Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No.

01 Tahun 2014, 76-80


ISSN: 2302-4496

PENERAPAN PEMBELAJARAN FISIKA


PADA MATERI CAHAYA DENGAN MEDIA PhET SIMULATIONS
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DI SMP

Muhammad Fathul Mubarrok, Sri Mulyaningsih


Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
E-mail: ar_rok@rocketmail.com

Abstract
Based on the results of observations by researcher at SMPN7 Bojonegoro, known that the
comprehension of student to the concept physic learning still litle. In fact, the learning activity is
implementation by practical work, to practice the skill of student. It’s caused the student are not
active although on the practical work or discussion, so comprehension of the student about
concept is not spread. This case makes reseacher motivate to use PhET Simulations media in the
physic lesson to increase the comprehension of student about radiance concept in SMP. The
purpose of this research is to know the result of implementation PhET Simulations media in
physic learning of radiance concept in SMPN 7 Bojonegoro. It’s include, do learning process, the
result of study and response of student in the learning activity. The research design which used
is randomized control group pre-test post-test design. The research population is all of student
in second grade of SMPN 7 Bojonegoro, it’s six class. Sample of research includes one class
experiment (VIII-F) and one class control (VIII-D). The result of research showed that
implementation physic learning used PhET Simulations media in radiance concept at second
grade of SMPN 7 Bojonegoro happened well and had positive effect to result study learning,
beside that response of student to implementation physic learning with use PhET Simulations
media is well

Keywords:physic learning, PhET Simulations media, comprehension of student to the concept

Abstrak
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 7Bojonegoro, dapat
diketahui bahwa pemahaman siswa terhadap konsep pelajaran fisika masih sangat kurang,
padahal dalam kegiatan pembelajarannya sudah diterapkan praktikum untuk melatihkan
keterampilan proses kepada siswa. Hal ini dikarenakan siswa cenderung kurang aktif
berpartisipasi, baik dalam kegiatan praktikum maupun diskusi, sehingga pemahaman siswa
terhadap konsep yang di ajarkan tidak merata. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk
menggunakan media PhET Simulations pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa pada materi cahaya di SMP. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasilpenerapanmedia PhET Simulationsdalampembelajaranfisika pada materi
cahaya di SMP Negeri 7 Bojonegoro, yang meliputiketerlaksanaan proses pembelajaran,
hasilbelajarsiswadan respon siswa dalam kegiatan pembelajaran.Desain penelitian yang
digunakan adalah Randomized Control Group Pre-Test Post-Test Design.Populasi penelitian
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bojonegoro yang berjumlah enam kelas. Sampel
penelitian terdiri dari satu kelas eksperimen (VIII-F) dan satu kelas kontrol (VIII-D).Hasil
penelitian menunjukkan bahwapenerapan pembelajaran fisika menggunakan media PhET
Simulationspadamatericahayadi kelas VIII SMP Negeri 7 Bojonegoro berlangsung dengan
sangat baik dan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Selain iturespon siswa
terhadap penerapan pembelajaran fisika dengan menggunakan media PhET Simulations
adalah sangat baik.

Kata-kata kunci:Pembelajaranfisika, media PhET Simulations,pemahamana konsep siswa.

Muhammad Fathul Mubarrok, Sri Mulyaningsih 76


Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, 76-80
ISSN: 2302-4496

I. PENDAHULUAN yang dilakukan pada tanggal 15 Februari


Mata pelajaran fisika adalah salah 2013 dengan salah satu guru fisika SMPN 7
satu unsure IPA (sains) yang memiliki Bojonegoro, Bapak Edi Sutikno, S.Pd., M.Pd,
peranan penting dalam proses model pembelajaran yang seringkali
perkembangan dan kemajuan IPTEK. Fisika digunakan adalah model pembelajaran
merupakan pengetahuan yang disusun langsung dan kooperatif, sedangkan metode
berdasarkan fakta, fenomena-fenomena yang digunakan lebih sering dengan metode
alam, hasil pemikiran, dan hasil eksperimen. ceramah, namun terkadang juga dengan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan disertai eksperimen dan diskusi. Menurut
teknologi (IPTEK) mempengaruhi hamper beliau Metode eksperimen penting
seluruh kehidupan manusia di berbagai digunakan untuk membuktikan konsep
bidang. Untuk dapat menguasai ilmu fisika secara nyata kepada siswa. Salah satu
pengetahuan dan teknologi, maka kualitas materi yang menggunakan metode
sumber daya manusia harus ditingkatkan eksperimen adalah materi cahaya. Namun
melalui peningkatan mutu pembelajaran di dalam praktiknya, ketika guru
sekolah. menggunakan metode eksperimen yang
Menurut Jihad (2008), tujuan dalam dilanjutkan dengan diskusi, hanya sebagian
pembelajaran fisika mencakup aspek siswa yang aktif dalam kegiatan
pemahaman dan penerapan konsep serta pembelajaran. Oleh karena itu hanya siswa
pelatihan dan pengembangan kinerja ilmiah. yang aktif itulah yang dapat memahami
Pemahaman konsep dan penerapan konsep konsep yang diajarkan, sehingga hasil
fisika didapat siswa dari sumber-sumber pembelajaran ketika menggunakan metode
pembelajaran seperti buku bacaan, eksperimen tidak optimal. Hal ini mengacu
informasi guru dan media pembelajaran. pada hasil ulangan harian pada materi
Sedangkan pelatihan dan pengembangan cahaya ditahun ajaran 2011/2012, dimana
kinerja ilmiah didapat siswa dari kegiatan siswa kelas VIII waktu itu yang lulus KKM
praktikum (eksperimen). Praktikum kurang dari 32%. Hasil tersebut
memang penting untuk melatihkan menunjukan bahwa tujuan pembelajaran
keterampilan proses, karena sains yang mencakup aspek pemahaman dan
terbentuk dan berkembang melalui suatu penerapan konsep fisika belum sepenuhnya
proses ilmiah. Oleh karena itu, sesuai dapat dipahami oleh siswa. Oleh karena itu
dengan yang tercantum pada Permendiknas strategi pembelajaran harus dirancang
No. 41 tahun 2007, maka dalam sebaik mungkin untuk memantapkan
pelaksanaan pembelajaran seharusnya guru pengetahuan konsep siswa yang didapat
memfasilitasi peserta didik melakukan dari praktikum salah satunya dengan
percobaan di laboratorium. Dengan menggunakan media PhET Simulations.
demikian yang perlu diperhatikan guru PhET merupakan ciptaan dari
adalah bagaimana cara mengorganisasi komunitas sains melalui PhET Project di
pembelajaran, cara menyampaikan isi University of Colorado, USA. PhET (Physics
pembelajaran, dan bagaimana cara menata Education Technology) merupakan sebuah
interaksi antara sumber-sumber belajar situs yang menyediakan simulasi
yang ada agar dapat berfungsi secara pembelajaran fisika yang dapat di download
optimal untuk mencapai tujuan-tujuan secara gratis untuk kepentingan pengajaran
pembelajaran tersebut. di kelas atau dapat digunakan untuk
Observasi dilakukan untuk kepentingan belajar individu. Simulasi
mendapatkan data pra penelitian tentang interaktif PhET Colorado merupakan media
kondisi sekolah dan siswa terhadap mata simulasi interaktif yang menyenangkan dan
pelajaran fisika. Berdasarkan angket yang berbasis penemuan (research based) yang
disebarkan kepada 50 responden siswa berupa software dan dapat digunakan untuk
kelas IX di SMPN 7 bojonegoro, 78% memperjelas konsep-konsep fisis atau
responden menganggap fisika merupakan fenomena yang telah dipraktikumkan
pelajaran yang sulit. Hal tersulit menurut (http://phet.colorado.edu/in/about).
mereka adalah mengkaitkan konsep yang Dengan menggunakan media PhET
didapat dari praktikum dengan soal cerita Simulations diharapkan siswa mampu dan
maupun hitungan. Berdasarkan wawancara dapat menerapkan konsep yang telah

Muhammad Fathul Mubarrok, Sri Mulyaningsih 77


Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, 76-80
ISSN: 2302-4496

diperoleh selama pembelajaran secara teori eksperimen berbeda dan hasil posttest
dan praktikum ke simulasi yang terdapat kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
dalam media PhET tersebut. dengan kelas kontrol.
Berdasarkan penelitian yang Selanjutnya untuk mengetahui
dilakukan oleh Amir Hamzah yang berjudul keterlaksanaan proses belajar mengajar,
Penerapan pembelajaran kimia pengamatannya dilakukan oleh dua orang
menggunakan media power point dan Phet pengamat (observer). Pengamat pertama
simulation pada pokok bahasan larutan adalah Bpk. Edi Sutikno M.Pd, guru fisika di
asam basa kelas XI IPA MAN 1 Model Kota SMP Negeri 7 Bojonegoro. Sedangkan
Bengkulu. Dengan hasil, nilai rata-rata kelas pengamat kedua adala nurul fitria S.Pd,
eksperimen lebih baik dari pada kelas rekan peneliti yang juga seorang guru fisika.
kontrol sehingga dapat dinyatakan bahwa Untuk mengetahui respon siswa
penerapan pembelajaran menggunakan terhadap Penerapan Pembelajaran Fisika
media power pointdanPhet simulation pada Materi Cahaya dengan Media PhET
berpengaruh positif terhadap hasil belajar Simulations maka akan diberikan lembar
siswa. Oleh karena itu disarankan untuk angket yang akan diisi oleh siswa pada kelas
menerapkannya pada pelajaran yang lain eksperimen.
agar pemahaman konsep siswa meningkat
(Hamzah,2011). III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian di atas, maka Berdasarkan analisis dengan
disusunlah penelitian yang berjudul menggunakan empat criteria yaitu validitas,
“Penerapan Pembelajaran Fisikapada reabilitas, taraf kesukaran dan daya beda
Materi Cahaya dengan Media PhET soal diperoleh soal yang layak digunakan
Simulations Untuk Meningkatkan sebanyak 24 soal dari 45 soal yang telah
Pemahaman Konsep Siswa di SMP” diujikan. Namun hanya 20 soal yang
dibutuhkan untuk digunakan dalam pre-test
II. METODE PENELITIAN dan post-test.
Penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan analisis pretest
True Experimental Design, yaitu jenis kemampuan kognitif siswa, diperoleh hasil
eksperimen yang dianggap sudah baik ujinormalitas X2hitung<X2tabel (α=0,05) untuk
karena sudah memenuhi persyaratan. semua kelas sehingga dapat dikatakan
Persyaratan yang dimaksud adalah adanya terdistribusi normal dan hasil uji
kelompok yang tidak dikenai eksperimen homogenitas diperoleh X2hitung<X2tabel
dan ikut mendapatkan pengamatan yang (α=0,05), sehingga dapat dikatakan populasi
disebut kelompok pembanding atau adalah homogen .
kelompok kontrol sehingga akibat yang Kemudian untuk mendeskripsikan
diperoleh dari perlakuan dapat diketahui pengelolaan pembelajaran di kelas,
secara pasti karena dibandingkan dengan dilakukan pengamatan serta penilaian oleh
yang tidak mendapat perlakuan (Suharsimi dua orang observer (pengamat). Dari hasil
A,2006). Penelitian ini dilakukan di SMP penganatan dua observer tersebut,
Negeri 7 Bojonegoro pada bulan Maret s.d didapatkan nilai rata-rata 63 dari total
April 2013. Populasi dalam penelitian ini jumlah nilai maksimal sebesar 76, maka
adalah seluruh kelas VIII di SMP Negeri 7 tingkat keterlaksanaan pembelajaran adalah
Bojonegoro, sedangkan sampel dalam sekitar 82,89 % dari jumlah skor
penelitian ini adalah kelas VIII-D, dan VIII-F maksimum. Sehingga dapat disimpulkan
yang dipilih secara random sampling bahwa keterlaksanaan pembelajaran fisika
berdasarkan hasil pretest. menggunakan media PhET Simulations
Hasil pretest seluruh kelas dianalisis sangat baik
dengan menggunakan ujinormalitas dan Kemampuan kognitif siswa dilihat
ujihomogenitas untuk mengetahui apakah dari hasil nilai post test dengan menggunak
semua sampling terdistribusi normal dan an uji-t dua pihak yaitu untuk mengetahui
terbukti homogen. Sedangkan hasil posttest apakah terdapat perbedaan nilai kognitif
dianalisis dengan menggunakan uji-t dua antara siswa yang menggunakan media
pihak dan uji-t satu pihak untuk mengetahui PhETdibandingkan dengan pembelajaran
bahwa hasil belajar kelas control dan kelas tanpa menggunakan media PhET. Dari

Muhammad Fathul Mubarrok, Sri Mulyaningsih 78


Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, 76-80
ISSN: 2302-4496

perhitungan diperoleh nilai thitung> ttabel 94,5% responden. Dari hasil angket diatas
dengan kriteria pengujian adalah –t(1-½α)(dk)< dapat diketahui bahwa menurut siswa
t < t(1-½α)(dk), berarti rata-rata nilai kognitif media PhET dapat membantu mereka dalam
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memahami konsep cahaya dan memperjelas
tidak sama, dengan kata lain hipotesis pengetahuan yang sudah di dapat dalam
diterima. praktikum. Hal ini mengacu pada jumlah
Kemudian dilakukan uji-t satu pihak siswa yang setuju dengan pernyataan
untuk mengetahui apakah nilai kognitif tersebut lebih dari 90% responden. Dari
siswa yang pengajarannya menggunakan 288 jumlah skor keseluruhan, didapatkan
media PhET Simulationslebih baik daripada jumlah skor penilaian sebesar 232 atau
model pengajaran yang biasa di sekitar 80,6%. Jadi dapat disimpulkan
sekolah.Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa respon siswa dalam kegiatan
bahwa thitung> ttabel dengan kriteria pembelajaran fisika menggunakan media
pengujian adalah thitung> t(1-α) dengan α = PhET Simulations baik
0,05 berarti rata-rata nilai kognitif kelas Penilaian kinerja ini terdiri dari 2
eksperimen lebih baik dari pada kelas aspek yaitu aspek afektif dan aspek
kontrol, hal itu menunjukkan pula bahwa psikomotor. Berikut ini adalah Hasil nilai
hipotesis diterima. rata-rata kelas aspek psikomotor.
Berdasarkan analisis diatas dapat
diketahui bahwa menerapkan pembelajaran Tabel 1
fisika dengan menggunakan media PhET Rata-rata Penilaian Psikomotor
Simulations hasil belajarnya lebih baik No Kelas Nilai rata-rata
daripada kelas yang hanya menggunakan Kontrol
1 66,08
praktikum saja tanpa disertai penggunaan (VIII D)
media PhET. Hal tersebut disebabkan Eksperimen
2 66,35
karena PhET sebagai media virtual dapat (VIII F)
menjelaskan dan memperlihatkan jalannya
sinar yang membentuk suatu bayangan. Dari data pada tabel diatas dapat diketahui
Sedangkan siswa yang hanya mendapatkan bahwa rata-rata aspek psikomotor pada
praktikum, melihat bayangan yang kelas Eksperimen dan kelas Kontroltidak
dihasilkan sinar (cahaya) tetapi tidak terlalu bagus. Hal ini dikarenakan di SMPN 7
mengetahui dengan jelas jalannya sinar Bojonegoro memang jarang sekali diadakan
yang membentuk bayangan karena tidak praktikum sehingga siswa kurang sigap
dapat ditangkap oleh mata. Selain itu, media dalam menyiapkan dan merangkai alat-alat
PhET dapat digunakansebagai umpan balik praktikum. Untuk lebih jelasnya,
untuk mengecek pemahaman siswa setelah perbandingan penilaian psikomotor siswa
melakukan praktikum. Sehingga hasil pada kelas kontrol dan eksperimen
pembelajaran menjadi lebih maksimal. ditunjukan oleh grafik berikut.
Analisis respons siswa didapat Grafik Penilaian Psikomotor
dengan membagikan angket pada 36 siswa
Rata-rata Psikomotor

yang berasal dari kelas eksperime (VIII-F) di 66,08


66,35
66,5
akhir kegiatan pembelajaran. Mendapatkan
hasil respons siswa tertinggi terdapat pada 66
pernyataan kedua, kelimadan keenam, yaitu 65,5
aktifitas belajar di kelas terasa Kontrol Eksperimen
menyenangkan dan tidak membosankan (VIII D) (VIII F)
mendapatkan persentase sebessar 94,5%. Kelas
Untuk pernyataan kelima yaitu media PhET
Simulations membantu dalam memahami Grafik1
konsep cahaya yang telah di ajarkan HasilPenilaian Psikomotor
mendapatkan persentase sebesar 91,7%. Adapun nilai afektif rata-rata dari
Sedangkan untuk pernyataan keenam yaitu masing-masing kelas dapat dilihat pada
saya memperoleh pengetahuan yang lebih tabel berikut ini.
jelas melalui simulasi yang terdapat pada
media PhET Simulations di setujui oleh

Muhammad Fathul Mubarrok, Sri Mulyaningsih 79


Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, 76-80
ISSN: 2302-4496

Tabel2 disimpulkan bahwa keterlaksanaan


Rata-rata Penilaian Afektif kegiatan pembelajaran fisika dengan
No Kelas Nilai rata-rata menggunakan media PhET Simulations
Kontrol sangatbaik.
1 71,20 3. Dari 288 jumlah skor keseluruhan,
(VIII D)
Eksperimen didapatkan jumlah skor penilaian
2 77,30 sebesar 232 atau sekitar 80,6%. Jadi
(VIII F)
dapat disimpulkan bahwa respon siswa
Dari datapada tabel diatas dapat diketahui dalam kegiatan pembelajaran fisika
bahwa rata-rata aspek afektif pada kelas menggunakan media PhET Simulations
Kontrol yaitu kelas VIII-D lebih rendah yaitu adalahbaik.
sebesar 71,20 dibandingkan kelas
Eksperimen yaitu kelas VIII-F. Hal ini B. Saran/rekomendasi
disebabkan karena pada kelas VIII-D ini Dari hasil penelitian yang diperoleh,
siswanya pada saat kegiatan pembelajaran maka peneliti memberikan saran agar
berlangsung cenderung kurang aktif penelitian berikutnya menjadi lebih baik
khususnya dalam bertanya sehingga antara lain:
hasilnya lebih rendah dibandingkan kelas 1. Sebelum mengerjakan LKS (Lembar
Eksperimen. Untuk lebih jelasnya, Kegiatan Siswa), hendaknya guru
perbandingan penilaian afektif siswa pada menjelaskan dengan rinci terutama
kelas kontrol dan eksperimen ditunjukan dalam menghadapi siswa yang belum
oleh grafik berikut.. terbiasa dalam pembelajaran
berkelompok dengan menggunakan LKS.
Grafik Penilaian Afektif Sehingga diharapkan siswa lebih
memahami serta lebih mudah melakukan
Rata-rata Afektif

77,3
80 71,2 kegiatan dalam melakukan praktikum.
70 2. ProgramPhET Simulations yang dipakai
60 dalam pembelajaran hendaknya adalah
Kontrol Program PhET yang menggunakan
Eksperimen
(VIII D) (VIII F)
bahasa Indonesia sebagai bahasa
kelas pengantar, agar siswa tidak kebingungan
ketika mengoperasikannya.
Grafik2
HasilPenilaian Afektif DAFTAR PUSTAKA

IV. PENUTUP (1) Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan


A. Simpulan Pelatihan KTSP SMP. Jakarta:
1. Dari hasil penilain kognitif, Psikomotor Depdiknas
dan afektif dapat diketahui bahwa hasil (2) Hamzah.2011. Penerapan Pembelajaran
belajar siswa di kelas eksperimen lebih Kimia Menggunakan PhET Simulations
baik dibandingkan degan hasil belajar Pada Bahasan Larutan Asam Basa Kelas
siswa di kelas kontol. Sehingga dapat XI IPA MAN 1 Kota Bengkulu. Bengkulu
disimpulkan bahwa penerapan model (3) Jihad. 2008. Evaluasi Pendidikan Fisika.
pembelajaran langsung dengan media Bandung: UPI
PhET Simulations dapat meningkatkan (4) Riduwan. 2007. Skala Pengukuran
pemahaman konsep siswa pada materi Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
cahaya di SMP. Alfabeta
2. Dari hasil penilaian pada lembar (5) Suharsimi, A. 2010. ProsedurPenelitian.
keterlaksanaan pembelajaran dari dua Jakarta: RinekaCipta
observer, dapat di ketahui bahwa (6) http://phet.colorado.edu/in/about,
keterlaksanaan pembelajaran mendapat diakses 21 November 2012
jumlah skor sebesar 63 dari total jumlah
nilai skor maksimum sebesar 76, atau
tingkat keterlaksanaan pembelajaran
adalah sekitar 82,89 %. Sehingga dapat
Muhammad Fathul Mubarrok, Sri Mulyaningsih 80

Anda mungkin juga menyukai