Anda di halaman 1dari 10

IPTEK & PERGESERAN 

NILAI
“KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PERGESERAN NILAI-NILAI”

BAB I
PENDAHULUAN

Penggunaan teknologi berkembang dengan cepat, sejak PC (tahun 70-an) dalam segala bidang
kehidupan (seperti, pendidikan, perdagangan, dan militer). Sehingga dapat dikatakan bahwa
terdapat pergeseran antara hubungan manusia dengan teknologi, yaitu ketika sebuah kondisi
dimana manusia menjadi bergantung pada teknologi terbentuk. Dengan demikian, perkembangan
teknologi tersebut kemudian mempengaruhi rancangan sistem yang harus dapat membantu
manusia dalam melakukan aktivitasnya. Sistem harus sesuai dengan kebutuhan manusia dan
dirancang berorientasi kepada manusia sebagai pemakai.
Sebelum sistem dirancang, maka terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
interaksi dan perancangan itu sendiri mengenai pengaruhnya terhadap nilai-nilai manusia (user)
sebagai makhluk individu dan sosial.
Dalam bahasan kali ini akan dibahas tentang pengaruh teknologi terhadap kehidupan manusia
serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang interaksi (antarmuka) terhadap sistem.
Interaksi manusia-komputer memiliki fokus perhatian yang lebih luas. Selain berfokus pada
rancangan antarmuka, juga memperhatikan semua aspek yang berhubungan dengan interaksi
manusia dan komputer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Secara defenitif ilmu adalah pengetahuan yang membantu manusia dalam mencapai tujuan
hidupnya. Maka patutlah dikatakan, bahwa peradapan manusia sangat bergantung kepada ilmu
dan teknololgi. T.Jacob (1995:5) memaparkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu institusi
kebudayaan, suatu kegiatan manusia untuk mengetahui tentang diri sendiri dan alam sekitar
dengan tujuan untuk mengenal manusia sendiri, perubahan-perubahan yang dialami dan cara
mencegahnya, mendorong atau mengarahkannya, serta mengenal lingkungan yang dekat dan
jauh darinya, perubahan-perubahan lingkungan dan variasinya, untuk memanfaatkan,
menghindari dan mengendalikannya. Bagian pengenalan merupakan dasar yang diperlukan oleh
bagian tindakan, sehingga terdiferensiasilah ilmu dasar dan ilmu terapan. Ilmu terapan lebih
dapat dilihat hasilnya dan dapat dirasakan oleh siapapun juga, entah itu bermanfaat atau tidak,
menguntungkan atau justru merugikan (berdampak negatif) .Maka dalam permasalah ini muncul
perbedaan pendapat mengenai kenetralan dan keobjektifan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk itu diperlukan adanya hukum, agama , dan etika untuk mengendalikan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan usia manusia, artinya ilmu pengetahuan baru akan
berhenti tak kala manusia sudah tidak ada, karena hanya manusialah yang diberi ilmu. Dalam
perkembangannya, ilmu pengetahuan berkembang mengikuti misi si pengembang, atau lebih
dikenal kemudian dengan sebutan para ilmuwan. Sebenarnya setiap manusia mampu
menciptakan ilmu, tetapi kenyataan praktis secara implisit manusia hanya mengakui hasil
pengetahuan yang diciptakan oleh para ilmuwan. Artinya, yang mendapat pengakuan adalah
pengetahuan ilmiah dan pengetahuan non ilmiah yang sudah dinobatkan sebagai ilmu
pengetahuan yang sah. Maka ilmu pengetahuan kemudian dibagi dalam dua kelompok besar,
yaitu kelompok ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan social. Habermas mengemukakan
perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Yaitu, Pengetahuan adalah aktivitas,
proses, kemampuan dan bentuk kesadaran manusiawi (Hardiman,1990). Sedangkan ilmu
pengetahuan adalah merupakan salah satu bentuk pengetahuan yang direfleksikan secara metodis
(Hardiman,1990). Dari hal itu dapat dikemukakan bahwa secara fenomena ilmu pengetahuan
dipandang sebagai produk, proses dan paradigm etika (sikap atau nilai) ilmu sebagai hasil
aktivitas manusia yang mengkaji berbagai hal, baik diri manusia itu sendiri maupun realitas
diluar dirinya,sepanjang sejarah perkembangannya sampai saa ini senantiasa mengalami
ketegangan dengan berbagai aspek lain dalam kehidupan manusia (Tjahyadi S.,1996:125).
Dalam prakteknya orang senantiasa memperbincangkan hubungan timbal-balik antara ilmu dan
teknologi. Dalam dataran ini, polemik yang muncul justru lebih kompleks, karena hal itu
berhubungan erat dengan kedudukan dan peran ilmu dan teknologi dalam perubahan peradapan
manusia, baik yang berhubungan dengan pergeseran nilai maupun dampak dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap komponen-komponen pengetahuan manusia yang lain.
Kerap kali munculnya polemik antara terjadinya gejala marginalisasi (pergeseran) nilai maupun
aspek pengetahuan menjadi lain apabila dihadapkan dengan kebenaran ilmiah. Bukan itu saja,
ternyata bila diadakan pengujian terhadap kebenaran ilmiah dengan parameter teknologi
mutakhir, maka hasil yang dicapai dengan yang diharapkan akan berbeda. Meluas dan
meningkatnya peran ”ilmu” dan ”teknologi” tidak dipungkiri telah membawa keterasingan
manusia dari dirinya sendiri dan masyarakat (Sudarminta,1983:121-139). Hal ini mengantar
manusia pada suatu kondisi yang berdimensi satu. Dimensi satu ini dimaksudkan adalah dimensi
teknologis, yang dapat dilihat dalam kehidupan sosial-budayanya. Manusia dan kebudayaannya
telah ”dikuasai” oleh ilmu dan teknologi.
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, para ilmuwan mengambil objek material sesuai
dengan kebutuhan. Hasil terapan pengembangan ilmu pengetahuan lalu disebut dengan
teknologi.

2.2. Tujuan Awal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan sejarah manusia selalu diwarnai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang melingkupinya. Hal ini tentu berbanding lurus dengan upaya manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dan teknologi adalah sarana yang digunakan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Pada definisi yang telah dipaparkan di atas, ilmu adalah
pengetahuan yang membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Maka patutlah
dikatakan, bahwa peradaban manusia sangat bergantung kepada ilmu dan teknologi. Berkat
kemajuan dalam bidang ini, pemenuhan kebutuhan manusia bisa dilakukan secara lebih cepat
dan lebih mudah. Secara lebih spesifik, Eugene Staley menegaskan bahwa teknologi adalah
sebuah metode sistimatis untuk mencapai setiap tujuan insani. Pada tahap selanjutnya, seiring
dengan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan ilmu teknologi
meluas pada upaya penghapusan kemiskinan, penghapusan jam kerja yang berlebihan,
penciptaan kesempatan untuk hidup lebih lama dengan perbaikan kualitas kesehatan manusia,
membantu upaya-upaya pengurangan kejahatan, peningkatan kualitas pendidikan, dan
sebagainya.
Bahkan secara lebih komprehensif, ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan
pemerintah dalam menunjang pembangunannya. Misalnya dalam perencanaan dan programming
pembangunan, organisasi pemerintah dan administrasi Negara untuk pembangunan sumber-
sumber insane, dan teknik pembangunan dalam sektor pertanian, industri, dan kesehatan.
Puncaknya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan saja membantu manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Lebih jauh, ilmu pengetahuan dan teknologi
berhasil mendatangkan kemudahan hidup bagi manusia. Bendungan, kalkulator, mesin cuci,
kompor gas, kulkas, Slide, ape recorder, telephon, computer, satelit, pesawat terbang, merupakan
produk-produk teknologi yang bukan saja membanti manusia memenuhi kebutuhan hidupnya,
tetapi membuat hidup manusia semakin mudah. Manfaat-manfaat inilah yang mula-mula
menjadi tujuan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan hingga
menghasilkan teknologi. Mulai dari teknologi manusia purba yang paling sederhana berupa
kapak dan alat-alat sederhana lainnya.
Sampai teknologi modern saat ini, yang perkembangannya jauh lebih pesat dari perkembangan
teknologi sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini sanggup membawa
berkah bagi bagi umat manusia berupa kemudahan kemudahan hidup, yang sebenarnya tidak
pernah terpikirkan dalam benak manusia.karena hal tersebut merupakan pemanfaatan ilmu untuk
memecahkan suatu masalah dengan cara menyerahkan semua alat dan metode yang sesuai
dengan nilai- nilai kebudayaan.

2.3. Perkembangan ilmu pengetahuan

Perkembangan ilmu sebenarnya telah mengalami tahap-tahap evolusinya, seperti perkembangan


manusia. Evolusi ini menunjukkan bahwa bidang ilmu-ilmu pengetahuan yang baru muncul telah
dilatar belakangi oleh bidang ilmu-ilmu pengetahuan yang lama. Hal ini dapat di lacak melalui
studi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan sendiri dari masa yunani kuno sampai sekarang.
Bahwa manusia memperoleh pengetahuannya dengan penemuan – penemuan dari yang tingkatan
sederhana sampai pada tingkatan yang tinggi. Dicirikan juga dengan pembuktian munculnya
filsuf – filsuf dan ilmuan-ilmuan dalam bidang – bidang tertentu. Dengan latar belakang tersebut,
maka ilmu pengetahuan sudah semestinya tidak mengabaikan sejarahnya dan melepaskan asal
usulnya begitu saja. Terbukti dengan adanya ilmu pengetahuan yang lama saat ini telah menjadi
ilmu pengetahuan terapan,dan dikembangakan dalam teknologi yang bertujuan untuk
dimanfaatkan manusia.
Maka perkembangan ilmu pengetahuan di satu sisi telah mengalami percepatan akibat
perkembangan teknologi, di sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dipengaruhi oleh nilai-
nilai dasar ilmu serta karakter ilmu yang bersangkutan. Nilai nilai dasar suatu ilmu pengetahuan
tertentu justru membawa dampak negatif bagi manusia. OLeh karena itu, nilai-nilai estetis
filsafat murni yang tanpa maksud pragmatis perlu dijamin peranannya dalam “basic research”
(Hardiyarso S., 1997:4). Pada abad XX inilah perlu dicatat bahwa terdapat loncatan loncatan
penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Penemuan dan penciptaan terjadi disini dan
sislih berganti. Makin kerapnya penemuan, yang dproduksi dengan cepat, meliputi bahkan dalam
disiplin- disiplin tertentu tidak dbarengi dengan informasi ilmiah yang memadai sehingga
menimbulkan kesukaran dalam penyebaran, penyimpanan, penyelusuran dan penyerapannya. Di
sinilah perlu untuk diakui bahwa kita memerlukan teknologi(Jacob T.,1993:19). Dalam dunia
teknologi dan profesi terjadi spesialisasi yang terus menerus, meskipun ilmu-ilmu yang
integrative pesat berkembang sebagai reaksi, tidak jarang ilmu menjadi berkurang. Sekarang ini
jarak yang menghubungkan antara teori dan praktek, gagasan dan penciptaan, serasa semakin
dekat. Penciptaan telah mempengaruhi kembali gagasan,teknologi mempengaruhi ilmu.
Laju teknologi komunikasi juga semakin pesat, sehingga hasilnya cepat popular dan merambah
ke semua penjuru dunia. Kegelisahan yang ditimbulkan karenanya adalah keresahan yang
permanen pada masyarakat umum. Waktu berjalan ke depan, sehingga manusia tidak dapat
kembali kebelakang, kemasa yang lalu yang dianggap lebih ideal, ingin menahan laju ilmu
pengetahuan dan teknologi, ataupun turun dari wahana kemajuan. Berkali-kali telah terjadi
revolusi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibat yang ditimbulkannya menjadi sesuatu
yang dianggap sangat besar dan tidak terduga. Bukti mengenai hal ini dapat diketahui dalam
berbagai disiplin ilmu, misalnya dalam bidang kedokteran. Dulu dalam bidang ini terdapat
pandangan bahwa individu bukan makhluk mandiri yang terpisah dari alam, namun sebagai
keutuhan, manusia dan lingkungannya. Tetapi sekitar abad yang lalu terjadi perubahan besar
dengan gagasan manusia harus menguasai alam, materi dan jiwa harus dipisahkan. Alam tidak
hanya sebagai objek yang dapat diamati terutama dengan mata dan hati saja namun alam harus
diselidiki.
Tidak hanya terjadi dalam bidang kedokteran, ternyata revolusi terjadi juga dalam bidang
industry, biologi, dan ilmu-ilmu eksakta lain. Dalam ilmu alam yang keras dan eksak telah
terjadi pergeseran dari pandangan statis ke dinamis, dari kepastian ke tidakkepastian
(Jacob,T.,1993:21). Segala sesuatu berubah dan relative : objektivitas dan netralitas ilmu menjadi
encer dan tidak mutlak. Kenyataan membuktikan peranan pentingnya ruang dan waktu.
Selanjutnya media komunikasi merupakan peristiwa yang sangat penting, yang dimanfaatkan
dengan baik pertama kali di eropa. Penyebaran informasi berkembang pesat. Media elektronik
kemudian merevolusi informasi dengan televise, Koran jaran jarak jauh, sehinga terasa dunia ini
kecil, dan orang menjadi tidak mau menerima begitu saja apa yang telah diperoleh dalam hidup
sekarang. Semua ini terjadi di seluruh dunia dengan waktu dan pola yang berbeda-beda, sehingga
muncul mosaik di dalam ruang maupun di dalam waktu. Tidak ada pola dasar yang identik bagi
perkembangan semua kebudayaan dan pada setiap masa, karena keterbatasan kemungkinan yang
dapat ditempuh, karena menyongsong masa depan tidak dapat membuat suatu Negara maju
sebagai model yang mutlak.
Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat ini, maka masa depan
dirasakan semakin menyulitkan, apalagi bila yang bersangkutan (manusia) tidak siap akan
adanya segala kemungkinan yang terjadi. Siapa yang tidak mampu menyesuaikan diri, ia akan
makin dependen. Banyak yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat
kekerasan dan kriminalitas. Untuk itu peran manusia sebagai pelaku maupun korban kiranya
sangat penting sekaliguna mengantisipasi ketimpangan-ketimpangan tersebut. Ketimpangan ini
tidak hanya berlaku pada manusia saja, tetapi lingkungan juga menjadi objek kriminalitas.
Ketimpangan individu dan masyarakat menjadi tidak terelakan dalam hal ini. Teknologi menjadi
ancaman bagi otonom manusia.

2.4. Pengaruh ilmu pengetahuan dan Teknologi terhadap Perkembangan Nilai-nilai kemanusiaan.

Dari hal tersebut, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi
kebudayaan manusia. Kebudayaan manusia tidak bisa berjalan tanpa faktor-faktor budaya
lainnya. Tanpa dukungan tersebut, ilmu dan teknologi sulit mendapatkan iklim yang memberi
kesegaran hidup. Dengan kata lain ilmu pengetahuan harus dilihat secara konkstektual, artinya
tidak bisa dianggap sebagai kenyataan budaya yang berdiri sendiri lepas dari konteksnya.
Hal ini disimak dari pemikiran Nenga Bawa Atmaja (1999) yang menyatakan bahwa sistim
sosiokultural masyarakat terdiri dari sistim budaya, sistim social, sistim teknologi, dan ekosisim.
Sebagai suatu sistim komponen-komponen sosiokultural tersebut bersifat dinamis dan
berhubungan secara fungsional. Berdasarkan hal itulah dapat dipahami kemajuan dan
kemunduran, serta keberfungsian dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, ada
kesatuan structural yang mencakup baik teknologi, ilmu pengetahuan,maupun unsure-unsur
budaya lainnya. Di dalam kesatuan structural tersebut terjadi interaksi diantara unsure-unsur
budaya yang satu dengan yang lain dalam konteks paradigm strukturalis fungsionalis dari sistim
social iu sendiri. Persyaratan fungsional tersebut terdiri dari adaptasi, pencapaian tujuan,
integrasi, dan kemampuan mempertahankan identitasnya terhadap goncangan. hal-hal tersebut
ikut menentukan dinamika budaya manusia seperti yang telah dibahas pada unsure-unsur budaya
kebudayaan social, sistim pengetahuan termasuk produk manusia sebagai homo sapiens dan
sistim teknologi dan perlengkapan hidup manusia merupakan produk manusia sebagai homo
faber. Hal tersebut menunjukan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengembangkan
nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan manusia.
Seperti telah dibahas tentang nilai-nilai kemanusiaan dan pada dasarnya mencakup lima aspek
kepribadian manusia, yaitu aspek intelek (nilai kebenaran), aspek fisik (nilai kebajikan), aspek
psikis (nilai kasih saying), aspek emosional (nilai kedamaian), dan aspek spiritual (nilai tanpa
kekerasan). Ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak sedikit sedikit mempengaruhi
perkembangan niali-nilai kemanusiaan.

2.5. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Unsur-unsur kebudayaan

Uraian di atas menyiratkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya merupakan
fenomena budaya. Keberadaanya sebagai fenomena budaya dapat dilihat dari proses dan wujud
dari ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Dari segi proses keberadaan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan refleksi kejiwaan dari potensi manusia, yatiu cipta, rasa, karya, dan karsa.
Dalam hal ini, kebudayaan sebagai ekspresi penghayatan masyarakat tidak hanya ditandai oleh
ketenangan? kemapanan yang menimbulkan kejutan dan bahkan gejolak social. Kejutan dan
gejolak social ini dalam arti yang positif menibulkan inovasi, yaitu dengan memasukan nilai-
nilai baru, dan renovasi, yaitu upaya penyegaran kembali serta pemberian wajah baru pada nilai-
nilai yang masih actual terhadap bentuk-bentuk semula yang sudah usang dan tidak vocal lagi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur budaya yang menjadi kekuatan dinamik dari
kebudayaan dan kehidupan masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia tumbuh dalam cangkokan budaya. Ini berarti bahwa tata pikir, tata nilai
dan tata hidup yang asli tidak dengan sendirinya mengdukung pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti misalnya dominannya budaya bicara di kalangan
masyarakat termasuk termasuk kaum elitnya.
Kondisi semacam ini menunjukan belum tersedianya tradisi berpikir keilmuan
(Poepowardojo,1993). Sehubungan dengan hal itulah maka budaya keilmuan perlu
dikembangkan. Berkembangnya budaya keilmuan akan iku memacu perkembanagan ilmu,
teknologi, dan kehidupan masyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh Sumantri (1986) sebagai
berikut : Suatu masyarakat modern yang berasaskan efisiensi bertumpu pada ilmu dan teknologi
sebagai landasan utamanya, semua aspek kehidupan bermasyarakat ditata secara rasional
berasakan efisiensi bertumpu kepada ilmu dan teknologi sebagai landasan utamanya, semua
aspek kehidupan bermasyarakat ditata secara rasional berdasarkan analisis pengambilan
keputusan dalam berbagai hal didasarkan kepada kerangka argumentasi yang didukung penalaran
yang kuat.
Pemahaman iptek sebagai fenomena budaya seperti ini telah menggeser istilah teknologi kearah
teknoekonomi. Karena di dalam komponen teknologi, terkandung bukan hanya mesin dan alat-
alat yang digunakan budaya tertentu, melainkan di dalamnya juga terkandung cara-cara benda-
benda itu diorganisasikan dalam penggunaannya, pengetahuan ilmiah yang memungkinkan
hadirnya benda-benda tersebut. Disamping itu keberadaannya juga akan mengungkapkan seting
ekosistim, sosiokulural dan latar sosio histories dari masyarakat yang mendukung dan
mengembangkan teknologi tersebut.
Penetapan akhir apakah suatu budaya memutuskan untuk membiarkan teknologi memegang
kendali atau memutuskan untuk mengendalikan teknologi demi perbaiakn social, adalah
merupakan produk sejarah, dan pengaturan sosioekonomis beserta ideology yang mengiringnya
termasuk kekuasan.

2.6. Interaksi Manusia-Komputer (IMK) pada Perkembangan Teknologi Komputer


Pertumbuhan teknologi komputer tidak boleh memiliki pengaruh negatif terhadap nilai dasar
manusia (Universitas Nottingham). Kemajuan antarmuka dan teknik lain dari pengontrolan
komputer (seperti dengan menggunakan joystick dan fingertip) mendukung peran keyboard dan
mouse tradisional. IMK harus dipastikan bahwa kita (manusia) yang tetap memegang kunci
dalam membuat keputusan. Maka dari itu, “Being Human” menjadi usulan bagi IMK di tahun
2020. Hal ini dilaporkan secara detil di konferensi pada Maret 2007, tentang penemuan
Microsoft, yang dihadiri oleh ahli-ahli IMK dari seluruh dunia. Pada 2020, kita masih dapat
membaca koran ataupun majalah, tetapi konten dari koran atau majalah tersebut akan
didistribusikan secara digital dan ditampilkan melalui layar yang dapat dilipat dan dapat ditaruh
di saku Anda ; atau bahkan pakaian kita dapat menunjukkan diagnosa kesehatan kita.
Namun, penting sekali dimana kita harus mengkombinasikan inovasi dengan pemahaman
tentang pengaruhnya terhadap manusia. Tanpa pengawasan dan penilaian yang benar, maka akan
terjadi kemungkinan bahwa manusia-individual ataupun kolektif-tidak dikontrol oleh diri kita
sendiri ataupun orang di sekitar kita. Hal ini dapat menyebabkan komputer bertabrakan dengan
nilai dasar manusia dan konsep manusia seperti wilayah pribadi, masyarakat, identitas,
kebebasan, persepsi, kecerdasan, dan privasi. Abigail Sellen, peneliti senior di Microsoft Corp
mengatakan bahwa komputer telah membentuk banyak aspek di dunia modern dimana kita ingin
menelusuri kemunculan teknologi saat ini yang mungkin membentuk kehidupan kita di 2020.
Selain itu, dia mengatakan bahwa komputasi memiliki potensi untuk meningkatkan kehidupan
jutaan manusia di dunia. Dia percaya jika teknologi benar-benar membawa keuntungan untuk
umat manusia, maka nilai manusia dan pengaruh teknologi harus dipertimbangkan segera pada
proses desain teknologi. Maka, rekomendasi untuk Microsoft Corp adalah dengan IMK 2020
dapat mendesain dan mendukung nilai manusia, tidak tergantung pada cara yang bernilai
ekonomi untuk mendapatkan nilai tersebut.Microsoft telah memperhatikan masa depan IMK dan
interface grafis berulang-ulang pada Windows OS, sampai 2020. Dijadwalkan tersedia pada
2010, Windows 7 (versi setelah Windows Vista) menuju ke peningkatan peran, dalam pandangan
perusahaan Redmond, yaitu natural user interface pada level desktop, notebook, tabletop surface
computer, tablet PC, dll. Tanpa ragu-ragu, GUI yang ditawarkan komputer dan OS sekarang
tidak akan terpakai lagi di tahun 2020.
Perhatian telah beralih pada multi-touch, gerakan, pengenalan objek, speech dan bahkan
antarmuka otak-komputer. Semua itu dipayungi oleh natural user interfaces, suatu bagian yang
menjadi fokus Bill Gates.
2.7. “Being Human”, IMK Tahun 2020
Komputer telah mengubah hidup manusia. Komputer mempengaruhi bagaimana kita
mengerjakan aktivitas yang paling membosankan, seperti membeli makanan, dan membayar
tagihan. Komputer juga dapat memberikan pengalaman baru, misalnya, membolehkan kita
berkomunikasi dengan orang lain melalui dunia virtual, dari bagian bumi manapun. Contoh lain
adalah fotografi, dari yang menggunakan kamera berbasis kimia sampai digital. Dengan kamera
digital, user masih tetap dapat “point dan shoot” dengan cara yang hampir sama dengan kamera
berbasis kimia. GUI telah mendominasi cara berinteraksi dengan komputer selama lebih dari 20
tahun. Banyak kesalahan manusia yang dapat ditangani, seperti kesalahan menulis ‘teh’ maka
oleh spell checker akan diperbaiki menjadi ‘the’, kesalahan menghapus maka dapat di-undo.
Tetapi ternyata hal tersebut kurang sempurna. Hal ini disebabkan kebanyakan di antara kita
menderita sakit punggung dan beberapa di antara kita terkadang memukul tombol dan menekan
mouse selama berjam-jam. Para peneliti mengetahui bahwa pointing, clicking, dan dragging
bukan bentuk interaksi yang ideal bagi banyak task. Contohnya adalah ketika kita ingin
menggambar bunga atau menuliskan nama dengan menggunakan mouse. Beberapa tahun
terakhir, teknik input yang baru telah dibangun. Teknik ini lebih kaya dan tidak rentan terhadap
kelemahan interaksi keyboard dan mouse.Contohnya adalah sistem pengenalan suara yang
mendukung interaksi “alami”, memungkinkan user melakukan perintah melalui suara.
Permukaan multi-touch memungkinkan interaksi dengan tangan dan fingertips pada permukaan
yang sensitif terhadap sentuhan, memungkinkan kita memanipulasi objek secara digital seolah-
olah seperti secara fisik. Antarmuka yang nyata juga telah dibangun, dimana setiap objek fisik
di-embed dengan komputasi, dapat merasakan dan memberikan reaksi ketika objek tersebut
diambil, dimanipulasi, dan dipindahkan. Pendekatan ini sudah ditemukan pada boneka dan
sistem permainan seperti Nintendo Wii. Sekarang kita juga dapat melihat adanya antar muka
otak-komputer. Dengan demikian, seseorang yang memiliki keterbatasan fisik dapat
menggunakan gelombak otak-nya untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Banyak perubahan
yang terjadi pada manusia dalam hubungannya dengan komputer.
Macamnya antara lain :
a. Reactbale. Antarmuka multi-touch untuk bermain musik. User dapat berinteraksi dengan
antarmuka tersebut secara simultan dengan memindahkan dan memutar objek fisik di
permukaannya. Dikembangkan oleh Sergi Jordà dan rekan-rekannya di Universitas Pompeu
Fabra, Barcelona.

b. HotHand Device. Cincin dengan electric guitar players, menggunakan sensor gerak dan
wireless transmitter untuk membuat berbagai efek suara yang disesuaikan dengan gerakan
tangan.

c. Audiovox’s Digital Message Center. Ditempelkan di kulkas, sehingga salah satu anggota
keluarga dapat menulisi catatan digital dan meninggalkan pesan (audio dan video) untuk anggota
keluarga lainnya.
d. Sony’s EyeToy. Sebuah kamera di depan TV memproyeksikan image seorang user ke layar
bermain, memungkinkannya berinteraksi dengan game menggunakan perpindahan dan
pergerakan lengan.

Berikut adalah gambar yang menunjukkan bahwa terjadi perubahan masyarakat disebabkan
perkembangan teknologi. Seorang pria di Cape Town, Afrika Selatan, menjual mobile phones.
Pada 2007, 77% orang Afrika memiliki mobile phone, dan hanya 11% yang memiliki akses
komputer.
.2.7. Perkembangan teknologi
Teknologi diciptakan oleh manusia untuk dapat memenuhi kebutuan manusia itu sendiri, akan
tetapi pada perkembangan selanjutnya justru teknologi tersebut disalah gunakan. Misalnya lewat
teknologi internet atau dunia maya orang akan semakin mudah mengakses situs – situs porno
yang justru itu datang dari kaum muda, hal ini tentu membuat pergeseran norma asusila dalam
hidup kaum muda tersebut. Ini menjadi satu contoh dari sekian banyak contoh yang ada dalam
kehidupan sehari hari masyarakat.
Contoh lain adalah dampak teknologi adalah dalam bidang militer, berpuluh – puluh macam
senjata dicipatakan untuk membunuh manusia, kemana larinya budaya untuk saling menolong,
menghargai sesama manusia kalau teknologi yang diciptakan justru dipakai untuk membunuh
manusia sendiri. Yang paling hangat dalam ingatan kita tentunya kasus penculikan dan
perkosaan yang dilakukan oleh pelajar beberapa waktu lalu yang justru dilakukan setelah pada
mulanya berkenalan lewat media teknologi jejaring sosial online facebook. Dengan begitu
mudahnya orang dapat mengakses informasi diri dan menyebarluaskan kepada sesama teman,
akibatnya prostitusi pun dapat dilakukan lewat dunia maya ini yang justru merupakan efek dari
perkembangan teknologi modern. Dan masih banyak lagi contoh betapa perkembangan teknologi
yang begitu canggih justru disalah gunakan mengakibatkan bergesernya nilai – nilai budaya umat
manusia itu sendiri.
Dalam upaya mempertahankan nilai nilai budaya dalam lingkungan masyarakat tentunya
dibutuhkan kerja yang eksta, mengingat bahwa nilai – nilai budaya dalam masyarakat
menentukan pula perkembangan kehidupan sosial masyarakat itu sendiri. Mereka yang mampu
bertahan di tengah kehidupan teknologi yang semakin canggih tentunya akan mendapatkan
kehidupan yang diinginkan, demikian sebaliknya. Bagaimana upaya mempertahankan nilai –
nilai budaya dalam kehidupan masyarakat ? ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh manusia
dalam upaya membentengi diri dari arus negatif teknologi. Beberapa hal tersebut antara lain :
1. Memperkenalkan pentingya nilai – nilai budaya kepada anak sejak usia dini
2. Memberikan pemahaman kepada anak, masyarakat dan elemen lainnya betapa vitalnya nilai –
nilai budaya terhadap kehidupan
3. Memberikan batasan terhadap hal yang bersifat negatif yang masuk dalam hidup dan
kehidupan suatu masyarakat
3. Menjadikan nilai – nilai budaya sebagai ujung tombak dari norma kehidupan keluarga dan
masyarakat
4. Menjunjung tinggi nilai – nilai budaya
5. Memandang teknologi dengan segala kemajuan dan perubahannya dalam arti yang positif
6. Menggunakan fasilitas kemajuan teknologi untuk hal yang baik dan positif
7. Sebagai orang tua wajib untuk memberikan pengawasan ekstra kepada anak, baik dalam
penggunaan teknologi atau pergaulan sehari-hari.
Memang dalam penerapannya terkadang sulit untuk mengikuti keinginan dibanding kata hati,
akan tetapi untuk hidup yang lebih baik kita dituntut untuk melakukan perubahan dalam hidup
kita. Setinggi apapun kemajuan teknologi yang ditawarkan kepada kita akan tetapi kita salah
menggunakannya tentu akan membuat hidup kita menjadi salah jalan, justru teknologi tersebut
akan menyesatkan hidup kita sehingga nilai – nilai budaya hidup kita tidak lagi sesuai dengan
yang kita harapkan, akhirnya ada yang harus dikorbankan dari kejadian tersebut. Semuanya
berpulang kembali kepada kita manusia sebagai makluk sosial, apakah teknologi yang
sedemikian canggih ini dapat kita maksimalkan penggunaannya atau justru perkembangan
teknologi yang menyeret kita pada hancurnya kebudayaan kita? anda dan saya yang akan
menjawabnya.

2.8. Pergeseran Batasan antara Komputer dan Manusia


Dalam transformasi ini dibicarakan tentang bagaimana nilai-nilai manusia mempengaruhi
batasan-batasan antarmuka. Misalnya, peralatan medis yang diletakkan di dekat kita atau bahkan
ditanam pada tubuh kita. Namun, apa pengaruhnya terhadap identitas pemakainya ? Apakah
komputer yang ditanam pada tubuh kita merupakan bagian dari identitas tersebut ? Demikian
juga, jika batasan antara kita dan peralatan tersebut tidak terlihat, sepenting apakah kita harus
mengatur dan mengontrol batasan tersebut ? Hal-hal tersebut merupakan permasalahan yang
harus dihadapi di masa yang akan datang.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan teknologi dapat menyebabkan manusia semakin bergantung dengan teknologi
tersebut memudahkan user (manusia) untuk memanfaatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan
juga nilai-nilai dasar manusia agar dipertahankan, sehingga bukan sistem yang mengatur user,
tetapi user yang mengatur sistem.
Ilmu pengetahuan adalah suatu institusi kebudayaan,suatu kegiatan manusia untuk mengetahui
tentang diri sendiri dan alam sekitarnya dengan tujuan untuk mengenal manusia sendiri,
perubahan-perubahan linkungan dan variasinya, untuk memanfaatkan, menghindari dan
mengendalikannya. Hasil terapan pengembangan ilmu pengetahuan lalu disebu dengan
teknologi. Peradaban manusia sanga bergantng kepada ilmu dan teknologi. Oleh karena itu,
perkembangan ilmu pengeahuan di satu sisi telah mengalai percepatan (akselerasi) akibat
perkembangan teknologi,di sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dipengaruhi oleh nilai-nilai
dasar ilmu serta karakter ilmu yang bersangkutan. Ilmu pengetahuan dan teknolog pada dasarnya
merupakan fenomena budaya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsure budaya yang menjadi kekuatan dinamik dari
kebudayaan dan kehidupan masyarakat pengdukung kebudayaan tersebut. Sistim pengetahuan
tersmasuk produk manusia sebagai homo sapiens dan sistim teknologi dan perlengkapan hidup
manusia merupakan produk manusia sebagai homo faber. Hal tersebut menunjukkan bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi telah mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan
manusia.
Daftar Pustaka
Tom Rodden. “Human Computer Interaction in The Year 2020”. Avaible
at http://www.medicalnewstoday.com/articles/102984.php. Accessed on May, 28th 2008.
http://umma-nurmawaddahrustam.blogspot.com/2011/05/pengaruh-kemajuan-ilmu-pengetahuan-
dan.html
http://aziz-budiarto.blogspot.com/2012/12/peranan-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi.html
Richard Harper, Tom Rodden, Yvonne Rogers, and Abigail Sellen (editor). “Being Human :
Human-Computer Interaction in The Year 2020”. Availableat
http://research.microsoft.com/hci2020/downloads/beinghuman_a3.pdf. Accessed on May, 28th
2008.
http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/12/pengaruh-perkembangan-teknologi-dalam-
masyarakat-terhadap-pergeseran-nilai-–-nilai-budaya/
http://12650116-si.blogspot.com/2010/11/pengaruh-perkembangan-teknologi.html

Anda mungkin juga menyukai