Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR1)

Maya Masita Septiarini


Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email:maya.masita-12@feb.unair.ac.id

Sri Herianingrum
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email: sri.herianingrum@feb.unair.ac.id

ABSTRACT:

This research aims to analyze the human development achievement in East Java in
2010-2014 which is measured based on islamic-human development index. This research also
compares towards the human development achievement based on HDI (Human
Development Index) and I-HDI. The research method used in this research is descriptive
qualitative with 11 secondary data from BPS/Central Statistic Body and two calculation data
from I-HDI. The result from the calculation of I-HDI shows that the majority of cities
kota/regencies in East Java during 2010-2014 were in mid end to low end category, with
relatively far disparity among regencies/cities. Meanwhile, from the result of calculation of
HDI, mostly the human development achievement in East Java were in mid end to high end
category. This explains that I-HDI is more comprehensive in measuring the human
development achievement compared to I-HDI.

Keywords : Maqashid syariah, I-HDI, HDI, human development disparity

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Pembangunan Manusia (IPM) yang diukur
Paradigma pembangunan yang melalui kualitas tingkat pendidikan,
sedang berkembang saat ini adalah kesehatan dan ekonomi (daya beli).
pertumbuhan ekonomi yang di ukur Melalui peningkatan ketiga indikator
dengan pembangunan manusia yang tersebut diharapkan akan terjadi
dilihat dengan tingkat kualitas hidup peningkatan kualitas hidup manusia.
manusia di tiap-tiap negara. Persoalan Namun demikian, keberhasilan
tentang pencapaian pembangunan sejuh pembangunan manusia tidak dapat
ini telah menjadi perhatian dilepaskan dari kinerja pemerintah yang
penyelenggara pemerintahan. Berbagai berperan dalam menciptakan regulasi
ukuran pembangunan manusia dibuat bagi tercapainya tertib sosial. Namun
namun tidak semuanya dapat digunakan persoalannya adalah pencapaian
sebagai ukuran standar yang dapat pembangunan manusia secara parsial
dibandingkan antar wilayah atau antar sangat bervariasi dimana beberapa
negara. Maka dari itu, Badan Perserikatan aspek pembangunan tertentu berhasil
Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan suatu dan beberapa aspek pembangunan
ukuran standar pembangunan manusia lainnya gagal. Sehubungan dengan hal
yaitu Human Development Index (HDI) itu, maka bagaimana menilai
atau disebut juga dengan Indeks
1)Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi Maya Masita S, NIM: 041211433057, yang diuji pada tanggal
12 Agustus 2016

381
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

keberhasilan pembangunan manusia secara komperhensif?


Pembangunan manusia atau menggambarkan kelima dimensi
peningkatan kualitas sumber daya maqashid syariah tersebut. Untuk dimensi
manusia menjadi hal yang sangat penting agama (ad-dien) indikator yang
dalam strategi kebijakan pembangunan digunakan yaitu data angka kriminalitas
nasional. Penekanan terhadap dan angka partisipasi siswa sekolah
pentingnya peningkatan sumber daya agama . Dimensi jiwa (an-nafs) indikator
manusia dalam pembangunan menjadi yang dipakai yaitu data angka harapan
suatu kebutuhan karena kualitas manusia hidup. Semetara itu, untuk dimensi
di suatu wilayah memiliki andil besar intelektual (al’-aql) digunakan indikator
dalam menentukan keberhasilan yaitu data angka melek huruf dan rata-
pengelolaan pembangunan wilayahnya, rata lama sekolah. Untuk dimensi
dan keberadaan HDI yang ditawarkan keturunan (an-nasl) digunakan dua
oleh United Nations Development Program indikator yaitu data angka kelahiran total
(UNDP) sebagai salah satu alat yang dan angka kematian bayi. Untuk dimensi
dapat di pakai untuk mengukur tingkat harta (al-maal) maka digunakan
pembangunan manusia mungkin dapat gabungan dua indikator yaitu indikator
menjadi indikator yang paling kepemilikan harta oleh individu dan
komprehensif, tetapi tidak sepenuhnya indikator distribusi pendapatan. Untuk
kompatibel dan cukup untuk mengukur indikator kepemilikan atas harta data
pembangunan manusia dalam perspektif yang dipakai yaitu pengeluaran perkapita
Islam. Teori dan konsep yang mendasari riil disesuaikan, untuk indikator distribusi
untuk membangun HDI tidak didasarkan pendapatan digunakan data indeks gini
pada maqashid syariah. Untuk mengukur dan indeks kedalaman kemiskininan.
tingkat pembangunan manusia di negara Jawa timur merupakan salah satu
yang mayoritas penduduknya beragama provinsi DI Indonesia yang jumlah
Islam akan lebih tepat jika dilakukan penduduk beragama Islamnya banyak.
dengan menggunakan Islamic Human Data menunjukkan berdasarkan sensus
Development Index (I-HDI), yang mana penduduk yang dilakukan tahun 2010
teori dan konsepnya berdasarkan pada jumlah penduduk Jawa Timur beragama
perspektif Islam. Islam ± 36 juta jiwa. Juga kultur di Jawa
Berdasarkan penelitian yang Timur lekat dengan ajaran Islam, oleh
dilakukan oleh Anto dalam Intruduction sebab itu I- HDI sangat relevan bila
an Islamic Human Development Index (I- digunakan dalam pengukuran
HDI) to Measure Development in OIC kesejahteraan manusia di Jawa Timur.
Countries (2009) dan Rafsanjani dalam Atas dasar inilah, peneliti tertarik
Analisis I-HDI di Indonesia (2014), I-HDI di melakukan analisis I-HDI di Jawa Timur
hitung berdasarkan data yang khususnya pada periode 2010-2014.

382
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

Adapun tujuannya untuk mengetahui


Menurut Amartya Sen (1999),
pencapaian pembangunan manusia di
pertumbuhan ekonomi dengan
Jawa Timur yang diukur dengan I-HDI dan
sendirinya tidak bisa dianggap sebagai
juga perbandingannya dengan hasil
tujuan terakhir. Pembangunan haruslah
perhitungan HDI.
lebih memperhatikan peningkatan
II. LANDASAN TEORI
kualitas kehidupan yang kita jalani dan
Pada dekade 1990-an, definisi
kebebasan yang kita nikmati. Hal
pembangunan telah semakin
terpenting bukanlah apa yang dimiliki
berkembang dengan didukung oleh
oleh seseorang, tetapi apakah yang
pembangunan manusia (human
dapat dilakukan seseorang dengan
development) sehingga terbentuk definisi
barang-barang tersebut. Manfaat dari
pembangunan yang berorientasi pada
sebuah komoditi inilah yang menurut Sen
manusia (people centered development)
dapat mempengaruhi kesejahteraan.
(Sumarsono, 2002). Difinisi pembangunan
Konsep ini disebut juga dengan
yang berorientasi pada manusia ini
pendekatan kapabilitas dari Sen.
disebut juga dengan paradigma
Dalam buku Pembanguna
pembangunan manusia (Syukir, 2008
Ekonomi di Dunia Ketiga, Todaro (2003:
dalam Castrenaningtyas (2011: 19)).
28) menuliskan bahwa terdapat tiga
Dalam salah satu publikasi resminya, Bank
komponen dasar atau nilai inti yang
Dunia (1991) dalam Castrenaningtyas
harus dijadikan basis konseptual dan
(2011: 19) yang selama dekade 1980-an
pedoman praktis untuk memahami arti
menjunjung tinggi pertumbuhan ekonomi
pembangunan, yakni peningkatan
sebagai tujuan utama pembangunan
ketersediaan serta perluasan distribusi
akhirnya melakukan redefinisi dengan
berbagai macam barang kebutuhan
pernyataan sebagai berikut :
yang pokok (sandang, pangan, papan,
Tantangan utama
pembangunan adalah memperbaiki kesehatan, keamanan), penigkatan
kualitas kehidupan. Pertama di negara-
standar hidup, serta perluasan pilihan-
negara yang paling miskin, kualitas
hidup yang lebih baik memang pilihan ekonomis dan sosial. Ketiga nilai
mensyaratkan adanya pendapatan
inti tersebut berkaitan secara langsung
yang tinggi, namun yang dibutuhkan
bukan hanya itu. Pendapatan yang dengan kebutuhan-kebutuhan manusia
lebih tinggi hanya merupakan salah satu
yang paling mendasar, yang terwujud
dari banyak syarat yang harus dipenuhi.
Banyak hal lain yang juga harus dalam berbagai manifestasi di hampir
diperjuangkan, yakni pendidikan yang
semua masyarakat dan budaya
lebih baik, peningkatan standar
kesehatan dan nutrisi, pemberantasan sepanjang jaman.
kemiskinan, perbaikan kondisi
Ahmad (1980 dan 1994) dalam
lingkungan hidup, pemerataan
kesempatan, peningkatan kebebasan Rafsanjani (2014: 12), pada tulisannya
individual, dan pelestarian ragam
menguraikan empat filosofis dasar-dasar
kehidupan budaya.

383
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

pendekatan Islam dalam pembangunan, Penekanan utama dalam


yaitu: pembangunan menurut Islam, terletak
1)Tauhid, 2) Rububbiyyah, 3) Khilafah, pada; a) pemanfaatan sumber daya
dan 4) Tazkiyah, serta fitur penting dari yang telah diberikan Allah kepada
konsep pembangunan Islam, sebagai ummat manusia dan lingkungannya
berikut (Ahmad 1980 dan 1994 dalam semaksimal mungkin, b) pemanfaatan
Rafsanjani (2004:13)) : sumber daya tersebut melalui
1. Pembangunan ekonomi dalam Islam pembagian, peningkatannya secara
bersifat komprehensif dan syukur dan adil dan mengutuk sikap kufur
mengandung unsur spiritual, moral dan zalim.
dan material. Pembangunan Maqashid Syariah adalah hal- hal
merupakan aktivitas yang berorientasi dasar yang harus dipenuhi manusia demi
pada tujuan dan nilai. Aspek material, mencapai falah, yaitu kebutuhan di dunia
moral, ekonomi, sosial spiritual dan dan di akhirat. Tanpa memenuhi seluruh
fiskal tidak dapat dipisahkan. hal tersebut, maka manusia tidak akan
Kebahagiaan yang ingin di capai mendapatkan kebahagiaan yang
tidak hanya kebahagiaan dan sempurna (al-Syatibi). Kebutuhan dasar
kesejahteraan material di dunia, tersebut mencakup lima pokok
tahmetapi juga di akhirat. kemaslahatan dengan peringkatnya
2. Fokus utama pembangunan adalah masing- masing. Kelima pokok tersebut
manusia dengan lingkungan dijelaskan sesuai dengan urutannya yaitu
kulturnya. Ini berbeda dengan konsep agama, jiwa, akal, keturunan dan harta
pembangunan ekonomi modern yang kemudian digolongan lagi menjadi
yang menegaskan bahwa wilayah tiga kelompok kebutuhan, yaitu
operasi pembangunan adalah dharuriyyah, hajiyah, dan tashiniyyah
lingkungan fisik saja. Dengan yang akan dijelaskan berdasarkan tingkat
demikian Islam memperluas wilayah kepentingan atau kebutuhannya Djamil
jangkauan obyek pembangunan dari (1995: 41-44).
lingkungan fisik kepada manusia. UNDP mendefinisikan
3. Pembangunan ekonomi adalah pembangunan manusia sebagai proses
aktivitas multidimensional sehingga memperluas kesempatan dan kebebasan
semua usaha harus diserahkan pada masyarakat untuk menentukan pilihannya
keseimbangan berbagai faktor dan dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan
tidak menimbulkan ketimpangan. upaya memperbaiki tingkat penghargaan
4. Pembangunan ekonomi melibatkan terhadapa eksistensi masing-masing
sejumlah perubahan, baik secara masyarakat sebagai manusia (Srinivasan,
kuantitatif maupun kualitatif, dan 1994). Kebutuhan dasar yang dimaksud
seimbang antara satu sama lain. adalah kebutuhan untuk mendapatkan

384
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

pendidikan, hidup lebih lama dan sehat, manusia dapat hidup bahagia di dunia
serta dengan mudah mengakses segala dan akhirat (mencapai falah). Menurut al-
sumber daya yang diperlukan sebagian Syatibi, mashlahah dasar bagi kehidupan
pemenuhan standar hidup layak. manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama
Indeks Pembangunan Manusia atau (ad-dien), jiwa (an-nafs), akal (al-‘aql),
Human Development Index (HDI) keturunan (An-nasl), dan harta (al-maal).
merupakan indikator yang dogunakan Kelima hal tersebut merupakan kebutuhan
untuk mengukur salah satu aspek penting dasar manusia, yaitu kebutuhan yang
yang berkaitan dengan kualitas dari hasil mutlak harus dipenuhi agar manusia
pembangunan, yaitu derajat dapat hidup bahagia di dunia dan
perkembangan manusia (Tambunan, akhirat. Jika salah satu dari kebutuhan
2003:167). Indeks ini merupakan dasar di atas tidak terpenuhi atau
gabungan atas tiga kriteria sebagai terpenuhi dengan tidak seimbang niscaya
output yang diharapkan dari proses kebahagiaan hidup juga tidak tercapai
pembangunan (UNDP, 2004): dengan sempurna (P3EI: 2012, 5-6).
1. Ketahanan hidup, yang diukur dari Tabel 1.
angka harapan hidup (Life Lima Indeks yang Diusulkan
Expectancy/ LE) penduduk di suatu Tujuan Pembanguna Dimensi Indeks Dimensi
wilayah. Hifdzu ad-Dien Index ad-Dien
2. Pengetahuan yang diukur Hifdzu an-Nafs Indekx an-Nafs
berdasarkan tingkat rata-rata melek Maslahah Hifdzu al-‘Aql Index al-‘Aql
huruf penduduk dewasa dengan Hifdzu an-Nasl Index an-Nasl
bobot dua per tiga dan angka rata- Hifdzu al-Maal Index-al-Maal
rata lama masa sekolah penduduk di Sumber: Anto, 2009. Introduction
an Islamic Human Development
suatu wilayah dengan bobot
Index (I-HDI) to Measure
sepertiga. Developmen in OIC Countries,
disesuaikan, dalam Rafsanjani,
3. Kualitas standar hidup diukur
2014. Analisis Islamic Development
berdasarkan pendapatan perkapita Index di Indonesia.
riil yang disesuaikan dengan paritas
mengukur kelima dimensi tersebut
daya beli (purchasing power parity,
dibentuklah suatu indeks yang mewakili
PPP) dari mata uang domestik
dari masing-masing dimensi tersebut
masing-masing wilayah.
dibentuklah suatu indeks yang diusulkan
I-HDI merupakan alat yang
untuk mengukur kelima dimensi tersebut
digunakan untuk mengukur
yaitu: index ad-dien yang mewakili
pembangunan manusia dalam perspektif
dimensi agama, index an-nafs yang
Islam. I-HDI mengukur pencapaian tingkat
mewaili dimensi umur panjang dan sehat,
kesejahteraan manusia dengan
index al-‘aql yang mewakili dimensi
terpenuhinya kebutuhan dasar agar

385
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

pengetahuan, index an-nasl yang penelitian lebih menekankan makna dari


mewakili dimensi keluarga dan pada generalisasi (Sugiyono, 2013:9).
keturunan, dan index al-maal yang Adapun pendekatan yang dipakai
mewakili dimensi pendapatan. dalam penelitian ini yaitu kualitatif
Tabel 2. deskriptif. Menurut Vardiansah dalam
Kesejahteraan Holistik dengan Leksono (2013:181) penelitian deskriptif
Indikator yang Diusulkan
adalah upaya pengolahan data menjadi
Kesejahteraan Dimensi Indeks Dimensi Indikator
1. PengeluaranperKapitariil disesuaikan(PPP Rupiah) sesuatu yang dapat diutarakan secara
MaterialWalfareIndex(MWI) Hifdzu al-Maal Indexal-Maal 2. Rasio Gini jelas dan tepat dengan tujuan agar
3. IndeksKedalamanKemiskinan(P1)
dapat dimengerti oleh orang yang tidak
1. Angkakriminalitas
Hifdzu ad-Dien Indexad-Dien 2. AngkaPartisipsaisiswasekolahagama langsung mengalaminya sendiri.

Non-MaterialWalfareIndex(NWI) Hifdzu al-‘Aql Indexal-‘Aql


1. AngkaMelekHuruf Berdasarkan pada hal itu, maka yang
2. Rata-rataLamaSekolah
dimksud dengan penelitian kualitatif
Hifdzu an-Nafs Indexan-Nafs 1. AngkaHarapanHidup
1. AngkaKelahiranTotal deskriptif adalah sebuah pendekatan
Hifdzu an-Nasl Indexa an-Nasl
2. AngkaKematianBayi terhadap sesuatu perilaku, fenomena,
Sumber: Anto, 2009. Introduction peristiwa, masalah atau keadaan
an Islamic Human Development
tertentu yang menjadi obyek
Index (I-HDI) to Measure
Developmen in OIC Countries, penyelidikan yang hasil temuannya
disesuaikan, dalam Rafsanjani,
berupa uraian-uraian kalimat bermakna
2014. Analisis Islamic Development
Index di Indonesia. yang menjekaskan pemahaman tertentu.
Alasan pemilihan metode penelitian
III. METODE PENELITIAN
kualitatif deskriptif karena penelitian ini
Penelitian ini menggunakan
bertujuan untuk mendeskripsikan
metode penelitian kualitatif. Metode
pencapaian pembangunan manusia dari
penelitian kualitatif merupakan metode
hasil pengukuran I-HDI di Jawa Timur
penelitianyang berlandaskan pada filsafat
periode 2010-2014 dengan menggunakan
postpositivisme, atau paradigma
data sekunder, yaitu berupa data-data
interpretatif dan konstruktif, yang
statistik sosial-ekonomi (angka kriminalitas,
memandang realitas sosial sebagai suatu
angka partisipasi siswa sekolah agama,
yang holistik atau utuh, kompleks, dinamis,
angka harapan hidup, angka melek huruf,
penuh makna dan hubungan gejala
rata-rata lama sekolah, angka kematian
bersifat interaktif dan digunakan untuk
bayi, angka kelahiran total,daya beli,
meneliti pada kondisi obyek yang
indeks gini, tingkat kedalaman kemiskinan,
alamiah, bukan eksperimen, di mana
dan indeks demokrasi) yang diambil dari
peneliti sebagai instrumen kunci, teknik
Badan Pusat Statistik (BPS) di Jawa Timur
pengumpulan data dilakukan secara
periode 2010-2014.
triangulasi (gabungan), analisis dan
bersifat induktif atau kualitatif dan hasil

386
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

Obyek Penelitian 7. Angka kematian bayi


Penelitian ini menggunakan waktu 8. Pengeluaran perkapita riil desesuaikan
pengamatan selama lima tahun yang 9. Indeks gini
selama periode 2010-2014, dan yang 10. Indeks kedalaman kemiskinan
menjadi obyek penelitian adalah 38 11. Indeks pembangunan manusia
kota/kabupaten di Jawa Timur. Data angka kelahiran total disesuaikan
Fokus Penelitian dengan angka kematian bayi, islamic
Penentuan fokus dalam penelitian human development index, material
kualitatif yang di maksud adalah welfare dan non-mterial walfare dalam
membatasi studi kualitatif (Moeleong, penelitian ini diperoleh dari hasil
2004: 94), maksudnya adalah bahwa perhitungan indeks dengan
penentuan fokus penelitian diperlukan menggunakan data-data tersebut di atas.
untuk membatasi studi kulitatif agar Teknik Pengumpulan Data
pembahasannya tetap fokus pada Teknik pengumpulan data yang
permasalahan yang sedang diteliti, bukan digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebaliknya. Fokus dalam studi kualitatif ini teknik dokumenter. Teknik dokumenter
adalah pencapaian pembangunan adalah salah satu metode pengumpulan
manusia 38 kabupaten/kota di Jawa Timur data kualitatif dengan melihat atau
yang diukur dengan I-HDI. menganalisis dokumen-dokumen yang di
Sumber Data buat subyek sendiri atau oleh orang lain.
Sumber data yang digunakan Moleong dalam Herdiansyah (2010: 143),
dalam penelitian ini adalah sumber data menggunakana dua bentuk dokumen
sekunder. Data sekunder merupakan yang dapat dijadikan bahan studi
sumber data yang tidak langsung dokumentasi, yaitu:
memberikan data kepada pengumpul 1. Dokumentasi pribadi
data (Sugiyono, 2013: 225). Adapun Dokumentasi pribadi adalah catatan
sumber data yang digunakan dalam atau karangan seseorang secara
penelitian ini yaitu sata statistik sosial- tertulis tentang tindakan,
ekonomi dari 37 kota/kabupaten di Jawa pengalaman, dan kepercayaannya.
Timur periode 2010-2014. Beberapa yang Tujuan dari dokumentasi ini adalah
diambil meliputi: untuk memperoleh sudut pandang
1. Angka kriminalitas orisisnil dari kejadian situasi nyata.
2. Angka Partisipasi Siswa Sekolah 2. Dokumen resmi
Agama Menurut Moleong dalam Herdiansyah
3. Angka harapan hidup (2010: 145-146). Dokumen resmi dapat
4. Angka melek hurug dibagi kedalam dua bagian. 1)
5. Rata-rata lama sekolah dokumen internal, yaitu dapat
6. Angka kelahiran total berupa catatan, seperti memo,

387
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

pengumuman, instruksi, aturan suatu Sugiyono, 2013: 248, menyatakan bahwa


lembaga, sistem yang diberlakukan, yang paling sering digunakan untuk
hasil notulensi rapat keputusan menyajikan data dalam penelitian
pimpinan dll. 2) dokumentasi eksternal kualitatif adalah degan teks yang
yaitu dapat berupa bahan-bahan bersifat naratif.
informasi yang dihasilkan oleh suatu 3. Menarik Kesimpulan (verifikasi)
lembaga seperti, majalah, koran, Langkah ketiga dalam analisis data
bulletin, dll. kualitatif menurut Miles dan Huberman
Adapun bentuk dokumen yan dalam Sugiyono, 2013: 248, adalah
digunakan dalam penelitian ini yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
dokumen remi ekstetnal, karena dokumen Kesimpulan awal yang dikemukakan
yang diambil berupa data-data statistik masih bersifat sementara, dan akan
sosial ekonomi Jawa Timur yang diambil berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang kuat yang mendukung pada
Jawa Timur. tahap pengumpulan data berikutnya.
Teknik Analisis Data Tetapi apabila kesimpulan yang
Teknik analisis data yang dikemukakan pada tahap awal,
digunakan dalam penelitian ini adalah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
model interakif. Lebih lanjut Miles dan konsisten saat peneliti kembali ke
Hubberman dalam bukunya Sugiyono, lapangan mengumpulkan data, maka
2013: 246-252, mengemukakan bahwa kesimpulan yang dikemukakan
analisis dengan menggunakan analisis merupakan kesimpulan yang kredibel.
model interaktif dilakukan melalui tiga
prosedur, yaitu: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Reduksi Data Hasil Perhitungan Pencapaian HDI
Merduksi data berarti merangkum, Pertumbuhan HDI kabupaten/kota
memilih hal-hal yang pokok, di Jawa Timur menunjukkan adanya
memfokuskan pada hal-hal yang peningkatan dari tahun 2010-2014. Rata-
penting, dicari tema dan polanya. Data rata nilai HDI kota/kabupaten secara
yang telah di reduksi akan memberikan keseluruhan di Jawa Timur pada tahun
gambaran yang lebih jelas dan 2010-2014 adalah sebesar 65,36; 66,06;
mempermudah peneliti untuk 66,74; 67,55; 68,14. Angka tersebut
melakukan pengumpulan data menutupi variasi nilai HDI antar
selanjutnya bila diperlukan. kabupaten/kota, padahal terdapat
2. Penyajian Data perbedaan pencapaian antara HDI
Setelah data direduksi, maka langkah tertinggi dengan HDI terendah sekitar
selanjutnya adalah menampilkan data. 22,71 poin pada tahun 2010; 22,45 poin
Dala hal ini Miles dan Huberman dalam pada tahun 2011; 22,27 pada tahun 2012;

388
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

22,06 pada tahun 2013; dan 21,98 pada pencapaian HDI terendah semuanya
tahun 2014 dengan rentang nilai77,22- berada di Pulau Madura.
54,49; 77,62-55,12; 78,05-55,78; 78,51-56,45; Berdasarkan skala
78,96-56,98. Masing-masing untuk Kota internasional, pencapaian HDI
Surabaya dengan nilai tertinggi dan dapat dikategorikan menjadi
Sampang untuk nilai terendah pada empat: kategori tinggi (HDI > 80),
tahun 2010-2013, serta Kota Malang kategori menengah atas (66 < HDI <
dengan nilai tertinggi dan Sampang untuk 80), kategori menengah bawah (50
nilai terendah pada tahun 2014. < HDI < 66), dan kategori rendah
Secara berturut-turut pada tahun (HDI < 50).
2010-2013 Kota Surabaya tercatat Tabel 3.
sebagai daerah dengan pencapaian Status HDI Menurut
Kabupaten/Kota di Jawa Timur
HDI tertinggi yaitu mecapai 77,2; 77,62;
Tahun 2010-2014
78,05; 78,51, diikuti kemudian oleh Kota Jumlah Kota/Kabupaten
Pencapaian HDI
2010 2011 2012 2013 2014
Malang sebagai urutan kedua yaitu
Tinggi (HDI > 80) 0 0 0 0 0
sebesar 76,69; 77,36; 78,04; 78,44 dan Menengah Atas (66
16 18 23 23 24
< HDI < 80)
Kota Madiun yang mencapai 75,98; Menengah Bawah
22 20 15 15 14
76,48; 77,21; 78,41. Sedangkan pada (50 < HDI < 66)
0
Rendah (HDI < 50) 0 0 0 0
tahun 2014 Kota Malang berada pada
Sumber: Publikasi HDI 2010-2014 oleh
peringkat tertinggi dengan nilai sebesar
BPS.
78,96, diikuti Kota Surabaya dan Kota
Hasil Perhitungan Pencapaian I-HDI
Madiun dengan nilai HDI sebesar 78,87
Sebaran nilai I-HDI kabupaten/kota
dan 78,81. Secara historis ketiga daerah
di Jawa Timur lebih variatif dan fluktuatif
tersebut selama tahun 2010-2014
dibanding sebaran nilai HDI, sehingga
menjadi daerah tiga terbaik dalam
berpengaruh terhadap peringkat tiap-
pencapaian pembangunan manusia di
tiap kabupaten/kota di Jawa Timur.
Jawa Timur.
Selisih antara peringkat I-HDI tertinggi
Kabupaten Sampang menjadi daerah
dengan peringkat I-HDI terendah sekitar
dengan pencapaian HDI terendah
41,66 poin di tahun 2010, 22,72 poin di
selama lima tahun berturut-turut yaitu
tahun 2011, 33,48 poin di tahun 2012,
tahun 2010-2014 dengan nilai mencapai
33,22 poin di tahun 2013, 37,19 poin di
54,49; 55,17; 55,78; 56,45; 56,98, kemudian
tahun 2014. Hasil tersebut menunjukkan
diikuti dengan dua kabupaten lainnya
perbedaan yang sangat signifikan
yang memilik nilai HDI terendah secara
terhadap jarak antara peringkat tertinggi
berturut-turut adalah Kabupaten
dan peringkat terendah dari hasil
Bangkalan dan Kabupaten Sumenep,
perhitungan HDI yang berkisar pada 22
yang mana dari ketiga daerah dengan
poin saja.

389
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

Nilai tertinggi di tahun 2010 dicapai kabupaten/kota di Jawa Timur yang


oleh Kabupaten Malang dengan nilai berdasarkan pada hasil perhitungan I-HDI
sebesar 90,06, kemudian di tahun yang disajikan peneliti pada sub bab 4.2,
2011hingga 2012 nilai tertinggi di capai yang mana dapat diketahui bahwa
oleh Kabupaten Sidoarjo dengan nilai pencapaian pembangunan dari tiap-
sebesar 82,42 dan 85,90. Nilai tertinggi di tiap kabupaten/kota sangat beragam.
tahun 2013 dicapai oleh Kota Surabaya Berikut ini merupakan penjelasan
dengan nilai 82,79, di tahun 2014 nilai analisisnya.
tertinggi di capai oleh Kabupaten 1. Kabupaten/kota dengan status I-HDI
Jember dengan nilai sebesar 91,35. tinggi (I-HDI > 80)
Sementara itu, Kota Surabaya yang Selama tahun 2010 hingga 2014
notabene merupakan ibukota Jawa terdapat dua kabupaten/kota di
Timur pada tahun 2010 berada pada Jawa Timur yang masuk dalam
peringkat 28 dengan nilai sebesar 55,50, kategori status pembangunan tinggi
naik menjadi peringkat 21 di tahun 2011 di tahun 2010, naik menjadi empat di
dengan nilai sebesar 63,03, di tahun 2012 tahun 2011 dan 2012, turun menjadi
naik lagi menjadi peringkat 14 dengan satu di tahun 2013, kemudian naik
nilai sebesar 69,20, di tahun naik lagi lagi menjadi tiga. Hal ini menunjukka
menjadi peringkat pertama dengan nilai terdapat perbedaan yang signifikan
82,79, lalu turun dengan drastis menjadi terhadap perhitungan HDI yang sama
peringkat terakhir dengan nilai sebesar sekali tidak ada kabupaten/kota di
54,16. Hal ini disebabkan dengan Jawa Timur yang berda pada
banyaknya kompenen dan indikator kategori ini. Kabupaten Malang pada
dalam perhitungan pencapaian I-HDI tahun 2010, 2011, 2012 dan 2014 selalu
yang mana berpengaruh terhadap porsi masuk dalam kategori status
nilai yang dihasilkan. pembangunan tinggi. Sedangkan
Tabel 4. pada thun 2013 Kota Surabaya
Status I-HDI Menurut menjadi satu-satunya daerah yang
Kabupaten/Kota di Jawa Timur
masuk dalam kategori ini.
Tahun 2010-2014
Jumlah Kota/Kabupaten Dilihat dari komponen I-HDI pada
Pencapaian HDI 2010 2011 2012 2013
Tinggi (I-HDI > 80) 2 4 4 1 Kabupaten Malang, pada dimensi
Menengah Atas (66
< I-HDI < 80) 19 12 14 8 ad-Dien, an-Nasl dan al-Maal
Menengah Bawah
(50 < I-HDI < 66) 15 22 20 28
Kabupaten Malang menunjukkan
Rendah (I-HDI < 50) 2 0 0 1 angka yang tinggi. Padahal dari hasil
Analisis
Sumber:Pencapaian I-HDI I-HDI
Hasil perhitungan di Jawa
perhitungan HDI Kabupaten Malang
Timur
hanya berada pada peringkat 25
Analisis mengenai perkembangan
selama tahun 2010-2014. Hal ini
pencapaian pembangunan di setiap
menunjukkan bahwa pengukuran I-

390
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

HDI terhadap pencapaian angka melek huruf di Kabupaten


pembangunan manusia lebih Sidoarjo berada pada peringkat 24
komprehensif dibanding dengan HDI, pada tahun 2010, naik menjadi
karena varian indikator yang peringkat empat di tahun 2011,
lebihbanyak sesuai dengan dimensi kemudian turun menjadi peringkat
lima kebutuhan dasar maqashid lima pada tahun 2012, naik lagi pada
syariah. tahun 2013 menjadi peringkat empat,
2. Kabupaten/kota dengan status I-HDI dan pada tahun 2014 turun menjadi
menengah atas (66 < I-HDI < 80) peringkat delapan namun angka
Berdasarkan perhitungan I-HDI pada rasionya mengalami peningkatan,
tahun 2010 terdapat 19 dengan persentase rata-rata 97%.
kota/kabupaten di Jawa Timur Untuk rata-rata lama sekolah di
dengan status I-HDI menegah atas Kabupaten Sidoarjo berada pada
kemudian di tahun 2011 turun peringkat enam pada tahun 2010
menjadi 12, naik di tahun 2012 dan 2011 secara berturut-turut,
menjadi 14, kemudian tahun 2013 kemudian mengalami peningkatan
turun lagi menjadi delapan, secara terus menerus pada tahun
kemudian di tahun 2014 naik lagi 2012 hingga 2014, menjadi berada
menjadi 16. Hasil tersebut pada peringkat empat di tahun 2012,
menunjukkan bahwa terdapat peringkat di tahun 2013 dan peringkat
perbedaan yang cukup signifikan dua di tahun 2014, dengan rata-rata
terhadap perhitungan HDI yang 9,7 tahun. Angka tersebut cukup
mana menunjukkan bahwa sebagian relevan mengingat di Kabupaten
besar kabupaten/kota di Jawa Timur Sidoarjo sudah banyak tersedia
masuk dalam kategori menengah fasilitas pendidikan mulai dari yang
atas. mewah hingga sederhana, serta dari
Sidoarjo yang merupakan salah aspek ekonomi, peertumbuhan
satu kabupaten di Jawa Timur yang ekonomi di Kabupaten Sidoarjo cukup
selalu berada kategori status I-HDI baik, dilihat dari perkembangan UKM
menengah atas selama tahun 2010 di Sidoarjo yang meningkat.
hingga 2014, jika dilihat dari indikator 3. Kabupaten/kota dengan status I-HDI
pembentuk I-HDI, berdasarkan pada menengah bawah (50 < I-HDI < 66)
angka harapan hidup selama tahun Berdasarkan hasil perhitungan I-HDI di
2010 hingga 2014 secara berturut- Jawa Timur selama periode 2010
turut berada pada peringkat ke tiga hingga 2014, sebagian besar
dengan usia harapan hidup rata-rata kabupaten/kota di Jawa Timur masuk
73 tahun. Sementara itu berdasarkan dalam kategori status pembangunan
pada indikator pendidikan, rasio menengah ke bawah. Pada tahun

391
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

2010 terdapat 15 kabupaten/kota di angka partisipasi siswa sekolah


Jawa Timur yang masuk dalam status agama, angka harapan hidup, angka
pembangunan menengah ke bawah, melek huruf, rata-rata lama sekolah,
naik menjadi 22 di tahun 2011, turun di angka kelahiran total, angka
tahun 2012 menjadi 20, naik lagi di kematian bayi, pengeluaran
tahun 28 di tahun 2013 lalu turun lagi perkapita, indeks gini dan indeks
di tahun 2014 menjadi 19. Hasil kedalaman kemiskinan. Sehingga,
perhitungan ini menunjukkan dengan menggunakan pendekatan
perbedaan yang cukup signifikan lima dimensi pemeliharaan dalam
dengan hasil perhitungan HDI yang kebutuhan dasar dan 10 indikator
mana menunjukkan sebagian besar yang mencerminkan dari kelima
dari kabupaten/kota di Jiawa Timur dimensi tersebut, membuat
masuk dalam kategori status pengukuran I-HDI lebih komprehensif
menengah atas. Adapun lima dalam mengukur pembangunan
kabupaten/kota yang selalu berada manusia di dalam suatu daerah,
dalam kategori ini selama tahun 2010- karena kelima dimensi tersenbut
2014 adalah Kabupaten Ngawi, merupakan gamabran kebutuhan
Kabupaten Madiun, Kabupaten dasar manusia yang harus dipenuhi.
Nganjuk, Kabupaten Magetan dan 4. Kabupaten/kota dengan status I-HDI
Kota Malang. rendah ( I-HDI < 50 )
Adannya perbedaan hasil Pada tahun 2010 jumlah
perhitungan HDI dan I-HDI tersebut kabupaten/kota yang masuk dalam
tak lepas dari penambahan dimensi ketegori status pembangunan rendah
dan indikator-indikator yang berjumlah dua yaitu Kota Pasuruan
digunakan dalam proses perhitungan. dan Kota Probolinggo, untuk tahun
Seperti diketahui, dalam perhitungan 2013 hanya berjumlah satu
HDI menggunakan pendekatan tiga kabupaten yaitu Situbondo.
dimensi yaitu, pendidikan, kesehatan Kota Pasuruan merupakan kota
dan pendapatan, dengan empat dengan indikator pendidikan yaitu
indikator yaitu angka melek huruf, angka melek huruf juga rata-rata
rata-rata lama sekolah, angka lama sekolah yang berada pada
harapan hidup dan pengeluaran peringkat 9 teratas, masuk ke dalam
perkapita disesuaikan. Sedangkan, salah satu provinsi dengan kategori
dalam perhitungan I-HDI status pembangunan rendah,
menggunakan pendekatan lima padahal pada perhitungan HDI Kota
dimensi yaitu agama, jiwa, akal, Pasuruan masuk dalam kategori
keturunan dan harta yang terdiri dari menengah ke atas yang mana
10 indikator, yaitu angka kriminalitas, berada pada peringkat 10 teratas.

392
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

Apabila dilihat dari komponen pembangunan ekonomi antar wilayah.


pembentuk I-HDI, pada dimensi an- Faktor-faktor yang menyebabkan
nasl Kota Pasuruan menunjukkan ketimpangan pembangunan ekonomi
angka yang rendah, hal tersebut menurut Emilia & Imelia adalah sebagai
disebabkan karena angka kelahiran berikut.
yang telah disesuaikan dengan 1. Konsentrasi kegiatan ekonomi
persentase angka kematian di kota wilayah
tersebut berada pada peringkat 2. Alokasi Investasi
terendah. Berdasarkan hal ini, dengan 3. Mobilitas antar faktor produksi yang
kecilnya angka ndex an-Nasl rendah antar daerah
berpengaruh pada turunnya posisi 4. Perbedaan SDA antar
pembangunan Kota Pasuruan ke kabupaten/kota
status pembangunan rendah. 5. Perbedaan kondisi demografis antar
Daerah lain yang termasuk dalam kabupaten/kota
kategori ini adalah Kabupaten 6. Kurang lancarnya perdaganan antar
Situbondo. Jika dilihat dari komponen kabupaten/kota
pembentukan I-HDI, indeks Selain karena adanya
kedalaman kemiskinan kota tersebut ketidakmerataan dan ketimpangan
selalu berada pada peringkat 12 pembangunan ekonomi antar wilayah,
teratas. Pengeluaran per kapitanya disparitas pembangunan manusia yang
juga selalu berada peringkat terlihat dari hasil pencapaian
terendah. pembangunan manusia berdasarkan
Disparitas Pembangunan Manusia perhitungan I-HDI ini, juga dikarenakan
Pencapaian pembangunan manusia adanya faktor pemenuhan kebutuhan
berdasarkan I-HDI, menunjukkan dasar agama dan keturunan yang
ketidakmerataan, sehingga berbeda-beda tiap kabupaten/kota,
menyebabkan adanya disparitas yang mana masuk dalam porsi
pencapaian pembangunan di tiap perhitungan I-HDI. Adapun indikator yang
kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur. digunakan dalam pengukuran dimensi
Disparitas pencapaian pembangunan agama salah satunya adanya angka
berdasarkan kabupaten/kota di Jawa kriminalitas sebagai cerminan terhadap
Timur dapat dilihat melalui kategori status pelaksanaan salah satu ibadah terpenting
pencapaian pembnagunan masing- dalam rukun Islam yaitu Shalat. Hal
masing provinsi dan selisih antara nilai I-HDI tersebut tertuang dalam ayat al-Qur’an
tertinggi dengan nilai I-HDI terendah. Ayat al-Ankabut ayat 45 yang berbunyi
Penyebab disparitas pembangunan sebagai berikut.
manusia selain karena ketidakmerataan
juga karena adanya ketimpangan

393
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

1. Hasil dari pencapaian


pembangunan manusia
berdasarkan perhitungan I-HDI
pada 38 kabupaten/kota di
Jawa Timur selama tahun 2010-
Utlu mā ūḥiya ilayka minal kitābi wa 2014, dan diukur dengan skala
aqimiṣṣalāh(ta), innaṣṣalāta tanhā ‘anil
internasional, sebagian besar
faḥsyā’i wal munkar(i), wa lażikrullāhi
akbar(u), wallāhu ya’lamu mā kabupaten/kota di Jawa Timur
taṣna’ūn(a).
termasuk dalam ketegori status
Artinya: “Bacalah apa yang telah pembangunan menengah ke
diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-
bawah. Selain itu, terjadi
Qur’an) dan dirikanlah shalat,
sesungguhnya shalat itu mencegah dari disparitas yang cukup jauh
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar,
antara nilai I-HDI tertinggi dengan
dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaanya yang terendah.
dari ibadah-ibadah yang lain), dan Allah
2. Perbedaan yang cukup signifikan
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
antara hasil perhitungan I-HDI
Dimensi keturunan dibentuk oleh
dan HDI, di lihat dari perbedaan
indikator angka kelahiran total yang mana
peringkat tiap kabupaten/kota
angka kelahiran total ini dapat
yang mana dalam HDI berada di
mencerminkan komitmen yang kuat
peringkat atas namun di hasil
dalam melanjutkan generasi penerus,
perhitungan I-HDI berada di
yang perlu diingat hal ini harus diikuti
peringkat bawah, juga
dengan kualitas kelahiran yang baik
perbedaan status pembangunan
dengan ditandainya angka kematian.
yang dicapai, jika dari
perhitungan HDI sebagian besar
Analisis Perbandingan HDI dan I-HDI di
Jawa Timur kabupaten/kota di Jawa Timur
masuk dalam kategori status
1. Sebaran nilai I-HDI lebih beragam
dibanding HDI pembangunan menengah atas
2. Nilai I-HDI menunjukkan disparitas
sedangkan dari hasil perhitungan
antar kabupaten/kota lebih besar
daripada HDI I-HDI masuk dalam ketegori status
3. Perbedaan rangking antar I-HDI dan pembangunan menengah
HDI bawah.
4. Perbedaan status pembangunan

DAFTAR PUSTAKA
V. SIMPULAN
Ahmad, Khursid. 1980. Economic
Berdasarkan dari hasil dan
development in Islamic Framework, in
pembahasan yang sudah di jelaskan, Khursid Ahmad, ed., Studies in Islamic
Economics, Liecester: The Islamic
maka simpulan yang dapat diambil dari
Foundation and Jeddah: International
skripsi ini adalah sebagai berikut.

394
Septiarini, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 5 Mei 2017: 381-395; ANALISIS I-HDI (ISLAMIC-
HUMAN DEVELOPMENT INDEX) DI JAWA TIMUR

Centre for Reseatch in Islamic Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perekonomian


Economics, King Abdul Aziz University. Indonesia : Beberapa Masalah Penting.
Anto, MH., 2009. Introducing an Islamic Jakarta : Ghalia Indonesia.
Human Development Index (I-HDI) to Todaro, Michael dan Stephen C. Smith.
Measure Development in OIC 2003. Pembangunan Ekonomi Di Dunia
Countries. Ketiga.
Badan Pusat Statistik United Nations Development Program
Castrenaningtyas, Mega. 2011. Pengaruh (UNDP).
Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas
Regional Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Jawa Timur:
Studi kasus Kawasan
Gerbangkertosusuila dan Wilayah Tapal
Kuda. Skripsi. Surabaya.Program
Sarjana Departemen Ilmu Ekonomi
Universitas Airlangga.
Djamil, Fathurrahman, 1995. Metode Majlis
Tarjih Muhammadiyah. Jakarta: Logos,
Emilia & Imelia, 2006.Modul Ekonomi
Regional. Jambi: Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.
Hafid, Abdul, 2013. Fungsi Sosial BMT UGT
Sidogiri Perspektif Maqashid Syariah.
Tesis, Surabaya: Program Pascasarjana
Universitas Airlangga.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Leksono, S. 2013. Penelitian Kualitatif Ilmu
Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Moelong, Lexy J., 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
P3EI. 2012. Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, Cetakan Keempat.
Rafsanjani, Haqiqi. 2014. Analisis Islamic
Human Development Index Di
Indonesia. Tesis, Surabaya: Program
Pascasarjana Universitas Airlangga.
Sen, Amartya.1999. Development as
freedom. New York : Alfred Knopf.
Srinivasan, T. N. 1994. Humand
Development: A New Paradigm or
Reinvention of the Wheel? The
American Economiv Review. Vol. 84,
No. 2. May 1994. 238-243.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumarsono, Soni dan Sahat Marulitua.
2002. Indeks Pembangunan Ekonomi:
Review atas Teori Pembangunan Dunia
Ketiga, (online), (www.stkip-jb.ac.id,
diakses 30 Desember 2009 oleh Mega
Castrenaningtyas).

395

Anda mungkin juga menyukai