Anda di halaman 1dari 31

FARMAKOTERAPI

HIPERTENSI

Apt. Lilik Koernia Wahidah., S.Farm., MPH


Prodi Farmasi F MIPA UTB Lampung
PENDAHULUAN
• Hipertensi
– Jarang menunjukkan simptom
– Silent killer
– Uncontrolled → penyakit jantung, stroke, RF dan
retinopati
• Diteksi dan pengobatan → utama untuk
menurunkan insiden terjadinya komplikasi
• Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada
pengukuran berulang
• Kecuali TDS ≥ 210 mmHg dan atau TDD ≥ 120 mmHg
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi tergantung dari definisi yang
digunakan
• Di Indonesia termasuk penyebab morbiditas
dan mortalitas cukup tinggi setelah penyakit
infeksi
• Kejadian pada laki2 > perempuan
• Insiden hipertensi pada orang dewasa di
Amerika tahun 1999-2000 adalah sekitar 29-
31%, yang berarti bahwa terdapat 58-65 juta
orang menderita hipertensi (National Health
and Nutrition Examination Survey (NHNES))
ETIOLOGI
Hipertensi
Hipertensi
primer
sekunder
(Essensial)

> 90% pasien 10 % pasien

Faktor genetik Penyebabnya diketahui

Penyakit renal kronis,


Patogenesis belum jelas feokromositoma dan
aldosteronisme

hiperinsulinemia,
gangguan natriuresis,
autoregulasi neural dan Penggunaan obat-
perifer abnormal, obatan
gangguan pada sistem
RAA
Penyebab hipertensi sekunder
Penyakit Obat

• penyakit ginjal kronis • Kortikosteroid, ACTH


• hiperaldosteronisme primer • Estrogen (biasanya pil KB dg
• penyakit renovaskular kadar estrogen tinggi)
• sindroma Cushing • NSAID, cox-2 inhibitor
• pheochromocytoma • Fenilpropanolamine dan
• koarktasi aorta analog
• penyakit tiroid atau paratiroid • Cyclosporin dan tacrolimus
• Eritropoetin
• Sibutramin
• Antidepresan (terutama
venlafaxine)

NSAID: non-steroid-anti-inflammatory-
drug, ACTH: adrenokortikotropik
hormon
Klasifikasi TD orang dewasa
(dari Joint National Committee VI, 1997)
PATOFISIOLOGI
Mekanisme patofisiologi
hipertensi
9
Faktor-Faktor Resiko
• Merokok
• Diabetes melitus
• Riwayat keluarga : wanita < 65 th atau laki-
laki < 55 tahun
• Gangguan lipid darah
• Umur : > 60 tahun
• Sex (menopaus dan postmenopaus pada
wanita)
• Penyakit jantung (hipertropi ventrikel kiri,
angina, infark miokard, HF); stroke atau
serangan iskemik; nefropati; peny arteri
perifer, retinopati

11
Pemeriksaan
• Hipertensi tidak ditegakkan pada
pengukuran pertama, tetapi setelah 2 kali
kunjungan berikutnya pada waktu 2-4
minggu
• TD diukur saat pasien dalam kondisi rileks
dalam 3 posisi (duduk, berdiri dan tidur)
• Pemeriksaan fisik : tinggi dan BB; funduskopi
(retinopati); leher (arteri karotid); jantung,
perut
• Test : hemoglobin, hematokrit, urinalisis,
kreatinin serum, Na, K dan Mg serum, fungsi
liver, HDL, LDL, kolesterol total
12
TATA LAKSANA TERAPI
HIPERTENSI
• Tujuan :
❑Penurunan mortalitas dan morbiditas yang
berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas
dan morbiditas ini berhubungan dengan
kerusakan organ target (misal: kejadian
kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal
jantung, dan penyakit ginjal)
❑Mengurangi resiko kardiovaskular turun : TDS
dibawah 140 mm Hg dan TDD dibawah 90
mm Hg
Target nilai tekanan darah
(JNC VII)
• Kebanyakan pasien < 140/90 mm Hg
• Pasien dengan diabetes < 130/80 mm
Hg
• Pasien dengan penyakit ginjal kronis <
130/80 mm Hg
TERAPI FARMAKOLOGI
Algoritma terapi hipertensi
TD > 140/90

Mulai modifikasi pola hidup

Jika TD belum 140/90 (RF atau diabetes TD > 130/85)

Mulai terapi obat (dosis rendah, long-acting once daily,


titrasi dosis sampai memberikan respon)

ES TD belum tercapai non ES


(monoterapi)
Ganti obat + obat lain

+ obat lain TD belum tercapai + obat lain


16
Pengobatan
• Klasifikasi resiko
– Kelompok A : tidak ada resiko
– Kelompok B : minimal satu faktor resiko
– Kelompok C : ada kerusakan organ target
atau penderita diabetes dan/atau resiko
lainnya
• Manfaat terapi non-farmakologi
(modifikasi pola hidup)

17
18
Klasifikasi Obat Antihipertensi
Kardiak Output Resistensi Perifer  Contoh

Beta bloker Beta bloker Atenolol, propranolol

Diuretik Tiazid diuretik HCT, furosemid


ACEI ACEI Kaptopril, enalapril,
lisinopril, benazepril
ARB Losartan, valsatran,
irbesartan, candesartan
Ca antagonis Nifedipin, amlodipin,
felodipin, diltiazem
Doksazosin, prazosin,
Alfa bloker terazosin

Agonis sentral Klonidin, metil dopa


Vasodilator langsung Hidralazin, minoksidil
Adrenergik antagonis Reserpin, guanetidin

19
Monoterapi Dual Terapi Triple Terapi
Diuretik Diuretik + Beta Diuretik + ACEI
Atau bloker + Beta bloker
Beta Bloker Atau
Atau Diuretik + ACEI Atau
ACEI Atau
Atau Beta bloker + Diuretik + ACEI
Ca Antagonis Ca Antagonis + Vasodilator
Atau Atau
Vasodilator Vasodilator +
beta bloker
20
Terapi Antihipertensi + kondisi khusus

❑ DM tipe 1 dengan proteinuria


❑ ACEI (tidak ada KI)
❑ DM tipe 2 : diuretik dosis rendah
❑ HF
❑ Tidak ada KI : ACEI, diuretik
❑ Favorable effect : carvedilol, losartan
❑ Unfavorable effect : BB (kecuali carvedilol), CCB (kecuali
amlodipin, felodipin)
❑ Hipertensi sistolik isolasi (geriatri)
❑ Diuretik (disukai), CCB (long-acting DHP)
❑ MI
❑ Tidak ada KI : BB (non-ISA), ACEI (kalo ada disfungsi sistolik)
❑ Angina
❑ Favorable effect : BB , CCB
❑ Takikardi dan fibrilasi atrial
❑ BB, CCB (non DHP)
21
Terapi Antihipertensi + kondisi khusus
(lanjutan)
• Gagal ginjal
– Favorable effect : ACEI
– Unfavorable effect : diuretik hemat kalium
• Hiperplasia prostat benigna
– Alfa 1 bloker
• Asma
– Unfavorable effect : BB
• Dyslipidemi
– Favorable effect : alfa antagonis
– Unfavorable effect : BB (non ISA), diuretik (dosis tinggi)
• Kehamilan
– Unfavorable effect : ACEI, angiotensin II reseptor bloker

22
Interaksi potensial dengan terapi
antihipertensi
➢ TD 
• Simpatomimetika vasokonstriktor (fenilefrin, efedrin,
amfetamin)
• Retensi cairan : kortikosteroid, kontrasepsi oral, NSAID
➢ TD 
• Depresi CNS : trankuilizer, alkohol
• Vasodilator : nitrat, salbutamol
➢ Interaksi
• Beta bloker + verapamil/diltiazem → depresi kardiak,
gagal jantung
• Alfa bloker + beta bloker/diuretik → hipotensi
• ACEI + diuretik hemat kalium/ suplemen K →
hiperkalemia

23
Hipertensi Geriatri
• Dosis ½ dari dosis yang
direkomendasikan
• Diuretik dan beta bloker → efektif
(menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas)
• Pasien HTN sistolik isolasi → diuretik,
alternatinya DHP long-acting

24
Wanita
❑ Bila menderita HTN sebelum hamil → pengobatan
dapat dilanjutkan selama hamil
❑ ACEI & AIIRA → teratogenik
❑ Beta bloker → resiko retardasi pertumbuhan janin
(awal kehamilan)
• Dapat digunakan selama trisemester 2 atau 3
❑ Metildopa direkomendasikan bila mengalami HTN
selama hamil (preeklamsia-eklamsia)

25
Pendekatan Terapi
TD Klp A Klp B Klp C

Normal tinggi Modifikasi pola Modifikasi pola Terapi obat (HF,


hidup hidup RF atau
diabetes
Modifikasi pola
hidup
Tingkat 1 Modifikasi pola Modifikasi pola Terapi obat
hidup (sampai 1 hidup (6 bulan), Modifikasi pola
tahun) untuk pasien hidup
resiko banyak
lakukan terapi
obat
Tingkat 1 dan 2 Terapi obat Terapi obat Terapi obat
Modifikasi pola modifikasi pola modifikasi pola
hidup 26
hidup hidup
Terapi Non Farmakologi
Modifikasi pola hidup (lifestyle)
TD Komplikasi

Na  ; K  

Kurangi stres : relaksasi, yoga, meditasi  

Kurangi minum alkohol  ()

Turunkan berat badan (IBW)  

Olah raga teratur  

Kurangi makanan berlemak/kolesterol () 

Berhenti merokok 

27
28
Masalah dalam Terapi
• Pengobatan resisten
• Multiple drug intolerance
• Multiple drug contraindication
• Persistent non-compliance
• Treatment declined (the reluctant
hypertensive)
Sebab2 kegagalan Terapi

• Ketidakpatuhan pasien
• Pemilihan dan dosis obat
• Kondisi-kondisi khusus
FINISH
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai