Anda di halaman 1dari 49

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

A. Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja


Setelah kami mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Terms of
Reference (TOR) Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
Kabupaten Jeneponto yang dibuat oleh pantia pengadaan, dapat kami simpulkan
bahwa secara umum sudah cukup jelas dan dapat dipahami dengan baik.
Penjelasan secara detail telah pula kami dapatkan dari pantia pengadaan pada saat
pelaksanaan lelang yang dilaksanakan secara online di LPSE Provinsi Sulawesi
Selatan, baik itu mengenai maksud dan tujuannya, latar belakang atas deskripsi
pekerjaan, lingkup pekerjaan konsultan, tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan,
kualifikasi tenaga ahli dan pendukung yang dipersyaratkan, tanggung jawab
pelaksanaan pekerjaan dan laporan-laporan yang harus diserahkan.
Dalam hal pelaksanaan pekerjaan konsultan akan patuh dan tunduk terhadap
pengguna jasa dan persyaratan yang telah ditetapkan. Konsultan dapat memahami
maksud, tujuan dan sasaran pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan DED
Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Jeneponto.
Setelah kami menelaah dan mempelajari materi dan uraian kegiatan yang
tercantum di dalam pokok acuan tugas Pekerjaan Konsultan Penyusunan Ded
Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Jeneponto tersebut,
serta penjelasan teknis yang telah disampaikan oleh pihak pemberi tugas/pemilik
pekerjaan, maka secara umum konsultan telah dapat memahami seluruh materi
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan rangkaian proses kegiatannya. Sehingga
konsultan sudah dapat menyusun metodologi pendekatan dan strategi kerja dalam
rangka melaksanakan tugas tersebut agar Sasaran Pengadaan Jasa Konsultan ini
yaitu tujuan dan sasaran yang termuat dala Kerangka Acuan Kerja dapat tercapai
dengan hasil yang dapat diimplementasikan dan tentunya dapat bermanfaat bagi
seluruh penerima manfaat dari kegiatan ini..

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Meskipun demikian, untuk lebih memperjelas tentang muatan-muatan yang
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), berikut ini kami memberikan
tanggapan dan saran mengenai hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk
dilengkapi dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) oleh Panitia Pengadaan.
1. Uraian Pendahuluan
a. Latar Belakang
Latar belakang pelaksanaan pekerjaan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK)
menurut kami sudah sangat jelas dan dapat kami pahami dengan baik.
b. Maksud dan Tujuan
Uraian maksud dan tujuan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat kami
pahami dengan baik dan menurut kami sudah sesuai dengan subtansi dari
pelaksanaan kegiatan revitalisasi Kawasan ini.
c. Sasaran Kegiatan
Poin-poin yang diuraikan mengenai sasaran kegiatan pada Kerangka Acuan
Kerja (KAK) menurut kami sudah sangat jelas dan dapat kami pahami
dengan baik.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja meliputi dua lingkup
secara umum, yaitu lingkup wilayah dan lingku kegiatan. Ruang lingkup wilayah
sudah sangat jelas yaitu berlokasi di Kabupaten Jeneponto, adapun uraian
poin-poin pada lingkup kegiatan menurut kami sudah sesuai dengan prosedur
penyusunan dokumen akan tetapi untuk lebih memperjelas lagi maka perlu
diuraikan secara rinci dan detail mengenai tahapan-tahapan dalam setiap
proses penyusunan dokumen DED Revitalisasi Kawasan Permukiman
Kumuh Kabupaten Jeneponto.

3. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah Laporan mengenai
informasi kegiatan pelaksanaan fisik. Sudah sangat jelas.
4. Jangka Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Jangka waktu pelaksanaan Kegiatan DED Revitalisasi Kawasan
Permukiman Kumuh Kabupaten Jeneponto. yang ditetapkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah selama 60 (Enam Puluh) hari kalender.
Waktu tersebut menurut kami sudah tepat untuk melaksanakan semua lingkup
pekerjaan yang dipersyaratkan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, kami
selaku konsultan perencanaan akan siap melaksanakan tugas tersebut apabila
kami ditunjuk sebagai pemenang/penyedia.
5. Kebutuhan Tenaga Ahli
Penjelasan mengenai informasi dan tenaga ahli pada Kerangka Acuan Kerja
(KAK) untuk kegiatan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
Kabupaten Jeneponto sudah sangat jelas dan dapat kami pahami dengan
baik.
6. Laporan
Penjelasan mengenai sistem pelaporan dari pelaksanaan kegiatan DED
Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Jeneponto sudah
sangat jelas dan dapat kami pahami dengan baik sehingga tidak ada perlu
kami tanggapi.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
BENTUK PENDEKATAN DAN METODOLOGI

A. Pedoman Teknis Revitalisasi Kawasan (Permen PU No. 18/PRT/M/2010)


1. Langkah Langkah Revitalisasi
Identifikasi lokasi merupakan suatu upaya awal yang harus dilakukan
pemerintah kabupaten/kota untuk memilih dan menentukan prioritas suatu
kawasan yang akan direvitalisasi. Dalam penilaian lokasi digunakan sistem
scoring untuk mendapatkan lokasi kawasan yang layak direvitalisasi.
Keluaran kegiatan ini adalah penetapan lokasi prioritas berdasarkan
analisis/penilaian pemilihan dan penetapan lokasi kawasan serta kesepakatan
bersama.
1. Menentukan Kriteria Pemilihan Lokasi
Kiriteria pemilihan lokasi dikelompokkan dalam dua kelompok tahap
penilaian yang dirumuskan seperti berikut: (Lihat Diagram Tahap Pemilihan
Lokasi).

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Gambar. 1. Diagram Tahapan Pemilihan Lokasi

Tahap I
Penilaian tahap I berisi variabel-variabel utama yang harus dipenuhi dalam
pemilihan lokasi. Penilaian terhadap variabel- variabel utama ditujukan untuk
mengetahui kondisi (1) vitalitas kawasan dan degradasi lingkungan, (2) nilai lokasi
dan (3) komitmen pemda, seperti yang diterangkan dalam penjelasan berikut:
1. Vitalitas Kawasan dan Degradasi Lingkungan
Kondisi vitalitas kawasan dan degradasi lingkungan dapat diukur dari segi
penurunan (1.A.) produktivitas ekonomi, (1.B.) degradasi lingkungan dan/atau
(1.C.) kerusakan warisan budaya perkotaan/urban heritage (tentatif), seperti
berikut:
a. Penurunan Produktivitas Ekonomi
Penilaian penurunan produktivitas ekonomi kawasan berdasarkan variabel
ketersediaan lapangan kerja, variasi jenis unit ruang usaha dan densitas
penduduk. (Lihat Tabel 1.A : Penurunan Produktivitas Ekonom

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Tabel. 1. Penurunan Produktifitas Ekonomi

1) Lapangan Kerja
Penilaian terhadap variabel lapangan kerja didasarkan jumlah lapangan
kerja yang tersedia dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = tinggi.
- nilai 2 (dua) = sedang.
- nilai 3 (tiga) = rendah.
2) Unit Ruang Usaha
Penilaian terhadap variabel unit ruang usaha dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = sangat beragam.
- nilai 2 (dua) = beragam.
- nilai 3 (tiga) = kurang beragam.
3) Densitas Penduduk
Penilaian terhadap variabel densitas kependudukan dengan bobot sebagai
berikut:
- nilai 1 (satu) = < 60 jiwa/ha.
- nilai 2 (dua) = 60-150 jiwa/ha.
- nilai 3 (tiga) = > 150 jiwa/ha.
Potensi dan permasalahan penurunan produktivitas ekonomi dihitung dari
nilai total 1.A dikalikan indeks 2,22% dan dikategorikan menjadi:
- Nilai ≤ 8.9% = rendah
- Nilai > 8.9% - ≤ 15.6% = sedang
- Nilai > 15.6% = tinggi

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
b. . Degradasi Lingkungan
Penilaian degradasi lingkungan berdasarkan kondisi tingkat pelayanan
prasarana dan sarana ekonomi, sosial, budaya dan rumah yang meliputi: (Lihat
Tabel Degradasi Lingkungan)

Tabel. 2. Degradasi Lingkungan

1) Layanan prasarana air bersih dalam kawasan


Penilaian terhadap variabel prasarana air bersih dalam kawasan
didasarkan atas layanan air bersih dalam kawasan dengan bobot sebagai
berikut:
- nilai 1 (satu) = sangat memadai.
- nilai 2 (dua) = memadai.
- nilai 3 (tiga) = kurang memadai.
2) Layanan jalan (dan Jembatan) dalam kawasan
Penilaian terhadap variabel jalan (dan Jembatan) dalam kawasan
didasarkan atas kapasitas trafik kawasan dengan bobot sebagai berikut:

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
- nilai 1 (satu) = sangat memadai.
- nilai 2 (dua) = memadai.
- nilai 3 (tiga) = kurang memadai.
3) Layanan prasarana drainase dalam kawasan
Penilaian terhadap variabel prasarana drainase dalam kawasan didasarkan
atas luas daerah genangan di kawasan dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = sangat memadai.
- nilai 2 (dua) = memadai.
- nilai 3 (tiga) = kurang memadai.
4) Layanan prasarana sanitasi dalam kawasan
Penilaian terhadap variabel prasarana sanitasi dalam kawasan didasarkan
atas layanan prasarana sanitasi dalam kawasan tersebut (terhadap jumlah
penduduk yang terlayani) dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = sangat memadai.
- nilai 2 (dua) = memadai.
- nilai 3 (tiga) = kurang memadai.
5) Layanan prasarana persampahan dalam kawasan
Penilaian terhadap variabel prasarana persampahan dalam kawasan
didasarkan atas jumlah timbunan sampah yang tertangani di kawasan dengan
bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = sangat memadai.
- nilai 2 (dua) = memadai.
- nilai 3 (tiga) = kurang memadai.
6) Layanan sarana ekonomi dalam kawasan
Penilaian terhadap variabel sarana ekonomi dalam kawasan didasarkan
atas layanan sarana ekonomi dalam kawasan tersebut (terhadap luas kawasan,
jumlah penduduk yang terlayani dan land use) dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = sangat memadai.
- nilai 2 (dua) = memadai.
- nilai 3 (tiga) = kurang memadai.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
7) Layanan sarana sosial budaya dalam kawasan
Penilaian terhadap variabel sarana sosial budaya dalam kawasan
didasarkan atas layanan sarana sosial budaya dalam kawasan tersebut
(terhadap luas kawasan, jumlah penduduk yang terlayani dan land use) dengan
bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = sangat memadai.
- nilai 2 (dua) = memadai.
- nilai 3 (tiga) = kurang memadai.
8) Layanan sarana rumah dalam kawasan
Penilaian terhadap variabel sarana rumah dalam kawasan didasarkan atas
layanan sarana rumah dalam kawasan tersebut (terhadap luas kawasan, jumlah
penduduk yang terlayani dan kondisi) dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = sangat memadai.
- nilai 2 (dua) = memadai.
- nilai 3 (tiga) = kurang memadai.
Potensi dan masalah degradasi lingkungan dihitung dari nilai total 1.B
dikalikan indeks 0.83% dan dikategorikan menjadi:
- Nilai ≤ 8.3% = rendah
- Nilai > 8.3% - ≤ 14.9 % = Sedang
- Nilai ≥ 14,9 % = Tinggi
c. Kerusakan warisan budaya perkotaan (urban heritage)
Penilaian kerusakan warisan budaya perkotaan (urban heritage)
berdasarkan tingkat keutuhan kawasan inti, keaktifan dalam pelestarian
bangunan kuno/bersejarah dan adat istiadat. (Lihat Tabel : Kerusakan warisan
budaya perkotaan/urban heritage (tentatif)

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Tabel. 3. Kerusakan Urban Heritage

1) Keutuhan kawasan inti


Penilaian terhadap variabel keutuhan kawasan inti didasarkan dengan
bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = < 50%.
- nilai 2 (dua) = > 50%.
- nilai 3 (tiga) = utuh.
2) Pelestarian bangunan kuno/bersejarah
Penilaian terhadap variabel pelestarian bangunan kuno/bersejarah
didasarkan atas tingkat penanganan terhadap pelestarian bangunan
kuno/bersejarah dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = aktif.
- nilai 2 (dua) = sedang.
- nilai 3 (tiga) = pasif.
3) Pelestarian adat istiadat
Penilaian terhadap variabel pelestarian adat istiadat berdasarkan tingkat
penanganan terhadap pelestarian adat istiadat dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = aktif.
- nilai 2 (dua) = sedang.
- nilai 3 (tiga) = pasif.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Potensi dan masalah kerusakan warisan budaya perkotaan (urban heritage)
dihitung dari nilai total 1.C dikalikan indeks 0.55% dan dikategorikan menjadi:
- Nilai ≤ 2.75% = rendah
- Nilai > 2.75% - ≤ 3.85 % = Sedang
- Nilai < 3.85 % = Tinggi
2. Nilai Lokasi
Penilaian terhadap nilai lokasi kawasan berdasarkan fungsi strategis
kawasan terhadap variabel fungsi ekonomi, nilai jual lahan (terhadap
sekitarnya/radius 1KM), dan pencapaian kawasan dari pusat kota. (Lihat Tabel.
Nilai Lokasi)

Tabel. 4. Nilai Lokasi

1) Fungsi strategis
Penilaian terhadap variabel fungsi strategis didasarkan atas nilai fungsi
strategis kawasan terhadap pasar dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = tidak potensial untuk fungsi ekonomi.
- nilai 2 (dua) = cukup potensial untuk fungsi ekonomi.
- nilai 3 (tiga) = potensial untuk fungsi ekonomi.
2) Nilai jual lahan (terhadap sekitarnya/radius 1KM).
Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan
Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Penilaian terhadap variabel nilai jual lahan (terhadap sekitarnya/radius
1KM) didasarkan atas kesesuaian nilai jual lahan kawasan dengan nilai jual
kawasan di sekitarnya/radius 1KM dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = 2x.
- nilai 2 (dua) = 3x.
- nilai 3 (tiga) = 4x.
3) Pencapaian dari pusat kota.
Penilaian terhadap pencapaian dari pusat kota didasarkan atas tingkat
pencapaian kawasan dari pusat kota dengan bobot sebagai berikut:
- nilai 1 (satu) = sulit.
- nilai 2 (dua) = sedang.
- nilai 3 (tiga) = mudah.
Potensi dan masalah nilai lokasi dihitung dari nilai total dikalikan indeks
2.22% dan dikategorikan menjadi:
- Nilai ≤ 8.9% = rendah
- Nilai > 8.9% - ≤ 15.6 % = Sedang
- Nilai < 15.6 % = Tinggi
3. Komitmen Pemda
Penilaian terhadap komitmen pemda berdasarkan pengelolaan yang
berkelanjutan dari pemda, sharing investasi/kerjasama pendanaan dan
pengaturan (regulasi) dari pemda. (Lihat Tabel: Komitmen Pemda)
Potensi dan masalah komitmen pemda didapatkan dari penjumlahan nilai
total 1+2+3 dikalikan indeks masing- masing dan dikategorikan menjadi:
- Nilai ≤ 5% = rendah
- Nilai > 5% - ≤ 12.5% = sedang
- Nilai >12.5% = tinggi

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Tabel. 5. Komitmen Pemerintah Daerah

Tahap II :
Penilaian tahap II berisi variabel tambahan dalam pemilihan lokasi . Penilaian
terhadap variabel-variabel tambahan ditujukan untuk mengetahui (4) keberadaan
kawasan apakah masuk dalam kawasan strategis menurut UU Tata Ruang, (5)
kondisi kepemilikan tanah dan (6) kepadatan fisik, seperti yang diterangkan dalam
penjelasan berikut:
Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan
Jeneponto T.A. 2020
Teknis
4. Kawasan Masuk di Kawasan Strategis menurut UU Penataan Ruang
Penilaian kawasan kedalam kawasan strategis berdasarkan UU
No.26/2007 tentang Penataan Ruang berdasarkan variabel :
1) Kawasan strategis nasional.
2) Kawasan strategis provinsi.
3) Kawasan strategis kabupaten/kota.
(Lihat Tabel Potensi Kawasan Masuk di Kawasan Strategis menurut UU
Penataan Ruang)
Potensi kawasan masuk di kawasan strategis menurut UU No.26/2007
tentang Penataan Ruang didapatkan dari nilai total dikalikan indeks 1.67% dan
dikategorikan menjadi:
- Nilai 1.7% = rendah.
- Nilai 3.4% = sedang.
- Nilai 5% = tinggi.

Tabel. 6. Nilai Strategis Kawasan Berdasarkan UU Tata Ruang

5. Kepemilikan Tanah (Land Tenure) di Kawasan


Penilaian kepemilikan tanah berdasarkan variabel status kepemilikan
lahan tidak dalam sengketa dan status kepemilikan yang jelas. Lihat Tabel
Kepemilikan Tanah (Land Tenure).

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Tabel. 7. Kepemilikan Tanah (Land Tenur)

1) Status sengketa.
Penilaian terhadap status sengketa didasarkan atas status tanah pada
kawasan dengan bobot sebagai berikut:
- Nilai 1 = bersengketa.
- Nilai 2 = penyelesaian bersengketa.
- Nilai 3 = tidak bersengketa.
2) Kepemilikan jelas .
Penilaian terhadap kepemilikan didasarkan atas status kepemilikan lahan
pada kawasan dengan bobot sebagai berikut:
- Nilai 1 = tidak jelas/liar.
- Nilai 2 = milik privat
- Nilai 3 = milik negara
Potensi dan masalah kepemilikan tanah (land tenure) di kawasan
didapatkan dari nilai total dikalikan indeks 0.83% dan dikategorikan menjadi:
- Nilai ≤ 2.5% = rendah.
- Nilai > 2.5% - ≤ 4.2% = sedang.
- Nilai > 4.2% = tinggi
6. Kepadatan Fisik
Penilaian kepadatan fisik berdasarkan variabel KDB (Koefisien Dasar
Bangunan) dan KLB (Koefisien Lantai Bangunan). (Tabel Kepadatan Fisik)

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Tabel. 8. Kepadatan Fisik

1) KDB (Koefisien Dasar Bangunan)


Penilaian terhadap KDB (Koefisien Dasar Bangunan) didasarkan atas
koefisien perbandingan antara luas lantai dasar bangunan gedung dan luas
persil/kaveling/blok pada kawasan dengan bobot sebagai berikut:
- Nilai 1 = rendah (<40%)
- Nilai 2 = sedang (40%-60%)
- Nilai 3 = tinggi (>60%)
2) KLB (Koefisien Lantai Bangunan)
Penilaian terhadap KLB (Koefisien Lantai Bangunan) didasarkan atas
koefisien perbandingan antara luas keseluruhan lantai bangunan gedung dan
luas persil/kaveling/blok peruntukan pada kawasan dengan bobot sebagai
berikut:
- Nilai 1 = rendah (<1)
- Nilai 2 = sedang (1-2)
- Nilai 3 = tinggi (>2)
Potensi dan masalah kepadatan fisik di kawasan didapatkan dari nilai total
dikalikan indeks 0.83% dan dikategorikan menjadi:
- Nilai ≤ 2.5% = rendah
- Nilai > 2.5% - ≤ 4.2% = sedang
- Nilai > 4.2% = tinggi

2. Memberikan Penilaian Pemilihan Lokasi

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Penilaian untuk memilih lokasi revitalisasi kawasan dilakukan dalam dua
tahap penilaian yang harus dipenuhi agar diperoleh lokasi terpilih, yaitu meliputi:
Tahap I dan Tahap II (Lihat Diagram Penilaian Pemilihan Lokasi.

Gambar. 2. Diagram Penilaian Pemilihan Lokasi

Tahap I
Penilaian tahap I berisi variabel utama yang harus dipenuhi dalam
pemilihan lokasi, yang terdiri atas:
1. Vitalitas Kawasan dan Degradasi Lingkungan.
a) Penurunan produktivitas ekonomi = nilai 20 %
b) Degradasi lingkungan = nilai 20%
c) Kerusakan warisan budaya perkotaan (urban heritage) = nilai 5%.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
2. Nilai lokasi = nilai 20%
3. Komitmen Pemda = nilai 20%.
Total penilaian tahap I = maksimal 85%
Tahap II
Penilaian tahap II berisi variabel tambahan yang tidak harus dipenuhi dalam
pemilihan lokasi, yang terdiri atas :
1. Kawasan masuk di kawasan strategis menurut UU Tata Ruang = nilai 5% .
2. Kepemilikan tanah (land tenure) di kawasan = nilai 5%.
3. Kepadatan fisik = nilai 5%.
Total penilaian tahap II = maksimal 15%
Maka,
Total penilaian tahap I = maksimal 85%

Total penilaian tahap II = maksimal 15%


Total penilaian tahap I dan II = maksimal 100%

Kelulusan (Passing Grade) Dan Potensi Keberhasilan Pemilihan Lokasi


Kawasan.
a. Kelulusan (Passing Grade)
Ketentuan dalam penilaian passing grade pemilihan lokasi kawasan:
1. Kawasan revitalisasi dapat lolos masuk ke passing grade apabila total
jumlah nilai pada tahap I ≥ 60%.
2. Bila lolos passing grade, penilaian tahap II akan dilanjutkan untuk
mendapatkan nilai akhir.

b. Potensi Keberhasilan Lokasi Terpilih


Potensi keberhasilan revitalisasi kawasan dalam pemilihan lokasi
kawasan didasarkan pada jumlah penilaian
Tahap I dan Tahap II, yang dikategorikan dalam:
- Nilai ≥ 65% - ≤ 80% : cukup potensial
- Nilai > 80% - ≤ 85% : potensial

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
- Nilai > 85% - 100% : sangat potensial

Pengelompokan Kegiatan, Kompleksitas dan Luas Kawasan


Kegiatan yang dapat dilakukan dalam satu tahun anggaran
dikelompokkan berdasarkan tinggi rendahnya kompleksitas kawasan terpilih
yang dapat di dikategorikan sebagai berikut:
a. Kompleksitas kawasan tinggi, kriteria:
1. Okupansi/ketersediaan pekerjaan sektor informal dan penda-tang:
tinggi
2. Sosialisasi: rumit/sulit
3. Bentuk/batas kawasan: kacau
4. Prasarana dan sarana: rusak berat (> 50%)
5. Komitmen daerah: rendah/tidak jelas
6. Biaya: tinggi
7. Kepadatan penduduk : tinggi ( > 150 jiwa/ha)
b. Kompleksitas kawasan sedang, kriteria:
1. Okupansi/ketersediaan pekerjaan sektor informal dan penda-tang:
sedang
2. Sosialisasi: sedang (tidak begitu rumit)
3. Bentuk/batas kawasan: tidak terlalu kacau
4. Prasarana dan sarana: rusak sedang (> 30 - 50%)
5. Komitmen daerah: agak jelas
6. Biaya: sedang
7. Kepadatan penduduk : sedang ( 60 - 150 jiwa/ha)
c. Kompleksitas kawasan rendah, kriteria:
a. Okupansi/ketersediaan pekerjaan sektor informal dan penda-tang:
rendah
b. Sosialisasi: mudah
c. Bentuk/batas lkawasan: jelas
d. Prasarana dan sarana: rusak ringan (≤ 30 %)
e. Komitmen daerah: jelas
Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan
Jeneponto T.A. 2020
Teknis
f. Biaya: rendah
g. Kepadatan penduduk: rendah (< 60 jiwa/ha)
Kegiatan yang perlu dilakukan, dalam satu tahun anggaran
dikelompokkan berdasarkan tinggi rendahnya kompleksitas nilai investasi dan
luasan kawasan terpilih. Beberapa bentuk kegiatan tersebut adalah :
a. Studi dan skenario revitalisasi kawasan, diperuntukkan bagi kawasan
dengan kompleksitas permasalahan tinggi dan luas kawasan besar > 50 Ha
atau untuk kawasan dengan kompleksitas permasalahan sedang dan luas
kawasan besar > 50 Ha.
b. Studi, rencana revitalisasi berdasarkan RTBL dan master plan revitalisasi
kawasan, diperuntukan bagi kawasan dengan kompleksitas permasalahan
tinggi dan luas kawasan sedang (20 – 50 Ha) atau luas kawasan rendah <
20 Ha. Kegiatan tersebut juga berlaku untuk kawasan dengan kompleksitas
sedang dan luas kawasan sedang (20 – 50 Ha), serta untuk kompleksitas
rendah dan luas kawasan besar > 50 Ha.
c. Master plan revitalisasi kawasan, rancangan tapak dan rencana detail
pelaksanaan, diperuntukan bagi kawasan dengan kompleksitas
permasalahan sedang dan luas kawasan kecil < 20 Ha atau kompleksitas
permasalahan rendah dan luas kawasan sedang (20 – 50 Ha).
d. Rencana detail pelaksanaan, pembangunan fisik dan supervisi
diperuntukan bagi kawasan dengan kompleksitas permasalahan rendah
dan luas kawasan kecil < 20 Ha.
e. Pembangunan fisik dan supervisi diperuntukan bagi kawasan yang
sudah ada dokumen rencana detail pelaksanaan

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Tabel. 9. Kegiatan dalam Satu Tahun Anggaran

B. Bentuk Penanganan Fisik dalam Upaya Peningkatan Kualitas Kawasan


Permukiman Kumuh
Ketentuan penanganan fisik diatur sesuai dengan faktor permasalaha
kekumuhan setiap lokasi yang teridentifikasi. Sebagaimana telah diatur pada bab
terdahulu, beberapa faktor permasalahan kekumuhan suatu lokasi yaitu:
1. Aspek bangunan dan lingkungan;
2. Jaringan jalan lingkungan;
3. Jaringan drainase lingkungan;
4. Sistem penyediaan air minum;
5. Sistem pengelolaan air limbah; dan
6. Sistem pengelolaan persampahan.
Berdasarkan amanah dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, maka bentuk penanganan fisik yang
merupakan upaya peningkatan kualitas meliputi:
1. Pemugaran;
2. Peremajaan; dan
3. Pemukiman kembali.
Selanjutnya pada bab ini akan diatur mengenai ketentuan penanganan fisik yang
mengkaitkan antara faktor permasalahan kekumuhan dengan bentuk penanganan
fisik yang merupakan upaya peningkatan kualitas suatu lokasi. Untuk lebih jelasnya
mengenai ketentuan penanganan fisik untuk bangunan dan lingkungan serta

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
infrastruktur keciptakaryaan sesuai dengan bentukpeningkatan kualitas perumahan
kumuh dan permukiman kumuh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 10. Penanganan Fisik Peningkatan Kualitas Bangunan dan Lingkungan serta Infrastruktur
Keciptakaryaan

1. Bangunan dan Lingkungan


Program peningkatan kualitas lingkungan pada aspek bangunan dan
lingkungan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pemugaran
1) Pemeliharaan rutin, yaitu upaya perawatan bangunan dan lingkungan
secara rutin yang kegiatannya enitikberatkan pada penanganan sebelum
terjadinya kerusakan.
2) Pemeliharaan berkala, yaitu upaya perawatan bangunan dan lingkungan
secara berkala yang kegiatannya menitikberatkan pada penanganan
sebelum terjadinya kerusakan.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
3) Rehabilitasi, yaitu upaya perbaikan dan pemulihan bangunan dan
lingkungan yang kegiatannya menitikberatkan pada penanganan terhadap
kerusakan ringan yang terjadi.
b. Peremajaan
1) Rekonstruksi, yaitu upaya pemulihan bangunan dan lingkungan yang
kegiatannya menitikberatkan pada upaya memperkuat atau memperkokoh
berdirinya bangunan ataupun pengembalian keaslian bentuk bangunan
dengan penambahan bahan baru.
2) Restorasi, yaitu upaya pemulihan bangunan yang kegiatannya
menitikberatkan pada pengembalian keaslian bentuk bangunan tanpa
penggunaan bahan baru.
3) Penataan lingkungan permukiman secara mendasar dengan pengaturan
petak bangunan.
c. Pemukiman Kembali
1) Pembangunan permukiman di lokasi baru, baik secara horisontal maupun
vertikal dengan dilengkapi infrastruktur keciptakaryaan skala permukiman.
2) Pembangunan kembali di permukiman lama, baik secara horisontal maupun
vertikal dengan penataan yang baru dan dilengkapi infrastruktur
keciptakaryaan skala permukiman, melalui tahap pemukiman sementara
pada suatu lokasi.
Penanganan fisik pada aspek bangunan dan lingkungan dalam upaya
peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh, memiliki
karakteristik yang berbeda-beda untuk tiap Tipologi Perumahan Kumuh Dan
Permukiman Kumuh. Kondisi ini disebabkan tiap tipologi perumahan kumuhdan
permukiman kumuh memiliki kebutuhan penanganan sesuai kondisi fisik
bangunan dan lingkungannya.
Keterkaitan antara penanganan fisik bangunan dan lingkungan dengan
tipologilokasi dalam peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman
kumuhdapat dilihat pada tabel berikut ini.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Tabel. 11. Peningkatan Kualitas pada Aspek Bangunan dan Lingkungan Berdasarkan Tipologi

2. Jaringan Jalan Lingkungan

Program peningkatan kualitas lingkungan pada jaringan jalan lingkungan


dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pemugaran
1) Pemeliharaan rutin: kegiatan merawat serta memperbaiki kerusakan yang
terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi pelayanan memadai.
2) Pemeliharaan berkala: kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan
yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat
dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana.
b. Peremajaan
1) Rehabilitasi: penanganan terhadap setiap kerusakan yang tidak
diperhitungkan dalam desain, yang berakibat
2) menurunnya kondisi kemantapan pada bagian / tempat tertentu dari suatu
ruas jalan dengan kondisi rusak ringan, agar penurunan kondisi
kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai
denganrencana.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
3) Peningkatan struktur: penanganan untuk dapat meningkatkan kemampuan
ruas-ruas jalan dalam kondisi tidak mantap atau kritis agaru ruas-ruas jalan
tersebut mempunyai kondisi pelayanan mantap sesuai dengan umur
rencana yang ditetapkan.
4) Peningkatan kapasitas: penanganan jalan dengan pelebaran perkerasan,
baik menambah maupun tidak menambah jumlah lajur.
c. Pemukiman Kembali
1) Pembangunan baru: penanganan jalan dari kondisi belum tersedia badan
jalan sampai kondisi jalan dapat berfungsi.Keterkaitan antara penanganan
jalan lingkungan dengan tipologi lokasi dalam peningkatan kualitas
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dilihat pada tabel berikut
ini.

Tabel. 12. ningkatan Kualitas pada Aspek Jaringan Jalan Lingkungan Berdasarkan Tipologi

3. Sistem Drainase Lingkungan


Program peningkatan kualitas lingkungan pada jaringan drainase lingkungan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pemugaran
1) Pemeliharaan pencegahan: pemeliharaan yang dilaksanakan untuk
memelihara fungsi optimum dari sarana drainase dan komponen-
komponennya menurut suatu pra jadwal, yang meliputi pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
2) Pemeliharaan keadaan darurat: pemeliharaan yang dilaksanakan secara
mendesak karena kegagalan suatu komponen saluran akibat runtuhnya
dinding saluran, robohnya struktur dan lain-lain.
b. Peremajaan
1) Pemeliharaan koreksi: pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah
munculnya kembali kegagalan dan kerusakan sarana drainase yang
meliputi pemeliharaan khusus (akibat kerusakan yang mendadak),
rehabilitasi tidak dan perbaikan kapasitas (normalisasi).
c. Pemukiman Kembali
1) Pembangunan baru: penanganan drainase lingkungan dari kondisi belum
tersedia saluran dan bangunan pelengkapnya sampai kondisi drainase
dapat berfungsi.
Keterkaitan antara penanganan drainase dengan tipologi lokasi dalam
peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dilihat
pada tabel berikut ini

Tabel. 13. Peningkatan Kualitas pada Aspek Drainase Lingkungan Berdasarkan Tipologi

4. Sistem Penyediaan Air Minum


Program peningkatan kualitas lingkungan pada sistem penyediaan air minum
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan
Jeneponto T.A. 2020
Teknis
a. Pemugaran
1) Pemeliharaan rutin: pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan
merupakan pembiayaan habis pakai guna menjaga usia pakai unit Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) tanpa penggantian peralatan/suku cadang,
yang meliputi komponen pada unit-unit air baku, unit produksi dan jaringan
unit distribusi dan unit pelayanan.
2) Pemeliharaan berkala: pemeliharaan yang dilakukan secara periodik dan
memerlukan biaya tambahan untuk penggantian peralatan / suku cadang
yang meliputi komponen pada unitunit air baku, unit produksi dan jaringan
unit distribusi dan unit pelayanan, guna memperpanjang usia pakai unit
SPAM.
b. Peremajaan
1) Rehabilitasi: perbaikan atau penggantian sebagian / seluruh unit SPAM
karena sudah tidak dapat beroperasi secara optimal, yang perlu dilakukan
agar dapat berfungsi secara normal kembali.
c. Pemukiman Kembali
1) Pembangunan baru: penyediaan air minum dari kondisi belum tersedia unit
SPAM (uni air baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan)
sampai kondisi unit SPAM dapat berfungsi.
Keterkaitan antara penyediaan air minum dengan tipologi lokasi dalam
peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dilihat
pada tabel berikut ini

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Tabel. 14. Peningkatan Kualitas pada Aspek Penyediaan Air Minum Berdasarkan Tipologi

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
5. Pengelolaan Air Limbah
Program peningkatan kualitas lingkungan pada sistem pengelolaan air limbah
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pemugaran
1) Pemeliharaan Pencegahan: pemeliharaan pencegahan meliputi
pengurasan lumpur untuk instalasi pengolahan yang menggunakan sistem
aerobik maupun anaerobik dalam jangka waktu tertentu misal 5 tahun
sekali, memperlancar operasi setempat (misal: penggelontoran terhadap
sistem perpipaan air limbah) sehingga umur efektifnya panjang, yang
direncanakan secara sistematis dan ketat, agar dapat memperkecil
gangguan.
2) Pemeliharaan Urusan Rumah Tangga: pemeliharaan untuk menjaga
kebersihan semua unit fasilitas yang ada.
b. Peremajaan
1) Pemeliharaan Perbaikan: pemeliharaan perbaikan meliputi normalisasi
jaringan pipa, perbaikan atau mengganti peralatan atau perlengkapan yang
telah rusak, baik kerusakan struktur dan kerusakan fungsi.
c. Pemukiman Kembali

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
1) Pembangunan baru: penyediaan unit pengelolaan air limbah (air kotoran
dan air limbah bukan kotoran) dari kondisi belum tersedia unit pengelolaan
air limbah sampai kondisi seluruh komponen pengelolaan air limbah dapat
berfungsi. Keterkaitan antara pengelolaan air limbah dengan tipologi lokasi
dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh dapat dilihat pada tabel
berikut ini

Tabel. 15. Peningkatan Kualitas pada Aspek Pengelolaan Air Limbah Berdasarkan Tipologi

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan
Jeneponto T.A. 2020
Teknis
6. Pengelolaan Persampahan
Program peningkatan kualitas lingkungan pada sistem pengelolan
persampahan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pemugaran
1) Pemeliharaan rutin: pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna
menjaga usia pakai Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
(PSP) tanpa penggantianperalatan atau suku cadang.
2) Pemeliharaan berkala: pemeliharaan yang dilakukan secara periodik guna
memperpanjang usia pakai PSP dengan penggantian peralatan atau suku
cadang.
b. Peremajaan
1) Pembangunan baru: Penyelenggaraan PSP dari kondisi belum tersedia
sampai beroperasi.
c. Pemukiman Kembali
1) Pembangunan baru: Penyelenggaraan PSP dari kondisi belum tersedia
sampai beroperasi.
Keterkaitan antara pengelolaan persampahan dengan tipologi lokasi dalam
peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dilihat
pada tabel berikut ini

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Tabel. 16. atan Kualitas pada Aspek Pengelolaan Persampahan Berdasarkan Tipologi

C. Ketentuan & Tata Cara Pemugaran


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 disebutkan bahwa
pengertian pemugaran terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh adalah
kegiatan perbaikan tanpa perombakan mendasar, serta bersifat parsial yang
meliputi perbaikan rumah, prasarana, sarana, dan utilitas umum jika terjadi
kerusakan untuk mengembalikan fungsi sebagaimana semula.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan dari kegiatan pemugaran, dalam rangka
peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh, adalah untuk
melakukan perbaikan perumahan kumuh dan permukiman kumuh menjadi
perumahan dan permukiman yang layak huni.
Beberapa aspek teknis yang diidentifikasi terkait pelaksanaan kegiatan
pemugaran pada lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh, yaitu:
1. Identifikasi kebutuhan pemugaran dilakukan dengan melibatkan masyarakat;
2. Penetapan pelaksanaan pemugaran dilakukan pemerintah daerah;
3. Pelaksanaan pemugaran dapat dilakukan pemerintah, pemerintah daerah,
maupun masyarakat secara swadaya;

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
4. Pelaksanaan pemugaran memperhatikan karakteristik arsitektur dan keruangan,
sosial budaya masyarakat serta kearifan lokal.
Ketentuan tata cara pemugaran pada lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tata Cara Identifikasi Kebutuhan Pemugaran


a. Pembentukan Pokmas / Pokja pada permukiman yang akan dipugar;
b. Pengumpulan data lapangan, berupa data arsitektural, data structural dan
keterawatan bangunan eksisting, data lingkungan dengan melibatkan Pokja /
Pokmas;
c. Melakukan kajian untuk menentukan kebutuhan pemugaran dengan arahan
teknis dari pemerintah daerah melalui instansi teknis terkait;
d. Penetapan kebutuhan pemugaran oleh pemerintah daerah termasuk di
dalamnya pihak pelaksana pemugaran.

2. Tata Cara Pemugaran oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah


a. Penetapan tim teknis pelaksana pemugaran yang terdiri dari instansi teknis
terkait yang akan mengawasi pelaksanaan pemugaran;
b. Pelaksanaan kegiatan fisik pemugaran oleh pihak ketiga;
c. Pelibatan Pokmas/Pokja dalam penyaluran bahan bangunan dan
pengawasan kegiatan fisik pemugaran;
d. Pelaporan kemajuan kegiatan pemugaran secara berkala oleh pengawas
pelaksanaan pemugaraan yaitu oleh instansi teknis terkait dengan dibantu
masukan dari Pokmas/Pokja.
3. Tata Cara Pemugaran oleh Masyarakat secara Swadaya
a. Penyiapan lembaga keuangan masyarakat yang dibutuhkan untuk
pengelolaan pendanaan kegiatan pemugaran;
b. Penentuan pelaksana kegiatan fisik pemugaran yang dilakukan oleh
Pokja/Pokmas, baik dalam bentuk swadaya masyarakat ataupun diserahkan
kepada pihak ketiga;

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
c. Pelibatan Pokmas / Pokja dalam penyaluran bahan bangunan dan
pengawasan kegiatan fisik pemugaran;
d. Pelaporan kemajuan kegiatan pemugaran secara berkala oleh Pokmas/Pokja
kepada masyarakat di tingkat komunitas.
D. Ketentuan & Tata Cara Peremajaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 disebutkan bahwa
pengertian peremajaan terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh adalah
kegiatan perombakan dan penataan mendasar secara menyeluruh meliputi rumah
dan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman.
Lebih lanjut dijelaskan mengenai ketentuan dari kegiatan peremajaan, dalam
rangka peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh, yaitu:
 Peremajaan dilakukan melalui perombakan dan penataan mendasar
secara menyeluruh.
 Perombakan dan penataan meliputi rumah dan prasarana, sarana, dan
utilitas umum perumahan dan permukiman.
 Peremajaan skala perumahan dan permukiman dilakukan dengan terlebih
dahulu menyediakan tempat tinggal sementara bagi masyarakat
terdampak.
Beberapa aspek teknis yang diidentifikasi terkait pelaksanaan kegiatan
peremajaan pada lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh, yaitu:
a. Penyusunan rencana peremajaan kawasan, yang terdiri dari rencana umum
peremajaan untuk lima tahunan dan rencana aksi tahunan;
b. Penetapan rencana umum peremajaan kawasan oleh pemerintah daerah;
c. Dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal sementara
bagi masyarakat terdampak;
d. Dilaksanakan oleh dinas teknis yang berwenang dengan melibatkan pihak
swasta, kelompok masyarakat, dan/atau perorangan.
Ketentuan tata cara peremajaan pada lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
1. Tata Cara Penyusunan Rencana Peremajaan Kawasan:
a. Pembentukan Pokmas/Pokja pada lokasi permukiman yang akan
diremajakan;
b. Penyediaan Tim Pendamping dari Instansi Teknis yang dapat dibantu oleh
pihak ketiga (konsultan).
c. Pengumpulan data lapangan, berupa data arsitektural, data structural dan
keterawatan bangunan eksisting, data lingkungan dengan melibatkan
Pokja/Pokmas dan Tim Pendamping;
d. Melakukan kajian terhadap kondisi eksisting dan kebutuhan peremajaan;
e. Menyusun rencana umum peremajaan kawasan lima tahunan dan rencana
aksi tahunan yang dilengkapi dengan DED;
f. Melaksanakan FGD / rembug warga dalam pelaksanaan kajian dan
Konsultasi Publik dalam penyepakatan hasil rencana;
g. Penetapan rencana umum peremajaan kawasan oleh pemerintah daerah.
2. ata Cara Peremajaan Kawasan
a. Penetapan tim teknis pelaksana peremajaan yang terdiri dari instansi teknis
terkait yang akan mengawasi pelaksanaan peremajaan;
b. Penyiapan tempat tinggal sementara untuk masyarakat yang terkena dampak
peremajaan;
c. Pemindahan masyarakat terkena dampak ke tempat tinggal sementara;
d. Pelaksanaan kegiatan fisik peremajaan oleh pihak ketiga;
e. Pelibatan Pokmas/Pokja dalam penyaluran bahan bangunan dan
pengawasan kegiatan fisik peremajaan;
f. Pelaporan kemajuan kegiatan peremajaan secara berkala oleh pengawas
pelaksanaan pemugaraan yaitu oleh instansi teknis terkait dengan dibantu
masukan dari Pokmas/Pokja;
g. Verifikasi kegiatan peremajaan untuk tiap tahun pelaksanaan oleh tim teknis
pelaksana peremajaan kawasan;
h. Proses serah termina hasil kegiatan peremajaan untuk tiap tahunnya;
i. Pemindahan masyarakat terkena dampak peremajaan dari tempat tinggal
sementara ke perumahan dan permukiman semula yang telah diremajakan.
Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan
Jeneponto T.A. 2020
Teknis
E. Ketentuan & Tata Cara Pemukiman Kembali
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 disebutkan bahwa
pengertian pemukiman kembali terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh adalah kegiatan memindahkan masyarakat terdampak dari lokasi perumahan
kumuh dan permukiman kumuh yang tidak mungkin dibangun kembali karena tidak
sesuai dengan rencana tata ruang dan/atau rawan bencana.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ketentuan dari kegiatan pemukiman kembali,
dalam rangka peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
yaitu:
• Pemukiman kembali dilakukan melalui pembangunan permukiman di lokasi baru
dengan dilengkapi infrastruktur yang memadai ataupun pembangunan
permukiman dengan pola baru pada lokasi yang sama, baik secara horisontal
maupun vertikal.
• Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus memfasilitasi masyarakat yang
terkena dampak pemukiman kembali, untuk tetap mendapatkan tempat tinggal.
Beberapa aspek teknis yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemukiman
kembali pada lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh, yaitu:
1. Penyusunan rencana pemukiman kembali, yang terdiri dari rencana umum untuk
lima tahunan dan rencana aksi tahunan;
2. Penetapan rencana umum pemukiman kembali oleh pemerintah daerah;
3. Dilaksanakan oleh instansi teknis yang berwenang dengan melibatkan pihak
swasta, kelompok masyarakat, dan/atau perorangan.
Ketentuan tata cara pemukiman kembali pada lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tata Cara Penyusunan Rencana Pemukiman Kembali:
1) Pembentukan Pokmas/Pokja pada perumahan dan permukiman yang akan
dimukimkan kembali;
2) Penyediaan Tim Pendamping dari Instansi Teknis yang dapat dibantu oleh
pihak ketiga (konsultan).

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
3) Pengumpulan data lapangan, berupa data arsitektural, data structural dan
keterawatan bangunan eksisting, data lingkungan dengan melibatkan Pokja /
Pokmas dan Tim Pendamping;
4) Melakukan kajian terhadap kondisi eksisting dan kebutuhan pemukiman
kembali;
5) Menyusun rencana umum pemukiman kembali lima tahunan dan rencana
aksi tahunan yang dilengkapi dengan rencana pembangunan permukiman
baru ataupun rumah susun;
6) Melaksanakan FGD / rembug warga dalam pelaksanaan kajian dan
konsultasi publik dalam penyepakatan hasil rencana;
7) Penetapan rencana umum pemukiman kembali oleh pemerintah daerah.
2. Tata Cara Pemukiman Kembali
1) Penetapan tim teknis pelaksana peremajaan yang terdiri dari instansi teknis
terkait yang akan mengawasi pelaksanaan pemukiman kembali;
2) 2. Pemberian sosialisasi, penyuluhan maupun insentif untuk masyarakat
yang terkena dampak pemukiman kembali;
3) Penyiapan tempat tinggal sementara untuk masyarakat yang terkena dampak
pemukiman kembali;
4) Untuk mekanisme pembangunan rumah susun, tata cara yang dilakukan:
a) Pemindahan masyarakat terkena dampak ke tempat tinggal sementara;
b) Pembangunan rumah susun oleh pemerintah yang dilakukan pihak ketiga;
c) Pelaporan kemajuan kegiatan peremajaan secara berkala oleh pengawas
pelaksanaan pemugaraan yaitu oleh instansi teknis terkait;
d) Verifikasi kegiatan pembangunan rumah susun oleh Tim Teknis
pelaksana;
e) Pemindahan masyarakat yang terkena dampak pemukiman kembali ke
rumah susun;
f) Pembentukan badan pengelola rumah susun;
g) Proses serah terima rumah susun.
5) Untuk mekanisme pembangunan rumah tapak (landed house), tata
6) cara yang dilakukan:
Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan
Jeneponto T.A. 2020
Teknis
a) Penyepakatan pelaksana kegiatan fisik pemukiman kembali yang
dikoordinasikan oleh Pokja / Pokmas, baik secara secara swadaya
masyarakat ataupun menggunakan pihak ketiga;
b) Pelibatan Pokmas / Pokja dalam penyaluran bahan bangunan dan
pengawasan kegiatan fisik pemukiman kembali;
c) Pelaporan kemajuan kegiatan pemukiman kembali secara berkala oleh
pelaksana kegiatan pemukiman kembali yaitu instansi teknis terkait;
d) Verifikasi kegiatan pemukiman kembali oleh Tim Teknis pelaksana
peremajaan kawasan;
e) Proses serah terima hasil kegiatan pemukiman kembali;
f) Pemindahan masyarakat dari lokasi lama ke perumahan dan permukiman
baru.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
F. Tahapan Penyusunan DED Kawasan Kumuh
Secara umum, metode dalam rencana kerja yang akan dilaksanakan untuk
pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Revitalisasi Kawasan
Permukiman di lokasi Kabupaten Jeneponto meliputi beberapa tahap kegiatan,
yaitu :
1. Persiapan
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengenali
lingkup pekerjaan dan kondisi lapangan berikut permasalahan-permasalahan
yang ada dari data sekunder (desk study). Persiapan pelaksanaan pekerjaan,
diantaranya :
 Menyiapkan data yang digunakan untuk pelaksanaan survei.
 Pengarahan cara kerja personil sehubungan dengan waktu yang
disediakan.
 Penyediaan peralatan yang akan dipakai untuk survai lapangan.
 Persiapan surat pengantar mobilisasi personil dan lain-lain yang
diperlukan.
Sebelum pekerjaan “Survey Pendahuluan” dimulai, konsultan berkoordinasi
dengan Pemberi Kerja untuk mendapatkan pengarahan dan petunjuk-petunjuk
mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan, rencana-rencana
pengembangan daerah, dan hal-hal lain yang perlu diketahui untuk
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
2. Tahap Pengumpulan Data Lapangan (Survey)
Kegiatan awal yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah melakukan
Survey Pendahuluan, yang kemudian diikuti dengan pelaksanaan survey detail
seperti topografi, inventarisasi lahan dan jalan, material dan geoteknik serta
hidrologi.
 Survey Pendahuluan
Tujuan utama dilaksanakannya Survey Pendahuluan adalah untuk
melakukan peninjauan awal terhadap lokasi pekerjaan dan
mengumpulkan data-data sekunder untuk dipergunakan dalam

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
pelaksanaan detail survey dan mengumpulkan data lainnya untuk
melengkapi data survei detail dan kebutuhan desain. Kegiatan yang
dilakukan antara lain :
 Melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerah
sehubungan dengan dilaksanakan survai.
 Mengumpulkan informasi mengenai lokasi Revitalisasi Kawasan
Permukiman dari instansi terkait di daerah.
 Peninjauan lokasi untuk menidentifikasi dan menginventarisasi kondisi
dan permasalahan-permasalahan yang ada di wilayah studi
perencanaan.
 Mempelajari dan menganalisa informasi mengenai wilayah studi
perencanaan.
 Pemeriksaan lokasi sumber material (Quarry).
 Pembuatan peta dasar dan tematik wilayah studi perencanaan yang
dibutuhkan dalam proses perencanaan.
 Pembuatan foto dokumentasi lapangan.
 Survey Topografi
Pengukuran topografi adalah proses pengumpulan data di atas
permukaan bumi yang selanjutnya data hasil ukuran dituangkan dalam
bentuk peta perencanaan dengan menggunakan skala tertentu serta
didokumentasikan dalam bentuk gambar dan file komputer. Pekerjaan
pengukuran topografi untuk perencanaan jalan meliputi bagian pekerjaan :
 Pekerjaan pengukuran yang terdiri dari :
 Pengukuran titik kontrol horisontal dan vertikal.
 Pengukuran situasi.
 Pengukuran penampang memanjang dan melintang.
 Pengukuran-pengukuran khusus.
 Pekerjaan perhitungan dan penggambaran.
 Pekerjaan digitasi dan computer.
3. Tahap Analisa dan Perencanaan Teknis

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
Pada tahapan ini kegiatan yang dilaksanakan adalah menganalisis dan
menyusun rencana teknis dari data lapangan yang dihasilkan dalam kegiatan
survai pendahuluan. Kegiatan menganalisa serta merencanakan meliputi :
 Kondisi jaringan jalan, kebutuhan lajur dan lebar lajur, geometrik jalan dan
struktur jalan.
 Sistem drainase yang digunakan, penanganan dari genangan, hidrologi,
perhitungan debit banjir dan dimensi saluran serta struktur/konstruksi
saluran dan bangunan pelengkapnya.
 Sistem jaringan air bersih, tingkat pelayanan, perhitungan jaringan dan
dimensi perpipaan, ataupun penggunaan sistem lain untuk penyediaan air
bersih.
 Sistem dan pengelolaan persampahan, tingkat pelayanan, kebutuhan
prasarana dan sarana pembuangan sampah.
 Menganalisis dan merumuskan tata hijau (landscape) lokasi.
 Infrastruktur dan utilitas sistem mitigasi bencana.
 Jaringan kabel listrik dan penerangan jalan (lampu jalan, lampu
pedestrian).
 Jaringan kabel telepon dan kebutuhan prasarana telpon lainnya.
4. Tahap Penggambaran
Pembuatan gambar rencana selengkapnya dilakukan setelah draft
Perencanaan Teknis mendapat persetujuan dari pengguna jasa dengan
mencantumkan koreksi-koreksi dan saran-saran yang diberikan oleh pengguna
jasa, berikut posisi alternatif trase yang pernah diteliti. Gambar rencana detail
perencanaan teknis yang perlu dibuat harus minimal mencakup :
 Peta lokasi kegiatan.
 Peta lokasi sumber bahan material (Quarry).
 Potongan melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar
dengan skala yang pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan
antara lain :
 Gambar konstruksi yang ada.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
 Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian
yang berbeda-beda.
 Rincian konstruksi perkerasan.
 Penampang bangunan pelengkap.
 Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median.
 Bentuk dan posisi saluran melintang (bila dibutuhkan).
 Alignment horisontal (plan) di gambar di atas peta situasi 1:1.000 untuk
jalan dan 1:500 untuk jembatan dengan interval garis tinggi 1 meter
(kontur) dan dilengkapi dengan data yang dibutuhkan.
 Alignment Vertikal (profile) digambar diatas peta situasi 1:1.000 untuk
jalan dan 1:500 untuk jembatan dan skala vertikal 1:100 yang mencakup
data yang dibutuhkan.
 Potongan melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA
(interval paling tidak 50 meter), dengan skala horisontal 1:100 dan skala
vertikal 1:50. Dalam gambar potongan melintang harus mencakup :
 Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan.
 Profil tanah asli dan profil/dimensi RUMIJA (ROW) rencana.
 Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan.
 Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
 Gambar detail struktur/jembatan (jika ada).
 Gambar drainase.
 Gambar standar yang mencakup antara lain : gambar bangunan
pelengkap, rambu jalan, lampu penerangan jalan (PJU) dan sebagainya.
 Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.
5. Tahap Penghitungan Kuantitas
Perencanaan harus membuat perhitungan kuantitas pekerjaan secara rinci
dengan ketentuansebagai berikut : 
 Volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar cross section setiap 25 – 50
meter.
  Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (pay item) harus sesuai
dengan spesifikasi yang dipakai.
Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan
Jeneponto T.A. 2020
Teknis
 Perhitungan Kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan.
Tabel perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata
pembayaran (pay item).
 Kuantitas pekerjaan harus dihitung/sesuai dengan yang dalam gambar
rencana.

6. Tahap Penghitungan Biaya


Perkiraan biaya konstruksi rinci harus disiapkan untuk setiap tahapan
konstruksi yang direncanakan, sesuai dengan item pekerjaan dan harga satuan
yang disajikan secara terpadu.
Kuantitas akan disertai dengan data pendukung perhitungannya,
sedangkan harga satuan akan merujuk pada referensi harga satuan terbaru
dan masih berlaku atau berpedoman pada survey harga pasar. Metode
perhitungan harga satuan harus dibuat, analisis harga satuan menggunakan
metoda dan acuan yang baku berdasarkan faktor-faktor/parameter : tenaga,
material, peralatan, sosial, pajak, overhead dan keuntungan yang berlaku di
daerah setempat. Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisis ini dibandingkan
dengan proyek-proyek lainnya didaerah sekitar lokasi.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
PROGRAM KERJA
Program/rencana kerja disusun berdasarkan tahapan-tahapan pelaksnaan
pekerjaan agar pemanfaatan tenaga serta peralatan pendukung pelaksanaan pekerjaan
dapat sejalan dan terstuktur. Rencana kerja dijadikan pedoman bagi pelaksana
masingmasing kegiatan.
Berdasarkan pengelompokan aktivitas tugas, Konsultan akan melakukan hal-hal
berikut ini:
 Konsultan akan bertindak secara pro-aktif, produk nyata dan semuanya berjalan
lancar;
 Semua kegiatan yang dilakukan akan dikonfirmasikan secara tertulis;
 Risalah rapat (berita acara) dan laporan-laporan akan membuktikan keterlibatan
Konsultan;
Penyusunan rencana kerja menjadi sangat penting, terutama untuk hal-hal sebagai
berikut :
 Rencana kerja dapat dijadikan pedoman bagi konsultan dalam melaksanakan
pekerjaan, dalam hal pentahapan pekerjaan, koordinasi yang diperlukan dengan
disiplin lain.
 Adanya suatu rencana kerja akan memudahkan dalam pekerjaan, pengawasan
dan evaluasi hasil kerja baik oleh Ketua Tim maupun oleh pihak pemberi tugas.
 Dengan adanya Rencana Kerja, maka pelaksanaan tiap tahap pekerjaan akan
dapat memberikan hasil yang optimal.
 Suatu rencana kerja dapat memberi informasi mengenai pencapaian target
waktu dan pekerjaan yang diselesaikan, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
 Jadwal aktivitas kegiatan Konsultan ini disusun berdasarkan pendekatan teknis
dan metodologi yang telah disusun.
Berdasarkan lingkup pekerjaan yang telah diberikan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK) pemahaman konsultan terhadap proyek dan strategi pendekatan serta
metodologi pelaksanaan pekerjaan sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya maka
konsultan membuat suatu rancangan tahapan pelaksanaan perencanaan sebagaimana

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
yang telah disusun pada jadwal pelaksanaan Pekerjaan. Sebagaimana diuraiakan pada
jadwal pelaksanaan pekerjaan pada point selanjutnya.

A. Organisasi Dan Personil


Struktur organisasi untuk pelaksanaan Penyusunan DED Revitalisasi
Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Jeneponto yang diusulkan oleh
dimaksudkan untuk dapat tercapainya koordinasi, tugas dan tanggung jawab serta
sasaran pekerjaan yang akan dicapai yaitu:
 Agar pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan lingkup pekerjaan, dapat selesai
tepat pada waktunya;
 Untuk pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis dan efektif;
 Setiap kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh setiap tenaga ahli akan saling
berkesinambungan dengan koordinasi dari Ketua Tim, sehingga pengeluaran
biaya pelaksanaan pekerjaan akan lebih efektif dan aspek teknis akan
memenuhi sasaran.
Organisasi pelaksanaan pekerjaan ini disesuaikan dengan kebutuhan
personil yang telah dituangkan dalam KAK (kerangka acuan kerja), dan disusun
sedemikian rupa agar dapat mendukung kelancaran proses pelaksanaan pekerjaan.
Selain koordinasi intern antara pelaksana pekerjaan, organisasi yang disusun juga
memuat hubungan antara pelaksana dengan pemberi kerja serta instansi terkait
lainnya yang bersifat saling mendukung.

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Bulan Ke-
No. Kegiatan Ket
1 2
A Pentahapan Pekerjaan
LANGKAH I
Pemahaman KAK dan Persiapan Pekerjaan
1 Pemahaman KAK
a Latar Belakang
b Maksud
c Tujuan
2 Persiapan Kerja
a Pendekatan dan Metodologi
b rencana Kerja
c Tenaga Ahli
3 Lingkup Wilayah
4 Survei Pendahuluan dan Observasi Awal
LANGKAH II
Survei, Pendataan Review dan Analisis
1 Pemantapan Survei dan Kompilasi Data
a Survey, Pendataan, Analsisi Data Primer
1) Penyiapan Peta Dasar
2) Survei Primer dan Foto
3) Survei Data Instansional
b Kajian Data Sekunder
1) Dasar Hukum
2) Kebijakan Terkat
3) Kajian Sektoral Terkait
4) Data Sekunder Terkait
3 Analsisi Data Lapangan
LANGKAH III
a Konsep Perancangan Kawasan
b Pengembangan Rancangan
c Gambar TeknisDED
d Perhitungan Kuantitas
e Perhitungan RAB
f Dokumen Lelang
D PELAPORAN
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Draft Akhir
3 Laporan Akhir
4 Album Gambar
5 Back Up Data (DVD/Flash Disk)

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
C. Bentuk Komposisi Tim Dan Penugasan

Nama Jumlah
Tenaga Ahli Tugas
Personil Orang/hari
TENANGA AHLI
• bertanggung jawab secara teknis (substansi) pekerjaan
kepada penyedia jasa dan pengguna jasa;
• mengkordinir dan mengatur semua personil yamg terlibat
dalam pekerjaan dari tahap awal hingga akhir pekerjaan;
• menyusun rencana kerja dan pembagian tugas kerja;
1. Ketua Tim
(Ketua Tim) Ahli • mengkaji, menganalisa, merumuskan konsep dan menyusun
Ir. Muh. Ahdar, M.Sp DED kawasan kumuh dari sudut pandang keahlian tata ruang 2 x 30 hari
Perencanaan Wilayah
dan Kota sesuai dengan ketentuan ruang lingkup hidup substansi dan
kegiatan yang telah di tetapkan dalam KAK;
• bersama dengan seluruh anggota tim menyelesaikan pekerjaan
ditetapkan oleh pengguna jasa;
• bersama dengan anggota tim menyusun laporan-laporan dan
mampu memperesentasikan hasil pekerjaan;
• bertanggung jabwat secara teknis (substansi) pekerjaan
kepada penyedia jasa dan pengguna jasa sesuai dengan
posisi dan keahlian sebagai ahli arsitektur dalam pelaksanaan
pekerjaan ini;
• memberikan masukan kepada ketua tim dalam menyelesaikan
tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan posisi dan
keahliannya dalam pelaksanaan kekerjaan ini;

• turut serta melaksanakan pekerjaan dari tahap awalhingga


2. Ahli Arsitektur Rahmat Hidayat, S.T. akhir dan secara teknis dan administratif dinyatakan selesai; 2 x 30 hari
• bersama dengan anggota tim lainnya dan sesuai dengan
keilmuan serta keilmuan mengkaji, menganalisa, merumuskan
konsep dan merencanakan detail (menyusun DED) kawasan
kumuh dengan mengacu pada ketentuan ruang lingkup substansi
dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam KAK.
• bersama dengan anggota tim lainnya turut menyusun laporan-
laporan pekerjaan dan memperesentasikan dalam rapat
pembahasan laporan
3. Ahli GIS M. Nur Hidayat, SY • bertanggung jawab secara teknis (substansi) pekerjaan 2 x 30 hari
kepada penyedia jasa dan pengguna jasa; sesuai dengan posisi
dan keahliannya sebagai ahli Perencana Kota dalam pelaksanaan
pekerjaan ini;
• memberikan masukan kepada ketua tim dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan posisi
dankeahliannya dalam peleksanaan pekerjaan ini;
• turut serta melaksanakan pekerjaan dari tahap awal hingga
akhir secara teknis dan administratif dinyatakan selesai;
• bersama dengan anggota tim lainnya dan sesuai dengan
keilmuan serta keilmuan mengkaji, menganalisa, merumuskan

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis
konsep dan merencanakan detail (menyusun DED) kawasan
kumuh dengan mengacu pada ketentuan ruang lingkup
substansi dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam KAK;
• bersama dengan anggota tim lainnya turut menyusun laporan-
laporan pekerjaan dan memperesentasikan dalam rapat
pembahasan laporan
menggabar peta-peta dasar untuk kebutuhan surveu, peta
eksisting hasil survei dan perta konsep kawasan
TENANGA PENDUKUNG
• Menerima tugas pengukuran dan pemetaan situasi secara
teoristis
Andi Alif Syaputra, • Melakukan orientasi lapangan
1. Surveyor 2 x 30 hari
A.Md
• Menyiapkan alat ukur dan alat pemetaan
• Menyiapkan buku ukur, bahan dan alat
• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah koordinasi
ketua tim guna menciptakan suasana kerja yang harmonis dan
efektif.
• Membantu team leader dalam penyusunan laporan untuk setiap
tahap kegiatan.
2. Cost Estomator Ir. Abdul Basit Amir 2 x 30 hari
• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam melakukan tugas
dan tanggung jawabnya.
• Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan
sesuai dengan bidang keahliannya

D. Bentuk Jadwal Penugasan Tenaga Ahli


Bulan Ke - Ket.
Tenaga Ahli Nama Personil
I II III IV I II III IV
Tenaga Ahli
1. Ketua Tim (Ketua Tim)
Ir. Muh. Ahdar, M.Sp
Ahli Perencanaan Wilayah dan
2. Ahli Arsitektur Rahmat Hidayat, S.T.
3. Ahli GIS M. Nur Hidayat, SY
Tenaga Penunjang

1. Surveyor Andi Alif Sy aputra, A.Md

2. Cost Estomator Ir. Abdul Basit Amir

Kegiatan Penyusunan DED Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten Usulan


Jeneponto T.A. 2020
Teknis

Anda mungkin juga menyukai