Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No.

1 2019, e-ISSN: 2502-4191

JURNAL
Pembelajaran Seni & Budaya
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JPSB

MAKNA SIMBOLIS GERAKAN TARI MONDOTAMBE STUDI KASUS SANGGAR


ANA SEPU KABUPATEN KONAWE

Astin1, La Aso2, Irianto Ibrahim3

Info Terbitan Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tari mondotambe


dan meganalisis makna simbolis gerakan dan nilai-nilai yang terkandung pada tari
mondotambe pada suku Tolaki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi,
Keyword: wawancara, dan dokumentasi. Analisis data meliputi tiga alur kegiatan yaitu
Simbolis; reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan
Gerakan; bahwa: (1) proses pelaksanaan tari mondotambe terdiri dari persiapan dan
Mondotambe; pelaksanaan. Persiapan sebelum menari adalah pemilihan materi tari, latihan
menari, music, busana, aksesoris, dan tata rias. Sedangkan pelaksanaan tari
mondotambe yaitu dimulailah dengan performance atau penampilan penari. (2)
Makna simbolis gerakan tari mondotambe pada suku Tolaki terdiri dari: (a) makna
kelengkapan peralatan tari mondotambe meliputi makna busana atau kostum,
aksesoris, properti dan tata rias, dan (b) makna simbolis gerakan tari mondotambe
yakni gerakan megili atau berputar empat arah, gerakan mesomba atau
menyembah, gerakan melepa atau duduk di atas tumit ke dua kaki, gerakan
mombehawuako o bunga atau menaburkan bunga dan gerakan meda’a atau jinjit
ke depan. (3) Nilai-nilai yang terkandung pada tari mondotambe terdiri dari nilai
religius, nilai sosial, nilai estetika, dan nilai budaya.

Abstract

This study aims to describe the process of carrying out the mondotambe dance and
analyzing the symbolic meaning of the movements and values contained in the
mondotambe dance in Tolaki ethnic. The method used in this study is a qualitative
research method by data collection techniques through observation, interviews, and
documentation. Data analysis consists of three activities, namely data reduction, data
display and data verification. The results of this study showed that: (1) the process of
carrying out the mondotambe dance consists of preparation and implementation.
Preparation before dancing is the selection of dance material, dance practice, music,
clothing accessories, and cosmetic. While the implementation of mondotambe dance
is started with the performance or appearance of the dancer. (2) The symbolic
meaning of the mondotambe dance movement in Tolaki ethnic consists of: (a) the
meaning of the completeness of the mondotambe dance equipment including the
meaning of clothing or costumes, accessories, property and cosmetic, and (b) the
symbolic meaning of mondotambe dance movement namely megili or four-way
rotating , the movement of the worship, the movement of slipping or sitting on the
heel to two feet, the movement of mombehawuako o bunga or sprinkling flowers and
movements of the meda'a or tiptoeing forward. (3) The values contained in
mondotambe dance consist of religious values, social values, aesthetic values, and
cultural values.

Keywords:, Mondotambe; Symbolic; Movement;

© 2019 Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya

1
Alumni Pascasarjana Pendidikan Seni Universitas Halu Oleo
2
Dosen Universitas Halu Oleo
3
Dosen Universitas Halu Oleo

© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 8
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191

e-ISSN - 2502-4191

PENDAHULUAN terdiri dari 4, 6, 8, atau 12 orang, yang


Tarian nusantara mencerminkan terpenting jumlah penari genap.
kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa Salah satu gerakan dalam tari
dan budaya Indonesia, Lebih dari 700 suku Mondotambe yaitu Megili atau Meputara,
bangsa Di Indonesia. Hal ini terdapat dari gerakan berputar empat penjuru atau empat
akar budaya bangsa Austronesia dan sudut dalam bahasa Tolaki disebut Siwole
Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya mbatohu, siwole mbatohu adalah struktur
dari negara tetangga di Asia bahkan pemerintahan yang dijalankan oleh raja
pengaruh barat yang diserap melalui Tebawo pada akhir abad 16 menuju abad 17.
kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia Tari Mondotambe adalah tari yang
memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di ditampilkan oleh para gadis remaja, yang
Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli telah dipersiapkan oleh panitia dalam rangka
Indonesia. penyambutan seorang raja atau seorang
Tari tradisional adalah representasi pemimpin. Para penarinya tidak saling
dari kearifan lokal setiap daerah. Di dalam bergandengan tangan, tidak melangkah
tarian tradisional terkandung nilai-nilai mundur ke kiri tetapi terus bergerak ke kanan
budaya kerakyatan yang positif, misalnya rasa dan berputar empat arah, busana yang
cinta kepada alam, semangat gotong -royong, dipakainya lebih menampakkan tata rias
pendidikan keimanan, dan sumber yang indah lagi cantik dibandingkan dengan
perekonomian rakyat yang digambarkan yang nampak pada tari lain, juga irama bunyi
secara dinamis melalui perpaduan gerak dan gong yang mengiringinya berbeda.
musik yang khas. Tari mondotambe atau tari
Tari tradisional merupakan bentuk tarian yang penjemputan merupakan tarian khas Suku
sudah lama ada, diwariskan secara turun- Tolaki yang kerap ditampilkan saat ada event
temurun, serta biasanya mengandung nilai berskala besar untuk menjemput tamu besar.
filosofi, simbolis, dan religius. Sebelum Misalnya saat pembukaan pesta panen raya
bersentuhan dengan pengaruh asing, suku yang kerap dihadiri beberapa tamu penting
bangsa di kepulauan Indonesia sudah dari pusat. Tarian ini dilakoni oleh 6 penari
mengembangkan seni tarinya tersendiri. perempuan muda dan 2 penari lelaki sebagai
Banyak ahli antropologi percaya bahwa tarian pengawal. Para penari perempuannya
di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan mengenakan busana motif Tabere atau
upacara keagamaan. hiasan, sarung tenun Tolaki, dan aksesoris
Tarian lain yang didasari oleh alam, seperti kalunggalu atau ikat kepala, dan
tarian jenis purba ini biasanya menampilkan kalung.
gerakan berulang-ulang dan tarian ini juga Dalam tarian berdurasi sekitar 5
bermaksud untuk membangkitkan roh atau sampai 10 menit ini, beberapa penari
jiwa yang tersembunyi dalam diri manusia, tari perempuan membawa Lepa-lepa atau bokor
tradisional di Indonesia mencerminkan dari rotan, sedangkan dua penari lelakinya
kekayaan dan keanekaragaman bangsa memegang senjata tradisional.
Indonesia termasuk Tari Mondotambe di Berdasarkan kondisi di lapangan
Kabupaten Konawe. bahwa pelaksanaan tari mondotambe sudah
Masyarakat dalam kenyataan jarang dilaksanakan, tari mondotambe
kehidupan di daerah memandang tari bukan dilaksanakan apabila ada tamu penting yang
hanya membutuhkan tari sebagai kepuasan datang di Kabupaten Konawe dan saat ini tari
hiburan semata, namun masyarakat juga mondotambe pada masyarakat tolaki sudah
memandang bahwa tari dibutuhkan sebagai banyak yang tidak paham mengenai makna
sarana upacara agama dan ritual adat dan nilai-nilai yang terkandung dalam
daerah. gerakan tari mondotambe, nilai tersebut yakni
Salah satu budaya tari yang perlu kita : (1) Nilai religius, (2) Nilai Sosial, (3) Nilai
jaga dan lestarikan tersebut yakni Tari Estetika, (4) Nilai Budaya.
Mondotambe atau disebut tari penjemputan Apabila hal ini terus berlanjut Tari
merupakan tari untuk menjemput para tamu Mondotambe akan dilupakan dan
yang hadir, atau berkunjung di Kabupaten ditinggalkan oleh masyarakat setempat. Selain
Konawe. itu, kesulitan mencari dan mendapatkan
Tarian ini merupakan bentuk talenta muda yang bisa meneruskan seni tari
penghormatan dan penghargaan kepada khas Kabupaten Konawe, namun dengan
para tamu dan merupakan doa agar para adanya Sanggar Ana Sepu tari mondotambe
tamu yang berkunjung ke daerah sebagai seni tari khas suku Tolaki dapat terus
mendapatkan rahmat dan keselamatan dilestarikan untuk memperkaya seni dan
apabila kembali ke tempat tugasnya. budaya daerah Kabupaten Konawe.
Tarian Mondotambe di bawakan oleh Keberadaan Sanggar Ana Sepu sangat
gadis-gadis remaja sebagai tanda berperan penting untuk melestarikan seni
penerimaan yang tulus, ikhlas dan merasa budaya suku Tolaki khususnya tari
gembira kepada para tamu. Jumlah penari Mondotambe di Kabupaten Konawe.

© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 9
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191

Penelitian ini difokuskan pada proses yang digunakan adalah pedoman wawancara
pelaksanaan, makna dan nilai gerak tari tidak terstruktur secara ketat yang dalam
Mondotambe artian bahwa peneliti dapat menetapkan
sendiri atau mengatur pertanyaan-pertanyaan
METODE PENELITIAN yang akan diajukan kepada informan dengan
Jenis penelitian menggunakan metode pertimbangan situasi yang terjadi saat
kualitatif deskriptif yang di mana wawancara berlangsung.
mendeskripsikan secara tekstual tentang Dalam pengambilan data di lapangan,
masalah yang diteliti. yaitu makna simbolis peneliti menggunakan beberapa teknik
gerak tari Mondotambe. Moleong (2012: 3) berupa, Observasi Melakukan pengamatan
mendeskripsikan bahwa “Penelitian kualitatif makna simbolis gerakan tari Mondotambe di
adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan Sanggar Ana Sepu Kabupatan Konawe, Teknik
prosedur penelitian yang menghasilkan data wawancara Peneliti megadakan tanya jawab
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan kepada informan untuk memperoleh data
dari orang-orang dan perilaku serta keadaan tentang makna simbolis gerak tari
yang dapat diamati”. Mondotambe di Sanggar Ana Sepu Kabupaten
Penelitian ini dimaksudkan untuk Konawe, dan Dokumentasi Peneliti mengambil
mengumpulkan data-data atau informasi dan mencatat atau menyalin data – data
secara objektif di lapangan yang berkaitan dokumentasi serta merekam atau mengambil
dengan makna simbolis gerak tari foto – foto mengenai makna simbolis gerak
Mondotambe dan kemudian ditelaah, tari Mondotambe di Sanggar Ana Sepu
ditafsirkan serta diolah secara deskriptif Kabupaten Konawe Dalam melakukan analisis
kualitatif berdasarkan cara pandang dan data penelitian, Peneliti menggunakan
konsepsi peneliti. Penelitian ini dilakukan di tahapan – tahapan yang dikemukakan oleh
Sanggar Ana Sepu Kabupaten Konawe. Miles dan Huberman yang di mana meliputi
Data yang diperoleh di lapangan tiga alur kegiatan yaitu reduksi data,
akan dijadikan sebagai dasar dalam penyajian data dan penarikan kesimpulan
penelitian ini agar mendapat data yang real atau verifikasi (Miles. Dkk, 1992:16)
yang di mana memiliki kaitannya dengan
permasalahan meliputi (a) data primer atau
data utama diperoleh dari hasil wawancara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dengan para informan serta data pementasan Tarian Mondotambe adalah tarian
seni di Sanggar Ana Sepu dan (b) data yang sangat khas dari suku Tolaki. Tari ini
sekunder atau data pendukung diperoleh dari adalah tari penjemputan yang biasa
bahan dokumentasi di Sanggar Ana Sepu dan digunakan untuk menjemput tamu-tamu
referensi kepustakaan yang relevan dengan istimewa seperti pada zaman dahulu tari ini
judul penelitian. digunakan untuk mengiring raja dan para
Sumber informasi di dalam penelitian prajurit ke medan perang dan menjemput
ini adalah tokoh masyarakat tolaki, sejarah mereka kembali dari peperangan yang
wan, para pengajar di Sanggar Ana Sepu membawa kemenangan. Tari ini juga
Kabupaten Konawe yang di mana telah digunakan untuk menjemput tari raja yang
mengetahui permasalahan dan dapat akan berkunjung ke kerajaan Konawe.
diperoleh informasi yang jelas, akurat dan Tari Mondotambe tidak dapat
tepercaya baik berupa pernyataan- dilepaskan dari tradisi penyuguhan. Sebuah
pernyataan, keterangan atau data-data yang tari penyambutan bagi tamu-tamu agung,
dapat membantu pemecahan masalah dalam sebuah adat istiadat lama yang masih ada
penelitian ini. sampai sekarang yang dipersembahkan demi
Dalam penelitian ini, peneliti menghormati tamu, dapat kita ketahui
menentukan dan memilih informan yang bersama bahwa tari penyambutan dari setiap
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu informan daerah atau tempat mempunyai ciri khasnya
yang mengetahui permasalahan dalam masing-masing.
penelitian ini. Peneliti memilih narasumber Tari mondotambe diciptakan juga
utama dengan melakukan berbagai untuk mengangkat nilai-nilai luhur dari adat
pertimbangan yaitu narasumber yang istiadat suku Tolaki dalam memuliakan dan
bersangkutan memiliki pengalaman pribadi menghormati tamu yang datang berkunjung
yang sesuai dengan permasalahan yang ke kabupaten Konawe sebagaimana dalam
menjadi sumber penelitian, telah dewasa, falsafah hidup orang Tolaki yaitu budaya
sehat jasmani dan rohani, bersifat netral, Merou (paham sopan santun dan tata
tokoh masyarakat serta memiliki pengetahuan pergaulan) yang merupakan sikap dan
yang luas mengenai permasalahan yang perilaku untuk selalu sopan santun, saling
diteliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi hormat menghormati sesama manusia dan
instrumen adalah peneliti yang di mana selalu bersikap terbuka menerima orang lain
peneliti menggunakan beberapa instrumen yang datang berkunjung ke daerah Konawe.
berupa pedoman wawancara yang diperkuat Tari ini juga merupakan bentuk penghormatan
dengan alat perekam suara, alat tulis, buku dan penghargaan kepada para tamu dan
catatan dan kamera. Pedoman wawancara juga sebagai tanda rasa kesyukuran kepada

© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 9
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191

Tuhan Yang Maha Esa, semoga yang datang c) Musik Musik adalah nada atau suara
berkunjung di daerah Konawe mendapat yang disusun sedemikian rupa
rahmat dan keselamatan apabila kembali ke sehingga mengandung irama, lagu,
daerahnya. dan keharmonisan. Musik ini erat
Fungsi tari Mondotambe selain untuk hubungannya dengan tari atau
menyambut para prajurit yang baru kembali pertunjukan, karena setiap tarian atau
dari medan perang, tari Mondotambe juga sebuah pertunjukan membutuhkan
sebagai tari penyambutan terhadap tamu- musik sebagai iringan. Seperti halnya
tamu Kerajaan Konawe di Unaaha, pada tari Mondotambe, musik sangat
pembukaan suatu bangunan, pembukaan dibutuhkan sebagai penunjang
suatu kegiatan yang diselenggarakan instansi pertunjukan. Dalam pementasannya.
pemerintah Kabupaten Konawe maupun Adapun alat musik yang digunakan
acara-acara ritual seperti perkawinan. Tari pada tari Mondotambe adalah :
Mondotambe ditarikan oleh gadis-gadis 1) Ndengu-Ndengu : alat yang terbuat
remaja dan dua orang pemuda sebagai dari perunggu dan mempunyai
pendamping. ukuran kecil di antara alat-alat musik
Sekarang ini tari Mondotambe lainnya. Alat pemukul terbuat dari
digunakan untuk menjemput tamu agung atau kayu yang bentuknya pipih dan
pejabat pemerintah pusat yang datang ringan. Cara memainkan alat musik
berkunjung ke daerah Konawe dalam ini adalah dengan cara dipukul secara
berbagai acara seperti peresmian tempat bergantian pada bagian yang
umum, panen raya, pelantikan dll. Tari menonjol di tengah. Untuk tarian
Mondotambe juga kerap ditampilkan pada Mondotambe Ndengu-Ndengu yang
upacara adat perkawinan suku Tolaki untuk digunakan berjumlah 3 buah dan 2
menyambut pihak mempelai laki-laki. Tari pemukul. Alat musik ini dimainkan
Mondotambe ini tidak terikat tempat oleh satu orang laki-laki sebagai
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi pengiring musik dalam tari
yang ada dan penyambutan dapat dilakukan Mondotambe
di lapangan terbuka dan di dalam ruangan 2) O Dimba : alat musik untuk
sebagai pembuka acara. mengiringi tari mondotambe, Odimba
Dalam melaksanakan tari terbuat dari bahan kayu nangka,
Mondotambe, ada beberapa hal yang harus kelapa atau cempedak sedangkan
dipersiapkan oleh penari sebelum melakukan bagian depannya terbuat dari kulit
tarian yang berupa: hewan, yang digunakan adalah kulit
Persiapan Tari tradisional terdiri dari tari kambing, kuit lembu dan kulit sapi
tunggal, tari berpasangan, dan tari yang dimainkan dengan cara dipukul
berkelompok. Salah satu bentuk tari yang pada membrane atau gendangnya,
dilakukan adalah tari berkelompok begitu alat musik ini biasa juga dimainkan
juga dengan tari Mondotambe karena dengan tangan atau biasa juga
melibatkan banyak penari. Dalam digunakan dengan alat pemukul
membawakan tari Mondotambe, gendang.
dibutuhkan kerja sama yang baik. Sebelum melakukan tari mondotambe
Persiapan yang harus dilakukan sebelum perlu mempersiapkan busana yang akan
menari adalah sebagai berikut: digunakan oleh penari untuk menunjang
a) Pemilihan materi tari Menentukan penampilan penari. Busana (pakaian) tari
anggota kelompok tari yang akan merupakan segala sandang dan
tampil, lalu menentukan materi tari. perlengkapan (accessories) yang di kenakan
Materi tari adalah pemilihan jenis penari pada penampilannya. Tata pakaian
tarian daerah yang akan diperagakan terdiri dari beberapa bagian : 1. pakaian
yaitu tari Mondotambe. dasar, sebagai dasar sebelum mengenakan
b) Latihan menari Setelah para penari pakaian pokoknya, misalnya setagen, korset
atau kelompok sudah menentukan dan rok dalam. 2. Pakaian kaki , pakaian
materi tari yang akan diperagakan, yang digunakan pada bagian kaki seperti
dilakukan latihan gerakan dasar. sepatu atau sandal. 3. Pakaian tubuh, pakaian
Gerakan dasar untuk pokok yang dikenakan penari pada bagian
memperkenalkan penari dengan tari tubuh mulai dari dada sampai mata kaki,
daerah yang akan diperagakan. misalnya baju, rok, sarung, rompi, selendang
Dalam tari berkelompok kerja sama dan simbar dada. 4. Pakaian kepala, pakaian
dan kekompakan menjadi nilai yang yang dikenakan pada bagian kepala,
sangat penting. Kekompakan gerak misalnya berbagai macam jenis tata rambut
akan menentukan posisi pola lantai dan riasan bentuk rambut (konde) 5.
yang jelas. Latihan sebaiknya Perlengkapan/ asesoris, adalah perlengkapan
dilakukan tiga kali dalam seminggu. yang melengkapi ke empat pakaian tersebut
Agar latihan berhasil, dibuat jadwal di atas untuk memberikan efek dekoratif, pada
latihan dengan teratur. karakter tari yang dibawakan.

© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 10
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191

Penari perempuan mengenakan setelah itu secara bersamaan kaki


busana tradisional berwarna merah menyala, ditekuk kedepan dimulai dengan kaki
mengenakan babu pinabele/ornamen, busana kanan kemudian kaki kiri, dilakukan
motif Tabere atau hiasan, sarung tenun Tolaki, secara bergantian sebanyak empat
dan asesoris seperti kalunggalu atau ikat kali sedangkan kedua tangan
kepala, eno-eno atau kalung adat, Bolosu diarahkan ke kanan begitupun
atau gelang adat, Andi-andi atau anting- sebaliknya.
anting adat, songgo pinabele. Tangan kanan penari
Tari Mondotambe sangat diletakkan di atas bahu, sedangkan
menekankan nuansa-nuansa asli tata busana tangan kiri memegang Lepa-lepa,
adat dalam lingkungan kerajaan yang tangan kanan direntangkan lurus ke
menjunjung nilai islami, yaitu tertutup dan depan sejajar dengan bahu,
sopan. Ada beberapa Aksesoris yang kemudian badan memutar ke kanan
diperlukan dalam melaksanakan tarian dan ke kiri sebanyak empat putaran.
Mondotambe seperti: Songgo pinabele, Eno- Selanjutnya posisi kaki kanan ke enam
eno, Andi-andi, Kalenggale ngae, Susu konde. penari melangkah ke depan lalu maju
Kalunggalu. Berikut gambar aksesoris yang sambil tangan kanan menabur bunga
digunakan pada tari mondotambe. Tata rias atau kembang hidup secara
dalam tarian mondotambe pada masyarakat bersamaan Penari masih pada posisi
Tolaki disebut “meopule”. berdiri lalu memutar ke arah kanan
Meopule maksudnya merias dan secara berturut-turut sebanyak empat
menata rambut supaya kelihatan cantik dan arah yaitu depan, kanan, kiri dan
menarik. Sanggul adat atau konde tolaki belakang.
adalah timu tinambe atau sanggul yang Setelah itu posisi penari
terbuat dari rambu. Pada zaman dahulu kembali menghadap ke depan lalu
sanggul atau konde hanya terbuat dari rambut kaki penari secara bersamaan dijinjit,
asli wanita atau penari, tetapi pada masa perlahan-lahan ke enam penari ini
sekarang ini tidak memungkinkan lagi untuk duduk, dengan tangan masih
kita membuat timu tinambe dari rambut asli, memegang Lepa-lepa. Posisi masih
maka dibuatlah hairpiece dari model timu duduk perlahan-lahan Lepa-lepa atau
tinambe untuk memudahkan para juru rias. bokor diletakkan di lantai secara
Selajutnya tata rias wajah penari dilakukan bersamaan, lalu kedua tangan diputar
dengan urutan sebagai berikut : ke depan dengan gerakan tangan
a) Mebada : memakai bedak yang gemulai sambil perlahan-lahan
b) Mesila : Menghitamkan kelopak mata kedua tangan dirapatkan di depan
c) Shadou : Memberikan bayangan mata dada atas sejajar dengan dada,
d) Metipa : Memberikan alis dengan gerakan ini dilakukan secara
pensil bergantian.
e) Mekamea-mea : Memakai lipstik Posisi tangan ke enam penari
f) Melirangga : Memberi warna kuku diayunkan dan diputar ke samping
pada tari tradisional mondotambe kanan dan kiri secara bergantian.
ada properti yang digunakan oleh Masih dalam posisi duduk lalu
penari yang perlu dipersiapkan menjumput bunga atau kembang
sebelum penampilan yang berupa: hidup dari Lepa-lepa atau bokor
1. Kinea : Tameng tradisional yang kemudian menabur bunga sebanyak
berbentuk trapesium segi enam 2. Ta' dua kali ke kanan dan ke kiri setelah
awu : Parang atau pedang tradisional itu mengambil Lepa-lepa atau bokor
yang terbuat dari kayu 3. Polangu : yang diletakkan di lantai kemudian
Sarung atau tempat menyimpan menabur bunga sebanyak dua kali ke
parang 4. Lepa -Lepa : Piring lebar kanan dan ke kiri setelah itu ke enam
yang terbuat dari metal atau besi penari secara bersamaan mengambil
Pada tahap pelaksanaan tari Lepa-lepa atau bokor, perlahan-lahan
mondotambe ini dimulailah dengan berdiri sambil kaki dijinjit maju ke
penampilan penari. depan lalu memutar menghadap ke
Proses ini dimulai dengan belakang dan kemudian secara
posisi enam penari berdiri secara bersamaan ke enam penari saling
berpasang-pasangan membujur ke berhadap-hadapan sambil menabur
depan, posisi tiga orang penari bunga pertanda atau isyarat bahwa
berada di sebelah kiri dan tiga orang tamu dipersilahkan untuk jalan atau
berada di sebelah kanan, selanjutnya memasuki tempat acara.
ke enam penari ini melakukan Makna Kelengkapan Peralatan Tari
gerakan yang sama yakni kedua Mondotambe Adapun makna dari properti
tangan memegang Lepa-lepa atau (perlengkapan tari) menurut hasil wawancara
bokor yang berisikan kembang hidup dengan Bapak Hamka dan Bapak Darma,
atau bunga, kedua tangan sama- S.Sos., M..Si pada tanggal 30 Januari 2019
sama diletakkan sejajar dengan dada, dan 5 Februari 2019 adalah sebagai berikut:

© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 11
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191

Babu ndolaki Pinabele Babu ndolaki dengan sisa kain atau perca
pinabele terdiri dari tiga kata babu yang berwarna-warni, babu pinabele juga
artinya baju, ndolaki yang artinya Tolaki, adalah baju prajurit tanpa lengan
pinabele yang artinya dihiasi dengan yang dihiasi dengan kain perca
ornament. Terbuat dari kain berwarna merah berwarna warni yang melambangkan
menyala, dimana warna merah menyala itu kebihinekaan.
melambangkan keberanian, di depan baju 5) Sulepe Tabere terdiri dari dua kata
ada pinabele atau hiasan ornamen berwarna yakni sulepe artinya ikat pinggang,
kuning emas melambangkan kejayaan dan tabere artinya kain berwarna warni
kemakmuran, yang hiasan ornamennya yang menjuntai ke bawah yang
melengkung atau disebut Pineburu Mbaku ujungnya runcing. sulepe tabere
yaitu sejenis tanaman pakis yang belum keluar merupakan ikat pinggang bermotif
daunnya yang bermakna kelembutan hati tabere berwarna-warni yang
seorang manusia, bahwa sekeras apapun hati digunakan penari perempuan, yang
manusia khususnya masyarakat Tolaki apabila mengandung makna “Bhineka
telah disuguhkan dengan adat atau kalo sara Tunggal Ika” artinya “berbeda-beda
pasti hatinya akan luluh jua. tetapi satu”. Dengan Bhineka Tunggal
Adapun makna dari properti Ika maka bangsa Indonesia yang
(perlengkapan tari) menurut hasil wawancara mempunyai berbagai ragam
dengan Bapak Hamka dan Bapak Darma, khasanah budaya termasuk di
S.Sos., M..Si pada tanggal 30 Januari 2019 dalamnya budaya Tolaki yang
dan 5 Februari 2019 adalah sebagai berikut: merupakan satu kesatuan yang bulat,
1) Babu Ndolaki Pinabele terdiri dari tiga utuh di dalam Negara kesatuan
kata babu yang artinya baju, ndolaki Republik Indonesia.
yang artinya Tolaki, pinabele yang 6) Kapinda artinya sandal atau alas kaki
artinya dihiasi dengan ornament. penari yang terbuat dari kulit kayu
Terbuat dari kain berwarna merah dan terdapat beberapa tali pengikat di
menyala, dimana warna merah bagian atas. Pada zaman dahulu suku
menyala itu melambangkan tolaki menggunakan kapinda sebagai
keberanian, di depan baju ada pengalas kaki yang berfungsi untuk
Pinabele atau hiasan ornamen melindungi telapak kaki dari sengatan
berwarna kuning emas panas dan tusukan duri yang bersifat
melambangkan kejayaan dan mencederai kaki, biasanya kapinda
kemakmuran, yang hiasan yang digunakan terbuat dari kulit kayu
ornamennya melengkung atau disebut atau pelepah sagu yang dibuat
Pineburu Mbaku yaitu sejenis tanaman sedemikian rupa yang disesuaikan
pakis yang belum keluar daunnya dengan ukuran kaki pemakainya.
yang bermakna kelembutan hati Bahan yang digunakan untuk
seorang manusia, bahwa sekeras membuat kapinda diambil dari alam
apapun hati manusia khususnya karena masyarakat Tolaki
masyarakat Tolaki apabila telah menggantungkan hidupnya dari alam,
disuguhkan dengan adat atau kalo kulit kayu dimanfaatkan sebagai alat
sara pasti hatinya akan luluh jua. untuk melindungi tubuh dari sinar
2) Sawu Ndolaki Hinoru terdiri dari tiga matahari dan hujan sehingga untuk
kata yakni Sawu yang artinya sarung kelangsungan hidup masyarakat
adat, Ndolaki yang artinya tolaki, Tolaki harus selalu bersinergi dengan
sarung adat tolaki terbuat dari hinoru alam sekitar.
yang artinya ditenun yaitu sarung adat 7) Songgo Pinabele Songgo pinabele
tolaki yang ditenun, warna pada Sawu adalah tutup kepala yang berwarna
Ndolaki Hinoru ini disesuaikan merah menyala yang digunakan
dengan baju adat yang akan penari lelaki yang menggambarkan
digunakan. keberanian dan jiwa satria prajurit di
3) Saluaro Pinabele terdiri dari dua kata medan perang dalam menghadapi
yakni Saluaro yang artinya celana musuh.
pendek, Pinabele yang artinya dihiasi 8) Kinea adalah penangkis atau alat
dengan kain atau parca berwarna perang yang terbuat dari kayu,
warni, saluaro atau celana pendek biasanya kayu jati yang bahannya
cocok digunakan oleh prajurit agar keras yang diambil dari alam yang
leluasa bergerak ketika menghadapi tahan oleh pukulan dan sabetan
musuh, sedangkan kain perca senjata tajam. Suku tolaki pada
berwarna warni melambangkan zaman dahulu menggunakan kinea
kebhinekaan “Bhineka Tunggal Ika” untuk membela diri dari serangan-
artinya “berbeda-beda tetapi tetap serangan musuh karean pada zaman
satu”. dahulu orang berperang
4) Babu Pinabele terdiri dari dua kata menggunakan alat seadanya yaitu
yakni babu atau baju, pinabele dihiasi parang dan tombak. Kinea pada

© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 12
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191

umumnya lebih banyak dipergunakan acara sekapur sirih dalam ritual


oleh para tamalaki (kesatria) yang mowindahako.
gagah berani dan rela mengorbankan
jiwa raga untuk membela wilayah
kerajaan atau wilayah kekuasaan 12) Eno-Eno adalah kalung adar suku
pada zaman dahulu. Pada tarian tolaki terbuat dari perak bermotif
Mondotambe di ibarat-kan kembang melati yang
ketangguhan prajurit dalam menggambarkan keindahan dan
menghadapi musuhnya dengan wawangi-an yang harum semerbak
menggunakan penangkis sebagai baunya yang digunakan para gadis
upaya melindungi diri. remaja sebagai penari.
9) Ta’awu adalah parang khas suku 13) Andi-Andi adalah anting-anting adat
Tolaki yang terbuat dari besi-besi khas suku Tolaki di telinga yang
pilihan seperti baja yang kemudian panjang terurai terbuat dari perak
ditempa oleh ahlinya atau pandai besi bermotif Pineburu Mbaku atau sejenis
(Mbusopu) dalam bentuk yang tanaman pakis yang masih muda
berbeda baik model maupum ukuran belum memiliki daun yang bentuknya
disesuaikan dengan kebutuhan dalam melengkung. Menggambarkan
melakukan kegiatan sehari-hari demi kelembutan hati seorang wanita.
kelangsungan hidup suku tolaki. 14) Bolosu Bolosu adalah gelang tunggal
Ta’awu yang dipergunakan prajurit yang tidak dihiasi manik-manik.
untuk alat perang adalah ta’awu yang Bolosu adalah sebuah perhiasan
dibuat dengan panjang satu depa. melingkar yang diselipkan atau
Ta’awu juga merupakan senjata yang dikaitkan pada pergelangan tangan.
dipergunakan oleh suku tolaki baik itu Bolosu terbuat dari perak. Pada tarian
dalam mempertahankan diri dan Mondotambe Bolosu yang dipakai
melindungi diri maupun yang bersifat ada dua, satu di tangan kanan dan
simbolis tentang harkat dan derajat satu di tangan kiri. Makna dalam
suku tolaki yaitu “taa ehe tinua-tuay” pemakaian sehari-hari oleh suku
(budaya bangga terhadap martabat tolaki secara umum adalah satu
dan jati diri sebagai orang tolaki. simbol atau lambang kemampuan
.yang panjangnya sekitar satu depa. atau keberadaan dan status sosial
ta’awu merupakan alat perang yang dari pemakainya. Apabila laki-laki
digunakan prajurit untuk melawan menggunakan Bolosu adalah satu
musuh di medan perang. Tetapi pada penonjolan jati diri dari pemakainya
tari mondotambe yang digunakan baik itu status sosialnya, tingkat
terbuat dari kayu dibaratkan parang ekonominya dan keunggulan-
panjang. keunggulan lain yang dimilikinya.
10) Polanggu Ndengu-Ndengu adalah 15) Kalunggalu Kalunggalu adalah ikat
alat pemukul ndengu-ndengu terbuat kepala penari yang terbuat dari kain
dari kayu yang bentuknya pipih dan perca mengkilap berwarna-warni,
ringan berjumlah dua. Maknanya kain mengkilap berwarna-warni ini
Karena ketika menggunakan kayu adalah bagian yang tidak terpisahkan
sebagai alat pemukul gong akan dari keberadaan masyarakat Tolaki
menghasilkan suara dan getaran yang yang cinta persatuan dan kesatuan
indah. dengan menjadikan perbedaan
11) Lepa-Lepa, kata dasar Lepa-lepa sebagai keberagaman budaya.
adalah Lepa yang berarti wadah yang Berikut beberapa makna Simbolis
berasal dari daun agel yang dianyam dalam gerakan-gerakan Tari Mondotambe
untuk meletakan barang. Bentuk dan 1. Megili; Dalam gerakan megili atau
ukuran lepa-lepa berbeda-beda berputar empat penjuru terdapat nilai
disesuaikan dengan fungsinya yakni sosial yang terkandung di dalam
lepa dalam ukuran besar biasanya gerakan ini. Nilai Sosial berhubungan
dipergunakan suku tolaki untuk dengan gerak megili atau Meputara
menampung atau menyimpan barang yaitu berputar empat penjuru atau
hasil pertanian, hasil kerajinan tangan empat sudut yang disebut dalam
dan kebutuhan rumah tangga, lepa- bahasa Tolaki Siwole Mbatohu adalah
lepa berukuran lebih kecil daripada struktur pemerintahan yang dijalankan
lepa yang dapat dibentuk dengan oleh raja tebawo sekitar tahun 1602-
berbagai macam model sesuai 1666.
dengan peruntukannya seperti wadah 2. Mombehawuako O Bunga
beras dan garam, dalam acara ritual Mbehawuako yang berarti menabur
peminangan (moawo niwule) sebagai dan O Bunga yang berarti kembang
tempat pinang dan sirih dipergunakan hidup yang dipetik langsung dari
juga dalam acara adat tolaki yang tanaman bunga. Biasanya kembang
resmi seperti acara menjemput tamu, yang diguakan berwarna merah,

© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 13
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191

bunga atau kembang hidup dalam rahmat dan keselamatan apabila


tarian Mondotambe ini mewakili kembali ke tempat.
perasaan hati yang tidak bisa Nilai Sosial Nilai sosial berhubungan
diungkapkan dengan melalui kata- dengan gerak megili atau Meputara
kata terhadap tamu yang datang yaitu berputar empat penjuru atau
berkunjung ke daerah Konawe, empat sudut yang disebut dalam
bahwa masyarakat Tolaki memiliki bahasa Tolaki Siwole Mbatohu adalah
ketulusan hati dan kelembutan jiwa struktur pemerintahan yang dijalankan
dalam menerima tamu yang datang, oleh raja tebawo sekitar tahun 1602-
begitu pun kembang merah bermakna 1666.
rasa cinta dan rasa hormat terhadap Siwole berupa wadah anyaman yang
tamu terbuat dari daun agel yang
3. Melepa; Menurut hasil wawancara digunakan untuk meletakkan kalo
dengan H. Darma, S.sos., M.Si sara, kalo sara tidak dapat dipisahkan
tanggal 16 Januari 2019, melepa dengan kehidupan sehari-hari suku
adalah duduk di atas tumit ke dua Tolaki sebagai simbol persatuan dan
kaki atau bersimpuh. Melepa dibentuk kesatuan dan simbol hukum.
oleh imbuhan Me- yang berarti
melakukan dan Lepa berarti duduk di PENUTUP
atas tumit kedua kaki atau bersimpuh. Berdasarkan hasil penelitian dan
Melepa pada tarian Mondotambe pembahasan yang penulis lakukan serta fakta
merupakan bentuk rasa hormat dan yang didapat selama penelitian tentang Tarian
penghargaan yang tertinggi kepada Mondotambe suku tolaki di kabupaten konawe
tamu yang datang dan dijemput, dapat disimpulkan bahwa:
bahwa masyarakat Tolaki selalu 1. Tarian Mondotambe adalah tarian
menjunjung tinggi budaya Merou yang sangat khas dari suku Tolaki.
(paham sopan santun dan tata Tari ini adalah tari penjemputan yang
pergaulan) yaitu budaya untuk selalu biasa digunakan untuk menjemput
bersikap sopan santun, ramah, tamu-tamu istimewa atau tamu
menghargai dan menghormati kehormatan. Pada zaman dahulu
sesama manusia. tari ini digunakan untuk mengiring
4. Mesomba; Makna gerakan Mesomba raja dan para prajurit ke medan
adalah untuk memberi penghargaan perang dan menjemput mereka
dan penghormatan kepada tamu kembali dari peperanngan yang
yang datang berkunjung ke daerah membawa kemenangan.
Konawe. 2. Proses pelaksanaan Tari Mondotambe:
5. Meda’a; dalam tari Mondotambe Persiapan yakni pemilihan materi
menggambarkan rasa suka cita, rasa tari, Latihan menari, Musik,
senang, rasa gembira dan Busana, Aksesoris, Properti;
keterbukaan masyarakat Tolaki Pelaksanaan Tari Mondotambe
terhadap pihak luar atau tamu yang 3. Gerak yang memiliki makna pada
datang berkunjung yang memang tari Mondotambe adalah Megili
dianggap sebagai orang yang datang atau Meputara, Mesomba atau
membawa kebaikan di daerah menyembah, Melepa, Menaburkan
Konawe Nilai Yang Terkandung bunga atau Mombehawuako o bunga
dalam Tari Mondotambe dan Meda’a atau Jinjit ke depan
Pada tari mondotambe nilai religius
terdapat pada gerakan tangan penari Berdasarkan hasil penelitian yang
yang dirapatkan di depan dada atau dilakukan, peneliti mengajukan beberapa
sejajar dengan dada yang disebut saran, saran tersebut antara lain sebagai
dengan gerakan mesomba. Makna berikut:
dari gerakan tersebut dalam 1. Agar Tari Mondotambe (Tari
kehidupan sehari-hari sebelum Penyambutan) ini dapat dilestarikan
memulai aktifitas kita hendaknya sehingga tidak punah ditelan zaman
memohon kepada sang pencipta agar diperlukan upaya pengembangan
dimudahkan dengan segala urusan. yang melibatkan berbagai pihak
Gerakan Mesomba juga mengandung seperti pemerintah maupun
nilai keagamaan yang tinggi, selain masyarakat sekitar khususnya
memberi penghargaan dan masyarakat tolaki sendiri.
penghormatan serta memuliakan 2. Kepada generasi muda khususnya
tamu yang datang berkunjung ke generasi muda tolaki diharapkan
daerah Konawe gerakan ini juga dapat mempelajari lebih dalam lagi
sebagai bentuk tanda rasa syukur tari-tarian tradisional Tolaki sesuai
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan norma adat-istiadat guna
semoga para tamu yang berkunjung pelestarian budaya.
ke daerah tersebut mendapatkan

© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 14
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019, e-ISSN: 2502-4191

Referensi - Soedarsono, R.M. 1992. Pengantar


- Alex, Sobur. 2004. Simotika Komunikas. Apresiasi Seni. Jakarta : Balai Pustaka.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Astono, - Sachari. 2002. Peranan Simboldalam
Sigit dkk. 2006. Seni Tari dan Seni Musik 1. Kehidupan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jakarta: yudistira. - Subekti, Ari dan Budiawan. 2009. Seni
- Barmin, ddk. 2012. Seni Budaya dan Tari. Yogyakarta: Citra Aji Parama.
Keterampilan. Solo: PT. Tiga Serangkai - Sunggono,Bambang. 2003. Metodologi
Pustaka Mandiri. Penelitian Hukum, Cet. VI, Jakarta; Raja
- Berger, Arthur Asa. 2015. Pengantar Grafindo Persada.
Simiotika (Tanda-Tanda dalam - Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kebudayaan Kontemporer). Yogyakarta: Pendidikan Pedekatan Kuantitatif
Tiara Wacana. Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
- Benny Kurniawan, 2012, Ilmu Budaya - Tinarbuko,Sumbo.2009.Semiotika,Komunik
Dasar, Tanggerang Selatan: Jelajah Nusa. asi Visual(Edisi Revisi Yogyakarta: Jala
- Budiona, Herusatoto. 2001. Sutra.
Simbiolisme dalam Budaya Jawa. - Tumanggor, Rusmin. 2016. Ilmu
Yogyakarta: Hanindita Graha Widia. Sosial dan Kebudayaan Dasar.
- Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Jakarta: Predana Media Group.
Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa
dan Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta.
- Dharsono dan Sunarni, 2007. Estetika
Seni Rupa Nusantara. Surakarta: ISI Pers
Solo.
- Herimanto, 2011, Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar, Jakarta: Bumi Aksara.
- Ibrahim, Idi Subandi. 2004.
Komunikasi Empatik. Bandung :
Pustaka Bumi.
- Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI. 2016. Seni Budaya
(Studi dan Pengajaran Kls X). Jakarta:
Kemendikbud.
- Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI. 2017. Seni Budaya
(Studi danPengajaran Kls XI). Jakarta:
Kemendikbud.
- Koentjaraningrat, 2000, Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
- Bagus. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
- Malemba, Basrin dkk. 2013. Tolaki:
Sejarah, Identitas, dan
Kebudayaan.Yogyakarta: Lukita.
- Moleong, Lexi J. 2012. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
- Munaf Yami dkk. 2001: Kajian semiotik
dan mitologis terhadap masyarakat
tradisional Kepulauan Mentawai. Jakarta :
Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan
Nasional.
- Nanang Rizali. 2000. Latar Belakang
Budaya. Surakarta: ISI Pers Solo.
- Nasution, Muhammad Syukri Albani.
2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
- Nurhayati. 2012. Pengantar Ringkas Teori
Sastra. Yogyakarta : Media Perkasa.
- Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
- Pradopo, Rachmat Djoko. 2009.
Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik
dan Penerapannya. Jakarta : Pustaka
Pelajar.

© Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol. 4 No. 1 2019 , e-ISSN: 2502-4191 15

Anda mungkin juga menyukai