7 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Pengkajian Tanggal:…….. jam:…… Tempat:…….. 1. PENGKAJIAN DATA a. Data Subjektif 1) Biodata bayi Nama Bayi :untuk menghindari kekeliruan Tanggal lahir :untuk mengetahui usia neonatus Jenis kelamin :untuk mengetahui jenis kelamin bayi Umur :untuk mengetahui usia bayi Alamat :untuk memudahkan kunjungan rumah (Sondakh, 2013: 161-162) 2) Riwayat kesehatan bayi baru lahir a) Faktor genetik Meliputi kelainan/gangguan metabolik pada keluarga dan sindroma genetik. b) Faktor maternal (ibu) Meliputi adanya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi. Faktor medis dan perinatal bisa mempengaruhi neonatus antara lain penyakit jantung kemungkinan implikasinya hipoksia intrauteri kronis, penyakit diabetes mellitus memungkinkan bayi besar untuk masa kehamilannya dan akan terjadi trauma, hiperbilirubinemia, lahir mati, penyakit Ginjal kemungkinan implikasi pada bayi baru lahir adalah prematuritas, IUGR. Penyakit hipertensi kemungkinan implikasi pada bayi baru lahir adalah retardasi pertumbuhan, premature, solusio plasenta. Penyakit kelamin kemungkinan implikasi pada bayi baru lahir bisa penularan perinatal. Riwayat abortus kemungkinan impikasi pada bayi adalah sindrom genetik. Isoimunisasi/ RH kemungkinan implikasi pada BBL adalah anemia, ikterus. (Kriebs, 2010: 478) c) Faktor antenatal Meliputi pernah ANC/tidak, adanya riwayat perdarahan, preklampsia, infeksi, perkembangan janin terlalu besar/terganggu, diabetes gestasional, poli/oligohidramnion. Riwayat perdarahan karena defek plasenta (plasenta previa, polihidramnion kemungkinan implikasinya ada masalah ginjal pada neonatus yaitu tidak mampu menelan, oligohidramnion karena defek pita amnion sehingga timbul sindrom dehidrasi, kelainan ginjal/ kandung kemih neonatus. Diabetes gestasional kemuungkinan makrosomia sehingga bisa terjadi trauma lahir. (Kriebs, 2010: 479) d) Faktor perinatal Meliputi premature/postmatur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium, amnionitis, Ketuban Pecah Dini (KPD), perdarahan dalam persalinan, prolapsus tali pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan. (Muslihatun, 2013: 180-181) Partus lama dan presentasi/posisi janin abnormal kemungkinan implikasi pada BBL yaitu trauma neonatus, penggunaan obat selama kehamilan kemungkinan gawat napas neonatus, gawat janin kemungkinan asfiksia, peningkatan suhu ibu kemungkinan terjadi penularan infeksi perinatal, air ketuban bercampur mekonium kemungkinan terjadi pneumonia aspirasi mekonium, perdarahan dalam persalinan kemungkinan terjadi hipovolemia neonatus (hipoksia), prolaps tali pusat dan ibu hipotensi kemungkinan asfiksia, asidosis janin kemungkinan terjadi asidosis neonatus. (Kriebs, 2010: 479) b. Data Objektif 1) Pemeriksaan umum Tanda-tanda vital a) Denyut jantung : frekuensi 120-160 (normal) b) Suhu : 36.50C – 37.2 0C (normal) c) Pernapasan : frekuensi 30-60 kali per menit (normal) (Kriebs, 2010: 461) 2) Pemeriksaan Antropometri a) Berat badan : 2500-4000 gram (normal) b) Panjang badan : 45-55 cm (normal) c) Lingkar kepala : 32-36.8 cm (normal) d) Lingkar dada : 2 cm < LIKA ± 30-33 cm (normal) (Bobak dkk, 2005: 387) e) Lingkar lengan atas : 10-11 cm (normal) (Sondakh, 2013: 164) 3) Pemeriksann fisik a. Kepala : Hal-hal yang harus diperiksa: Bentuk dan kesimetrisan, Proporsi terhadap tubuh dan wajah, Fontanel anterior menutup pada usia 9-12 bulan, dan fontanel posterior dapat menutup pada saat bayi lahir atau pada sekitar 4 bulan. Fontanel harus datar: penonjolan mengindikasikan peningkatan tekanan intracranial dan depresi mengindikasikan dehidrasi. Terdapat molase (tumpang tindih tulang oksipital dan tulang frontal oleh tulang parietal). Terdapat sefalhematoma. Didapat selama persalinan dan pelahiran, perdarahan subperiosteum, perdarahan subperioteum ini terbatas pada satu tulang, biasanya tulang parietal, dan tidak menindih sutura. Sefalhematoma ini berlangsung sekitar 8 minggu, Kaput suksedaneum adalah pembengkakan kulit kepala, yang terlihat melalui serviks. Memar dapat terlihat. Kaput dapat menindih garis sutura. b. Rambut : Hal-hal yang harus diperiksa: Tekstur, arah pertumbuhan, Distribusi. Rambut dibawah lipatan leher mengesankan sindrom-sindrom yang berhubungan dengan leher pendek dan/atau webbed neck, Lesi kulit kepala. Aplasia kutis kongenita merupakan suatu kelainan kulit kepala, Warna. Perhatikan keserasian dengan ras. Rambut merah pada bayi kulit hitam misalnya, dapat menunjukkan albinisme. Perhatikan keseragaman, sejumput rambut putih tepat di atas kening, misalnya, dapat dihubungkan dengan ketulian dan retardasi mental. c. Wajah : Hal-hal yang harus diperiksa: Bentuk dan ekspresi, Bulu mata dan alis mata, Simetris pada saat istirahat dan selama menangis dan menghisap. Ketidaksimetrisan dapat terjadi akibat hipoplasi atau palsi pada saraf ketujuh. d. Mata : Hal yang harus diperiksa: Letak dan kesimetrisan. Mata yang terpisah jauh dapat dihubungkan dengan sindrom kongenital, Sklera. Pada kondisi normal jernih, tetapi bisa berwarna kuning disertai ikterik, hemoragik akibat trauma lahir, Konjungtiva. Perdarahan kecil sering terjadi. Peradangan bisa muncul akibat profilaksis eritromisin, Pupil. Sama dan reaktif setelah usia 2-3 minggu, Glaukoma kongenital. Dibuktikan oleh fotofobia, air mata berlebihan, kornea buram, atau mata terlihat lebar. e. Telinga : Hal yang harus diperiksa: Simetris dan sejajar. Insersi normal adalah jika telinga berada pada satu garis imajiner melalui kantus dalam dan luar mata. Telinga letak rendah dapat mengindikasikan sindrom congenital, sering kali disertai defek ginjal, Bentuk. Pembentukan kartilago mengindikasikan maturitas, Pendengaran. Bayi menengok kearah bisikan; terlihat terkejut sebagai respon terhadap suara keras. Khususnya pada kasus kelainan kepala dan leher, riwayat tuli pada keluarga, berat lahir sangat rendah, asfiksia berat, infeksi janin, dan sindrom lain yang terkait dengan tuli. f. Hidung : Hal yang harus diperiksa: Posisi dan bentuk. Posisi menyimpang dari garis tengah atau tulang hidung yang mendatar atau bengkok dapat mengindikasikan sindrom kongenital, Lubang hidung. Dikaji untuk melihat bentuk, kesimetrisan dan kepatenan. Satu lubang hidung tersumbat pada satu waktu dan pernapasan terlihat melalui lubang hidung yang terbuka sehingga menyingkirkan kemungkinan atresia koanal yang menyebabkan gawat napas berat pada bayi. g. Mulut : Hal yang harus diperiksa: Ukuran dan bentuk. Mulut seperti burung terlihat pada sindrom alcohol janin (FAS) ; mulut kecil, mikrostomia, terlihat pada sindrom down; mulut yang lebar, makrostomia, terlihat pada gangguan metabolik. Bibir. Harus terbentuk penuh, filtrum yang memanjang (alur dari hidung hingga bibir atas) dapat mengindikasikan sindrom kongenital, Gusi. Gigi yang tumbuh sebelum waktunya jarang ditemui pada mulut bayi baru lahir normal dan akan tanggal sebelum gigi susu muncul; gigi juga dapat muncul pada sindrom kongenital, Membran mukosa. Perhatikan kelembaban, pengeluaran saliva yang berlebihan mengindikasikan atresia esophagus. Sariawan diidentifikasi dengan adanya bercak putih dan abu-abu. h. Lidah : Yang harus diperhatikan yakni ukuran, proporsi, warna, lapisan pelindung, gerakan, dan tonus. Ukuran lidah yang makroglosia dihubungkan dengan hipotiroidisme. i. Leher : Hal-hal yang harus diperiksa: Gerakan. Rentang pergerakan harus memungkinkan bayi memutar dagu ke tiap-tiap bahu, Perhatikan adanya pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis. j. Lengan : Panjang. Proporsional (harus mencapai paha atas) dan sama dikedua sisi, Gerakan lengan dan jari-jari, Pengisian ulang kapiler, normalnya ≤ 3 detik k. Dada : Hal-hal yang harus diperiksa: Bentuk dan kesimetrisan, Perkembangan areola, letak putting susu. Letak putting yang berjauhan terlihat pada sindrom turner, Keberadaan jaringan payudara. Dipengaruhi oleh status nutrisi, simpanan lemak, dan maturitas. Produksi susu (witches milk) yang disebabkan oleh estrogen ibu, berhenti setelah 1-2 minggu. Pernapasan. Tanda gawat napas meliputi mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi otot-otot interkosta dan sternum l. Abdomen : Hal-hal yang harus diperiksa: Ukuran dan bentuk. Normalnya menonjol, bentuk datar dapat berhubungan dengan hernia diafragmatik, dengan organ abdomen berada dirongga dada, distensi abdomen menandakan penyakit saluran cerna, perhatikan adanya massa, Limpa. Ujungnya jarang dapat teraba. m. Genetalia : Rektum harus paten, terlihat dari pengeluaran mekonium dalam 12 jam setelah lahir, (1) Genetalia Wanita Labia mayora harus menutupi labia minora dan klitoris pada bayi cukup bulan, Klitoris normal memiliki panjang 1 cm atau lebih pendek. Klitoris yang sempurna dicapai pada minggu ke-27, pada bayi imatur atau bayi kurang gizi klitoris ini dapat terlihat hipertrofi karena struktur sekitarnya tidak sempurna akibat keterbatasan simpanan lemak, Vagina harus paten. Rabas yang mengandung darah dari vagina disebabkan oleh estrogen ibu. (2) Genetalia Pria Perhatikan ukuran dan rugae pada skrotum. Skrotum dapat membesar karena trauma pada pelahiran dengan presentasi bokong atau akibat ada hidrokel sementara, Penurunan testis harus dikonfirmasi. Setidaknya ada satu testis pada palpasi saluran atau pada skrotum dibayi yang lahir cukup bulan. Ketidaksimetrisan menunjukkan adanya hidrokel atau hernia testis, Dibawah penis harus ada garis fusi linea mediana, Perhatikan posisi muara uretra. Hipospadia adalah muara uretra ventral, sedangkan epispadia merupakan muara uretra dorsal. n. Punggung : Hal yang harus diperhatikan: Lengkung spinal dan integritasnya. Setiap muara sinus, jumputan rambut, tonjolan, atau hemagioma diatasnya atau nevi berpigmentasi menandakan minigemiokel. o. Ekstremitas bawah: Hal yang haru diperhatikan: Rentang pergerakan dan gerakan panggul, Lokasi lutut simetris, Panjang tungkai sama panjang, panjang kaki yang tidak sama menandakan dislokasi tungkai yang lebih pendek. (Sinclair, 2009: 330-340) 2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH Diagnosis : bayi baru lahir normal, umur… jam Data subjektif : bayi lahir tanggal… jam… dengan normal Data objektif : Denyut jantung : frekuensi 120-160 (normal) 0 Suhu : 36.5 – 37.2 C (normal) Pernapasan :frekuensi 30-60 kali per menit (normal) Berat badan : 2500-4000 gram
3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Infeksi, Hipotermi, Asfiksia, Ikterus (Sondakh, 2013: 165) 4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA a. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan tidak memandikan bayi setidaknya 6 jam dan membungkus bayi dengan kain kering, bersih, dan hangat agar tidak infeksi dan hipotermi b. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan bayi dengan metode kangguru c. Menganjurkan ibu untuk segera member ASI (Sondakh, 2013: 165) 5. INTERVENSI Diagnosis : Bayi baru lahir normal, umur… jam Tujuan : Bayi tetap dalam keadaan normal Bayi tidak mengalami infeksi dan hipotermi Kriteria hasil: Bayi dalam keadaan sehat TTV dalam batas normal Denyut jantung: frekuensi 120-160 (normal) Suhu: 36.5 – 37.2 0C (normal) Pernapasan:frekuensi 30-60 kali per menit (normal) Intervensi : a. Lakukan informed consent R: informed consent merupakan langkah awal untuk melakukan tindakan lebih lanjut b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan R: cuci tangan merupakan prosedur pencegahan kontaminasi silang c. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan d. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, pengisap lendir DeLee, alat resusitasi dan benang tali pusat telah di DTT atau sterilisasi. e. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, dan kain yang digunakan bayi sudah dalam keadaan bersih. R: meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menurunkan risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti hepatitis dan HIV/AIDS f. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks R: verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi dan mengeringkan tubuh bayi pada dasarnya adalah tindakan rangsangan sebagai upaya merangsang pernapasan. g. Bebaskan dan bersihkan jalan napas BBL jika tidak bernapas atau megap – megap dan atau terdapat air ketuban bercampur mekonium. Bila segera dapat bernapas secara spontan atau menangis segera jangan lakukan penghisapan R: untuk kelancaran jalan napas bayi dan sebagai bagian mutlak dari langkah awal ressusitasi. h. Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi paling sedikit 1 jam. R: menyebabkan pelepasan oksitosin dan sekaligus meningkatkan ikatan i. Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi R: Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup. j. Bungkus bayi dengan kain kering yang lembut R: membungkus bayi merupakan cara mencegah hipotermi k. Rawat tali pusat dengan cara membungkus dengan kasa R: tali pusat yang terbungkus merupakan cara mencegah infeksi l. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu. R: optimalisasi fungsi hormonal ibu dan bayi, merangsang produksi oksitosin dan prolaktin ibu. Selain itu, bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan kejadian ikterus BBL serta menstabilkan pernapasan m. Beri identitas bayi R: identitas merupakan cara yang tepat untuk menghindari kekeliruan n. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata R: untuk pencegahan infeksi mata. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika dibeikan lebih dari satu jam setelah kelahiran. o. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuscular, di paha kiri anterolateral setelah Inisiasi Menyusu Dini R: Mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL. p. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramuscular, di paha kanan anterolateral, diberikan 1 -2 jam setelah pemberian vitamin K1. R: Mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi. q. Timbang berat badan setiap hari setelah dimandikan R: deteksi dini pertumbuhan dan kelainan pada bayi r. Ukur suhu tubuh bayi, denyut jantung, dan respirasi setiap jam R: deteksi dini terhadap terjadinya komplikasi s. Anjurkan ibu untuk mengganti popok bayi setelah BAK/BAB R: segera mengganti popok setiap basah merupakan salah satu cara untuk menghindari bayi dari kehilangan panas t. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif R: ASI adalah makanan terbaik bayi untuk tumbuh kembang dan pertahanan tubuh/kebutuhan nutrisi 60 cc/kg/hari u. Anjurkan ibu cara menyusui yang benar maka bayi akan merasa nyaman dan tidak tersedak R: dengan posisi menyusui yang benar maka bayi akan merasa nyaman dan tidak tersedak (Sondakh, 2013: 165) dan (Depkes RI(APN), 2008: 131 - 140) 6. IMPLEMENTASI Langkah ini melaksanakan rencana asuhan secara aman dan efektif sesuai dengan intervensi. (Wafi, dkk. 2009: 146) 7. EVALUASI Tanggal ….. jam….. S : data yang diperoleh dari pasien /keluarga O : hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan penunjang/pendukung lain, serta catatan medik A : kesimpulan dari data subjektif dan objektif P : merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan evaluative (Sondakh, 2013: 165)