Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

TAHAPAN PEMBUATAN GIGI TIRUAN

I. MAHKOTA TIRUAN
Tujuan:
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tahapan preparasi abutment/gigi
penyangga pada gigi anterior
Alat :
Alat diagnosa ( 2 kaca mulut, 1 pinset, 1 model dengan gigi, artikulator , head
sonde lurus, 1 sonde bengkok ) manikin
Contra angle Handpieces ( hight dan low Mata bur diamond: long needle end, flat end
speed) tapered diamond ( kerucut ujung datar ),
roung end tapered diamond ( kerucut ujung
bulat ), chamfer bur /torpedo bur dan
flame / ellips bur.
Sarung tangan dan masker

Mata bur preparasi yang digunakan :

1 2 3 4 5
Gambar 7. Diamond bur, 1. Torpedo, 2. Flame/ellips, 3. Flat end tapered, 4. Round end tapered, 5 Ki-Ka:
round end tapered, flat end tapered dan long needle edge, round edge wheel bur

PEMBUATAN INDEX
Tujuan pembuatan index adalah sebagai panduan operator saat melakukan preparasi pada
permukaan bukal/labial dan lingual/palatal gigi abutment agar hasil preparasi tidak berlebihan
ataupun kurang. Indeks dibuat sebelum gigi abutment dipreparasi. Caranya sebagai berikut:
1. Siapkan sendok cetak sebagian dan bahan cetak elastomer putty
2. Manipulasi bahan cetak elastomer putty (perhatikan working dan setting time menjadi
adonan yang homogen kemudian aplikasikan pada sendok cetak sebagian
3. Lakukan pencetakan pada daerah gigi abutment, tunggu hingga bahan cetak mengeras
kemudian lepaskan
4. Lepaskan hasil cetakan dari sendok cetak sebagian dan belah menjadi dua pada bagian
dasar putty secara melintang dari arah mesial ke distal atau sebaliknya, dengan
menggunakan pisau bedah (scalpel) atau alat bantu potong lain yang tajam (mis.
cutter)
5. Pasang coba index pada gigi abutment yang akan dipreparasi dan lihat apakah semua
bagian gigi abutment tersebut telah tercetak dengan baik. Index siap untuk digunakan

PREPARASI GIGI PENYANGGA ( ABUTMENT ) ANTERIOR


1) OUTLINE ALUR PANDUAN ( GUIDING GROOVES )
a. Menggambarkan outline di tengah daerah labial, mesiolabial dan distolabial.
b. Menggambarkan outline incisal edge sesuai pada outline dibagian labial,
mesiolabial dan distolabial
c. Menggambarkan outline akhiran preparasi ( shoulder ) di bagian labial lebih
kurang 1- 2 mm di atas cervikal
d. Menggambar outline akhiran preparasi ( chamfer ) di bagian palatal lebih
kurang 1-2 mm diatas cervikal. Tunjukan pada pembimbing.

Gambar 8. Outline alur panduan pada gigi anterior

2) PREPARASI PEMBUATAN GROOVE / ALUR BIDANG


2.1 INSISAL / LABIAL
a. Membuat 5 alur panduan ( groove) dengan menggunakan flat end tapered diamond
bur sedalam 1 mm, 1 groove terletak ditengah daerah labial, sedangkan 2 groove yang
lainnya terletak didaerah mesiolabial dan distolabial. Groove dibuat sejajar dengan
sumbu gigi ( gambar A dan B ), akan terbentuk bidang yaitu bidang servikal yang
sejajar sumbu gigi dan bidang insisal sesuai dengan kontur normal dari bagian labial
( gambar A-E). Tunjukan pada pembimbing.

A B
C D E
Gambar 9. Preparasi groove posisi bur sejajar dengan sumbu gigi , A. Preparasi 2/3 insisal, B & C ,1/3 gingiva
sumbu gigi, D hasil preparasi groove labial, mata bur yang digunakan flat end tapered diamond

b. Membuat 2 groove insisal dengan kedalaman 1 – 2 mm didaerah insisal edge, kemudian


preparasi atau potong insisal edge sedalam groove yang dibuat dengan menggunakan flat
end tapered diamond bur ( gambar 3 A-E ). Tunjukan pada pembimbing.

A B

C D E
Gambar 10. Preparasi incisal edge. A &B. Preparasi insisal guiding groove. C, pengurangan permukaan incisal
edge sesuai ke dalaman guiding groove. D. hasil preparasi E. Bur yang digunakan flat end tapered diamond

c. Lakukan pengurangan bidang labial secara bertahap. Bidang labial pada sisi mesial
dikurangi terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai panduan ataupun sebaliknya. Apabila sisi
mesial bidang labial telah selesai dikurangi, maka pengurangan sisi distal bidang labial
dapat dilakukan atau sebaliknya. ( gambar A& B). Tunjukan pada pembimbing

Gambar11. Preparasi bidang labial secara bertahap. A, B, C dan D Bidang labial pada sisi mesial dikurangi
terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai panduan
Gambar 12. Preparasi permukaan labial dengan menggunakan flat end tapered diamond bur

d. Buat shoulder ( bahu ) bersamaan dengan pengurangan bidang labial dari sisi mesial-distal.
Shoulder dibuat dengan lebar lebihkurang 0,5-1 mm agar ketebalan untuk bahan porselen
cukup pada area tersebut. Preparasi shoulder menggunakan flat end tapered diamond bur
atau torpedo diamond bur. Tunjukan pada pembimbing.

Gambar 13. Preparasi shoulder menggunakan flat end tapered diamond bur

3. PREPARASI BIDANG PROKSIMAL


Lakukan pengurangan bidang proksimal ( mesial dan distal ) dengan menggunakan long
thin diamond bur, perhatikan sudut kemiringannya kurang lebih 6 º sampai bebas dengan
gigi tetangganya (gambar A-C ). Tunjukan pada pembimbing.

A B C
Gambar 14. Preparasi proksimal A. Flat end tapered dan long needle edge, B. pertama sekali menggunakan long
needle, C. setelah ada jarak dengan gigi sebelahnya digunakan flat end tapered

4. PREPARASI BIDANG PALATAL/LINGUAL


Preparasi bidang palatal / lingual dengan mengunakan ellips atau flame bur pada
bagian yang cekung dan round end tapered atau bur torpedo pada bagian cingulum
sampai servikal. Peralihan pada daerah interproksimal dari shoulder ( bahu siku ) ke
chamfer ( bahu liku )
A B C D

E B
Gambar 15. Preparasi permukaan cingulum lingual. A.B bur torpedo dan flame, c, preparasi permukaan
permukaan cingulum, D.pembentukan cervical line bentuk chamfer di margin gingiva, E preparasi pada bagian
fossa dengan flame bur, F. Hasil preparasi

5. PENGHALUSAN ( FINISHING )
 Gunakan torpeso diamond bur atau chamfer bur untuk permukaan gigi yang
dipreparasi dan margin chamfer.
 Gunakan flat end tapared untuk menghaluskan permukaan gigi yang telah
dipreparasi dan margin shoulder.
 Cek kembali permukaan gigi yang telah dipreparasi beserta margin chamfer dan
shoulder menggunakan sonde, permukaan tersebut terasa halus. Tunjukan ke
pembimbing.

A B C

D E F
Gambar 16. (A-E) Pembentukan akhiran servikal, penghalusan permukaan preparasi dan hasil preparasi

II. PEMBUATAN MAHKOTA SEMENTARA ( TEKNIK DIRECT )


Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pembuatan restorasi sementara pada
gigi anterior dengan teknik direct
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Alat diagnosa ( 2 kaca mulut, 1 pinset, 1 gigi anterior yang sudah dipreparasi
sonde lurus, 1 sonde bengkok ) diartikulator , head manikin
Contra angle Handpieces ( hight dan low vaselin
speed) dan straight Handpieces
Mikromotor, Pengaris, pensil, cutter dan Kain alas meja putih ukuran 50x50 cm
pensil tinta untuk alas kerja
akrilik swapolimerisasi putih/self curing
Kain alas meja putih ukuran 50x50 cm untuk pumise
alas kerja
Carbide/fraser bur dan bur untuk pemolesan crown polycarbonate
( bahan resin akrilik ), amplas, silikon bur,
brush wool
Pisau malam/wax,Pisau model/lecrown Sarung tangan dan masker
pot akrilik (Dappen glass), semen spatula semen sementara

Restorasi sementara dibuat untuk melindungi struktur gigi selama dilakukan


perawatan gigi tiruan cekat sehingga estetik, fungsi mastikasi dan fonetik pasien tetap terjaga.
Restorasi sementara yang baik harus memenuhi kriteria dan berfungsi sebagai berikut
(Shillingburg et al, 1997):
a. Melindungi pulpa (pulpal protection)
b. Mempertahankan stabilitas posisi gigi abutment, gigi sebelahnya dan gigi
antagonisnya (positional stability)
c. Mempertahankan kontak oklusal dan interproksimal gigi untuk menjaga oklusi pasien
(occlusal function)
d. Mudah dibersihkan
e. Margin restorasi sementara tidak menekan gingiva
f. Kuat dan retentif
g. Memperbaiki estetik pasien terutama bila preparasi pada gigi anterior dan premolar

Teknik pembuatan restorasi sementara diklasifikasikan menjadi :


a. Teknik direct yaitu teknik membuat restorasi sementara langsung pada gigi yang
dipreparasi dalam rongga mulut dan dilakukan segera setelah preparasi selesai.
b. Teknik Indirect yaitu teknik membuat restorasi sementara di luar rongga mulut dengan
panduan model kerja
Tahapan kerja
a. Setelah gigi selesai di preparasi, penyesuaian panjang dan lebar mahkota sementara
polycarbonate, caranya : lebar mesio-distal dan panjang serviko-insisal mahkota
sementara disesuaikan dengan sebelahnya.
Gambar 17. Penyesuaian mahkota sementara polycarbonate

b. Melakukan pembuangan dan pengrindingan pada daerah yang berlebihan


c. Aplikasikan bahan separator ( vaselin ) pada gigi yang sudah dipreparasi.
d. Manipulasi bahan self curing acrylic, caranya liguid secukupnya di masukan kedalam
deppen glass kemudian masukan powder sampai semua powder basah semuanya oleh
liquid dan kemudian diaduk dengan spatula sampai adonan homogen perhatikan working
time dan setting time.

Gambar 18. Self curing diaduk dalam deppen glass sampai homogen

e. Masukan adonan self curing acrylic ke rongga mahkota sementara secukupnya sampai
seluruh dinding bagian dalam mahkota terlapisi dan masukan pada gigi yang dipreparasi
dan tunggu sampai setting time dan dilepas dari gigi yang dipreparasi.

Gambar 19. Relining mahkota sementara pada gigi yang sudah dipreparasi

f. Kelebihan akrilik di hilangkan dari tepi-tepi mahkotanya dengan menggunakan fissure


diamond bur ( low speed )/ carbide/fraser bur ( straight handpieces) dan lakukan
penyesuai oklusi. Tunjukan pembimbing
Gambar 20. Bersihkan sisa akrilik
g. Polis mahkota sementara akrilik menggunakan flame atau torpedo white stone ( gambar
13 ) atau bur arkansas atau kertas amplas hingga permukaan halus dan menggunakan
brush wool dengan powder pumice untuk mengkilatkan

Gambar 21. Bentuk stone abrasif. CN. Cone; FL. Flame; CY. Cylinder; BA. Barrel: WH. Wheel; IC. Inverted
cone; KN. Knife Edge; RD. Round; RE. Round Edge
h. Lakukan penyemenan mahkota akrilik pada gigi yang telah dipreparasi dengan
menggunakan semen sementara ( temporary crown cement atau flecher). Tunjukan
pembimbing.

III.RESTORASI PASAK INTI TUANG ( DOWEL CROWN/MAHKOTA PASAK )


Tujuan : Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tahapan preparasi abutment/gigi
penyangga pada gigi anterior pasca perawatan saluran akar dengan restorasi pasak inti tuang.

Alat Dan Bahan :


Alat Bahan
diagnostik set ( kaca mulut, sonde Malam biru
lurus dan bengkok, pinset )
Spatula semen, Plastis filling Investment gips
Mikromotor low speed dan Orden atau cavex
handpieces ( straight dan contra
angle ), Diamond bur
Gate glidden drill & peeso reamer, Lap kerja, masker dan sarung
file tangan
Api spritus, mofel, alat casting Manikin dan model anatomi
Rubber bowl & spatula gips, dippen Cotton pellet dan cotton roll
glass, glass plate
paper clip/ kawat diameter 0,5 mm, chip blower
kuas kecil , pisau wax
Bagian-bagian suatu mahkota pasak tuang atau dowel crown
a. Pasal (post) : Bagian yang tertanam di dalam saluran akar giri, merupakan satu
kesatuan dengan inti.
b. Inti (core) : Bagian yang membangun atau menggantikan jaringan mahkota gigi
yang hilang atau rusak disebut dengan partial/full core.
c. Mahkota tiruan : Bagian yang menutupi seluruh permukaan inti atau sisa jaringan
mahkota gigi dengan intinya.

TAHAPAN KERJA
1. Tahap persiapan
- Siapkan alat yang telah disterilkan dan didisinfeksi oleh larutan desinfektan
- Siapkan bahan yang akan digunakan untuk pembuatan pola pasak
- Pengaturan posisi pasien dan operator ( belakang kanan pasien dengan arah jarum jam
11-12)

Gambar 22. Posisi pasien


- Restorasi pasak tuang dilakukan pada gigi insisivus satu rahang atas. Restorasi pasak
tuang merupakan salah satu restorasi indirect pasca perawatan saluran akar, bertujuan
sebagai retensi tambahan untuk restorasi mahkota indirect.

2. MENCETAK ANATOMIS
a. Siapkan bahan cetak elastomer (putty) dan lakukan manipulasi bahan mencanpur
katalis dan base 1: 1 aduk dengan jari sampai homogen (perhatikan working dan
setting timenya).
b. Putty elastomer diletakkan pada sendok cetak sebagian, kemudian dicetakkan pada
model RA yang belum dilakukan preparasi abutment.
c. Setelah mengeras (perhatikan setting time), tunjukkan pada pembimbing hasil cetakan
tersebut dan jangan dilepas dari sendok cetak.

PROSEDUR KERJA
1. Pemotongan/Dekaputasi Mahkota Gigi
a. Lakukan pemotongan sisa jaringan keras gigi ( dekaputasi ) (gambar 14). Buatlah dua
garis dari insisal sampai batas cemento enamel junction ( mesial dan distal ). Dan garis
horizontal dari mesial ke distal.
b. Pemotongan mahkota bagian distal dimulai dari sudut mesial menuju ke disto-servikal.
Bagian mesial yang tertinggal dipotong serong dari tengah diagonal menuju ke sudut
mesio-servikal. Sisa bagian tengah terbentuk segitiga dipotong habis dengan whell
bor. Cara pembuangan ini mengurangi kemungkinan merusak gigi tetangga.

Gambar 23. a. gigi masih utuh, b. pemotongan mahkota bagian mesial, c. Pemotongan mahkota bagian distal.

c. Pada permukaan labial, kedalaman preparasi mencapai 1-2 mm ke dalam sulkus


gingiva, sedangkan bagian lingual preparasi harus tepat pada tepi gingiva. Puncak atap
preparasinya dibuat tumpul atau landai dan tepi-tepinya dihaluskan dengan flat end
tapered bur. Tunjukan pembimbing.
2. Pengurangan Guttap Point
a. Oleh karena pengisian saluran akar secara single cone, maka diperlukan pemotongan
guttap point.
b. Lakukan pengukuran panjang kerja pasak tuang ( Rumus : panjang kerja pasak tuang =
panjang mahkota klinis atau 2/3 dari panjang akar dan catat hasilnya ( gambar ).

Gambar 24. Perbandingan akar dan mahkota. DL (Dowel); CL ( Crown Lenght ); AF (Apical Fill )
(Shillingburg et al. 1997).
c. Guttap point dikurangi dengan menggunakan gates glidden drill yang telah diberi
stopper sesuai panjang pasak yang telah ditentukan, kemudian lakukan pengurangan
secara berurutan dari ukuran gates glidden drill yang terkecil dengan menggunakan
tekanan yang ringan. Sisa guttap point dalam saluran akar minimal 4 mm.
d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCL dan aguades untuk membersihkan
dari kotoran dan sisa-sisa guttap percha. Tunjukan pembimbing.
3. Pelebaran Saluran Akar
a. Oleh karena diameter pasak tuang berukuran basar maka perlu dilakukan penyesuaian
ukuran ( lebar ) saluran akar untuk memudahkan arah pasak tuang dalam saluran akar.
Selain itu faktor yang berpengaruh terhadap arah pasak tuang adalah kehausan
permukaan saluran akar dan bentuk akar gigi.
b. Pelebaran saluran akar untuk pasak tuang dilakukan dengan menggunakan reamer
yang telah diberi stopper secara berurutan mulai dari yang terkecil sesuai dengan
ukuran pasak, hingga mencapai panjang kerja pasak tuang dan disesuaikan dengan
morfologi akar tersebut ( gambar ).

A B
Gambar 25. A. Preparasi saluran akar dengan peeso reamer.B. Preparasi saluran akar, 1. bagian apical, 2.
melebarkan saluran akar tidak boleh ada undercut, 3. bentuk ujung pasak, 4. horizontal, 5. dinding vertical, 6.
preparasi untuk pinggiran restorasi dan tempat dudukan mahkota.

c. Diameter dowel ( pasak ) sebaiknya melebihi 1/3 diameter akar pada cemento enamel
junction ( CEJ ) (gambar A ) dan pada bagian tengah akar ( mid root ) sedikitnya
berdiameter 2 mm lebih kecil dari diameter mahkota ( gambar B ) (Shillinburg et al,
2002 ).

Gambar 26. Diameter dowel dalam saluran akar A. 1/3 diameter akar pada CEJ; B. Di daerah mid root, 2 mm
lebih kecil dari diameter mahkota (Shillinburg et al, 2002 ).

d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCL dan aguades untuk
membersihkan dari kotoran. Tunjukan pembimbing.
4. Preparasi Seat ( Key Way ) Untuk Pasak Tuang
a. Buat preparasi seat untuk dudukan inti pasak tuang dengan diameter preparasi seat ±
1/3 diameter akar gigi. Tujuannya Pembentukan key way untuk mencegah rotasi pada
pasak tuang pada dinding mesial dan distal dengan flat end tapered bur dengan bentuk
vertikal kearah saluran akar (3-4 mm).
b. Bentukan seat untuk gigi insisivus adalah triangular dengan puncak triangular ke arah
lingual, sedangkan pada gigi caninus berbentuk oval ke arah labio-lingual. Bentuk
preparasi seat yang bulat akan menyebabkan retensi menjadi kurang baik. irigasi
dengan lautan NaOCL dan aguades untuk membeersihkan dari kotoran. Tunjukan
pembimbing.

Gambar 27. Preparasi seat / key way inti pasak tuang

b. Buat preparasi kontra bevel mengelilingi tepi bagian luar preparasi seat dengan
menggunakan flame diamond bur ( gambar ). Tunjukan pembimbing.

Gambar 28. Preparasi bevel

c. Periksa ulang bentukan seat pasak dengan menggunakan paper clip yang diluruskan
dan malam biru. Malam biru dilelehkan di api spritus kemudian dilekatkan pada
paper clip. Setelah itu, segera masukan paper clip ke dalam saluran akar hingga
mengeras kemudian keluarkan dari dalam saluran akar dengan hati-hati. Lihat
bentukan saluran akar dan seat pasak. Tunjukan pembimbing.

5. Pembuatan Model Malam Pasak Tuang


a. Pilihlah paper clip sepanjang 2 – 2,5 cm yang berujung runcing dan kasari permukaan
dengan menggunakan fissure diamond bur dengan tujuan untuk menambah retensi.
Cobakan paper clip dengan memasukannya dalam saluran akar, paper clip harus terasa
longgar bila dimasukan pada saluran akar yang telah di preparasi. Paper clip berfungsi
sebagai penahan malam biru dalam saluran akar. Lunakan malam biru dan bentulah
menyerupai kerucut, dilekatkan pada paper clip, lalu tekan ke dalam ruang preparasi
yang sudah dibasahi dengan air, hingga padat. Tekan ujung malam dengan jari pada
batas tepi insisal membentuk atap.
b. Keluarkan paper clip dan malam yang telah melekat. Periksa kerapatan permukaannya,
tambahkan sedikit malam apabila ada kekurangan dan masukan kembali supaya
terbentuk sesuai dengan dinding-dinding preparasi. Hasilnya tunjukan pembimbing.
c. Bentuk akhir dari pola malam kemudian membuat core/inti bentuk inti atau retensi
adalah persegi panjang dengan arah mesio-distal, sprue dan nukleus yang berfungsi
untuk membuat jalan masuknya logam waktu casting Inti,. Tunjukan pembimbing

6. Pembuatan Casting Logam


a. Aduk invesment sampai homogen, masukan kedalam mofel dan ambil sedikit gips
dengan kuas dan oleskan gips pada pola pasak sampai tertutup merata Tanam dalam
movel dengan menggunakan investmen gips
b. Kemudian masukan pola pasak yang sudah diolesi tadi kedalam mofel dengan jarak
nukleus dengan pinggir mofel lebih kurang 1 cm dan kerok gips bentuk kuali yang
bertujuan untuk memudahkan masuknya logam dan mencegah tumpah logam keluar.
c. Mengeluarkan malam dengan menggunakan api bunsen sampai bersih.
d. lakukan peleburan logam non mulia dengan api bunsen dan lakukan segera slinger
( rotasi secara manual )untuk memasukan logam kedalam mould
7. Try In ( Pasang Coba )
a. Lakukan pasang coba pasak tuang. Periksa ukuran, bentuk dan kerapatan tepi pasak
tuang dan oklusi gigi ( gambar ). Tunjukan pembimbing.
b. Apabila terjadi kontak prematur, lakukan penyesuaian oklusi gigi geligi.
8. Insersi Dan Sementasi
a. Bersihkan dan keringkan area preparsi dengan menggunakan syringe berisi air dan
chip blower.
b. Lakukan pemasangan dan penyemenan pasak tuang ke dalam saluran akar
menggunakan luting cement ( GC Fuji I ). Rapikan sisa-sisa semen yang melekat pada
gigi dan jaringan sekitarnya. Tunjukan pembimbing.
9. Pembuatan Mahkota Sementara ( Teknik direct)
a. Setelah gigi selesai dipreparasi, ulasi dengan bahan separasi (vaselin), kemudian hasil
cetakan putty diisi dengan resin akrilik self-cured warna putih, posisikan kembali ke
dalam model anatomi seperti posisi semula dan menutupi gigi yang telah dipreparasi.
Perhatikan working time dan setting time.
b. Setelah resin akrilik setting, sendok cetak dilepas, mahkota akrilik dikeluarkan dari
abutment. Kelebihan akrilik dihilangkan dari tepi-tepi mahkotanya dengan
menggunakan fissure diamond bur ( contra angle low speed) dan lakukan penyesuaian
oklusi. Tunjukkan pembimbing.
c. Poles mahkota sementara akrilik menggunakan flame atau torpedo white stone atau
menggunakan kertas amplas atau arkansas bur hingga permukaannya halus dan di
kilatkan dengan menggunakan pumis
d. Lakukan penyemenan mahkota akrilik pada gigi yang telah dipreparasi dengan
menggunakan semen sementara (temporary crown cement atau fletcher). Tunjukkan
pembimbing

Anda mungkin juga menyukai