Anda di halaman 1dari 8

1.

Bagaimana cara membedakan urtikaria, petechie, purpura, ekimosis,


hematom?
a. Hematoma merupakan darah yang terkumpul dan biasanya membeku
di luar pembuluh darah. Hal ini sering kali terjadi akibat cedera dari
dinding pembuluh darah yang menyebabkan darah bocor ke jaringan
luar. Pembuluh darah yang rusak dapat berupa arteri, vena, atau kailer,
dan perdarah dapat sangat sedikit dan banyak. Hematoma pada kulit
dapat didasarkan pada ukurannya.
b. Purpura adalah perubahan warna pada kulit sebagai akibat dari sel
darah merah yang keluar ke kulit atau membran mukosa. Petekie
adalah purpura dengan diameter <2 mm, dan ekimosis adalah purpura
dengan diameter> 1 cm. Petekie atau petechiae paling sering
disebabkan oleh kelainan trombosit; Baik akibat jumlah trombosit
yang terlalu sedikit (biasanya <50.000 / μL) ataupun trombosit yang
berfungsi abnormal. Peningkatan tekanan intravaskular lokal atau
kapileritis juga dapat sebagai penyebab. Petekie dapat terjadi dari
berbagai mekanisme yang mengganggu proses homeostatis tubuh.
Sebagai contoh trombositopenia, fungsi platelet yang abnormal,
kerusakan faktor von Willebrand, gangguan dari integritas vaskular
seperti cedera endotel juga dapat menyebabkan petekie.
c. Ekimosis biasanya disebabkan oleh gangguan pada kaskade koagulasi.
Ekimosis terjadi akibat berbagai hal seperti trauma terlokalisasi,
kelainan perdarahan, pembedaham dan prosedur kosmetik. Ekimosis
merupakan hasil akhir dari berbagai variasi patofisiologi yang
berhubungan dengan permeabilitas vascular vena kutan atau kapiler
dermis. Fungsi normal dari sel endothelial adalah mencegah sejumlah
darah keluar dari pembuluh darah. Integritas sel endotel dapat menurun
akibat beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan endotel seperti
trauma langsung, toksin pada sepsis, akumulasi asam laktat pada
hipoksia, atau obstruksi mekanis yang meningkatkan tekanan
intraluminal. Hasil ini menyebabkan ekstravasasi dari kapiler yang
rusak ke jaringan interstitial yang menyebabkan reaksi inflamasi.
Dalam beberapa saat setelah terjadi lesi, inflamasi akan menyebabkan
edema dan inflamasi lanjutan. Area yang terkena akan berubah warna
dari ungu kehitaman menjadi hitam dan biru, kemudian hijau, dan
menjadi kuning seiring denan hemoglobin yang berdegradasi menjadi
bilirubin.
d. Urtika merupakan penonjolan yang ditimbulkan akibat edema
setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan.

2. Bagaimana cara menilai tensi pada anak menurut AAP?


Langkah-langkah pengukuran tekanan darah
a) Raba nadi brakhialis sambil naikkan tekanan darah perlahan
sampai nadi tidak teraba dan tambahkan 20 mmHg
b) Letakkan stetoskop pada nadi brakhialis
c) Turunkan perlahan 2-3 mmHg/detik sampai terdengar suara: Suara
I ( Korotkoff I )  TDS
d) Turunkan terus sampai terdengar perubahan suara (Korotkoff IV /
V)  TDD
e) Tentukan klasifikasi tekanan darah menggunakan tabel tekanan
darah The Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescent
berdasarkan jenis kelamin dan tinggi badan:
1) Tentukan letak persentil tinggi badan menggunakan kurva
tinggi badan CDC 2000 sesuai jenis kelamin
2) Tentukan usia dalam tabel tekanan darah yang sesuai dengan
jenis kelamin
3) Berdasarkan usia dan persentil tinggi badan di tabel tersebut
tentukan persentil TDS dan TDD

3. Mengapa tempat predileksi HSP di ekstremitas bawah dan bokong?


Purpura terutama didapatkan pada daerah yang mendapat tekanan seperti
di bokong dan anggota gerak bagian bawah, dan dapat disertai gejala pada
sendi, saluran cerna, ginjal dan di tempat lain.
4. Bagaimana pemeriksaan fisik pasien obesitas pada anak?
a. Anamnesis
1) Riwayat pertumbuhan/pertambahan berat badan: perawakan
pendek atau defek pertumbuhan linear pada anak dengan
obesitas harus dicurigai kemungkinan defisiensi growth
hormone, hipotiroidisme, kelebihan kortisol,
pseudohipoparatiroidisme, atau sindrom genetik, misalnya
sindrom Prader – Willi.
2) Riwayat kerusakan pada SSP (misalnya infeksi, trauma,
perdarahan, radiasi, kejang) mengarah pada obesitas
hipotalamikus dengan atau tanpa defisiensi growth hormone
atau hipotiroidisme hipotalamus. Riwayat sakit kepala pagi hari,
muntah, gangguan penglihatan dan miksi berlebih juga
merupakan petunjuk bahwa obesitas disebabkan oleh tumor atau
massa di hipotalamus
3) Kulit kering, kons tipasi, intoleransi terhadap cuaca dingin atau
cepat lelah mengarah pada hipotiroidisme
4) Kapan mulai tampak gemuk: pranatal, early adiposity rebound ,
remaja
5) Riwayat masukan makanan dan obat - obatan misalnya
kortikosteroid
6) Riwayat obesitas dalam keluarga
7) Pola makan dan aktivitas harian
8) Riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan risiko
obesitas misalnya penyakit kardiovaskular dini (misalnya stroke
atau serangan jantung sebelum usia 55 tahun), peningkatan
kadar kolesterol, hipertensi, diabetes tipe II
b. Pemeriksaan fisis:
1) Pengukuran BB, TB, BB/TB, body mass index (BMI) dan
tekanan darah
2) Kulit kering, intoleransi terhadap dingin, konstipasi, cepat lelah
3) Muka tembem, dagu rangkap, leher pendek
4) Tonsil / adenoid
5) Akumulasi lemak di leher dan badan, tetapi tidak pada
ekstremitas
6) Pseudoacanthosis nigricans (hiperpigmentasi di kulit leher,
lipatan ketiak, di bawah payudara, daerah pinggang)
7) Rambut wajah yang berlebihan, jerawat, menstruasi iregular
pada remaja perempuan
8) Perkembangan seksual yang tidak sesuai untuk usianya
(pubertas praecox )
9) Ginekomastia pada anak lelaki
10) Perut membuncit dan pendular, striae ungu
11) Ektremitas: kaki berbentuk X atau O , jari meruncing
12) Genitalia: burried penis
c. Kriteria Diagnosis
Diagnosis obesitas ditegakkan bila indeks massa tubuh (BMI) terletak
sama dengan atau di atas persentil 95 kurva BMI menurut usia dan
jenis kelamin CDC 2000, sedangkan bila BMI terletak sama dengan
atau di atas persentil 85 sampai persentil 95 kurva BMI menurut usia
dan jenis kelamin CDC 2000 dikatakan mengalami overweight.

5. Bagaimana cara melakukan plotting antropometri pada anak?


a. Mencantumkan Angka Hasil Pengukuran (plotting) untuk Beberapa
Indikator Pertumbuhan
Grafik pertumbuhan dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan.
Pilih empat grafik untuk digunakan pada setiap pengukuran sesuai
umur anak. Hasil pengukuran akan diplot pada garis grafik untuk
setiap indikator pertumbuhan.
Dalam memplot angka hasil pengukuran, perlu dipahami beberapa
istilah yang berhubungan dengan grafik yaitu:
- Sumbu x – garis horisontal pada grafik. Pada grafik pertumbuhan
anak, sumbu x menunjukkan umur atau panjang/tinggi badan anak.
Plot titik pada garis vertikal sesuai dengan umur penuh (dalam
bulan, tahun dan bulan) atau panjang/tinggi badan yang dibulatkan
ke nilai yang terdekat.
- Sumbu y – garis baku vertikal yang terletak di sebelah kiri grafik.
Di dalam buku catatan grafik pertumbuhan, sumbu y menunjukkan
panjang/tinggi badan, berat badan, atau Indeks Massa Tubuh
(IMT).
- Letak titik – angka hasil pengukuran yang diplot pada sebuah
grafik yang terletak pada perpotongan antara sumbu x (misalnya:
umur) dengan garis terhadap sumbu y (misalnya: berat badan).

b. Interpretasi Hasil Plotting Berdasarkan Indikator Pertumbuhan


Garis lengkung pada grafik pertumbuhan akan membantu
menginterpretasikan titik yang diplot untuk menggambarkan status
pertumbuhan anak. Garis 0 pada setiap grafik menunjukkan median.
Garis lengkung yang lain adalah garis z-score yang menunjukkan jarak
dari median. Garis median dan garis z-scoreuntuk setiap grafik
pertumbuhan diperoleh dari hasil pengukuran anak-anak sampel WHO
MGRS (Multicenter Growth Refferrence Study)
Garis z-score pada grafik pertumbuhan ditandai dengan positif (1, 2, 3)
atau negatif (-1,-2, -3). Secara umum, angka-angka yang diplot jauh
darimedian baik ke arah positif atau negatif (misalnya: dekat dengan 3
atau -3 garis z-score) menunjukkan adanya masalah pertumbuhan,
walaupun faktor-faktor lain harus dipertimbangkan, seperti
kecenderungan pertumbuhan, kondisi kesehatan anak dan tinggi badan
orangtua.

c. Identifikasi Masalah Pertumbuhan Berdasarkan Hasil Plotting


Di setiap sisi grafik pertumbuhan terdapat penjelasan mengenai
gangguan pertumbuhan. Perhatikan cara membacanya sebagai berikut:
- Titik antara garis z-score-2 dan -3 disebut “di bawah -2”.
- Titik antara garis z-score2 dan 3 disebut “di atas 2”.
Terminologi berdasarkan z-score adalah sebagai berikut:
- PB/U-TB/U: Sangat pendek, pendek
- BB/U: Berat badan sangat kurang, berat badan kurang
- BB/PB-BB/TB: Sangat kurus, kurus, risiko gemuk, gemuk, sangat
gemuk
- IMT/U: Sangat kurus, kurus, risiko gemuk, gemuk, sangat gemuk
Ringkasan definisi masalah pertumbuhan berdasarkan z-score.
Perhatikan bahwa suatu indikator dimasukkan dalam definisi tertentu
dengan cara diplotkan di atas atau di bawah garis z-score tertentu.
Jika hasil plot tepat pada garis z-score, maka dianggap masuk
katagori yang lebih ringan. Sebagai contoh, BB/U tepat pada garis
-3, dianggap berat badan kurang dan bukan berat badan sangat kurang.
6. Bagaimana cut off anemia pada anak menurut WHO?

7. Bagaimana menghitung tpm makro dan mikro pada pemberian cairan?


Jenis Kecepatan Infus
Tetes makro 15 tetes/cc
20 tetes/cc
Tetes mikro 60 tetes/cc

8. Mengapa pasien diberikan infus D5 ½ NS?


Tiap 500 ml D5 ½ NS mengandung:
Glukosa anhidrat 25 gr
NaCl 2,25 gr
Aquadest 500 ml

Glukosa merupakan sumber kalori dan cairan untuk penderita yang tidak
bisa mendapatkan asupan oral yang adekuat. Natrium Klorida merupakan
garam utama untuk mempertahankan tonisitas plasma. Digunakan untuk
infus vena perifer sebagai sumber kalori dima na penggantian cairan dan
kalori dibutuhkan.

9. Apa saja yang dilihat pada marker hasil urinalisis?


Gambaran urinalisis pada pasien HSP dapat hanya berupa hematuria
mikroskopis, tetapi dapat pula berupa nefritis, yaitu berupa hematuria,
proteinuria, serta torak granular, selular maupun eritrosit.

10. Edukasi yang diberikan pada pasien HSP?


Edukasi pada anak dan keluarga bahwa keluhan HSP seperti keluar bintik
kemerahan pada kulit sewaktu-waktu dapat muncul kembali. Rekurensi
dapat terjadi pada 10-20% kasus, umumnya pada anak yang lebih besar
dan dewasa; < 5% penderita berkembang menjadi HSP kronis.
Meminta keluarga untuk rajin membawa anak kontrol rutin ke poli anak
untuk pengawasan dan tatalaksana lebih lanjut post perawatan di RS.
PRESENTASI KASUS

Seorang Anak Perempuan Berusia 8 Tahun dengan


Henoch Schonlein Purpura dan Gizi Baik

Disusun Oleh:
A. A. S. Wikan Putridewi K. G99172035/ L-2
Ulfa Puspita Rachma G99171043/ L-4

Pembimbing:
Diah Lintang K, dr., Sp.A, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK/ PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI
2018

Anda mungkin juga menyukai