Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

14.KINERJA PORTOFOLIO

• Kerangka evaluasi kinerja portfolio


• Ukuran tingkat return portofolio
• Indeks Sharpe
• Indeks Treynor
• Indeks Jensen

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

14
Ekonomi dan Bisnis S-1 MANAJEMEN P311750002 Hirdinis M, SE, MM.

Abstract Kompetensi
Ruang lingkup manajemen investasi. Mampu menjelaskan Overview manajemen
. investasi, pengertian manajemen investasi
dan ruanglingkup manajemen investasi.
Kerangka Evaluasi Kinerja
Portofolio
Banyak investor secara keliru mendasarkan keberhasilan portofolio pada pengembalian
saja. Beberapa investor mempertimbangkan risiko yang terlibat dalam mencapai
pengembalian tersebut. Sejak 1960-an, investor telah mengetahui bagaimana mengukur
risiko dengan variabilitas pengembalian, tetapi tidak ada satu ukuranpun yang benar-benar
melihat risiko dan laba secara bersamaan. Terdapat tiga set alat pengukuran kinerja untuk
evaluasi portofolio. Rasio Sharpe, Treynor, dan Jensen menggabungkan risiko dan kinerja
hasil menjadi satu nilai, tetapi masing-masing sedikit berbeda. Mana yang terbaik? Mungkin,
kombinasi ketiganya.

Evaluasi kinerja portofolio akan terkait dengan dua isu utama, yaitu:

1. Mengevaluasi apakah return portofolio yang telah dibentuk mampu memberikan return
yang melebihi return portofolio lainnya yang dijadikan patok duga (benchmark).
2. Mengevaluasi apakah return yang diperoleh sudah sesuai dengan tingkat risiko yang
harus ditanggung.

Dalam mengevaluasi kinerja portofolio ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Tingkat risiko. Seperti telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya tentang adanya
Trade-off antara risiko dan return, di mana semakin tinggi tingkat risiko maka semakin
tinggi pula tingkat return yang diharapkan.
2. Periode waktu. Seperti halnya tingkat risiko, faktor waktu juga akan mempengaruhi
tingkat return portofolio. Oleh karena itu, pada saat mengevaluasi kinerja suatu
portofolio kita juga perlu memperhatikan faktor periode waktu yang digunakan.
3. Penggunaan patok duga (bechmark) yang sesuai. Dalam melakukan evaluasi kinerja
suatu portofolio, kita perlu membandingkan return portofolio tersebut dengan return
yang bisa dihasilkan oleh alternatif portofolio lain yang sebanding.
4. Tujuan investasi. Evaluasi kinerja suatu portofolio juga perlu memperhatikan tujuan
yang ditetapkan oleh investor atau manajer investasi. Tujuan investasi yang berbeda
akan mempengaruhi kinerja portofolio yang dikelolanya, Misalnya, jika tujuan investasi
seorang investor adalah pertumbuhan jangka panjang, maka kinerja portofolio yang
dibentuknya akan relatif lebih kecil dari kinerja portofolio yang dibentuk dengan tujuan
mendapatkan keuntungan jangka pendek.

Karena investasi dalam saham tersebut umumnya dilakukan dalam bentuk portofolio, maka
diperukan evaluasi terhadap kinerja portofolio yang telah diberntuk sebelumnya. Menurut

‘2 Manajemen Investasi
0 2 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tandelilin (2010) Penilaian kinerja portofolio adalah untuk mengetahui dan menganalisis
apakah portofolio yang dibentuknya telah dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya
tujuan investasi dari tingkat pengembalian dan risikonya. Dengan kata lain apakah return
portofolio yang telah dibentuk, sudah mampu mengkompensasi tingkat risiko yang harus
ditanggung investor. Metode-metode yang digunakakn untu menilai kinerja portofolio
umumnya adalah indeks Sharpe, indeks Treynor dan indeks Jansen.

‘2 Manajemen Investasi
0 3 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ukuran Tingkat Return Portofolio
Return portofolio mengacu pada keuntungan atau kerugian diwujudkan dengan portofolio
investasi yang mengandung beberapa jenis investasi. Portofolio bertujuan untuk
memberikan pengembalian berdasarkan tujuan strategi investasi yang dinyatakan, serta
toleransi risiko jenis investor yang ditargetkan oleh portofolio.

Bagaimana Investor Mempengaruhi Pengembalian Portofolio

Usia di mana investor bermaksud menarik uang dari portofolio tetap menjadi faktor penting
dalam memilih tujuan investasi yang sesuai. Misalnya, seorang investor yang hanya
beberapa tahun dari masa pensiun ingin melindungi pendapatan portofolionya dan
kemungkinan besar akan berinvestasi dalam campuran uang tunai, pasar uang, dan obligasi
jangka pendek. Sebaliknya, investor muda biasanya mengambil risiko yang relatif lebih
tinggi, berinvestasi dalam campuran saham, obligasi dengan imbal hasil tinggi, dan mungkin
kontrak berjangka yang dikelola, masing-masing berpotensi melebihi tingkat inflasi dari
waktu ke waktu.

Sebagai catatan, munculnya era internet memberi investor akses yang hampir real-time ke
hasil pasar, serta data kinerja relatif yang mudah diakses. Saat berinvestasi di reksa dana,
investor dapat menarik grafik dan pengembalian dana versus indeks patokan, serta rata-rata
peer group, biasanya sepuluh tahun atau lebih, serta alokasi aset teratas dari dana tertentu.

Bagaimana cara mengukur tingkat return portofolio?


Metode sederhana yang biasanya dipakai dengan menghitung semua aliran kas yang
diterima (dividen + capital gain), dan selanjutnya dibagi dengan dengan nilai pasar portofolio
pada awal periode. Walaupun metode tersebut sederhana, tetapi mengandung kelemahan
karena hanya sesuai untuk portofolio yang ‘statis’. Bagaimana cara mengatasi kelemahan
metode pengukuran sederhana tersebut? Metode alternatif yang bisa mengakomodasi
adanya aliran kas keluar maupun masuk dari investor, antara lain: TWR (time-weighted rate
of return dan dollar-weighted rate of return) DWR (dollar-weighted rate of return).

Besarnya TWR ini tidak dipengaruhi oleh penambahan atau penarikan dana yang dilakukan
oleh investor selama periode perhitungan return portofolio. DWR (dollar-weighted rate of
return) Merupakan return yang benar-benar diterima oleh investor ditentukan oleh besarnya
arus kas masuk dan keluar dalam investasi portofolio akibat tambahan atau penarikan dana

‘2 Manajemen Investasi
0 4 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang dilakukan investor selama periode perhitungan return portofolio tersebut. TWR bisa
dihitung dengan rumus:
TWR=(1,0+ S 1)+(1,0+ S 2)…(1,0+ S n) – 1,0
Dalam persamaan di atas, S melambangkan tingkat return yang diperoleh pada subperiode
perhitungan.

Sedangkan DWR bisa dihitung dengan mencari tingkat suku bunga yang bisa menyamakan
nilai awal portofolio dengan semua aliran kas yang terjadi ditambah nilai akhir portofolio.
Rumus untuk menghitungnya
n
D
Nilai awal portofolio=∑ ¿ ¿1 ¿
t =1

Kedua metode tersebut sama-sama bisa digunakan untuk menghitung return portofolio dan
sama-sama merupakan metode perhitungan yang valid.
Perbedaan TWR dan DWR:

DWR lebih sesuai digunakan oleh para investor, karena metode ini akan bisa menjawab
pertanyaan berapa besarkah return yang akan diterima investor?

TWR, lebih cocok untuk digunakan oleh manajer investasi, karena bisa menjawab
pertanyaan berapa besarkan return yang ditawarkan portofolio?

Contoh soal:
Suatu portofolio yang diamati selama 5 tahun terdiri dari 3 subperiode aliran kas yang masing-
masing memberikan return berturut-turut sebesar 5%; 8%; dan 10%. Dari data tersebut
tentukanlah ruturn portofolio berdasarkan TWR!
Jawab:
Return portofolio berdasarkan metode TWR, adalah sebagai berikut:
TWR = (1,0 + 0,05) (1,0 + 0,08) (1,0 + 0,1) -1,0
= (1,05) (1,08) (1,1) -1,0
= 0,247 atau 24,7%.
Return portofolio berdasarkan metode TWR adalah 24,7%

Risk-Adjusted Performance
Dalam menilai kinerja portofolio, kita tidak bisa hanya melihat return portofolio, tetapi juga
perlu melihat faktor lain, yaitu tingkat risikonya (risk-adjusted performance). Bagaimana cara
melakukan hal tersebut? Ukuran risk-adjusted performance yang bisa dipakai adalah:
1. Indeks Sharpe
2. Indeks Treynor

‘2 Manajemen Investasi
0 5 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Indeks Jensen

Indeks Sharpe
Rasio Sharpe hampir identik dengan ukuran Treynor, kecuali bahwa ukuran risiko adalah
deviasi standar portofolio alih-alih hanya mempertimbangkan risiko sistematis yang diwakili
2
oleh beta. Dibuat oleh Bill Sharpe, ukuran ini mengikuti karyanya pada model penetapan
harga aset modal (CAPM) dan, dengan tambahan, menggunakan risiko total untuk
membandingkan portofolio dengan garis pasar modal.3

Rasio Sharpe didefinisikan sebagai:

PR−RFR
Sharpe ratio=
SD
Dimana:
PR = portfolio return
RFR = risk-free rate
SD = standard deviation

Dengan menggunakan contoh Treynor dari atas, dan dengan asumsi bahwa S&P 500
memiliki standar deviasi 18% selama periode 10 tahun, kita dapat menentukan rasio Sharpe
untuk manajer portofolio berikut:

Sekali lagi, kami menemukan bahwa portofolio terbaik belum tentu merupakan portofolio
dengan pengembalian tertinggi. Sebaliknya, portofolio yang unggul memiliki pengembalian
yang disesuaikan dengan risiko atau, dalam hal ini, dana yang dikepalai oleh manajer X.

‘2 Manajemen Investasi
0 6 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berbeda dengan ukuran Treynor, rasio Sharpe mengevaluasi manajer portofolio
berdasarkan tingkat pengembalian dan diversifikasi (ini mempertimbangkan risiko portofolio
total yang diukur dengan deviasi standar dalam penyebutnya). Oleh karena itu, rasio Sharpe
lebih sesuai untuk portofolio yang terdiversifikasi dengan baik karena lebih akurat
memperhitungkan risiko.

‘2 Manajemen Investasi
0 7 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Indeks Treynor
Jack L. Treynor adalah orang pertama yang memberi investor ukuran komposit kinerja
portofolio yang juga mencakup risiko. Tujuan Treynor adalah menemukan ukuran kinerja
yang dapat diterapkan pada semua investor terlepas dari preferensi risiko pribadi mereka.
Treynor menyatakan bahwa sebenarnya ada dua komponen risiko: risiko yang dihasilkan
oleh fluktuasi di pasar saham dan risiko yang timbul dari fluktuasi sekuritas individu.1

Treynor memperkenalkan konsep garis pasar keamanan, yang mendefinisikan hubungan


antara pengembalian portofolio dan tingkat pengembalian pasar dimana kemiringan garis
mengukur volatilitas relatif antara portofolio dan pasar (seperti yang diwakili oleh beta).
Koefisien beta adalah ukuran volatilitas portofolio saham ke pasar itu sendiri. Semakin besar
kemiringan garis, semakin baik tradeoff pengembalian risiko.

Ukuran Treynor, juga dikenal sebagai rasio reward-to-volatility, didefinisikan sebagai:

PR−RFR
Treynor Measure=
β
Dimana:
PR = portfolio return
RFR = risk-free rate
β = beta

Pembilangnya mengidentifikasi premi risiko, dan penyebutnya sesuai dengan risiko


portofolio. Nilai yang dihasilkan mewakili pengembalian portofolio per unit risiko.

Sebagai ilustrasi, diasumsikan pengembalian tahunan 10-tahun untuk S&P 500 (portofolio
pasar) adalah 10% sedangkan pengembalian tahunan rata-rata pada surat utang negara
(proksi yang baik untuk tingkat bebas risiko) adalah 5%. Kemudian, asumsikan evaluasi tiga
manajer portofolio berbeda dengan hasil 10 tahun berikut:
Managers Average Annual Return Beta
Manager A 10% 0.90
Manager B 14% 1.03
Manager C 15% 1.20

Nilai Treynor untuk masing-masing adalah sebagai berikut:


  Calculation Treynor Value
T(market) (0.10-0.05)/1  0.05
T(manager A) (0.10-0.05)/0.90  0.056
T(manager B) (0.14-0.05)/1.03  0.087
T(manager C) (0.15-0.05)/1.20 0.083

‘2 Manajemen Investasi
0 8 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Semakin tinggi ukuran Treynor, semakin baik portofolionya. Jika manajer portofolio (atau
portofolio) dievaluasi hanya berdasarkan kinerja, manajer C tampaknya telah memberikan
hasil terbaik. Namun, ketika mempertimbangkan risiko yang diambil setiap manajer untuk
mendapatkan keuntungannya masing-masing, Manajer B menunjukkan hasil yang lebih
baik. Dalam kasus ini, ketiga manajer tersebut berkinerja lebih baik daripada pasar agregat.

Karena pengukuran ini hanya menggunakan risiko sistematis, maka diasumsikan bahwa
investor telah memiliki portofolio yang terdiversifikasi secara memadai dan, oleh karena itu,
risiko tidak sistematis (juga dikenal sebagai risiko yang dapat didiversifikasi) tidak
dipertimbangkan. Hasilnya, ukuran kinerja ini paling cocok untuk investor yang memiliki
portofolio yang terdiversifikasi.

‘2 Manajemen Investasi
0 9 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Indeks Jensen
Mirip dengan pengukuran kinerja sebelumnya yang dibahas, pengukuran Jensen dihitung
menggunakan CAPM. Dinamai menurut penciptanya, Michael C. Jensen, ukuran Jensen
menghitung pengembalian berlebih yang dihasilkan portofolio melebihi hasil yang
diharapkan. Ukuran pengembalian ini juga dikenal sebagai alpha. 4 Rasio Jensen mengukur
seberapa besar tingkat pengembalian portofolio dikaitkan dengan kemampuan manajer
untuk memberikan pengembalian di atas rata-rata, disesuaikan dengan risiko pasar.
Semakin tinggi rasionya, semakin baik pengembalian risiko yang disesuaikan. Portofolio
dengan pengembalian berlebih positif secara konsisten akan memiliki alfa positif sementara
portofolio dengan pengembalian berlebih negatif secara konsisten akan memiliki alfa negatif.

Rumusnya dipecah sebagai berikut:


Jenson ’ s alpha=PR−CAPM
Dimana:
PR = portfolio return
CAPM = risk-free rate + β (return of market risk-free rate of return)

Jika diasumsikan tingkat bebas risiko 5% dan pengembalian pasar 10%, berapa alpha untuk
reksa dana berikut?
Manager Average Annual Return Beta
Manager D 11% 0.90
Manager E 15% 1.10
Manager F 15% 1.20
Pengembalian yang diharapkan dari portofolio:
ER(D) 0.05 + 0.90 (0.10-0.05)  0.0950 or 9.5% return
ER(E) 0.05 + 1.10 (0.10-0.05)  0.1050 or 10.5% return
ER(F) 0.05 + 1.20 (0.10-0.05)  0.1100 or 11% return

Penghitungan alpha portofolio dengan mengurangi pengembalian yang diharapkan dari


portofolio dari pengembalian aktual:
Alpha D 11%- 9.5%  1.5%
Alpha E 15%- 10.5%  4.5%
Alpha F 15%- 11%  4.0%

Manajer mana yang terbaik? Manajer E melakukan yang terbaik karena meskipun manajer F
memiliki pengembalian tahunan yang sama, diharapkan manajer E akan menghasilkan
pengembalian yang lebih rendah karena beta portofolio secara signifikan lebih rendah
daripada portofolio F.

‘2 Manajemen Investasi
0 10 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Baik tingkat pengembalian dan risiko sekuritas (atau portofolio) akan bervariasi menurut
periode waktu. Ukuran Jensen membutuhkan penggunaan tingkat pengembalian bebas
risiko yang berbeda untuk setiap interval waktu. Untuk mengevaluasi kinerja fund manager
untuk periode lima tahun menggunakan interval tahunan akan membutuhkan juga
pemeriksaan pengembalian tahunan dana dikurangi pengembalian bebas risiko untuk setiap
tahun dan menghubungkannya dengan pengembalian tahunan pada portofolio pasar
dikurangi risiko yang sama- tarif gratis.

Sebaliknya, rasio Treynor dan Sharpe memeriksa pengembalian rata-rata untuk total
periode yang dipertimbangkan untuk semua variabel dalam rumus (portofolio, pasar, dan
aset bebas risiko). Mirip dengan ukuran Treynor, bagaimanapun, alfa Jensen menghitung
premi risiko dalam hal beta (risiko sistematis, tidak dapat didiversifikasi) dan, oleh karena itu,
mengasumsikan portofolio sudah cukup terdiversifikasi. Hasilnya, rasio ini paling baik
diterapkan pada investasi seperti reksa dana.

‘2 Manajemen Investasi
0 11 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Bodie, Zvi. Kane, Alex. Marcus, Alan J. 2017, Essentials of investments, Tenth Edition,
McGraw-Hill Education)
Bodie Zvi, Kane Alex, Marcus Alan J., 2018. Investments, Eleventh Edition, McGraw-Hill
Education)
Brigham, Eugene F. Houston, Joel F. 2020. Fundamentals of financial management,
Concise, 10th Edition, Boston, MA 02210, USA. Cengage Learning,
Jeng JL. 2015. Analyzing Event Statistic in Corporate Finance Methodology, Evidences, and
Critiques. New York (US): Pagrave Macmillan.
Ross. 2016 Corporate Finance 11th, McGraw-Hill Education, 2 Penn Plaza, New York, NY
10121
Ross SA, Westerfield RW, Jaffe J, Jordan BD. 2016. Fundamentals of Corporate Finance,
Tenth Edition. New York (US): McGraw-Hill Irwan.
Jordan, Bradford D. Miller, Thomas W., Dolvin. Steven D, 2018, Fundamentals of
Investments, Valuation and Management, McGraw-Hill Education

‘2 Manajemen Investasi
0 12 Hirdinis M, SE, MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai