Skripsi 3
Skripsi 3
SKRIPSI
SKRIPSI
ii
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Gambaran
Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa Di Universitas Indonesia Tahun 2012” dapat
peneliti selesaikan dalam rangka memenuhi tugas akhir pada Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Penyusunan skripsi dapat terlaksana berkat
bimbingan, dorongan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty, MA., PhD, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia;
2. Ibu Kuntarti, M.Biomed, selaku koordinator Mata Ajar Riset Keperawatan;
3. Ibu Dewi Gayatri,SKp., MS, selaku pembimbing yang tidak pernah bosan
memberikan bimbingan, masukan, motivasi kepada mahasiswa
bimbingannya;
4. Kedua orang tua, abang, dan kakak yang telah memberikan dukungan baik
secara moral, motivasi, materil serta mendoakan demi kelancaran
penyelesaian penelitian ini.
5. Teman-teman seperjuangan 2008, khususnya Apri, Tere, Thea, dan terspesial
untuk Henni Baroes yang selalu setia membantu, memberi motivasi, memberi
tumpangan, mendengarkan keluh kesah dan tak kenal lelah untuk membantu
hingga detik-detik terakhir
6. Untuk teman-teman seperbimbingan, terutama Asih, henni, dan betty.
Semoga kita dapat menghasilkan sebuah penelitian yang bermanfaat;
7. Tak lupa kepada pihak Asrama UI Depok yang telah membantu hingga larut
malam pada saat pengambilan data serta responden yang telah bersedia untuk
meluangkan waktunya dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini;
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun sangat
membantu kelancaran proses pelaksanaan penyusunan tugas akhir skripsi ini.
iv
Peneliti
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 4 Juli 2012
Yang menyatakan
ABSTRACT
Food consumption can affect the nutritional status of person. This research was
conducted to determine the student an overview of food consumption in
Universitas Indonesia that took a sample of the 96 respondents. The results of
this study showed 53.1% of students have low levels of knowledge about nutrition
and 15.6% of students had a body mass index greater than 25. Beside of that,
there is no significant relationship between caloric intake or protein in weekdays
or weekend with Body Mass Index, Faculty, and knowledge. This research could
be as a recommendation for the other researcher that want to make a research in
a student of Universitas Indonesia
vii
vi
vii
Tabel 2.1 kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan per orang per hari9............ 9
Tabel 2.2 Klasifikasi IMT menurut Depkes RI ................................................... 10
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel .................................................. 19
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan .................................................................................. 25
Tabel 5.1 Tabel Dsitribusi Responden Menurut Jenis Kelamin, Jumlah
Anggota Keluarga. Fakultas, dan Besar Konsumsi Makanan
Perbulan .............................................................................................. 27
Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan, IMT dan
Pengaruh Teman Sebaya Pada Mahasiswa Universitas Indonesia
Di Depok Tahun 2012 ......................................................................... 28
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi asupan kalori mahasiswa Universitas Indonesia 29
Tabel 5.4 Distribusi Asupan Kalori Mahasiswa Menurut Indeks Masa Tubuh,
Pengetahuan, Dan Fakultas.................................................................31
Tabel 5.5 Distribusi Asupan Protein Mahasiswa Menurut Indeks Masa Tubuh,
Pengetahuan, Dan Fakultas.................................................................33
viii
ix
xi
1 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
3
banyak faktor, seperti aktivitas yang padat, kesulitan dari segi ekonomi, kurangnya
kepedulian dan pengetahuan akan pola makan yang baik dan lain sebagainya. Hal ini
akan berpengaruh pada munculnya berbagai masalah gizi dan bahkan tidak tertutup
kemungkinan akan menyebabkan mahasiswa menjadi sakit dan akan menghambat
proses belajarnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh denny et al di asrama
Universitas Andalas didapatkan bahwa sebanyak 75 % mahasiswa yang tinggal di
asrama tersebut memiliki konsumsi energi yang kurang dan sebanyak 45 %
mahasiswa memiliki konsumsi protein yang kurang. Sehingga penulis merasa
penelitian ini perlu untuk dilakukan guna menganalisis pola konsumsi mahasiswa,
faktor kebiasaan makan dan pengetahuan mahasiswa terkait pola konsumsi makanan
yang sehat. Selain itu akan dilihat pula pola konsumsi mahasiswa UI ditinjau dari
latar belakang keilmuan, jenis kelamin, Indeks Masa Tubuh dan tingkat pengetahuan.
Penelitian ini akan mencakup seluruh mahasiswa program studi yang ada di
lingkungan Universitas Indonesia yang tinggal di rumah kost dan asrama UI depok.
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
4
serta transportasi yang memadai untuk bepergian) berasal dari berbagai latar belakang
social ekonomi yang beragam.
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
5
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
7
2.3 Energi
Energi yang digunakan oleh tubuh tidak hanya berasal dari katabolisme zat
gizi yang tersimpan di dalam tubuh, tetapi juga berasal dari energi dalam makanan
yang dikonsumsi oleh individu tersebut (Arisman, 2003). Kecukupan energi bisa
didapatkan dari konsumsi makanan yang menjadi sumber karbohidrat, protein, dan
lemak. Karbohidrat dan protein merupakan sumber energi utama bagi tubuh, karena
protein memiliki fungsi utama untuk pertumbuhan.
Sebesar 60-75 % energi dalam tubuh dibutuhkan untuk memelihara fungsi
dasar tubuh seperti bernafas, sirkulasi darah, serta mengatur suhu tubuh. Jika jumlah
energi yang masuk lebih sedikit dari pada jumlah energi yang digunakan atau
dikeluarkan, maka cadangan energi yang berada pada jaringan otot/lemak akan
digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut.
Jika konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan,
maka kelebihan energi tersebut akan diubah menjadi lemak tubuh. Penimbunan lemak
tubuh yang terus menerus dapat menyebabkan berat badan lebih atau kegemukan.
Kegemukan dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti konsumsi makanan yang
berlebih seperti karbohidrat, lemak maupun protein serta akibat kurang bergerak.
Kegemukan dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh, yang merupakan resiko
untuk menderita penyakit kronis, seperti diabetes melius, hipertensi, penyakit jantung
koroner, kanker, dan dapat memperpendek harapan hidup.
2.3.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh yang berasal dari
makanan. Bahan makanan yang menjadi sumber zat tenaga yang berasal dari
karbohidrat antara lain: beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, sagu, roti, mie,
pasta` makaroni dan tepung-tepungan disamping gula murni, baik sukrosa,
glukosa atau laktosa. Makan yang bersumber dari karbohidrat sebaiknya
memenuhi 50-60% dari total kebutuhan energi (Depkes, 2003).
Karbohidrat dapat dikelompokan menjadi karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Gula merupakan sumber karbohidrat sederhana. Makanan
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
8
2.3.2 Lemak
Lemak merupakan nutrisi padat yang mampu menyediakan 9 kkal per
gram diet dan merupakan sumber penghasil energi tubuh yang utama (Potter &
Perry, 2006). Sumber zat tenaga yang berasal dari lemak antara lain daging,
susu, telur, kacang-kacangan, dan sebagainya.
2.3.3 Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena berhubungan
dengan proses kehidupan. Protein diperlukan oleh tubuh untuk membangun dan
memelihara jaringan tubuh serta mengganti sel-sel yang rusak. Walaupun fungsi
utama protein untuk pertumbuhan, pada saat tubuh kekurangan zat energi, fungsi
protein untuk membentuk glukosa akan didahulukan. Jika glukosa atau asam
lemak di dalam tubuh terbatas, sel terpaksa menggunakan protein untuk
membentuk glukosa dan energi. Dalam keadaan berlebihan, protein akan
mengalami deaminasi. Nitrogen akan dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan
karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan didalam tubuh. Dengan
demikian, mengkonsumsi protein secara berlebihan dapan menyebabkan
kegemukan (Almatzier. 2004).
Protein dapat didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-
tumbuhan (nabati). Sumber zat pembangun yang berasal dari hewan antara lain:
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
9
daging, ikan, ayam, telur, udang, kerang, susu serta turunannya (seperti keju,
yoghurt, dll). Protein nabati dapat diperoleh dari santan, margarine dan mentega.
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
10
penting untuk melakukan aktifitas fisik yang cukup untuk mencapai keseimbangan
antara pengeluaran dan pemasukan energi/kalori. Untuk menurunkan berat badan,
penggunaan energi harus melebihi asupannya.
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
11
pokok seperti nasi berfungsi memberikan rasa kenyang, lauk pauk seperti daging,
ikan, tahu, tempe memberi kepuasan, sayuran dan buah-buahan biasanya dianggap
sebagai pencuci mulut, serta konsumsi susu. Orang dewasa dianjurkan untuk
mengkonsumsi porsi sayuran dalam bentuk tercampur sebanyak 150 -200 gram atau
1,5-2 mangok dan 200-300 gram atau 2-3 potong buah dalam sehari (Almatzier,
2005). Konsumsi susu sangat penting karena memiliki nilai biologis protein yang
sangat tinggi serta mudah diserap (Depkes, 2003). Pedoman 4 sehat 5 sempurna ini
pada tahun 1995 telah dikembangkan menjadi Pedoman Umum Gizi Seimbang yang
memuat 13% dasar gizi seimbang (Almatzier, 2005)
PUGS berisi 13 pesan dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk
mengonsumsi makanan dan mengoptimalkan kesehatan, yaitu:
Pesan 1. Makanlah Aneka Ragam Makanan
Pesan 2. Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi
Pesan 3, Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
Pesan 4. Batasi Konsumsi Lemak dan Minyak Sampai Seperempat dari Kebutuhan
Energi
Pesan 5. Gunakan garam beryodium
Pesan 6. Makan makanan sumber zat besi
Pesan 7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berusia 4 bulan
Pesan 8. Biasakan Sarapan Pagi
Pesan 9. Minumlah Air Bersih yang Aman dan Cukup Jumlahnya
Pesan 10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
Pesan 11, Hindari Minuman Berakohol
Pesan 12. Makanlah Makanan yang Aman Bagi Kesehatan
Pesan 13. Bacalah Label Pada Makanan yang Dikemas.
Slogan PUGS ini dirasakan masih kurang familiar oleh masyarakat, sehingga
fungsi PUGS sebagai pedoman sarana penyuluhan dianggap kurang efektif.
Penggunaan beberapa istilah seperti kecukupan, kebutuhan, karbohidrat, zat besi juga
dapat menyebabkan masyarakat sulit memahami makna PUGS (Susiloretni, 2002).
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
12
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
13
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
14
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
15
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
16
3. Teman Sebaya
Teman sebaya dapat mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi
suatu makanan. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada
kandungan gizi tetapi sekedar bersosialisasi, untuk kesenangan, dan
supaya tidak kehilangan status (Khomsan, 2003). Pada periode remaja
pertengahan (15-17 tahun), pengaruh teman sebaya lebih terlihat
dalam hal pemilihan makanan (Brown, 2005)
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep yang mendasari penelitian yang
tersusun dalam kerangka konsep sehingga mudah dipahami dan menjadi acuan
peneliti. Dari kerangka konsep akan diperoleh gambaran-gambaran mengenai
variabel-variabel
Karakteristik individu
Jenis kelamin
Status nutrisi
Indeks Masa Tubuh
Pengetahuan Pola
Fakultas Konsumsi
Pengetahuan ttg gizi Makanan
Sosial ekonomi
Penghasilan ortu
Penghasilan tambahan
Pengeluaran
Teman sebaya
17 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
18
3.2 Hipotesis
Berdasarkan tujuan dan pertanyaan penelitian yang telah dirancang maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
a. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja dengan Indeks Masa
Tubuh
b. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja dan hari Minggu
dengan Indeks Masa Tubuh
c. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja dengan fakultas
d. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja dan minggu
dengan fakultas
e. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja dengan pengetahuan
f. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja minggu dengan
pengetahuan
g. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja dengan Indeks
Masa Tubuh
h. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja dan hari Minggu
dengan Indeks Masa Tubuh
i. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja dengan fakultas
j. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja dan minggu dengan
fakultas
k. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja dengan
pengetahuan
l. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja minggu dengan
pengetahuan
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
19
4. Pengetahu Segala sesuatu yang diketahui Kuesioner Pengisian 1 = baik bila ≥ 75% Interval
an terkait oleh responden terkait bagisn A kuesiioner jawaban benar
gizi makanan sehat dan bergizi 2 = rendah bila ≤ 75%
dari seluruh jawaban
benar
4. Fakultas Bidang keilmuan yang Kuesioner Pengisian Pada Analisa Nominal
ditekuni pada tingkat bagisn A kuesiioner dikategorikan:
Universitas, seperti FKM, 1. Kesehatan, jika FIK,
FIK, FMIPA, FT, FIB, FH, Farmasi, FKM, FK,
FISIP, FPsi, FasIlKom, FK, dan FKG
dan FKG. 2. Non Kesehatan, jika
FMIPA, FT, FIB, FH,
FISIP, FPsi
5. Konsumsi Alokasi dana untuk konsumsi kuesioner Pengisian 1. Rendah, < Rp Ordinal
Makanan dalam satu bulan bagian A kuesiioner 500.000,-
2. Tidak rendah > Rp
500.000-
6. Pengaruh Pengaruh teman sebaya Kuesioner Pengisian 1. Dipengaruhi, (≥ 4 Nominal
teman terhadap konsumsi makanan bagian B kuesiioner jawaban benar)
sebaya pada responden 2. Tidak dipengaruhi
(< 4 jawaban benar)
7. Indeks keadaan tubuh akibat Berat Penimban 1. Normal kurus (<25) ordinal
Masa konsumsi makanan dan badan = gan berat 2. Gemuk (>25)
Tubuh penggunaan zat-zat gizi. timbangan badan dan
BB/ seca pengukura
Tinggi n tinggi
badan = badan
microtoice BB/(TB)2
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB 4
DESAIN DAN METODE PENELITIAN
20 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
21
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Z½α = 1,96 (derajat kepercayaan 95%)
P = Prevalensi, estimasi proporsi (jika tidak diketahui, P = 0,5)
d = simpangan (d = 0,05)
Sampel yang akan terlibat dalam penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan
adalah sebanyak 100 orang yang akan di ambil secara purposive sampling
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
23
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
24
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
25
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Asrama ini dihuni oleh mahasiswa laki-laki dan perempuan. Hingga saat ini,
asrama UI terus mengalami pembangunan dan perbaikan dalam hal kualitas dan
kuantitas. Asrama UI depok memiliki 1403 kamar siap huni. Sebanyak 880 kamar
dihuni oleh mahasiswi dan sebanyak 498 kamar dihuni oleh mahasiswi. Selain kamar
siap huni, Asrama UI Depok juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Fasilitas yang
disediakan di asrama ini antara lain kantin, warnet, televisi umum yang terletak di
kantin asrama, bursa asrama dan mini market.
Total responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang
yang diambil secara purposive sampling. Dari data tersebut, sebanyak 10 orang
responden tidak mengikuti proses pengambilan data hingga akhir, sehingga peneliti
harus mencari mahasiswa yang lain untuk menggantikan responden tersebut.
26 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
27
Tabel 5.1
Tabel Dsitribusi Responden Menurut Jenis Kelamin,
Jumlah Anggota Keluarga. Fakultas, dan Besar Konsumsi Makanan Perbulan
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
28
Distribusi biaya makanan responden per bulan tidak merata untuk masing-
masing kategori. Besar biaya konsumsi makanan perbulan yang paling besar adalah
diatas Rp500.000,- yakni 60 orang (62.5 %) sedangkan untuk besar biaya konsumsi
makanan dibawah Rp500.000,- adalah 36 orang (37.5 %)
Tabel 5.2
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan, IMT Dan Pengaruh Teman
Sebaya Pada Mahasiswa Universitas Indonesia Di Depok Tahun 2012
No Variabel Jumlah (Σ) Persentase (%)
1 Tingkat Pengetahuan (80%)
Tinggi 45 46.9
Rendah 51 53.1
Total 96 100
2. Indeks Masa Tubuh
Normal Kurus (<25) 81 84.4
Gemuk (≥ 25) 15 15.6
Total 96 100
3. Pengaruh teman sebaya
Lemah 9 9.4
Kuat 87 90.6
Total 96 100
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
29
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi asupan kalori mahasiswa Universitas Indonesia
No Variabel Mean SD Minimum-Maximun 95% CI
1. Protein rerata HK 46.69 18.9 15.00-142.6 42.8-50.5
2. Protein rerata HK&Minggu 50.24 23.96 12.23-168.87 45.38-55.0
3. Energi rerata HK 926.4 313.87 289.8-1917.45 862.8-990
4. Energi rerata HK&Minggu 1672.9 529.4 427.63-4016.3 1565.6-1780.2
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
30
Diagram 5.2
Distribusi Frekuensi Konsumsi Kalori Mahasiswa Universitas Indonesia
49%
28.1%
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
31
(49%). Selain itu didapatkan pula konsumsi kalori lebih dari AKG yakni 22 orang
(22.9 %) dan konsumsi protein sedang pada 27 orang (28.1%)
Distribusi frekuensi konsumsi kalori hari kedua pada mahasiswa Universitas
Indonesia paling banyak ialah konsumsi kurang dari Angka Kecukupan Gizi (1900
kalori untuk wanita dan 2500 kalori untuk pria) yakni 53 orang (55.2 %). Selain itu
didapatkan pula konsumsi lebih yakni 21 orang (21.9 %) dan konsumsi protein
sedang pada 21 orang (21.9 %)
Distribusi frekuensi konsumsi kalori hari Minggu pada mahasiswa Universitas
Indonesia paling banyak ialah konsumsi kurang dari Angka Kecukupan Gizi (1900
kalori untuk wanita dan 2500 kalori untuk pria) yakni 39 orang (40.6 %). Selain itu
didapatkan pula konsumsi kalori lebih yakni 28 orang (29.2 %) dan konsumsi kalori
sedang pada 29 orang (30.2 %)
Tabel 5.4
Distribusi Asupan Kalori Mahasiswa Menurut Indeks Masa Tubuh,
Pengetahuan, Dan Fakultas
No. Variabel Mean SD N t df Pv
1. IMT rerata HK
<25 1537.5 511.67 81 -0.77 94 0.441
≥ 25 1627.4 575.40 15 -0.714 18.33
rerata HK+minggu 0.481
<25 1656.4 529.74 81 -0.707 94
≥ 25 1762 537.1 15 -0.701 19.388
2. Fakultas Rerata HK
Kesehatan 1437.4 427.93 22 -1.736 94 0.086
Nonkesehatan 1654.5 537.6 74 -1.963 42.630
rerata HK+minggu
Kesehatan 1491 446.93 22 -1.859 94 0.066
Nonkesehatan 1727 542.58 74 -2.065 41.16
3. Pengetahuan Rerata HK
Rendah 1697.4 533.3 51 -1.736 94 0.086
Tinggi 1499.6 490.54 45 -1.963 42.630
rerata HK+minggu
Rendah 1743.2 575.88 51 1.392 94 0.167
Tinggi 1593.3 464.91 45 1.410 93.299
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
32
Hasil analisis hubungan antara asupan kalori terhadap Indeks Masa Tubuh
pada rata-rata hari kerja pertama dan kedua, didapatkan bahwa rata-rata asupan kalori
mahasiswa dengan IMT kurang dari 25 adalah 1537.5, dengan standar deviasi
511.67. sedangkan rata rata konsumsi kalori mahasiswa yang memiliki IMT lebih
dari 25 adalah lebih tinggi yaitu 1627.4 dengan standar deviasi 575.40. setelah
dianalisis lebih lanjut, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara Indeks masa
Tubuh dengan asupan kalori pada rata-rata hari kerja pertama dan kedua. (Pv= 0.441;
α=0.05 )
Hasil analisis hubungan antara asupan kalori terhadap Indeks Masa Tubuh
pada rata-rata hari kerja pertama, kedua dan minggu, didapatkan bahwa rata-rata
asupan kalori mahasiswa dengan IMT kurang dari 25 adalah 1656.4, dengan standar
deviasi 529.74. sedangkan untuk rata rata konsumsi kalori mahasiswa yang memiliki
IMT lebih dari 25 didapatkan nilai yang lebih tinggi yaitu 1700 kalori dengan standar
deviasi 575.40. setelah dianalisis lebih lanjut, tidak ditemukan hubungan yang
bermakna antara Indeks masa Tubuh dengan asupan kalori pada rata-rata hari kerja
pertama dan kedua. (Pv= 0.481; α=0.05 )
Hasil analisis hubungan antara asupan kalori terhadap fakultas pada rata-rata
hari kerja pertama dan kedua, didapatkan bahwa rata-rata asupan kalori mahasiswa
fakultas kesehatan adalah 1437.4, dengan standar deviasi 427.93. sedangkan rata
rata konsumsi kalori mahasiswa non kesehatan adalah lebih tinggi yaitu 1654.5
dengan standar deviasi 537.6. setelah dianalisis lebih lanjut, tidak ditemukan
hubungan yang bermakna antara fakultas dengan asupan kalori pada rata-rata hari
kerja pertama dan kedua. (Pv= 0.086; α=0.05 )
Hasil analisis hubungan antara asupan kalori terhadap fakultas pada rata-rata
hari kerja pertama, kedua dan minggu, didapatkan bahwa rata-rata asupan kalori
mahasiswa fakultas kesehatan adalah 1491 kalori, dengan standar deviasi 446.93.
sedangkan rata rata konsumsi kalori mahasiswa nonkesehatan adalah lebih tinggi
yaitu 1727 kalori dengan standar deviasi 542.58. setelah dianalisis lebih lanjut, tidak
ditemukan hubungan yang bermakna antara fakultas dengan asupan kalori pada rata-
rata hari kerja pertama, kedua dan minggu. (Pv= 0.086; α=0.05 )
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
33
Rata-rata asupan protein mahasiswa dengan Indeks Masa Tubuh kurang dari
25 pada rata-rata hari pertama dan kedua adalah 42.69 gram dengan standar deviasi
18.94. sedangkan rata rata protein mahasiswa yang memiliki IMT lebih dari 25 pada
rata-rata hari kerja pertama dan kedua adalah 52.48 dengan standar deviasi 19.33.
hasil uji statistic didapatkan p=0.825, artinya pada alpha 5% tidak ada perbedaan
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
34
yang signifikan antara Indeks masa Tubuh dengan asupan protein pada hari kerja
pertama.
Rata-rata asupan protein mahasiswa dengan Indeks Masa Tubuh kurang dari
25 pada rata-rata hari kerja dan hari minggu adalah 49.81 gram dengan standar
deviasi 23.67. sedangkan rata rata protein mahasiswa yang memiliki IMT lebih dari
25 pada rata-rata hari kerja pertama dan kedua adalah 52.52 dengan standar deviasi
26.2. hasil uji statistic didapatkan p=0.69, artinya pada alpha 5% tidak ada perbedaan
yang signifikan antara Indeks masa Tubuh dengan asupan protein pada hari kerja dan
hari minggu
Rata-rata asupan protein mahasiswa di fakultas kesehatan pada rata-rata hari
kerja pertama dan kedua adalah 41.13 gram dengan standar deviasi 13.59 sedangkan
rata rata protein mahasiswa di fakultas kesehatan pada rata-rata hari kerja pertama
dan kedua adalah 48.34 dengan standar deviasi 20. hasil uji statistic didapatkan
p=0.117, artinya pada alpha 5% tidak ada perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa di fakultas kesehatan dan nonkesehatan pada rata-rata hari kerja pertama
dan kedua
Rata-rata asupan protein mahasiswa di fakultas kesehatan pada rata-rata hari
kerja dan hari minggu adalah 42.69 gram dengan standar deviasi 15.48 sedangkan
rata rata protein mahasiswa di fakultas kesehatan pada rata-rata hari kerja dan minggu
adalah 52.48 dengan standar deviasi 15.48. hasil uji statistic didapatkan p=0.093,
artinya pada alpha 5% tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa di
fakultas kesehatan dan nonkesehatan dengan rata-rata asupan protein pada hari kerja
dan hari minggu
Rata-rata asupan protein mahasiswa dengan pengetahuan rendah pada rata-
rata hari kerja pertama dan kedua adalah 49.13 gram dengan standar deviasi 20.87
sedangkan rata rata asupan protein dengan pengetahuan tinggi adalah 43.92 gram
dengan standar deviasi 16.19. Hasil uji statistic didapatkan p=0.352, artinya pada
alpha 5% tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
asupan protein pada rata-rata hari kerja pertama dan kedua
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB 6
PEMBAHASAN
36 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
37
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
39
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
40
lebih dari cukup (Brown, 2005). jika asupan protein tersebut dibandingkan
dengan angka kecukupan gizi (AKG) responden dengan status gizi lebih memilki
rata-rata persentase asupan protein 129.1%. secara keseluruhan, responden dalam
penelitian ini mengkonsumsi protein sebesar 110.3% yang artinya rata-rata
asupan protein seluruh responden penelitian ini melebihi angka kecukupan yang
dianjurkan.
Sebagai sumber energi, protein memiliki nilai yang sama dengan
karbohidrat karena menghasilkan 4kkal/g protein. Berbagai bahan makanan dapat
digunakan sebagai sumber protein, baik berasal dari protein hewani maupun
nabati. Dalam penelitian ini, asupan protein hewani adalah jenis protein yang
paling banyak dikonsumsi oleh responden yang berupa daging ayam dan telur.
Sedangkan sumber protein nabati yang dikonsumsi oleh responden berasal dari
produk olahan kacang-kacangan yang berupa tahu dan tempe.
Status gizi didapatkan dengan cara membagi berat badan dengan tinggi
badan dalam meter dikuadratkan. Menurut FAO (2011) asupan energi yang
berlebih secara kronis dapat menimbulkan kenaikan berat badan yang
mengakibatkan berat badan lebih (overweight). Asupan energi dapat dimodifikasi
dari komposisi diet, dengan menahan asupan makanan, atau dengan
meningkatkan oksidasi nutrisi. Secara keseluruhan, keseimbangan energi
merupakan pusat pengaturan berat badan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 84.4% responden memiliki
Indeks masa Tubuh dibawah 25 dan 15.6% memiliki Indeks Masa Tubuh di atas
25. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Turki mengenai
konsumsi makanan berenergi dengan Indeks Masa Tubuh. Jumlah responden
dalam penelitian ini adalah sebanyak 1193 responden yang berasal dari tiga
universitas swasta dan tiga universitas negeri yang ada di kota Ankara. Jumlah
asupan kalori yang didapat dalam penelitian ini dievaluasi dari pengumpulan
recall 24 hours selama tiga hari. Selain food recall 24 hours, penelitian ini juga
menukur dan mengevaluasi berat badan, tinggi badan, jurusan yang diambil, dan
sosidemografi. Persentasi Indeks Masa Tubuh responden yang didapat dalam
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
41
penelitian ini adalah 88.5% responden memiliki IMT normal kurus (dibawah 25)
dan 11.5% responden memiliki IMT lebih dari 25.
Data yang didapatkan dari Riskesdas tahun 2007 yang dilakukan terhadap
populasi yang berumur 15 tahun keatas menyatakan di provinsi Jawa Barat ada
sebanyak 9.3% responden yang memiliki status gizi overweight dan 12.8%
responden dengan status gizi obesitas. Jika dibandingkan, penelitian diatas
menunjukkan prevalensi yang berbeda-beda terhadap status gizi repondennya
dikarenakan adanya perbedaan populasi dan umur. Menurut Brown (2005)
kejadian gizi lebih meningkat sebanding dengan umur. Menurut Karen
et.al.(2005) gizi lebih muncul pada usia remaja akan beresiko terhadap masalah
kesehatan disaat mereka beranjak dewasa. Remaja yang obesitas cenderung
memiliki resiko terhadap penyakit degenerative seperti penyakit kardiovaskular,
diabetes mellitus dan arthritis.
Hasil analisis lebih lanjut antara asupan energi dan status nutrisi tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan baik pada rerata hari kerja maupun hari
kerja dan hari minggu (p=0.441, α=0.05; p= 0.481, α=0.05). Selain itu, analisis
lebih lanjut antara asupan protein dan status nutrisi pada rerata hari kerja maupun
pada hari kerja dan hari minggu juga tidak menunjukkan hubungan yang
signifikan dengan status nutrisi (p= 0.825, α=0.05; p=0.690, α=0.05)
Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rembulan (2007) di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau dimana ditemukan hubungan
yang bermakna antara asupan energi dengan status nutrisi. Pada penelitian ini,
Indeks Masa Tubuh responden dibagi menjadi dua yaitu obesitas jika IMT ≥
25kg/m2 dan tidak obesitas jika IMT ≤ 25kg/m2. Asupan energi dikategorikan
menjadi 2 yaitu asupan energi lebih jika ≥ 100% AKG (Angka Kecukupan Gizi)
dan asupan energi tidak lebih jika ≤100% AKG yang melibatkan 116 responden.
Ketidakmampuan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan asupan
energi dengan status nutrisi bisa disebabkan karena berbagai faktor, salah satunya
adalah instrument recall 24 hours. Menurut Gibson (2005) kekurangan recall
adalah tergantung pada daya ingat responden, the flat slope syndrome yaitu
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
42
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
43
nutrisi yang dimiliki masih umum dan berasal dari pengalaman pelajaran di waktu
SMA.
Hasil analisis lebih lanjut antara asupan energi dan pengetahuan
mahasiswa tidak menunjukkan hubungan yang signifikan baik pada rerata hari
kerja maupun hari kerja dan hari minggu (p=0.086, α=0.05; p= 0.167, α=0.05).
Selain itu, analisis lebih lanjut antara asupan protein dan pengetahuan mahasiswa
pada rerata hari kerja maupun pada hari kerja dan hari minggu juga tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan status nutrisi (p= 0.352, α=0.05;
p= 0.179, α=0.05)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pengetahuan umum maupun pengetahuan tentang gizi dan kesehatan akan
mempengaruhi komposisi dan konsumsi pangan seseorang, akan tetapi seseorang
yang memiliki pengetahuan gizi belum tentu mengubah kebiasaan makannya
(Khomsan, 2000). Geisler (2005) menyatakan bahwa pada umumnya seseorang
dengan pengetahuan gizi akan memiliki asupan yang lebih baik, akan tetapi hanya
memberikan pengetahuan, kebiasaan makan belum tentu menjadi lebih sehat.
Kurangnya dukungan dari lingkungan (teman dan keluarga), sulitnya
mendapatkan makanan yang sehat, maupun kendala lainnya merupakan hambatan
seseorang tidak merubah kebiasaan makannya kearah yang lebih baik.
Pengetahuan gizi menjadi landasan yang menentukan konsumsi pangan.
Individu yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan mempunyai kemampuan
untuk menerapkan pengetahuan gizinya dalam pemilihan makanan. Akan tetapi,
pengetahuan gizi yang dimiliki oleh seseorang belum tentu dapat mengubah
kebiasaan makannya, dimana mereka memiliki pemahaman terkait asupan nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak mengaplikasikan pengetahuan gizi
tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
44
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
45
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
46
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB 7
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
1. Institusi pendidikan
Perlu dilakukan sosialisasi terkait kebutuhan tubuh akan makro dan mikro
nutrisi yang diperlukan oleh tubuh sehari-hari kepada mahasiswa terutama
masih berada di tahun pertama.
47 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
48
2. Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banyak sekali mahasiswa yang
belum memahami kebutuhan tubuh akan asupan nutrisi makro dan mikro.
Sebagai salah satu dari pemberi layanan kesehatan terhadap masyarakat,
perawat sebaiknya melaksanakanacara prommosi kesehatan seperti seminar
ataupun symposium untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait
asupan nutrisi harian dan memberikan motivasi untuk mengaplikasikannya.
3. Peneliti lain
Dapat dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai konsumsi makanan mahasiswa
dengan tingkatan mahasiswa yang lebih bervariasi dan melakukan nanalisa
lebih lanjut terkait factor ekonomi dan asupan nutrisi makro.
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
49
Daftar Pustaka
Almatzier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Barton BA, Eldrige AL, Thompson D, et al. The trelationship of breakfast and cereal
consumption to nutrient intake and body mass index: The Nationaal Heart, Lung, and
Blood Institute Growth and Health Study. J Am Diet Assoc. 2005;105(9):1383-1389
Brown, J.E. et al. (2005). Nutrition Thhrough Life Circle. Thomson Wadsworth
DepkesRI. (2008). Laporan Hasil Riset Kebutuhan Dasar (Riskesdas) Indonsia tahun
2007. Jakarta: Depkes RI
Geissler, Catherine & Powers, Hilary. (2005). Human Nutrition and Dietetics. UK:
Elsevier Chruchill Livingstone
Khomsan, Ali. (2000). Tekhnik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: IPB Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
50
McFarlane, abbie, et all. (2007). Adolescent Home Food and Socioeconomic Position.
Asia Pasific Journal Clinical Nutrition
Nurani, G (2004). Analisis hubungan asupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan
serat dengan indeks massa tubuh cdc pada siswa SMA. Semarang
Polit & Hungler. (2001). Nursing research, principle, and methods. (6th ed).
Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
Potter. PA & Perry, A.G. (2005). Fundamentals of Nursing. 6th ED. Philadelphia:
Lippincott
Sherwood, L. (2001). Human physiology: from cells to systems. (2nd ed). West: A
Division of International Thomson Publishing Inc.
Smeltzer, Suzzane C. & Brenda G. Bare. (2001). Buku ajar keperawatan medical
bedah. (Edisi 8). Jakarta: EGC
Samba, Richard.A. et.al. (2001). Nutrition and Health in Developing Countries. New
Jersey: Humana Press
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
51
Suhardjo. (1989). Pangan, Gizi, dan Pertanian. Bogor: IPB PAU Pangan dan Gizi
Umri, h. (2001). Hubungan pengetahuan gizi, daya beli pangan serta tingkat
konsumsi energi dan protein dengan status gizi santri di pondok pesantren tahfidz
wata'limil quran Masjid Agung Surakarta: Surakarta
Virgianto, G. (2004). Konsumsi fast food sebagai faktor risiko terjadinya obesitas
pada remaja usia 15-17 tahun. Semarang
Wardlaw, S. (2004). Perspective in Nutrition. NewYork city: Hill company
Wagita, L (2009). Hubungan Status Gizi, Aktifitas Fisik dan asupan gizi dengan
kebugaran pada mahasiswi FKM UI: Depok
Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
KUESIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Perkenalkan nama saya Agnes Natalia Sebayang, mahasiswi program regular Universitas Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi tentang
“Gambaran Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa di Universitas Indonesia.” Untuk itu, saya mohon
kesediaan teman-teman untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya.
Jawaban teman-teman akan terjaga kerahasisaanya dan tidak seorangpun akan mengetahuinya karena data
yang akan ditampilkan merupakan data kumulatif dari seluruh sampel yang diambil.
Dengan ini, saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner
yang telah disediakan dibawah ini.
Tertanda,
(………………..…….….…..)
Setelah menandatangani pernyataan diatas, saya mohon ketersediaan teman-teman untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jujur, tanpa bantuan orang lain dan sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas perhatian dan kerjasamanya. Saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
1. Inisial : ____________________
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
3. Alamat : ____________________
4. Fakultas : ____ Semester (__)
5. Jumlah Anggota keluarga, termasuk anda: __ orang
6. Pengeluaran Perbulan.
Transportasi : Rp________________
Beasiswa : Rp________________
1. Zat gizi merupakan salah satu zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
terhindar dari penyakit
2. Makanan yang baik adalah makanan yang memenuhi zat gizi, aman
dan tidak tercemar oleh zat berbahaya
11. Makanan yang menjadi sumber vitamin A adalah hati, kuning telur,
dan bayam
12. Yang termasuk makanan sumber vitamin adalah tahu, telur, jagung
dan singkong
13. Vitamin dapat dibagi menjadi vitamin larut lemak dan larut air.
23. Contoh sumber tenaga yang berasal dari lemak adalah keju, susu dan
tempe
24. Jika tubuh kekurangan zat gizi maka tubuh akan mejadi lemas,
kurus, dan lambat berfikir
Teman-temanku
D3 Diet untuk menurunkan barat badan atau untuk tetap 1)Ya 2) Tidak
memiliki berat tubuh yang ideal
Bahan Makanan
Pagi:
Selingan/
cemilan
Siang:
selingan/
cemilan
Selingan/
cemilan