05&06. Mengelola Persediaan Pada SCM
05&06. Mengelola Persediaan Pada SCM
3HQGDKXOXDQ
Termasuk diantaranya adalah:
3HQGDKXOXDQ
2 Persediaan biskuit kaleng di berbagai supermarket dan toko yang 2 Kalau dirinci secara detail, tentulah sangat banyak jenis
siap dijual ke pelanggan. Ukuran, gambar, model, dan isi kaleng persediaan yang ada di sebuah supply chain biskuit kaleng.
tentu banyak variasinya. Ini berarti, setiap supermarket bisa 2 Belum termasuk persediaan barang-barang lain yang secara
menyimpan ratusan jenis biskuit kaleng. langsung, maupun tidak langsung terlibat dalam supply chain
2 Persediaan dengan bentuk yang sama juga ada di gudang biskuit tadi. Ini termasuk persediaan komponen mesin, karton
distributor pusat maupun cabang. Sebelum dikirim ke distributor, pembungkus (packaging), kertas, dan sebagainya.
produk2 tsb juga tersimpan di gudangnya pabrik biskuit. 2 Mengelola aliran material / produk dengan tepat adalah salah satu
2 Pabrik pasti juga menyimpan bahan baku seperti tepung, gala, tujuan utama dari supply chain.
garam, zat pewarna, air, dan kaleng yang sudah siap diisi 2 Aliran yang tepat berarti tidak terlalu terlambat dan tidak terlalu
2 Pabrik kaleng memiliki persediaan kaleng yang sudah jadi dan dini, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, dan terkirim ke tempat
siap dikirim ke pabrik, persediaan kaleng yang belum jadi tetapi yang memang membutuhkan.
sudah sebagian diproses (work in process), maupun aluminium 2 Tentunya jumlah yang dikirim harus mencerminkan kebutuhan
sebagai bahan baku kaleng. masing-masing wilayah pemasaran.
2 • Pabrik aluminium menyimpan bahan baku maupun aluminium 2 Kalau tidak, satu wilayah akan kekurangan produk dan wilayah
lempengan yang siap dikirinl ke pabrik kaleng. lain akan kelebihan.
3HQGDKXOXDQ .HQDSD3HUVHGLDDQ 0XQFXO"
2 Persediaan bisa muncul karena memang direncanakan atau
merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap suatu informasi.
2 Kekurangan maupun kelebihan pasokan produk sama-
2 Jadi ada perusahaan yang memiliki persediaan karena sengaja
sama berdampak negatif bagi kinerja supply chain. membuat produk lebih awal atau lebih banyak dari waktu dan
jumlah yang akan dikirim atau dijual pada suatu waktu tertentu,
2 Selain alokasi pengiriman harus tepat, pabrik juga
ada juga karena merupakan akibat dari permintaan yang terlalu
harus memproduksi biskuit sesuai dengan kebutuhan sedikit dibandingkan dengan perkiraan awal.
pelanggan.
Sebagai contoh, Pabrik biskuit tahun ini membuat terlalu banyak,
2 Kebutuhan pelanggan sendiri hanya bisa diramalkan. biskuit jenis A. Permintaan sesungguhnya hanya 5320 kaleng
padahal produksinya 5500 kaleng. Sisanya sebanyak 180 kaleng
2 Kesalahan bisa berupa memproduksi terlalu banyak atau
tidak terjual sampai akhir masa kadaluwarsanya.
terlalu sedikit (volume error) atau memproduksi jenis Persediaan ini muncul karena ketidakpastian permintaan.
biskuit yang salah (mix error) akan menimbulkan masalah Dengan kata lain, perusahaan tidak punya informasi yang akurat
berapa kaleng permintaan biskuit jenis A tersebut.
persediaan.
,QYHWRU\7XUQRYHU
,QYHWRU\7XUQRYHU 5DWH
Untuk melihat seberapa cepat produk atau barang mengalir
,QYHWRU\'D\V2I
,QYHWRU\'D\V2I 6XSSO\
relatif terhadap jumlah yang rata-rata tersimpan sebagai 2 Didefinisikan sebagai rata-rata jumlah hari suatu perusahaan
persediaan. bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki.
Nilainya bisa diukur untuk tiap individu produk atau secara 2 Ukuran ini sebenarnya bisa dikatakan seirama dengan
agreggat mewakili satu kelompok atau kesoluruhan produk. tingkat perputaran persediaan.
Tingkat perputaran biasanya diukur dalam setahun. 2 Kalau inventory days of supply panjang maka
tingkat perputarannya rendah.
Misalkan sebuah perusahaan menjual 150 jenis produk.Nilai 2 Misalkan untuk kasus di atas perusahaan beroperasi selama
per sediaan yang dimiliki rata-rata Rp. 3 milyar. Nilai penjualan 300 hari dalam setahun.
dalam setahun untuk keseluruhan produk adalah 40 milyar 2 Berarti nilai persediaan yang terjual per hari adalah 30
dimana 25% nya merupakan marjin. Berarti nilai persediaan milyar / 300 hari = 0.10 milyar.
yang terjual dalam setahun adalah 30 milyar sehingga tingkat 2 Dengan demikian maka nilai inventory days of supply dari
perputarannya adalah 10 kali dalam setahun. kasus tersebut adalah 3 milyar per hari dibagi 0.10 milyar =
30 hari.
Semakin besar nilainya semakin bagus. Nilai normal untuk 2 Jadi rata-rata perusahaan memiliki persediaan untuk
tiap industri tentu berbeda-beda. kebutuhan 30 hari kerja.
)LOO 5DWH .ODVLILNDVL 3HUVHGLDDQ
Fill rate adalah persentase jumlah item yang
tersediaketika diminta oleh pelanggan.
2 Jadi fill rate 97% berarti ada kemungkinan 3% dari item Persediaan bisa diklasifikasikan dengan berbagai
yang diminta oleh pelanggan tidak tersedia. cara. Pada bagian ini kita akan melihat persediaan
2 Akibatnya pelanggan harus menunggu beberapa lama dari 3 klasifikasi:
atau pindah ke tempat lain untuk mendapatkannya. 1. Berdasarkan Bentuknya,
2 Fill rate bisa diukur untuk tiap produk secara individual atau 2. Berdasarkan Fungsinya
untuk keseluruhan produk secara agregat.
3. Berdasarkan Sifat Ketergantungan
2 Untuk menciptakan supply chain manajemen yang efektif,
perusahaan mungkin harus membedakan target fill rate
untuk tiap pelanggan dan tiap item.
2 Perbedaan target fill rate ini biasanya mencerminkan
nilai strategis dari tiap kelompok item atau kelompok
pelanggan tersebut
%HUGDVDUNDQ )XQJVLQ\D
%HUGDVDUNDQ %HQWXNQ\D
Berdasarkan fungsinya, persediaan bisa dibedakan menjadi:
2 Persediaan bisa diklasifikasikan menjadi bagan baku (raw
a. Pipeline/transit inventory.
materials), barang setengah jadi (WIP), dan produk jadi 2 Persediaan ini muncul karena lead time pengiriman dari satu tempat
ke tempat lain.
(finished product). 2 Barang yang tersimpan di truk sewaktu proses pengiriman adalah salah
satu contohnya.
2 Klasifikasi ini biasanya hanya berlaku pada konteks 2 Persediaan ini akan banyak kalau jarak (dan waktu) pengiriman panjang.
2 Jadi, persediaan jenis ini bisa dikurangi dengan mempercepat pengiriman
perusahaan manufaktur. misalnya dengan mengubah alat atau mode transportasi atau dengan
mencari pemasok yang lokasinya lebih dekat (tentunya dengan
2 Produk jadi yang dihasilkan oleh supplier akan menjadi mempertimbangkan konsekuensi lain seperti ongkos kirim, harga dan
kualitas)
bahan baku bagi sebuah pabrik perakitan.
b. Cycle stock.
2 Jadi, dalam konteks supply chain mestinva produk jadi 2 Persediaan akibat motif memenuhi skala ekonomi.
2 Persediaan ini punya siklus tertentu.
adalah produk yang sudah tidak akan mengalami proses
2 Pada saat pengiriman jumlahnya banyak, kemudian sedikit demi sedikit
pengolahan lagi dan siap digunakan oleh pemakai akhir berkurang akibat dipakai atau dijual sampai akhirnya habis atau hampir
habis, kemudian mulai dengan siklus baru lagi.
%HUGDVDUNDQ 6LIDW .HWHUJDQWXQJDQ
%HUGDVDUNDQ )XQJVLQ\D 2 Persediaan bisa diklasifikasikan berdasarkan sifat
ketergantungan kebutuhan antara satu item dan item lainnya.
c. Persediaan pengaman (safety stock).
2 Item-item yang kebutuhannya tergantung pada kebutuhan item
2 Fungsinya adalah sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian
permintaan maupun pasokan.
lain dinamakan dependent demand item. Sedangkan
2 Perusahaan biasanya menyimpan lebih banyak dari yang kebutuhan independent demand item tidak tergantung pada
diperkirakan dibutuhkan selama suatu periode tertentu supaya kebutuhan item lain.
kebutuhan yang lebih banyak bisa dipenuhi tanpa harus 2 Klasifikasi ini dilakukan karena pengelolaan kedua jenis item
menunggu. ini biasanya berbeda.
2 Besar kecilnva persediaan pengaman terkait dengan biaya
persediaan dan service level.
2 Dependent demand item biasanya adalah komponen atau
bahan baku yang akan digunakan untuk membuat produk jadi.
d. Anticipation stock adalah persediaan yang dibutuhkan untuk 2 Kebutuhan bahan baku dan komponen tersebut ditentukan
mengantisipasi kenaikan permintaan akibat sifat musiman dari oleh banyaknya jumlah produk jadi yang akan dibuat dengan
permintaan terhadap suatu produk. menggunakan komponen atau bahan baku tersebut.
2 Walaupun anticipation stock juga pada hakekatnya mengantisipasi
2 Produk jadi biasanya tergolong dalam independent demand
permntaan yang tidak pasti, namun perusahaan bisa memprediksi
adanya kenaikan dalam jumlah yang significant (bukan sekedar item karena kebutuhan akan satu produk jadi tidak langsung
pola acak). mempengaruhi kebutuhan produk jadi yang lain.
0RGHO 3HUVHGLDDQ
0RGHO 3HUVHGLDDQ
y 0RGHO(24GLEXDWEHUGDVDUNDQDVXPVLVLWXDVL\DQJ 2 Kenyataannya, baik permintaan maupun lead time sama-
GHWHUPLQLVWLN sama tidak pasti. Karena itu, waktu pemesanan kembali
$UWLQ\DSHUPLQWDDQPDXSXQSDVRNDQGLDQJJDSSDVWL suatu barang harus mempertimbangkan ketidakpastian
y /HDGWLPHMXJDEHOXP GLSHUWLPEDQJNDQ pada aspek2 tersebut.
y 8QWXNEHURSHUDVLSDGDVLWXDVLGHQJDQNHWLGDNSDVWLDQPDND 2 Waktu pemesanan kembali sering diwujudkan dalam
GLEXWXKNDQSHUVHGLDDQSHQJDPDQXQWXNPHQJXUDQJL bentuk nilai reorder point.
NHPXQJNLQDQWHUMDGLQ\DNHNXUDQJDQWHUKDGDSEDUDQJ\DQJ 2 Misalkan perusahaan menggunakan tepung sebanyak 1
EHUVDQJNXWDQ ton/hari.
y $GDQ\DOHDGWLPHPHPEXDWNLWDKDUXV PHQHQWXNDQ ZDNWX 2 Misalkan lead time antara pemesanan sampai pengiriman
SHPHVDQDQ tepung terigu adalah 5 hari maka perusahaan harus
y $SDELODOHDGWLPHVXDWXSHQJLULPDQNRQVWDQVHODPD KDUL melakukan pemesanan kembali pada saat tepung terigu
WLGDN PHQJDQGXQJNHWLGDNSDVWLDQPDNDNLWDUQHPHVDQ tersisa 5 ton.
KDULVHEHOXPEDUDQJKDELVGLJXQDNDQVHKLQJJDSHVDQDQ 2 Dengan demikian pesanan tersebut akan datang tepat
\DQJEDUXDNDQGDWDQJWHSDWSDGDVDDWEDUDQJ\DQJDGD pada saat terigu habis.
KDELVWHUMXDODWDXWHUSDNDL 2 Jadi, reorder point adalah banyaknya barang tersisa
dimana kita harus melakukan pemesanan kembali.
0RGHO 3HUVHGLDDQ 0RGHO 3HUVHGLDDQ
y 3HUVHGLDDQSHQJDPDQDWDXVDIHW\VWRFN EHUIXQJVL XQWXN
PHOLQGXQJLNHVDODKDQGDODPPHPSUHGLNVLSHUPLQWDDQVHODPD
OHDG WLPH
2 Bagaimana jika lead time selama 5 hari itu hanya nilai rata-rata
dan dalam kenyataannya bisa berdistribusi antara 3 sampai 7
y 8QWXNPHQGDSDWNDQJDPEDUDQVHEHUDSDWLGDN SDVWLSHUPLQWDDQ
hari? Bagaimana juga bila permintaan per hari memiliki variasi VHODPDOHDGWLPHWHUVHEXWSHUXVDKDDQSHUOXPHQJXPSXONDQGDWD
dengan standar deviasi 0.2 ton? Kalau ini yang terjadi maka XQWXNPHQGDSDWNDQ GLVWULEXVLQ\D
reorder point biasanya lebih besar untuk mengurangi probabilitas y %HVDUQ\DVDIHW\VWRFN66VHFDUDXPXP GDSDW GLUXPXVNDQ
terjadinya kekurangan tepung terigu sebelum pesanan berikutnya VHEDJDL EHULNXW
datang. Jadi, pada situasi dimana ada ketidakpastian pada sisi
66 =[ VG
pasokan maupun permintaan, reorder point bisa dihitung dengan
rumus berikut: y 0LVDONDQGDWDSHUPLQWDDQVHODPDOHDGWLPH EHUGLVWULEXVLQRUPDO
2 ROP = permintaan selama lead time + safety stock PDNDSHQJKLWXQJDQQLODLVDIHW\VWRFNELVDGLODNXNDQGHQJDQ
2 Misalkan permintaan rata-rata per hari adalah d, rata-rata lead FXNXS PXGDK
time adalah l hari maka <DQJSHUOXGLNHWDKXLKDQ\DODKVWDQGDUGHYLDVL SHUPLQWDDQ VHODPD
2 ROP = d x I + safety stock OHDGWLPHVGGDQVXDWXQLODLGDULWDEHOGLVWULEXVLQRUPDOVWDQGDU
\DQJEHUNRUHODVLGHQJDQSUREDELOLWDVWHUWHQWX =
9HQGRU0DQDJHG ,QYHQWRU\
9HQGRU0DQDJHG 9HQGRU0DQDJHG
9HQGRU0DQDJHG ,QYHQWRU\90,
90, 2 Dengan adanya masalah tersebut, saat ini banyak perusahaan yang
mengubah praktek di atas dengan model yang dinamakan vendor
managed inventory (VMI).
2 Kedua, pemasok sering harus mengubah jadwal produksi secara 2 Pada model ini perusahaan pembeli tidak lagi memutuskan apa, kapan,
tiba-tiba karena apa yang diminta pelanggan tiba-tiba berubah dari apa dan berapa yang akan dipesan, melainkan hanya memberikan informasi
yang diperkirakan oleh pemasok atau karena pelanggan yang lebih permintaan dari pelanggan mereka, persediaan yang tersisa, serta
penting tiba-tiba melakukan pesanan mendadak sehingga produksi informasi lain seperti rencana promosi atau kegiatan lain yang bisa
untuk memenuhi pesanan dari pelanggan 'kelas dua' terpaksa dijadwal mempengaruhi penjualan di masa yang akan datang.
ulang. 2 Kalau perusahaan pembeli yang dimaksud disini adalah perusahaan
2 Perubahan pada jadwal produksi selanjutnya mengakibatkan manufaktur, informasi permintaan yang dimaksud mungkin berupa
perubahan pada kebutuhan bahan baku, komponen, maupun jam kerja. informasi kebutuhan mereka terhadap bahan baku atau komponen
2 Perubahan yang terlalu sering pada jadwal produksi bisa dalam beberapa periode mendatang.
mengakibatkan apa yang dinamakan 'schedule nervosuness'. 2 Dengan adanya informasi tsb, pemasok akan menentukan sendiri waktu
2 Di samping inefisiensi, fenomena di atas juga mengakibatkan service dan jumlah pengiriman ke perusahaan pembeli.
level yang rendah karena banyak permintaan yang tidak akan bisa 2 Tentu pembeli juga harus memberikan indikasi berapa minimum dan
dipenuhi tepat waktu. maksimum persediaan yang mereka harapkan.
9HQGRU0DQDJHG ,QYHQWRU\
9HQGRU0DQDJHG %HEHUDSD+DPEDWDQ GDODP
%HEHUDSD+DPEDWDQ
90, 0DQDMHPHQ 3HUVHGLDDQ
2 Diperlukan koordinasi dan peitukaran informasi yang lancar antara kedua Banyak hal yang mengakibatkan sistem persediaan pada supply chain
belah pihak untuk menjamin model VMI ini berjalan dengan baik. tidak efektif.
2 Mereka yang sukses menerapkan program VMI adalah yang memiliki Sebab-sebab tersebut sangat bervariasi, ada yang teknis dan ada juga
infrastruktur komunikasi dan informasi yang bagus sehingga pembeli yang terkait dengan perilaku individu maupun organisasi.
bisa memberikan data penjualan maupun persediaan dari waktu ke Beberapa diantaranya, yaitu :
waktu secara real time. 1. Tidak ada metrik kinerja yang jelas.
2 Pemasok juga harus punya kemampuan untuk mengambil 2 Kinerja supply chain banyak terkait dengan persediaan.
keputusan pengiriman dengan tepat.
2 Misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turnover rate), rata-
2 Kemampuan untuk menganalisis pola permintaan, lead time rata lama permintaan atau kebutuhan bisa dipenuhi oleh persediaan
pengiriman, dan meramalkan permintaan perlu dimiliki oleh pemasok. (inventory days of supply), banyaknya persediaan yang kadaluwarsa,
2 Mereka juga harus sama-sama memahami berapa service level yang dan sebagainya.
harus dicapai. 2 Walaupun ukuran-ukuran tersebut relatif jelas definisi dan cara
mengukurnya di lapangan, memilih ukuran mana yang pas dan
berapa target yang harus dicapai bukanlah hal yang simpel.
%HEHUDSD+DPEDWDQ GDODP
%HEHUDSD+DPEDWDQ %HEHUDSD+DPEDWDQ GDODP
%HEHUDSD+DPEDWDQ
0DQDMHPHQ 3HUVHGLDDQ 0DQDMHPHQ 3HUVHGLDDQ
2. Status Pesanan Tidak Akurat.
2 Hal ini dikarenakan supply chain memiliki strategi yang berbeda-
beda dan strategi tersebut harus mencerminkan kemampuan 2 Ketika pelanggan memesan suatu produk ke pemasok, berharap bisa
sumber daya dan kebutuhan pasar. mendapatkan informasi kapan pesanan tersebut bisa dipenuhi.
2 Supply chain yang berada pada lingkungan industri yang inovatif 2 Walaupun pada awalnya pelanggan sudah mendapatkan lnformasi
akan memiliki kriteria yang berbeda terhadap persediaan tersebut, mereka tetap mengharapkan informasi yang mutakhir
dibandingkan dengan mereka yang berada pada industri yang tentang perkembangan pesanan mereka dari waktu ke waktu.
relatif stabil dengan siklus produk yang panjang. 2 Namun sangat sering terjadi supplier tidak mampu memberikan
2 Pengukuran kinerja persediaan selalu harus dihubungkan dengan informasitentang status pengiriman yang akurat.
kemampuan supply chain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2 Akibatnya, perasaan ketidakpastian tinggi dan mendorong
2 Ukuran customer service seperti stockout rate atau fill rate perlu
didefinisikan dengan baik. pelanggan untuk menyimpan cadangan persediaan yang lebih
banyak.
2 Pelanggan dan pemasok mungkin punya target fill rate yang
berbeda.
2 Dalam supply chain, ukuran-ukuran kinerja harus mencerminkan
kepentingan kedua belah pihak dan sedapat mungkin
didefinisikan bersama dengan target yang sama pula.
%HEHUDSD+DPEDWDQ GDODP
%HEHUDSD+DPEDWDQ %HEHUDSD+DPEDWDQ GDODP
%HEHUDSD+DPEDWDQ
0DQDMHPHQ 3HUVHGLDDQ 0DQDMHPHQ 3HUVHGLDDQ
3. Sistem Informasi Kurang Handal.
2 Perusahaan tidak akan bisa memberikan informasi status pesanan kalau 4. Kebijakan persediaan terlalu sederhana dan mengabaikan
system informasi antar bagian dalam perusahaan maupun system yang ketidakpastian.
bisa menghubungkan perusahaan dengan pelanggan tidak handal. 2 Perusahaan perlu pemahaman situasi lapangan dengan banyak
2 Seringkali tiap bagian di dalam perusahaan tidak memiliki informasi melakukan analisis data seperti lead time, permintaan, akurasi catatan
yang sama tentang persediaan. persediaan, persentase kerusakan (reject / defect rate), dan sebagainya.
2 Catatan yang berbeda antar bagian. 2 Perusahaan sering menyamaratakan kebijakan persediaan untuk semua
2 Bagian pemasaran tidak bisa mengakses data persediaan sehingga item yang sebenarnya menliliki karakteristik yang berbeda- beda.
mereka sering melakukan kesepakatan dengan pelanggan dengan 2 Kebijakan safety stock, reorder point, dan kebijakan-kebijakan lainnya
menggunakan data persediaan yang tidak handal. tentu harus berbeda antara item yang satu dengan yang lain.
2 Banyak perusahaan menggunakan system informasi yang terintegrasi
namun tetap saja masalah akurasi catatan bisa bermasalah karena ini
ditentukan oleh ketelitian dan kemauan mereka yang bertugas untuk
memelihara data.
%HEHUDSD+DPEDWDQ GDODP
%HEHUDSD+DPEDWDQ %HEHUDSD+DPEDWDQ GDODP
%HEHUDSD+DPEDWDQ
0DQDMHPHQ 3HUVHGLDDQ 0DQDMHPHQ 3HUVHGLDDQ
5. Biaya-biaya persediaan tidak ditaksir dengan benar.
2 Ada perusahaan yang sejak awal mengambil keputusan, tanpa 6. Keputusan Supply Chain yang tidak terintegrasi.
2 Implikasi dari keputusan suatu supply chain terhadap persediaan sering tidak
analisis, bahwa pengiriman lewat udara pasti tidak layak.
dipahami dengan baik.
2 Ada perusahaan yang setelah melakukan analisis transportasi
2 Sebuah perusahaan printer di pada awalnya menerima pesanan dari pusat-
ternyata bisa merealisasikan penghematan luar biasa karena pindah pusat penjualan mereka di seluruh dunia.
dari transportasi laut ke transportasi udara.
2 Tiap negara biasanya memiliki kebutuhan yang berbeda terutama karena
2 Untuk produk-produk yang relatif kecil volumenya dan membutuhkan perbedaan bahasa yang akan digunakan pada buku petunjuk serta perbedaan
kecepatan respon yang tinggi, ongkos transportasi yang jauh lebih mahal sistem sumber daya listrik
bisa dibayar dengan penghematan dari berkurangnya tumpukan 2 Awalnya mengirim produk yang sudah jadi ke masing2 pusat penjualan,
persediaan yang menghabiskan biaya modal yang besar serta namun karena pesanan biasanya dibuat berdasarkan ramalan, sering kali
kesempatan jual yang lebih banyak akibat pemendekan waktu untuk ada perubahan pesanan ketika printer yang mengakibatkan banyak terjadi
mencapai pasar. penumpukan persediaan di satu lokasi dan kekurangan di tempat lain.
2 Perusahaan sering melupakan ongkos-ongkos kesempatan dalam 2 Akhirnya dilakukan perubahan, pabrik hanya membuat produk dasar standar
menaksir biaya persediaan terutama karena ongkos-ongkos tersebut tidak dan masing2 pusat distribusi bertugas melakukan finalisasi produk
pemberian buku petunjuk dan power supply.
tercatat dalam laporan akuntansi.