -39.645.920.655 -82.368.998.285 -36.185.120.024 -77.000.917.402 -31.521.260.110 -69.616.004.329
6 2024 -16.266.134.408 -268.566.537.928 2 2020 -38.666.574.639 -121.035.572.923 -33.715.760.946 -110.716.678.348 -27.412.162.381 -97.028.166.711
7 2025 -16.194.609.753 -284.761.147.681 3 2021 -38.342.714.171 -159.378.287.094 -31.940.806.085 -142.657.484.433 -24.237.787.784 -121.265.954.494
8 2026 -16.302.198.239 -301.063.345.921 4 2022 -37.911.330.220 -197.289.617.314 -30.171.562.257 -172.829.046.690 -21.368.876.114 -142.634.830.609
9 2027 -16.409.774.700 -317.473.120.621 5 2023 -6.927.160.986 -204.216.778.300 -5.266.836.186 -178.095.882.876 -3.481.532.635 -146.116.363.244
10 2028 -16.528.745.682 -334.001.866.303 6 2024 -10.129.731.004 -214.346.509.304 -7.357.973.136 -185.453.856.012 -4.539.579.585 -150.655.942.828
11 2029 -57.589.644.282 -391.591.510.585 7 2025 -9.425.410.321 -223.771.919.625 -6.540.731.263 -191.994.587.275 -3.766.348.638 -154.422.291.467
12 2030 -59.257.538.030 -450.849.048.614 8 2026 -8.867.315.701 -232.639.235.325 -5.878.736.114 -197.873.323.389 -3.159.475.235 -157.581.766.702
13 2031 -62.267.503.647 -513.116.552.261 9 2027 -8.341.897.353 -240.981.132.678 -5.283.508.272 -203.156.831.661 -2.650.270.228 -160.232.036.929
14 2032 -19.363.413.656 -532.479.965.917 10 2028 -7.852.688.007 -248.833.820.685 -4.751.619.414 -207.908.451.076 -2.224.570.588 -162.456.607.518
15 2033 -19.081.237.890 -551.561.203.808 11 2029 -25.570.490.790 -274.404.311.474 -14.781.827.299 -222.690.278.374 -6.459.061.853 -168.915.669.371
16 2034 -18.793.376.293 -570.354.580.101 12 2030 -24.589.771.552 -298.994.083.026 -13.580.298.287 -236.270.576.661 -5.538.439.363 -174.454.108.734
17 2035 -18.510.561.366 -588.865.141.466 13 2031 -24.148.411.469 -323.142.494.496 -12.741.164.928 -249.011.741.590 -4.849.802.021 -179.303.910.755
18 2036 -18.225.677.117 -607.090.818.583 14 2032 -7.018.192.206 -330.160.686.702 -3.537.623.280 -252.549.364.870 -1.256.791.494 -180.560.702.249
19 2037 -17.942.338.562 -625.033.157.145 15 2033 -6.463.475.442 -336.624.162.144 -3.112.563.235 -255.661.928.105 -1.032.063.952 -181.592.766.201
20 2038 -17.658.065.224 -642.691.222.369 16 2034 -5.949.501.645 -342.573.663.789 -2.737.148.904 -258.399.077.009 -847.078.437 -182.439.844.638
Sumber: Olahan Konsultan 2018 17 2035 -5.476.607.179 -348.050.270.968 -2.407.105.813 -260.806.182.822 -695.275.876 -183.135.120.514
PP > 20
PP P+
nx + n2
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek tanpa memperhitungkan
tingkat bunga adalah di atas 20 tahun. P = -
m = -
2. Discounted Payback Period D2 = -
Discounted Payback Period adalah periode pengembalian dengan memperhitungkan suku bunga, dimana
tingkat bunga yang dipergunakan adalah 7%, 12%, dan 20%, serta dihitung berdasarkan formula sebagai PP > 20
berikut.
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga 7%
p i, t) = 0 adalah di atas 20 tahun.
PP = - P + V
y cashflow (-p,
t=i b. Tingkat bunga 12%
”i
PP P+
P P = P + ----- -— nx + n2
nx + n2
P = -
Ket. : PP Payback Period
P Bulan dengan nilai negatif terakhir sebelum menjadi positif m = -
ni Cashflow pada bulan dengan nilai negatif terakhir sebelum menjadi positif dalam kolom cashflow kumulatif r\2 = -
n2 Cashflow pada bulan dengan nilai positif pertama setelah negatif dalam kolom cashflow kumulatif
PP > 20
58
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga 6.6 Analisis Ekonomi
12% adalah di atas 20 tahun.
Perhitungan ekonomi Pelabuhan Anggrek dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan manfaat langsung,
c. Tingkat bunga 20% manfaat tidak langsung, dan manfaat sosial, apabila rencana pengembangan ini dilaksanakan dengan apabila tidak
dilaksanakan, dimana selisih nilai manfaat tersebut yang merupakan nilai yang mewakili nilai ekonomi (nilai
manfaat) lebih yang akan didapatkan oleh para pihak apabila rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek
PP= P + dilaksanakan.
nj + n2
6.6.1 Perhitungan Manfaat
P = -
ni = - Manfaat yang akan diperoleh para pihak yang terkait dengan adanya penataan Pelabuhan Anggrek ini berupa
n2 = - manfaat langsung berupa pendapatan (revenue), manfaat tidak langsung (benefit), dan manfaat sosial. Penataan
dan penambahan fasilitas layanan di Pelabuhan Anggrek diharapkan menjadikan pergerakan barang dan peti
PP > 20 kemas semakin efektif sehingga dapat memperlancar arus barang dan peti kemas, terutama dari wilayah hinterland
serta wilayah Indonesia lainnya sehingga harga-harga komoditi pun dapat bersaing dan volume layanan pun
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga bertambah.
20% adalah di atas 20 tahun.
6.6.1.1 Manfaat Langsung
6.5.7 Kesimpulan Analisis Finansial
Manfaat langsung yang akan diperoleh dengan investasi pengembangan Pelabuhan Anggrek antara lain adalah:
Hasil evaluasi parameter kelayakan finansial rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek diperoleh beberapa 1. Pintu masuk dan keluar dalam kegiatan ekspor dan impor;
kesimpulan sebagai berikut: 2. Efektivitas angkutan barang dalam skala besar, baik bongkar maupun muat, dimana volume kargo naik 50%
1. Cashflow rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek terdiri dari potensi pendapatan operasional pelabuhan, dan volume peti kemas naik kurang lebih 100%, sehingga diambil rata-rata kenaikan volume barang (kargo dan
biaya investasi, biaya operasional, serta penyusutan aset yang disusun menggunakan Metode Langsung, yakni peti kemas) adalah 75%, dimana dengan kenaikan tersebut diasumsikan seluruh potensi muat komoditas
pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran unggulan dapat terakomodir. Salah satu komoditas yang diambil untuk manfaat ekonomi ini adalah sektor
kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross) dan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan investasi serta perikanan dan juga perkebunan, yakni ikan tuna, ikan cakalang, dan jagung, dimana berdasarkan data BPS
pembiayaan; produksi ketiga komoditas diatas mencapai di atas 150.000 ton per tahun dan konsultan mengasumsikan bahwa
2. Evaluasi kelayakan finansial dilakukan dengan mengukur parameter Net Present Value (NPV), Benefit Cost 30% produksi dijual dalam bentuk mentah, sehingga ada 50.000 ton komoditas dapat terkirimkan melalui
Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), serta Payback Period (PP) dalam beberapa tingkat bunga, yakni Pelabuhan Anggrek yang nilai pasarnya kurang lebih mencapai 2,5 triliun rupiah;
7%, 12%, dan 20% yang hasilnya menunjukan bahwa rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek tidak layak 3. Bertambahnya lapangan pekerjaan bagi generasi muda untuk mengurusi aktivitas pelabuhan laut karena
secara finansial untuk dilaksanakan di seluruh tingkat bunga; adanya peningkatan aktivitas muatan barang yang kedepan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
3. Hasil perhitungan waktu pengembalian investasi (Payback Period), baik tanpa atau memperhitungkan tingkat hinterland secara umum.
bunga, diperoleh di atas periode perencanaan, yakni di atas 20 tahun, sehingga investasi pengembangan
Pelabuhan Anggrek tidak layak secara finansial; 6.6.1.2 Manfaat Tidak Langsung
4. Hasil analisis finansial rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 diberikan pada Tabel 61.
Manfaat tidak langsung dalam pengembangan Pelabuhan Anggrek merupakan efek multiplier ekonomi akibat
Tabel 61 Hasil Analisis Finansial Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 adanya investasi itu sendiri, dimana para pihak yang berpotensi mendapatkan benefit dengan efektifnya pergerakan
barang dan orang di Pelabuhan Anggrek adalah:
Parameter Finansial Keterangan
No. 1. Pengguna, yakni masyarakat Provinsi Gorontalo yang berprofesi sebagai pengusaha, khususnya pengusaha
Nilai Standar perikanan, perkebunan, khususnya jagung dan gula, dimana beberapa komoditi perikanan serta perkebunan
1 Suku Bunga 7% dan turunannya berupa pupuk merupakan komoditi unggulan dari wilayah ini. Potensi manfaat yang dapat
1 NPV -361.991.117.643 0 Lebih Kecil (<) Tidak Layak diterima oleh pengguna dengan pengembangan Pelabuhan Anggrek adalah adanya selisih nilai waktu dan
biaya transportasi yang didapat dalam pengiriman komoditi;
2 BCR 0,160 1 Lebih Kecil (<) Tidak Layak
2. Operator, khususnya operator transportasi, yakni badan hukum atau perorangan yang memberikan jasa
3 IRR #NUM! Suku Bunga Lebih Kecil (<) Tidak Layak pelayanan transportasi laut dari dan ke wilayah Provinsi Gorontalo. Potensi manfaat yang dapat diterima oleh
4 PP >20 Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Besar (>) Tidak Layak operator dengan pengembangan Pelabuhan Anggrek adalah pergerakan barang dapat lebih efektif sampai ke
pusat kegiatan Provinsi Gorontalo bersinergi dengan pengembangan akses darat;
II Suku Bunga 12%
3. Pemerintah, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pemerintah Provinsi Gorontalo, serta
1 NPV -266.416.755.305 0 Lebih Kecil (<) Tidak Layak Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo Utara dan jajaran di bawahnya. Potensi manfaat yang dapat diterima
2 BCR 0,139 1 Lebih Kecil (<) Tidak Layak oleh pemerintah dengan pengembangan Pelabuhan Anggrek adalah adanya pendapatan pajak maupun
3 IRR #NUM! Suku Bunga Lebih Kecil (<) Tidak Layak pendapatan bukan pajak serta peningkatan ekonomi dari peningkatan pergerakan barang di pelabuhan;
4. Masyarakat umum, khususnya masyarakat di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara dan Provinsi Gorontalo.
4 PP >20 Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Besar (>) Tidak Layak
Potensi manfaat yang dapat diterima adalah manfaat sosial (social benefit) berupa semakin ramainya transaksi
III Suku Bunga 20% ekonomi dan bersaingnya harga-harga komoditi.
1 NPV -184.557.437.132 0 Lebih Kecil (<) Tidak Layak
2 BCR 0,114 1 Lebih Kecil (<) Tidak Layak
6.6.1.3 Manfaat Sosial
3 IRR #NUM! Suku Bunga Lebih Kecil (<) Tidak Layak Manfaat sosial yang dapat dirasakan adalah berupa dampak sosial peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan
4 PP >20 Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Besar (>) Tidak Layak
semakin ramainya transaksi ekonomi karena adanya perputaran barang yang cepat dan harga proporsional,
diindikasikan dengan kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dimana dari nilai manfaat langsung
Sumber: Olahan Konsultan 2018 sebesar 2,5 triliun rupiah di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, menaikkan nilai PDRB keseluruhan
sebesar 7,43%.
59
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
6.6.1.4 Total Manfaat Tabel 63 Net Present Value (NPV) Cashflow Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis
Manfaat total merupakan jumlah seluruh manfaat yang diterima oleh masyarakat dan wilayah secara umum, dimana Ekonomi
nilai manfaat total adalah hasil penjumlahan antara manfaat langsung, tidak langsung, dan sosial, yang mana Cashflow NPV
kuantifikasi manfaat dilakukan dengan menghitung nilai potensi komoditi-komoditi yang dapat lebih cepat terkirim, No. Tahun
7% 12% 20%
salah satunya adalah hasil laut dan hasil perkebunan, antara lain jagung dan gula, serta komoditi lainnya. Hasil
perhitungan manfaat di atas didapatkan selisih volume barang dan peti kemas antara skenario bisnis seperti biasa 0 -42.723.077.630 -40.815.797.378 -38.094.744.220
dan pengembangan Pelabuhan Anggrek mencapai 75%, sehingga diasumsikan bahwa seluruh potensi komoditi 1 2019 -8.874.350.910 -8.099.684.595 -7.055.725.247
wilayah yang menjadi demand pelabuhan terakomodir untuk dimuat, dimana selisih nilai ekonominya mencapai 2 2020 224.145.693 195.446.394 158.905.157
lebih dari 1.000%, oleh karena itu nilai inilah yang menjadi nilai pendapatan pada perhitungan analisis ekonomi.
3 2021 657.432.932 547.664.355 415.586.644
11 2029 88.227.840.382 65.610.357.044 22.617.483.339 Hasil analisis Benefit Cost Ratio (BCR) rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek pada analisis ekonomi
67.621.863.851 24.385.720.183
diberikan pada Tabel 64 yang menunjukan Benefit Cost Ratio (BCR) lebih besar (>) dari 1 (satu) pada seluruh
12 2030 92.007.584.034
tingkat bunga, sehingga proyek layak secara ekonomi.
13 2031 95.811.637.685 70.977.652.527 24.833.985.158
Tabel 64 Benefit Cost Ratio (BCR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi
14 2032 99.641.788.836 28.421.758.096 71.220.030.740
103.406.093.987 28.481.791.889 74.924.302.098 Benefit Cost Benefit Cost Benefit Cost
15 2033 No. Tahun
107.236.245.138 28.542.125.851 78.694.119.287 7% 12% 20%
16 2034
111.014.201.289 28.602.761.483 82.411.439.806 0 0 42.723.077.630 0 40.815.797.378 0 38.094.744.220
17 2035
114.818.254.941 28.663.700.293 86.154.554.647 1 2019 33.848.726.720 42.723.077.630 30.893.978.971 38.993.663.567 26.912.088.348 33.967.813.596
18 2036
118.608.657.592 28.724.943.797 89.883.713.795 2 2020 42.779.792.365 42.555.646.672 37.302.328.075 37.106.881.681 30.328.174.293 30.169.269.135
19 2037
122.412.711.243 28.786.493.519 93.626.217.724 3 2021 42.900.161.814 42.242.728.882 35.737.317.483 35.189.653.129 27.118.711.870 26.703.125.226
20 2038
4 2022 42.821.690.905 41.804.211.211 34.079.450.803 33.269.694.148 24.136.620.969 23.563.114.384
Sumber: Olahan Konsultan 2018
5 2023 42.569.880.971 10.797.150.165 32.366.591.450 8.209.253.591 21.395.262.817 5.426.556.527
6 2024 43.212.332.509 14.058.124.868 31.388.314.420 10.211.456.265 19.365.353.570 6.300.066.273
6.6.4 Net Present Value (NPV)
7 2025 42.623.322.540 13.300.257.825 29.578.308.930 9.229.668.438 17.032.074.716 5.314.719.067
Hasil analisis Net Present Value (NPV) rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek pada analisis ekonomi
diberikan pada Tabel 63 yang menunjukan Net Present Value (NPV) lebih besar (>) dari 0 (nol) atau positif pada 8 2026 41.912.241.694 12.677.519.491 27.786.425.700 8.404.774.814 14.933.571.121 4.517.072.609
seluruh tingkat bunga, sehingga proyek layak secara ekonomi. 9 2027 41.138.311.338 12.081.743.838 26.055.775.928 7.652.215.174 13.069.885.322 3.838.441.621
10 2028 40.254.981.839 11.512.231.810 24.358.073.702 6.965.989.751 11.403.744.622 3.261.274.645
11 2029 39.174.216.268 29.131.783.178 22.645.889.131 16.840.544.492 9.895.339.436 7.358.638.165
12 2030 38.179.876.310 28.060.669.398 21.085.763.557 15.497.185.883 8.599.385.700 6.320.201.700
13 2031 37.157.404.984 27.526.357.377 19.604.959.349 14.523.433.960 7.462.439.425 5.528.205.605
60
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Benefit Cost Benefit Cosf Benefit Cosf yang menunjukan bahwa periode pengembalian berada di atas tahun ke-5, sehingga investasi rencana
No. Tahun pengembangan Pelabuhan Anggrek layak secara ekonomi.
7% 12% 20%
14 2032 36.114.769.754 10.301.353.093 18.204.182.286 5.192.548.943 6.467.297.287 1.844.727.611 Tabel 66 Simple Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi
15 2033 35.027.221.656 9.647.768.320 16.867.773.896 4.645.997.225 5.593.017.740 1.540.520.110
No. Tahun Cashflow Cashflow Kumulatif
16 2034 33.948.248.940 9.035.706.094 15.618.352.247 4.156.999.108 4.833.485.455 1.286.486.206
0 -45.713.693.064 -45.713.693.064
17 2035 32.845.096.361 8.462.525.030 14.436.241.233 3.719.491.379 4.169.808.495 1.074.349.375
1 2019 -10.160.244.356 -55.873.937.420
18 2036 31.748.204.273 7.925.751.986 13.331.177.509 3.328.049.855 3.593.910.579 897.198.584
2 2020 274.588.112 -55.599.349.308
19 2037 30.650.731.020 7.423.071.332 12.295.775.843 2.977.822.001 3.093.794.547 749.262.965
3 2021 861.760.465 -54.737.588.843
20 2038 29.564.271.749 6.952.314.906 11.330.473.017 2.664.466.662 2.660.849.738 625.723.693
4 2022 1.427.067.906 -53.310.520.937
758.471.484.008 430.943.070.734 474.967.153.531 309.595.587.444 262.064.816.051 208.381.511.318
5 2023 47.682.301.481 -5.628.219.456
BCR 1,760 1,534 1,258
6 2024 46.815.286.590 41.187.067.134
Sumber: Olahan Konsultan 2018
7 2025 50.382.484.544 91.569.551.678
8 2026 53.746.844.356 145.316.396.034
6.6.6 Economic Internal Rate of Return (EIRR)
9 2027 57.158.666.195 202.475.062.229
Hasil analisis Internal Rate of Return (IRR) analisis ekonomi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek yang
10 2028 60.499.233.512 262.974.295.741
dihitung menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel diberikan pada Tabel 65 yang memberikan hasil bahwa
Economic Internal Rate of Return (EIRR) proyek pengembangan Pelabuhan Anggrek layak secara ekonomi pada 11 2029 22.617.483.339 285.591.779.080
tingkat bunga 7 % dan 12%. 12 2030 24.385.720.183 309.977.499.262
Tabel 65 Economic Internal Rate o f Return (EIRR) Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 13 2031 24.833.985.158 334.811.484.420
14 2032 71.220.030.740 406.031.515.160
Cas/iflowNPV
No. Tahun 15 2033 74.924.302.098 480.955.817.258
7% 12% 20%
16 2034 78.694.119.287 559.649.936.545
0 -42.723.077.630 -40.815.797.378 -38.094.744.220
17 2035 82.411.439.806 642.061.376.352
1 2019 -8.874.350.910 -8.099.684.595 -7.055.725.247
18 2036 86.154.554.647 728.215.930.999
2 2020 224.145.693 195.446.394 158.905.157
19 2037 89.883.713.795 818.099.644.794
3 2021 657.432.932 547.664.355 415.586.644
20 2038 93.626.217.724 911.725.862.518
4 2022 1.017.479.694 809.756.655 573.506.585
Sumber: Olahan Konsultan 2018
5 2023 31.772.730.806 24.157.337.860 15.968.706.290
6 2024 29.154.207.640 21.176.858.155 13.065.287.297
7 2025 29.323.064.715 20.348.640.491 11.717.355.649 PP = P + ----- -----
nt + n2
8 2026 29.234.722.203 19.381.650.886 10.416.498.512
9 2027 29.056.567.500 18.403.560.754 9.231.443.701 P = 5
10 2028 28.742.750.028 17.392.083.951 8.142.469.977 ni = -5.628.219.456, dalam perhitungan menjadi positif (mutlak, hanya diperhitungkan nilainya)
10.042.433.090 2.536.701.271
n2 = 41.187.067.134
11 2029 5.805.344.638
12 2030 10.119.206.912 5.588.577.674 2.279.184.000 PP = 5,12
13 2031 9.631.047.607 5.081.525.389 1.934.233.820
14 2032 25.813.416.661 13.011.633.343 4.622.569.677 Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek tanpa memperhitungkan
tingkat bunga pada analisis ekonomi adalah 5,12 tahun atau 5 tahun 1 bulan 14 hari.
15 2033 25.379.453.336 12.221.776.671 4.052.497.630
16 2034 24.912.542.846 11.461.353.139 3.546.999.249 Discounted Payback Period
17 2035 24.382.571.331 10.716.749.853 3.095.459.120 Hasil perhitungan waktu periode pengembalian ( Payback Period (PP)) investasi rencana pengembangan
18 2036 23.822.452.287 10.003.127.655 2.696.711.995 Pelabuhan Anggrek dengan memperhitungkan tingkat bunga 7%, 12%, dan 20% diberikan pada Tabel 67 yang
menunjukan bahwa periode pengembalian pada seluruh tingkat bunga berada di bawah 20 tahun, sehingga
19 2037 23.227.659.688 9.317.953.843 2.344.531.582
investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek layak secara ekonomi.
20 2038 22.611.956.843 8.666.006.356 2.035.126.045
22,82%
Tabel 67 Discounted Payback Period Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek pada Analisis Ekonomi
IRR 17,34% 9,51%
C a s h flo w C a s h flo w C a s h flo w
C a s h flo w C a s h flo w C a s h flo w
Sumber: Olahan Konsultan 2018 No. Tahun Kumulatif Kumulatif Kumulatif
7% 12% 30%
6.6.7 Payback Period (PP) 0 -42.723.077.630 -42.723.077.630 -40.815.797.378 -40.815.797.378 -38.094.744.220 -38.094.744.220
61
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
C a s h flo w
C a s h flo w
C a s h flo w
C a s h flo w
C a s h flo w
C a s h flo w PP > 7,31
K um ulatif K um u la tif K um ulatif
No. Tahun
7% 12% 30%
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga
4 2022 1.017.479.694 -49.698.370.219 809.756.655 -47.362.614.570 573.506.585 -44.002.471.081 20% adalah 7 tahun 3 bulan 22 hari.
5 2023 31.772.730.806 -17.925.639.414 24.157.337.860 -23.205.276.710 15.968.706.290 -28.033.764.791
7 2025 29.323.064.715 40.551.632.942 20.348.640.491 18.320.221.936 11.717.355.649 -3.251.121.845 Hasil evaluasi parameter kelayakan ekonomi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek diperoleh beberapa
10.416.498.512 7.165.376.666
kesimpulan sebagai berikut:
8 2026 29.234.722.203 69.786.355.144 19.381.650.886 37.701.872.822
1. Komposisi cashflow analisis ekonomi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek sama dengan cashflow
2027 29.056.567.500 98.842.922.644 18.403.560.754 56.105.433.576 9.231.443.701 16.396.820.367
9 pada analisis finansial, dimana berbeda di nilai manfaat, yakni dengan nilai manfaat yang lebih besar senilai
10 2028 28.742.750.028 127.585.672.672 17.392.083.951 73.497.517.527 8.142.469.977 24.539.290.345 1.000% yang merupakan nilai selisih manfaat yang diterima oleh para pihak;
11 2029 10.042.433.090 137.628.105.763 5.805.344.638 79.302.862.165 2.536.701.271 27.075.991.615 2. Evaluasi kelayakan ekonomi pun dilakukan dengan mengukur parameter Net Present Value (NPV), Benefit Cost
Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), serta Payback Period (PP) dalam beberapa tingkat bunga, yakni
12 2030 10.119.206.912 147.747.312.675 5.588.577.674 84.891.439.839 2.279.184.000 29.355.175.616
7%, 12%, dan 20%yang hasilnya menunjukan bahwa rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek layak
13 2031 9.631.047.607 157.378.360.282 5.081.525.389 89.972.965.228 1.934.233.820 31.289.409.435 secara ekonomi pada seluruh tingkat bunga, namun nilai persentase pengembalian Economic Internal Rate of
14 2032 25.813.416.661 183.191.776.942 13.011.633.343 102.984.598.572 4.622.569.677 35.911.979.112 Return (EIRR) lebih kecil dari tingkat bunga 20%;
12.221.776.671 115.206.375.242 4.052.497.630 39.964.476.742
3. Hasil perhitungan waktu pengembalian investasi (Payback Period) diperoleh sebagai berikut:
15 2033 25.379.453.336 208.571.230.279
a. Menggunakan metode Simple Payback Period, yakni selama 5 tahun 1 bulan 14 hari;
16 2034 24.912.542.846 233.483.773.125 11.461.353.139 126.667.728.381 3.546.999.249 43.511.475.991
b. Menggunakan metode Discounted Payback Period, yakni:
17 2035 24.382.571.331 257.866.344.456 10.716.749.853 137.384.478.234 3.095.459.120 46.606.935.110 1) Pada tingkat bunga 7%, selama 5 tahun 7 bulan 10 hari;
18 2036 23.822.452.287 281.688.796.743 10.003.127.655 147.387.605.889 2.696.711.995 49.303.647.105 2) Pada tingkat bunga 12%, selama 6 tahun 1 bulan 6 hari;
3) Pada tingkat bunga 20%, selama 7 tahun 3 bulan 22 hari.
19 2037 23.227.659.688 304.916.456.431 9.317.953.843 156.705.559.731 2.344.531.582 51.648.178.687
4. Hasil analisis ekonomi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038 diberikan pada Tabel 68.
20 2038 22.611.956.843 327.528.413.273 8.666.006.356 165.371.566.087 2.035.126.045 53.683.304.732
Tabel 68 Hasil Analisis Ekonomi Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek 2019 - 2038
Sumber: Olahan Konsultan 2018
Parameter Finansial Keterangan
No.
Nilai Standar
a. Tingkat bunga 7%
1 Suku Bunga 12%
ni 1 NPV 327.528.413.273 0 Lebih Besar (>) Layak
PP = P + — r —
ni + n2 Layak
2 BCR 1,760 1 Lebih Besar (>)
3 EIRR 22,82% Suku Bunga Lebih Besar (>) Layak
P = 5
m = -17.925.639.414, dalam perhitungan menjadi positif (mutlak, hanya diperhitungkan nilainya) 4 PP 5 tahun 7 bulan 10 hari Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Kecil (<) Layak
n2 = 11.228.568.226 II Suku Bunga 20%
1 NPV 165.371.566.087 0 Lebih Besar (>) Layak
PP = 5,61
2 BCR 1,534 1 Lebih Besar (>) Layak
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga 7% 3 IRR 17,34% Suku Bunga Lebih Kecil (<) Tidak Layak
adalah di 5,61 tahun atau 5 tahun 7 bulan 10 hari. 4 PP 6 tahun 1 bulan 6 hari Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Kecil (<) Layak
III Suku Bunga 30%
b. Tingkat bunga 12%
1 NPV 53.683.304.732 0 Lebih Kecil (<) Tidak Layak
n \ Tidak Layak
PP = P + — ------ 2 BCR 1,258 1 Lebih Kecil (<)
nx + n2
3 IRR 9,51% Suku Bunga Lebih Kecil (<) Tidak Layak
P = 6 4 PP 7 tahun 3 bulan 22 hari Waktu Perencanaan (20 Tahun) Lebih Besar (>) Tidak Layak
m = -2.028.418.555, dalam perhitungan menjadi positif (mutlak, hanya diperhitungkan nilainya) Sumber: Olahan Konsultan 2018
n2 = 18.320.221.936
Perhitungan analisa ekonomi dan finansial yang dihitung dalam dokumen ini merupakan indikasi awal untuk melihat
PP = 6,10 perkiraan biaya investasi dan potensi pendapatan di Pelabuhan Anggrek yang merupakan pelabuhan non
komersial. Selanjutnya dalam rangka pengusahaan / pengelolaan Pelabuhan Anggrek dapat dilakukan melalui
Jadi Payback Period (PP) investasi rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek dengan tingkat bunga skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), konsesi, atau skema lainnya yang didukung dengan
12% adalah di 6,10 tahun atau 6 tahun 1 bulan 6 hari. dokumen perencanaan terpisah yang disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Tingkat bunga 20%
ni
PP = P + ----- -—
nx + n2
P = 7
m = -3.251.121.845, dalam perhitungan menjadi positif (mutlak, hanya diperhitungkan nilainya)
n2 = 7.165.376.666
62
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
pelabuhan dan sekitarnya, dimana diharapkan hal tersebut dapat menjadi panduan awal untuk ditelaah lebih tajam
pada kajian lingkungan selanjutnya.
6.8.1 Komponen Kimia Fisik Lingkungan
VII. Rona Awal Lingkungan
Komponen kimia fisik lingkungan merupakan komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak
6.7 Pengantar
penting rencana pengembangan pelabuhan, yang meliputi iklim, kualitas udara, dan kebisingan.
Kajian aspek lingkungan merupakan aspek yang penting dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan
pelabuhan laut karena merupakan isu penting dalam keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian alam. Topografi lahan Pelabuhan Anggrek yang berbukit akan sangat berubah seiring dengan pengembangan pelabuhan
Aspek ini menelaah secara rinci rencana kegiatan desain pelabuhan dengan maksud mengetahui isu potensial yang kedepan dengan adanya penataan pelabuhan yang menuntut akan adanya kegiatan pengurugan dan pengerukan
dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Penelaahan lingkungan dalam studi updating Rencana Induk serta pembangunan infrastruktur serta bangunan-bangunan lainnya. Hal ini pun akan sangat mempengaruhi
Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo bersifat umum dan berfungsi sebagai kerangka yang perlu ditindaklanjuti kualitas udara dan kebisingan di wilayah pelabuhan dan sekitarnya pada saat pelaksanaan konstruksi dan
oleh kajian lingkungan yang lebih detail, dapat berupa kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya operasional pelabuhan yang secara umum akan berpengaruh terhadap kondisi iklim di wilayah sekitar pelabuhan.
Pemantauan Pengelolaan Lingkungan (UKL/UPL) maupun kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Situasi kondisi komponen kimia fisik lingkungan lokasi rencana Pelabuhan Anggrek diberikan dalam Gambar 52.
Setiap perencanaan infrastruktur, termasuk dalam perencanaan suatu pelabuhan, perlu dan harus menerapkan
konsep hijau (green), dimana dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan pelabuhan berarti konsep
pengelolaan pelabuhan untuk mencapai keseimbangan antara nilai ataupun biaya lingkungan dan manfaat
ekonomi, sehingga tercapai keselarasan aspek komersial dan lingkungan dalam menunjang pengelolaan yang
berkelanjutan mulai tahap perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian.
Pendekatan yang dilakukan dalam suatu kajian lingkungan perencanaan infrastruktur dilakukan secara tiga dimensi,
yakni:
1. Dimensi waktu, meliputi tahap pra konstruksi, konstruksi, operasional, dan pasca operasional;
2. Dimensi skala tinjau, meliputi skala tapak kegiatan dan skala regional;
3. Dimensi komponen lingkungan yang sudah dan akan terpengaruh oleh kegiatan, meliputi komponen fisik kimia,
biologi, sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat.
Dampak yang dapat terjadi dalam suatu kegiatan pengembangan dan pembangunan infrastruktur, termasuk
pelabuhan, antara lain:
1. Tahap Pra Konstruksi, meliputi perubahan tata ruang kawasan pelabuhan, permukiman penduduk, dan fasilitas
umum yang berada di sekitar kawasan pelabuhan sehingga mengakibatkan ketidakserasian yang sudah ada
sebelumnya;
2. Tahap Konstruksi, meliputi:
a. Kegiatan mobilisasi alat dan bahan, yang akan berpengaruh terhadap peluang kerja dan usaha serta
peningkatan pendapatan masyarakat sekitar kawasan pelabuhan, bangkitan lalu lintas darat dan perairan
sehingga dapat menimbulkan kerusakan prasarana jalan;
b. Kegiatan pematangan lahan, yang akan menyebabkan penurunan kualitas udara ambient, peningkatan
intensitas kebisingan, kerusakan vegetasi/flora, habitat fauna, penurunan kualitas air permukaan, serta
gangguan kesehatan masyarakat dan biota air;
c. Kegiatan pembangunan konstruksi sipil dan mekanik listrik, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas Sumber: Survei Lapangan Konsultan, 2018
udara, peningkatan intensitas kebisingan, gangguan kesehatan masyarakat, peningkatan getaran,
gangguan pelayaran nelayan. Gambar 52 Kondisi Komponen Kimia Fisik Pelabuhan Anggrek
3. Tahap Operasi, meliputi:
a. Mobilisasi tenaga kerja, yang akan menimbulkan peluang kerja dan usaha serta peningkatan pendapatan 6.8.2 Komponen Biologi
bagi masyarakat sekitar kawasan pelabuhan;
b. Operasional dermaga, yang dapat menimbulkan bangkitan lalu lintas air, penurunan kualitas udara ambient, Komponen biologis yang terdapat di wilayah lokasi rencana Pelabuhan Anggrek adalah perairan pelabuhan serta
peningkatan intensitas kebisingan, penurunan kualitas air permukaan, gangguan pada biota air, timbulan sempadan pantai di wilayah pelabuhan dan sekitarnya, dimana hal ini pasti akan terpengaruh seiring adanya
sampah, serta gangguan aktivitas pelayaran nelayan; rencana pelaksanaan konstruksi dan operasional pelabuhan yang mendatangkan kapal-kapal dengan ukuran
c. Operasional sarana penunjang, yang dapat menimbulkan peluang kerja dan usaha serta peningkatan besar, sehingga perlu dilakukan kajian lingkungan tersendiri dan mendetail dalam hal pengembangan
pendapatan bagi penduduk dan atau perekonomian lokal, bangkitan lalu lintas darat, peningkatan intensitas pembangunan Pelabuhan Anggrek dikarenakan dalam pemyusunan studi updating Rencana Induk Pelabuhan
kebisingan, penurunan kualitas udara ambient, serta timbulan sampah B3 dan non B3. Anggrek ini sendiri hanya diidentifikasi guna menentukan penempatan zonasi perairan pelabuhan dan zonasi
pengembangan daratan. Situasi kondisi komponen biologi lokasi rencana Pelabuhan Anggrek diberikan dalam
Studi lingkungan yang telah dimiliki oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Anggrek dalam rangka Gambar 53.
pengembangan Pelabuhan Anggrek ini antara lain sebagai berikut:
R ona lingkungan awal memberikan identifikasi mengenai kondisi eksisting pelabuhan yang meliputi kondisi kimia-
fis ik lingkungan, kondisi biologi, kondisi ekonomi dan sosial budaya serta kesehatan masyarakat di kawasan
63
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Gorontalo Utara yang berjarak kurang lebih 19 km dari lokasi Pelabuhan Anggrek, selain itu direncanakan dibangun
fasilitas poliklinik di wilayah Pelabuhan Anggrek untuk melayani seluruh individu yang berkegiatan di wilayah ini.
6.9 Identifikasi dan Rencana Pengelolaan Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang diidentifikasi dalam studi updating Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
meliputi komponen kimia-fisik lingkungan, komponen biologi, komponen ekonomi dan sosial budaya, serta
komponen kesehatan masyarakat.
64
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
2) Menyediakan Reception Facilities sebagai fasilitas penampungan limbah kapal, baik limbah B3 maupun
non B3, minyak serta sampah dalam kawasan pelabuhan berdasarkan Keputusan Menteri
2. Kualitas Air Laut Perhubungan Nomor KM-215 /AU.506/PHB;
a. Dampak Lingkungan 3) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara berkala terhadap gudang-gudang dan menyimpan
Menurunnya kualitas kimia fisika perairan laut sekitar Pelabuhan Anggrek. bahan cair dan padat secara terpisah, baik bahan yang dikategorikan bahan B3 maupun non B3.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak menurunnya kualitas air laut adalah beberapa aktivitas pelabuhan yang meliputi: 6.9.2 Dampak Komponen Biologi
1) Limbah cair dari kegiatan domestik, limbah yang berasal dari kegiatan kapal sandar dan labuh;
Komponen biologi lingkungan yang ditelaah meliputi meliputi komunitas flora, fauna, baik terestrial maupun akuatik
2) Kegiatan lain yang ada di pelabuhan yaitu bongkar muat barang.
yang terdapat di wilayah Pelabuhan Anggrek, yakni:
c. Tolok Ukur Dampak 1. Dampak Lingkungan
Tolok ukur dampak penurunan kualitas air adalah dengan membandingkan kandungan logam berat seperti
Terjadinya perubahan terhadap suatu ekosistem flora maupun fauna yang terdapat di wilayah Pelabuhan
ZA, Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Alumunium (Al), Besi (Cr), dan Suspended solid, dalam air laut sampel
Anggrek, yakni sempadan pantai di sisi sebelah dermaga.
dengan baku mutu kualitas air sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51
2. Sumber Dampak
tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Sumber dampak potensial yang menyebabkan dampak lingkungan biologi adalah adanya emisi gas buang dan
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air serta seberapa berat pengaruhnya terhadap
buangan sisa bahan bakar kapal.
kehidupan dan lingkungan, dimana hal ini dilakukan dalam kajian khusus untuk dampak lingkungan sesuai
3. Tolok Ukur Dampak
peraturan perundangan yang berlaku. Baku mutu kualitas air laut diberikan pada Tabel 70.
Tolok ukur dampak terhadap komponen biologi adalah besarnya perbedaan jumlah jenis dan kelimpahan flora
Tabel 70 Nilai Baku Mutu Air Laut dan fauna darat yang ada pada kawasan pelabuhan.
4. Rencana Pengelolaan Dampak
No. Parameter Baku Mutu Satuan Rencana meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi adalah dengan mengelola hal-hal yang dapat merusak
ekosistem tanaman bakau.
1 Fisika
coral: > 5 6.9.3 Dampak Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
1 Kecerahan (Insitu) mangrove:- Meter Komponen sosial, ekonomi dan budaya lingkungan yang ditelaah meliputi ketenagakerjaan, kesehatan dan
lamun: > 3 keselamatan kerja, serta pendapatan dan mata pencaharian penduduk di wilayah lokasi rencana Pelabuhan
2 Kebauan Tidak berbau - Anggrek, khususnya di wilayah Kecamatan Anggrek, dimana masing-masing komponen tersebut dijabarkan dalam
uraian di bawah ini.
coral: >20
1. Ketenagakerjaan
4 Zat padat tersuspensi (TSS) mangrove:80 mg/L a. Dampak Lingkungan
lamun: 20 Dampak yang mungkin terjadi dalam hal ketenagakerjaan akibat adanya kegiatan pengembangan
5 Suhu air - °C Pelabuhan Anggrek adalah dapat terserapnya tenaga kerja, baik langsung akibat aktivitas pelabuhan
maupun tidak langsung yang berupa efek multiplikasi adanya aktivitas kepelabuhan, dimana hal ini dikerja
6 Lapisan Minyak Nihil - samakan dengan pihak Pemerintah Desa llingata, Kecamatan Anggrek, dan juga Pemerintah Daerah
7 Sampah (Insitu) Nihil - Kabupaten Gorontalo Utara, yang merupakan wilayah terdekat dari pelabuhan.
II Kimia b. Sumber Dampak
pH ( Insitu)
Sumber dampak yang dapat menyebabkan dampak lingkungan ini terjadi antara lain adalah aktivitas
1 6 ,5 -8 ,5 -
pelabuhan yang meliputi kegiatan di dermaga, utilitas, dan kegiatan bongkar muat barang.
2 Salinitas Alami %0 c. Tolok Ukur Dampak
3 Amonia total (NH3-N) 0,3 mg/L- Tolok ukur dampak komponen ketenagakerjaan adalah banyaknya orang yang dapat terserap untuk
4 Sulfida (H2S) 0,03 mg/L menjadi tenaga kerja harian di dalam dan di luar pelabuhan maupun karyawan pada jenis kegiatan informal
yang berkaitan dengan kepelabuhan seperti agen muatan kapal laut dan sebagainya.
5 Fenol 0,002 mg/L
d. Rencana Pengelolaan Dampak
6 Surfactan anion (MBAS) 1,0 mg/L Rencana pengelolaan dampak dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
7 Minyak & Lemak 5,0 mg/L 1) Melaksanakan penataan daerah di sekitar kawasan Pelabuhan Anggrek untuk disesuaikan dengan
8 Air Raksa 0,003 mg/L kebutuhan pengembangan pembangunan ke depan sehingga terjadi keterkaitan antara kegiatan di
dalam dan di luar kawasan pelabuhan;
9 Kadmium (Cd)*) 0,01 mg/L
2) Memperluas lapangan kerja formal dan informal sejalan dengan perkembangan aktivitas di pelabuhan;
10 Tembaga (Cu)*) 0,05 mg/L 3) Prioritas rekruitmen tenaga kerja lokal sesuai dengan keterampilan dan tingkat pendidikan yang
11 Timbal (Pb)*) 0,05 mg/L dibutuhkan.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
12 Seng (Zn)*) 0,1 mg/L
a. Dampak Lingkungan
13 Hidrokarbon Total (HC) 1 mg/L Dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat adanya kegiatan pengembangan Pelabuhan Anggrek
III Mikrobiologi adalah terjadinya gangguan kesehatan bagi karyawan dan masyarakat sekitar akibat penurunan kualitas
1 Coliform (total) 1.000 MPN/100ml udara, meningkatnya kebisingan, dan menurunnya kualitas air baik air laut maupun air tawar di kawasan
sekitar pelabuhan serta terjadinya kecelakaan kerja.
Sumber: PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan Kepmeneg LH No. 51
b. Sumber Dampak
tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
Sumber dampak potensial adalah akibat kegiatan bongkar muat kapal serta pergerakan kendaraan yang
keluar masuk pelabuhan yang beroperasi di Pelabuhan Anggrek.
d. Rencana Pengelolaan Dampak c. Tolok Ukur Dampak
Rencana meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: Tolok ukur dampak komponen kesehatan dan keselamatan kerja ini adalah banyaknya kecelakaan yang
1) Mencegah tumpahnya bahan-bahan yang sifatnya berbahaya dan beracun ke perairan laut; terjadi pada saat kegiatan operasional pelabuhan serta banyaknya tenaga kerja yang mengalami penyakit
yang sekiranya disebabkan kegiatannya di Pelabuhan Anggrek.
65
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo
Pengendalian limbah, baik cair maupun padat, dilakukan dengan cara membangun fasilitas penampungan dan
pengelolaan limbah (Reception Facilities) yang dilengkapi fasilitas yang dibutuhkan. Fasilitas ini diharapkan dapat
menampung dan mengelola limbah yang berasal dari kapal dan kegiatan lainnya di pelabuhan, dimana dalam hal
penyelenggaraan fasilitas dapat dilakukan bersama antara KUPP Anggrek, Pemerintah Kecamatan Anggrek, serta
Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo Utara.
Selain pembangunan fasilitas penampungan dan pengelolaan limbah, perlu dilakukan pula pencegahan dan
penanganan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Anggrek
dengan menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL), dimana Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah suatu rencana yang memuat upaya-upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan dampak besar serta penting lingkungan hidup yang bersifat
negatif dengan cara meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan, sedangkan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah upaya untuk memahami fenomena-
fenomena yang terjadi atau perilaku dampak yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan. Pemantauan dapat
dilakukan pada sumber dampak atau terhadap komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak,
dimana diharapkan dengan memantau kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai mengenai efektivitas
kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan.
66