Anda di halaman 1dari 34

KONSEP Pelayanan

KEGAWAT DARURATAN
Ns. NISWAH, S.Kep., MNS
Pendahuluan

Konsep pelayanan keperawatan gawat darurat


membahas tentang prinsip dasar pelayanan
keperawatan di unit gawat darurat sebagai acuan
pemberian asuhan keperawatan bermutu dan
sesuai dengan kondisi kegawatdaruratan.
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang
mengancam jiwa dan memerlukan pertolongan
dan penanganan dengan segera secara terpadu
dengan melibatkan berbagai multidisiplin ilmu.
Dasar Hukum
UU RI no 44 tahun 2009 yang mengatakan
bahwa : Menjamin pembiayaan pelayanan
kegawatdaruratan di Rumah Sakit akibat bencana
dan kejadian luar biasa
UU RI no 44 pasal 29 tahun 2009 mengatakan
memberikan pelayanan gawat darurat kepada
klien sesuai dengan kemampuan pelayanannya
dan berperan aktif dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada bencana, sesuai dengan
kemampuan pelayanannya.
 Pelayanan kesehatan kegawat daruratan (dalam kedaan
emergency ) sehari hari adalah hak asasi manusia, hak
setiap orang dan merupakan kewajiban yang harus
dimiliki oleh semua orang.
 Pemerintah dan seluruh masyarakat bertanggung jawab
dalam memelihara dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.
 Sejak tahun 2000, Kemenkes RI telah mengembangkan
konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) yg memadukan penanganan gawat
darurat mulai dari tingkat pra RS hingga RS dan
rujukan antar RS dg pendekatan lintas program dan
multisektoral yg menekankan respon cepat dan tepat,
berprinsip menyelamatkan nyawa dan mencegah
kecacatan (Time saving is live and limb saving).
SPGDT (Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu)

Suatu system penanggulangan pasien gadar yg


terdiri dari unsur pelayanan pra RS, RS dan anatar
RS yg berpedoman pada respon cepat yg
menekankan time saving is life and limb saving yg
melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam
umum dan khusus, petugas medis, pelayanan
ambulans dan system kominukasi (Depkes RI,
2010).
Type SPGDT

SPGDT-S (SPGDT Sehari-hari)


SPGDT-B (SPGDT bencana)
(Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat, Direktorat bina
pelayanan kesehatan Kementerian kesehatan RI 2011).
Tujuan SPGDT

Mencegah dan mengurangi angka


kesakitan, kematian dan kecacatan.
Merujuk penderita gawat darurat ke
jenjang pelayanan yang lebih baik.
Menanggulangi korban bencana.
Katagori gawat darurat

Penderita Gawat Darurat


Pasien gawat tidak darurat
Pasien darurat tidak gawat
Pasien tidak gawat tidak darurat
Penderita Gawat Darurat

Pasien gawat darurat adalah Pasien yang


tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau
akan menjadi gawat dan terancam nyawanya
atau anggota badannya (akan menjadi cacat)
bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
 Contoh : AMI, Fraktur terbuka, trauma
kepala
Penderita Gawat Tidak
Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi
tidak memerlukan tindakan darurat,
Contoh : kanker stadium lanjut.
Penderita Darurat Tidak
Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-
tiba, tetapi tidak mengancam jiwa dan
anggota badannya,
Contoh : luka sayat dangkal.
Pasien Tidak Gawat Tidak
Darurat
Penderita yang menderita penyakit
yang tidak mengancam
jiwa/kecacatan.
Contoh: Pasien DM terkontrol, flu,
maag, TBC kulit dan lain-lain.
Beberapa istilah dalam SPGDT

 Safe community  keadaan sehat dan aman yg tercipta


dari oleh dan untuk masyarakat. Pemerintah dan teknokrat
mrpk fasilitator dan Pembina
 Penderita Gawat darurat  penderita yg terancam
kehidupannya atau beresiko kehilangan fungsi organ atau
anggota tubuhnya akibat keadaan akut.
 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 
lembaga pemerintah non departemen yg bertugas
membantu presidendlm mengkoordinasikan perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan
kedaruratan scr terpadu mulai dari sebelum, pada saat, dan
setelah terjadi bencana yg meliputi pencegahan,
kesiapsiagaan, penanganan darurat dan pemulihan.
Satuan koordinasi pelaksana Penanganan Bencana
(Satkorlak PB)  lembaga non structural di
provinsi yg mempunyai tugas mengkoordinasikan
upaya penanganan bencana dan kedaruratan yg
terjadi di wil provinsinya dg berpedoman pd
kebijakan yg ditetapkan oleh BKNPB (Badan
Koordinasi nasional PB)
Satuan Pelaksana PB (Satlak PB)  sama seperti
Satkorlak PB yg berkedudukan di kabupaten/Kota.
Public Safety Center (PSC)  psat pelayanan yg
menjamin kebutuhan masyarakat dlm hal
kegawatdaruratan dan pelayanan medis yg
standby. PSC mrpk ujung tombak pelayanan
respon cepat pra RS.
Brigade Siaga Bencana (BSB)  satuan petugas
kesehatan yg terdiri dari dokter, perawat,
paramedic dan awam khusus (sep : Orari, PMR,
yg memberikan pelayanan kesehatan berupa
pencegahan, penyiagaan dan pertolongan bagi
korban bencana.
Unit Gawat Darurat (UGD)  unit pelayanan di
RS yg memberikan pelayanan pertama pd pasien
dg ancaman kematian dan kecacatan scr terpadu
dg melibatkan multidisiplin ilmu.
Sistem Pelayanan medis di RS
 Memberikan pertolongan professional pada korban
 Memberikan bantuan hidup dasar dan lanjut
 Melakukan stabilisasi dan pertehankan hemodinamik
secara akurat
 Melakukan rehabilitasi agar produktivitas korban pasca
rawatan di RS dpt setara seperti sebelum musibah
 Memberikan pendidikan kes dan latihan pada korban.
Faktor Penentu Keberhasilan
SPGDT
 Kecepatan menemukan penderita
gawat darurat
 Kecepatan meminta pertolongan
 Kecepatan dan respon petugas
 Kemampuan dan kualitas petugas
Kewajiban petugas Gawat Darurat
 Jagalah keselamatan diri, anggota tim, penderita dan
orang sekitarnya.
 Jangkaulah penderita
 Kenalilah dan atasi masalah yg mengancam nyawa
 Mintalah bantuan/rujukan
 Berilah pertolongan dg cepat dan tepat berdasarkan
keadaan korban.
 Bantulah pelaku pertolongan pertama lainnya
 Menjaga kerahasiaan medis penderita
 Komunikasi yg efektif dg penderita dan petugas lain yg
terlibat.
 Persiapkan penderita untuk dirujuk
Amarican Heart Association
(AHA) 2017
 The American Heart Association (AHA) is a
non-profit organization in the United States that
funds cardiovascular medical research, educates
consumers on healthy living and fosters
appropriate cardiac care in an effort to reduce
disability and deaths caused by cardiovascular
disease and stroke. Originally formed in New York
City in 1924 as the Association for the Prevention
and Relief of Heart Disease, it is currently
headquartered in Dallas, Texas. The American
Heart Association is a national voluntary health
agency.
 Guideline AHA 2017 adalah revisi guideline AHA
2015.
 Hal yang direvisi : pembaruan bantuan hidup
dasar pediatrik, dan dewasa (BLS), resusitasi
jantung paru (CPR) dan layanan kardiovaskuler
darurat (ECG).
 Lihat update AHA 2017.
Asuhan Keperawatan
GADAR
Rangkaian kegiatan praktek keperawatan
kegawatdaruratan yang diberikan oleh
perawat yg berkompeten untuk memberikan
askep di ruang gawat darurat.
Prosesnya :
- Pengkajian
- Diagnosa keperawatan
- Rencana tindakan
- Implementasi
- evaluasi
PENGKAJIAN KESADARAN
Mengkaji status mental pasien dg berbicara padanya
Kenalkan diri, tanya nama pasien, perhatikan respon
pasien.
Bila terjadi penurunan kesadaran, lakukan pengkajian
berikut:
1. A (alert) : ps berespon thd lingkungan sekitarnya,
sadar thd kejadian yg menimpa.
2. V (respon verbal) : berespon thd pertanyaan prw.
3. P (respon nyeri) : berespon thd stimulus nyeri.
4. U (tidak ada respon) : tidak berespon thd stimulus
verbal dan nyeri.
Cara pengkajian : - anamnesa (nama, kejadian)
- menekan sternum, tepuk wajah.
Pengkajian
Pengkajian primer :
- C : circulation dg control perdarahan
- A : airway dg control servikal
- B : breathing dan ventilasi
- D : disability
- E : exposure control dg membuka pakaian pasien
tetapi control u mencegah hipotermi
Pengkajian sekunder
Riwayat penyakit
SAMPLE (sign and symptoms, allergy,
medication, past medical history, last meal,
event leading)
Metode mengkaji nyeri : PQRST
Pengkajian head to toe
Psikososial
Pemeriksaan penunjang : laboratorium,
radiologi, hemodinamik, AGD, dll.
Diagnosa keprwt
Dibuat sesuai data, penyebab dan urutan
masalah
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan
besarnya ancaman terhdp kehidupan klien
ataupun berdasarkan dasar/penyeban timbul ggn
kebutuhan klien.
 Bersihan jln nafas tdk efektif
 Pola nafas tdk efektif
 Ggn pertukaran gas
 Penurunan curah jantung
 Ggn perfusi jaringan perifer
 Ggn perfusi jar serebral
 Nyeri dada
 Ggn volume cairan
 Ggn kebut nutrisi
 Ggn termoregulasi
 Kecemasan/panic
 Resiko tinggi cedera berulang dan
 keterbatasan aktivitas.
Rencana tindakan

Pemantauan/monitor/observasi
Tindakan mandiri keperawatan
Kolaborasi.
Implementasi

Mandiri ; tindakan pemantauan, penyelamatan


hidup dasar, penkes, atau tindakan lainnya
Kolaborasi : tindakan kerjasama dg tim kes
lainnya.
Evaluasi

Dilakukan berdasarkan tingkat kegawatdaruratan


klien yaitu 1, 5, 15, 30 menit atau 1 jam sesuai
dg kondisi klien/kebutuhan.
Ingat  konsep kegawatan hanya 2-6 jam.
Dokumentasi

Perangkat asuhan pasien


Komunikasi
Dokumen legal
Penelitian
Statistik
Pendidikan
Audit
Selamat belajar ……

Anda mungkin juga menyukai