6886 21083 1 SM
6886 21083 1 SM
Sri Herianingrum
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email: sri.herianingrum@feb.unair.ac.id
ABSTRACT:
This research aims to analyze the human development achievement in East Java in
2010-2014 which is measured based on islamic-human development index. This research also
compares towards the human development achievement based on HDI (Human
Development Index) and I-HDI. The research method used in this research is descriptive
qualitative with 11 secondary data from BPS/Central Statistic Body and two calculation data
from I-HDI. The result from the calculation of I-HDI shows that the majority of cities
kota/regencies in East Java during 2010-2014 were in mid end to low end category, with
relatively far disparity among regencies/cities. Meanwhile, from the result of calculation of
HDI, mostly the human development achievement in East Java were in mid end to high end
category. This explains that I-HDI is more comprehensive in measuring the human
development achievement compared to I-HDI.
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Pembangunan Manusia (IPM) yang diukur
Paradigma pembangunan yang melalui kualitas tingkat pendidikan,
sedang berkembang saat ini adalah kesehatan dan ekonomi (daya beli).
pertumbuhan ekonomi yang di ukur Melalui peningkatan ketiga indikator
dengan pembangunan manusia yang tersebut diharapkan akan terjadi
dilihat dengan tingkat kualitas hidup peningkatan kualitas hidup manusia.
manusia di tiap-tiap negara. Persoalan Namun demikian, keberhasilan
tentang pencapaian pembangunan sejuh pembangunan manusia tidak dapat
ini telah menjadi perhatian dilepaskan dari kinerja pemerintah yang
penyelenggara pemerintahan. Berbagai berperan dalam menciptakan regulasi
ukuran pembangunan manusia dibuat bagi tercapainya tertib sosial. Namun
namun tidak semuanya dapat digunakan persoalannya adalah pencapaian
sebagai ukuran standar yang dapat pembangunan manusia secara parsial
dibandingkan antar wilayah atau antar sangat bervariasi dimana beberapa
negara. Maka dari itu, Badan Perserikatan aspek pembangunan tertentu berhasil
Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan suatu dan beberapa aspek pembangunan
ukuran standar pembangunan manusia lainnya gagal. Sehubungan dengan hal
yaitu Human Development Index (HDI) itu, maka bagaimana menilai
atau disebut juga dengan Indeks
1)Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi Maya Masita S, NIM: 041211433057, yang diuji pada tanggal
12 Agustus 2016
381
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
382
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
383
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
384
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
pendidikan, hidup lebih lama dan sehat, manusia dapat hidup bahagia di dunia
serta dengan mudah mengakses segala dan akhirat (mencapai falah). Menurut al-
sumber daya yang diperlukan sebagian Syatibi, mashlahah dasar bagi kehidupan
pemenuhan standar hidup layak. manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama
Indeks Pembangunan Manusia atau (ad-dien), jiwa (an-nafs), akal (al-‘aql),
Human Development Index (HDI) keturunan (An-nasl), dan harta (al-maal).
merupakan indikator yang dogunakan Kelima hal tersebut merupakan kebutuhan
untuk mengukur salah satu aspek penting dasar manusia, yaitu kebutuhan yang
yang berkaitan dengan kualitas dari hasil mutlak harus dipenuhi agar manusia
pembangunan, yaitu derajat dapat hidup bahagia di dunia dan
perkembangan manusia (Tambunan, akhirat. Jika salah satu dari kebutuhan
2003:167). Indeks ini merupakan dasar di atas tidak terpenuhi atau
gabungan atas tiga kriteria sebagai terpenuhi dengan tidak seimbang niscaya
output yang diharapkan dari proses kebahagiaan hidup juga tidak tercapai
pembangunan (UNDP, 2004): dengan sempurna (P3EI: 2012, 5-6).
1. Ketahanan hidup, yang diukur dari Tabel 1.
angka harapan hidup (Life Lima Indeks yang Diusulkan
Expectancy/ LE) penduduk di suatu Tujuan Pembanguna Dimensi Indeks Dimensi
wilayah. Hifdzu ad-Dien Index ad-Dien
2. Pengetahuan yang diukur Hifdzu an-Nafs Indekx an-Nafs
berdasarkan tingkat rata-rata melek Maslahah Hifdzu al-‘Aql Index al-‘Aql
huruf penduduk dewasa dengan Hifdzu an-Nasl Index an-Nasl
bobot dua per tiga dan angka rata- Hifdzu al-Maal Index-al-Maal
rata lama masa sekolah penduduk di Sumber: Anto, 2009. Introduction
an Islamic Human Development
suatu wilayah dengan bobot
Index (I-HDI) to Measure
sepertiga. Developmen in OIC Countries,
disesuaikan, dalam Rafsanjani,
3. Kualitas standar hidup diukur
2014. Analisis Islamic Development
berdasarkan pendapatan perkapita Index di Indonesia.
riil yang disesuaikan dengan paritas
mengukur kelima dimensi tersebut
daya beli (purchasing power parity,
dibentuklah suatu indeks yang mewakili
PPP) dari mata uang domestik
dari masing-masing dimensi tersebut
masing-masing wilayah.
dibentuklah suatu indeks yang diusulkan
I-HDI merupakan alat yang
untuk mengukur kelima dimensi tersebut
digunakan untuk mengukur
yaitu: index ad-dien yang mewakili
pembangunan manusia dalam perspektif
dimensi agama, index an-nafs yang
Islam. I-HDI mengukur pencapaian tingkat
mewaili dimensi umur panjang dan sehat,
kesejahteraan manusia dengan
index al-‘aql yang mewakili dimensi
terpenuhinya kebutuhan dasar agar
385
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
386
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
387
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
388
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
22,06 pada tahun 2013; dan 21,98 pada pencapaian HDI terendah semuanya
tahun 2014 dengan rentang nilai77,22- berada di Pulau Madura.
54,49; 77,62-55,12; 78,05-55,78; 78,51-56,45; Berdasarkan skala
78,96-56,98. Masing-masing untuk Kota internasional, pencapaian HDI
Surabaya dengan nilai tertinggi dan dapat dikategorikan menjadi
Sampang untuk nilai terendah pada empat: kategori tinggi (HDI > 80),
tahun 2010-2013, serta Kota Malang kategori menengah atas (66 < HDI <
dengan nilai tertinggi dan Sampang untuk 80), kategori menengah bawah (50
nilai terendah pada tahun 2014. < HDI < 66), dan kategori rendah
Secara berturut-turut pada tahun (HDI < 50).
2010-2013 Kota Surabaya tercatat Tabel 3.
sebagai daerah dengan pencapaian Status HDI Menurut
Kabupaten/Kota di Jawa Timur
HDI tertinggi yaitu mecapai 77,2; 77,62;
Tahun 2010-2014
78,05; 78,51, diikuti kemudian oleh Kota Jumlah Kota/Kabupaten
Pencapaian HDI
2010 2011 2012 2013 2014
Malang sebagai urutan kedua yaitu
Tinggi (HDI > 80) 0 0 0 0 0
sebesar 76,69; 77,36; 78,04; 78,44 dan Menengah Atas (66
16 18 23 23 24
< HDI < 80)
Kota Madiun yang mencapai 75,98; Menengah Bawah
22 20 15 15 14
76,48; 77,21; 78,41. Sedangkan pada (50 < HDI < 66)
0
Rendah (HDI < 50) 0 0 0 0
tahun 2014 Kota Malang berada pada
Sumber: Publikasi HDI 2010-2014 oleh
peringkat tertinggi dengan nilai sebesar
BPS.
78,96, diikuti Kota Surabaya dan Kota
Hasil Perhitungan Pencapaian I-HDI
Madiun dengan nilai HDI sebesar 78,87
Sebaran nilai I-HDI kabupaten/kota
dan 78,81. Secara historis ketiga daerah
di Jawa Timur lebih variatif dan fluktuatif
tersebut selama tahun 2010-2014
dibanding sebaran nilai HDI, sehingga
menjadi daerah tiga terbaik dalam
berpengaruh terhadap peringkat tiap-
pencapaian pembangunan manusia di
tiap kabupaten/kota di Jawa Timur.
Jawa Timur.
Selisih antara peringkat I-HDI tertinggi
Kabupaten Sampang menjadi daerah
dengan peringkat I-HDI terendah sekitar
dengan pencapaian HDI terendah
41,66 poin di tahun 2010, 22,72 poin di
selama lima tahun berturut-turut yaitu
tahun 2011, 33,48 poin di tahun 2012,
tahun 2010-2014 dengan nilai mencapai
33,22 poin di tahun 2013, 37,19 poin di
54,49; 55,17; 55,78; 56,45; 56,98, kemudian
tahun 2014. Hasil tersebut menunjukkan
diikuti dengan dua kabupaten lainnya
perbedaan yang sangat signifikan
yang memilik nilai HDI terendah secara
terhadap jarak antara peringkat tertinggi
berturut-turut adalah Kabupaten
dan peringkat terendah dari hasil
Bangkalan dan Kabupaten Sumenep,
perhitungan HDI yang berkisar pada 22
yang mana dari ketiga daerah dengan
poin saja.
389
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
390
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
391
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
392
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
393
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
DAFTAR PUSTAKA
V. SIMPULAN
Ahmad, Khursid. 1980. Economic
Berdasarkan dari hasil dan
development in Islamic Framework, in
pembahasan yang sudah di jelaskan, Khursid Ahmad, ed., Studies in Islamic
Economics, Liecester: The Islamic
maka simpulan yang dapat diambil dari
Foundation and Jeddah: International
skripsi ini adalah sebagai berikut.
394
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR
395