1
DAFTAR ISI
Cover
ABSTRAK..............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
2. 1 Tumbuhan Pegagan...................................................................................7
2. 2 Klasifikasi Pegagan...................................................................................7
2. 3 Morfologi Tumbuhan Pegagan..................................................................8
2. 4 Khasiat Pegagan......................................................................................10
BAB III..................................................................................................................11
3.1 Alat dan Bahan........................................................................................11
3.2 Pembuatan...............................................................................................11
3.3 Hasil dan Pembahasan.............................................................................12
BAB IV..................................................................................................................13
4.1 Simpulan..................................................................................................13
4.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
maupun dalam bentuk ramuan (jamu). Pegagan memiliki kandungan
kimia triterpenoid dengan komponen utama antara lain asiatikosida,
madekosid dan asam asitat, flavonoid, asam belutat, hidrokotilin dan
poliasetilen (Depkes, 2004). Khasiat pegagan antara lain peningkatan
ketahanan tubuh, radang, demam, memperlancar sirkulasi darah dan
dapat meningkatkan daya ingat (Januwati dan Yusron, 2005).
Sebagian orang bahkan mengira pegagan merupakan tanaman
pengganggu yang berada di sawah. Pegagan yang secara fisik mirip
dengan tumbuhan liar pada umumnya ternyata memiliki manfaat yang
beragam dalam dunia kesehatan, salah satunya sebagai obat batu ginjal.
Tidak hanya batu ginjal tetapi pegagan juga terkenal dapat mengobati
luka. Pemanfaatan pegagan dilakukan mulai dari cara tradisional hingga
modern mulai dilakukan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Tumbuhan Pegagan
Pegagan (Centella asiatica L. Urban) termasuk salah satu
tumbuhan yang paling banyak dipakai sebagai ramuan obat tradisional.
Centalla asiatica berasal dari aerah Asia tropis dan tumbuh di berbagai
negara seperti Filipina, Cina, India, Sri Lanka, Madagaskar, Afrika dan
Indonesia. Di Indonesia tumbuhan ini dikenal dengan berbagai macam
nama sesuai dengan daerah tempat tumbuhnya. Di Jakarta tumbuhan ini
disebut pegagan, di Sunda antanan, di Sumatera daun kaki kuda, di
Madura tikusan, dan Jawa gagan-gagan dan di Bali daun piduh
sedangkan di luar negeri terkenal dengan sebutan pennywort di Inggris,
gotu kola di Amerika.
Pegagan termasuk tanaman tahunan daerah tropis yang berbunga
sepanjang tahun. Tanaman ini tumbuh menjalar diatas permukaan tanah.
Bentuk daunnya berbentuk seperti ginjal, bertangkai panjang dan tepinya
bergerigi. Pegagan menyukai tanah yang lembab dan cukup sinar
matahari atau tempat teduh. Menurut Winarto dan Surbakti (2003),
pegagan tumbuh dengan baik yang ditandai dengan daunnya yang besar
dan tebal karena ditanam pada tempat yang intensitas cahayanya 30-40%.
2. 2 Klasifikasi Pegagan
Menurut (Lasmadiwati, et al, 2003) klasifikasi daun pegagan
(Centella asiatica L. Urban) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
5
Ordo : Umbilaferae
Family : Apiaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica L. Urban
6
Fungsi Akar:
B. Daun
Daun memiliki nama ilmiah folium. Daun dibedakan menjadi
daun tunggal dan daun majemuk, jika ditinjau dari jumlah helaian
daunnya. Daun tunggal yaitu apabila setip satu tangkai daun
didukung oleh satu helaian daun, maka daun tersebut dinamakan
daun tunggal. Daun majemuk yaitu apabila dalam satu tangkai daun
didukung oleh lebih dari satu helaian daun, maka daun tersebut
dinamakan sebagai daunmajemuk.
C. Batang (caulis)
Tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan yang berbatang (planta
caulis) dan tumbuhan tidak berbatang (planta acaulis). Tumbuhan
disebut sebagai tumbuhan tidak berbatang (planta acaulis)
disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya
seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu
sama lain membuat suatu roset (rosula).
D. Bunga
Bunga merupakan modifikasi dari batang dan daun. Bunga
merupakan struktur pokok tumbuhan, sebagai alat perkembangan
tumbuhan. Bunga berasal dari kuncup bunga (alabastrum atau
7
gemma florifera). Bunga pegagan (Centella asiatica L. Urban)
merupakan jenis bunga majemuk tak berbatas payung (umbrella).
Bunga payung (umbrella) dapat dilihat dari ujung ibu tangkai
yang mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya. Masing-
masing cabang mempunyai suatu pelindung pada pangkalnya.
2. 4 Khasiat Pegagan
Kandungan zat aktif pegagan yang terbesar terletak pada zat
triterpen saponinnya, bersifat saponin sehingga menimbulkan efek busa
pada air. Kandungan zat triterpen saponin pegagan terdiri dari
asiatikosida, asam asiatik, thanukunside, isothankuside, madecassoside,
brahmaside, brahmic acid, madasiatic acid, meso- inosetol, centellose
careteinoid, garam K, Na, Ca, Fe, vellarine, tannin, mucilage, resin,
pektin, gula, protein, fosfor, vitamin B, vitamin C dan sedikit minyak
atsiri. Asiatikosida dalam pegagan bersifat polar akibat gugus glikosida.
Aglikon triterpen dari asiatikosida ini disebut asam asiatik yang
mempunyai gugus alkohol primer sehingga asiatikosida dalam pegagan
berkhasiat sebagai anti demensia, anti infeksi, anti racun, penurun panas,
peluruh air seni, anti lepra, dan anti sifilis.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Pembuatan
Siapkan blender
9
Hasil dari proses pembuatan diatas yaitu ekstrak daun pegagan yang
siap di minum. Banyak manfaat yang bia didapatkan dari meminum
ekstrak daun pegagan antara lain, dapat mengobati penyakit hepatitis,
campak, demam, radang amandel, sakit tenggorokan, bronkitis, infeksi
saluran kencing, muntah darah, sakit perut, cacingan, mengendalikan
penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit ayan, dan typus. Selain
itu, daunnya sendiri juga dapat dipakai untuk menyembuhkan luka yaitu
dengan cara menghancurkannya menjadi serpihan kecil lalu ditempelkan
pada luka.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pegagan (Centella asiatica L. Urban) termasuk salah satu
tumbuhan yang paling banyak dipakai sebagai ramuan obat
tradisional. Centalla asiatica berasal dari daerah asiatropis. Pegagan
mempunyai senyawa fotokimia yang terkandung seperti flavonoid,
saponin, polifenol, dan alkohol serta sifat anti mikroba, anti
hipertensi, anti tertilasi, anti oksidan, anti infammatori, anti
neoplastik, dan anti gastrik. Pegagan dipercaya memiliki senyawa
anti mikroba, dan terbukti dari beberapa senyawa yang berkhasiat,
ternyata juga mampu meminimalisir bakteri. Selain sifat anti
mikroba yang terdapat pada ekstrak pegagan ini juga terdapat
senyawa antioksidan yang dipercayai mampu menahan dan
menangkal radikal bebas dalam bahan pangan. Selain dapat
menangkal radikal bebas juga dipercaya mampu mempertahankan
terjadinya oksidasi seperti oksidasi asam lemak sehingga dapat
mencegahketengikan.
4.2 Saran
Menyadari bahwa penyusunan masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penyusunan akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang proposal diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk
saran berupa kritik atau saran terhadap penyusun sangat diperlukan
untuk memperbaiki proposal yang telah dijelaskan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12