Jurnal 4
Jurnal 4
Oleh:
ABSTRACT
berlalu lintas dan angkutan jalan dalam dari jumlah total angkutan kota cirebon
rangka mendukung pembangunan yaitu 1.039 hanya 979 unit yang sudah
ekonomi dan pengembangan wilayah, memiliki izin, dan baru 40%
dan dalam pasal 139 ayat (4) yang terrealisasikan angkutan kota yang sudah
menyebutkan, penyedian jasa angkutan berbadan hukum, kendaraan angkutan
umum dilaksanakan oleh badan usaha kota masih banyak yang belum berbadan
milik negara, badan usaha milik daerah hukum dan masih peorangan, salah
dan/atau badan hukum lain sesuai satunya angkutan kota Cirebon trayek
dengan ketentuan peraturan perundang- D7 dari 40 unit angkutan kota yang
undangan selain aturan tersebut terdapat tergabung berbadan hukum diantaranya
Peraturan Pemerintah Republik 4 pengusaha yang tergabung dalam
Indonesia Nomor 74 tahun 2014 tentang Koperasi Warga Angkutan Cirebon
angkutan jalan , pasal 79 ayat (2) yaitu , (KOWATRON) yaitu koperasi yang
Badan Hukum Indonesia berbentuk didirikan oleh Dewan Pengurus Cabang
badan usaha milik negara, badan usaha Organisasi Angkatan Darat Kota Cirebon
milik daerah, perseroan terbatas dan atau Dpc Organda Kota Cirebon.
koperasi. Dasar hukum aturan ini juga Dengan ditetapkannya Undang-Undang
didukung oleh Perda Jabar No 3 tahun 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan
2011 tentang penyelenggaraan Angkutan jalan yang mengamanatkan
perhubungan pasal 163 ayat (3) dalam pemilik angkutan umum harus berbadan
waktu lima tahun sejak peraturan daerah hukum, sejak berlakunya ketentuan ini,
ini di undangkan, usaha perseorangan angkutan umum yang ingin mendaftar
yang menyediakan jasa angkutan ulang izin trayek tidak bisa lagi nama
penumpang umum harus menyesuaikan perseorangan atau pemilik, tetapi harus
menjadi berbadan hukum secara atas nama badan hukum sementara
bertahap, hal ini merupakan bentuk kebijakan tersebut sempat mendapatkan
toleransi pemerintah terhadap jasa penolakan dari pemilik angkutan umum
angkutan agar dapat mempermudah terkait balik nama Surat Tanda Nomor
pelaksanaan kebijakan. Kendaraan (STNK) menjadi atas nama
Implementasi kebijakan tentang badan hukum mereka khawatir aset
kewajiban angkutan umum berbadan mereka hilang.
hukum di Kota Cirebon dilaksanakan Peraturan ini bukan untuk
oleh Dinas Perhubungan Kota Cirebon , memberatkan melainkan memudahkan
merupakan usaha untuk memperoleh telah disusun secara cermat dan rinci
makna dari berbagai data yang telah atau matang Jadi Implementasi dapat
dikumpulkan kemudian dibuat pola, dimaksudkan sebagai suatu aktivitas
model, tema, dan hubungan persamaan yang berkaitan dengan penyelesaian
terhadap hal-hal yang penting. suatu pekerjaan dengan penggunaan
sarana untuk memperoleh hasil. Apabila
1.9 Lokasi Dan Jadwal Penelitian dikaitkan dengan kebijakan publik, maka
1.9.1 Lokasi Penelitian kata implementasi kebijakan publik
Lokasi penelitian dilakukan di dapat diartikan sebagai aktivitas
Dinas Perhubungan Kota Direbon yang penyelesaian atau pelaksanaan kebijakan
berada di Jl. Terusan Pemuda (Komplek publik yang telah ditetapkan/disetujui
Perkantoran) Kota Cirebon, dan dengan penggunaan sarana untuk
observasi langsung ke pengusaha mencapai tujuan kebijakan.
angkutan sekitar juga dilakukan guna Pengertian implementasi
menambah informasi dikarenakan masih dikemukakan oleh Mazmanian dan
banyak angkutan umum belum berbadan Sabatier (dalam Wahab: 2014: 135)
hukum yang data di peroleh tersebut makna implementasi ini dengan
dapat menjadi sebuah kajian untuk mengatakan bahwa:
kepentingan peneltian. memahami apa yang senyatanya
terjadi sesudah suatu program
1.9.2 Jadwal Penelitian dinyatakan berlaku atau
Lamanya penelitian adalah 5 dirumuskan merupakan fokus
(lima) bulan terhitung mulai dari bulan perhatian implementasi
Februari 2018 sampai dengan Juni 2018 kebijakan, yakni kejadian-
dengan perincian sebgai berikut: kejadian dan kegiatan-kegiatan
yang timbul sesudah disahkannya
2. TINJAUAN PUSTAKA pedoman-pedoman kebijakan
2.1 Konsep Implementasi kebijakan publik yang mencakup baik
Implementasi menurut Kamus usaha-saha untuk
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu mengadministrasikannya maupun
pelaksanaan/penerapan. Sedangkan untuk
dalam pengertian umum adalah suatu
tindakan atau pelaksana rencana yang
diketahui sama sekali oleh kelompok sangat ditentukan oleh kejelasan dengan
sasaran, maka kemungkinan akan terjadi mana standar dan tujuan di cantumkan
kurangnya pemahaman dari kelompok dan dikomunikasikan kepada para
sasaran. Implementasi yang efektif pelaksana secara konsisten dan akurat
terjadi apabila para pembuat keputusan dengan media komunikasi yang
sudah mengetahui apa yang akan mereka digunakan untuk menyebarluaskan isi
kerjakan. kebijakan kepada kelompok sasaran atau
Komunikasi diperlukan agar target group.
pembuat keputusan dan para 2. Sumberdaya (Resources)
implementor akan semakin konsisten Variabel kedua yang menentukan
dalam melaksanakan setiap kebijakan keberhasilan implementasi kebijakan
yang akan diterapkan dalam masyarakat. menurut George C. Edward III adalah
Pengetahuan atas apa yang mereka sumberdaya. Walaupun sudah
kerjakan dapat berjalan bila komunikasi dikomunikasikan secara jelas dan
berjalan dengan baik, sehingga setiap konsisten, tetapi apabila implementor
keputusan kebijakan dan peraturan kekurangan sumberdaya untuk
implementasi harus dikomunikasikan melaksanakan, implementasi tidak akan
kepada bagian personalia yang tepat, berjalan efektif. Sumberdaya tersebut
akurat, dan konsisten. dapat brwujud sumberdaya manusia,
Para pembuat kebijakan dalam yakni kompetensi implementor, dan
rangka pencapaian kebijakan harus sumberdaya finansial. Sumberdaya
menyampaikan isi kebijakan kepada adalah faktor penting dalam untuk
implementor dengan baik, sehingga implementasi kebijakan agar efektif.
faktor komunikasi dalam implementasi Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya
kebijakan berpengaruh terhadap tinggal di kertas menjadi dokumen saja.
penerimaan kebijakan oleh kelompok Dalam implementasi kebijakan
sasaran, dan kualitas komunikasi akan dapat berjalan lancar dan optimal jika
mempengaruhi dalam mencapai staf yang memadai serta staf dengan
efektifitas implementasi kebijakan. keahlian dan kemampuan yang
Dengan demikian, penyebaran isi diperlukan dalam mengimplementasikan
kebijakan melalui proses komunikasi kebijakan. Informasi yang relevan dan
yang baik akan mempengaruhi terhadap cukup juga di butuhkan dalam
implementasi kebijakan. Dalam hal ini, mengetahui informasi tentang bagaimana
2.4 Angkutan Umum Berbadan pelaku usaha, disisi lain angkutan umum
dan angkutan jalan pasal 139 ayat 4 yang angkuan umum harus menyesuaikan
berbunyi: Penyediaan Jasa angkutan menajadi badan usaha secara bertahap,
umum dilaksanakan oleh badan usaha sesuai pasal 31 ayat 2. Dalam pasal 163
milik negara, badan usaha milik daerah, ayat 3 peraturan peralihan diberi waktu
dan/atau badan hukum lain sesuai paling lama 5 (lima) tahun secara
ketentuan perundang-undangan. bertahap sejak peraturan daerah
Dijelaskan pada Peraturan Pemerintah diundangkan agar usaha perseorang yang
Republik Indonesia Nomor 74 tahun menyediakan angkutan umum diberi
2014 tentang angkutan jalan Pasal 79 toleransi untuk membentuk badan
yang berbunyi: Perusahann Angkutan hukum atau ikut serta dalam badan usaha
Umum sebagaimana dimaksud dalam yang berbadan hukum, pemilik angkutan
pasal 78 ayat 1 harus berbadan hukum harus mengurus legalitas, untuk yang
indonesia sesuai dengan ketentuan ingin membentuk badan hukum yaitu
peraturan perundang-undangan. Badan dengan cara menghadap notaris lalu
hukum indonesia sebagaimana dimaksdu mendaftarkannya kepeda kementrian
pada ayat (1) berbentuk: Hukum dan HAM.
a. Badan usaha milik Terdapat Peraturan Daerah
negara; Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun
b. Badan usaha milik 2017 yaitu tentang Perubahan Peraturan
daerah; Pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat
c. Perseroan terbatas; atau Nomor 3 tahun 2011 tentang
d. Koperasi Penyelenggaraan Perhubungan ketentuan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa pasal 31 ayat 2 diubah yaitu: Penyedia
Barat No 3 tahun 2011 tentang jasa angkutan umum dilaksanakan oleh
penyelenggaraan Perhubungan Pasal 31 badan hukum indonesia berentuk Badan
ayat 2 yang berbunyi: Penyedian jasa Usaha Milik Negara (BUMN), Badan
angkutan umum dilaksanakan oleh badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perseroan
usaha sesuai peraturan perundang- Terbatas, atau Koperasi. Pasal 163
undangan. Pasal 163 ayat 3 tentang dihapus karena terdapat batas ketentuan
ketentuan peralihan: Dalam waktu paling peralihan yang diundangkan yaitu
lama 5 (lima) tahun sejak Peraturah selama lima tahun yang jatuh pada tahun
Daerah ini diundangkan, usaha 2015 semenjak undang-undang 22 tahun
perseorangan yang menyediakan jasa 2009 tentang lalu lintas dan angkutan