Anda di halaman 1dari 74

UNIVERSITAS INDONESIA

GAMBARAN POLA KONSUMSI MAKANAN MAHASISWA


DI UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2012

SKRIPSI

Agnes Natalia Sebayang


0806333581

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI REGULER 2008
DEPOK
JULI 2012

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


UNIVERSITAS INDONESIA

GAMBARAN POLA KONSUMSI MAKANAN MAHASISWA


DI UNIVERSITAS INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana


keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan

AGNES NATALIA SEBAYANG


0806333581

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
JULI 2012

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah peneliti nyatakan dengan benar.

Nama : Agnes Natalia Sebayang


NPM : 0806333581
Tanda Tangan :

Tanggal : 14 Juli 2012

ii

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


iii

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Gambaran
Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa Di Universitas Indonesia Tahun 2012” dapat
peneliti selesaikan dalam rangka memenuhi tugas akhir pada Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Penyusunan skripsi dapat terlaksana berkat
bimbingan, dorongan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty, MA., PhD, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia;
2. Ibu Kuntarti, M.Biomed, selaku koordinator Mata Ajar Riset Keperawatan;
3. Ibu Dewi Gayatri,SKp., MS, selaku pembimbing yang tidak pernah bosan
memberikan bimbingan, masukan, motivasi kepada mahasiswa
bimbingannya;
4. Kedua orang tua, abang, dan kakak yang telah memberikan dukungan baik
secara moral, motivasi, materil serta mendoakan demi kelancaran
penyelesaian penelitian ini.
5. Teman-teman seperjuangan 2008, khususnya Apri, Tere, Thea, dan terspesial
untuk Henni Baroes yang selalu setia membantu, memberi motivasi, memberi
tumpangan, mendengarkan keluh kesah dan tak kenal lelah untuk membantu
hingga detik-detik terakhir
6. Untuk teman-teman seperbimbingan, terutama Asih, henni, dan betty.
Semoga kita dapat menghasilkan sebuah penelitian yang bermanfaat;
7. Tak lupa kepada pihak Asrama UI Depok yang telah membantu hingga larut
malam pada saat pengambilan data serta responden yang telah bersedia untuk
meluangkan waktunya dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini;
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun sangat
membantu kelancaran proses pelaksanaan penyusunan tugas akhir skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini


masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, saran dan kritik

iv

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan demi hasil yang lebih baik di
masa yang akan datang. Peneliti berharap semoga penyusunan tugas akhir ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di masa depan.

Depok, Juli 2012

Peneliti

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini :
Nama : Agnes Natalia Sebayang
NPM : 0806333581
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas laporan penelitian kami yang berjudul:

“Gambaran Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa


Di Universitas Indonesia Tahun 2012”
Dengan Hak Bebas Royalti ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan laporan penelitian kami ini tanpa meminta izin
dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 4 Juli 2012
Yang menyatakan

(Agnes Natalia Sebayang)

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


ABSTRAK
Nama : Agnes Natalia Sebayang
Program Studi: Ilmu Keperawatan
Judul : Gambaran Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa di Universitas
Indonesia Tahun 2012

Konsumsi makanan dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Penelitian ini


dilakukan untuk mengetahui gambaran konsumsi makanan mahasiswa di
Universitas Indonesiayang melibatkan 96 responden. Hasil penelitian ini
menunjukkan 78.1% adalah perempuan, 52.1% responden dengan keluarga besar,
53.1% mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai nutrisi dan
15.6% mahasiswa memiliki Indeks Masa Tubuh lebih besar dari 25. Selain itu,
tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara asupan energi maupun protein
denganIMT, fakultas dan pengetahuan. Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi
bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitinan pada mahasiswa yang ada di
Universitas Indonesia.
Kata kunci: Indeks Masa Tubuh, konsumsi makanan, mahasiswa

ABSTRACT

Name : Agnes Natalia Sebayang


Study Program : Ilmu Keperawatan
Title : Description of food pattern in college student of
University of Indonesia

Food consumption can affect the nutritional status of person. This research was
conducted to determine the student an overview of food consumption in
Universitas Indonesia that took a sample of the 96 respondents. The results of
this study showed 53.1% of students have low levels of knowledge about nutrition
and 15.6% of students had a body mass index greater than 25. Beside of that,
there is no significant relationship between caloric intake or protein in weekdays
or weekend with Body Mass Index, Faculty, and knowledge. This research could
be as a recommendation for the other researcher that want to make a research in
a student of Universitas Indonesia

Keyword: Body mass index, college student, food consumption

vii

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii
KATA PENGESAHAN ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ ix
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN TEORI ............................................................................ 6


2.1 Tumbuh Kembang Mahasiswa ............................................................. 6
2.2 Pola Konsumsi makanan ....................................................................... 6
2.3 Energi ..................................................................................................... 7
2.3.1 Karbohidrat ................................................................................... 7
2.3.2 Lemak ........................................................................................... 8
2.3.3 Protein ........................................................................................... 8
2.4 Angka Kecukupan Gizi .......................................................................... 9
2.5 Indeks Masa Tubuh ................................................................................ 9
2.6 Pola Menu Seimbang ............................................................................. 10
2.7 Metode Pengukuran Konsumsi Makanan .............................................. 13
2.7.1 Metode Food Recall 24 jam.......................................................... 13
2.7.2 Metode estimated food records .................................................... 13
2.7.3 Metode penimbangan makanan (food weighing).......................... 13
2.7.4 Metode dietary history.................................................................. 14
2.7.5 Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency ............................ 14
2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan ............................ 14

BAB 3 KERANGKA KERJA PENELITIAN ............................................... 17


3.1 Kerangka Konsep .................................................................................. 17
3.2 Hipotesis ................................................................................................ 18
3.2 Definisi Operasional ............................................................................. 19

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 20


4.1 Desain Penelitian .................................................................................. 20
4.2 Populasi dan Sampel ............................................................................. 20

vi

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 21
4.4 Instrumen Penelitian ............................................................................. 21
4.5 Etika Penelitian ...................................................................................... 21
4.6 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 22
4.7 Pengolahan Data dan Analisis Data ...................................................... 23
4.8 Sarana Penelitian ................................................................................... 24
4.9 Jadwal Kegiatan .................................................................................... 25

BAB 5 HASIL PENELITIAN .......................................................................... 26


5.1 Gambaran Umum Asrama ..................................................................... 26
5.2 Analisis Univariat .................................................................................. 27
5.2 Analisis Bivariat ..................................................................................... 34

BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................... 36


6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil ................................................................ 36
6.1.1 Karakteristik Responden .............................................................. 36
6.1.2 Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Status gizi .......... 39
6.1.3 Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Tingkat
Pengetahuan ................................................................................. 42
6.1.4 Hubungan Asupan Energi dan Protein terhadap Fakultas ........... 44
6.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 45

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan ............................................................................................ 47
7.2 Saran ...................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50

vii

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan per orang per hari9............ 9
Tabel 2.2 Klasifikasi IMT menurut Depkes RI ................................................... 10
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel .................................................. 19
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan .................................................................................. 25
Tabel 5.1 Tabel Dsitribusi Responden Menurut Jenis Kelamin, Jumlah
Anggota Keluarga. Fakultas, dan Besar Konsumsi Makanan
Perbulan .............................................................................................. 27
Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan, IMT dan
Pengaruh Teman Sebaya Pada Mahasiswa Universitas Indonesia
Di Depok Tahun 2012 ......................................................................... 28
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi asupan kalori mahasiswa Universitas Indonesia 29
Tabel 5.4 Distribusi Asupan Kalori Mahasiswa Menurut Indeks Masa Tubuh,
Pengetahuan, Dan Fakultas.................................................................31
Tabel 5.5 Distribusi Asupan Protein Mahasiswa Menurut Indeks Masa Tubuh,
Pengetahuan, Dan Fakultas.................................................................33

viii

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 PIRAMIDA MAKANAN ........................................................12

ix

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


DAFTAR DIAGRAM

DIAGRAM 5.1 Distribusi Frekuensi Konsumsi Protein


Mahasiswa Universitas Indonesia ............................................ 29
DIAGRAM 5.2 Distribusi Frekuensi Konsumsi Kalori Mahasiswa Universitas
Indonesia .................................................................................. 30

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin

Lampiran 2 Lembar Persetujuan menjadi responden

Lampiran 3 Kuesioner untuk Responden

xi

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zat gizi atau nutrisi yang terkandung di dalam makanan merupakan kunci
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan tubuh. Asupan makanan yang buruk dan
diikuti dengan gaya hidup yang kurang gerak merupakan faktor resiko untuk penyakit
kronik yang mematikan ataupun mengancam hidup, seperti penyakit kardiovaskuler,
stroke, hipertensi, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Menurut Canadian statistik
(2002), penyakit kardiovaskuler membunuh duapertiga masyarakat di Amerika
Serikat. Di Indonesia, pada laporan Risdakes (2007) dikatakan bahwa prevalensi
beberapa penyakit seperti hipertensi dan stroke meningkat sesuai dengan peningkatan
umur, dan mulai menyerang orang-orang diusia muda. Faktanya, sudah ditemukan
penyakit stroke sebesar 1,1% pada usia muda (Riskesdas, 2007). Salah satu faktor
ditemukannya penyakit degenerative pada usia muda adalah asupan makanan yang
mengandung tinggi lemak, gula, dan garam yang kemudian tidak diseimbangkan
dengan asupan buah dan sayur (Arisman, 2004).
Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi dasar dari usia muda, dapat menyebabkan
individu tersebut terkena dampaknya diusia selanjutnya, seperti kerapuhan tulang
yang dapat menyebabkan fraktur ataupun osteoporosis. Kurang mengkonsumsi zat
besi juga dapat mengakibatkan anemia. Sementara itu, mengkonsumsi suplemen,
seperti vitamin A, vitamin D, vitamin B-6, ataupun kalsium, yang berlebihan juga
berbahaya. Mengkonsumsi alkohol terlalu banyak juga berhubungan dengan
terjadinya kasus sirosis hati, beberapa jenis kanker, kecelakaan, dan bunuh diri
(Wardlaw, 2004).
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhannya akan makanan meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan terhadap
makanan. Sikap individu terhadap makanan dapat berupa sifat positif dan negatif.
Sikap positif dan negatif terhadap makanan bersumber pada nilai affective yang
berasal dari lingkungan (alam, budaya, sosial, dan ekonomi) dimana manusia atau

1 Universitas Indonesia

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


2

kelompok manusia tersebut tumbuh. Demikian juga halnya dengan kepercayaan


terhadap makanan yang berkaitan dengan nilai-nilai koognitif, yaitu kualitas baik dan
buruk serta menarik dan tidak menarik. Pemilihan merupakan proses psikomotor
untuk memilih makanan yang dikonsumsi sesuai dengan sikap dan kepercayaannya
(Brown, 2005).
Konsumsi makanan dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Kurangnya
konsumsi makanan baik secara kuantitas maupun kualitas pada segala usia dapat
menyebabkan gangguan dalam proses produksi tenaga dan pertahanan tubuh.
Gangguan dalam produksi tenaga dapat menyebabkan individu kekurangan tenaga
untuk bergerak bekerja, dan melakukan aktivitas lainnya. Sedangkan gangguan dalam
hal pertahanan tubuh dapat menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan
seseorang mudah terserang penyakit (Wardlaw, 2004).
Pola makan yang sehat diasosiasikan dengan pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan maksud tertentu, seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi,
mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Setiap individu membutuhkan pola
makan yang sehat dan seimbang untuk menjaga kesehatan dan untuk mendukung
kelancaran aktivitas, terutama bagi individu yang memiliki aktivitas keseharian yang
padat, misalnya pada mahasiswa. Mahasiswa tergolong dalam kelompok usia transisi
dari masa remaja akhir menjadi dewasa awal. Seseorang yang memasuki usia transisi
ini sudah mulai peduli dan memperhatikan tentang asupan makanan yang dikonsumsi
untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya, baik dari segi kebutuhan energy, vitamin,
maupun mineral.
Oleh karena itu pola makan mahasiswa menjadi fokus utama penulis
dikarenakan asupan makanan yang dikonsumsi oleh mahasiswa akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta konsentrasinya dalam belajar.
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan khususnya sebagai generasi
penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku hidup dan pola makan yang sehat.
Sebagian besar mahasiswa tinggal di rumah kost dan asrama, dimana perilaku
atau pola konsumsi makanan mahasiswa yang tinggal di rumah kost dan asrama
cenderung serba tidak teratur dan jauh dari ukuran sehat. Hal ini diakibatkan oleh

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
3

banyak faktor, seperti aktivitas yang padat, kesulitan dari segi ekonomi, kurangnya
kepedulian dan pengetahuan akan pola makan yang baik dan lain sebagainya. Hal ini
akan berpengaruh pada munculnya berbagai masalah gizi dan bahkan tidak tertutup
kemungkinan akan menyebabkan mahasiswa menjadi sakit dan akan menghambat
proses belajarnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh denny et al di asrama
Universitas Andalas didapatkan bahwa sebanyak 75 % mahasiswa yang tinggal di
asrama tersebut memiliki konsumsi energi yang kurang dan sebanyak 45 %
mahasiswa memiliki konsumsi protein yang kurang. Sehingga penulis merasa
penelitian ini perlu untuk dilakukan guna menganalisis pola konsumsi mahasiswa,
faktor kebiasaan makan dan pengetahuan mahasiswa terkait pola konsumsi makanan
yang sehat. Selain itu akan dilihat pula pola konsumsi mahasiswa UI ditinjau dari
latar belakang keilmuan, jenis kelamin, Indeks Masa Tubuh dan tingkat pengetahuan.
Penelitian ini akan mencakup seluruh mahasiswa program studi yang ada di
lingkungan Universitas Indonesia yang tinggal di rumah kost dan asrama UI depok.

1.2 Rumusan Masalah


Arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang sangat pesat menyebakan
terjadinya pergeseran pola hidup manusia khususnya yang berada di kota besar
seperti Jakarta. Gaya hidup modern dan tingkat aktivitas yang tinggi menuntut
individu untuk melakukan berbagai hal yang serba praktis, termasuk dalam hal
konsumsi makanan dan tidak berorientasi terhadap kandungan zat gizi yang ada
didalamnya. Makanan jenis ini memilki kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang
tinggi serta rendah serat. Jenis makanan tersebut jika dikonsumsi secara rutin dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti obesitas,
penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus, kanker, dan berbagai penyakit lainnya.
Peneliti ingin melakukan penilitian mengenai gambabaran pola konsumsi
makanan pada mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini ditujukan kepada
mahasiswa Universitas Indonesia karena terdiri dari berbagai keilmuan, letaknya
yang strategis (berdekatan dengan beberapa pusat perbelanjaan yang cukup besar

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
4

serta transportasi yang memadai untuk bepergian) berasal dari berbagai latar belakang
social ekonomi yang beragam.

I.3 Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana karakteristik Mahasiswa UI (jenis kelamin, jumlah anggota
keluarga dan alokasi dana untuk konsumsi makanan perbulan)?
2. Bagaimana tingkat pengetahuan, bidang keilmuan dan Indeks Masa Tubuh
mahasiswa terhadap terhadap pola konsumsi makanan
3. Berapa rata-rata konsumsi energy dan protein mahasiswa UI yang tinggal di
asrama UI Depok?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola konsumsi makanan pada
mahasiswa di Universitas Indonesia
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran pola konsumsi makanan pada mahasiswa
Universitas Indonesia.
b. Teridentifikasinya karakteristik pola makan Mahasiswa UI berdasarkan
jenis kelamin, pengaruh teman sebaya, IMT, dan fakultas..
c. Teridentifikasinya tingkat pengetahuan mahasiswa UI terhadap pola
konsumsi makanan
d. Teridentifikasi hubungkan antara asupan energi dan protein dengan IMT,
fakultas, serta pengetahuan.

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
5

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1Bagi Praktek Keperawatan


Penelitian ini dapat menjadi acuan jika tim keperawatan akan melakukan
interventsi terhadap kelompok usia tersebut.
1.5.2 Bagi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini dapat menjadi masukan pengetahuan mengenai Pola Makan
khususnya pada mahasiswa yang ada di Universitas Indonesia
1.5.3 Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat menjadi gambaran sekaligus masukan pengetahuan
baik untuk saat ini maupun menjadi acuan ataupun perbandingan
terhadap penelitian dimasa yang akan datang
1.2.4 Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat dijadikan ajang sharing bersama pada saat penelitian
ini berlangsung dan juga sebagai evaluasi terhadap pola konsumsi
makanan mahasiswa tersebut

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuh Kembang Mahasiswa


Dalam teori tumbuh kembang, mahasiswa berada pada tahap awal transisi
dewasa (usia 18-20) ataupun dalam tahap memasuki kedewasaan (usia 21-27)
(Potter&Perry, 2005). Tahap awal transisi dewasa dialami oleh kelompok usia ini
yang baru menyandang predikat mahasiswa, dimana mereka berpisah dari keluarga
dan merasakan kebebasan dunia luar. Pada usia 20 tahun, dewasa muda telah
melengkapi pertumbuhan fisiknya. terkeculi pada dewasa muda yang sedang hamil
dan menyusui, karena pada tahap tersebut, perubahan fisik, kognitif dan psikososial
serta masalah kesehatan yang mereka alami sangat luas.
Usia dewasa awal merupakan masa-masa yang aktif, mereka cenderung
menyibukan diri dengan berbagai aktivitas dan mencari kesuksesan dari segala sisi.
Kelompok usia ini cenderung mengabaikan gejala fisik yang mereka rasakan setelah
beraktivitas dan sering menunda dalam mencari perawatan kesehatan.

2.2 Pola Konsumsi Makanan


Pola makan adalah cara seorang atau sekelompok orang yang memilih dan
mengkonsumsi makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi,
budaya dan social sebagai bagian yang mempengaruhi pola makan dapat meliputi
kegiatan memilih pangan, cara memperoleh, menyimpan, beberapa factor yang
mempengaruhi kebutuhan makan manusia yaitu factor intrinsic dan factor ekstrinsik
(Geissler&Powers, 2005). Menurut Baliwati (2004) pola konsumsi pangan adalah
susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang
pada waktu tertentu.
Terkadang, terdapat penilaian yang berbeda terhadap jenis makanan
tertentu.di masyarakat sehingga makanan tersebut dilarang untuk dimakan (tabu).
Jenis makanan pantangan tidak hanya Karena alasan agama, bisa juga karena alas an
kesehatan yang berbeda tiap individu (Suhardjo, 1989).

6 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
7

2.3 Energi
Energi yang digunakan oleh tubuh tidak hanya berasal dari katabolisme zat
gizi yang tersimpan di dalam tubuh, tetapi juga berasal dari energi dalam makanan
yang dikonsumsi oleh individu tersebut (Arisman, 2003). Kecukupan energi bisa
didapatkan dari konsumsi makanan yang menjadi sumber karbohidrat, protein, dan
lemak. Karbohidrat dan protein merupakan sumber energi utama bagi tubuh, karena
protein memiliki fungsi utama untuk pertumbuhan.
Sebesar 60-75 % energi dalam tubuh dibutuhkan untuk memelihara fungsi
dasar tubuh seperti bernafas, sirkulasi darah, serta mengatur suhu tubuh. Jika jumlah
energi yang masuk lebih sedikit dari pada jumlah energi yang digunakan atau
dikeluarkan, maka cadangan energi yang berada pada jaringan otot/lemak akan
digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut.
Jika konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan,
maka kelebihan energi tersebut akan diubah menjadi lemak tubuh. Penimbunan lemak
tubuh yang terus menerus dapat menyebabkan berat badan lebih atau kegemukan.
Kegemukan dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti konsumsi makanan yang
berlebih seperti karbohidrat, lemak maupun protein serta akibat kurang bergerak.
Kegemukan dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh, yang merupakan resiko
untuk menderita penyakit kronis, seperti diabetes melius, hipertensi, penyakit jantung
koroner, kanker, dan dapat memperpendek harapan hidup.

2.3.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh yang berasal dari
makanan. Bahan makanan yang menjadi sumber zat tenaga yang berasal dari
karbohidrat antara lain: beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, sagu, roti, mie,
pasta` makaroni dan tepung-tepungan disamping gula murni, baik sukrosa,
glukosa atau laktosa. Makan yang bersumber dari karbohidrat sebaiknya
memenuhi 50-60% dari total kebutuhan energi (Depkes, 2003).
Karbohidrat dapat dikelompokan menjadi karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Gula merupakan sumber karbohidrat sederhana. Makanan

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
8

yang menjadi sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung,


gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang). Proses pencernaan dan
penyerapan karbohidrat kompleks lebih lama daripada karbohidrat sederhana,
sehingga orang yang mengonsumsi karbohidrat kompleks tidak akan cepat
merasa lapar. Beberapa karbohidrat kompleks seperti serat tidak dapat dicerna
oleh sistem pencernaan manusia dan tidak mampu memberikan energi yang
cukup bagi manusia. Akan tetapi, karbohidrat jenis ini sangat diperlukan oleh
tubuh untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan (FAO, 2008).

2.3.2 Lemak
Lemak merupakan nutrisi padat yang mampu menyediakan 9 kkal per
gram diet dan merupakan sumber penghasil energi tubuh yang utama (Potter &
Perry, 2006). Sumber zat tenaga yang berasal dari lemak antara lain daging,
susu, telur, kacang-kacangan, dan sebagainya.

2.3.3 Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena berhubungan
dengan proses kehidupan. Protein diperlukan oleh tubuh untuk membangun dan
memelihara jaringan tubuh serta mengganti sel-sel yang rusak. Walaupun fungsi
utama protein untuk pertumbuhan, pada saat tubuh kekurangan zat energi, fungsi
protein untuk membentuk glukosa akan didahulukan. Jika glukosa atau asam
lemak di dalam tubuh terbatas, sel terpaksa menggunakan protein untuk
membentuk glukosa dan energi. Dalam keadaan berlebihan, protein akan
mengalami deaminasi. Nitrogen akan dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan
karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan didalam tubuh. Dengan
demikian, mengkonsumsi protein secara berlebihan dapan menyebabkan
kegemukan (Almatzier. 2004).
Protein dapat didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-
tumbuhan (nabati). Sumber zat pembangun yang berasal dari hewan antara lain:

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
9

daging, ikan, ayam, telur, udang, kerang, susu serta turunannya (seperti keju,
yoghurt, dll). Protein nabati dapat diperoleh dari santan, margarine dan mentega.

2.4 Angka Kecukupan Gizi


AKG merupakan rekomendasi asupan berbagai nutrient esensial yang
dipertimbangkan berdasarkan pengetahuan ilmiah agar nutrient tersebut cukup
memadai untuk memenuhi kebutuhan gizi semua orang sehat (Hartono, 2006). AKG
mencerminkan rata-rata perhari yang harus dikonsumsi oleh populasi dan bukan
merupakan perorangan.
Tubuh manusia membutuhkan aneka ragam makanan untuk memenuhi semua
zat gizi tersebut. Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan
menyebabkan kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai
untuk mencukupi kebutuhan masing-masing individu, sehingga tercapai kondisi
kesehatan yang prima.
Tabel 2.1
Kecukupan Gizi Rata-Rata Yang Dianjurkan Per Orang Per Hari
Umur AKG energi AKG protein
(Kkal) (g)
16-20 thn (Pria) 2500 66
20-45 thn 2800 55
16-20thn (wanita) 2000 51
20-45 thn 2200 48
Sumber : Depkes RI (2004)

2.5 Indeks Masa Tubuh


Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat
badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan
kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung
kalori tinggi atau makanan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi. Selain itu,

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
10

penting untuk melakukan aktifitas fisik yang cukup untuk mencapai keseimbangan
antara pengeluaran dan pemasukan energi/kalori. Untuk menurunkan berat badan,
penggunaan energi harus melebihi asupannya.

Cara mengukur berat badan ideal yang dapat digunakan adalah :


IMT = BB (Kg)
TB x TB (m)
Tabel 2.2
Klasifikasi IMT menurut Depkes RI
Klasifikasi IMT
Gizi kurang < 18,5 kg/ m2
Normal 18,5 – 24,99 kg/ m2
Gizi lebih 25 – 26,99 kg/ m2
Obesitas ≥ 27 kg/ m2
Sumber : Depkes RI (2004)

Perhitungan energi sangat penting pada diet untuk mempertahankan ataupun


menurunkan BB agar mencapai berat ideal.Diet tinggi lemak dapat menyebabkan
kenaikan BB dalam waktu cepat. Namun harus diperhitungkan pula asupan dari
seluruh total energi per hari terutama dari sumber makro nutrisi, yaitu: karbohidrat,
protein danlemak. 1 gram lemak setara dengan 9 kkal, 1 gram karbohidrat dan protein
setaradengan 4 kkal sedangkan 1 gram alcohol setara dengan 7 kkal. Oleh karena
itu,komposisi makronutrien yang dianjurkan adalah mengurangi bahan makanan
terutama dari sumber-sumber lemak dan protein,

2.6 Pola Menu Seimbang


Pedoman pola menu seimbang yang dikembangkan sejak tahun 1950 dan
telah mengakar dikalangan masyarakat luas adalah Pedoman Menu 4 Sehat 5
Sempurna. Hidangan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna terdiri dari makanan
pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu. Makanan

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
11

pokok seperti nasi berfungsi memberikan rasa kenyang, lauk pauk seperti daging,
ikan, tahu, tempe memberi kepuasan, sayuran dan buah-buahan biasanya dianggap
sebagai pencuci mulut, serta konsumsi susu. Orang dewasa dianjurkan untuk
mengkonsumsi porsi sayuran dalam bentuk tercampur sebanyak 150 -200 gram atau
1,5-2 mangok dan 200-300 gram atau 2-3 potong buah dalam sehari (Almatzier,
2005). Konsumsi susu sangat penting karena memiliki nilai biologis protein yang
sangat tinggi serta mudah diserap (Depkes, 2003). Pedoman 4 sehat 5 sempurna ini
pada tahun 1995 telah dikembangkan menjadi Pedoman Umum Gizi Seimbang yang
memuat 13% dasar gizi seimbang (Almatzier, 2005)
PUGS berisi 13 pesan dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk
mengonsumsi makanan dan mengoptimalkan kesehatan, yaitu:
Pesan 1. Makanlah Aneka Ragam Makanan
Pesan 2. Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi
Pesan 3, Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
Pesan 4. Batasi Konsumsi Lemak dan Minyak Sampai Seperempat dari Kebutuhan
Energi
Pesan 5. Gunakan garam beryodium
Pesan 6. Makan makanan sumber zat besi
Pesan 7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berusia 4 bulan
Pesan 8. Biasakan Sarapan Pagi
Pesan 9. Minumlah Air Bersih yang Aman dan Cukup Jumlahnya
Pesan 10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
Pesan 11, Hindari Minuman Berakohol
Pesan 12. Makanlah Makanan yang Aman Bagi Kesehatan
Pesan 13. Bacalah Label Pada Makanan yang Dikemas.

Slogan PUGS ini dirasakan masih kurang familiar oleh masyarakat, sehingga
fungsi PUGS sebagai pedoman sarana penyuluhan dianggap kurang efektif.
Penggunaan beberapa istilah seperti kecukupan, kebutuhan, karbohidrat, zat besi juga
dapat menyebabkan masyarakat sulit memahami makna PUGS (Susiloretni, 2002).

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
12

Piramida makanan merupakan ilustrasi dari pedoman gizi seimbang. Gambar


piramida digunakan untuk menggambarkan variasi, proporsi, dan keseimbangan.
Sebaiknya setiap makan siang dan makan malam kita mengonsumsi makanan yang
terdiri dari 4 kelompok makanan, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah.
Peranan berbagai kelompok bahan makanan secara jelas tergambar piramida
makanan.
Ukuran dari tiap bagian piramida menunjukkan jumlah porsi setiap hari yang
dianjurkan untuk dikonsumsi. Tujuan piramida makanan ini adalah agar tercapai
masyarakat yang terpenuhi kecukupan gizinya, mengonsumsi makanan dengan
seimbang dan beraneka ragam, serta tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan
(Depkes, 2003).
.
Gambar 2.1
Piramida Makanan

Sumber: Wardlaw, 2004, Perspective in Nutrition hal 51

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
13

2.7 Metode Pengukuran Konsumsi Makanan


Metode pengukuran pola makan untuk individu, antara lain :
1. Metode Food recall 24 jam
2. Metode estimated food records
3. Metode penimbangan makanan (food weighing)
4. Metode dietary history
5. Metode frekuensi makanan (food frequency)

2.7.1 Metode Food Recall 24 Hours


Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi dalam periode 24 jam yang lalu. Hal
penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang
diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara
teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain).
Jika pengukuran dilakukan hanya satu kali (1 x24 jam), maka data yang
diperoleh kurang representative untuk menggambarkan kebiasaan individu.
Oleh karena itu, recall 24 sebaiknya dilakukan berulang-ulang dengan hari
yang tidak berturut-turut

2.7.2 Metode estimated food records


Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang ia
makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam URT (Ukuran Rumah
Tangga) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-
4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan
tersebut.

2.7.3 Metode penimbangan makanan (food weighing)


Pada metode penimbangan makanan, responden atau petugas
menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
14

1 hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari


tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang tersedia. Perlu
diperhatikan, bila terdapat sisa makanan setelah makan maka perlu juga
ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang
dikonsumsi.

2.7.4 Metode dietary history


Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola
konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama (1 minggu,
1 bulan, 1 tahun). Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengumpulan data
adalah keadaan musim-musim tertentu dan hari-hari tertentu seperti awal
bulan, hari raya, ataupun saat menghadapi Ujian-ujian tertentu

2.7.5 Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)


Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang
frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama
periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun.Kuesioner frekuensi
makanan memuat tentang daftar makanan dan frekuensi penggunaan makanan
tersebut pada periode tertentu.Bahan makanan yang ada dalam daftar
kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup
sering oleh responden.

2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan


Pemilihan makanan individu sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti:
1. Jenis Kelamin
Menurut Brown (2005), pria lebih banyak membutuhkan energi dan
protein dari pada wanita. Hal ini dikarenakan pria lebih banyak
melakukan aktivitas fisik dari pada wanita. Oleh karena itu, kebutuhan
kalori laki-laki akan lebih banyak dari pada permepuan, sehingga laki-

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
15

laki mengkonsumsi lebih banyak makanan. Selain itu banyak wanita


yang sangat memperhatikan citra tubuhnya sehingga banyak dari mereka
yang menunda makan bahkan mengurangi porsi makan sesuai
kebutuhannya agar memiliki porsi tubuh yang sempurna (Judarwanto,
2005).
2. Pengetahuan
Pengetahuan gizi dan kebiasaan untuk menghargai makanan
yang kurang dapat menimbulkan masalah gangguan nutrisi. Banyak
orang yang tidak memahami zat gizi yang terkandung dalam makanan
dan fungsi zat gizi tersebut didalam tubuh. Seseorang yang tidak
mengerti akan prinsip dasar gizi dan tidak sadar akan gizi yang
dikandung dalam makanan dapat mengakibatkan kesulitan dalam
memilih makanan yang diperlukan oleh tubuh. Jika hal tersebut
dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan defisiensi, yang
akan berpengaruh terhadap status gizi individu tersebut(Mc Williams,
1993).
Pengetahuan umum maupun pengetahuan tentang gizi dan
kesehatan akan mempengaruhi komposisi dan konsumsi pangan
seseorang, akan tetapi seseorang yang memiliki pengetahuan gizi
belum tentu mengubah kebiasaan makannya (Khomsan, 2000). Geisler
(2005) menyatakan bahwa pada umumnya seseorang dengan
pengetahuan gizi akan memiliki asupan yang lebih baik, akan tetapi
hanya memberikan pengetahuan, kebiasaan makan belum tentu
menjadi lebih sehat. Kurangnya dukungan dari lingkungan (teman dan
keluarga), sulitnya mendapatkan makanan yang sehat, maupun kendala
lainnya merupakan hambatan seseorang tidak merubah kebiasaan
makannya kearah yang lebih baik.
Menurut Rowoski dalam Benedich (2005), informasi terkait gizi dan
nutrisi dapat disebarkan melalui:

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
16

a. Poster yang dipajang ditempat-tempat umum (seperti sekolah,


PUSKESMAS, Rumah Sakit), dimana orang mempunyai
kesempatan untuk membacanya.
b. Leaflet dengan pesan kesehatan yang sederhana dan speseifik.
c. Artikel dikoran
d. Iklan pada televise dan radio
e. Program sekolah untuk murid dan orangtua murid.

3. Teman Sebaya
Teman sebaya dapat mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi
suatu makanan. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada
kandungan gizi tetapi sekedar bersosialisasi, untuk kesenangan, dan
supaya tidak kehilangan status (Khomsan, 2003). Pada periode remaja
pertengahan (15-17 tahun), pengaruh teman sebaya lebih terlihat
dalam hal pemilihan makanan (Brown, 2005)

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep yang mendasari penelitian yang
tersusun dalam kerangka konsep sehingga mudah dipahami dan menjadi acuan
peneliti. Dari kerangka konsep akan diperoleh gambaran-gambaran mengenai
variabel-variabel

3.1 Kerangka Konsep


Berdasarkan landasan teori yang diuraikan pada studi kepustakaan, maka
secara sistematis kerangka konsep pada penelitian dapat digambarkan dalam skema,
sebagai berikut:

Karakteristik individu
 Jenis kelamin

Status nutrisi
 Indeks Masa Tubuh

Pengetahuan Pola
 Fakultas Konsumsi
 Pengetahuan ttg gizi Makanan
Sosial ekonomi
 Penghasilan ortu
 Penghasilan tambahan
 Pengeluaran

Teman sebaya

17 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
18

3.2 Hipotesis
Berdasarkan tujuan dan pertanyaan penelitian yang telah dirancang maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
a. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja dengan Indeks Masa
Tubuh
b. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja dan hari Minggu
dengan Indeks Masa Tubuh
c. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja dengan fakultas
d. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja dan minggu
dengan fakultas
e. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja dengan pengetahuan
f. Ada hubungan antara asupan energi rerata hari kerja minggu dengan
pengetahuan
g. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja dengan Indeks
Masa Tubuh
h. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja dan hari Minggu
dengan Indeks Masa Tubuh
i. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja dengan fakultas
j. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja dan minggu dengan
fakultas
k. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja dengan
pengetahuan
l. Ada hubungan antara asupan protein rerata hari kerja minggu dengan
pengetahuan

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
19

3.3 Variabel dan Definisi Operasional


Tabel 3.4 Defenisi Operasional
No. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Penelitian
1. Kecukupa Total kecukupan energy dari wawancara Format 1. Lebih (> 100% AKG Ordinal
n energi makanan yang dikonsumsi recall 2. Cukup (80-100%
selama 1 hari yang 3x24 jam AKG)
dibandingkan dengan AKG 3. Kurang (< 80% AKG)
2. Kecukupa Total kecukupan protein dari wawancara Format 1. Lebih (> 100% AKG Ordinal
n Protein makanan yang dikonsumsi recall 2. Cukup (80-100%
selama 1 hari yang 3x24 jam AKG)
dibandingkan dengan AKG 3. Kurang (< 80% AKG)
3. Jenis Adalah ciri yang Kuesioner Pengisian 1. Laki-laki nominal
Kelamin membedakan responden bagisn A kuesiioner 2. perempuan
menjadi golongan laki-laki
dan perempuan

4. Pengetahu Segala sesuatu yang diketahui Kuesioner Pengisian 1 = baik bila ≥ 75% Interval
an terkait oleh responden terkait bagisn A kuesiioner jawaban benar
gizi makanan sehat dan bergizi 2 = rendah bila ≤ 75%
dari seluruh jawaban
benar
4. Fakultas Bidang keilmuan yang Kuesioner Pengisian Pada Analisa Nominal
ditekuni pada tingkat bagisn A kuesiioner dikategorikan:
Universitas, seperti FKM, 1. Kesehatan, jika FIK,
FIK, FMIPA, FT, FIB, FH, Farmasi, FKM, FK,
FISIP, FPsi, FasIlKom, FK, dan FKG
dan FKG. 2. Non Kesehatan, jika
FMIPA, FT, FIB, FH,
FISIP, FPsi

5. Konsumsi Alokasi dana untuk konsumsi kuesioner Pengisian 1. Rendah, < Rp Ordinal
Makanan dalam satu bulan bagian A kuesiioner 500.000,-
2. Tidak rendah > Rp
500.000-
6. Pengaruh Pengaruh teman sebaya Kuesioner Pengisian 1. Dipengaruhi, (≥ 4 Nominal
teman terhadap konsumsi makanan bagian B kuesiioner jawaban benar)
sebaya pada responden 2. Tidak dipengaruhi
(< 4 jawaban benar)
7. Indeks keadaan tubuh akibat Berat Penimban 1. Normal kurus (<25) ordinal
Masa konsumsi makanan dan badan = gan berat 2. Gemuk (>25)
Tubuh penggunaan zat-zat gizi. timbangan badan dan
BB/ seca pengukura
Tinggi n tinggi
badan = badan
microtoice BB/(TB)2

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB 4
DESAIN DAN METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti supaya memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Alatas, dkk, 2008 dalam
Sastroasmoro, 2008). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain korelasi sebab peneliti ingin mengetahui melihat hubungan antara
asupan energi dan protein dengan Indeks Masa Tubuh, fakultas dan
pengetahuan.

4.2 Populasi dan Sampel


Populasi merupakan semua elemen yang mempunyai kriteria tertentu
(Notoadmodjo, 2003). Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk
studi tertentu, dan anggota sampel disebut subjek (Notoadmodjo, 2003).
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa regular Universitas Indonesia yang masih aktif kuliah
2. Mahasiswa dalam keadaan sadar dan tidak mengalami gangguan
jiwanya
3. Bersedia menjadi responden
Semakin besar sampel maka semakin representatif sampel tersebut
karena semakin mendekati jumlah populasi.. Besarnya sampel dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus berikut: (Zainuddin (2002):
n = (Z½α)² ( P(1-P) (

n = (1,96)² ( 0,5(1-0,5) )
(0,1)²
n = 96,4 = 100

20 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
21

Keterangan:
n = Jumlah sampel
Z½α = 1,96 (derajat kepercayaan 95%)
P = Prevalensi, estimasi proporsi (jika tidak diketahui, P = 0,5)
d = simpangan (d = 0,05)
Sampel yang akan terlibat dalam penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan
adalah sebanyak 100 orang yang akan di ambil secara purposive sampling

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2012 di Asrama UI
Depok,. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan lokasi yang terjangkau
sehingga memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data dan terdiri dari
berbagai bidang keilmuan.

4.4 Instrumen Penelitian


Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data jenis
kelamin, pengetahuan nutrisi, Pola konsumsi makanan, fakultas, usia,
dan status ekonomi
2. Alat pengukur barat badan, yaitu timbangan standar dengan
ketelitian 0,1
3. Alat pengukur tinggi badan menggunakan microtoise yang memiliki
ketelitian 0,1 cm

4.5 Etika Penelitian


Etika penelitian adalah sistem nilai moral dalam meminta persetujuan
responden untuk terlibat dalam prosedur penelitian. Prinsip-prinsip yang
digunakan meliputi sukarela, perlindungan terhadap hak-hak responden, serta
prinsip keadilan (Polit, dkk, 2001). Dalam penelitian ini hak-hak responden
dilindungi dan dijamin kerahasiaanya. Sebelum meberikan lembar persetujuan

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
22

kepada calon responden, peneliti telah melakukan pendekatan dan


menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya penelitian. Setelah itu calon
responden diberikan lembar persetujuan untuk ditandatangani sebagai bukti
kesediaan menjadi responden penelitian. Untuk menjadi responden, tidak ada
unsur paksaan. Penandatanganan persetujuan dilakukan dengan memberikan
waktu kepada responden untuk mengambil keputusan yang tepat.

4.6 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan di Universitas Indonesia dengan beberapa
prosedur, sebagai berikut:
1. Peneliti membuat kuesioner sebagai alat pengumpul data
2. Kuesioner yang telah dibuat kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya
3. Peneliti meminta perizinan kepada pihak fakultas untuk mengadakan
penelitian.
4. Setelah mendapatkan persetujuan dari pembimbing dan koordinator
mata ajar dan pihak fakultas kemudian peneliti mulai mencari
responden untuk membagikan lembar kuesioner.
5. Peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk
memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian, manfaat serta
prosedur penelitian.
6. Apabila responden bersedia mengikuti kegiatan penelitian, maka
responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar pernyataan
persetujuan (Informed Concent).
7. Sebelum kegiatan pengisian kuesioner, peneliti memberikan penjelasan
mengenai cara pengisian kuesioner dan responden diberikan
kesempatan untuk bertanya apabila ada pertanyaan di dalam kuesioner
yang belum jelas atau tidak dipahami.
8. Setelah responden mengerti tentang cara pengisian kuesioner, maka
peneliti membagikan kuesioner penelitian kepada responden yang
terpilih sebagai sampel penelitian.

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
23

9. Selama kegiatan pengisian kuesioner oleh responden dapat langsung


menanyakan pada peneliti
10. Setelah semua pertanyaan dalam kuesioner diisi oleh reponden, maka
peneliti mengumpulkan kembali kuesioner penelitian tersebut dan
diperiksa kembali kelengkapannya

4.7 Pengolahan dan Analisa Data


Setelah data terkumpul maka peneliti melakukan pengolahan data.
Kuesioner yang telah terkumpul diperiksa kelengkapannya dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut (Hidayat, 2007), yaitu:
1. Editing, yaitu upaya untuk memeriksa daftar pertanyaan dan memeriksa
kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan (Purwanto &
Sulistyastuti, 2007). Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan
terhadap kelengkapan jawaban, keterbatasan tulisan, kejelasan makna
jawaban, konsistensi jawaban, relevansi jawaban, dan konsistensi satuan
data.
2. Coding, yaitu kegiatan memberikan kode angka (numerik) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori agar mudah dianaisis oleh peneliti
(Purwanto & Sulistyastuti, 2007). Pemberian kode ini samgat penting
sebab akan memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisa data
di komputer.
3. Entry data, yaitu kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam database komputer. Program yang digunakan peneliti dalam
mengolah data adalah dengan menggunakan software statistik.
4. Analyzing, yaitu kegiatan menganalisis data yang telah diproses dalam
program statistik. Analisis harus dilakukan terhadap data penelitian dan
akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dianalisis (Hidayat, 2007).
Analisis data penelitian menggunakan ilmu statistik terapan dimana
disesuaikan dengan tujuan yang akan dianalisis. Prosedur analisis penelitian

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
24

ini menggunakan analisa deskriptif univariat. Analisis deskriptif univariat


tujuannya adalah menjelaskan karateristik masing-masing variable yang
diteliti. Sedangkan analisis deskriptif bivariat tujuannya adalah untuk
mengetahui hubungan dua variable dengan menggunakan prosedur uji
hipotesis.
. Pada penelitian ini, uji statistik yang digunakan adalah bivariat yang
bertujuan untuk mengetahui arah dari hubungan dua variabel antara variabel
kategorik dengan variabel numerik (Hastono, 2007)..

4.8 Sarana Penelitian


Sarana yang digunakan dalam penelitian ini adalah: meminta surat izin
untuk melakukan penelitian dari pihak FIK UI dan asrama Universitas
Indonesia, lembar permohonan menjadi reponden, lembar persetujuan
responden, lembar perntanyaan/kuesioner, alat tulis dan komputer.

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
25

4.9 Jadwal Kegiatan Penelitian


Tabel 4.1 Jadwal kegiatan Penelitian Gambaran Pola Konsumsi Makanan pada
Mahasiswa Universitas Indonesias Indonesia Depok Tahun 2012
No Jadwal kegiatan Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni
1234 1234 1234 1234 1234 1234 1234 1234
1 Proposal penelitian
2 Sidang proposal
3 Pengumpulan data
4 Alat/Instrumen
pengumpul data
5 Pengecekan
validasi instrument
6 Pengumpulan data
di lapangan
7 Analisa data
8 Pembuatan draft
laporan
9 Hasil laporan
sementara
10 Penyempurnaan isi
laporan
11 Penggandaan
laporan

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Asrama

Asrama UI adalah suatu penunjang fasilitas akademik bagi para mahasiswa UI


yang merupakan tempat tinggal sementara bagi mahasiswa yang membutuhkan dan
memenuhi ketentuan yang berlaku (SK. Rektor UI nomor 039/SK/R/UI/1995).
Asrama UI merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh UI untuk mahasiswa
yang berasal dari daerah khususnya tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk
mahasiswa yang tinggal di Jakarta da sekitarnya. Asrama tersebut sengaja disediakan
bagi mahasiswa yang berasal dari luar Jakarta agar mereka mampu menyesuaikan diri
dengan cepat. Asrama UI terdapat didua tempat yaitu asrama Wismarini yang terletak
di Jakarta Timur dan Asrama UI depok asrama UI depok sudah berdiri sejak tahun
1996. Asrama UI depok dibangun diatas lahan 4.158 hektar dan diresmikan secara
langsung oleh Rektor UI Prof. Dr. M.K. Tadjudin pada tahun 1996.

Asrama ini dihuni oleh mahasiswa laki-laki dan perempuan. Hingga saat ini,
asrama UI terus mengalami pembangunan dan perbaikan dalam hal kualitas dan
kuantitas. Asrama UI depok memiliki 1403 kamar siap huni. Sebanyak 880 kamar
dihuni oleh mahasiswi dan sebanyak 498 kamar dihuni oleh mahasiswi. Selain kamar
siap huni, Asrama UI Depok juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Fasilitas yang
disediakan di asrama ini antara lain kantin, warnet, televisi umum yang terletak di
kantin asrama, bursa asrama dan mini market.

Total responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang
yang diambil secara purposive sampling. Dari data tersebut, sebanyak 10 orang
responden tidak mengikuti proses pengambilan data hingga akhir, sehingga peneliti
harus mencari mahasiswa yang lain untuk menggantikan responden tersebut.

26 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
27

5.2 Analisis Univariat

Tabel 5.1
Tabel Dsitribusi Responden Menurut Jenis Kelamin,
Jumlah Anggota Keluarga. Fakultas, dan Besar Konsumsi Makanan Perbulan

No Variabel Jumlah (Σ) Persentase (%)


1. Jenis Kelamin
Laki-laki 21 21.9
Perempuan 75 78.1
Total 96 100
2. Jumlah Anggota Keluarga
Kecil (≤ 4 ) 46 47.9
Besar (> 4 ) 50 52.1
Total 96 100
3. Fakultas
Kesehatan 22 22.9
Non-Kesehatan 74 77.1
Total 96 100
4 biaya konsumsi makanan/bulan
Dibawah Rp500.000,- 36 37.5
Diatas Rp500.000,- 60 62.5
Total 96 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi jenis kelamin


responden tidak merata. Dimana 75 orang (78.1%) adalah berjenis kelamin
perempuan dan 21 orang (21.9%) adalah berjenis kelamin laki-laki
Distribusi jumlah anggota keluarga responden hampir merata. Paling banyak
didapatkan responden dengan jumlah anggota keluarga lebih dari 4 orang, yaitu 50
orang (50.1 %) sedangkan untuk responden dengan anggota keluarga kurang dari 4
orang yaitu 46 orang (47.9%).
Distribusi fakultas responden tidak merata untuk masing kategori fakultas.
Paling banyak responden menjalani pendidikan di fakultas nonkesehatan yakni 74
orang (77.1 %) sedangkan yang menjalani pendidikan di fakultas kesehatan
berjumlah 22 orang (22.9 %).

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
28

Distribusi biaya makanan responden per bulan tidak merata untuk masing-
masing kategori. Besar biaya konsumsi makanan perbulan yang paling besar adalah
diatas Rp500.000,- yakni 60 orang (62.5 %) sedangkan untuk besar biaya konsumsi
makanan dibawah Rp500.000,- adalah 36 orang (37.5 %)

Tabel 5.2
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan, IMT Dan Pengaruh Teman
Sebaya Pada Mahasiswa Universitas Indonesia Di Depok Tahun 2012
No Variabel Jumlah (Σ) Persentase (%)
1 Tingkat Pengetahuan (80%)
Tinggi 45 46.9
Rendah 51 53.1
Total 96 100
2. Indeks Masa Tubuh
Normal Kurus (<25) 81 84.4
Gemuk (≥ 25) 15 15.6
Total 96 100
3. Pengaruh teman sebaya
Lemah 9 9.4
Kuat 87 90.6
Total 96 100

Distribusi tingkat pengetahuan responden terkait makanan tidak merata untuk


masing-masing tingkat pengetahuan. Paling banyak responden memiliki tingkat
pengetahuan rendah yaitu 51 orang (89.6 %).sedangkan yang memiliki pengetahuan
tinggi hanya sebanyak 45 orang (46.9%).
Distribusi frekuensi responden pengaruh teman sebaya terhadap konsumsi
makanan tidak merata untuk masing-masing kategori. Pengaruh teman sebaya
terhadap konsumsi makanan adalah 87 orang (90.6 %) sedangkan pengaruh teman
sebaya yang lemah adalah 9 orang (9.4 %)
Distribusi frekuensi responden terhadap Indeks Masa Tubuh tidak merata
untuk masing-masing kategori. Paling banyak adalah IMT normal () dengan jumlah
68 orang (70.8 %) sedangkan jumlah responden dengan IMT kurus adalah 13 orang
(13.5 %) dan jumlah responden dengan IMT gemik adalah 15 orang (15.6 %)

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
29

Tabel 5.3
Distribusi frekuensi asupan kalori mahasiswa Universitas Indonesia
No Variabel Mean SD Minimum-Maximun 95% CI
1. Protein rerata HK 46.69 18.9 15.00-142.6 42.8-50.5
2. Protein rerata HK&Minggu 50.24 23.96 12.23-168.87 45.38-55.0
3. Energi rerata HK 926.4 313.87 289.8-1917.45 862.8-990
4. Energi rerata HK&Minggu 1672.9 529.4 427.63-4016.3 1565.6-1780.2

Hasil analisis didapatkan rata-rata asupan protein mahasiswa pada rata-rata


hari kerja pertama dan kedua adalah 56.73 (95%CI: 39.64-73.81) dengan standar
deviasi 84.32 dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini
bahwa rata-rata asupan protein responden adalah diantara 39.64-73.81 gram.
Hasil analisis didapatkan rata-rata asupan protein mahasiswa pada rata-rata
hari kerja dan Minggu adalah 166.8 (95%CI: 131.2-202.39) dengan standar deviasi
175.45 dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa
rata-rata asupan protein responden adalah diantara 131.2-202.39 gram.
Hasil analisis didapatkan rata-rata asupan energi mahasiswa pada rata-rata
hari kerja pertama dan kedua adalah 1668.4 kalori (95%CI: 862.8-990) dengan
standar deviasi 175.4 dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95%
diyakini bahwa rata-rata asupan protein responden adalah diantara 862.8-990 kalori.
Hasil analisis didapatkan rata-rata asupan kalori mahasiswa pada rata-rata hari
kerja dan Minggu adalah 1672.9 (95%CI: 1565.6-1780.2) dengan standar deviasi
529.4 dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-
rata asupan protein responden adalah diantara 1565.6-1780.2 kalori.
Diagram 5.1
Distribusi Frekuensi Konsumsi Protein Mahasiswa Universitas Indonesia

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
30

Distribusi frekuensi konsumsi protein hari pertama pada mahasiswa


Universitas Indonesia paling banyak ialah konsumsi kurang dari Angka Kecukupan
Gizi (50 gram untuk wanita dan 60 gram per hari untuk pria) yakni 47 orang (49 %).
Selain itu didapatkan pula konsumsi lebih yakni 34 orang (35.4 %) dan konsumsi
protein kurang pada 15 orang (15.6 %)
Distribusi frekuensi konsumsi protein hari kedua pada mahasiswa Universitas
Indonesia paling banyak ialah konsumsi kurang dari Angka Kecukupan Gizi (50
gram untuk wanita dan 60 gram per hari untuk pria) yakni 43 orang (44.8 %). Selain
itu didapatkan pula konsumsi lebih yakni 35 orang (36.5 %) dan konsumsi protein
cukup pada 18 orang (18.8 %)
Distribusi frekuensi konsumsi protein hari Minggu pada mahasiswa
Universitas Indonesia paling banyak ialah konsumsi kurang dari Angka Kecukupan
Gizi (50 gram untuk wanita dan 60 gram per hari untuk pria) yakni 40 orang (41.7
%). Selain itu didapatkan pula konsumsi lebih yakni 41 orang (42.7 %) dan konsumsi
protein sedang pada 15 orang (15.6 %)

Diagram 5.2
Distribusi Frekuensi Konsumsi Kalori Mahasiswa Universitas Indonesia

49%

28.1%

Distribusi frekuensi konsumsi kalori hari pertama pada mahasiswa Universitas


Indonesia paling banyak ialah konsumsi kurang dari standar Angka Kecukupan Gizi
(1900 kalori untuk wanita dan 2500 kalori untuk pria) yakni sebanyak 47 orang

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
31

(49%). Selain itu didapatkan pula konsumsi kalori lebih dari AKG yakni 22 orang
(22.9 %) dan konsumsi protein sedang pada 27 orang (28.1%)
Distribusi frekuensi konsumsi kalori hari kedua pada mahasiswa Universitas
Indonesia paling banyak ialah konsumsi kurang dari Angka Kecukupan Gizi (1900
kalori untuk wanita dan 2500 kalori untuk pria) yakni 53 orang (55.2 %). Selain itu
didapatkan pula konsumsi lebih yakni 21 orang (21.9 %) dan konsumsi protein
sedang pada 21 orang (21.9 %)
Distribusi frekuensi konsumsi kalori hari Minggu pada mahasiswa Universitas
Indonesia paling banyak ialah konsumsi kurang dari Angka Kecukupan Gizi (1900
kalori untuk wanita dan 2500 kalori untuk pria) yakni 39 orang (40.6 %). Selain itu
didapatkan pula konsumsi kalori lebih yakni 28 orang (29.2 %) dan konsumsi kalori
sedang pada 29 orang (30.2 %)

5.3. Analisis Bivariat

Tabel 5.4
Distribusi Asupan Kalori Mahasiswa Menurut Indeks Masa Tubuh,
Pengetahuan, Dan Fakultas
No. Variabel Mean SD N t df Pv
1. IMT rerata HK
<25 1537.5 511.67 81 -0.77 94 0.441
≥ 25 1627.4 575.40 15 -0.714 18.33
rerata HK+minggu 0.481
<25 1656.4 529.74 81 -0.707 94
≥ 25 1762 537.1 15 -0.701 19.388
2. Fakultas Rerata HK
Kesehatan 1437.4 427.93 22 -1.736 94 0.086
Nonkesehatan 1654.5 537.6 74 -1.963 42.630
rerata HK+minggu
Kesehatan 1491 446.93 22 -1.859 94 0.066
Nonkesehatan 1727 542.58 74 -2.065 41.16
3. Pengetahuan Rerata HK
Rendah 1697.4 533.3 51 -1.736 94 0.086
Tinggi 1499.6 490.54 45 -1.963 42.630
rerata HK+minggu
Rendah 1743.2 575.88 51 1.392 94 0.167
Tinggi 1593.3 464.91 45 1.410 93.299

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
32

Hasil analisis hubungan antara asupan kalori terhadap Indeks Masa Tubuh
pada rata-rata hari kerja pertama dan kedua, didapatkan bahwa rata-rata asupan kalori
mahasiswa dengan IMT kurang dari 25 adalah 1537.5, dengan standar deviasi
511.67. sedangkan rata rata konsumsi kalori mahasiswa yang memiliki IMT lebih
dari 25 adalah lebih tinggi yaitu 1627.4 dengan standar deviasi 575.40. setelah
dianalisis lebih lanjut, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara Indeks masa
Tubuh dengan asupan kalori pada rata-rata hari kerja pertama dan kedua. (Pv= 0.441;
α=0.05 )
Hasil analisis hubungan antara asupan kalori terhadap Indeks Masa Tubuh
pada rata-rata hari kerja pertama, kedua dan minggu, didapatkan bahwa rata-rata
asupan kalori mahasiswa dengan IMT kurang dari 25 adalah 1656.4, dengan standar
deviasi 529.74. sedangkan untuk rata rata konsumsi kalori mahasiswa yang memiliki
IMT lebih dari 25 didapatkan nilai yang lebih tinggi yaitu 1700 kalori dengan standar
deviasi 575.40. setelah dianalisis lebih lanjut, tidak ditemukan hubungan yang
bermakna antara Indeks masa Tubuh dengan asupan kalori pada rata-rata hari kerja
pertama dan kedua. (Pv= 0.481; α=0.05 )
Hasil analisis hubungan antara asupan kalori terhadap fakultas pada rata-rata
hari kerja pertama dan kedua, didapatkan bahwa rata-rata asupan kalori mahasiswa
fakultas kesehatan adalah 1437.4, dengan standar deviasi 427.93. sedangkan rata
rata konsumsi kalori mahasiswa non kesehatan adalah lebih tinggi yaitu 1654.5
dengan standar deviasi 537.6. setelah dianalisis lebih lanjut, tidak ditemukan
hubungan yang bermakna antara fakultas dengan asupan kalori pada rata-rata hari
kerja pertama dan kedua. (Pv= 0.086; α=0.05 )
Hasil analisis hubungan antara asupan kalori terhadap fakultas pada rata-rata
hari kerja pertama, kedua dan minggu, didapatkan bahwa rata-rata asupan kalori
mahasiswa fakultas kesehatan adalah 1491 kalori, dengan standar deviasi 446.93.
sedangkan rata rata konsumsi kalori mahasiswa nonkesehatan adalah lebih tinggi
yaitu 1727 kalori dengan standar deviasi 542.58. setelah dianalisis lebih lanjut, tidak
ditemukan hubungan yang bermakna antara fakultas dengan asupan kalori pada rata-
rata hari kerja pertama, kedua dan minggu. (Pv= 0.086; α=0.05 )

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
33

Hasil analisis hubungan antara asupan kalori terhadap tingkat pengetahuan


pada rata-rata hari kerja pertama dan kedua, didapatkan bahwa rata-rata asupan kalori
mahasiswa dengan tingkat pengetahuan rendah adalah 1697.4, dengan standar
deviasi 533.3. sedangkan rata rata konsumsi kalori responden dengan tingkat
pengetahuan tinggi mahasiswa adalah lebih rendah yaitu 1697.4 dengan standar
deviasi 490.54. setelah dianalisis lebih lanjut, tidak ditemukan hubungan yang
bermakna antara fakultas dengan asupan kalori pada rata-rata hari kerja pertama dan
kedua. (Pv= 0.086; α=0.05 )
Tabel 5.5
Distribusi Asupan Protein Mahasiswa Menurut Indeks Masa Tubuh,
Pengetahuan, Dan Fakultas
No. Variabel Mean SD N t df Pv
1. IMT rerata HK
<25 42.69 18.94 81 -0.222 94 0.825
≥ 25 52.48 19.33 15 -0.218 19.314
rerata HK+minggu
<25 49.81 23.67 81 -0.4 94 0.69
≥ 25 52.52 26.2 15 -0.373 18.476
2. Fakultas Rerata HK
Kesehatan 41.13 13.59 22 -1.581 94 0.117
Nonkesehatan 48.34 20.00 74 -1.939 50.703
Rerata HK+
Kesehatan 42.69 15.48 22 -1.699 94 0.093
Nonkesehatan 52.48 25.61 74 -2.202 58.022
3. Pengetahuan Rerata HK
Rendah 49.13 20.87 51 1.354 94 0.352
Tinggi 43.92 16.19 45 1.375 92.54
rerata HK+minggu
Rendah 50.06 20.19 51 -0.76 94 0.179
Tinggi 50.44 27.86 45 -0.075 79.26

Rata-rata asupan protein mahasiswa dengan Indeks Masa Tubuh kurang dari
25 pada rata-rata hari pertama dan kedua adalah 42.69 gram dengan standar deviasi
18.94. sedangkan rata rata protein mahasiswa yang memiliki IMT lebih dari 25 pada
rata-rata hari kerja pertama dan kedua adalah 52.48 dengan standar deviasi 19.33.
hasil uji statistic didapatkan p=0.825, artinya pada alpha 5% tidak ada perbedaan

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
34

yang signifikan antara Indeks masa Tubuh dengan asupan protein pada hari kerja
pertama.
Rata-rata asupan protein mahasiswa dengan Indeks Masa Tubuh kurang dari
25 pada rata-rata hari kerja dan hari minggu adalah 49.81 gram dengan standar
deviasi 23.67. sedangkan rata rata protein mahasiswa yang memiliki IMT lebih dari
25 pada rata-rata hari kerja pertama dan kedua adalah 52.52 dengan standar deviasi
26.2. hasil uji statistic didapatkan p=0.69, artinya pada alpha 5% tidak ada perbedaan
yang signifikan antara Indeks masa Tubuh dengan asupan protein pada hari kerja dan
hari minggu
Rata-rata asupan protein mahasiswa di fakultas kesehatan pada rata-rata hari
kerja pertama dan kedua adalah 41.13 gram dengan standar deviasi 13.59 sedangkan
rata rata protein mahasiswa di fakultas kesehatan pada rata-rata hari kerja pertama
dan kedua adalah 48.34 dengan standar deviasi 20. hasil uji statistic didapatkan
p=0.117, artinya pada alpha 5% tidak ada perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa di fakultas kesehatan dan nonkesehatan pada rata-rata hari kerja pertama
dan kedua
Rata-rata asupan protein mahasiswa di fakultas kesehatan pada rata-rata hari
kerja dan hari minggu adalah 42.69 gram dengan standar deviasi 15.48 sedangkan
rata rata protein mahasiswa di fakultas kesehatan pada rata-rata hari kerja dan minggu
adalah 52.48 dengan standar deviasi 15.48. hasil uji statistic didapatkan p=0.093,
artinya pada alpha 5% tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa di
fakultas kesehatan dan nonkesehatan dengan rata-rata asupan protein pada hari kerja
dan hari minggu
Rata-rata asupan protein mahasiswa dengan pengetahuan rendah pada rata-
rata hari kerja pertama dan kedua adalah 49.13 gram dengan standar deviasi 20.87
sedangkan rata rata asupan protein dengan pengetahuan tinggi adalah 43.92 gram
dengan standar deviasi 16.19. Hasil uji statistic didapatkan p=0.352, artinya pada
alpha 5% tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
asupan protein pada rata-rata hari kerja pertama dan kedua

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
35

Rata-rata asupan protein mahasiswa dengan pengetahuan rendah pada rata-


rata hari kerja dan minggu adalah 50.06 gram dengan standar deviasi 20.19
sedangkan rata rata asupan protein dengan pengetahuan tinggi adalah 50.44 gram
dengan standar deviasi 27.86. Hasil uji statistic didapatkan p=0.179, artinya pada
alpha 5% tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
asupan protein pada rata-rata hari kerja dan minggu.

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB 6
PEMBAHASAN

6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil


6.1.1 Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Menurut Judarwanto (2005) pria lebih banyak membutuhkan energi dan
protein dari pada wanita. Hal ini dikarenakan pria lebih banyak melakukan
aktivitas fisik dari pada wanita. Oleh karena itu, kebutuhan kalori laki-laki akan
lebih banyak dari pada permepuan, sehingga laki-laki mengkonsumsi lebih
banyak makanan. Selain itu banyak wanita yang sangat memperhatikan citra
tubuhnya sehingga banyak dari mereka yang menunda makan bahkan mengurangi
porsi makan sesuai kebutuhannya agar memiliki porsi tubuh yang sempurna.
Berdasarkan hasil analisis, didapatkan hasil bahwa proporsi persebaran
responden perempuan lebih banyak dari pada responden laki-laki, yaitu 78.1%
untuk responden perempuan dan 21.9% untuk responden laki-laki. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deni et al.
(2009) yang dilakukan di asrama Universitas Andalas, Sumatra Barat dengan
melibatkan 107 orang responden. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
antara status nutrisi, faktor ekonomi, dan pengetahuan dengan atotal konsumsi
energi dan protein. Pada penelitian tersebut, didapatkan proporsi responden
perempuan lebih banyak dari pada responden laki-laki yaitu 43 orang responden
laki-laki dan 64 orang responden perempuan.
Selain itu, berdasarkan data yang didapatkan dari pihak asrama dimana
penelitian ini dilakukan, bahwa dari jumlah 1403 kamar sebanyak 880 kamar
ditempati oleh perempuan dan sebanyak 498 kamar ditempati oleh laki-laki. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa yang tinggal di
asrama Universitas Indonesia Depok adalah perempuan.

36 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
37

b. Jumlah Anggota Keluarga dan Biaya Konsumsi Makanan per bulan


Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil bahwa responden dengan
keluarga besar (jumlah anggota keluarga lebih dari 4 orang) lebih banyak dari
pada responden dengan keluarga kecil (jumlah anggota keluarga kurang dari 4
orang). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sawalia (2006) mengenai
pola konsumsi makanan di SMP Labshool Jakarta Timur dimana jumlah
responden dengan jumlah anggota keluarga lebih dari empat orang lebih banyak
dari pada responden dengan jumlah anggota keluarga kurang dari empat orang,
yaitu masing-masing 60.4% dan 39.8%.
Menurut BKKBN (1998), besar rumah tangga adalah jumlah anggota
keluarga yang terdiri dari suami, isteri, anak dan anggota keluarga lainnya yang
tinggal bersama. Berdasarkan jumlah anggota keluarga, besar rumah tangga dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu rumah tangga kecil (jumlah anggota keluarga
kurang atau sama dengan empat), rumah tangga sedang (anatara lima sampai
tujuh orang), dan rumah tangga besar (anggota keluarga lebih dari tujuh orang).
Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan data dari Badan Pusat Statistik yang
menyebutkan bahwa berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk
Indonesia sudah mencapai 237.5 juta jiwa atau bertambah 32.5 juta jiwa sejak
tahun 2000.
Besar anggota rumah tangga memiliki pengaruh yang nyata terhadap jumlah
pangan yang dikonsumsi serta pendistribusian konsumsi makanan antar anggota
keluarga. Hasil analisa lebih lanjut didapatkan bahwa biaya konsumsi makanan
perbulan responden diatas Rp. 500.000,00 lebih banyak dari pada jumlah
responden dengan biaya konsumsi makanan dan minuman perbulannya dibawah
Rp. 500.000,00

c. Pengaruh Teman Sebaya


Teman sebaya dapat mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi suatu
makanan. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
38

berorientasi pada sosialisasi, untuk kesenangan, dan supaya tidak kehilangan


status (Khomsan, 2003).
Penelitian ini menyatakan bahwa, 90.6% responden memiliki pengaruh
yang kuat terhadap teman sebaya dalam hal konsumsi makanan dan 9.4%
memiliki konsumsi yang lemah. Dalam teori tumbuh kembang, mahasiswa berada
pada tahap awal transisi dewasa (usia 18-20) ataupun dalam tahap memasuki
kedewasaan (usia 21-27) (Potter&Perry, 2005).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Amaliah tahun 2006 mengenai gambaran pola konsumsi makanan ditinjau dari
Pedoman Umum Hidup Sehat (PUGS) pada remaja yang ada di SMP Labschool
kebayoran baru. Hasil dari penelitiuan ini menyatakan bahwa sebanyak 69.7 %
siswa mendapatkan pengaruh teman sebaya yang kuat dan tidak sesuai dengan
PUGS.
Tahap awal transisi dewasa dialami oleh kelompok usia ini yang baru
menyandang predikat mahasiswa, dimana mereka berpisah dari keluarga dan
merasakan kebebasan dunia luar. Pada usia 20 tahun, dewasa muda telah
melengkapi pertumbuhan fisiknya. terkecuali pada dewasa muda yang sedang
hamil dan menyusui, karena pada tahap tersebut, perubahan fisik, kognitif dan
psikososial serta masalah kesehatan yang mereka alami sangat luas. Worthington
(2000) mengemukakan bahwa usia ini belum sepenuhnya matang, baik secara
fisik, kognitif dan psikososial dimanapengaruh yang berasal dari teman sebaya
dan lingkungan pun masih sangat besar. Menurut Potter&Perry (2005) dewasa
awal mendapatkan pengaruh teman sebaya yang kuat karena pada usia ini, mereka
sudah mulai mendapatkan kebebasan dari orangtua dan juga mulai
mengembangkan persahabatan yang akrab dan hubungan yang intim selain
dengan keluarga inti. Dapat dikatakan bahwa dalam tahap tumbuh kembang
dewasa awal yang baru mendapatkan kebebasan dari orang tua dan ditambah lagi
dengan lingkungan perkuliahan yang baru membuat kelompok usia ini memiliki
pengaruh yang kouat terhadap teman sebaya dalam pemilihan konsumsi makanan.

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
39

6.1.2 Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Status gizi


Dalam penelitian ini, total asupan energi dan protein responden didapat
dengan mengkonversikan konsumsi makanan yang didapat dari recall 24 hours
dan membandingkannya dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004, asupan kalori untuk
dewasa awal adalah 1900 kalori untuk wanita dan 2500 kalori untuk pria. Sebesar
60-75 % energi dalam tubuh dibutuhkan untuk memelihara fungsi dasar tubuh
seperti bernafas, sirkulasi darah, serta mengatur suhu tubuh. Jika jumlah energi
yang masuk lebih sedikit dari pada jumlah energi yang digunakan atau
dikeluarkan, maka cadangan energi yang berada pada jaringan otot/lemak akan
digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut.
Dari hasil penelitian, didapatkan jumlah terbanyak responden yang
mengkonsumsi kalori kurang dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) baik pada hari
kerja maupun pada hari minggu dengan rata-rata asupan pada hari kerja adalah
926 kalori. Selain itu, didapatkan konsumsi protein dalam jumlah kurang dari
Angka Kecukupan Gizi adalah paling banyak dibandingkan jumlah responden
yang mengonsumsi protein dalam jumlah sedang maupun lebih dengan rata-rata
asupan 56.73 gram. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004)
Angka Kecukupan Gizi untuk konsumsi protein pada dewasa awal adalah 50
gram untuk wanita dan 60 gram per hari untuk pria.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deny et
al. (2009) di Universitas Andalas, Sumatra Barat yang melakukan pengumpulan
data dengan melakukan recall 2 x 24 jam. Dari penelitian tersebut didapatkan
bahwa konsumsi energi, protein, lemak, dan karbohidrat responden yang
berdomisili di asrama mahasiswa Universitas Andalas kurang dari Angka
kecukupan Gizi.
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena diperlukan oleh
tubuh untuk membangun dan memelihara jaringan tubuh serta mengganti sel-sel
yang rusak. Hal ini tidak sejalan dengan studi yang dilakukan di Amerika Serikat
dimana dewasa awal pada Negara tersebut mengonsumsi protein dengan jumlah

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
40

lebih dari cukup (Brown, 2005). jika asupan protein tersebut dibandingkan
dengan angka kecukupan gizi (AKG) responden dengan status gizi lebih memilki
rata-rata persentase asupan protein 129.1%. secara keseluruhan, responden dalam
penelitian ini mengkonsumsi protein sebesar 110.3% yang artinya rata-rata
asupan protein seluruh responden penelitian ini melebihi angka kecukupan yang
dianjurkan.
Sebagai sumber energi, protein memiliki nilai yang sama dengan
karbohidrat karena menghasilkan 4kkal/g protein. Berbagai bahan makanan dapat
digunakan sebagai sumber protein, baik berasal dari protein hewani maupun
nabati. Dalam penelitian ini, asupan protein hewani adalah jenis protein yang
paling banyak dikonsumsi oleh responden yang berupa daging ayam dan telur.
Sedangkan sumber protein nabati yang dikonsumsi oleh responden berasal dari
produk olahan kacang-kacangan yang berupa tahu dan tempe.
Status gizi didapatkan dengan cara membagi berat badan dengan tinggi
badan dalam meter dikuadratkan. Menurut FAO (2011) asupan energi yang
berlebih secara kronis dapat menimbulkan kenaikan berat badan yang
mengakibatkan berat badan lebih (overweight). Asupan energi dapat dimodifikasi
dari komposisi diet, dengan menahan asupan makanan, atau dengan
meningkatkan oksidasi nutrisi. Secara keseluruhan, keseimbangan energi
merupakan pusat pengaturan berat badan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 84.4% responden memiliki
Indeks masa Tubuh dibawah 25 dan 15.6% memiliki Indeks Masa Tubuh di atas
25. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Turki mengenai
konsumsi makanan berenergi dengan Indeks Masa Tubuh. Jumlah responden
dalam penelitian ini adalah sebanyak 1193 responden yang berasal dari tiga
universitas swasta dan tiga universitas negeri yang ada di kota Ankara. Jumlah
asupan kalori yang didapat dalam penelitian ini dievaluasi dari pengumpulan
recall 24 hours selama tiga hari. Selain food recall 24 hours, penelitian ini juga
menukur dan mengevaluasi berat badan, tinggi badan, jurusan yang diambil, dan
sosidemografi. Persentasi Indeks Masa Tubuh responden yang didapat dalam

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
41

penelitian ini adalah 88.5% responden memiliki IMT normal kurus (dibawah 25)
dan 11.5% responden memiliki IMT lebih dari 25.
Data yang didapatkan dari Riskesdas tahun 2007 yang dilakukan terhadap
populasi yang berumur 15 tahun keatas menyatakan di provinsi Jawa Barat ada
sebanyak 9.3% responden yang memiliki status gizi overweight dan 12.8%
responden dengan status gizi obesitas. Jika dibandingkan, penelitian diatas
menunjukkan prevalensi yang berbeda-beda terhadap status gizi repondennya
dikarenakan adanya perbedaan populasi dan umur. Menurut Brown (2005)
kejadian gizi lebih meningkat sebanding dengan umur. Menurut Karen
et.al.(2005) gizi lebih muncul pada usia remaja akan beresiko terhadap masalah
kesehatan disaat mereka beranjak dewasa. Remaja yang obesitas cenderung
memiliki resiko terhadap penyakit degenerative seperti penyakit kardiovaskular,
diabetes mellitus dan arthritis.
Hasil analisis lebih lanjut antara asupan energi dan status nutrisi tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan baik pada rerata hari kerja maupun hari
kerja dan hari minggu (p=0.441, α=0.05; p= 0.481, α=0.05). Selain itu, analisis
lebih lanjut antara asupan protein dan status nutrisi pada rerata hari kerja maupun
pada hari kerja dan hari minggu juga tidak menunjukkan hubungan yang
signifikan dengan status nutrisi (p= 0.825, α=0.05; p=0.690, α=0.05)
Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rembulan (2007) di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau dimana ditemukan hubungan
yang bermakna antara asupan energi dengan status nutrisi. Pada penelitian ini,
Indeks Masa Tubuh responden dibagi menjadi dua yaitu obesitas jika IMT ≥
25kg/m2 dan tidak obesitas jika IMT ≤ 25kg/m2. Asupan energi dikategorikan
menjadi 2 yaitu asupan energi lebih jika ≥ 100% AKG (Angka Kecukupan Gizi)
dan asupan energi tidak lebih jika ≤100% AKG yang melibatkan 116 responden.
Ketidakmampuan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan asupan
energi dengan status nutrisi bisa disebabkan karena berbagai faktor, salah satunya
adalah instrument recall 24 hours. Menurut Gibson (2005) kekurangan recall
adalah tergantung pada daya ingat responden, the flat slope syndrome yaitu

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
42

kecenderungan bagi responden kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih


banyak (overestimate) dan bagi responden yang gemuk meloprkan lebih sedikit
(underestimate) sehingga dapat mempengaruhi penghitungan asupan energi
responden.

6.1.3 Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Tingkat Pengetahuan


Berdasarkan hasil analisis, responden yang memiliki tingkat pengetahuan
rendah lebih banyak dari pada responden yang memiliki tingkat pengetahuan
tinggi yaitu 89.6 dan 46.9. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Andini (2010) mengenai pengetahuan gizi dan asupan zat
gizi makro dan mikro yang dilakukan di Universitas Diponegoro. Pada penelitian
ini, pengetahuan gizi diukur dengan menggunakan kuesioner dengan 76
responden yang berasal dari Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran. Hasil
yang diperoleh adalah hampir seluruh responden memiliki pengetahuan yang
baik, yakni 90.8%.
Mahasiswa merupakan individu yang seharusnya memiliki intelektual
yang tinggi, termasuk pengetahuannya terkait nutrisi. Mahasiswa sebagai individu
yang memiliki intelektualitas diharapkan mampu memiliki pengetahuan yang
mencakup domain kognitif. Notoadmodjo (2003) mengungkapkan bahwa
pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan,
yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Namun kenyataan
di lapangan diperoleh bahwa mahasiswa yang memiliki pengetahuan rendah
tentang nutrisi lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki
pengetahuan tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai keadaan seperti
ketidakinginan mahasiswa dalam mencari informasi tentang terkait asupan nutrisi
dan juga kurangnya sosialisasi mengenai kebutuhan harian tubuh akan nutrisi di
lingkungan sekitar mahasiswa. Selain itu mahasiswa yang dijadikan responden
dalam peneltian ini adalah mahasiswa yang tinggal di asrama UI Depok dan
berada pada tahun pertama di perguruan tinggi, sehingga pengetahuan terkait

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
43

nutrisi yang dimiliki masih umum dan berasal dari pengalaman pelajaran di waktu
SMA.
Hasil analisis lebih lanjut antara asupan energi dan pengetahuan
mahasiswa tidak menunjukkan hubungan yang signifikan baik pada rerata hari
kerja maupun hari kerja dan hari minggu (p=0.086, α=0.05; p= 0.167, α=0.05).
Selain itu, analisis lebih lanjut antara asupan protein dan pengetahuan mahasiswa
pada rerata hari kerja maupun pada hari kerja dan hari minggu juga tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan status nutrisi (p= 0.352, α=0.05;
p= 0.179, α=0.05)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pengetahuan umum maupun pengetahuan tentang gizi dan kesehatan akan
mempengaruhi komposisi dan konsumsi pangan seseorang, akan tetapi seseorang
yang memiliki pengetahuan gizi belum tentu mengubah kebiasaan makannya
(Khomsan, 2000). Geisler (2005) menyatakan bahwa pada umumnya seseorang
dengan pengetahuan gizi akan memiliki asupan yang lebih baik, akan tetapi hanya
memberikan pengetahuan, kebiasaan makan belum tentu menjadi lebih sehat.
Kurangnya dukungan dari lingkungan (teman dan keluarga), sulitnya
mendapatkan makanan yang sehat, maupun kendala lainnya merupakan hambatan
seseorang tidak merubah kebiasaan makannya kearah yang lebih baik.
Pengetahuan gizi menjadi landasan yang menentukan konsumsi pangan.
Individu yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan mempunyai kemampuan
untuk menerapkan pengetahuan gizinya dalam pemilihan makanan. Akan tetapi,
pengetahuan gizi yang dimiliki oleh seseorang belum tentu dapat mengubah
kebiasaan makannya, dimana mereka memiliki pemahaman terkait asupan nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak mengaplikasikan pengetahuan gizi
tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
44

6.1.4 Hubungan Asupan Energi dan Protein terhadap Fakultas


Penelitian ini dilakukan di Universitas Indonesia yang memiliki 13
fakultas, yang kemudian dikategorikan lagi menjadi fakultas kesehatan dan
fakultas nonkesehatan. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan data bahwa 22.9%
responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang kuliah dibidang kesehatan
dan sebanyak 77.1% adalah mahasiswa yang kuliah dibidang nonkesehatan. Dari
data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden mahasiswa kesehatan lebih
sedikit dari pada mahasiswa non kesehatan karena yang termasuk fakultas
kesehatan adalah FK, FKG, FIK, Farmasi dan FKM. Untuk mahasiswa FK dan
FKG tidak menjadi responden dalam penelitian ini dikarenakan tidak berdomisili
di asrama UI depok.
Hasil analisis lebih lanjut antara asupan energi dan status nutrisi tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan baik pada rerata hari kerja maupun hari
kerja dan hari minggu (p=0.086, α=0.05; p= 0.066, α=0.05). Selain itu, analisis
lebih lanjut antara asupan protein dan status nutrisi pada rerata hari kerja maupun
pada hari kerja dan hari minggu juga tidak menunjukkan hubungan yang
signifikan dengan status nutrisi (p= 0. 117, α=0.05; p=0. 093, α=0.05).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pamela et al tahun 2003 yang
bertujuan untuk melihat perbedaan antara konsumsi nutrsi makro di hari kerja dan
hari libur (sabtu, minggu, dan perayaan hari besar) dengan menggunakan food
recall 24 jam. Penelitian yang melibatkan responden mulai dari usia 2 hingga 70
tahun ini mendapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan
nutrisi makro di hari kerja di hari kerja dengan asupan nutrsi maksro di hari libur.
Dimana pada kelompok usia 19-50 tahun memiliki proporsi peningkatan
konsumsi energi dan alcohol pada hari libur.
Selain itu, pada penelitian ini didapatkan pula bahwa rata-rata konsumsi
protein dan energi mahasiswa yang ada di fakultas kesehatan lebih tinggi dari
pada non kesehatan baik pada rata-rata hari kerja maupun pada rata-rata hari kerja
dan hari minggu. Setelah dilakukan analisis lebih lanjut, didapatkan bahwa 80%

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
45

mahasiswa yang ada di fakultas nonkesehatan mmengalokasikan dana untuk


konsumsi makanan perbulan lebih dari Rp 500.000,-.
Pengetahuan umum maupun pengetahuan terkait gizi dan kesehatan akan
mempengaruhi komposisi dan konsumsi pangan seseorang (Khomsan, 2000),
Untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam cara konsumsi
makanan sehari-hari juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Kurangnya dukungan dari lingkungan (teman dan keluarga) dan kondisi ekonomi,
sulitnya mendapatkan makanan yang sehat, maupun kendala lainnya merupakan
hambatan seseorang tidak merubah kebiasaan makannya kearah yang lebih baik.

6.2 Keterbatasan Penelitian


Hasil penelitian yang dilakukan ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan
ataupun kekurangan. Adapun beberapa keterbatasan maupun kekurangan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran asupan gizi dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
recall 24 jam sebanyak 3 hari yang sangat bergantung pada memori
responden dan ada beberapa responden yang menolak untuk diwawancarai
terkait recall
2. Ketidakpastian mengenai tempat penelitian merupakan hambatan yang
cukup besar bagi peneliti. Peneliti awalnya ingin melakukan penelitian
pada semua fakultas di UI, namun akhirnya hanya diijinkan untuk
melakukan penelitian di Asrama Unieversitas Indonesia, Depok.
3. Salah satu Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner terkait
pengetahuan, yang dikembangkan sendiri oleh peneliti sehingga adanya
kemungkinan kurang mewakili masih dapat terjadi.
4. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah
purposive sampling sehingga setiap anggota populasi tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi responden dan membuat penelitian
ini tidak dapat digeneralisasikan.

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
46

5. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tinggal diasrama


UI Depok, yang merupakan mahasiswa tingkat satu. Hal ini menyebabkan
tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden dapat dikatakan masih
general dan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan selama SMA.

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mengidentifikasi pola


konsumsi makanan pada mahasiswa di Universitas Indonesia. Selain itu, penelitian
ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pola makan mahasiswa
berdasarkan jenis kelamin, pengaruh teman sebaya, IMT, dan fakultas.. Berikut ini
merupakan kesimpulan penelitian ini:
1. Penelitian ini melibatkan 96 orang responden mahasiswa di Universitas
Indonesia yang terdiri dari 76 orang perempuan dan 21 orang laki-laki,
Paling banyak mahasiswa yang memiliki keluarga besar yaitu 50 orang
dan sebanyak 46 orang dengan keluarga kecil. Sebanyak 36 responden
mengalokasikan dana kurang dari Rp500.000,- perbulan untuk konsumsi
makanan dan sebanyak 60 orang responden mengalokasikan dana lebih
dari Rp500.000,-
2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energi dan protein
pada rerata hari kerja dan hari minggu dengan Indeks Masa Tubuh,
fakultas dan pengetahuan.
3. Rata-rata asupan protein dan energi mahasiswa yang tinggal di asrama UI
depok pada hari minggu lebih banyak dari pada asupan protein dan energi
pada hari kerja.

7.2 Saran

1. Institusi pendidikan
Perlu dilakukan sosialisasi terkait kebutuhan tubuh akan makro dan mikro
nutrisi yang diperlukan oleh tubuh sehari-hari kepada mahasiswa terutama
masih berada di tahun pertama.

47 Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
48

2. Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banyak sekali mahasiswa yang
belum memahami kebutuhan tubuh akan asupan nutrisi makro dan mikro.
Sebagai salah satu dari pemberi layanan kesehatan terhadap masyarakat,
perawat sebaiknya melaksanakanacara prommosi kesehatan seperti seminar
ataupun symposium untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait
asupan nutrisi harian dan memberikan motivasi untuk mengaplikasikannya.
3. Peneliti lain
Dapat dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai konsumsi makanan mahasiswa
dengan tingkatan mahasiswa yang lebih bervariasi dan melakukan nanalisa
lebih lanjut terkait factor ekonomi dan asupan nutrisi makro.

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
49

Daftar Pustaka

Almatzier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Arisman. (2004). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Barton BA, Eldrige AL, Thompson D, et al. The trelationship of breakfast and cereal
consumption to nutrient intake and body mass index: The Nationaal Heart, Lung, and
Blood Institute Growth and Health Study. J Am Diet Assoc. 2005;105(9):1383-1389

Brown, J.E. et al. (2005). Nutrition Thhrough Life Circle. Thomson Wadsworth

Depkes RI. (2002). Pedoman umum Gizi Seimbang. Jakarta:Depkes RI

DepkesRI. (2008). Laporan Hasil Riset Kebutuhan Dasar (Riskesdas) Indonsia tahun
2007. Jakarta: Depkes RI

DepkesRI. (2003). PUGS (Panduan Umum untuk Petugas). Jakarta: Direktorat


Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.

Geissler, Catherine & Powers, Hilary. (2005). Human Nutrition and Dietetics. UK:
Elsevier Chruchill Livingstone

Gizi Kesehatan masyarakat FKM UI 2007. Gizi Kesehatan masyarakat. Depok:


FKM UI

Hartono, A. (2006). Terapan Gizi&Diet. Jakarta: EGC

Khomsan, Ali. (2000). Tekhnik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: IPB Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga

Kozier, B. (1995). Fundamental of nursing: Concepts, process, and practice.


California: Addison-Wasley, Inc

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
50

McFarlane, abbie, et all. (2007). Adolescent Home Food and Socioeconomic Position.
Asia Pasific Journal Clinical Nutrition

Notoatmodjo, S. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Polit. D. F. (2006). Essential of Nursing Research Method, appraisa, & utilization.


Phiadelphia: J.B. Lippincott Company

Notoatmodjo,S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurani, G (2004). Analisis hubungan asupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan
serat dengan indeks massa tubuh cdc pada siswa SMA. Semarang

Polit & Hungler. (2001). Nursing research, principle, and methods. (6th ed).
Philadelphia: J.B. Lippincott Company.

Potter. PA & Perry, A.G. (2005). Fundamentals of Nursing. 6th ED. Philadelphia:
Lippincott

Sastroasmoro, S. & Ismail, S. (2008). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.


(Edisi 3). Jakarta: Agung Seto.

Sherwood, L. (2001). Human physiology: from cells to systems. (2nd ed). West: A
Division of International Thomson Publishing Inc.

Smeltzer, Suzzane C. & Brenda G. Bare. (2001). Buku ajar keperawatan medical
bedah. (Edisi 8). Jakarta: EGC

Stuart, G. W. & Lararia, M. T. (2001). Principles and practice of psychiatric


th
nursing. (8 ed). USA: Mosby-Year Book, Inc.

Sugiyono. (2007). Statistik untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta

Samba, Richard.A. et.al. (2001). Nutrition and Health in Developing Countries. New
Jersey: Humana Press

Supariasa, D. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
51

Suhardjo. (1989). Pangan, Gizi, dan Pertanian. Bogor: IPB PAU Pangan dan Gizi

Susiloretni, Kun. (2002). Efektifitas Pesan Dasar Gizi Seimbang. Konferensi


Nasional XII. Persegi

Umri, h. (2001). Hubungan pengetahuan gizi, daya beli pangan serta tingkat
konsumsi energi dan protein dengan status gizi santri di pondok pesantren tahfidz
wata'limil quran Masjid Agung Surakarta: Surakarta
Virgianto, G. (2004). Konsumsi fast food sebagai faktor risiko terjadinya obesitas
pada remaja usia 15-17 tahun. Semarang
Wardlaw, S. (2004). Perspective in Nutrition. NewYork city: Hill company

Wagita, L (2009). Hubungan Status Gizi, Aktifitas Fisik dan asupan gizi dengan
kebugaran pada mahasiswi FKM UI: Depok

Universitas Indonesia
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN POLA KONSUMSI MAKANAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS INDONESIA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Perkenalkan nama saya Agnes Natalia Sebayang, mahasiswi program regular Universitas Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi tentang
“Gambaran Pola Konsumsi Makanan Mahasiswa di Universitas Indonesia.” Untuk itu, saya mohon
kesediaan teman-teman untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya.
Jawaban teman-teman akan terjaga kerahasisaanya dan tidak seorangpun akan mengetahuinya karena data
yang akan ditampilkan merupakan data kumulatif dari seluruh sampel yang diambil.

Jika teman-teman bersedia, dimohon untuk menandatangani pernyataan di bawah ini.

Dengan ini, saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner
yang telah disediakan dibawah ini.

Tertanda,

(………………..…….….…..)

Setelah menandatangani pernyataan diatas, saya mohon ketersediaan teman-teman untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jujur, tanpa bantuan orang lain dan sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas perhatian dan kerjasamanya. Saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Agnes Natalia Sebayang

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


LEMBAR KUESIONER

Petunjuk pengisian kuisioner :


1. Bacalah pertanyaan dengan teliti
2. Tisilah seluruh perrtanyaan dengan jawaban yang jujur dan tepat
3. Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak jawaban yang tersedia dari semua pertanyaan
4. Isialah titik-titik dengan jawaban yang sesuai
5. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika mengalami kesulitasn dalam mengisi
pertanyaan dalam kuesioner ini.

Kuesioner A (Data karakteristik responden)

1. Inisial : ____________________
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
3. Alamat : ____________________
4. Fakultas : ____ Semester (__)
5. Jumlah Anggota keluarga, termasuk anda: __ orang

6. Pengeluaran Perbulan.

Transportasi : Rp________________

Biaya Sewa Rumah : Rp________________

Konsumsi Makan dan Minum: : Rp________________

Kebutuhan Perkuliahan : Rp________________

7. Sumber Penghasilan Perbulan

Uang Saku : Rp________________

Beasiswa : Rp________________

Bekerja Sambilan : Rp________________

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


Kuesioner B

No. Pertanyaan Benar Salah

1. Zat gizi merupakan salah satu zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
terhindar dari penyakit

2. Makanan yang baik adalah makanan yang memenuhi zat gizi, aman
dan tidak tercemar oleh zat berbahaya

3. Manfaat makanan adalah untuk melanjutkan aktifitas saja

4. Makanan yang mengandung gizi seimbang adalah makanan yang


mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.

5. Contoh makanan yang menjadi sumber tenaga adalah beras, jagung,


umbi-umbian dan roti.

6. Serat merupakan karbohidrat kompleks yang sulit dicerna, sehingga


tidak perlu dikonsumsi

7. Komponen zat gizi golongan karbohidrat yang diperlukan dalam


penurunan berat badan adalah fruktosa

8. Konsumsi protein dan lemak yang berlebihan dapat menyebabkan


kegemukan.

9. Zat besi tidak perlu dikonsumsi

10. Konsumsi alcohol dapat menghambat penyerapan sari-sari makanan

11. Makanan yang menjadi sumber vitamin A adalah hati, kuning telur,
dan bayam

12. Yang termasuk makanan sumber vitamin adalah tahu, telur, jagung
dan singkong

13. Vitamin dapat dibagi menjadi vitamin larut lemak dan larut air.

14. Vitamin larut air dapat disimpan dalam tubuh

15 Konsumsi keju dapat digunakan sebagai penganti asupan kalsium

16. Vitamin D sangat diperlukan dalam penyerapan kalsium di usus

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


besar

17. Vitamin A dapat mencegah kebutaan

Vitamin D dan kalsium dibutuhkan untuk membentuk kepadatan


tulang

18 Sumber energy tertinggi adalah protein

19. Protein nabati bisa didapat dari santan dan mentega

20. Protein berfungsi sebagai zat pembangun

21. Protein tidak dapat mengganti jaringan yang rusak

22. Telur dan alpokat merupakan salah satu sumber lemak

23. Contoh sumber tenaga yang berasal dari lemak adalah keju, susu dan
tempe

24. Jika tubuh kekurangan zat gizi maka tubuh akan mejadi lemas,
kurus, dan lambat berfikir

25. Makanan bergizi baik untuk pertumbuhan

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


Kuesioner D (Pengaruh Teman Sebaya)

Teman-temanku

D1 Perduli terhadap makan makanan yang sehat dan 1)Ya 2) Tidak


bergizi

D2 Peduli agar tetap sehat, fit, serta berolahraga 1)Ya 2) Tidak

D3 Diet untuk menurunkan barat badan atau untuk tetap 1)Ya 2) Tidak
memiliki berat tubuh yang ideal

D4 Apakah kamu selalu bersama teman-teman ketika 1)Ya 2) Tidak


membeli makanan?

D5 Apakah kamu terhasut oleh ajakan teman-teman 1)Ya 2) Tidak


kamu untuk memilih makanan tertentu?

D6 ketika sedang bersama teman-teman, siapa yang 1)Teman 2) diri sendiri


menetukan jenis makanan yang akan kamu beli?

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


FORMULIR
FOOD RECALL 24 HOUR
No Responden: …… Hari ke:

Bahan Makanan

Waktu & Jenis Nama masakan Jumlah


Makanan
URT

Pagi:

Selingan/
cemilan

Siang:

selingan/
cemilan

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012


Malam:

Selingan/
cemilan

Gambaran pola..., Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012

Anda mungkin juga menyukai