5.RIP Version 1
5.RIP Version 1
RIP berevolusi dari protokol pertama yang dikembangkan oleh Xerox yang disebut
dengan Gateway Information Protocol (GWINFO). Dengan dikembangkannya Xerox
Network System (XNS), GWINFO juga berkembang menjadi RIP. Semakin popular
karena diimplementasikan pada Berkeley Software Distribution (BSD) sebagai daemon
yang diberi nama routed (dibaca “route-dee”). Berbagai jenis vendor membuat versi
mereka sendiri, tentu saja menghasilkan implementasi yang berbeda pula. Oleh sebab
itu pada tahun 1988 Charles Hendrick menulis RFC 1058 untuk menetapkan standar
RIP. Semenjak itu RIP berkembang menjadi RIPv2 pada tahun 1994 dan RIPng pada
tahun 1997.
Porsi data pesan RIP dienkapsulasi menjadi segmen UDP, dengan port number titik
sumber dan tujuan diset menjadi 520. Header IP header dan header data link
menambahkan alamat broadcast tujuan sebelum pesan tersebut dikirim keluar interface
yang telah diset dengan RIP.
RIP Message Format: RIP Header
Tiga field khusus yang terdapat pada 4-byte header ditandai dengan tanda orange pada
gambar. Field command menetapkan tipe pesan. Field version di set 1 untukRIP versi 1.
Field Must be Zero menyediakan ruangan untuk ekpansi fitur selanjutnya.
Masuk ke router configuration mode untuk RIP, masuk ke router rip pada global
configuration prompt. Perhatikan perubahan yang terjadi pada prompt:
R1(config-router)#
Perintah ini belum secara langsung melakukan proses RIP. Malahan, prompt ini
menyediakan setting konfigurasi protokol routing. Belum ada update routing yang
dikirim.
Jika ingin menghapus proses routing RIP pada peralatan, ketik perintah no router
rip. Perintah ini menghentikan semua proses RIP dan menghapus semua RIP yang
telah dikonfigurasi.
5.2.3 Specifying Networks
Dengan masuk ke RIP router configuration mode, router diperintahkan untuk
menjalankan RIP. Namun router masih harus mengetahui interface local yang mana
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan router lain, gunakan perintah network
pada router configuration mode dan masukkan alamat classful network untuk masing-
masing jaringan yang terhubung langsung.
Router(config-router)#network directly-connected-classful-
network-address
Perintah network:
Mengaktifkan RIP pada semua interface untuk jaringan tertentu. Interface yang
berhubungan sekarang dapat saling mengirim dan menerima update RIP.
Mengumunkan jaringan tertentu yang ada pada RIP routing table mengirim update
ke router setiap 30 menit.
Pada gambar, perintah network digunakan untuk mengkonfigurasi ketiga router untuk
jaringan yang terhubung langsung. Hanya jaringan classful yang masuk ke routing table.
Apa yang terjadi jika kita memasukkan alamat subnet atau alamat IP interface daripada
memasukkan alamat jaringan classful ketika menggunakan perintah network untuk
konfigurasi RIP?
R3(config)#router rip
R3(config-router)#network 192.168.4.0
R3(config-router)#network 192.168.5.1
Dari contoh, memasukkan alamat IP interface daripada alamat jaringan classful. IOS
tidak menampilkan pesan error. IOS dengan sendirinya mengoreksi dan menampilkan
alamat jaringan classful. Dapat dilihat dengan mengetikkan perintah:
R3#show running-config
!
router rip
network 192.168.4.0
network 192.168.5.0
!
Pada gambar dapat kita lihat, terdapat lima jaringan yang terdapat pada topologi. Setiap
router mempunyai daftar kelima jaringan yang tersimpan pada routing tablenya. Oleh
karena dapat disimpulkan bahwa ketiga router tersebut sudah berada pada keadaan
convergence karena setiap router telah memiliki rute ke semua jaringan yang terdapat
pada topologi ini.
Interpreting show ip route Output
Daftar rute dengan kode huruf R adalah cara tercepat untuk verifikasi RIP benar-
benar sedang berjalan pada router. Jika RIP tidak terdapat dalam daftar tersebut,
bisa dipastikan bahwa RIP belum dikonfigurasi.
Nilai AD (120 untuk RIP) dan jarak ke jaringan (2 hops) ada dalam kurung.
Alamat IP next-hop yang diumumkan router ada pada daftar yaitu (R2 pada
192.168.2.2) dan lamanya waktu update tersebut sampai pada R1 (00:00:23).
Terakhir, interface keluar yang digunakan oleh router untuk tujuan lalulintas
mengakses jaringan remote (Serial0/0/0).
5.3.2 Verifying and Troubleshooting
Interpreting show ip protocols Output
Jika jaringan tidak ditemukan pada routing table, gunakan perintah show ip protocols
untuk mengetahui konfigurasi routing. Perintah show ip protocol digunakan untuk
menampilkan protokol yang sedang dikonfigurasi pada sebuah router. Output ini bisa
digunakan untuk verfikasi parameter RIP, antara lain:
Routing RIP telah dikonfigurasi
Interface yang benar mengirim dan menerima update RIP
Router mengumumkan jaringan yang benar
RIP neighbor mengirim update
Perintah ini juga sangat berguna saat memverifikasi jenis protokol routing lain yang
sedang beroperasi, seperti EGIRP dan OSPF.
Baris pertama dari output perintah ini memverifikasi bahwa routing RIP telah
dikonfigurasi dan sedang berjalan pada R2. Untuk menghasilkan output seperti ini,
setidaknya ada satu buah interface yang dikonfigurasi dengan perintah network yang
menjalankan protokol RIP ini.
Ada timer yang menjadi output dari perintah ini. Timer ini merupakan waktu yang
menyatakan bahwa update (dalam kasus ini) akan dikirim 23 detik lagi dari sekarang.
Informasi ini berhubungan dengan update filter dan dan redistribusi rute, jika
dikonfigurasi pada router ini. Lebih lanjut dibahas pada CCNP.
Blok ini berisi informasi tentang versi dari RIP yang dgunakan dan interface mana yang
berpartisipasi dalam update RIP.
Bagian dari output diatas menampilkan router R2 bahwa menggunakan batas jaringan
classful dan secara default akan menggunakan rute dengan 4 cost yang sama untuk
load balance traffic.
Sebagian besar kerusakan konfigurasi RIP terkait dengan terjadi kesalahan dalam
konfigurasi network, hilangnya konfigurasi network, atau konfigurasi subnet yang
tidak berhubungan dengan lingkungan classful. Semua hal yang berhubungan dengan
kerusakan yang dialami oleh konfigurasi RIP dapat diketahui dengan mengetikkan
perintah debug ip rip. Perintah ini menampilkan update routing RIP yang dikirim
ataupun yang diterima. Karena update bersifat periodic, untuk mengetahui update
berikutnya harus menunggu beberapa waktu.
Pertama dapat dilihat bahwa update berasal router R1 melalui interface Serial 0/0/0. R1
hanya mengirim sebuah rute pada network 192.168.1.0. tidak ada rute lain ynag dikirim
sebab akan melanggar aturan split horizon. R1 tidak dibolehkan untuk mengumumkan
network kembali ke R2 karena R2 telah mengirimkannya ke R1.
Update selanjutnya diterima dari R3. Karena aturan split horizon, R3 hanya mengirim
sebuah network yaitu 192.168.5.0
R2 mengirim keluar updatenya sendiri. Pertama, membangun update yang akan dikirim
oleh R2 ke interface Fa 0/0. Update ini, termasuk semua isi routing table, kecuali
network 192.168.3.0 dimana interface Fa 0/0 telah dikonfigurasi dengan alamat network
tersebut.
Selanjutnya, R2 membangun update baru yang dikirim ke R3. Terdiri dari tiga rute. R2
tidak memasukkan network yang dipakai bersama dengan R3 dan network 192.168.5.0
karena aturan split horizon.
Terakhir, R2 membangun update yang akan dikirim ke R1. Ada tiga rute yang termasuk
ke update ini. R2 tidak memasukkan network yang dipakai bersama dengan R1 dan
network 192.168.1.0 karena split horizon.
Note: proses ini akan berulang per 30 detik, sesuai dengan periode update RIP.
Untuk menghentikan monitoring ini, ketik perintah no debug ip rip atau undebug
all.
Perintah ini akan menghentikan update routing dikirim melalui interface tertentu.
Namun, alamat network interface tersebut masih dapat diumumkan dengan routing table
melalui interface lain yang ada pada routing table tersebut.
Pada gambar diatas, R2 pertama kali dikonfigurasi dengan perintah passive interface
untuk mencegah update routing pada fa 0/0 karena tidak ada RIP neighbor pada
jaringan LAN. Untuk verifikasi passive interface gunakan perintah show ip protocols.
Oleh sebab itu interface tersebut tidak dibawah perintah Interface lagi, tapi dibawah
bagian baru yang disebut Passive Interface. Juga dinyatakan bahwa jaringan
192.168.3.0 masih dalam daftar routing for network, yang berarti bahwa jaringan ini
masih dimasukkan ke dalam routing table sebagai rute entri pada update RIP yang
dikirim ke R1 dan R3. Semua jenis protokol routing mendukung konfigurasi passive
interface.
Alamat network 192.168.4.0/24 dibagi disubnet menjadi sebuah subnet saja yaitu
192.168.4.8/30.
Karena terjadi penambahan jaringan baru pada scenario B, proses routing RIP yang
sebelumnya telah diimplementasikan dihapus dengan perintah no router rip sebelum
routing RIP baru dipakai.
Pada output R1, kedua subnet dikonfigurasi dengan perintah network. Secara teknis,
konfigurasi ini tidak benar karena RIPv1 mengirim alamat network classful pada update
routingnya dan bukan mengirim subnetnya. Oleh karena itu, IOS mengubah konfigurasi
tersebut menjadi benar, konfigurasi classful, dan dapat dilihat dengan menggunakan
perintah show run.
Pada output R2, subnet 192.168.4.8 telah dikonfigurasi dengan menggunakan perintah
network. Konfigurasi ini secara teknis salah dan IOS mengubah subnet 192.168.4.8
menjadi 192.168.4.0 saat menjalankan konfigurasi.
Konfigurasi routing yang ada pada R3 benar. Konfigurasi yang dijalankan oleh router
cocok dengan apa yang telah dimasukkan pada configuration mode router tersebut.
Pada gambar dapat dilihat bahwa R2 memiliki interface dengan lebih dari major classful
networknya. Ini menjadikan R2 sebagai boundary router pada RIP. Interface fa 0/0 dan
serial 0/0/0 merupakan bagian dari boundary 172.30.0.0. Interface serial 0/0/1
merupakan bagian boundary 192.168.4.0.
Pada gambar, R2 menerima update dari R1 dan mesaukkan network tersebut kedalam
routing tablenya. Bagaimana R2 menegtahui bahwa subnet tersebut mempunyai subnet
mask /24 (255.255.255.0)? ini karena:
R2 menerima informasi ini dari interface yang berasal dari network classful yang
sama (172.30.0.0) dengan update yang masuk yaitu 127.30.1.0
Alamat IP dimana R2 menerima pesan “172.30.1.0” dari serial 0/0/0 adalah
172.30.2.2 dengan subnetmask 255.255.255.0 (/24)
R2 menggunakan subnetmasknya sendiri pada interface ini dan juga untuk semua
subnet 172.30.0.0 dalam hal 172.30.1.0
Subnet 172.30.1.0/24 ditambahkan ke routing table
Router yang menjalankan RIPv1 terbatas dalam penggunaan subnet mask yang sama
untuk semua subnet dengan classful network yang sama.
5.4.4 Sending RIP Updates
Using Debug to View Automatic Summarization
Ketika mengirim update, router boundary R2 akan mengirim alamat network dan nilai
metriknya. Jika rute entri yang ada pada update dikirim ke major network yang berbeda,
maka alamat network pada rute entri dirangkum menjadi classful atau alamat major
network. R2 mengirim classful network ke R1 dengan alamat 192.168.4.0 dan
192.168.5.0.
R2 juga memiliki rute untuk subnet 172.30.1.0/24, 172.30.2.0/24, dan 172.30.3.0. pada
update R2 untuk R3 melalui serial 0/0/1, R2 hanya mengirim rangkuman alamat classful
network yaitu 172.30.0.0
Telah diketahui bahwa R1 memiliki tiga rute untuk major network 172.30.0.0 yang telah
di subnet /24 atau 255.255.255.0. R3 hanya mempunyai sebuah rute ke jaringan
712.30.0.0, dan jaringan tersebut tidak disubnet. R3 memiliki major routing yang ada
pada routing tablenya. Namun, adalah kesalahan apabila mengasumsikan R3 tidak
memiliki konektifiti yang mencakup ke semua jaringan. R3 akan mengirimkan semua
paket dengan tujuan network 172.30.1.0/24, 172.30.2.0/24, dan 172.30.3.0/24 ke R2
karena ketiga network tersebut milik network 172.30.0.0/16 dan bisa dijangkau melalui
R2.
Dari gambar, skema pengalamatan berubah. Topologi ini akan digunakan untuk
memperlihatkan kerugian pemakaian protokol classful routing seperti RIPv1 – yang tidak
mendukung discontiguous network.
Protokol classful routing tidak menyertakan subnet mask dalam update routing. Jaringan
secara otomatis merangkum melalui major network boundary karena router penerima
update tidak bisa menentukan subnet mask rute tersebut. Ini dikarenakan interface
penerima memiliki subnet mask yang berbeda dengan subnet yang ada pada rute.
dari tabel diatas R2 dan R3 memiliki subnet yang berasal dari major network
172.30.0.0/16 sedangkan R2 tidak. Esensialnya, R1 dab R3 nerupakan boundary router
untuk 172.30.0.0/16 karena dipisahkan oleh major network lainnya, 209.165.200.0/24.
Pemisahan ini menciptakan discontiguous network, dimana dua kelompok subnet
172.30.0.0/24 dipisahkan sekurang-kurangnya sebuah major network lainnya. Jadi,
172.30.0.0/16 merupakan discontiguous network..
Discontiguous Topologies do not Converge with RIPv2
Dari gambar dapat dilihat bahwa konfigurasi RIP pada masing-masing router berdasar
topologi yang ada, sudah benar. Namun belum bisa menentukan semua jaringan pada
topologi discontiguous ini. Untuk mengerti mengapa, ingat bahwa router hanya
menyebarkan alamat major network keluar dari interface dimana major network ini tidak
sama dengan major network rute yang akan dilewatkan untuk mengirimkan update.
Hasilnya, R1 tidak akan menyebarkan network 172.30.1.0 atau 172.30.2.0 ke R2 melalui
network 209.165.200.0. R3 tidak akan menyebarkan 172.30.1.100.0 atau 172.30.200.0
ke R2 melalui network 209.165.100.0. Kedua router, bagaimanapun, akan menyebarkan
alamat major network yaitu 172.30.0.0, yang merupakan rute rangkuman ke R3.
Apa hasilnya? Tanpa memasukkan subnetmask pada update routing, RIP v1 tidak bisa
menyebarkan informasi routing yang lebih spesifik yang memungkinkan router untuk
mengoreksi rute dengan subnet 172.30.0.0/24.
Untuk skenario C ini, konfigurasi alamat IP tiap-tiap interface masih digunakan. Namun,
ada beberapa perubahan, antara lain:
1. Non-aktifkan routing RIP untuk network 192.168.4.0 pada R2
2. Konfigurasi R2 dengan static route default untuk mengirim traffic secara default ke
R3.
3. Non-aktifkan semua RIP pada R3.
4. Konfigurasi R3 dengan rute statis pada subnet 172.30.0.0