IPTEK
IPTEK
NILAI
“KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PERGESERAN NILAI-NILAI”
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan teknologi berkembang dengan cepat, sejak PC (tahun 70-an) dalam segala bidang
kehidupan (seperti, pendidikan, perdagangan, dan militer). Sehingga dapat dikatakan bahwa
terdapat pergeseran antara hubungan manusia dengan teknologi, yaitu ketika sebuah kondisi
dimana manusia menjadi bergantung pada teknologi terbentuk. Dengan demikian, perkembangan
teknologi tersebut kemudian mempengaruhi rancangan sistem yang harus dapat membantu
manusia dalam melakukan aktivitasnya. Sistem harus sesuai dengan kebutuhan manusia dan
dirancang berorientasi kepada manusia sebagai pemakai.
Sebelum sistem dirancang, maka terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
interaksi dan perancangan itu sendiri mengenai pengaruhnya terhadap nilai-nilai manusia (user)
sebagai makhluk individu dan sosial.
Dalam bahasan kali ini akan dibahas tentang pengaruh teknologi terhadap kehidupan manusia
serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang interaksi (antarmuka) terhadap sistem.
Interaksi manusia-komputer memiliki fokus perhatian yang lebih luas. Selain berfokus pada
rancangan antarmuka, juga memperhatikan semua aspek yang berhubungan dengan interaksi
manusia dan komputer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara defenitif ilmu adalah pengetahuan yang membantu manusia dalam mencapai tujuan
hidupnya. Maka patutlah dikatakan, bahwa peradapan manusia sangat bergantung kepada ilmu
dan teknololgi. T.Jacob (1995:5) memaparkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu institusi
kebudayaan, suatu kegiatan manusia untuk mengetahui tentang diri sendiri dan alam sekitar
dengan tujuan untuk mengenal manusia sendiri, perubahan-perubahan yang dialami dan cara
mencegahnya, mendorong atau mengarahkannya, serta mengenal lingkungan yang dekat dan
jauh darinya, perubahan-perubahan lingkungan dan variasinya, untuk memanfaatkan,
menghindari dan mengendalikannya. Bagian pengenalan merupakan dasar yang diperlukan oleh
bagian tindakan, sehingga terdiferensiasilah ilmu dasar dan ilmu terapan. Ilmu terapan lebih
dapat dilihat hasilnya dan dapat dirasakan oleh siapapun juga, entah itu bermanfaat atau tidak,
menguntungkan atau justru merugikan (berdampak negatif) .Maka dalam permasalah ini muncul
perbedaan pendapat mengenai kenetralan dan keobjektifan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk itu diperlukan adanya hukum, agama , dan etika untuk mengendalikan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan usia manusia, artinya ilmu pengetahuan baru akan
berhenti tak kala manusia sudah tidak ada, karena hanya manusialah yang diberi ilmu. Dalam
perkembangannya, ilmu pengetahuan berkembang mengikuti misi si pengembang, atau lebih
dikenal kemudian dengan sebutan para ilmuwan. Sebenarnya setiap manusia mampu
menciptakan ilmu, tetapi kenyataan praktis secara implisit manusia hanya mengakui hasil
pengetahuan yang diciptakan oleh para ilmuwan. Artinya, yang mendapat pengakuan adalah
pengetahuan ilmiah dan pengetahuan non ilmiah yang sudah dinobatkan sebagai ilmu
pengetahuan yang sah. Maka ilmu pengetahuan kemudian dibagi dalam dua kelompok besar,
yaitu kelompok ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan social. Habermas mengemukakan
perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Yaitu, Pengetahuan adalah aktivitas,
proses, kemampuan dan bentuk kesadaran manusiawi (Hardiman,1990). Sedangkan ilmu
pengetahuan adalah merupakan salah satu bentuk pengetahuan yang direfleksikan secara metodis
(Hardiman,1990). Dari hal itu dapat dikemukakan bahwa secara fenomena ilmu pengetahuan
dipandang sebagai produk, proses dan paradigm etika (sikap atau nilai) ilmu sebagai hasil
aktivitas manusia yang mengkaji berbagai hal, baik diri manusia itu sendiri maupun realitas
diluar dirinya,sepanjang sejarah perkembangannya sampai saa ini senantiasa mengalami
ketegangan dengan berbagai aspek lain dalam kehidupan manusia (Tjahyadi S.,1996:125).
Dalam prakteknya orang senantiasa memperbincangkan hubungan timbal-balik antara ilmu dan
teknologi. Dalam dataran ini, polemik yang muncul justru lebih kompleks, karena hal itu
berhubungan erat dengan kedudukan dan peran ilmu dan teknologi dalam perubahan peradapan
manusia, baik yang berhubungan dengan pergeseran nilai maupun dampak dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap komponen-komponen pengetahuan manusia yang lain.
Kerap kali munculnya polemik antara terjadinya gejala marginalisasi (pergeseran) nilai maupun
aspek pengetahuan menjadi lain apabila dihadapkan dengan kebenaran ilmiah. Bukan itu saja,
ternyata bila diadakan pengujian terhadap kebenaran ilmiah dengan parameter teknologi
mutakhir, maka hasil yang dicapai dengan yang diharapkan akan berbeda. Meluas dan
meningkatnya peran ”ilmu” dan ”teknologi” tidak dipungkiri telah membawa keterasingan
manusia dari dirinya sendiri dan masyarakat (Sudarminta,1983:121-139). Hal ini mengantar
manusia pada suatu kondisi yang berdimensi satu. Dimensi satu ini dimaksudkan adalah dimensi
teknologis, yang dapat dilihat dalam kehidupan sosial-budayanya. Manusia dan kebudayaannya
telah ”dikuasai” oleh ilmu dan teknologi.
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, para ilmuwan mengambil objek material sesuai
dengan kebutuhan. Hasil terapan pengembangan ilmu pengetahuan lalu disebut dengan
teknologi.
Perkembangan sejarah manusia selalu diwarnai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang melingkupinya. Hal ini tentu berbanding lurus dengan upaya manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dan teknologi adalah sarana yang digunakan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Pada definisi yang telah dipaparkan di atas, ilmu adalah
pengetahuan yang membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Maka patutlah
dikatakan, bahwa peradaban manusia sangat bergantung kepada ilmu dan teknologi. Berkat
kemajuan dalam bidang ini, pemenuhan kebutuhan manusia bisa dilakukan secara lebih cepat
dan lebih mudah. Secara lebih spesifik, Eugene Staley menegaskan bahwa teknologi adalah
sebuah metode sistimatis untuk mencapai setiap tujuan insani. Pada tahap selanjutnya, seiring
dengan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan ilmu teknologi
meluas pada upaya penghapusan kemiskinan, penghapusan jam kerja yang berlebihan,
penciptaan kesempatan untuk hidup lebih lama dengan perbaikan kualitas kesehatan manusia,
membantu upaya-upaya pengurangan kejahatan, peningkatan kualitas pendidikan, dan
sebagainya.
Bahkan secara lebih komprehensif, ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan
pemerintah dalam menunjang pembangunannya. Misalnya dalam perencanaan dan programming
pembangunan, organisasi pemerintah dan administrasi Negara untuk pembangunan sumber-
sumber insane, dan teknik pembangunan dalam sektor pertanian, industri, dan kesehatan.
Puncaknya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan saja membantu manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Lebih jauh, ilmu pengetahuan dan teknologi
berhasil mendatangkan kemudahan hidup bagi manusia. Bendungan, kalkulator, mesin cuci,
kompor gas, kulkas, Slide, ape recorder, telephon, computer, satelit, pesawat terbang, merupakan
produk-produk teknologi yang bukan saja membanti manusia memenuhi kebutuhan hidupnya,
tetapi membuat hidup manusia semakin mudah. Manfaat-manfaat inilah yang mula-mula
menjadi tujuan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan hingga
menghasilkan teknologi. Mulai dari teknologi manusia purba yang paling sederhana berupa
kapak dan alat-alat sederhana lainnya.
Sampai teknologi modern saat ini, yang perkembangannya jauh lebih pesat dari perkembangan
teknologi sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini sanggup membawa
berkah bagi bagi umat manusia berupa kemudahan kemudahan hidup, yang sebenarnya tidak
pernah terpikirkan dalam benak manusia.karena hal tersebut merupakan pemanfaatan ilmu untuk
memecahkan suatu masalah dengan cara menyerahkan semua alat dan metode yang sesuai
dengan nilai- nilai kebudayaan.
2.4. Pengaruh ilmu pengetahuan dan Teknologi terhadap Perkembangan Nilai-nilai kemanusiaan.
Dari hal tersebut, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi
kebudayaan manusia. Kebudayaan manusia tidak bisa berjalan tanpa faktor-faktor budaya
lainnya. Tanpa dukungan tersebut, ilmu dan teknologi sulit mendapatkan iklim yang memberi
kesegaran hidup. Dengan kata lain ilmu pengetahuan harus dilihat secara konkstektual, artinya
tidak bisa dianggap sebagai kenyataan budaya yang berdiri sendiri lepas dari konteksnya.
Hal ini disimak dari pemikiran Nenga Bawa Atmaja (1999) yang menyatakan bahwa sistim
sosiokultural masyarakat terdiri dari sistim budaya, sistim social, sistim teknologi, dan ekosisim.
Sebagai suatu sistim komponen-komponen sosiokultural tersebut bersifat dinamis dan
berhubungan secara fungsional. Berdasarkan hal itulah dapat dipahami kemajuan dan
kemunduran, serta keberfungsian dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, ada
kesatuan structural yang mencakup baik teknologi, ilmu pengetahuan,maupun unsure-unsur
budaya lainnya. Di dalam kesatuan structural tersebut terjadi interaksi diantara unsure-unsur
budaya yang satu dengan yang lain dalam konteks paradigm strukturalis fungsionalis dari sistim
social iu sendiri. Persyaratan fungsional tersebut terdiri dari adaptasi, pencapaian tujuan,
integrasi, dan kemampuan mempertahankan identitasnya terhadap goncangan. hal-hal tersebut
ikut menentukan dinamika budaya manusia seperti yang telah dibahas pada unsure-unsur budaya
kebudayaan social, sistim pengetahuan termasuk produk manusia sebagai homo sapiens dan
sistim teknologi dan perlengkapan hidup manusia merupakan produk manusia sebagai homo
faber. Hal tersebut menunjukan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengembangkan
nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan manusia.
Seperti telah dibahas tentang nilai-nilai kemanusiaan dan pada dasarnya mencakup lima aspek
kepribadian manusia, yaitu aspek intelek (nilai kebenaran), aspek fisik (nilai kebajikan), aspek
psikis (nilai kasih saying), aspek emosional (nilai kedamaian), dan aspek spiritual (nilai tanpa
kekerasan). Ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak sedikit sedikit mempengaruhi
perkembangan niali-nilai kemanusiaan.
Uraian di atas menyiratkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya merupakan
fenomena budaya. Keberadaanya sebagai fenomena budaya dapat dilihat dari proses dan wujud
dari ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Dari segi proses keberadaan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan refleksi kejiwaan dari potensi manusia, yatiu cipta, rasa, karya, dan karsa.
Dalam hal ini, kebudayaan sebagai ekspresi penghayatan masyarakat tidak hanya ditandai oleh
ketenangan? kemapanan yang menimbulkan kejutan dan bahkan gejolak social. Kejutan dan
gejolak social ini dalam arti yang positif menibulkan inovasi, yaitu dengan memasukan nilai-
nilai baru, dan renovasi, yaitu upaya penyegaran kembali serta pemberian wajah baru pada nilai-
nilai yang masih actual terhadap bentuk-bentuk semula yang sudah usang dan tidak vocal lagi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur budaya yang menjadi kekuatan dinamik dari
kebudayaan dan kehidupan masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia tumbuh dalam cangkokan budaya. Ini berarti bahwa tata pikir, tata nilai
dan tata hidup yang asli tidak dengan sendirinya mengdukung pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti misalnya dominannya budaya bicara di kalangan
masyarakat termasuk termasuk kaum elitnya.
Kondisi semacam ini menunjukan belum tersedianya tradisi berpikir keilmuan
(Poepowardojo,1993). Sehubungan dengan hal itulah maka budaya keilmuan perlu
dikembangkan. Berkembangnya budaya keilmuan akan iku memacu perkembanagan ilmu,
teknologi, dan kehidupan masyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh Sumantri (1986) sebagai
berikut : Suatu masyarakat modern yang berasaskan efisiensi bertumpu pada ilmu dan teknologi
sebagai landasan utamanya, semua aspek kehidupan bermasyarakat ditata secara rasional
berasakan efisiensi bertumpu kepada ilmu dan teknologi sebagai landasan utamanya, semua
aspek kehidupan bermasyarakat ditata secara rasional berdasarkan analisis pengambilan
keputusan dalam berbagai hal didasarkan kepada kerangka argumentasi yang didukung penalaran
yang kuat.
Pemahaman iptek sebagai fenomena budaya seperti ini telah menggeser istilah teknologi kearah
teknoekonomi. Karena di dalam komponen teknologi, terkandung bukan hanya mesin dan alat-
alat yang digunakan budaya tertentu, melainkan di dalamnya juga terkandung cara-cara benda-
benda itu diorganisasikan dalam penggunaannya, pengetahuan ilmiah yang memungkinkan
hadirnya benda-benda tersebut. Disamping itu keberadaannya juga akan mengungkapkan seting
ekosistim, sosiokulural dan latar sosio histories dari masyarakat yang mendukung dan
mengembangkan teknologi tersebut.
Penetapan akhir apakah suatu budaya memutuskan untuk membiarkan teknologi memegang
kendali atau memutuskan untuk mengendalikan teknologi demi perbaiakn social, adalah
merupakan produk sejarah, dan pengaturan sosioekonomis beserta ideology yang mengiringnya
termasuk kekuasan.
b. HotHand Device. Cincin dengan electric guitar players, menggunakan sensor gerak dan
wireless transmitter untuk membuat berbagai efek suara yang disesuaikan dengan gerakan
tangan.
c. Audiovox’s Digital Message Center. Ditempelkan di kulkas, sehingga salah satu anggota
keluarga dapat menulisi catatan digital dan meninggalkan pesan (audio dan video) untuk anggota
keluarga lainnya.
d. Sony’s EyeToy. Sebuah kamera di depan TV memproyeksikan image seorang user ke layar
bermain, memungkinkannya berinteraksi dengan game menggunakan perpindahan dan
pergerakan lengan.
Berikut adalah gambar yang menunjukkan bahwa terjadi perubahan masyarakat disebabkan
perkembangan teknologi. Seorang pria di Cape Town, Afrika Selatan, menjual mobile phones.
Pada 2007, 77% orang Afrika memiliki mobile phone, dan hanya 11% yang memiliki akses
komputer.
.2.7. Perkembangan teknologi
Teknologi diciptakan oleh manusia untuk dapat memenuhi kebutuan manusia itu sendiri, akan
tetapi pada perkembangan selanjutnya justru teknologi tersebut disalah gunakan. Misalnya lewat
teknologi internet atau dunia maya orang akan semakin mudah mengakses situs – situs porno
yang justru itu datang dari kaum muda, hal ini tentu membuat pergeseran norma asusila dalam
hidup kaum muda tersebut. Ini menjadi satu contoh dari sekian banyak contoh yang ada dalam
kehidupan sehari hari masyarakat.
Contoh lain adalah dampak teknologi adalah dalam bidang militer, berpuluh – puluh macam
senjata dicipatakan untuk membunuh manusia, kemana larinya budaya untuk saling menolong,
menghargai sesama manusia kalau teknologi yang diciptakan justru dipakai untuk membunuh
manusia sendiri. Yang paling hangat dalam ingatan kita tentunya kasus penculikan dan
perkosaan yang dilakukan oleh pelajar beberapa waktu lalu yang justru dilakukan setelah pada
mulanya berkenalan lewat media teknologi jejaring sosial online facebook. Dengan begitu
mudahnya orang dapat mengakses informasi diri dan menyebarluaskan kepada sesama teman,
akibatnya prostitusi pun dapat dilakukan lewat dunia maya ini yang justru merupakan efek dari
perkembangan teknologi modern. Dan masih banyak lagi contoh betapa perkembangan teknologi
yang begitu canggih justru disalah gunakan mengakibatkan bergesernya nilai – nilai budaya umat
manusia itu sendiri.
Dalam upaya mempertahankan nilai nilai budaya dalam lingkungan masyarakat tentunya
dibutuhkan kerja yang eksta, mengingat bahwa nilai – nilai budaya dalam masyarakat
menentukan pula perkembangan kehidupan sosial masyarakat itu sendiri. Mereka yang mampu
bertahan di tengah kehidupan teknologi yang semakin canggih tentunya akan mendapatkan
kehidupan yang diinginkan, demikian sebaliknya. Bagaimana upaya mempertahankan nilai –
nilai budaya dalam kehidupan masyarakat ? ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh manusia
dalam upaya membentengi diri dari arus negatif teknologi. Beberapa hal tersebut antara lain :
1. Memperkenalkan pentingya nilai – nilai budaya kepada anak sejak usia dini
2. Memberikan pemahaman kepada anak, masyarakat dan elemen lainnya betapa vitalnya nilai –
nilai budaya terhadap kehidupan
3. Memberikan batasan terhadap hal yang bersifat negatif yang masuk dalam hidup dan
kehidupan suatu masyarakat
3. Menjadikan nilai – nilai budaya sebagai ujung tombak dari norma kehidupan keluarga dan
masyarakat
4. Menjunjung tinggi nilai – nilai budaya
5. Memandang teknologi dengan segala kemajuan dan perubahannya dalam arti yang positif
6. Menggunakan fasilitas kemajuan teknologi untuk hal yang baik dan positif
7. Sebagai orang tua wajib untuk memberikan pengawasan ekstra kepada anak, baik dalam
penggunaan teknologi atau pergaulan sehari-hari.
Memang dalam penerapannya terkadang sulit untuk mengikuti keinginan dibanding kata hati,
akan tetapi untuk hidup yang lebih baik kita dituntut untuk melakukan perubahan dalam hidup
kita. Setinggi apapun kemajuan teknologi yang ditawarkan kepada kita akan tetapi kita salah
menggunakannya tentu akan membuat hidup kita menjadi salah jalan, justru teknologi tersebut
akan menyesatkan hidup kita sehingga nilai – nilai budaya hidup kita tidak lagi sesuai dengan
yang kita harapkan, akhirnya ada yang harus dikorbankan dari kejadian tersebut. Semuanya
berpulang kembali kepada kita manusia sebagai makluk sosial, apakah teknologi yang
sedemikian canggih ini dapat kita maksimalkan penggunaannya atau justru perkembangan
teknologi yang menyeret kita pada hancurnya kebudayaan kita? anda dan saya yang akan
menjawabnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan teknologi dapat menyebabkan manusia semakin bergantung dengan teknologi
tersebut memudahkan user (manusia) untuk memanfaatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan
juga nilai-nilai dasar manusia agar dipertahankan, sehingga bukan sistem yang mengatur user,
tetapi user yang mengatur sistem.
Ilmu pengetahuan adalah suatu institusi kebudayaan,suatu kegiatan manusia untuk mengetahui
tentang diri sendiri dan alam sekitarnya dengan tujuan untuk mengenal manusia sendiri,
perubahan-perubahan linkungan dan variasinya, untuk memanfaatkan, menghindari dan
mengendalikannya. Hasil terapan pengembangan ilmu pengetahuan lalu disebu dengan
teknologi. Peradaban manusia sanga bergantng kepada ilmu dan teknologi. Oleh karena itu,
perkembangan ilmu pengeahuan di satu sisi telah mengalai percepatan (akselerasi) akibat
perkembangan teknologi,di sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dipengaruhi oleh nilai-nilai
dasar ilmu serta karakter ilmu yang bersangkutan. Ilmu pengetahuan dan teknolog pada dasarnya
merupakan fenomena budaya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsure budaya yang menjadi kekuatan dinamik dari
kebudayaan dan kehidupan masyarakat pengdukung kebudayaan tersebut. Sistim pengetahuan
tersmasuk produk manusia sebagai homo sapiens dan sistim teknologi dan perlengkapan hidup
manusia merupakan produk manusia sebagai homo faber. Hal tersebut menunjukkan bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi telah mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan
manusia.
Daftar Pustaka
Tom Rodden. “Human Computer Interaction in The Year 2020”. Avaible
at http://www.medicalnewstoday.com/articles/102984.php. Accessed on May, 28th 2008.
http://umma-nurmawaddahrustam.blogspot.com/2011/05/pengaruh-kemajuan-ilmu-pengetahuan-
dan.html
http://aziz-budiarto.blogspot.com/2012/12/peranan-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi.html
Richard Harper, Tom Rodden, Yvonne Rogers, and Abigail Sellen (editor). “Being Human :
Human-Computer Interaction in The Year 2020”. Availableat
http://research.microsoft.com/hci2020/downloads/beinghuman_a3.pdf. Accessed on May, 28th
2008.
http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/12/pengaruh-perkembangan-teknologi-dalam-
masyarakat-terhadap-pergeseran-nilai-–-nilai-budaya/
http://12650116-si.blogspot.com/2010/11/pengaruh-perkembangan-teknologi.html