JURNAL
Pembelajaran Seni & Budaya
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JPSB
Abstract
This study aims to describe the process of carrying out the mondotambe dance and
analyzing the symbolic meaning of the movements and values contained in the
mondotambe dance in Tolaki ethnic. The method used in this study is a qualitative
research method by data collection techniques through observation, interviews, and
documentation. Data analysis consists of three activities, namely data reduction, data
display and data verification. The results of this study showed that: (1) the process of
carrying out the mondotambe dance consists of preparation and implementation.
Preparation before dancing is the selection of dance material, dance practice, music,
clothing accessories, and cosmetic. While the implementation of mondotambe dance
is started with the performance or appearance of the dancer. (2) The symbolic
meaning of the mondotambe dance movement in Tolaki ethnic consists of: (a) the
meaning of the completeness of the mondotambe dance equipment including the
meaning of clothing or costumes, accessories, property and cosmetic, and (b) the
symbolic meaning of mondotambe dance movement namely megili or four-way
rotating , the movement of the worship, the movement of slipping or sitting on the
heel to two feet, the movement of mombehawuako o bunga or sprinkling flowers and
movements of the meda'a or tiptoeing forward. (3) The values contained in
mondotambe dance consist of religious values, social values, aesthetic values, and
cultural values.
1
Alumni Pascasarjana Pendidikan Seni Universitas Halu Oleo
2
Dosen Universitas Halu Oleo
3
Dosen Universitas Halu Oleo
© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 8
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191
e-ISSN - 2502-4191
© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 9
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191
Penelitian ini difokuskan pada proses yang digunakan adalah pedoman wawancara
pelaksanaan, makna dan nilai gerak tari tidak terstruktur secara ketat yang dalam
Mondotambe artian bahwa peneliti dapat menetapkan
sendiri atau mengatur pertanyaan-pertanyaan
METODE PENELITIAN yang akan diajukan kepada informan dengan
Jenis penelitian menggunakan metode pertimbangan situasi yang terjadi saat
kualitatif deskriptif yang di mana wawancara berlangsung.
mendeskripsikan secara tekstual tentang Dalam pengambilan data di lapangan,
masalah yang diteliti. yaitu makna simbolis peneliti menggunakan beberapa teknik
gerak tari Mondotambe. Moleong (2012: 3) berupa, Observasi Melakukan pengamatan
mendeskripsikan bahwa “Penelitian kualitatif makna simbolis gerakan tari Mondotambe di
adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan Sanggar Ana Sepu Kabupatan Konawe, Teknik
prosedur penelitian yang menghasilkan data wawancara Peneliti megadakan tanya jawab
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan kepada informan untuk memperoleh data
dari orang-orang dan perilaku serta keadaan tentang makna simbolis gerak tari
yang dapat diamati”. Mondotambe di Sanggar Ana Sepu Kabupaten
Penelitian ini dimaksudkan untuk Konawe, dan Dokumentasi Peneliti mengambil
mengumpulkan data-data atau informasi dan mencatat atau menyalin data – data
secara objektif di lapangan yang berkaitan dokumentasi serta merekam atau mengambil
dengan makna simbolis gerak tari foto – foto mengenai makna simbolis gerak
Mondotambe dan kemudian ditelaah, tari Mondotambe di Sanggar Ana Sepu
ditafsirkan serta diolah secara deskriptif Kabupaten Konawe Dalam melakukan analisis
kualitatif berdasarkan cara pandang dan data penelitian, Peneliti menggunakan
konsepsi peneliti. Penelitian ini dilakukan di tahapan – tahapan yang dikemukakan oleh
Sanggar Ana Sepu Kabupaten Konawe. Miles dan Huberman yang di mana meliputi
Data yang diperoleh di lapangan tiga alur kegiatan yaitu reduksi data,
akan dijadikan sebagai dasar dalam penyajian data dan penarikan kesimpulan
penelitian ini agar mendapat data yang real atau verifikasi (Miles. Dkk, 1992:16)
yang di mana memiliki kaitannya dengan
permasalahan meliputi (a) data primer atau
data utama diperoleh dari hasil wawancara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dengan para informan serta data pementasan Tarian Mondotambe adalah tarian
seni di Sanggar Ana Sepu dan (b) data yang sangat khas dari suku Tolaki. Tari ini
sekunder atau data pendukung diperoleh dari adalah tari penjemputan yang biasa
bahan dokumentasi di Sanggar Ana Sepu dan digunakan untuk menjemput tamu-tamu
referensi kepustakaan yang relevan dengan istimewa seperti pada zaman dahulu tari ini
judul penelitian. digunakan untuk mengiring raja dan para
Sumber informasi di dalam penelitian prajurit ke medan perang dan menjemput
ini adalah tokoh masyarakat tolaki, sejarah mereka kembali dari peperangan yang
wan, para pengajar di Sanggar Ana Sepu membawa kemenangan. Tari ini juga
Kabupaten Konawe yang di mana telah digunakan untuk menjemput tari raja yang
mengetahui permasalahan dan dapat akan berkunjung ke kerajaan Konawe.
diperoleh informasi yang jelas, akurat dan Tari Mondotambe tidak dapat
tepercaya baik berupa pernyataan- dilepaskan dari tradisi penyuguhan. Sebuah
pernyataan, keterangan atau data-data yang tari penyambutan bagi tamu-tamu agung,
dapat membantu pemecahan masalah dalam sebuah adat istiadat lama yang masih ada
penelitian ini. sampai sekarang yang dipersembahkan demi
Dalam penelitian ini, peneliti menghormati tamu, dapat kita ketahui
menentukan dan memilih informan yang bersama bahwa tari penyambutan dari setiap
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu informan daerah atau tempat mempunyai ciri khasnya
yang mengetahui permasalahan dalam masing-masing.
penelitian ini. Peneliti memilih narasumber Tari mondotambe diciptakan juga
utama dengan melakukan berbagai untuk mengangkat nilai-nilai luhur dari adat
pertimbangan yaitu narasumber yang istiadat suku Tolaki dalam memuliakan dan
bersangkutan memiliki pengalaman pribadi menghormati tamu yang datang berkunjung
yang sesuai dengan permasalahan yang ke kabupaten Konawe sebagaimana dalam
menjadi sumber penelitian, telah dewasa, falsafah hidup orang Tolaki yaitu budaya
sehat jasmani dan rohani, bersifat netral, Merou (paham sopan santun dan tata
tokoh masyarakat serta memiliki pengetahuan pergaulan) yang merupakan sikap dan
yang luas mengenai permasalahan yang perilaku untuk selalu sopan santun, saling
diteliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi hormat menghormati sesama manusia dan
instrumen adalah peneliti yang di mana selalu bersikap terbuka menerima orang lain
peneliti menggunakan beberapa instrumen yang datang berkunjung ke daerah Konawe.
berupa pedoman wawancara yang diperkuat Tari ini juga merupakan bentuk penghormatan
dengan alat perekam suara, alat tulis, buku dan penghargaan kepada para tamu dan
catatan dan kamera. Pedoman wawancara juga sebagai tanda rasa kesyukuran kepada
© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 9
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191
Tuhan Yang Maha Esa, semoga yang datang c) Musik Musik adalah nada atau suara
berkunjung di daerah Konawe mendapat yang disusun sedemikian rupa
rahmat dan keselamatan apabila kembali ke sehingga mengandung irama, lagu,
daerahnya. dan keharmonisan. Musik ini erat
Fungsi tari Mondotambe selain untuk hubungannya dengan tari atau
menyambut para prajurit yang baru kembali pertunjukan, karena setiap tarian atau
dari medan perang, tari Mondotambe juga sebuah pertunjukan membutuhkan
sebagai tari penyambutan terhadap tamu- musik sebagai iringan. Seperti halnya
tamu Kerajaan Konawe di Unaaha, pada tari Mondotambe, musik sangat
pembukaan suatu bangunan, pembukaan dibutuhkan sebagai penunjang
suatu kegiatan yang diselenggarakan instansi pertunjukan. Dalam pementasannya.
pemerintah Kabupaten Konawe maupun Adapun alat musik yang digunakan
acara-acara ritual seperti perkawinan. Tari pada tari Mondotambe adalah :
Mondotambe ditarikan oleh gadis-gadis 1) Ndengu-Ndengu : alat yang terbuat
remaja dan dua orang pemuda sebagai dari perunggu dan mempunyai
pendamping. ukuran kecil di antara alat-alat musik
Sekarang ini tari Mondotambe lainnya. Alat pemukul terbuat dari
digunakan untuk menjemput tamu agung atau kayu yang bentuknya pipih dan
pejabat pemerintah pusat yang datang ringan. Cara memainkan alat musik
berkunjung ke daerah Konawe dalam ini adalah dengan cara dipukul secara
berbagai acara seperti peresmian tempat bergantian pada bagian yang
umum, panen raya, pelantikan dll. Tari menonjol di tengah. Untuk tarian
Mondotambe juga kerap ditampilkan pada Mondotambe Ndengu-Ndengu yang
upacara adat perkawinan suku Tolaki untuk digunakan berjumlah 3 buah dan 2
menyambut pihak mempelai laki-laki. Tari pemukul. Alat musik ini dimainkan
Mondotambe ini tidak terikat tempat oleh satu orang laki-laki sebagai
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi pengiring musik dalam tari
yang ada dan penyambutan dapat dilakukan Mondotambe
di lapangan terbuka dan di dalam ruangan 2) O Dimba : alat musik untuk
sebagai pembuka acara. mengiringi tari mondotambe, Odimba
Dalam melaksanakan tari terbuat dari bahan kayu nangka,
Mondotambe, ada beberapa hal yang harus kelapa atau cempedak sedangkan
dipersiapkan oleh penari sebelum melakukan bagian depannya terbuat dari kulit
tarian yang berupa: hewan, yang digunakan adalah kulit
Persiapan Tari tradisional terdiri dari tari kambing, kuit lembu dan kulit sapi
tunggal, tari berpasangan, dan tari yang dimainkan dengan cara dipukul
berkelompok. Salah satu bentuk tari yang pada membrane atau gendangnya,
dilakukan adalah tari berkelompok begitu alat musik ini biasa juga dimainkan
juga dengan tari Mondotambe karena dengan tangan atau biasa juga
melibatkan banyak penari. Dalam digunakan dengan alat pemukul
membawakan tari Mondotambe, gendang.
dibutuhkan kerja sama yang baik. Sebelum melakukan tari mondotambe
Persiapan yang harus dilakukan sebelum perlu mempersiapkan busana yang akan
menari adalah sebagai berikut: digunakan oleh penari untuk menunjang
a) Pemilihan materi tari Menentukan penampilan penari. Busana (pakaian) tari
anggota kelompok tari yang akan merupakan segala sandang dan
tampil, lalu menentukan materi tari. perlengkapan (accessories) yang di kenakan
Materi tari adalah pemilihan jenis penari pada penampilannya. Tata pakaian
tarian daerah yang akan diperagakan terdiri dari beberapa bagian : 1. pakaian
yaitu tari Mondotambe. dasar, sebagai dasar sebelum mengenakan
b) Latihan menari Setelah para penari pakaian pokoknya, misalnya setagen, korset
atau kelompok sudah menentukan dan rok dalam. 2. Pakaian kaki , pakaian
materi tari yang akan diperagakan, yang digunakan pada bagian kaki seperti
dilakukan latihan gerakan dasar. sepatu atau sandal. 3. Pakaian tubuh, pakaian
Gerakan dasar untuk pokok yang dikenakan penari pada bagian
memperkenalkan penari dengan tari tubuh mulai dari dada sampai mata kaki,
daerah yang akan diperagakan. misalnya baju, rok, sarung, rompi, selendang
Dalam tari berkelompok kerja sama dan simbar dada. 4. Pakaian kepala, pakaian
dan kekompakan menjadi nilai yang yang dikenakan pada bagian kepala,
sangat penting. Kekompakan gerak misalnya berbagai macam jenis tata rambut
akan menentukan posisi pola lantai dan riasan bentuk rambut (konde) 5.
yang jelas. Latihan sebaiknya Perlengkapan/ asesoris, adalah perlengkapan
dilakukan tiga kali dalam seminggu. yang melengkapi ke empat pakaian tersebut
Agar latihan berhasil, dibuat jadwal di atas untuk memberikan efek dekoratif, pada
latihan dengan teratur. karakter tari yang dibawakan.
© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 10
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191
© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 11
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191
Babu ndolaki Pinabele Babu ndolaki dengan sisa kain atau perca
pinabele terdiri dari tiga kata babu yang berwarna-warni, babu pinabele juga
artinya baju, ndolaki yang artinya Tolaki, adalah baju prajurit tanpa lengan
pinabele yang artinya dihiasi dengan yang dihiasi dengan kain perca
ornament. Terbuat dari kain berwarna merah berwarna warni yang melambangkan
menyala, dimana warna merah menyala itu kebihinekaan.
melambangkan keberanian, di depan baju 5) Sulepe Tabere terdiri dari dua kata
ada pinabele atau hiasan ornamen berwarna yakni sulepe artinya ikat pinggang,
kuning emas melambangkan kejayaan dan tabere artinya kain berwarna warni
kemakmuran, yang hiasan ornamennya yang menjuntai ke bawah yang
melengkung atau disebut Pineburu Mbaku ujungnya runcing. sulepe tabere
yaitu sejenis tanaman pakis yang belum keluar merupakan ikat pinggang bermotif
daunnya yang bermakna kelembutan hati tabere berwarna-warni yang
seorang manusia, bahwa sekeras apapun hati digunakan penari perempuan, yang
manusia khususnya masyarakat Tolaki apabila mengandung makna “Bhineka
telah disuguhkan dengan adat atau kalo sara Tunggal Ika” artinya “berbeda-beda
pasti hatinya akan luluh jua. tetapi satu”. Dengan Bhineka Tunggal
Adapun makna dari properti Ika maka bangsa Indonesia yang
(perlengkapan tari) menurut hasil wawancara mempunyai berbagai ragam
dengan Bapak Hamka dan Bapak Darma, khasanah budaya termasuk di
S.Sos., M..Si pada tanggal 30 Januari 2019 dalamnya budaya Tolaki yang
dan 5 Februari 2019 adalah sebagai berikut: merupakan satu kesatuan yang bulat,
1) Babu Ndolaki Pinabele terdiri dari tiga utuh di dalam Negara kesatuan
kata babu yang artinya baju, ndolaki Republik Indonesia.
yang artinya Tolaki, pinabele yang 6) Kapinda artinya sandal atau alas kaki
artinya dihiasi dengan ornament. penari yang terbuat dari kulit kayu
Terbuat dari kain berwarna merah dan terdapat beberapa tali pengikat di
menyala, dimana warna merah bagian atas. Pada zaman dahulu suku
menyala itu melambangkan tolaki menggunakan kapinda sebagai
keberanian, di depan baju ada pengalas kaki yang berfungsi untuk
Pinabele atau hiasan ornamen melindungi telapak kaki dari sengatan
berwarna kuning emas panas dan tusukan duri yang bersifat
melambangkan kejayaan dan mencederai kaki, biasanya kapinda
kemakmuran, yang hiasan yang digunakan terbuat dari kulit kayu
ornamennya melengkung atau disebut atau pelepah sagu yang dibuat
Pineburu Mbaku yaitu sejenis tanaman sedemikian rupa yang disesuaikan
pakis yang belum keluar daunnya dengan ukuran kaki pemakainya.
yang bermakna kelembutan hati Bahan yang digunakan untuk
seorang manusia, bahwa sekeras membuat kapinda diambil dari alam
apapun hati manusia khususnya karena masyarakat Tolaki
masyarakat Tolaki apabila telah menggantungkan hidupnya dari alam,
disuguhkan dengan adat atau kalo kulit kayu dimanfaatkan sebagai alat
sara pasti hatinya akan luluh jua. untuk melindungi tubuh dari sinar
2) Sawu Ndolaki Hinoru terdiri dari tiga matahari dan hujan sehingga untuk
kata yakni Sawu yang artinya sarung kelangsungan hidup masyarakat
adat, Ndolaki yang artinya tolaki, Tolaki harus selalu bersinergi dengan
sarung adat tolaki terbuat dari hinoru alam sekitar.
yang artinya ditenun yaitu sarung adat 7) Songgo Pinabele Songgo pinabele
tolaki yang ditenun, warna pada Sawu adalah tutup kepala yang berwarna
Ndolaki Hinoru ini disesuaikan merah menyala yang digunakan
dengan baju adat yang akan penari lelaki yang menggambarkan
digunakan. keberanian dan jiwa satria prajurit di
3) Saluaro Pinabele terdiri dari dua kata medan perang dalam menghadapi
yakni Saluaro yang artinya celana musuh.
pendek, Pinabele yang artinya dihiasi 8) Kinea adalah penangkis atau alat
dengan kain atau parca berwarna perang yang terbuat dari kayu,
warni, saluaro atau celana pendek biasanya kayu jati yang bahannya
cocok digunakan oleh prajurit agar keras yang diambil dari alam yang
leluasa bergerak ketika menghadapi tahan oleh pukulan dan sabetan
musuh, sedangkan kain perca senjata tajam. Suku tolaki pada
berwarna warni melambangkan zaman dahulu menggunakan kinea
kebhinekaan “Bhineka Tunggal Ika” untuk membela diri dari serangan-
artinya “berbeda-beda tetapi tetap serangan musuh karean pada zaman
satu”. dahulu orang berperang
4) Babu Pinabele terdiri dari dua kata menggunakan alat seadanya yaitu
yakni babu atau baju, pinabele dihiasi parang dan tombak. Kinea pada
© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 12
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191
© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 13
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191
© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 14
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191
© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 15