SKRIPSI
SKRIPSI
BAB I
PENDAHULUAN
belum banyak keberhasilannya, hasil yang dicapai tidak efisien dan tidak tepat
sasaran. Disisi lain, banyak yang belum mengerti bagaimana mengawali upaya
2). Salah satu penyebab dari kemiskinan ini adalah banyaknya pengangguran /
3,51 persen, mengalami penurunan dibandingkan TPT Agustus 2017 sebesar 3,74
persen atau turun sebesar 0,23 persen (BPS:2018). Penyerapan tenaga kerja
yakni tamat Sekolah Dasar (SD) kebawah sebanyak 380.562 orang atau
orang atau 20,47 persen dengan total sebanyak 577.780 orang atau sebesar 59,97
1
2
12,11 persen yang terdiri dari 25.299 orang berpendidikan Diploma atau 2,63
persen dan 91.348 orang atau 9,48 persen berpendidikan Universitas. Dalam
Tabel 1.1
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan 2017–2018
I/II/III menempati posisi tertinggi sebesar 7,11 persen, disusul TPT kelompok
Tabel 1.2
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2017–2018 (persen)
perguruan tinggi baik diploma dan sarjana. Kenyataan tersebut dapat dijadikan
dikhawatirkan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu,
Perguruan Tinggi sejak tahun 1996 diharapkan mampu memberikan harapan bagi
terciptanya sumber daya manusia yang mandiri dalam berfikir dan bertindak,
terakhir ini sedang memasuki era kompetisi global yang ditandai dengan
diri sendiri, bahkan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Fenomena
rendahnya minat dan motivasi pemuda Indonesia untuk berwirausaha dewasa ini
selama ini hanya berminat sebagai pencari kerja apabila kelak menyelesaikan
sekolah atau kuliah mereka. Hal ini merupakan tantangan bagi pihak sekolah dan
perguruan tinggi sebagai lembaga penghasil lulusan. Sikap, perilaku, dan minat ke
Perguruan Tinggi).
kewirausahaan, bahkan menjadi salah satu mata kuliah, yaitu Mata Kuliah
menyatakan bahwa tujuan pendidikan tinggi antara lain adalah membentuk insan
yang kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan berjiwa wirausaha .
rata mahasiswa belum untuk merealisasikan niat tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
usaha. Berikut hasil wawancara pra penelitian yang dilakukan peneliti pada 35
Gambar 1.1
83%
Gambar 1.2
6
77%
mereka
berjudul pengaruh efikasi diri , norma subyektif, sikap berperilaku dan pendidikan
minat wirausaha mahasiswa adalah efikasi diri / percaya diri. Percaya pada
kemampuan diri dapat menjadi dasar setiap individu untuk memutuskan apakah
seluruh hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka diketahui bahwa
yakni efikasi diri dan literasi ekonomi serta metode analisis data nya yakni pada
dikemudian hari.
Planned Behavior (TPB) telah memberikan kerangka teori yang memadai untuk
penelitian ini. Selain itu latar belakang dari penelitian ini adalah melihat dari Visi
Serta Literasi Ekonomi (Studi Pada Mahasiswa PTN & PTS Fakultas
dialami mereka yang telah memiliki riwayat pendidikan yang sudah mencapai
sarjana atau diploma. Kebanyakan dari lulusan sarjana dan diploma ini masih
saat mereka tidak lulus dari tes calon pegawai mereka cenderung berdiam diri
Fakultas Ekonomi yang harusnya tidak kesulitan dalam bidang Ekonomi dan visi
1. Apakah sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, efikasi diri dan literasi
mahasiswa?
mahasiswa perempuan?
berwirausaha mahasiswa
mahasiswa
mahasiswa
berwirausaha mahasiswa
mahasiswa
berwirausaha mahasiswa
3. Bagi Peneliti
BAB II
STUDI PUSTAKA
pandanan kata bahasa Prancis entrepreneur, yang sudah dikenal paling kurang
abad 17. Kata entrepreneur diturunkan dari kata entreprendre. Kata entrepreneur
dan entrepreneur-ship dalam bahasa Inggris, menurut Holt (1992) dalam buku
Benedicta (2003: 21) ,berasal dari bahasa Prancis . The Concise Oxford French
Dictionary (1980) dalam buku Ben edicta (2003: 21) mengartikan entreprendre
merupakan gabungan dari kata wira (=gagah berani, perkasa) dan usaha .Jadi,
wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha. Kata
“wiraswasra” terdiri dari kata wira (=gagah berani, perkasa) dan swa (=sendiri,
mandiri). Jadi , wirauswasta berarti orang yang perkasa dan mandiri. Benedicta
(2003: 21)
untuk berani dan siap jika usaha yang dilakukan tersebut belum memiliki nilai
12
13
perhatian di pasar, dan ini harus dilihat sebagai bentuk proses menuju wirausaha
Menurut Irham Fahmi : 2013 ada beberapa peran dan fungsi keberadaan
untuk bias melakukan sesuatu yang selama ini sulit untuk ia wujudkan
seseorang bekerja secara lebih teratur serta sistematis dan juga terfokus
d) Nilai positif yang tertinggi dari peran dan fungsi ilmu kewirausahaan pada
seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Kepercayaan diri ini bersifat
internal, sangat relative dan dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuannya
sitematis, berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukkan
pekerjaan. Keberanian yang tinggi dalam mengambil resiko dan perhitungan yang
diri. Oleh sebab itu, optimism dan keberanian mengambil resiko dalam
(Suryana, 2013:39).
Seseorang yang mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu
Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan
15
niat dan tekat yang kuat, serta karsa yang besar. Dalam kewirausahaan, peluang
hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh
diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah, dan
menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan dari pada usaha yang
kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha yang kurang menyukai resiko yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Resiko yang terlalu rendah akan memeperoleh
sukses yang relative rendah. Sebaliknya, resiko yang terlalu tinggi kemungkinan
memeperoleh sukses yang tinggi, tetapi dengan kegagalan yang tinggi. Oleh sebab
pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Situasi resiko
kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin didapat
pada situasi tersebut. Artinya ,wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun
tantangan, dan menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil. Dalam
(Suryana, 2013:40) ada dua alternatif atau lebih yang harus dipilih yaitu
16
oleh :
besar keyakinan orang tersebut akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dan
keputusan, dan semakin besar pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang
menurut orang lain sebagai resiko (Suryana, 2013:22). Jadi , pengambil resiko
lebih menyukai tantangan dan peluang. Oleh sebab itu, pengambil resiko
ditemukan pada orang- orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian
perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki padangan yang jauh
17
ke masa depan, maka ia selalu berusaha selalu berkarsa b=dan berkarya. Kuncinya
pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang
sudah ada sekarang. Pandangan yang jauh kedepan, membuat wirausaha tidak
cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia
seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan
adalah:
a) Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan ini, meskipun cara
karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu
nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna
mencapai kepuasan pribadi. Factor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus
pada dirinya.
dan kegagalan.
keberhasilanya rendah.
merupakan rasa ingin, tertarik dan bersedia dalam bekerja maupun kemauan yang
pemenuhan kebutuhan hidup tanpa adanya rasa ragu dan takut terhadap risiko
yang akan datang, serta senantiasa menjadikan kegagalan yang telah dialami
ekonomi. Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang membahas upaya manusia dalam
memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan
baik berupa barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi terdapat konsep-konsep dasar
organisasi ekonomi.
economic lietracy if they can apply basic economic concepts years later, in
situations relevant to their lives and different from those encountered in the
setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari masalah ekonomi. Masalah utama di
harus memiliki strategi untuk dapat menentukan komoditi apa yang akan dibuat,
bagaimana komoditi itu di buat dan untuk siapa komoditi itu dibuat. Sehingga
dalam hal ini masyarakat diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat. Jika
yang tepat baik sebagai konsumen, produsen, investor dan warga negara.
dari 20 indikator :
harga
dan koleganya (Ajzen : 1991) yang merupakan pengembangan dari teori perilaku
terencana Theory of Reasoned Action (TRA). Teori perilaku terencana ini menekankan
21
pada niat perilaku sebagai akibat atau hasil kombinasi beberapa kepercayaan. Niat
merupakan konsepsi dari tindakan terencana dalam mencapai tujuan berperilaku. Niat ini
ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku
tertentu, dan sejauh mana jika dia memilih untuk melakukan perilaku tertentu itu
kehidupannya serta kemudahan atau kesulitan yang dia rasakan untuk melakukan
perilaku tertentu. Ajzen (1991) menjelaskan ada tiga faktor penentu niat yaitu (1)
Ada beberapa tujuan dan manfaat dari teori ini, antara lain adalah untuk
dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek penting beberapa perilaku manusia
seperti mengapa seseorang membeli mobil baru, memilih seorang calon dalam
pemilu, mengapa tidak masuk kerja atau mengapa melakukan hubungan pranikah.
Teori ini menyediakan suatu kerangka untuk mempelajari sikap terhadap perilaku.
untuk berperilaku
dibentuk oleh dua faktor utama yaitu sikap perilaku tertentu (attitude toward the
behavior) dan norma subjektif (subjective norms). Sikap merupakan evaluasi atau
terhadap objek tertentu. Sementara itu, norma subjektif yaitu sejauh mana
keinginan individu memenuhi harapan dari sejumlah pihak yang dianggap penting
bekaitan dengan perilaku tertentu. Serta kontrol perilaku yang menjadi penentu
Sikap
Control
perilaku Gambar 2.1. Theory of Planned Behaviour
Sumber : Ajzen :1991
TPB.
23
1. Sikap
Sikap merupakan salah satu komponen dalam intensi/niat terhadap
perilaku tertentu. Sikap atau attitude merupakan suatu faktor yang ada dalam diri
seseorang yang dipelajari untuk memberikan respon dengan cara konsisten yaitu
suka atau tidak suka pada penilaian terhadap suatu yang diberikan. Salah satu
pemahaman sikap yang juga penting adalah bahwa sikap terdiri dari afektif,
kognitif dan konatif. Afektif berarti perasaan atau penilaian tertentu seseorang
baik terhadap suatu objek, orang, isu maupun kejadian. Kognitif terdiri dari
Sikap dalam teori ini memilikki dua aspek pokok, yaitu: kepercayaan
tentang objek sikap dapat pula berupa opini individu hal yang belum tentu sesuai
dengan kenyataan. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu
objek sikap maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap objek
hasil-hasil yang dimunculkan dari suatu perilaku. Evaluasi akan berakibat pada
perilaku penilaian yang diberikan individu terhadap tiap-tiap akibat atau hasil
perilaku tertentu, evaluasi atau penilaian ini dapat bersifat menguntungkan atau
24
2. Norma subjektif
melakukan sesuatu dan sejauh mana keinginan untuk memenuhi harapan tersebut.
adanya persetujuan atau tidak dari figur-figur sosial jika ia melakukan suatu
perbuatan. Orang lain atau figur sosial dalam norma subjektif yang dimaksud
biasanya ialah significant other bagi orang yang bersangkutan (Ajzen 1991).
Norma subjektif dibentuk oleh dua aspek, yakni keyakinan normatif dan
pandangan pihak lain yang dianggap penting oleh individu yang menyarankan
untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan pendapat atau pikiran pihak lain
yang dianggap penting bahwa individu harus atau tidak harus menampilkan
perilaku tertentu . Hal ini merupakan hal yang penting dalam pembentukan minat
3. Kontrol Perilaku
berperan dalam Theory of planned behavior dalam dua cara yaitu secara langsung
dan tidak langsung berdasarkan kontrol-kontrol yang ada pada diri seseorang.
melalui intensi terhadap perilaku. Selain itu, kontrol perilaku juga bisa secara
atau disebut juga dengan kontrol perilaku adalah perasaan seseorang mengenai
perilaku pembelian mereka, adalah aspek yang sangat penting dalam peramalan
2.1.8 Gender
Konsep Gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
antara manusia jenis laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat
26
panjang. Oleh karena itu terbentuknya perbedaan gender dikarenakan oleh banyak
secara sosial atau kultural, melalui ajaran keagamaan maupun Negara. Melalui
Tuhan- seolah-oalh bersifat biologis yang tidak bisa diubah lagi, sehingga
perbedaan gender dianggap dan dipahami sebagai kodrat laki-laki dan kodrat
Perbedaan gender ini menjadikan orang berpikir apakah cara berpikir, cara
belajar, dan proses konseptualisasi juga berbeda menurut jenis kelamin. Sehingga
perbedaan gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara
laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat
mengungkapkan bahwa pada tahun 2016 tercatat setiap 1 dari 11 perempuan (8.9
persen) terlibat dalam kegiatan kewirausahaan. Hal ini merupakan indikator po-
tren yang positif, namun hal ini bukan tanpa tantangan. Beberapa penelitian telah
diungkapkan oleh Minniti dan Naude (2010) yang menyatakan bahwa rendahnya
ketiadaan akses untuk masuk kedalam pasar kerja. Fenomena tersebut juga dapat
perempuannya lebih banyak (Kelley, Brush, Greene, & Litovsky, 2013). Peranan
Wirausaha perempuan dengan latar pendidikan yang tinggi biasanya lebih berani
berkembang lebih besar dan sebaliknya (Baughn, Chua & Neupert, 2006).
bagi perempuan. Akses terhadap permodalan ini erat kaitannya dengan faktor
literasi keuangan. Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016
sebesar 25 persen, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi
keluarga merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi minat anak. Salah
satu faktor dalam lingkungan keluarga adalah jenis pekerjaan orang tua, pada
pembentukan masa depan anak dimungkinkan anak masih meniru pekerjaan orang
tua. Pekerjaan orang tua terbagi menjadi beberapa jenis yaitu wirausaha, PNS,
28
ABRI, BUMN dan karyawan. Minat anak dalam berwirausaha tergantung pada
mereka
Agung Pengaruh efikasi diri , norma Hasil penelitian menemukan
Widayoko : 2016 subyektif, sikap berperilaku bahwa. (1) efikasi diri
dan pendidikan berpengaruh positif terhadap
kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha, (2)
intensi berwirausaha norma subyektif berpengaruh
mahasiswa fakultas ekonomi
positif terhadap intensi
universitas negeri Yogyakarta
berwirausaha, (3) sikap
berperilaku berpengaruh positif
terhadap intensi berwirausaha,
(4) pendidikan kewirausahaan
berpengaruh positif terhadap
intensi berwirausaha.
Sikap( X1) H1
Norma
H2
subjektif(X2)
H3
Kontrol Minat Berwirausaha (Y1)
perilaku(X3)
H4
Efikasi
diri(X4)
H5
Literasi
ekonomi(X5)
Gambar 2.2
Kerangka Teoritik
30
Keterangan :
: Mempengaruhi secara parsial
> : Mempeengaruhi secara simultan
2.4 Defenisi Operasional
2.4.1 Variabel Independent (Variabel Bebas)
Variabel independen (X) yaitu variabel yang menjadi penyebab
berubahnya variabel dependen (Y). Dalam penelitian ini variabel independen (X)
adalah sikap (XI), norma subjektif (X2), perilaku(X3), efikasi diri (X), literasi
ekonomi (X5)
1. Sikap (X1)
risiko yang akan dihadapi di dalam bisnis. Indikator yang digunakan adalah
2010).
atau anjuran orang sekitarnya untuk turut dalam aktivitas berwirausaha. Dalam
penelitian ini indikator yang digunakan adalah keyakinan dukungan dari peran
3. Kontrol perilaku(X3)
Kontrol perilaku ini merupakan suatu acuan adanya kesulitan atau kemudahan
perilaku. Selain itu, kontrol perilaku juga bisa secara langsung mempengaruhi
adanya efikasi diri yang kuat maka seseorang akan semakin yakin dengan apa
yang dia lakukan dan tidak ada keraguan ketika melakukan tindakan untuk
berwirausaha. Intensi atau dorongan yang kuat dari dalam diri sangat dibutuhkan
5. Literasi ekonomi(X5)
Konsep dasar ekonomi yang dimiliki oleh setiap individu tentu berbeda,
baik tinggi, sedang, dan rendah. Tinggi maupun rendahnya konsep dasar ekonomi
yang dimiliki oleh setiap individu dapat dilihat dari beberapa aspek, salah satu
Dependen. Dalam penelitian ini variable dependen nya adalah minat. Minat
Tabel 2.3
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
No Variabel Indikator Pengukuran Variabel Sumber
1 Sikap (X1) Tertarik dengan peluang uasaha, berfikir Manda
kreatif dan inovatif, pandangan positif (2012)
terhadap kegagalan, memiliki jiwa
kepemimpinan dan tanggung jawab
2 Norma Keyakinan dan dukungan dari peran Manda
subyektif (X2) keluarga, keyakinan dukungan teman, (2012)
keyakinan dukungan dosen, keyakinan
dukungan dari pengusaha sukses,
keyakinan dukungan dari orang yang
dianggap penting.
3 Control Kemampuan yang dipersepsikan seseorang Irwan
perilaku(X3) akan tindakan tertentu, apakah tindakan wingdes
tersebut dipersepsikan mudah atau sulit. (2018)
2.5 Hipotesis
ini peneliti merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Peneliti
33
akan menguji hipotesis nol (H0) untuk membuktikan apakah H0 ditolak atau
gagal ditolak.
mahasiswa
berwirausaha mahasiswa
mahasiswa
berwirausaha mahasiswa
34
BAB III
METODE PENELITIAN
metode kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, yang dilandasi pada suatu asumsi
bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal
(sebab akibat). Bentuk hipotesis dari penelitian ini adalah asosiatif yaitu mencari
hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012 : 13). Penelitian ini
.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dalam bentuk data primer
34
35
di mana setiap kelompok populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel dan tidak ada yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit.
Dalam hal ini sampel yang digunakan adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
angkatan 2015, 2016, 2017 dengan pertimbangan telah menempuh mata kuliah
Universitas Terbuka.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data Primer
adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama (Sugiyono, 2012).
menggunakan Google form yang dapat diakses responden yang telah memenuhi
Dalam penelitian skala ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala
Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur pendapat orang atau
2. TS = Tidak Setuju
3. N = Netral
4. S = Setuju
5. SS = Sangat Setuju
ditentukan oleh alat ukur yang digunakan, apabila alat ukur yang diperoleh tidak
valid dan tidak dapat dapat dipercaya maka hasil penelitian yang diperoleh tidak
diperlukan dua macam pengujian, yaitu uji validitas dan reliabilitas dengan
Validitas suatu alat ukur adalah kemampuan alat ukur untuk mengukur
mengukur valid tidaknya suatu kuesioner yang digunakan dalam penelitian, suatu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Teknik yang
r hitung lebih besar dari batasan r tabel sebesar 0,361 pada taraf signifikan 0,05.
37
Jadi, jika koefisien korelasinya lebih besar dari nilai r tabel maka instrument
adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-
sama terhadap seluruh item pertanyaan dalam suatu kuesioner. Jika Cronbach’s
Alpha > 0.70 maka suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.
Alat uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda. Uji regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
signifikansi parameter individual (uji t), uji signifikansi simultan (uji F), dan uji
koefisien determinasi (uji R2) menggunakan program SPSS versi 16. Model
Dimana:
Y : Niat Berwirausaha
a : Konstanta Regresi
X1 : Sikap Perilaku
X2 : Norma Subjektif
X3 : Kontrol perilaku
X4 :Efikasi diri
38
X5 : Literasi ekonomi
: error
seberapa jauh pengaruh variable independent yang digunakan dalam penelitian ini
1. Jika nilai probabilitas signifikan > 0,05, maka hipotesis ditolak. Hipotesis
2. Jika nilai probabilitas signifikan < 0,05, maka hipotesis diterima. Hipotesis
apakah semua variable independen atau variable bebas yang dimasukan dalam
atau variable terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan
1. Jika nilai F lebih besar dari 4 maka H0 ditolak pada derajat kepercayaan
nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel , maka H0 ditolak dan menerima Ha.
variable independen. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol atau satu, nilai
menjelaskan variable dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang
BAB IV
4.1. Hasil
sudah terisi di kuesioner. Deskripsi ini akan memberikan informasi asal kampus
dan jenis kelamin responden responden penelitian. Terdapat 218 responden yang
Tabel 4.1
Data Responden Asal Kampus
Asal Kampus Frekuensi Presentase (%)
Universitas Muhammadiyah Bengkulu 146 66,97%
Universitas Dehasen Bengkulu 10 4,59%
Universitas Prof,Dr.Hazairin Bengkulu 20 9,17%
Universitas Bengkulu 17 7,80%
Universitas Terbuka 4 1,83%
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu 21 9,63%
Total 218 100%
Sumber : Data primer diolah, 2019
atau 1,83%, dan dari Institut Agama Islam Negeri Bengkulu ada 21 atau 9,63%.
Tabel404.2
41
Tabel 4.3
Rata-rata peringkat
Jenis
Variabel N Rata- Rata Jumlah
Kelamin
20,31 1341
Laki-Laki 66
Sikap (X1)
20,83 3167
Perempuan 152
Laki-Laki 66 18,71 1235
Norma Subjektif (X2)
Perempuan 152 20,06 3050
Laki-Laki 66 20,13 1329
Kontrol Perilaku (X3)
Perempuan 152 20,41 3103
Laki-Laki 66 18,43 1217
Efikasi Diri (X4)
Perempuan 152 19,96 3034
Laki-Laki 66 32,90 2172
Literasi Ekonomi
Perempuan 152 37,03 5629
Laki-Laki 66 18,96 1252
Minat (Y)
Perempuan 152 21,73 3304
Sumber : Data primer diolah, 2019
Dari table 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jawaban atas variable sikap (X1)
rata-rata sebesar = 20,83. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
penilaian baik positif maupun negatif dari perilaku tertentu. Dalam konteks
penelitian ini mahasiswi memiliki rerata variable sikap yang lebih rendah
42
Dari table 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jawaban atas variabel norma
perempuan dengan rata-rata sebesar = 20,06. Hal ini tidak sejalan dengan
tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Dalam
konteks penelitian nya mahasiswi memiliki rerata variable norma subjektif yang
dengan mahasiswi.
Dari table 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jawaban atas variabel kontrol
perempuan dengan rata-rata sebesar = 20,41. Hal ini sejalan dengan penelitian
kemudahan atau kesulitan untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Dalam
konteks penelitian nya mahasiswi memiliki rerata variable norma subjektif yang
dilakukan dibandingkan dengan persepsi para mahasiswa. Dari table 4.3 diatas
dapat dilihat bahwa jawaban atas variabel efikasi diri (X4) rata-rata pada laki-laki
Dari table 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jawaban atas variabel literasi ekonomi
Dari table 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jawaban atas variabel minat (Y)
rata-rata sebesar = 21,73. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa. Variabel minat hasil uji statistik
tersebut dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuannya. Uji validitas
suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Imam Ghozali:2013).
Untuk uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir
valid dan bisa digunakan dalam pengujian hipotesis karena koefisien korelasi
seluruh pertanyaan mempunyai r hitung lebih besar dari r table, untuk degree of
freedom (df)= n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini
jumlah sampel (n)=218 dan besarnya df dapat dihitung 218-2 = 216 dengan df
=216 dan alpha = 0,05 di dapat r table = 0,111. Hasil uji validitas disajikan pada
Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas
Pearson
Variabel Signifikansi Keterangan
Correlation
X1.1 .594 0.00 Valid
X1.2 .625 0.00 Valid
Sikap X1.3 .396 0.00 Valid
X1.4 .608 0.00 Valid
X1.5 .656 0.00 Valid
X2.1 .510 0.00 Valid
X2.2 .691 0.00 Valid
Norma
X2.3 .599 0.00 Valid
Subjektif
X2.4 .611 0.00 Valid
X2.5 .604 0.00 Valid
X3.1 .551 0.00 Valid
X3.2 .652 0.00 Valid
Kontrol
X3.3 .760 0.00 Valid
Perilaku
X3.4 .559 0.00 Valid
X3.5 .688 0.00 Valid
X4.1 .810 0.00 Valid
X4.2 .748 0.00 Valid
Efikasi Diri X4.3 .787 0.00 Valid
X4.4 .743 0.00 Valid
X4.5 .822 0.00 Valid
Literasi X5.1 .625 0.00 Valid
Ekonomi
X5.2 .624 0.00 Valid
X5.3 .535 0.00 Valid
45
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel sikap, norma subjektif,
control perilaku, efikasi diri dan literasi ekonomi menunjukan hasil yang
signifikan (pada level 0,01 dan 0,5). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
diharapkan.
hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang. Instrumen kuesioner yang tidak
Cronbach. Nilai alpha lebih besar dari 0,7 dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Nilai Keterangan
46
Cronbach Kritis
Sikap 0,795 0,7 Reliabel
Norma Subjektif 0,814 0,7 Reliabel
Kontrol Perilaku 0,839 0,7 Reliabel
Efikasi Diri 0,915 0,7 Reliabel
Literasi Ekonomi 0,868 0,7 Reliabel
Minat Berwirausaha 0,922 0,7 Reliabel
Sumber : Data primer diolah, 2019
reliabel. Dari semua variabel tersebut memiliki nilai kritis lebih besar dari 0,7.
melihat bagaimana pengaruh sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, efikasi diri,
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
sebagai berikut:
Nilai Konstanta sebesar 2.785 yang berarti bahwa tanpa adanya nilai sikap,
norma subjektif, kontrol perilaku, efikasi diri, literasi ekonomi, maka besarnya
sebesar 0,193 yang berarti bahwa setiap kenaikan sikap sebesar satu satuan, maka
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara sikap dan minat
berarti bahwa setiap kenaikan norma subjektif sebesar satu satuan, maka akan
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara norma subjektif
0,116 yang berarti bahwa setiap kenaikan kontrol perilaku sebesar satu satuan,
satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kontrol
0,123 yang berarti bahwa setiap kenaikan efikasi diri sebesar satu satuan, maka
satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara efikasi
sebesar 0,132 yang berarti bahwa setiap kenaikan literasi ekonomi sebesar satu
sebesar 0,132 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel independen atau bebas
tidak terhadap variabel yang ingin dijelaskan dengan menggunakan uji F test.
Tabel 4.7
UJI F
ANOVAb
Berdasarkan tabel 4.7 tampak bahwa nilai F hitung sebesar 38,338 lebih
besar dari F table diperoleh dari jumlah sampel= n dikurangkan dengan jumlah
=218-5-1=212 => sebesar 2,26 dengan tingkat signifikansi = 0,000 < α = 0,05.
Secara statistik berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel sikap, norma
dengan nilai t table pada alpha 0,05 dan jumlah sampel (n) =218 dan beasarnya df
50
dapat dihitung 218-2= 216 dengan df =1,65. Dari perhitungan SPSS yang
disajikan dalam Tabel 4.8 diperoleh nilai t hitung sebagai berikut ini
Tabel 4.8
Hasil Uji t
Variabel t hitung t table Sig Keterangan
Sikap 2.164 1,65 0.032 Hipotesis diterima
Norma Subjektif 3.524 1,65 0.001 Hipotesis diterima
Kontrol Perilaku 1.133 1,65 0.259 Hipotesis ditolak
Efikasi Diri 1.435 1,65 0.153 Hipotesis ditolak
Literasi Ekonomi 2.910 1,65 0.004 Hipotesis diterima
Sumber : Data primer diolah, 2019
Berdasarkan table 4.8 hasil uji statistik pada variabel sikap diperoleh nilai t
hitung sebesar 2,164 dengan nilai signifikansi 0,032 < 0,05. Secara
Berdasarkan table 4.8 hasil uji statistik pada variabel sikap diperoleh nilai t
hitung sebesar 3,524 dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Secara
Berdasarkan table 4.8 hasil uji statistik pada variabel sikap diperoleh nilai t
hitung sebesar 1,133 dengan nilai signifikansi 0,259 > 0,05. Secara
51
Berdasarkan table 4.8 hasil uji statistik pada variabel sikap diperoleh nilai t
Berdasarkan table 4.8 hasil uji statistik pada variabel sikap diperoleh nilai t
hitung sebesar 2,910 dengan nilai signifikansi 0,004 < 0,05. Secara
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk uji ini dilakukan dengan
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Adjusted R Square adalah 0,475, hal ini berarti 47,5% variasi minat wirausaha
mahasiswa dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen yaitu
sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, efikasi diri, literasi ekonomi,, sedangkan
4.2 Pembahasan
terhadap minat berwirausaha. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal yang
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agung Widiyako (2014)
hal. Sikap juga berasal dari perasaan seseorang dalam melihat suatu hal, apakah
53
dianggap positif atau negatif yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap hal
berwirausaha yang berasal dari diri seseorang. Semakin kuat sikap berperilaku
maka seseorang akan mempunyai pandangan yang baik akan suatu masalah yang
dihadapinya serta tidak mudah menyerah ketika dalam keadaan yang sulit.
berwirausaha”. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
dosen yang merupakan salah satu indikator dianggap cukup berpengaruh oleh
yang baik akan mendorong seseorang untuk melakukan hal yang baik juga, begitu
juga lingkungan yang positif maka akan mempengaruhi orang disekitarnya untuk
sosok panutan atau orang-orang yang mendukung dirinya untuk maju serta bisa
bertukar pikiran.
54
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sammy
berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Hasil ini tidak sesuai dengan
berwirausaha”. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
signifikan terhadap minat berwirausaha. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
individu percaya bahwa perilaku untuk berwirausaha mudah atau dapat dilakukan.
Dalam penelitian nya ditemukan bahwa Efikasi diri memiliki peran terhadap
untuk berwirausaha. Semakin tinggi rasa percaya diri mahasiswa dan kematangan
berwirausaha mahasiswa. Rasa percaya diri sangat dibutuhkan, tanpa adanya rasa
percaya diri maka seseorang akan cenderung menghindari suatu pekerjaan atau
tidak mampu melakukan hal tersebut. Tanpa adanya rasa percaya diri juga
positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hasil ini sesuai dengan
berwirausaha”. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
mahasiswa yang tinggi dapat merubah pola pikir mahasiswa untuk lebih berfikir
cerdas dan kritis, terutama dalam keputusan memulai dan mengembangkan usaha.
56
ekonomi sebagai pemahaman dan penerapan konsep dasar ekonomi dalam situasi
nyata dan bukan hanya berbasis kelas. Literasi ekonomi adalah salah satu
keterampilan hidup (life skill) yang harus dimiliki setiap mahasiswa. Dengan
literasi ekonomi yang dimiliki dapat memperoleh manfaat yang sebanding ababila
BAB V
5.1 Kesimpulan
sebesar 21,73.
Mahasiswa FE PTN & PTS di Kota Bengkulu. Hal ini dapat dibuktikan
0,193 pada tingkat signifikan 0,032. Karena tingkat signifikan 0,032 <
berwirausaha mahasiswa.
Hal ini dapat dibuktikan melalui analisis regresi diketahui bahwa norma
& PTS di Kota Bengkulu sebesar (β) 0.234 pada tingkat signifikan 0,001
Karena tingkat signifikan 0,001 < 0,05 maka variabel norma subjektif
berwirausaha (Y) Mahasiswa FE PTN & PTS di Kota Bengkulu. Hal ini
PTS di Kota Bengkulu sebesar (β) 0,116 pada tingkat signifikan 0,259.
Karena tingkat signifikan 0,259 > 0,05 maka variabel kontrol perilaku
(Y) Mahasiswa FE PTN & PTS di Kota Bengkulu. Hal ini dapat
Kota Bengkulu sebesar (β) 0,123 pada tingkat signifikan 0,153. Karena
tingkat signifikan 0,153 > 0,05 maka variabel efikasi diri tidak
Mahasiswa FE PTN & PTS di Kota Bengkulu sebesar (β) 0.132 pada
tingkat signifikan 0,001 Karena tingkat signifikan 0,004 < 0,05 maka
59
berwirausaha mahasiswa.
5.2 Saran
mahasiswa seperti kontrol perilaku dan efikasi diri masih kurang sehingga
tentang kegiatan wirausaha para mahasiswa akan jauh lebih tertarik untuk
sampel.