OLEH :
PUTU MEGA KRISNAYANTI
2002621033
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
a. Nama : Tn. D
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Umur : 70 tahun
d. Pendidikan : SMA
e. Status perkawinan : Menikah
f. Agama : Hindu
g. Suku : Bali
h. Alamat : Jalan Melati, No. X Denpasar
i. Tanggal masuk :-
j. Tanggal pengkajian : 30 November 2020
k. Nama penanggung jawab : Ny. A
l. Hubungan penanggung jawab : Istri
m. Diagnosis medis : Community-Aquired Pneumonia (CAP)
2. Status kesehatan
a. Kesadaran : GCS 15 : Komposmentis
b. Tekanan darah : 110/70 mmHg
c. Frekuensi napas : 32 x/menit
d. Frekuensi nadi : 82 x/menit
e. Temperatur : 36,3o C
3. Keluhan utama
Sesak nafas dan mengeluhkan batuk berdahak dan mengeluhkan secret yang
susah dikeluarkan.
4. Riwayat penyakit saat ini
Pasien didiagnosa mengalami Community-Aquired Pneumonia (CAP) dan
sudah dirawat di RS Wijaya Husada.
5. Riwayat penyakit masa lalu
Pasien tidak memiliki riwayat kesehatan masa lalu.
6. Riwayat penyakit keluarga
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
7. Genogram
Ket:
: laki-laki meninggal : laki - laki
: klien
8. Riwayat lingkungan
Pasien mengatakan memiliki sistem pendukung yaitu keluarganya sendiri.
Pasien bisanya menyampaikan keluh kesahnya kepada menamtunya dan anak
laki-lakinya. Pasien memiliki BPJS namun juga memiliki asuransi kesehatan
lain yaitu KIS, pasien melakukan pengobatan ke dokter jarang menggunakan
BPJS maupun KIS atau jaminan kesehatan lainnya (biaya sendiri).
9. Pengkajian kebutuhan dasar manusia
a. Oksigenasi:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat sesak napas. Pasien juga
mengatakan tidak ada riwayat batuk lama, sulit bernapas.
Saat sakit:
Pasien mengatakan sesak napas selama sakit, ada riwayat batuk berdahak
lama, atau sulit bernapas. Pasien mengeluh dahak yang sulit dikeluarkan.
RR pasien cepat yaitu 32x/menit. Saat ini pasien terpasang nasal kanul
dengan aliran 5 liter.
b. Cairan:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan untuk minum dalam sehari dalam jumlah ±1,5 liter air
(6-7 gelas).
Saat sakit:
Pasien mengatakan untuk air biasanya hanya mengonsumsi dengan jumlah
±1,5 liter.
c. Nutrisi
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan biasanya hanya makan 1 kali sampai 2 kali sehari
dengan menu lauk berupa ikan, ayam, telur, daging sapi atau babi, tahu,
tempe, dan sayuran berupa kangkung, bayam, dan sup. Pasien mengatakan
minum kopi setiap pagi hari dan nasi bungkus.
Saat sakit:
Pasien mengatakan makan sebanyak 1 kali sampai 2 kali sehari pada siang
hari dan malam hari. Pasien mengatakan memiliki kebiasaan sarapan
berupa kopi dan jajan bali. Nasi putih biasanya juga dikonsumsi hanya ½ -
1 piring nasi. Selama di rumah sakit pasien mengkonsumsi makanan dari
rumah sakit sesuai waktu yang telah dijadwalkan dan porsi yang
dianjurkan. Pasien selalu abis makan makanan yang diberikan di rumah
sakit. Adapun berat badan pasien yaitu 73 kg dan tinggi badan pasien yaitu
171 cm sehingga IMT pasien adalah 25 kg/m2 yang termasuk ke dalam
kategori normal.
d. Eliminasi (BAK/BAB)
Sebelum sakit:
IWL:
Berat badan sebelum pasien sakit tidak diketahui sehingga tidak terkaji.
BAB:
Pasien mengatakan BAB sebanyak satu sampai dua kali sehari, dan pasien
rutin BAB di pagi hari. Pasien mengatakan feses berwarna coklat
kekuningan, konsistensi lembek, dan tidak ada darah atau lendir, bau khas.
Pasien mengatakan masih dapat mengontrol BAB jika belum sampai ke
kamar mandi dan tidak memiliki riwayat ambien dan pasien mengatakan
jarang mengalami diare dan tidak pernah merasa nyeri ketika BAB.
BAK:
Pasien mengatakan berkemih sebanyak lima sampai enam kali dengan
jumlah ±100-200 ml (ukuran ½ atau 1 gelas penuh). Pasien mengatakan
warna urin putih kekuningan, tidak ada darah, bau khas pesing, tidak ada
nyeri atau sakit saat berkemih. Pasien mengatakan pada malam hari
sebelum tidur berkemih, tengah malam bisa berkemih satu sampai dua kali
dan pasien berkemih dikamar mandi ketika malam hari atau tengah malam.
Saat sakit:
IWL:
g. Personal hygiene
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan mandi sebanyak dua sampai tiga kali sehari secara
mandiri, mengganti pakaian sendiri, mencuci rambut tiga kali seminggu,
menggosok gigi sebanyak dua kali sehari dan pada saat sebelum tidur
pasien sudah menggosok gigi. Kuku pasien tampak bersih.
Saat sakit:
Pasien mengatakan bahwa masih dapat menjaga kebersihan badan dengan
mandi secara mandiri sebanyak tiga kali sehari, mencuci rambut sebanyak
tiga kali seminggu, menggosok gigi sebanyak satu sampai dua kali sehari
dan menggosok gigi sebelum tidur namun dengan bantuan keluarga dan
perawat, kuku tampak bersih, dikarenakan pasien mengatakan memotong
kuku rutin setiap minggu.
d. Sistem pernapasan
Batuk : Ya Tidak
Sesak : Ya Tidak
Inspeksi : Simetris, ada sekret
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada krepitasi dan tidak ada
nyeri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas pasien Wheezing
Lain-lain : Terdapat secret pada bagian anterior dekstra
e. Sistem kardiovaskuler
Batuk : Ya Tidak
Sesak : Ya Tidak
CRT : < 3 detik >3 detik
Inspeksi : Tidak ada luka dan tidak ada benjolan yang terlihat
Palpasi : Tidak ada benjolan yang teraba, tidak ada krepitasi dan
tidak ada nyeri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : lup dup, tidak ada suara tambahan
Lain-lain : -
h. Sistem urinarius
Penggunaan alat bantu/kateter Ya Tidak
Kandung kencing, nyeri tekan Ya Tidak
Gangguan Anuria Oliguria Retensi Inkontinensia
Nokturia Lain-lain
l. Sistem imun
Perdarahan gusi Ya Tidak
Perdarahan lama Ya Tidak
Pembengkakan KGB Ya Tidak Lokasi:
Keletihan/kelemahan Ya Tidak
Lain-lain :
m. Sistem endokrin
Hiperglikemia Ya Tidak
Hipoglikemia Ya Tidak
Luka gangrene Ya Tidak
Lain-lain :
12. Terapi
Farmakologi :
No. Tanggal Therapy (nama, waktu, dosis, rute)
1. - a. Pasien telah dilakukan nebulisasi ambroxol 80 mg
kemarin pada senin tanggal 30 November pukul
11.00 WITA.
b. Pasien telah diberikan fisioterapi dada dan batuk
efektif pada senin 30 November pukul 13.00 WITA
c. Pasien telah terpasang nasal kanul dengan aliran 5
liter.
13. Analisis Data
Nama klien : Tn. P
Usia : 70 tahun
Alamat : Jalan Melati, No. X Denpasar
Tanggal : 01 Desember 2020
Tanggal/
No. Data Fokus Masalah Penyebab
Jam
1. 01/12/2020 DS: Ketidakefektifan Streptococcus
Pasien mengeluhkan bersihan jalan pneumonia masuk
batuk berdahak nafas ke saluran
Pasien merasakan pernafasan
sesak nafas
Pasien mengeluhkan Community
dahak yang sulit acquired
dikeluarkan pneumonia
DO:
TD: 110/70 mmHg Obstruksi Jalan
N: 82 x/menit nafas oleh mukus
S: 36,3 0C
RR: 32 x/menit Penurunan
Pasien didiagnosa ventilasi
community-acquired
pneumonia (CAP). Peningkatan usaha
Pasien terpasang nafas
nasal kanul dengan
low rate 5 liter. Sesak nafas
Ketidakefektifasn
bersihan jalan
nafas
B. Diagnosis Keperawatan
Berikut ini diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas (Herdman &
Kamitsuru, 2018):
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penyakit
community acquired pneumonia, sekresi yang tertahan, dan mucus yang
berlebih ditandai dengan suara nafas tambahan wheezing, sputum dalam
saluran pernafasan, perubahan frekuensi nafas, dan sesak nafas.
C. Perencanaan Keperawatan
Nama klien : Tn. P Alamat : Jalan Melati No. X, Denpasar
Usia : 70 tahun Tanggal : 01 Desember 2020
Diagnosis
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah mendapatkan asuhan NIC Label: Airway Airway management
bersihan jalan nafas keperawatan selama 1x24 jam, management
Sebagai acuan untuk menentukan
berhubungan diharapkan jalan napas pasien
Memantau pernafasan dan tindakan yang tepat diberikan
dengan penyakit kembali efektif ,dengan criteria
status oksigenasi pasien kepada pasien.
community hasil:
Posisikan pasien untuk Diberikan posisi semi/fowler tinggi
acquired
NOC Label : Respiratory memaksimalkan oksigenasi atau senyaman pasien agar merasa
pneumonia, sekresi
status : airway patency dengan posisi semi/fowler. lebih nyaman untuk bernapas
yang tertahan, dan
Sebagai bahan untuk evaluasi
mucus yang Frekuensi napas dalam rentang Auskultasi suara napas, catat
intervensi
berlebih ditandai normal (dewasa: 15-20x/mnt) adanya penurunan dan
Meminimalisir nyeri saat batuk dan
dengan suara nafas Irama napas pasien normal peningkatan suara napas
mempermudah mengeluarkan
tambahan Pasien mampu mengeluarkan
wheezing, sputum sputum dari jalan napas Melakukan nebulisasi pada secret.
Hari dan
No. Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
dengan penyakit community lemas dan tidak nyaman ketika bernafas karena
acquired pneumonia, sesaknya. Pasien merasa lebih nyaman setelah
sekresi yang tertahan, dan diberikan terapi oksigen menggunakan masker simple
mucus yang berlebih mask. Keluarga berharap kondisi pasien segera
ditandai dengan suara nafas membaik.
tambahan wheezing,
sputum dalam saluran O:
pernafasan, perubahan Pasien tampak lemas dan gelisah. Pasien dan keluarga
frekuensi nafas, dan sesak sangat kooperatif saat dilakukan pemberian terapi
nafas. oksigen.
A:
Mahasiswa,
(Putu Mega Krisnayanti)
NIM. 2002621023
DAFTAR PUSTAKA
Oktavia, R., Lontoh, E., & Kountul, M. (2016). Pengaruh Pemberian Teknik
Tang, C. Y., Taylor, N. F., & Blackstock, F. C. (2010). Chest physiotherapy for
2585.