SINGANDARU
KOTA SERANG
A. Kedudukan Puskesmas
UPTD Puskesmas Singandaru berkedudukan di bawah Dinas
Kesehatan Kota Serang yang merupakan unsur pendukung teknis dan
pelayanan umum di bidang kesehatan. UPTD Puskesmas Singandaru sesuai
letak geografisnya terletak di Kecamatan Serang. Berikut disajikan peta
wilayah kerja serta statistik geografisnya.
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Singandaru memiliki luas 7,2 km2.
Secara geografis sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Unyur. Sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja
Puskesmas Serang Kota, di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja
Puskesmas Ciracas, di sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja
Puskesmas Taktakan. Kecamatan Serang terdiri atas 12 kelurahan yang
dibagi menjadi 5 puskesmas. UPTD Puskesmas Singandaru mempunyai
wilayah kerja 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Lontar Baru, Kelurahan Kagungan,
dan Kelurahan Kota Baru. Kondisi geografis Kecamatan Serang berupa
lingkungan perkotaan. Kondisi iklim di Kecamatan Serang, pada umumnya
sama dengan kondisi iklim kecamatan lainnya yakni iklim tropis, serta
mempunyai dua musim; musim kemarau dan musim hujan.
SATUAN PENGAWAS
KASUBAG TATA USAHA PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN BLUD
INTERNAL
SISTEM RUMAH
INFORMASI KEPEGAWAIAN KEUANGAN
TANGGA
PUSKESMAS
BAB III
PROSEDUR KERJA
E. Sub Koordinator Pelayanan Rawat jalan sore dan one day care
persalinan Mempunyai Tugas :
1. Menyusun rencana kegiatan pelayanan UGD, pengobatan
dokter umum sore dan rawat sehari/one day care persalinan
(perawatan nifas, perawatan perinatal) sesuai dengan peraturan
dan kebijakan yang berlaku.
2. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan UGD, dan rawat sehari
(one day care) dengan lintas program sesuai dengan kebijakan
yang berlaku.
3. Melaksanakan kegiatan pelayanan UGD, dan rawat sehari (one
day care) dan pengendalian upaya rujukan.
4. Mengadakan evaluasi, penilaian serta pengendalian terhadap
pelaksanaan pelayanan pelayanan UGD, dan rawat sehari (one
day care) .
5. Melaporkan hasil kegiatan pelayanan UGD dan rawat sehari
(one day care) sebagai bahan informasi/pertanggungjawaban
kepada Koordinator Upaya Kesehatan Pengembangan.
6. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
Pemimpin BLUD dalam hal ini adalah Kepala UPTD Puskesmas, dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya mempunyai fungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional dan keuangan BLUD. Tugas dan kewajiban Kepala
UPTD Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD adalah sebagai berikut :
1. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD.
2. Menyusun renstra BLUD.
3. Menyiapkan RBA.
4. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada
kepala daerah sesuai ketentuan.
5. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat yang
telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
6. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta
keuangan BLUD kepada kepala daerah.
C. Jejaring Pelayanan
Upaya Kesehatan Pelayanan Jejaring UPTD Puskesmas yaitu :
1. PUSTU ( Puskesmas Pembantu )
2. Bidan Kelurahan
3. Pelayanan Kesehatan Khusus/jaminan Pelayanan Kesehatan ( BPJS )
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
kawasan Terpencil
Jenis Tenaga kawasan kawasan
dan Sangat
Perkotaan Pedesaan
Terpencil
Non Non Non
Rawat Rawat Rawat
Rawat Rawat Rawat
Inap Inap Inap
Inap Inap Inap
1. Dokter atau dokter
1 2 1 2 1 2
layanan primer
2. Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3. Perawat 5 8 5 8 5 8
4. Bidan 4 7 4 7 4 7
5. Tenaga kesehatan
2 2 1 1 1 1
masyarakat
6. Tenaga kesehatan
1 1 1 1 1 1
lingkungan
7. Ahli teknologi
1 1 1 1 1 1
laboratorium medik
8. Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9. Tenaga Kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10. Tenaga administrasi 3 3 2 2 2 2
11. Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
Rawat Inap
Jenis Tenaga
No Standar Tersedia Lebih/kurang
JUMLAH
NO JENIS KETENAGAAN
PNS KONTRAK TKS
1 Dokter Spesialis 0 0 0
2 Dokter Umum 3 0 0
3 Dokter Dokter Gigi 1 0 0
4 Bidan D3 3 0 10
5 Bidan D4 8 0 2
6 Perawat SPK,DIII/ DIV/Skep 4 0 6
7 Perawat Gigi 1 0 0
8 Apoteker dan Sarjana Farmasi 1 0 0
9 D3 Farmasi dan Asisten Apoteker 1 0 2
D. Masa Kerja, Hari kerja dan Jam Keja Pegawai serta Jam Lembur
Masa kerja Pegawai Non PNS adalah sejak diangkat menjadi Calon Pegawai
sampai dengan umur 58 (lima puluh delapan) tahun. Untuk masa kerja Pegawai
Kontrak adalah 1 (satu) tahun atau sesuai kebutuhan dan dapat diperpanjang
kembali sesuai kebutuhan yang dituangkan dalam Perjanjian Kerja. Untuk
penentuan hari kerja dan jam kerja pegawai diatur sebagai berikut:
a. Hari kerja Pegawai Tetap Non PNS adalah 42 jam untuk 6 hari kerja dalam satu
minggu.
b. Jam kerja dan hari libur bagi pegawai non shift mengikuti jam kerja Pegawai
Negeri Sipil.
c. Jam kerja dan hari libur bagi pegawai shift mengikuti jadwal yang ditentukan.
d. Setiap Pegawai wajib hadir pada waktunya dan mengisi daftar hadir melalui
sarana yang disediakan Puskesmas.
e. Pegawai Tetap Non PNS yang melaksanakan kerja lembur atas perintah
Kepala Puskesmas dengan ketentuan sebagai berikut:
1. maksimal 3 (tiga) jam dalam satu hari kerja dihitung
2. sesudah waktu kerja, kecuali hal yang mendesak/darurat;
3. tidak berlaku bagi pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas; dan
G. Penilaian Kinerja
Secara periodik akan dilakukan proses penilaian kinerja pegawai Puskesmas.
Penilaian kinerja Pegawai Tetap Non PNS pada Puskesmas dilaksanakan secara:
a. objektif;
b. terukur;
c. akuntabel;
d. partisipatif; dan
e. transparan.
Penilaian kinerja akan didasarkan pada sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.
Penilaian sasaran kerja pegawai dapat meliputi:
a. ukuran atau jumlah banyaknya hasil kerja yang dicapai;
1. ukuran mutu setiap hasil kerja yang dicapai; dan
2. kuran lamanya setiap hasil kerja yang dicapai
b. Penilaian perilaku kerja meliputi :
1. Orientasi pelayanan;
2. Integritas
3. Komitmen;
4. Disiplin; dan
5. Kerjasama.
Unit
perhitungan analisa
Tidak
beban kerja
3. Mengajukan ke 1 hari Database
pimpinan konsep pegawai, formulir
kebutuhan pegawai bezetting pegawai
Ya
untuk diperiksa
Kep Puskesmas
4. menetapkan - Data
formasi setelah Kebutuhan
diperiksa konsep Pegawai
Kepala
No. Kegiatan Kepegawaian Puskesmas Waktu Dokumen
KTU
Akuntabilitas merupakan salah satu dari empat prinsip dalam tata kelola BLUD,
disamping transparansi, responsibilitas, dan independensi. Akuntabilitas merupakan
kejelasan fungsi, struktur, dan sistem yang dipercayakan pada BLUD agar
pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan kinerja menggambarkan
pencapaian hasil kegiatan.
Dalam upaya mewujudkan akuntabilitas berbasis kinerja, maka dibuatlah
Rencana Strategis BLUD yang mencakup pernyataan visi, misi, program strategis,
pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi
keuangan lima tahunan BLUD. Rencana StrategisBLUD dipergunakan sebagai dasar
penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan evaluasi kerja.
Rencana strategis UPTD Puskesmas Singandaru mengacu pada Renstra Dinas
Kesehatan Kota Serang Tahun 2018 – 2023 yang menjabarkan visi, misi dan program
Kepala Daerah di bidang kesehatan yang tertuang dalam RPJMD Kota Serang dalam
rencana pembangunan lima tahun yang bersifat indikatif. Jadi dengan sendirinya
Renstra UPTD Puskesmas Singandaru terkait dengan RPJMD Kota Serang.
Untuk mencapai hasil kegiatan (kinerja) sesuai standar pelayanan minimal
(SPM), ada sekitar 21 upaya/program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh
UPTD Puskesmas Singandaru sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kota Serang.
6.1 Upaya Kesehatan Ibu Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
1. Kegiatan Pokok
a. Pendataan Bumil, bayi dan balita
b. ANC dan pemberian buku KIA
c. pencatatan kohort ibu bayi balita.
d. Deteksi bumil resti/komplikasi
e. Pertolongan Persalinan
f. Pemantauan pasca`persalinan dan MTBM, pelayanan kunjungan
neonatus di dalam dan diluar gedung, pelayanan rujukan neonatus, audit
kesakitan dan kematian neonatus.
g. Pembuatan PWS KIA
h. Peningkatan kompetensi petugas, MTBS, DDTK, kunjungan bayi di
dalam dan diluar gedung.
i. Pelayanan kunjungan anak balita dan prasekolah.
j. Pelayanan KB yang berkualitas.
6.2 Imunisasi
1.Kegiatan Pokok.
a. Penyediaan dan penyimpanan vaksin yang baik dan benar
b. Pelayanan imunisasi yang berkualitas sesuai dengan SOP meliputi
Imunisasi Dasar Lengkap,BIAS MR, DT TD,BUMIL/ WUS.
c. Pendataan jumlah murid kelas I ,II DAN V SD.
d. Peningkatan kapasitas petugas kesehatan dan Kader.
2.Indikator Kinerja
a. Cakupan imunisasi Hb-0 bayi lahir < 7 hari.
b. Cakupan imunisasi BCG.
c. Cakupan imunisasi DPT- HB-HIB 3
d. Cakupan imunisasi polio 4.
e. Cakupan imunisasi MR
f. DO DPT-HB-HIB 3
g. Desa/ kelurahan UCI.
h. Status T5 ibu hamil.
i. Cakupan BIAS MR kelas 1 SD.
j. Cakupan BIAS DT Kelas 1 dan Td kelas 2-5 SD.
k. Kejadian KIPI.
2.Indikator Kinerja
a. Persentase balita underweight
b. Persentase balita stunting
c. Persentase balita wasting
d. Persentase ibu hamil anemia
e. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 2500
gram)
f. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat Asi Eksklusif
g. Persentasebayi usia 6 bulan mendapat Asi Eksklusif
h. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet selama masa kehamilan
i. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat makanan
tambahan
j. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan
k. Persentase remaja puteri mendapat TTD
l. Persentase bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
m.Persentase balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
n. Persentase balita yang mempunyai buku KIA/KMS ( K/S)
o. Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D’)
p. Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali
berturut-turut (2T)
q. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
r. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
s. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium
t. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan.
2. Indikator Kinerja
a. Desa/ kelurahan mengalami KLB ditangani < 24 jam.
b. Desa/kelurahan bebas rawan gizi.
c. AFP per 100.000 penduduk< 15 tahun.
d. Penemuan suspek TB Paru.
e. TB Paru BTA +
f. Kesembuhan TB Paru BTA +
g. Pemeriksaan kontak serumah TB Paru BTA +.
h. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani.
i. Klien yang mendapat penanganan HIV-AIDS.
j. Penderita DBD yang ditangani.
k. Balita dengan diare yang ditangani.
l. Penderita malaria yang diobati.
m.Penderita kusta yang selesai berobat (RFT).
n. IMS yang diobati.
o. Kasus gigitan HPR ditangani.
2. Indikator Kerja
a. Desa Siaga Aktif
b. Penyuluhan dalam gedung dan penyuluhan luar gedung
c. Strata Posyandu.
d. Penyuluhan NAFZA oleh petugas kesehatan.
e. Tingkat pencapaiann PHBS di setiap tatanan ( Rumah tangga, institusi
sekolah, institusi tempat kerja, institusi kesehatan dan tempat tempat umum
)
2. Indikator Kinerja
a. Cakupan penjaringan siswa kelas 1 SD, SMP, SMA dan setingkat oleh
tenaga kesehatan
b. Pembentukan dan pembinaan dokter kecil tingkat SD, PMR ditingkat SMP
dan SMA
c. Cakupan penyuluhan kesehatan di sekolah.
d. Cakupan Pembinaan UKS dan sekolah sehat.
2. Indikator Kerja
a. Cakupan Pelayanan usia lanjut.
b. Cakupan kelompok-kelompok usia lanjut melalui posbindu
c. Adanya pelayanan dengan sistem UPTD Puskesmas Santun Lansia.
2. Indikator Kinerja
a. Perkesmas Bumil resti,neonatal resti, balita resti, dan penderita TBParu.
b. Cakupan Perkesmas bagi masyarakat miskin.
2. Indikator Kinerja
a. Cakupan penduduk dapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
b. Cakupan ibu hamil dapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
c. Cakupan desa binaan UKGMD.
d. Ratio penambalan dan pencabutan.
2. Indikator Kinerja
a. Cakupan penanganan persalinan normal dan persalinan dengan penyulit
sesuai standar.
b. Cakupan visite rate.
c. Cakupan pemberi pelayanan rawat inap oleh tenaga para medis.
2. Indikator Kinerja
a. Cakupan Skrining penderita katarak.
b. Cakupan Penemuan penderita mata katarak.
c. Cakupan Penderita katarak di operasi.
d. Cakupan Perawatan Pasca operasi.
2. Indikator Kinerja
a. Cakupan Pos UKK yang di bina.
b. Kasus penyakit akibat kerja
c. Cakupan penanganan kasus penyakit akibat kerja
2. Indikator Kinerja
a. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan.
b. Ketersediaan obat esensial dan generik.
c. Tata kelola obat sesuai standar.
d. Tidak ada kesalahan pemberian obat.
e. Tata kelola dokumen resep.
2. Indikator Kinerja
a. Durasi pemeriksaan specimenlaboratorium sederhana.
b. Hasil laboratorium terkonfirmasi kepada petugas medis.
6.19 SP2TP
1. Kegiatan Pokok
Pengadaan administrasi pencatatan pelaporan puskesmas dan koordinasi
lintas program.
2. Indikator Kinerja
Pengumpulan dan pelaporan Tepat waktu.
2. Indikator Kinerja
Rujukan sesuai standar.
2. Indikator Kinerja
a. Tepat waktu absensi pegawai.
b. Pengendalian surat-surat dinas sesuai alur dan prosedur.
c. Ketepatan waktu usul naik pangkat, gaji berkala, DP3, dan lain-lain.
7.2 Tujuan
a. Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan
b. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
c. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
7.3 Kebijakan
A. Pengelolaaan limbah
Pengelolaan Limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :
1. Identifikasi Limbah
- Padat
- Cair
- Tajam
- Infeksius
- Non infeksius
2. Pemisahan
- Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
- Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
- Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
- Limbah cair segera dibuang ke wastafel
3. Labeling
a. Limbah padat infeksius:
- Plastik kantong kuning
- Kantong warna lain tapi diikat tali warna kuning
b. Limbah padat non infeksius:
- Plastik kantong warna hitam
c. Limbah benda tajam:
- Wadah tahan tusuk dan air
4. Packing
-Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
-Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
-Kontainer dalam keadaan bersih
-Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
-Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10 – 20 meter
-Ikat limbah jika sudah terisi 3/4 penuh
-Kontainer limbah harus dicuci setiap hari.
5. Penyimpanan
-Simpan limbah di tempat penampungan sementara khusus
-Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat
-Beri label pada kantong plastik limbah
H. Limbah Farmasi
Dalam jumlah yang sedikit limbah farmasi (obat dan bahan obat-obatan), dapat
dikumpulkan dalam wadah dengan limbah terinfeksi dan dibuang dengan cara
yang sama insenerasi. Perlu dicatat bahwa suhu yang dicapai dalam insenerasi
kamar tunggal seperti tong atau insinerator dari bata adalah tidak cukup untuk
menghancurkan total limbah farmasi ini, sehingga tetap berbahaya. Sejumlah
kecil limbah farmasi, seperti obat-obatan kadaluwarsa (kecuali sitotoksik dan
antibiotik), dapat dibuang Instalasi Pengolahan Iar Limbah tapi tidak boleh
dibuang ke dalam sungai, kali, telaga atau danau.
Jika jumlahnya banyak, limbah farmasi dapat dibuang secara metode berikut:
- Sitotoksik dan antibiotik dapat diinsenerasi, sisanya dikubur di tempat
pemerataan tanah (gunakan insinerator seperti untuk membuat semen yang
mampu mencapai suhu pembakaran hingga 800 ºC).
- Bahan yang larut air, campuran ringan bahan farmasi seperti larutan vitamin,
obat batuk, cairan intravena, tetes mata, dan lain-lain dapat diencerkan
dengan sejumlah besar air lalu dibuang dalam tempat Instalasi Pengolahan
Air Limbah.
- Jika itu semua gagal, kembalikan ke pemasok, jika mungkin.
Dokumen Pola Tata Kelola yang telah disusun ini dimaksudkan sebagai
petunjuk arah yang jelas dalam memaksimalkan nilai UPTD Puskesmas
Singandaru dengan cara menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas dan independensi agar UPTD Puskesmas Singandaru memiliki daya
saing yang kuat.
Untuk dapat terlaksananya tujuan dari Pola Tata Kelola ini perlu
mendapat dukungan (komitmen) dan partisipasi seluruh karyawan UPTD
Puskesmas Singandaru serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah Kota
Serang baik bersifat materiil, administratif maupun politis. Apabila dalam kurun
waktu pelaksanaannya, terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan Pola Tata Kelola maka akan dilakukan revisi sesuai dengan
peraturan yang baru.
Saran dan kritik membangun sangat diharapkan guna sempurnanya
dokumen Tata Kelola ini sehingga sasaran-sasaran stratejik dapat dicapai sesuai
target yang direncanakan.
WALIKOTA SERANG
PROVINSI BANTEN
TENTANG
PeraturanPemerintahNomor46Tahun2014tentangSistemInformasiKese
hatan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2014Nomor126,Tamb
ahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor5542);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
PusatKesehatanMasyarakat(BeritaNegaraRepublikIndonesiaTahun201
4Nomor1676);
PeraturanMenteriKeuanganNomor:109/PMK.05/2007tentangDewanPen
gawasBadan Layanan Umum;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentangPembentukan ProdukHukumDaerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1213)
MEMUTUSKAN:
BABI KETENTUANUMUM
Pasal 1
DinasKesehatanyangselanjutnyadisebutDinasadalahDinasKesehatanK
abupaten XYZ.
5.
KepalaDinasKesehatanyangselanjutnyadisebutKepalaDinasadalahKepa
laDinasKesehatan Kabuapaten Gorontalo.
6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan,baikpromotif,preventif,kuratifmaupun rehabilitativeyang
dilakukan oleh Pemerintah,Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat.
7. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmasadalah fasilitas pelayanan
kesehatanyangmenyelenggarakan upaya kesehatan masyarakatdan
upaya kesehatan perorangan tingkatpertama dengan
lebihmengutamakan upayapromotifdan preventif untuk mencapai
DewanPengawasadalahorganisasiyangbertugasmelakukanpengawasa
nterhadap pengelolaan BLUD.
13. Pejabat Pengelola Keuangan Daerahyang selanjutnya disingkat
PPKD,adalah kepala perangkat daerah yang mempunyai tugas
melaksanakanpengelolaan keuangan Daerah dan bertindak sebagai
Bendahara UmumDaerah.
14.
RencanaStrategisBisnisyangselanjutnyadisebutRenstraBisnisadalahdok
umenlima tahunanyangmemuat visi,misi,program
strategis,pengukuranpencapaiankinerja dan arah kebijakan operasional
BLUD.
15.
RencanaKerjaAnggaranyangdisingkatRKA,adalahRencanaKerjadanAn
ggaranBLUDsebagaimanadimaksuddalamPeraturanMenteriDalamNege
riNomor13Tahun2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan
Daerah.
17.
RencanaBisnisdanAnggaranyangselanjutnyadisingkatRBA,adalahdoku
men perencanaan bisnisdanpengganggaran tahun anggaranyang berisi
program,kegiatan, targetkinerja, dan anggaran BLUD.
18.
DokumenPelaksanaanAnggaranyangselanjutnyadisebutDPA,adalahdok
umenyang memuatpendapatandanbiaya,proyeksiarus
kas,jumlahdankualitasbarangdan/atau
jasayangakandihasilkandandigunakansebagaidasarpelaksanaananggar
anolehBLUD.
19.
PendapatanadalahsemuapenerimaandalambentukkasdantagihanBLUD
yang
menambahekuitasdanalancerdalamperiodeanggaranbersangkutanyang
tidakperlu dibayarkembali.
20.
Belanjaadalahsemuapengeluarandarirekeningkasyangmengurangiekuit
asdana lancerdalamperiode tahunanggaranbersangkutanyangtidakakan
diperoleh pembayaran kembali oleh BLUD.
21. Biaya adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana
lancar untukmemperolehbarang dan/atau jasa untukkeperluan
operasional BLUD.
22.
Investasiadalahpenggunaanassetuntukmemperolehmanfaatekonomisya
ngdapat meningkatkankemampuan BLUD dalamrangka pelayanan
kepada masyarakat.
23. Praktekbisnisyang sehatadalah penyelenggaraan fungsiorganisasi
berdasarkan kaidah manajemenyang baikdalam rangkapemberian
layananyangbermutudan berkesinambungan.
24.
BABII
PRINSIPTATAKELOLA
Pasal 2
Independensisebagaimanadimaksudpadaayat(2)hurufd,merupakankem
andirian pengelolaan organisasisecaraprofesional tanpa benturan
kepentingandan pengaruh atau tekanan daripihakmanapunyang
tidaksesuaidenganperaturan perundang- undangan dan prinsip
bisnisyang sehat.
BAB III
KELEMBAGAAN
Bagian Kesatu
PEJABAT PENGELOLA DAN PEGAWAI
Pasal 4
PEMBINA DAN PENGAWAS
(1) Pembina dan pengawas BLUD terdiri dari :
a. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
b. Satuan Pengawas Internal ; dan
c. Dewan Pengawas.
(2) Pembina Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah
Kepala Dinas Kesehatan;
(3) Pembina Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
adalah Dinas PPKAD;
Pasal 5
(1) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) huruf
c dapat dibentuk oleh Bupati;
(2) Jumlag anggota Dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling banyak 3 (tiga) orang atau 5 (lima) orang;
Bagian Kedua
TUGAS, FUNGSI, TANGGUNG JAWABDAN WEWENANG
Pasal 7
PEMIMPIN
a. Mengusulkancalonpejabatpengelolakeuangandan pejabatteknis
kepada Bupati sesuai ketentuan melalui Kepala Dinas;
b. MenetapkanpejabatlainnyasesuaikebutuhanPuskesmasselain
pejabat yang telah ditetapkan sesuaidengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
c. Mengangkat dan memberhentikan pegawai non Pegawai Negeri
Sipilsesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Bupati;
d. Menetapkanhal-halyangberkaitandenganhakdan kewajiban
pegawai Puskesmas;
e. Menetapkan kebijakan operasional Puskesmas;
Pasal 8
PEJABAT PENGELOLA
(1) Pejabat keuangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) huruf
badalah Kepala Tata Usahapada Puskesmas.
(2) Pejabat keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggungjawab kepala Pemimpin.
(3) Pejabat keuangan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
Pasal 9
(1) Pejabat teknis sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) huruf b
terdiri dari :
a. Pejabat teknis umum;
b. Pejabat teknis Upaya Kesehatan Masyarakat Esensialdan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
c. Pejabat teknis Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan;
d. Pejabat teknis Upaya Kesehatan Perorangan Kefarmasian dan
Laboratorium.
(2) Pejabat teknis bertanggungjawab kepada Pemimpin.
(3) Pejabat teknis umum mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut:
a. Melaksanakan ketatausahaan;
b. Melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia;
c. Melaksanakan pengelolaan barang, asset tetap, dan investasi;
d. Melaksanakan perencanaan dan evaluasi;
e. Menyediakan data;
f. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen;
g. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidangnya; dan
Pasal 10
PEGAWAI
Pasal 11
SATUAN PENGAWAS INTERNAL
(1) KepalaSatuanPengawasInternalsebagaimanadimaksudpadapasal 4
ayat(1)huruf b mempunyai tugassebagai berikut:
a. melaksanakan pengawasan operasional BLUD sesuai dengan
RBABLUD;
b. melakukan pemeriksaan secara periodic maupun
insidentil terhadap pengelolaan keuangan BLUD;
c. menciptakan dan meningkatkan pengendalian internal BLUD
dalam hal pengamatan harta kekayaan, menciptakan
akurasi sistem informasi keuangan, menciptakan efisiensi
dan produktivitas, dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen dalam penerapan praktek bisnis yang
sehat,bersama-sama dengan jajaranmanajemen BLUD;
d. melayani kebutuhan informasi pengawasan dan atau
pengauditan yang dilaksanakan oleh Pengawas Fungsional dan
atau auditoreksternal;
e. memberikan penilaian bawahan sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan untukpeningkatan prestasi kerja;
f. melaporkan hasil pemeriksaan kepada Kepala Puskemas;dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
(3)
KepalaSatuanPengawasInternaldalammelaksanakantugassebagaimana
dimaksud padaayat(2)mempunyai fungsi bidang pengawasan.
(4) Kepala Satuan Pengawas Internal dalam melaksnakan tugas dan
fungsinya bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
Bagian Ketiga
Pasal 12
BAB IV
PROSEDUR KERJA
Pasal 14
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pasal 15
BAB VI
EVALUASIDAN PENILAIAN KINERJA
Pasal 16
(1) EvaluasidanPenilaiankinerjaBLUDPuskesmas
dilakukansetiaptahunolehBupati dan/atau Dewan Pengawas terhadap
aspekkeuangan dan non keuangan.
(2) Evaluasidanpenilaian kinerja sebagaimana dimaksud
padaayat(1),bertujuanuntuk mengukur tingkatpencapaian
hasilpengelolaan BLUDPuskesmas sebagaimana ditetapkan
dalamRenstra Bisnisdan RBA.
Pasal 17
Evaluasidanpenilaian
kinerjadariaspekkeuangansebagaimanadimaksuddalamPasal78
ayat(1),dapatdiukurberdasarkan tingkatkemampuan BLUD dalam:
a. memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari pendidikan yang
diberikan(rentabilitas);
b. memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
c. memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas);dan
d. kemampuan penerimaan dari jasa pendidikan untukmembiayai
pengeluaran.
Pasal 18
Penilaian kinerja dari aspeknonkeuangan sebagaimana dimaksud
dalamPasal 78 ayat(1), dapat diukurberdasarkan perspektifpengguna
jasapelayanan kesehatan, pembelajaran dan perkembangan pelayanan
kesehatan.
BAB VII
Pasal 19
Ditetapkan di Limboto
Roland A. Pirade
Diundangkan di Limboto
pada tanggal ......Desember 2018
Ronaldo
LAMPIRAN
DRAF TATA KELOLA