Latip Ridwan
Email:latiefridwan99@gmail.com
Abstrak :
Arus urbanisasi di kota-kota besar terus mengalami peningkatan, hal ini tentunya
bukan hanya mempengaruhi sosial ekonomi akan tetapi juga mempengaruhi perubahan sosial
budaya terutama diwilayah Kota Serang Baru. Urbanisasi tidak hanya terdiri dari satu budaya
akan tetapi terdiri dari berbagai jenis budaya hal ini akan mempengaruhi situasi dan kondisi
tempat sekitar. Sosial budaya yang terjadi dilingkungan perumahan Kota Serang Baru
merupakan suatu yang baru dan hasil dari beberapa kali revisi atas sesuatu yang terjadi
dilingkunagan.
Hal initerjadi karena faktor ekonomi, pekerjaan kepentingan bisnis dan lain
sebagainya sehingga mau tidak mau harus saling menyesuainkan satui sama lain, memahami
budaya setaip perseorangan sama hal nya yang terjadi di perumahan Kota Serang Baru,
Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan agar kita dapat memahami bahwa suatu sosial
budaya yang ada diperumahan merupakan suatu yang baru, bukan budaya lama akan tetapi
hasil dari perundingan, melihat sedikit pengertian budaya yaitu berasal dari bahasa sanskerta
yaitu buddhaya, yang merupakan bentuk jama dari buddhi (budi atau akal), diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi, akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur
yang berasal dari inggris yaitu culture dan bahasa latin cultura 1. Sedangkan pengertian sosial
menurut kamus besar bahasa indonesia : adalah semua hal yang berkenaan dengan
masyarakat atau sifat kemasyarakatan yang memperhatikan kepentingan umum.2
1
Id.m.wikipedia.org pengertian budaya
2
www.maxmanroe.com pengertian sosial
Dewasa ini dapat kita tinjau lebih jauh dalam pembahasan budaya sioal di perumahan
kota serang baru, provinsi banten. Yang merupakan objek penelitain secara langsung dalam
jurnal ini. Karena adanya suatu budaya yang baru pasti akan memberikan dampak yang baru
pula bagi masyarakat setempat dan memberikan pandangan yang lebih luas akan arti budaya
itu sendiri.
Pendahuluan
Fenomena yang terjadi dalam perkembangan di kota-kota besar yang ada di Provinsi
Banten, termasuk salah satunya Kota Serang Baru yaitu terjadinya pertumbuhan penduduk
yang begitu pesat yang biasanya disertai kurangnya antisipasi penyediaan fasilitas sarana dan
prasarana dari pemerintah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tingginya pertumbuhan
penduduk biasanya terjadi karena dua hal, pertama pertumbuhan penduduk secara alami dan
kedua terjadi karena adanya arus urbanisasi akibat tingginya jumlah penduduk begitupun
yang terjadi di wilayah Kota Serang Baru, Provinsi Banten. Meningkatnya urbanisasi
diwilyah kota-kota besar terjadi karena banyaknya pembangunan pusat-pusat penggerak
prekonomian yang ada dikota terutama dalam bidang industri, sehingga juga banyak
menimbulkan pembangunan industri-industri kecil yang ada disekitarnya.
Tingginya tingkat urbanisasi maka tinggi pula keberagaman budaya, karena penduduk
yang datang tidak berasal dari satu atau dua kota seja melaikan dari berbagai daerah, dan
mampukah masyarakat mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing atau mengalami
perubahan sejalan dengan pertumbuhan moderenisasi yang sangat pesat. Perubahan dalam
masyarakat pasti akan terjadi pada nilai norma sosial, susunan kelembagaan sosial, interaksi
sosial dan masih banyak yang lainnya.
Sosial budaya yang terjadi diperumahan Kota Serang Baru, Provinsi Banten
merupakan suatu sosial yang unik karena diisi oleh berbagai kalangan, profesi, faktor – faktor
yang lainnya sehingga terkadang terjadi kesalah fahaman dari sebelah pihak misalnya: dari
arti bahasa masing yang mana satu kata mengandung dua kata yang berbeda namun hal ini
kembali bagaimana cara menyelesaikannya. Perumahan Kota Serang Baru merupakan bentuk
dari terjadinya urbanisasi dari berbagai daeran luar kota yang datang ke Provinsi Banten baik
karena kepentingan pekerjaan, ekonomi, dan yang lain lain. Namun dari keberagaman
tersebut banyak didapati banyak persamaan pula, contoh dari kegiatan ke agaman, kegiatan
kenegaraan yang memiliki aspek nilai yang sama namun meliki cara yang beda dalam
penyajiannya.
Permuhan Kota Serang Baru Provinsi Banten diisi oleh masyarakat yang memiliki
keberagaman agama, politik, budaya, adat istiadat dan sosial, sehingga sosial budaya yang
terjadi merupakan sosial budaya yang baru sehingga mengahuruskan penyesuain yang sangat
ekstra. Agar dialek antar masyarakat bisa berlangsung secara harmonis misalnya dalam
kegiatan memperingati kemerdekaan indonesia semua elemen masyarakat bersatu padau
demi kegiatan tersebut. Ternyata keberagaman tidak hanya memiliki dampak nengatif namun
juga banyak ditemui dampak-dampak positif dalam hidup bermasyarakat. Hal ini dapat
dilihat dari saling bertukarnya pengenalan budaya yang ada didaerah masing-masing.
Sehingga lama-kelamaan masyarakat saling memahami satu sama lain yang baik itu karakter
perorangan atau budaya yang dibawa.
Oleh karena itu penting bagi kita mengenal sosial budaya yang ada dilingkungan kita,
dan apa arti sosial budaya itu sendiri, sosial menurut kamus besar bahasa indonesia : adalah
semua hal yang berkenaan dengan masyarakat atau sifat kemasyarakatan yang
memperhatikan kepentingan umum. Sedangkan budaya yaitu berasal dari bahsa sanskerta
yaitu buddhaya, yang merupakan bentuk jama dari buddhi (budia atau akal), diartikan sebagai
hal – hal yang berkaitan dengan budi, akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah
kultur yang berasal dari inggris yaitu culture dan bahasa latin cultura. Jika memahi
pentingnya sosial budaya dalam kehidupan kita maka akan mudah dalam penyesuaian dalam
bersosialisai dalam masyarakat yang berbudaya. Inilah yang terjadi di kalangan masyarakat
perumahan Kota Serang Baru, Provinsi Banten. Dan bisa dikatan masyarakat yang memiliki
perubahan yang sangat cepat.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian dimana didalamnya
peneliti menyelidiki secara cermat suatu kasus program, peristiwa, aktivitas, proses, atau
kelompok individual. Informan dalam penelitaian ini adalah informan yang melakukan
urbanisasi ke perumahan kota serang baru dari luar kota provinsi banten.
Penentuan sampel atau informan dalam penelitaian ini dengan cara purposive
sampling yaitu pengambilan informan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh
peneliti berdasaran kebutuhan kebutuhan penelitian. Informan yang sudah diwawancarai
sebanyak 5 orang dari pelbagai blok diperumahan kota serang baru, yaitu di blok M, blok
A ,blok L, blok G dan blok F. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara serta data sekunder untuk mendukung hasil dari penelitaian. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis kembali dengan menggunakan data verification.
Fenomena sisoal budaya yang terjadi di kawasan perumahan Kota Serang Baru,
Provinsi Banten. Tidak jauh dari kegiatan urbanisasi yang selalu berkaitan dengan sosial
ekonomi masyarakat daerah asal dan juga daerah tujuan, sedangkan kondisi sosial budaya
jarang sekali dibahas. Padahal pada kenyataanya perubahan sosial budaya terjaadi karena
faktor urbanisasi keluar masuknya penduduk yang menghuni perumahan Kota Serang Banten
bukan hanya berpengaruh pada sosial ekonomi akan tetapi juga terhadap perubahan sosial
budaya masyarakat setempat, sama hal nya yang dikemukakan oleh ( zelinsky, 1971) bahwa
pada dasarnya mobilitas penduduk dari satu tempat ketempat lain, akan tetapi mobilitas
penduduk memiliki peranan sangat penting dalam perubahan sosial budaya dengan cara
membawa masyarakat dari cara-cara hidup tradisonal ke cara hidup modern yang dibawa dari
daerah luar.3
Perubahan disini mencakup perubahan yang biasa terjadi pada masyarakat seperti
perubahan kebiasaan, norma , adat istiadat dan bahkan hubungan kekeluargaan di perumahan
3
Publikauma jurnal ilmu administrasi publik 7(2): 12-25 mengambil dari (zelinsky, w. 1971 The Hypotesis of
the Mobility Transition. The Geographical Review , 61 (2),219-249)
kota serang baru tetapi tidak harus mengubah atau diterapkan dalam kehidupan hanya saja
penyesuaian dari individual masing-masing terhadap sesuatu yang baru. Kebiasaan ini
menyebabkan masyarakat yang ada di lingkungan kota serang baru saat ini disebut
masyarakat informasi. (toffler, 1987) ( Naisbitt, 1984) Mengemukakan masyarakat informasi
sebagai masyarakat modern produk dari modernisasi, menurutnya masyarakat informasi
adalah masyarakat yang mulai menggunakan elektronik dalam kehidupannya seperti
komputer, robot, optik, komunikasi dan informasi. 4
Informan diatas menyadari secara sadar bahwa perubahan sosial budaya sangat
berkembang pesat, mengalami banyak pergeseran, seperti hal nya kebiasaan – kebiasaan di
terdahulu yang sifatnya gotong royong, kebiasaan adat istiadat juga jarang dilakukan.
Kesibukan yang dan juga pemahaman masyarakat yang beragam karena datang dari berbagai
daerah, contoh kecil ketikan pembangun rumah atau perbaiakan rumah tradisi terdahulu antar
warga bersatu padu atau atau gotong royong membantu sama lain dalam membangun rumah
tetangganya, namun hal itu tidak terjadi diperumahan kota serang baru, provinsi banten.
Mereka lebih mengedepankan mendatangkan tukangnya masing-masing dan tentangga atau
masyarakat sekitar bersikap acuh tak acuh terhadap apa yang sedang dilakukan oleh
tentangganya. Dan ini merupakan salah satu dampak dari perubahan sosial budaya sehingga
dengan seiring berjalannya waktu kebiasaan itu menjadi budaya bagai masyarakat itu sendiri,
artinya semakin lama waktu maka semakin terkikisnya budaya lama dan muncul budaya
barau karena perkembangan teknologi, kepentingan individual maupun kelompok tertentu.
Teknologi yang terus berkembang membuat komunikasi antar wargapun sering terjadi
melalui pesan group whats up group, maupun chat pribadi namun ini juga bisa dianggap
dampak positif dari kemajuan teknologi karena salingbmemberikan dukungan satu sama lain
dalam bentuk doa, serta sekaligus membentuk budaya baru diperumahan Kota Serang Baru,
akan tetapi ada juga kebudayaan- kebudayaan lama yang masih dipertahankan.
Acara atau kegiatan baik mingguan atau tahunan yang dilakukan oleh masyarakat
perumahan Kota Serang Baru, Provinsi Banten. Sebagai berikut:
a) Pengajian Mingguan
Acara ini dilakukan setaip minggu malam senin pukul 20:00 – 23:00, kegiatan ini
biasanya hanya dihadiri oleh beberapa orang saja. Karena kesibuknnya masing-
masing atau perbedaan pendapat dalam kajian yang terkadang menjadi penghalang
untuk hadir dalam kajian. Kajian ini berisi tentang bagaimana kita mengenal tujuan
hidup kita diselingi oleh berdzikir terlebih dahulu agar senantiasa menjadi kebiasaan
yang baik serta bentuk pendekatan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
4
Naisbitt, J. 1984. Megatrends. New york : warner book
Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan Pengajian Mingguan Di Perumahan Kota Serang Baru,
Provinsi Banten.
b) Tasyakuran
Biasnya dilakuan baik tasyakuran ruamah baru, kelahiran anak, haul ( tahlil ), atau ada
penduduk baru kawasan Kota Serang Baru, Provinsi Banten. Kegiatan ini biasanya
hanya diikuti oleh orang – orang yang beragama Islam.
c) Peringatan Kemerdekaan
Biasanya dilakukan setaip satu tahun sekali tepatnya setaip 17 Agustus, dengan
didalamnya agenda-agenda atau perlombaan perlombaan yang dilakukan, biasnya
dilaksanakan perlombaannya dari tanggal 18-20 Agustus. Kegiatan ini diikuti oleh
seluruh warga penduduk Kota Serang Baru, Provinsi Banten. Tanpa terkecuali dalam
meningkankan kerukana sekaligus salah satu rangka acara sosialisasi antar warga
untuk saling mengenal lebih dalam lagi antar warga.
e) Pembagian Sembako
Yaitu termasuk agenda tahunan perumahan Kota Serang Baru, yang mana acara ini
dilakukan sebelum permupulangan kampung (mudik) lebaran pada hari Raya Idhul
Fitri, biasanya diselenggarakan pada H-7 sebelum hari Raya Idhul Fitri berlangsung.
Karena diperumahan Kota Serang Baru, Provinsi Banten hampir mayoritas semuanya
adalah transmigrasi dari luar Kota Banten, kebanyakan penghuni prumahan Kota
Serang barus berasal dari daerah jawa. Oleh karena hal demikian tidak
diselenggarakan sholat Idhul Fitri dimushalla Baitul Makmur perumahan Kota Serang
Baru.
f) Gotong Royong
Jenis kegiatan ini biasanya hasil musyawarah para warga Kota Serang Baru
ketika hendak melakukan kegiatan seperti : besih-bersih jalan kawasan
perumahan Kota Serang Baru, pengecatan ulang trotoar, pengecetan ulang
tempat ibadah atau pengadaan tempat kegiatan untuk masyarakat penduduk
perumahan Kota Serang Baru, kegiatan ini bisa kapan saja dilakukan
dikembalikan kepada hasil musyawarah artinya tidak memiliki jadwal tertentu
tidak seperti kegiatan yang lainnya.
Gambar 4. Dokumentasi Gotong Royong Pembangunan Tempat Ibadah (Musholla) Di
Perumahan Kota Serang Baru, Provinsi Banten.
Sosial budaya mengalami perubahan atau tidak adalah sesuatu hal yang cukup sulit
untuk diamati secara kasat mata, karena perubahannya tidak serta merta dapat dilihat secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini tentu ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan pada sosial budaya. Akan tetapi hal ini harus
dilakukan secara lebih terperinci seperti halnya melakukan survei pada lokasi masyarakat di
daerah perumahan Kota Serang Baru, Provinsi Banten. Serta melakukan wawancara secara
mendalam terhadap masyarakat yang bersangkutan dan juga masyarakat yang benar-benar
mengetahui kondisi atau keadaan permasalahan tertsebut. Seperti halnya dikemukakan oleh
( Soekanto R , 1997) perubahan sosial hanya bisa diketahui melalui pengamatan,
pemahaman, dan hal yang dapat dikemukakan oleh seseorang melalui pengamatan terstruktur
dan institusi suatu perikehidupan tertentu dimasa lalu, dan sekalipun membandingkan dengan
susunan,struktur dan institusi suatu perikehidupan dimasa kini. Terdapat beberapa perubahan
dalam aspek sosial budaya akibat kemjuan teknologi dan urbanisasi di perumahan Kota
Serang Baru, Provinsi Banten.
Pertama perubahan terjadi karena akibat urbanisasi dapat dilihat dari segi aspek gaya
hidup kerena perkembangan zaman yang sangat pesat menyebabkan tingginya kebutuhan
masyarakat dari berbagai hal terutama kebutuhan rumah, fasilitas umum dan semua hal yang
bersifat modern. Menurut ( Djoko, 1977) mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk kota
yang disebabkan oleh pertmbahan alami maupun karena perpindahan telah meningkatkan
tuntutan peningkatan dan pelayanan akan kebutuhan seperti perumahan, pusat kesehatan,
fasilitas umum dan gaya hidup yang lebih modern. Terutama pada generasi muda, yang lebih
mengutamakan sesutu yang bersifat modern dibandingkan hal-hal yang berkaitan dengan
kebudayaan yang bersifat tradisonal. Contoh nyata dalam hal ini adalah pernikahan yang
dizaman dulu tidak ada istilah prawedding dan juga souvenir. Namun kini dua hal tersebut
seperti menjadi suatu keharusan dalam acara pernikahan terutama dalam acara pernikahan
perkotaan. Jika dua hal tersebut tidak ada dalam acara pernikahan maka akan menjadi bahan
gosip masyarakat. Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan adat lainnya sebagian besar tidak lagi
diterapkan dalam masyarakat karena ada sebagian beranggapan bahwa hal tersebut tidak
terlalu penting, terlalu rumit, membutuhkan waktu panjang, dan melibatkan banyaka keluarga
, jadi hanya sebagian atau mengambil beberapa poin dalam adat, serta tidak akan menjadi
pengghalang atau membatalkan acara pernikahan jika acara tersebut tidak dilaksanakan.
Kedua perubahan sosial budaya dapat kita lihat dari kekerabatan atau hubungan dalam
kelaurga setempat, semakin tinggi pertumbuhan penduduk akibat urbanisasi, hal ini semakin
melemahkan hubungan kekerabatan antar masyaratakat. Dampak negatif dikalangan remaja
yaitu meyebabkan rasa kurang hormat kepada oranag tua, dikarnakan munculnya
kesenjangan interaksi antara generasi muda dan orang yang lebih tua. Perubahan ini sangat
menonjol khususnya pada anak remaja, serta sikap antara generasi muda dan orang yang
lebih tua. Tingginya arus urbanisasi tidak hanya memberikan dampak negatif akan tetapi
memberikan dampak postif juga yaitu membentuk pengalaman-pengalaman dalam
berinteraksi satu sama lain.
Ketiga perubahan sosial akibat urbanisasi juga terjadi pada kebiasaan masyarakat
yang bersifat sosial menjadi bentuk komersial. Hal ini terjadi karena dua hal pertama faktor
ekonomi, tinggi rendahnya ekonomi masyarakat dapat menyebabkan berkurangnya jiwa
sosial masyarakat. Kedua dipengaruhi oleh waktu karena keterbatsan waktu mengharuskan
masyarakat bersikap komersial terhadap sesuatu yang biasanya bisa dilakukan gotong
royong. Contoh dalam masyarakat ada yang berduka biasanya kegiatan memandikan,
mengkafani, menguburkan biasanya dilakukan secara gotong royong atau gratis namun hal
itu tidak lagi terjadi melainkan tolong menolong secara dibayar atau membayar.
Kesimpulan
Dari pemaparan pembahasan diatas dewasa ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa
faktor utama terjadinya sosial budaya dalam masyarakat perumahan Kota Serang Baru,
Provinsi Banten. Karena adanya urbanisasi, transmigrasi, sosial ekonomi dan lain lain serta
Dilihat dari sejauh mana manusia individual atau masyarakat itu faham akan pentinngya
budaya dalam diri sendiri maupun masyrakat, dengan berjalannya waktu dan pesatnya
pertumbuhan teknologi di zaman yang semakin modern terkadang membuat seseorang
berfikir lebih keras lagi agar mampu beradaptsi.
Dalam sosial budaya pasti banyak mengalami perubahan, dan banyak faktor
pendukung untuk berubah, diantara urbanisasi,transmigrasi, sosial ekonomi dan lain lain.
Sehingga secara tidak langsung memaksa kita untuk lebih luwes dalam menerima sesuatu hal
yang baru, meninggalkan sifat fanatisme, kekunoan, dan harus membukan diri dan
membiasakan akan suatu budaya yang baru, berperan aktif dalam masyarakat dengan
meluangkan sedikit waktu untuk bersosialisai dan mengenal lebih dalam akan budaya yang
ada dilingkungan kita.
Hal ini bisa kita lakukan dari diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat dalam
menjaga kebudayaan atau menerima kebudayaan baru selagi tidak merugikan ornag lain, dan
bernilai positif, setiap kebudayaan yang baru pasti memiliki masalah-masalah yang harus
dilewati karena dalam hidup ini tidak ada yang tidak bermasalah, semunya memiliki masalah
namun setiap masalah bisa diselesaikan dengan cara masing-masing, dalam masalah
kebudayaan ini kita bisa saja menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah, mengadakan
kajian, seminar atau dalam kegiatan kegiatan adat kebudayaan seperti gotong royong.
Daftar Pustaka
1.Id.m.wikipedia.org pengertian budaya
3. Publikauma jurnal ilmu administrasi publik 7(2): 12-25 mengambil dari (zelinsky, w. 1971
The Hypotesis of the Mobility Transition. The Geographical Review , 61 (2),219-249)