Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MODEL ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, AND SATISFACTION

(ARCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL


BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN 1
SMK NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Ani Asiani1, Harini2, Jonet Ariyanto Nugroho3


123
Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
aniasiani05@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pengantar ekonomi dan
bisnis pada siswa kelas X Pemasaran 1 di SMK Negeri 1 Surakarta melalui penerapan model
pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS).
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilakukan dalam dua
siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 31
siswa. Sumber data berasal dari siswa, guru, data dan dokumen. Teknik pengumpulan data adalah
dengan observasi, tes, dokumentasi dan wawancara. Teknik untuk kebasahan data menggunakan
triangulasi sumber data. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis
secara kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
pengatar ekonomi dan bisnis. Peningkatan terjadi pada siklus I sebesar 72,58% pada motivasi
belajar dan 65% pada hasil belajar, walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan
motivasi dan hasil belajar siswa mencapai kualifikasi sangat tinggi yaitu 85,60% pada motivasi
belajar dan 87% pada hasil belajar.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction (ARCS) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pengatar ekonomi
dan bisnis kelas X Pemasaran 1 SMk Negeri 1 Surakarta.

Kata Kunci: ARCS, motivasi belajar, hasil belajar

1
ABSTRACT
The aim of this research was to improve the motivation and learning result on the
introduction on economy and business at the tenth grade students of marketing 1 in SMK Negeri 1
Surakarta through the implementation of the Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS)
learning model.
This is a Classroom Action Research (CAR). This research was conducted in two cycles with
each cycle consists of planning, action research, observation, and reflection. The subject of this
research was 31 tenth grade students of marketing 1 in SMK Negeri 1 Surakarta. Source of the data
were collected from students, teacher, data and documents. The techniques of collecting data were
observation, test, documentation, and interviews. The technique of validating data used
triangulation source of the data. The data analysis used descriptive analysis and qualitative
analysis techniques.
The research result showed that through the implementation of the Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction (ARCS) learning model could improve the the motivation and learning
result on the introduction on economy and business. The improvement in cycle I was 72,58% in
learning motivation and 65% in learning result. The action in cycle II caused motivation and
learning result reached very high qualification which was 85,60% in learning motivation and 87%
in learning result.
The conclusion of this research was the implementation of the Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction (ARCS) learning model could improve the the motivation and learning
result on the introduction on economy and business at tenth grade students of Marketing 1 SMK N 1
Surakarta.

Key words: ARCS, learning motivation, and learning result

PENDAHULUAN mencapai hasil belajar yang optimal, apabila


didukung oleh kondisi lingkungan belajar yang
Secara umum pengertian pendidikan adalah memadai dan pemilihan pendekatan yang sesuai
sebagai usaha sadar dan terencana untuk dengan karakteristik siswa.
mewujudkan suasana belajar dan proses Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
pembelajaran untuk peserta didik secara aktif merupakan satuan pendidikan pada jenjang
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pendidikan menengah, SMK juga memerlukan
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, proses pembelajaran yang berkualitas. Lulusan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta siswa tidak hanya dituntut untuk dapat unggul
keterampilan yang diperlukan dirinya dan dalam segi hard skill saja, tetapi juga dari segi soft
masyarakat. Pendidikan dapat diartikan sebagai skill. Lulusan SMK sekarang ini dipersiapkan
usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang
hidup atau untuk kemajuan lebih baik. Upaya siswa temukan pada saat siswa lulus dari bangku
yang dilakukan untuk meningkatkan kemajuan SMK, sehingga tidak hanya mendapatkan teori saja
pendidikan di Sekolah adalah dengan cara di kelas, siswa harus bisa mengimplementasikan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. atau menghubungkan teori yang diperoleh selama
Peningkatan kualitas proses pembelajaran dapat di sekolah dengan di dunia kerja yang
dilakukan dengan meningkatkan potensi yang sesungguhnya.
dimiliki guru sebagai salah satu unsur dalam Untuk sukses pada dunia kerja siswa harus
proses pembelajaran. Guru yang sudah melakukan memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti
proses pembelajaran harus bisa mengajak para pembelajaran. Tingginya motivasi dalam belajar
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran berhubungan dengan tingginya prestasi belajar.
dengan aktif. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu Masih terdapat pembelajaran yang menggunakan
dengan menerapkan model pembelajaran yang metode konvensional. Metode ini membuat siswa
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan bosan, sehingga tidak ada motivasi dari siswa
hasil belajar yang dicapai siswa. Sutikno (2009: untuk mengikuti kegiatan belajar dan
61) berpendapat bahwa seorang siswa dapat mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan

2
Berdasarkan informasi yang diperoleh yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil
peneliti melalui wawancara dari Ibu Istyana (guru belajar siswa namun pada kenyataanya belum
Pemasaran), bahwa motivasi dan hasil belajar mampu untuk meningkatkan motivasi dan hasil
siswa di kelas XPM 1 rendah, ini trerjadi karena belajar siswa karena guru masih mendominasi
siswa kelas X PM 1 kurang memiliki motivasi jalnnya pembelajaran dengan ceramah di depan
dalam mengikuti proses belajar terlihat bahwa kelas. Akibatnya siswa terlihat kurang antusias
siswa pasif dalam kegiatan diskusi, tidak ada siswa dalam mengikuti proses pembelajaran selain itu
yang bertanya hal ini berdapamak pada hasil siswa kurang bersemangat karena rasa ingin tahu
belajar siswa rendah, dibandingakan dengan kelas siswa tidak timbul di sisi lain ketika proses
X PM 2 yang lebih aktif ketika siswa berdiskusi, pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa
siswa juga lebih banyak bertanya kepada guru yang mengobrol dengan teman semejanya
ketika siswa belum paham dengan materi yang membicarakan masalah di luar materi
diasmpaikan oleh guru dan siswa lebih antusias pembelajaran dan ada siswa yang mengantuk. Hal
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini menandakan perhatian siswa belum terfokus
tersebut yamng melandasi peneliti memilih kelas X pada materi yang diampaiakan oleh guru, maka
PM 1 SMK Negeri 1 Surakarta sebagai tempat didapati data motivasi belajar siswa kelas X PM 1
penelitian. pada mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan
Tabel 1. Daftar nilai rata-rata dan persentase Bisnis. Model Motivasi belajar siswa tergolong
ketuntasan belajar kelas X PM 1 masih sangat rendah.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan
Kelas X Pemasaran 1 oleh peneliti mengenai motivasi belajar siswa
didapatkan bukti mengenai daftar kriteria motivasi
Batas KKM 76 dengan persentase rata-rata sebesar 27.15% dengan
kriteria motivasi terdapat 14.52% yang memiliki
Rata-Rata Nilai 59,77 hasrat untuk berhasil, 29.03% yang memiliki
Persentase Ketuntasan Nilai 9% relevansi belajar dengan kebutuhan siswa, 35.48%
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2016) keyakinan siswa terhadap kemampuan yang
dimiliki dalam mengerjakan tugas-tugas
Tabel 2. Daftar nilai rata-rata dan persentase pembelajaran, 19,35% siswa yang memiliki rasa
ketuntasan belajar kelas X PM 2 ingin tahu dan mendapatkan penghargaan dari
guru, 30.64% siswa yang tertarik dalam proses
Kelas X Pemasaran 2 belajar, dan hanya 33.87% siswa yang menyadari
untuk tidak ramai dalam kelas dan fokus dalam
Batas KKM 76 belajar. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus
Rata-Rata Nilai 75.77 akan menurunkan motivasi siswa, sehingga pada
akhirnya hasil belajar siswa khususnya pada mata
Persentase Ketuntasan Nilai 66% pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis kurang
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2016) maksimal.
Berdasarkan latar belakang masalah yang
Berdasarakan tabel 1.1 dan tabel 1.2 tentang disampaikan di atas maka akan didakan penelitian
dafar nilai rata-rata dan persentase ketuntasan dengan judul : “Penerapan Model Attention,
belajar menunjukan bahwa hasil belajar pada kelas Relevance, Confidence, and Satisfaction (ARCS)
X PM 1 SMK Negeri 1 Surakarta masih rendah untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
dibandingan dengan kelas X PM 2 yaitu terlihat Belajar pada Siswa Kelas X Pemasaran 1 di
pada nilai rat-rata ulangan harian kelas X PM 1 SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran
yaitu memiliki niali rata-rata 59,77 dengan siswa 2016/2017”
yang tuntas sebanyak 3 siswa sedangkan kelas X Berdasarkan latar belakang masalah yang
PM 2 sebesar 75.55 siswa yang tuntas sebanyak 27 telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahan
siswa dengan batas KKM untuk pelajaran sebagai berikut ; “Apakah penerapan model
Pengantar Ekonomi dan Bisnis adalah 76 dan Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction
presentasi siswa yang tuntas dalam nilai ulangan (ARCS) dapat meningkatkan motivasi dan hasil
harian mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan belajar pada siswa kelas X Pemasaran 1 SMK
Bisnis 9%. Hal tersebut menguatkan bahwa kelas Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017?”
X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Surakarta menjadi Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian
subjek penelitian. ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan
Hasil observasi awal didapatkan bahwa penerapan model pembelajaran ARCS (Attention,
guru sudah menggunakan model pembelajaran Relevance, Confidence, Satisfaction) dapat

3
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa peroleh selama berinteraksi dengan
pada siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar.
Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Menurut Vygotsky, faktor-faktor sosial
1. Mengetahui peningkatan motivasi mata penting dalam belajar. Selama belajar, terdapat
pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis kelas saling pengaruh antara bahasa dan tindakan dalam
X Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Surakarta kondisi sosial (Dahar, 2011: 152). Vygotsky
dengan menerapan model attention, relevance, berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi
confidence, and satisfaction (ARCS). secara efisien dan efektif apabila anak belajar
2. Mengetahui hasil belajar mata pelajaran secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam
Pengantar Ekonomi dan Bisnis kelas X suasana dan lingkungan yang mendukung
Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Surakarta dengan (supportive), dalam bimbingan seseorang yang
menerapan model attention, relevance, lebih mampu, guru atau orang dewasa.
confidence, and satisfaction (ARCS). Konstruktivisme menurut pandangan Vygotsky
menekankan pada pengaruh budaya. Vygotsky
TINJAUAN PUSTAKA berpendapat fungsi mental yang lebih tinggi
bergerak antara inter-psikologi
Pengertian Belajar (interpsychological) melalui interaksi sosial dan
Jihad & Haris (2013: 2) menyatakan bahwa intrapsikologi (intrapsychological) dalam
belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan benaknya.
adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan Model Pembelajaran Attention, Relevance,
dalam berbagai bentuk seperti perubahan Confidence, Satisfaction (ARCS)
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, Menurut Molaee (2014) model ARCS telah
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta dirancang oleh John. M. Keller (1979-1983).
perubahan aspek- aspek yang ada pada individu Model ini didasarkan pada teori harapan-nilai yang
yang belajar. berasal dari teori Tolman (1932) dan Lewin
Belajar adalah semua aktivitas mental atau (1938), bahwa motivasi tersebut adalah hasil
psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga kepuasan kebutuhan pribadi (nilai) dan juga jumlah
menimbulkan perubahan tingkah laku yang harapan untuk menjadi sukses (harapan). Model
berbeda antara sesudah belajar dan sebelum pembelajaran ARCS (Attention, Relevance,
belajar. Aktivitas tersebut dapat berupa interaksi Confidence, Satisfaction) dikembangkan oleh
individu dengan lingkungannya, sehingga Keller (2010: 3) menyatakan bahwa model yang
diharapkan hasil belajar tersebut dapat merubah mengutamakan adanya pembelajaran yang dapat
tingkah laku tiap individu yang melakukan proses mempengaruhi motivasi belajar. Model ARCS
belajar mengajar. adalah hasil dari studi literatur penelitian tentang
motivasi dan juga praktek sukses dan telah
Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme divalidasi melalui beberapa studi, tujuan dari
Pembelajaran berbasis konstruktivisme model ini adalah membantu siswa untuk
merupakan belajar artikulasi. Belajar artikulasi mendapatkan rasa puas agar siswa terdorong untuk
adalah proses mengartikulasikan ide, pikiran, dan selalu belajar (Molaee, 2014).
solusi. Belajar tidak hanya mengonstruksikan Model ARCS menurut Keller (Suzuki,
makna dan mengembangkan pikiran, namun juga Nishibuchi, Yamamoto dan Keller, 2004), tujuan
memperdalam proses-proses pemaknaan tersebut model ARCS adalah membuat petunjuk bagi
melalui pengekspresian ide-ide (Suprijono, 2009: peserta didik untuk lebih tertarik dalam kegiatan
39-40). Piaget menyatakan melalui perspektif, pembelajaran. Pemberian petunjuk yang menarik
pengetahuan diperoleh menurut proses konstruksi diharapkan dapat mempengaruhi motivasi belajar,
selama hidup melalui suatu proses ekuilibrasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal
antara skema pengetahuan dan pegalaman baru ini sejalan dengan pendapat Colakoglu dan
(Dahar, 2011: 152). Akdemir (2010: 74), ARCS digunakan untuk
Teori konstruktivisme yang dikembangkan membimbing desain instruksional dan guru untuk
oleh Piaget menyatakan bahwa dalam proses mengembangkan pembelajaran dalam
belajar mengajar, individu membangun mengintegrasikan ke dalam desain motivasi.
pengetahuannya sendiri dan banyak memperoleh Pembelajaran yang dikembangkan atas dasar
pengetahuannya di luar sekolah. Oleh karena itu, ARCS dapat meningkatkan perhatian peserta didik
setiap siswa akan membawa konsepsi awal yang selama pembelajaran, mengembangkan relevansi
dengan kebutuhan peserta didik, membuat harapan

4
positif untuk sukses dan memiliki kepuasan dalam memperdayakan, mengarahkan, dan
keberhasilan (Malik, 2014: 194). mempertahankan perilaku. Perilaku yang
Model pembelajaran.ARCS memiliki 4 termotivasi adalah perilaku yang penuh energi dan
(empat) komponen yang memiliki ciri-ciri yang bertahan lama. Pengertian motivasi menurut
berbeda dan saling berhubungan pada setiap pendapat Uno (2007: 220), menyatakan bahwa
komponennya. Ciri-ciri yang terdapat dalam dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk
masing-masing komponen model ARCS menurut berusaha mengadakan perubahan tingkah laku
Keller (2010: 45) adalah seperti pada tabel 3. yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Tabel 3. Komponen Model Pembelejaran Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
ARCS menggerakkan dan mengarahkan perilaku siswa
Komponen Ciri-ciri penerapannya dalam dalam peristiwa belajar. Motivasi dapat terjadi
Attention pembelajaran
Menangkap kepentingan siswa apabila seseorang atau siswa mempunyai
(Perhatian) dan merangsang rasa ingin tahu keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu
siswa untuk belajar kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai
tujuan.
Relevance Memenuhi kebutuhan pribadi / Bakar (2014: 723) serta Dimyati dan
(Relevansi) tujuan pelajar untuk efek sikap Mudjiono (2013 : 81) menjabarkan bahwa motivasi
positif merupakan sebuah dorongan yang muncul dari
dalam diri seseorang individu dan dapat
Confidence Membantu siswa memiliki rasa menggerakkan individu tersebut untuk memenuhi
(Keyakinan) percaya diri / merasa bahwa harapan individu. Pada kegiatan pembelajaran,
siswa dapat berhasil dan indikator usaha tersebut tercermin dalam
mengontrol keberhasilan siswa. keterlibatan siswa pada berbagai tugas yang
dikerjakan seefektif mungkin dan akan
Satisfaction Memperkuat prestasi dengan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa
(Kepuasan) reward (internal dan luar) (Chang, Chang & Shih, 2016: 101) dan (Gomez,
Wu, Passerini, 2010: 101).
Tanpa adanya hasrat, dorongan kebutuhan,
Sumber : Keller (2010: 45)
dan keinginan siswa dalam belajar, hingga siswa
tidak bersemangat dan giat dalam melakukan
Langkah-langkah model pembelajaran
kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut sesuai
ARCS menurut (Farida, 2016: 5) sebagai berikut:
dengan hakikat motivasi belajar dalam Uno (2011:
1) Membangkitkan minat dan perhatian
23), menyatakan bahwa:
mahasiswa.
Dorongan internal dan eksternal pada siswa-
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat
siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
pembelajaran.
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
3) Mengajukan pertanyaan yang berhubungan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan
topik Ekonomi yang dibahas.
sebagai berikut:
4) Mengingatkan kembali mahasiswa pada
1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
konsep yang telah dipelajari.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
5) Menyampaikan materi pembelajaran.
belajar
6) Memberi kesempatan kepada mahasiswa
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.
4) Adanya penghargaan dalam belajar
7) Memberi bimbingan belajar.
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
8) Memberikan kepuasan mahasiswa terhadap
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
pembelajaran melalui penguatan-penguatan
positif dari hasil tugas-tugas atau latihan yang
telah dikerjakan mahasiswa. Hasil Belajar
9) Memberikan evaluasi baik berupa tugas Hasil belajar adalah kemampuan yang
ataupun latihan. diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
10) Menyimpulkan materi yang telah disampaikan Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
di akhir pembelajaran. seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Motivasi Belajar Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
Motivasi menurut Santrock dalam Tung intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan
(2015: 202) menyatakan bahwa proses yang belajar mencapai tujuan belajar. Siswa yang

5
berhasil dalam belajar adalah yang berhasil Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan (ARCS). 2) Pengukuran motivasi belajar dan hasil
intrusional. Haris (2013: 14). belajar siswa setelah penerapan model
Hasil belajar adalah segala sesuatu yang pembelajaran Attention, Relevance, Confidence,
menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan Satisfaction (ARCS).
belajar yang dilakukannya Juliah (2014) dalam Sumber data yang digunakan dalam
Jihad dan Haris (2013: 15). Menurut Hamalik penelitian ini adalah data yang berasal dari: (1)
dalam Jihad dan Haris (2013: 15) menyatakan siswa, yaitu data hasil observasi yang diperoleh
bahwa hasil hasil belajar adalah pola-pola secara sistematik selama penelitian pada
perbuatan, nilai-nilai, pengertian, dan sikap. Dari pelaksanaan tiap siklus di kelas X Pemasaran 1
dua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa SMK Negeri 1 Surakarta menggunakan model
pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah pembelajraan model pembelajaran Attention,
laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) dan
belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan data hasil pengisian angket dan tes wawancara
pengajaran. yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. (2)
Hasil belajar sebagai salah satu indikator Guru, yaitu data hasil observasi dan langkah-
pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak langkah penerapan model pembelajaran model
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Attention, Relevance, Confidence,
hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, Fathiyah, Satisfaction (ARCS) yang diterapkan oleh guru. (3)
Setiawati, Harahap dan Nurhayati (2007: 76-77), Sumber data lainnya berupa nama siswa, Hasil
menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar atau daftar nilai siswa kelas X Pemasaran 1
hasil belajar, sebagai berikut: SMK Negeri 1 Surakarta pada mata pelajaran
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam Pengantar Ekonomi dan Bisnis.
diri individu yang sedang belajar. Faktor Teknik pengumpulan data pada penelitian
internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor ini melalui metode observasi, metode tes, metode
psikologis. dokumentasi, metode angket dan metode
2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar wawancara. Teknik yang digunakan untuk
individu. Faktor eksternal meliputi: faktor memeriksa validitas dalam penelitian ini adalah
keluarga, faktor sekolah, dan faktor triangulasi sumber data triangulasi metode,
masyarakat. triangulasi peneliti dan triangulasi teori. Sumber
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi data yang digunakan dengan mengecek beberapa
proses dan hasil belajar Ahmadi (2005: 55), yaitu: sumber data, misalnya hasil wawancara dengan
1) Faktor raw input (faktor siswa itu sendiri) guru, hasil tes siswa setiap akhir siklus dan hasil
dimana tiap anak memiliki kondisi yang pengisian angket motivasi oleh siswa. Metode ini
berbeda-beda dalam kondisi sosiologis dan digunakan untuk membandingkan data yang
kondisi psikologis. diperoleh melalui observasi, wawancara, maupun
2) Faktor environmental input (faktor dokumen.
lingkungan) baik lingkungan alami maupun Teknik analisis data yang digunakan dalam
lingkungan sosial. penelitian tindakan kelas ini adalah (1) data
3) Faktor instrumental input, yang didalamnya kuantitatif berupa Motivasi Belajar dan Hasil
antara lain terdiri dari kurikulum, Belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan
program/bahan pengajaran, sarana dan teknik analisis deskriptif yaitu menentukan
fasilitas serta tenaga pengajar (guru). presentase ketuntasan belajar dan mean (rerata)
kelas. (2) Data kualitatif berupa data Motivasi
Belajar dan Hasil Belajar, hasil observasi
METODE PENELITIAN ketrampilan guru serta aktivitas siswa dalam
pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis
Penelitian ini termasuk dalam Penelitian dalam menggunakan model pembelajaran model
Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian pembelajaran Attention, Relevance, Confidence,
tindakan kelas ini adalah siswa kelas X Pemasaran Satisfaction (ARCS).
1 SMK Negeri 1 Sukoharjo dengan komposisi
kelasnya terdiri dari 29 siswa perempuan dan 2 HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa laki-laki
Objek penelitian adalah berbagai Kondisi pratindakan dilakukan sebelum
kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama melakukan proses penelitian, yaitu dengan
berlangsungnya proses belajar mengajar yang observasi awal kepada siswa kelas X Pemasaran 1
terdiri dari: 1) Penerapan model pembelajaran SMK Negeri 1 Sukoharjo. Observasi dilakukan
dengan wawancara kepada guru mata pelajaran

6
Pengantar Ekonomi dan Bisnis dan beberapa siswa Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Pratindakan
kelas X Pemasaran 1 untuk mengetahui kenyataan Ketuntasan Hasil Belajar KKM 76
yang sebenarnya di lapangan. Selain itu juga
dilakukan penyebaran angket dan wawancara Kriteria Jumlah siswa Persentase
kepada guru mata pelajaran pengantar ekonomi Tuntas 3 siswa 9%
dan bisnis dan beberapa siswa kelas X PM 1 SMK
Negeri 1 Surakarta pada tanggal 10 Maret untuk Tidak tuntas 28 siswa 81%
mengetahui kenyataan yang sebenarnya di
lapangan. Penyebaran angket kepada siswa Jumlah 31 siwa 100%
menggunakan teknik random sampling dengan (Sumber: Data Primer yang diolah,2017)
sample 15 siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri Berdasarkan tabel 5. mengenai hasil belajar
1 Surakarta. Rincian hasil observasi motivasi dan siswa praskilus diketahui bahwa ketuntasan hasil
hasil belajar siswa pada saat pembelajaran belajar dengan KKM 76 yang tercapai dalam
pratindakan dapat dilihat pada tabel 4.1. Pratindakan hanya 3 siswa yang tuntas dengan
Tabel 4. Persentase Capaian Tiap persentase hanya 9% siswa yang tidak tuntas 28
Indikator Motivasi Belajar Siswa Melalui siswa dengan persentase 81%, dengan nilai rata-
Observasi Pratindakan rata 59.33. Persentase siswa yang tidak tuntas lebih
No Indikator Persentase banyak sehingga disimpulkan bahwa hasil belajar
Hasrat dan keinginan siswa kelas X PM 1 masih tergolong rendah.
1 14.52% Adanya permasalahan ini sehingga muncul
berhasil
Relevansi pembelajaran pemikiran untuk menerapkan model pembelajaran
2 29.03% yang cocok untuk meningkatkan motivasi dan hasil
dengan kebutuhan siswa
Keyakinan siswa belajar siswa yang berhubungan dengan keaktifan
terhadap kemampuan sekaligus tanggungjawab siswa dalam mata
3 yang dimilki dalam 35.48% pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis. Alternatif
mengerjakan tugas-tugas yang digunakan untuk mengatasi motivasi belajar
pembelajaran siswa yang rendah pada mata pelajaran pengantar
Penghargaan dalam ekonomi dan bisnis kelas X PM 1 adalah dengan
4 19.35% penerpan model Attention, Relavan, Confidance,
belajar
Kegiatan yang menarik and Satisfaction (ARCS). Model pembelajaran ini
5 30.64% merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan
dalam belajar
Lingkungan belajar yang masalah untuk merancang aspek motivasi serta
6 33.87% lingkungan belajar dalam mendorong dan
kondusif
Jumlah 162.89% mempertahankan motivasi siswa untuk belajar.
Rata-rata 27.15% Berdasarkan data hasil observasi pada siklus
(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016) I, dapat diketahui bahwa ketuntuasan hasil belajar
dengan KKM 76 yang tercapai dalam siklus I
Berdasarkan tabel 4. mengenai persentase sebanyak 20 siswa dengan persentase sebesar 65%
capaian tiap indikator motivasi belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar
melalui observasi pratindakan dapat dilihat skor 81.55 ketuntasan hasil belajar siswa tersebut dapat
rata-rata semua indikator motivasi belajar siswa dilihat pada tabel 7.
mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis pada Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Siklus I
pratindakan sebesar 27.15% dengan perincian
hasrat dan keinginan untuk berhasil sebesar Ketuntasan Hasil Belajar KKM 76
14.52%, relavansi pembelajran dengan kebutuhan Kriteria Jumlah siswa Prosentase
siswa 29.03%, keyakinan siswa terhadap
kemampuan yang dimiliki dalam mengerjakan Tuntas 20 siswa 65%
tugas-tugas pembelajaran 35.48%, penghargaan
dalam pembelajaran 19.35%, kegiatan yang Tidak tuntas 11 siswa 35%
menarik dalam belajar 30.64%, lingkungan belajar
yang kondusif 33.87%. Hasil observasi yang Jumlah 31 siwa 100%
dilakukan oleh observer menunjukkan bahwa (Sumber: Data Primer yang diolah,2017)
motivasi belajar siswa masih tergolong rendah.
Berdasarkan hasil belajar siswa pada Hasil observasi yang telah dilakukan dapat
Pratindakan, ketuntasan hasil belajar dengan KKM dilihat bahwa penerapan model ARCS dapat
76 yang tercapai dalam Pratindakan dapat dilihat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
pada tabel 4.3 pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis.

7
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor Keterangan:
rata-rata dan sebaran angket dan observasi. BT : Belum Tuntas
Perbandingan skor rata-rata capaian indikator T : Tuntas
motivasi belajar siswa melalui angket setelah
diterapkannya model ARCS yaitu 42.00% menjadi Pada siklus II, dapat diketahui bahwa
64.43%, berdasarkan skor rata-rata capaian penerapan model Attention, Relevance,
indikator motivasi belajar melalui observasi setelah Confidence, Satisfaction (ARCS) dapat
diterapkannya model ARCS secara umum meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
mengalami peningkatan yaitu 27.15% menjadi siswa pada mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan
67.38%. Sedangkan jika dilihat dari hasil belajar Bisnis di kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1
siswa yang diukur dengan menggunakan tes Surakarta. Berdasarkan tes individual pada siklus
individu berupa tes essai jumlah siswa yang tuntas II, ketuntasan hasil belajar dengan KKM 76 yang
yaitu 9% menjadi 65%. Hasil analisis dan situasi tercapai dalam siklus II sebanyak 27 siswa dengan
menunjukkan bahwa motivasi dan hasil belajar prosesntase sebesar 87% dengan nilai rata-rata
siswa setelah menerapkan model ARCS kelas yang dicapai sebesar 86.19 ketuntasan hasil
mengalami peningkatan dari katagori rendah pada belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 9.
pratindakan menjadi kategori sedang setelah siklus Tabel 9. Hasil Belajar Siswa Siklus II
I meskipun capaian masing-masing indikator
belum mencapai target yang ditentukan yaitu 75%. Ketuntasan Hasil Belajar KKM 76
Ketercapaian indikator motivasi belajar pada siklus Kriteria Jumlah siswa Persentase
I disajikan pada tabel 8.
Tabel 8. Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar Tuntas 27 siswa 87%
Siswa pada Siklus I
Indikator Ketrecapain Tidak tuntas 4 siswa 13%
Target Ket
Angket observasi
Hasrat dan Jumlah 31 siwa 100%
keinginan 75% 71.13% 72.58% BT (Sumber: Data Primer yang diolah,2017)
berhasil
Relavansi Ketercapaian peningkatan motivasi belajar
pembelajara siswa dapat dilihat dengan meningkatnya skor rata-
n dengan 75 % 61.29% 61.29% BT rata dari sebaran angket dan observasi.
kebutuhan Perbandingan skor rata-rata capaian indikator
siswa motivasi belajar siswa melalui angket setelah
Keyakinan diterapkannya model ARCS yaitu dari 71.13%
siswa menjadi 85.60% dengan rincian bahwa pada
terhadap indikator hasrat dan keinginan berhasil sebesar
kemampuan 71.13%, indikator relavansi pembelajaran dengan
yang dimiliki kebutuhan siswa 61.29%, indikator keyakinan
75% 59.61% 66.13% BT siswa terhadap kemampuan yang dimiliki dalam
dalam
mengerjakan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran 59.61%,
tugas-tugas indikator penghargaan dalam belajar 61.61%,
pembelajara indikator kegiatan yang menarik dalam belajar
n 68.22%, dan indikator lingkungan belajar yang
Penghargaan kondusif sebesar 64.73% . Sedangkan berdasarkan
dalam skor rata-rata capaian indikator motivasi belajar
75% 61.61% 58.06% BT
belajar melalui observasi setelah diterapkannya model
Attention, Relevance,Confidence, Satisfaction
Kegiatan (ARCS) secara umum mengalami peningkatan dari
yang 72.29% menjadi 85.48% rincian bahwa pada
menarik 75% 68.22% 72.58% BT indikator hasrat dan keinginan berhasil sebesar
dalam 72.58%, indikator relavansi pembelajaran dengan
belajar kebutuhan siswa 61.29%, indikator keyakinan
Lingkungan siswa terhadap kemampuan yang dimiliki dalam
belajar yang 75% 64.73% 67.74% BT mengerjakan tugas-tugas pembelajaran 66.13%,
kondusif indikator penghargaan dalam belajar 58.06%,
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017) indikator kegiatan yang menarik dalam belajar
72.58%, dan indikator lingkungan belajar yang

8
kondusif sebesar 67.74% Hasil analisis dan situasi mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis pada
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa setelah siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1
menerapkkan model Attention, Relevance, Sukoharjo tahun ajaran 2016/2017. Hal ini
Confidence, Satisfaction (ARCS) mengalami dibuktikan dengan data yang menunjukkan kondisi
peningkatan dari kategori sedang pada siklus II awal sebelum dilaksanakan motivasi belajar dan
menjadi kategori tinggi setelah siklus II dan hasil belajar yang belum maksimal. Hasil Belajar
capaian masing-masing indikator telah mencapai Siswa tuntas KKM pada pra tindakan adalah
target yang ditentukan yaitu 75%. Ketercapaian sebesar 9%, sedangkan setelah penerapan model
indikator motivasi belajar siswa pada siklus II Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction
disajikan pada tabel 10. (ARCS) hasil belajar siswa meningkat sebesar 87%
Tabel 10. Ketercapaian indikator motivasi belajar siswa tuntas KKM. Berdasarkan Tabel 10.
siswa pada siklus II mengenai hasil perbandingan analisis peningkatan
Indikator Ketrecapain motivasi belajar siswa melalui angket pada siklus I
Target Ket
Angket observasi bahwa persentase dari hasil Pratindakan ke siklus I
Hasrat dan mengalami perubahan dan peningkatan walapun
keinginan 75% 85.60% 85.48% T belum mencapai 75% sesuai dengan tujuan yang
berhasil dicapai. Berikut rincian ketercapaian tiap indikator
Relavansi motivasi belajar, indikator 1 yaitu hasrat dan
pembelajaran keinginan untuk berhasil siklus Isebesar 71.13%
dengan 75 % 85.38% 82.26% T mengalami kenaikan siklus II menjadi 71.13%,
kebutuhan indikator 2 yaitu relevansi pembelajaran dengan
siswa kebutuhan siswa siklus I sebesar 61.29%
Keyakinan mengalami kenaikan pada saat siklus II sebesar
siswa 85.38%, indikator 3 yaitu keyakinan siswa
terhadap terhadap kemampuan yang dimiliki dalam
kemampuan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran siklus
yang dimiliki 75% 85.93% 82.26% T Isebesar 59.61% mengalami kenaikan pada saat
dalam siklus II sebesar 85.93%, indikator 4 yaitu
mengerjakan penghargaan dalam belajar siklus I sebesar 61.61%
tugas-tugas mengalami kenaikan pada saat siklus I sebesar
pembelajaran 87.10%, indikator 5 yaitu kegiatan menarik dalam
Penghargaan belajar siklus I sebesar 68.22% mengalami
dalam 75% 87.10% 95.16% T kenaikan pada saat siklus II sebesar 86.93%,
belajar indikator 6 yaitu Lingkungan belajar yang kondusif
Kegiatan siklus I sebesar 64.73% mengalami kenaikan pada
yang saat siklus II sebesar 85.81%.
menarik 75% 86.93% 88.71% T
dalam
belajar DAFTAR PUSTAKA
Lingkungan Ahmadi, A. (2005). Strategi Belajar
belajar yang 75% 85.81% 93.55% T Mengajar.Bandung. Pustaka Setia
kondusif Farida, A. (2016). Penerapan Model
Sumber: Data Primer yang Diolah, (2017)
Pembelajaran ARCS (Attention,
Keterangan: Relevance, Confidence, Satisfaction)
BT : Belum Tuntas Pada Mata Kuliah Matematika Diskrit
T : Tuntas di Program Studi Teknik Informatika
Stmik Duta Bangsa. Vol. 1 Nomor 5
SIMPULAN Bulan Juni Tahun 2016.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas Colakoglu, O.M & Akdemir, O. (2010).
yang telah dilaksanakan, menunjukkan hipotesis Motivational Measure Of The Instruction
yang telah dirumuskan dapat terbukti Compared: Instruction Based On The
kebenarannya. Hipotesis tindakan dirumuskan ARCS Motivation Theory V.S. Traditional
bahwa penerapan model pembelajaran Attention, Instruction in Blended Courses. Turkish
Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) dapat Online Journal of Distance Education-
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar TODJOE, 11 (2), 73-89.

9
Dahar,R.W., (2011). Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta. Erlangga

Hamalik. (2009). Proses Belajar Mengajar.


Bandung: Bumi Aksara.
Jihad, A & Haris, A. (2008). Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Keller, J, M. (2010) Motivational Design For
Learning And Performance: The ARCS
Model Approach. New York: Springer.
Malik, S. (2014). Effectiveness Of ARCS Model
Of Motivational Design To Overcome Non
Completion Rate Of Students In Distance
Education. Turkish Online Journal of
Distance Education-TODJOE, 15 (2). 194-
200.
Molaee, Z,. & Dortaj, F. (2014). Improving L2
Learning: An ARCS Instructional-
Motivational Approach. Procedia: Social
& Behavioral Science.(Pp 2).
Sugihartono., Fathiyah, K.N., Setiawati, F.A.,
Harahap, F., Nurhayati, S.R. (2007).
Psikolog Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Pres.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori


dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.

Suzuki, K., Nishibuchi, A., Yamamoto, M., &


Keller, J.M. (2004). Development and
Evaluation of Website to Check
Instructional Design Based on the ARCS
Motivation Model. Ministry of
Education, Culture, Sport, Science and
Technology: Grants-in-Aid for Scientific
Research, 2

10
11

Anda mungkin juga menyukai