Anda di halaman 1dari 5

Nama ; Sahdimin

Nim ; D1011151054
Prodi ; Teknik Sipil

Tugas Mata Kuliah Rekayasa Lingkungan (UTS)


“Analisa Terhadap Dampak Musim Kemarau Panjang dan Musim Hujan”

A. Analisa Terhadap Dampak Musim Kemarau Panjang

Baru-baru ini sering kita dengar keluh kesah dari masyarakat Indonesia terutama
daerah Kalimantan khususnya area Pontianak dan sekitarnya, tentang musim
kemarau panjang yang banyak menimbulkan kerugian baik itu berupa kabut asap
(jerebu), krisis air bersih, serta udara yang panas.. Berikut beberapa analisa yang
sangat berdampak yang merugikan bagi lingkungan hidup maupun masyarakatnya :

1. Produktivitas Masyarakat Menurun


Kondisi lingkungan hidup yang ekstrim seperti kabut asap (jerebu) sangat
berdampak dalam produktivitas masyarakatnya. Dalam kondisi ini, banyaknya
aktivitas yang diliburkan seperti sekolah dan perkantoran. Kondisi ini juga
berpengaruh pada system penerbangan di bandara lantaran kabut asap yang
sangat tebal, bahkan pada jalan raya radius pengelihatan hanya berjarak kurang
lebih 10m.

2. Gangguan Kesehatan
Beberapa penyakit yang harus diwaspadai sebagai akibat dari kemarau di
pontianak adalah ISPA, Mata Merah, Diare, Kolera dan Penyakit Kulit. Kualitas udara
yang menurun serta sedimen yang berterbangan di udara dapat menggangu saluran
pernapasan dan pengelihatan, Menggunakan masker atau filter lainnya adalah cara
yang dapat mengurangi dampak langsung. Makanan yang tercemar dan kualitas air
yang tidak bersih bisa memicu penyakit saluran pencernaan. Untuk mencegahnya
harus diperhatikan makanan atau minuman yang dikonsumsi serta menjaga
kebersihan lingkungan. Cucilah tangan sebelum makan dan hindari jajan
sembarangan

3. Kebakaran Hutan dan Lahan (KARHUTLA)


Unsur-unsur yang menyebabkan kebarakan hutan diantaranya adalah panas,
bahan bakar dan oksigen tertentu. Umumnya kebaran yang terjadi merupakan
ulah masyarakat itu sendiri. Sumber api yang berasal dari manusia dibagi menjadi
2 yaitu.
a. Kesengajaan
Pembakaran lahan untuk persiapan penanaman untuk berladang dan
perkebunan.
b. Tidak Sengaja
Buruknya sifat masyarakat yang sering membuang puntung rokok
sembarangan.

kerusakan lingkungan seperti penurunan kualitas air, ancaman erosi,


lenyapnya sejumlah spesias hewan dan lain-lain.Akibat kebakaran hutan dan lahan
ini akan berpengaruh pada ekologi dan Lingkungan Hidup.

4. Krisis Air Bersih


Ini merupakan dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat tentang
kebutuhan air yang tidak mencukupi. Di Pontianak sendiri, air PDAM merupakan
kebutuhan pokok masyarakatnya guna cuci kakus, pada kondisi kemarau air PDAM
tidaklah lancar seperti biasanya serta asin dan lengket. Daerah Pontianak
merupakan daerah gambut. Sehingga pembuatan sumur bukan merupakan solusi
yang tepat dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Beberapa masyarakatnya hanya
mengandalkan tampungan dari air hujan yang disimpan di dalam tong air guna
mencukupi kebutuhan air bersih.

B. Analisa Terhadap Dampak Musim Hujan

Saat ini, setelah usainya musim kemarau yang panjang. Daerah Pontianak juga
mendapatkan masalah yang dihadapi pada musim penghujan, pasalnya letak geografis
kota Pontianak yang berdekatan dengan laut serta struktur tanahnya yang gambut
membuat daerah Pontianak rawan terkena banjir bandang. Dapat kita lihat sendiri,
bahwa hampir seluruh kota Pontianak dikelilingi parit besar. Hal tersebut merupan
salah satu penanggulangan dari pemerintah dalam mengurangi kapasitas air yang
berlebihan ketika air laut naik dan pasang dari hulu sungai. Berikut beberapa dampak
yang merugikan bagi lingkungan hidup dan masyarakatnya;

1. Rawan Terkena Penyakit


Adapun beberapa penyakit yang sering dialami pada musim penghujan;

a. Influenza atau flu


Penyakit musim hujan yang paling sering terjadi adalah flu. Penyakit ini
disebabkan virus influenza tipe A, B, atau C. Virus influenza bisa menyebar
melalui batuk, bersin, atau dari menyentuh benda yang sudah
terkontaminasi. Meski flu bersifat umum dan bisa sembuh dengan sendirinya,
Anda harus tetap mewaspadai penyakit ini. Pasalnya, beberapa orang dapat
menderita komplikasi dari penyakit influenza seperti pneumonia. 
b. Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan encernya feses yang dikeluarkan
dan frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya. Bakteri penyebab
diare yang paling umum contohnya rotavirus, shigella, E. coli, cryptosporidium,
dan lain sebagainya. Penyakit ini dapat berkisar dari kondisi yang ringan dan
sementara, hingga membahayakan nyawa.

c. Demam tifoid (tipes)


Demam tifoid, atau lebih dikenal dengan penyakit tipes adalah infeksi
menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thyphi atau Salmonella
paratyphi. Bakteri tersebut menyebar melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi.
Jika tidak segera ditangani, pengidapnya dapat mengalami komplikasi
seperti pneumonia, pleuritis, miokarditis (peradangan otot jantung), gagal
jantung akut, bahkan kematian.

d. Demam berdarah dengue


DBD atau demam berdarah dengue adalah salah satu jenis penyakit menular
musim hujan yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albopictus. Demam berdarah disebut sebagai penyakit “break-bone” karena
terkadang menyebabkan nyeri sendi dan otot di mana tulang serasa retak. 
Demam berdarah yang parah, atau juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic
fever, dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah yang
tiba-tiba (shock), bahkan kematian.

e. Malaria
Malaria adalah penyakit berbahaya akibat infeksi parasit plasmodium yang
menular melalui gigitan nyamuk anopheles. Penularan penyakit ini biasanya
meningkat pada saat musim hujan dan berlanjut setelahnya.
Bila tidak ditangani segera, malaria dapat berkembang dan berisiko
mengancam nyawa seseorang yang mengalami. Malaria terutama perlu
diwaspadai di area timur Indonesia seperti provinsi Maluku, Maluku Utara, Nusa
Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat.

f. Leptospirosis
Leptospirosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral
yang disebut Leptospira interrogans. Penyakit musim hujan ini “cukup populer”
terjadi di Indonesia, biasanya dikenal sebagai penyakit kencing tikus. Anda bisa
terkena penyakit penyakit ini karena menyentuh tanah atau air, tanah basah,
atau tanaman yang terkontaminasi oleh urine binatang yang terinfeksi. Selain
tikus, hewan yang paling sering menularkan leptospirosis adalah sapi, babi,
anjing, reptil dan hewan amfibi, serta hewan pengerat lainnya. 
Demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, otot betis
sakit, dan sakit perut adalah gejala yang menandai penyakit ini. Pada kasus
tertentu, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan hati, gagal ginjal, meningitis,
hingga kegagalan pernapasan.

2. Bencana Alam
Musim penghujan deras yang disertai angin kencang merupakan hal yang sangat
dikhawatirkan oleh masyarakat tentunya. Banyaknya jumlah debit air yang masuk
ke suatu daerah dengan cepat akan membuat daerah tersebut rawan banjir, terlebih
daerah-daerah yang elevasinya sangat rendah. Berikut beberapa bencana alam yang
sering terjadi pada musim penghujan;

a. Banjir
Banjir merupakan salah satu bencana alam di mana daratan tergenang oleh
air secara berlebihan. Bencana alam hidrometeorologis ini umumnya terjadi
karena intensitas hujan yang tinggi sehingga menyebabkan aliran air sungai
meluap. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan banjir adalah perilaku manusia
yang tidak bertanggungjawab (penggundulan hutan, membuang sampah
sembarangan, dan lain sebagainya).

b. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan peristiwa gerakan massa tanah dan atau batuan
yang menuruni lereng karena adanya gangguan kestabilan batuan dan tanah
penyusun lereng tersebut. Bencana alam ini terjadi karena adanya faktor
pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang
memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor
yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.

c. Angin Puting Beliung

Angin puting beliung merupakan bencana alam berupa angin yang bergerak
melingkar atau spiral dengan kecepatan tinggi yang memiliki pusat dan bergerak
dengan kecepatan 40-50 km/ jam hingga menyentuh permukaan bumi. Pada
umumnya angin puting beliung melewati suatu wilayah hanya dalam kurun
waktu yang singkat, yaitu sekitar 3-5 menit saja.

Angin puting beliung sendiri lebih sering terjadi di Indonesia. Bencana yang
melibatkan kekuatan angin ini di setiap negara memiliki nama yang berbeda-
beda, sebut saja tornado, hurricane, badai, dan lain-lain.
Penanggulangan;
1. Menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan sekitar, contohnya bakti
sosial di masyarakat sekitar pekarangan rumah.
2. Tidak melakukan hal yang merugikan bagi diri sendiri, orang lain,
masyarakat dan lingkungan sekitar, layaknya tidak membuang sampah atau
puntung rokok sembarangan.
3. Memberikan sosialisasi terhadap masyarakat tentang penanggulangan dalam
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang merugikan.
4. Mendidik anak sejak dini guna membuat masa depan yang lebih baik
tentunya.
5. Melakukan reboisasi atau penanaman pohon pada daerah yang gundul dan
rawan longsor.

Anda mungkin juga menyukai