Anda di halaman 1dari 15

Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

I. Penerangan Instalasi Listrik Penerangan Rumah Sederhana


1. Beberapa peraturan dan persyaratan pada instalasi listrik
Instalasi penerangan satu kelompok, jumlah titik cahaya tidak boleh
lebih dari dua puluh (PUIL 2000 pasal 4.4.1.2). Untuk instalasi untuk
penerangan yang memiliki kotak-kontak dengan jumlah titik cahaya
kurang dari 20 sedapat-dapatnya dibagi dalam dua kelompok.
Instalasi rumah tinggal pasangan tetap, hantarannya harus memiliki luas
penampang tembaga sekurang-kurangnya 1,5 mm2. Penampang
hantaran minimum sebesar 1,5 mm2 berlaku hanya jika instalasi
tersebut tanpa kotak-kontak biasa. Jika pada instalasi terdapat
KKB maka luas penampang hantaran minimum 2,5 mm2.
Menurut Peraturan Instalasi Listrik (PIL) 1978 pasal 2 ayat 11, pada
ruangan tertutup dengan luas 9 mm2, harus ada sekurang-kurangnya
satu titik cahaya, dan jika luas ruangan sampai 20 mm 2, harus terdapat
sekurang- kurangnya 2(dua) titik cahaya. Nilai sambungan tap titik
cahaya diperhitungkan 60 Volt Amper (VA) dan untuk stop kontak
200 VA.
Menurut SPLN 3 – 1978 penampang minimum hantaran hubung atau
yang menghubungkan kotak alat pembatas atau pengukur dengan PHB
utama adalah tembaga dengan penampang 4 mm2 tembaga. Khusus
untuk dan ntuk listrik pedesaan, dimungkinkan menggunakan luas
penampang 2,5 mm2Jika instalasi hanya satu kelompok.
Penghantar untuk pentanahan pada PHB utama, luas penampangnya
harus sama dengan luas penampang hantaran hubungnya dan
minimum harus 6 mm2 dari bahan tembaga dan tidak perlu lebih dari
50 mm2.
Sakelar penghubung sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya
alat yang dihubungkan dan tidak boleh kurang dari 5 Amper. Untuk
ukuran pengaman arus pada suatu instalasi harus memiliki nilai arus
setinggi-tingginya satu tingkat lebih rendah dari nilai pengaman arus
milik perusahaan. Peralatan listrik yang memerlukan pengaman arus
nominal lebih dari 16A harus diberi pengaman arus pada kelompok
tersendiri.
Selanjutnya menurut PIL 1978 pasal 2 ayat 4, pada instalasi
penerangan, jumlah kelompok yang diperbolehkan adalah sebanyak-
banyaknya 6 kelompok dan jumlah titik cahaya pada satu kelompok
tidak boleh lebih dari 15 titik.

2. Jenis penghantar yang digunakan sesuai peraturan


Jenis penghantar yang sering digunakan untuk instalasi rumah tinggal
pasangan tetap kabel NYA, NYM dan NYY.

Direktorat Pembinaan SMK 389


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

a. Ketentuan penggunaan NYA antara lain adalah:


1) Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, kabel NYA
harus dilindungi dengan pipa instalasi, kecuali pada ruangan
tertutup atau di luar jangkauan tangan. Misalnya dalam alat listrik,
lemari pembagi dan penghubung, pasangan terbuka pada isolator
di atas plafon;
2) Kabel NYA boleh dipasang di ruang lembab jika dipasang di dalam
pipa PVC atau pipa baja yang tertutup dan berulir;
3) Kabet NYA tidak boleh dipasang di dalam atau pada kayu dan
tidak boleh langsung dipasang di dalam atau di bawah plesteran;
4) Untuk pemasangan NYA pada rol isolator, maka jarak minimum
antara kabel dengan dinding atau bagian bangunan, konstruksi,
rangka dan sebagainya 1 cm;
5) Jarak batas antara kabel satu dengan kabel lainnya, pada
pemasangan di dalam gedung dan pada rol isolator
sekurang-kurangnya harus 3 cm, kecuali jika kabel-kabel tersebut
merupakan cabang paralel dari polaritas atau phasa yang sama
yang tidak dapat diputuskan sendiri-sendiri;
6) Pada setiap rol isolator tidak diperbolehkan dipasang lebih dari
satu kabel, kecuali merupakan cabang paralel dari polaritas atau
phasa yang sama yang tidak dapat diputuskan sendiri-sendiri;
7) Jika kabel dipasang pada rol isolator, jarak titik tumpu kabel tidak
boleh lebih dari 1 meter dan jarak nominalnya 80 cm. Untuk kabel
dengan penampang minimal 4 mm2 atau lebih, maka jarak titik
tumpu dapat diperbesar maksimal menjadi 6 meter;
8) Kabel rumah tidak boleh dipasang dengan dibelitkan pada isolator,
kecuali pada ujung tarik regangan; dan
9) Kabel NYA tidak boleh dipasang pada ruang yang basah, di alam
terbuka atau gudang yang berpotensi terjadinya bahaya
kebakaran atau ledakan.
b. Ketentuan penggunaan kabel NYM
1) Kabel NYM boleh dipasang langsung pada, di dalam atau di
bawah plesteran baik di dalam ruangan kering maupun di dalam
ruangan lembab;
2) Kabel NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian dari
bangunan, konstruksi, kerangka dan lainnya asalkan lapisan
pelindung isolasi tidak menjadi rusak akibat pelaksanaan
pemasangan; dan
3) Kabel NYM tidak boleh dipasang di dalam tanah.

c. Ketentuan penggunaan kabel NYY adalah:


Kabel NYY dapat diperlakukan seperti kabel NYM, tetapi kabel NYY
dapat dipasang dalam tanah dengan perlindungan jika ada
kemungkinan terjadi kerusakan mekanis. Perlindungan terhadap
kerusakan mekanis pada umumnya dianggap cukup jika kabel tanah
itu ditanam.
390 Direktorat Pembinaan SMK
Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Penanaman kabel NYY pada tanah harus memenuhi ketentuan


sebagai berikut:
1) Minimum 0,8 m di bawah permukaan tanah pada jalan yang
dilewati kendaraan,
2) Minimum 0,6 m di bawah permukaan tanah pada jalan yang tidak
dilewati kendaraan, dan
3) Kabel NYY jika diperlakukan seperti kabel tanah, maka kabel
tersebut harus diletakkan di dalam pasir atau tanah lembut, bebas
dari batu-batuan. Tebal lapisan pasir atau tanah halus tidak
kurang dari 5 cm di sekeliling kabel. Untuk menambah
perlindungan di atas urukan pasir dapat dipasang beton, batu atau
bata pelindung.

3. Ketentuan penampang penghantar instalasi


Ketentuan penampang penghantar instalasi antara lain adalah:
1) Kemampuan hantar arus
Dengan bahan sama, maka dengan penampang yang semakin besar
kemampuan hantar arus semakin besar.
2) Kondisi suhu
Kondisi suhu akan mempengaruhi nilai tahanan penghantar dan
akibatnya kemampuan hantar arus berubah. Selain itu kondisi suhu
di sekitar penghantar akan berpengaruh pada usia penghantar.
3) Rugi tegangan
Dengan penghantar yang memiliki nilai tahanan semakin besar maka
rugi tegangan akan semakin besar. Rugi tegangan yang
diperbolehkan antara PHB utama dan setiap titik beban tidak boleh
lebih dari 5% tegangan PHB utama, bila sernua hantaran dilalui arus
beban penuh.
4) Sifat lingkungan
Sifat lingkungan akan berpengaruh pada karakteristik penghantar
5) Kekuatan mekanis
Pada pekerjaan yang memerlukan tekanan mekanis yang besar
terhadap penghantar maka kekuatan mekanis penghantar akan
berkurang sehingga harus diperhatikan jenis penghantar yang
digunakan.
6) Kemungkinan perluasan atau penambahan daya
Dengan memperhatikan faktor penambahan daya akibat peningkatan
kebutuhan listrik maka perlu dalam menentukan penampang
hantaran.

Direktorat Pembinaan SMK 391


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

4. Perlengkapan instalasi Listrik


1) Pengaman (sekring)
Pengaman atau sekring digunakan untuk mengamankan kabel
instalasi dari gangguan. Besarnya pengaman yang digunakan untuk
penampang penghantar (q) = 1,5 mm2 adalah 16A. Jika beban pada
kelompok hanya sebesar 9 Ampere maka dapat digunakan
pengaman 10 A, kecuali jika pengaman tersebut putus dapat diganti
tetapi maksimal 16 A.
Untuk jenis sekring yang digunakan dapat menggunakan sekring
patron atau otomatis. Konstruksi sekring patron ditunjukkan pada
Gambar 9.22 di bawah ini.

Gambar 9.22
Konstruksi Sekring Patron

Bagian-bagian dari rumah sekring ditunjukkan pada Gambar 9.23


di bawah ini. Bagian dari rumah sekring terdiri dari tempat sekring,
sekrup, terminal, isolasi, kotak sekring dan tempat sekring serta tutup
sekring.

Gambar 9.23
Bagian-Bagian Rumah Sekring
392 Direktorat Pembinaan SMK
Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Bagian-bagian dari konstruksi sekring patron dan fungsinya terdiri


adalah sebagai berikut:
a) Piringan isarat, berfungsi yang berfungsi untuk kontak antara
sekring dengan kontak pada rumah sekring;
b) Pasir kwarsa sebagai peredam bunga api;
c) Kawat isyarat, berfungsi menghubungkan antara piringan isyarat
dengan kawat lebur;
d) Kawat lebur, berfungsi jika raus melebihi kapasitas atau
kemampuan dari kawat lebur dan akan putus;
e) Porselin, berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian sekring
patron; dan
f) Ujung patron, berfungsi sebagai kontak antara sekring dengan
kontak pada rumah sekring.
Bagian-bagian sekring otomat dan fungsinya adalah sebagai berikut:
a) Tombol tekan penutup, berfungsi untuk memfungsikan sekring dan
menghubungkan kembali jika sekring terjadi pemutusan dan jika
terjadi gangguan maka posisi tombol tekan penutup ini akan keluar
atau menonjol keluar;
b) Tombol tekan, berfungsi untuk memutus sekring atau
mengeluarkan tombol tekan penutup dengan cara tombol tekan
ditekan masuk. Dengan menombol pada tombol ini maka sekring
akan putus dengan demkian tombol tekan penutup posisinya
keluar atau menonjol keluar;
Konstruksi sekring patron ditunjukkan pada Gambar 9.24
di bawah ini.

Gambar 9.24
Konstruksi Sekering Patron

c) Tuas lutut, berfungsi untuk mengatur gerakan tombol tekan


penutup jika terjadi gangguan;

Direktorat Pembinaan SMK 393


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

d) Sakelar termis, jika terjadi arus lebih maka terjadi pemuaian dan
sakelar mendorong bagian tuas lutut mendorong bagian tombol
tekan penutup dan sekring bekerja memutus rangkaian listrik
ditandai dengan menonjol atau keluarnya kontak tekan penutup
keluar;
e) Kotak kontak, berfungsi untk menyabung dan memutus rangkaian,
kontak ini digerakkan oleh tuas lutut; dan
f) Pemutus elektromagnit, jika arus melebihi kemampuan secara
thermis maka terjadi magnit dan panas dan sakelar ini bekerja
sehingga terjadi pemutusan tenaga listrik atau arus listrik.
Sedangkan konstruksi sekring otomatis ditunjukkan pada
Gambar 9.25.

Gambar 9.25
Bagian-Bagian Sekring Otomatis

2) Stop kontak
Stop kontak berfungsi untuk penyedia sumber listrik yang sumber
utamanya berasal dari sumber listri PLN atau sumber lainnya. Jenis
stop kontak bermacam-macam, ada stop kontak dengan konstruksi
terbuka dan tertutup. Pemasangannya juga dapat ditanam pada
tembok dan ditempelkan pada dinding atau kayu.

a. Simbol stop kontak b. Gambar pelaksanaan

Gambar 9.26
Simbol dan Gambar Pelaksanaan Stop Kontak
394 Direktorat Pembinaan SMK
Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Simbol stop kontak ditunjukkan dapa Gambar 9.26a dan pemasangan


sekring untuk kabel phasa diletakkan di sebelah kanan seperti
ditunjukkan Gambar 9.26b.

a. Stop kontak dan sakelar b. Contoh penggunaan


dipasang pada dinding bambu stop kontak

Gambar 9.27
Pemasangan dan Contoh Penggunaan Stop Kontak

3) Kontak tusuk
Kontak tusuk berfungsi untuk menghubungkan sumber listrik dari
stop kontak ke beban listrik.
Stop kontak untuk saluran 3 kabel sistem Indonesia terdiri dari kabel
masa berwarna hijau, kabel netral atau nol berwarna hitam dan kabel
aktif atau phasa berwarna merah seperti ditunjukkan pada Gambar
9.28a. Sedangkan untuk sistem internasional, kabel masa atau
ground berwarna kuning, kabel netral berwarna coklat seperti
ditunjukkan Gambar 9.28b.

kabel masa kabel masa/


(hijau) ground (kuning) kabel aktif
kabel netral kabel aktif (coklat)
(hitam) kabel netral
(merah) (biru)
Saluran Inti 3 Kabel Sistem b. Saluran Inti 3 Kabel Sistem
Indonesia
Direktorat Pembinaan SMK Internasional 395
Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Gambar 9.28
Stop Kontak Sistem Indonesia dan Internasional

Bentuk lain dari tusuk kontak yang sering digunakan ditunjukkan


pada Gambar 9.29. Ada tusuk kontak yang kabel ground juga
menusuk pada stop kontak dan kontak tusuk yang hanya bagian
phasa dan netral atau nol yang menusuk stop kontak seperti
ditunjukkan pada Gambar 9.29a dan ada tusuk kontak dua jalan
keluar dengan hubungan tanah (Gambar 9.29b).

Gambar 9.29
Bentuk Tusuk Kontak

Contoh pemasangan kotak kontak pada stop kontak ditunjukkan pada


Gambar 9.30.

Gambar 9.30
Contoh Pemasangan Kotak Kontak Pada Stop Kontak

4) Fiting lampu

396 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Kapasitas arus pada fiting lampu minimal 6 Amper. Jenis dan


kegunaan fiting lampu antara lain adalah: (1) fiting plafon, digunakan
pada pemasangan lampu yang menempel ada plafon; (2) fiting
gantung, digunakan untuk memasang lampu yang digantung dengan
ketinggian tertentu; (3) fiting menyudut, fiting yang dipakai untuk
memasang lampu yang membentuk sudut atau kemiringan tertentu.
Contoh konstruksi fiting lampu, bentuk fiting lampu, pemasangan
fiting gantung dengan lampu dan contoh penggunaan kabel snur
ditunjukkan Gambar 9.31.

terminal

dudukan
lampu

b. Contoh Fiting lampu

a. Fiting gantung dan


dudukan lampu

Ikatan tali
penggantung

kabel lampu
gantung

Direktorat Pembinaan SMK 397


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

c. Cara penggunaan d. Pemasangan lampu


kabel snur digantung

Gambar 9.31
Contoh Fiting dan Penggunaannya

5) Pipa instalasi
Pipa instalasi yang banyak digunakan adalah pipa besi dan pipa
PVC (Poly Vinyl Clorida) dan bentuknya bulat lurus dan spiral
(khusus untuk PVC).

6) Kelengkapan pipa instalasi


Kelengkapan pipa instalasi antara lain terdiri dari:
a) Knie, sambungan dengan belokan kecil dengan sudut 90 o,
b) Boch, sambungan dengan belokan besar dengan sudut 90 o,
c) Sok, sambungan lurus,
d) Kotak sambung, dengan bentuk 2 jalur, 3 jalur, dan 4 jalur,
e) Klem, dan
f) Tule, cincin penutup ujung pipa.

Gambar 9.32a menunjukkan pemakaian pelindung sambungan kabel


dan Gambar 9.32b menunjukkan sambungan kabel yang terlindungi.

Gambar 9.32
Pemakaian Pelindung Sambungan Kabel

398 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

7) Lampu
Lampu yang digunakan untuk instalasi penerangan bentuk dan
jenisnya bermacam-macam, termasuk merek produksi. Konstruksi
dan jenis lampu bermacam-macam. Gambar 9.33 menunjukkan
konstruksi dari lampu pijar dan jenis lampu lainnya.

filamen bola kaca

penyangga gas

kawat Batang
kaca

kontak kaki

lampu sorot

Gambar 9.33
Contoh Bentuk Lampu Pijar

8) Sekrup
Pemasangan semua perlengkapan listrik yang menempel pada kayu
memakai skrup. Ukuran skrup yang bayak dipakai pada instalasi
listrik adalah 1” untuk sakelar, ½” untuk klem KKB, dan untuk fiting
lampu ¾”.

Direktorat Pembinaan SMK 399


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

9) Kabel
Kabel yang digunakan pada instalasi banyak jenisnya, contoh
macam-macam kabel yang banyak digunakan untuk keperluan
instalasi rumah tinggal seperti ditunjukkan pada Gambar 9.34.
Untuk jenis kabel 3 phasa, baik yang meggunakan pelindung
maupun tanpa pelindung ditunjukkan pada Gambar 9.35 di bawah ini.
Kabel dengan penahan dan pelindung PVC banyak digunakan untuk
sistem dengan tegangan tinggi.

Gambar 9.34
Jenis Kabel Di Atas Banyak Digunakan
Untuk Instalasi Rumah Tinggal

400 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Gambar 9.35
Untuk Jenis Kabel 3 Phasa Tanpa dan

Direktorat Pembinaan SMK 401


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Menggunakan Pelindung

Pada Gambar 9.36 ditunjukkan beberapa kabel 3 phasa yang banyak


digunakan untuk kabel bawah tanah.

402 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Gambar 9.36
Macam-Macam Kabel Tanah

Direktorat Pembinaan SMK 403

Anda mungkin juga menyukai