Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Virus Corona (Covid-19)

1. Defenisi

Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua

jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat

menimbulkan gejala berat. Corona virus disease 2019 (Covid-19)

adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasikan

sebelumnya pada manusia (Kemenkes RI, 2020)

Coronavirus adalah virus RNA berukuran 120-160 nm. Pada

manusia biasanya menyebabkan penyakit saluran pernafasan, mulai

dari flu biasa hingga penyakit serius. Coronavirus jenis baru

dilaporkan mulai muncul di Wuhan pada 12 desember 2019, kemudian

diberi naam Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS

COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Desease-2019

(Covid-19) (Adam, 2020).

Virus Corona (Covid-19) adalah virus jenis baru yang menular ke

manusia yang menyerang gangguan pada system pernafasan, sampai

berujung kematian (Yusuf, 2020). Covid-19 merupakan penyakit

menular yang disebabkan oleh virus bernama SARS-CoV-2 atau

disebut virus corona. Ada yang menginfeksi hewan, seperti kucing dan

13
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
14

anjing, namun ada pula jenis Virus corona yang menular

kemanusia seperti yang terjadi pada Covid-19 (Satgas Covid-19 UNP).

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala

gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.

Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14

hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan

pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan

kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian

besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami

kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia

luas di kedua paru (Ahmad Yurianto, 2020).

2. Klasifikasi

Menurut Adam tahun 2020 klasifikasi covid-19 dibagi menjadi

OTG, ODP, PDP dan Kasus terkontaminasi, yaitu :

a. Orang Tanpa Gejala (OTG)

1) Tidak ada gejala

2) Memiliki resiko tertular

3) Kontak erat dengan kasus positif

b. Orang Dalam Pemantauan (ODP)

1) Demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan

2) Riwayat perjalanan dalam/luar negri dengan transmisi local da

nada riwayat kontak dengan penderita.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


15

c. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

1) Demam (≥38°C), batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas,

pneumonia/radang paru-paru.

2) Riwayat perjalanan dalam/luar negeri dengan transmisi local

dan riwayat kontak dengan penderita.

d. Kasus Terkonfirmasi adalah pasien terinfeksi Covid-19 dengan

hasil tel positif melalui pemeriksaan PCR.

e. Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau

berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter

dengan kasus PDP atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus

timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

Klasifikasi Covid 19 berdasarkan berat kasusnya yaitu :

a. Tanpa gejala : kondisi teringan dan tidak ditemukan gejala

b. Ringan : infeksi saluran napas tidak berkomplikasi

c. Sedang : pneumonia tetapi tidak membutuhkan suplementasi

oksigen

d. Berat : pneumonia disertai RR >30 x/menit, distress napas

berat, SpO2 <93% atau PaO2/FiO2 <300

e. Kritis : gagal napas, acute respiratory distress syndrome

(ARDS), syok sepsis dan/atau multiple organ failure.

3. Patofisiologi

Patofisiologi Covid-19 diawali dengan interaksi protein spike

virus dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome

akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


16

severe acute respiratory syndrome virus corona 2 pada inang.

Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan

menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak

dikemudian hari.

Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-

CoV-2) menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2

(ACE2), yang ditemukan pada traktus respiratori bawah manusia dan

enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike (S)

virus melekat pada reseptor ACE2 pada permukaan sel manusia.

Subunit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding domain

(RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi dalam fusi membrane

antara sel virus dan sel inang.

Setelah terjadi fusi membrane, RNA virus akan dikeluarkan

dalam sitoplasma sel inang. RNA virus akan mentranslasikan

poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk kompleks replikasi

transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan merepkasi dan menyintesis

subgenomik RNA yang mengodekan pembentukan protein structural

dan tambahan.

Gabungan reticulum endoplasma, badan golgi, genomic RNA,

protein nukleokapsid dan glikoprotein envelope akan berfusi ke

membrane plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi melalui

eksositosis. Virus-virus yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi

sel ginjal, hati, intestinal dan limfosit T, dan traktus respiratori bawah

yang kemudian menyebabkan gejala pada pasien (Albertus, 2020).

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


17

4. Etiologi

SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung genom

single-stranded RNA yang positif. Morfologi virus corona mempunyai

proyeksi permukaan (spikes) glikoprotein yang menunjukkan

gambaran seperti menggunakan mahkota dan berukuran 80-160 nM

dengan polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein utama SARS-CoV-

2 adalah protein nukleokapsid (N), protein matriks (M), glikoprotein

spike (S), protein envelope (E) selubung, dan protein aksesoris lainnya.

Family Coronaviridae memiliki empat generasi virus corona,

yaitu alphavirus corona (alphaCoV), betavirus corona (betaCoV),

deltavirus corona (deltaCoV), dan gammavirus corona (gammaCoV).

AlphaCoV dan betaCoV umumnya memiliki karakteristik genomik

yang dapat ditemukan pada kelelawar dan hewan pengerat. Sedangkan

deltaCoV dan gammaCoV umumnya ditemukan pada spesies avian.

SARS-CoV-2 termasuk dalam kategori betaCoV dan 96,2%

sekuens genom SARS-CoV-2 identikal dengan bat CoV RaTG13.

Oleh sebab itu, kelelawar dicurigai merupakan inang asal dari virus

SARS-CoV-2. Virus ini memiliki diameter sebesar 60-140 nm dan

dapat secara efektif diinaktivasi dengan larutan lipid, seperti ether

(75%), ethanol, disinfektan yang mengandung klorin, asam

peroksiasetik, dan kloroform. SARS-CoV-2 juga ditemukan dapat

hidup pada aerosol selama 3 jam. Pada permukaan solid, SARS-CoV-2

ditemukan lebih stabil dan dapat hidup pada plastik dan besi stainless

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


18

selama 72 jam, pada tembaga selama 48 jam, dan pada karton selama

24 jam.

Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan di pasar basah di

Kota Wuhan yang menjual binatang hidup eksotis. Oleh sebab itu,

transmisi binatang ke manusia merupakan mekanisme yang paling

memungkinkan. Berdasarkan hasil genom SARS-CoV-2, kelelawar

dipercayai menjadi inang asal. Akan tetapi, inang perantara karier dari

virus ini masih belum diketahui secara pasti.

Transmisi antara manusia ke manusia dapat terjadi melalui

kontak langsung (dengan jarak 1 meter) atau penyebaran droplet yang

dapat terjadi saat individu yang terinfeksi batuk atau bersin. Droplet

yang hinggap pada mulut atau hidung dapat terinhalasi ke paru-paru

dan menyebabkan infeksi. Kontak pada barang yang sudah disentuh

oleh pasien COVID-19, yang diikuti dengan sentuhan pada mulut,

hidung, atau mata mungkin dapat menjadi salah satu transmisi

penyebaran virus, akan tetapi rute ini bukan transmisi utama

penyebaran virus. Transmisi ibu ke anak secara intrauterine atau saat

lahir pervaginam sampai sekarang belum diketahui secara pasti.

a. Faktor Risiko : Faktor risiko COVID-19 sampai sekarang belum

diketahui secara menyeluruh. Faktor risiko utama dari penyakit

COVID-19 adalah:

1) Riwayat bepergian ke area yang terjangkit COVID-19

2) Kontak langsung terhadap pasien yang sudah dikonfirmasi

COVID-19

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


19

b. Beberapa faktor risiko yang mungkin dapat meningkatkan risiko

mortalitas pada pasien COVID-19, antara lain:

1) Usia >50 tahun

2)Pasien imunokompromais, seperti HIV

3)Hipertensi

4)Diabetes mellitus

5)Penyakit keganasan, seperti kanker paru

6)Penyakit kardivaskuler, seperti gagal jantung

7)Penyakit paru obstruktif kronis

8)Disfungsi koagulasi dan organ

9)Wanita hamil

10) Skor Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) yang

tinggi

11) Neutrofilia (Albertus, 2020).

5. Manifestasi Klinis

Menurut Yuliana tahun 2020 Infeksi Covid-19 dapat

menimbulkan gejala ringan, sedang dan berat. Gejala klinis utama

yang muncul yaitu demam (suhu >38°C), batuk dan kesulitan

bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue,

myalgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas

lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus

berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok

septik, asidosis metabolic yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau

disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien,

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


20

gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.

Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil

dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang

dapat muncul jika terinfeksi :

a. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul

berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul

seperti : Demam, Batuk dapat disertai nyeri tenggorokan,

Kongesti hidung, Malaise, Sakit kepala, Nyeri otot. Perlu

diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien

immunocompromises prestasi gejala menjadi tidak khas atau

atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai

dengan demam dan gejala relative ringan. Pada kondisi ini

pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi,

sepsis atau napas pendek.

b. Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk dan sesak.

Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan

pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas.

c. Pneumonia berat. Pada pasien dewasa :

1) Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi

saluran napas

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


21

2) Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas

>30x/menit), distress pernafasan berat atau saturasi oksigen

pasien <90% udara luar.

6. Pencegahan

Sejauh ini, praktik terbaik untuk mengurangi dampak COVID-

19 mengingat kurangnya pengobatan yang efektif Saat ini, tidak ada

vaksin yang tersedia dan pencegahan terbaik adalah menghindari

paparan virus. Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah utamanya

adalah sebagai berikut :

a. menggunakan masker wajah

b. untuk menutupi batuk dan bersin dengan tisu

c. untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun atau

desinfeksi dengan pembersih tangan yang mengandung

setidaknya 60% alcohol

d. untuk menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi

e. menjaga jarak yang sesuai dari orang

f. untuk menahan diri dari menyentuh mata, hidung, dan mulut

dengan tangan yang tidak dicuci.

WHO mengeluarkan pedoman terperinci termasuk :

a. Membersihkan tangan Anda secara rutin dan menyeluruh

dengan alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air

b. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


22

c. Lakukan kebersihan pernafasan yang menutupi mulut dan

hidung Anda dengan siku atau jaringan yang tertekuk saat

Anda batuk atau bersin

d. Jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan

bernapas, cari perawatan medis sejak dini

e. Tetap terinformasi dan ikuti saran yang diberikan oleh

penyedia layanan kesehatan Anda

f. Pertahankan jarak setidaknya 1 meter (3 kaki) antara Anda

dan siapa saja yang batuk atau bersin (Di Gennaro, 2020).

7. Faktor-faktor untuk menghindari penyebab terinfeksi Covid-19

a. Hindari berpergian ke Nagara Cina atau Negara lain yang telah

ditemukan adanya penularan virus corona.

b. Gunakan masker saat beraktifitas diluar ruangan, terutama

ditempat umum.

c. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitier

yang mengandung alcohol setelah beraktifitas diluar ruangan.

d. Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu saat batuk dan

bersin, kemudian buang tisu ketempat sampah

e. Hindari berdekatan dengan seseorang yang sedang sakit.

f. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan

lingkungan.

Untuk pasien yang diduga terkena Covid-19, ada beberapa langkah

yang bisa dilakukan agar virus corona tidak menular ke orang lain

yaitu :

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


23

a. jangan keluar rumah kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

b. Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk

sementara waktu.

c. Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau

menjenguk anda sampai anda benar-benar sembuh.

d. Hindari pertemuan dengan orang yang sedang sakit.

e. Hindari berbagai penggunaan alat dan makan dan minum, alat

mandi serta perlengkapan tidur dengan orang lain.

f. Pakai masker dan sarung tangan bila berada ditempat umum

atau sedang bersama orang lain (Taufiq, dkk, 2020).

8. Komplikasi

Menurut Adam tahun 2020 Komplikasi utama covid-19 yaitu

Pneumonia dan ARDS. Komplikasi lainnya yaitu :

a. Cedera jantung (23%)

b. Disfungsi hati (29%)

c. Gangguan ginjal akut (29%)

d. Pneumotoraks (2%)

e. Syok sepsis

9. Cara Penularan

Virus itu bisa menempel dimana saja, termasuk ditangan. Oleh

karena itu harus sering cuci tangan. Seserorang dapat tertular melalui

berbagai cara yaitu (Petersen, Dkk, 2014 dalam Taufik, Dkk, 2020)

a. Tidak sengaja menghirup percikan cipratan air ludah, diupayakan

untuk menjaga jarak 1-2 meter.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


24

b. Memegang hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih

dahulu. Setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur

penderita covid-19.

c. Kontak jarak dekat dengan penderita covid-19, misalnya

bersentuhan dan berjabat tangan.

d. Ditangan ini bisa ada virus yang menempel, maka harus sering

mencuci tangan.

e. Virus corona bisa menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih

berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu

hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan

tubuhnya lemah.

10. Pemeriksaan penunjang (PDPI dalam Yuliana, 2020)

a. Pemeriksaan radiologi : foto toraks, CT-Scan toraks, USG toraks.

b. Pemeriksaan specimen saluran napas atas dan bawah

1) Saluran napas atas dengan swab tenggorokan

2) Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila

menggunakan endotrakeal tube dapat berupa aspirat

endotrakeal

c. Bronkoskopi

d. Pungsi pleura sesuai kondisi

e. Pemeriksaan kimia darah

f. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas

(sputum, bilasan bronkus, cairan pleura) darah 26,27 kultur darah

untuk bakteri dilakukan, idealnya sebelum terapi antibiotic. Namun,

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


25

jangan menunda terapi antibiotic dengan menunggu hasil kultur

darah

g. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan

penularan)

11. Tatalaksana umum (Yuliana, 2020)

a. Isolasi pada semua kasus

b. Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun

sedang

c. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi

d. Sering foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit

e. Suplementasi oksigen : pemberian terapi oksigen segera kepada

pasien dengan distress napas, hipoksemia atau syok, terapi oksigen

pertama sekitar 5L/menit dengan target SpO2 ≥90% pada pasien

tidak hamil dan ≥92,95% pada pasien hamil

f. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat

g. Terapi cairan : monitor keseimbangan cairan dan eletrolit

h. Pemberian antibiotic

i. Terapi simtomatik : diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan

lainnya jika memang diperlukan

j. Pemberian korikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada

tatalaksana pneumonia viral atau ARDS selainada indikasi lain

k. Observasi ketat

l. Pahami komorbid pasien

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


26

12. Langkah-langkah untuk meredakan gejala Covid-19

Infeksi virus corona atau covid-19 belum bias diobati, tetapi ada

beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meredakan gejalanya,

yaitu (Ohlson Dkk, 2010 dalam Taufiq 2020) :

a. Memberikan obat pereda demam dan nyeri, namun tidak

memberi aspirin kepada penderita Covid-19 yang masih anak-

anak.

b. Menganjurkan penderita Covid-19 untuk mandi air hangat dan

menggunakan humidifiler (pelembab udara), untuk meredakan

batuk dan sakit tenggorokan.

c. Menganjurkan penderita Covid-19 untuk istirahat yang cukup

dan tidak keluar rumah untuk mencegah penyebaran virus.

d. Menganjurkan penderita Covid-19 untuk banya minum air

putih guna menjaga kadar cairan tubuh.

B. Pengetahuan

1. Defenisi

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui

proses sensori, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu

(Donsu dalam Ika, 2020). Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan

merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Jadi pengetahuan ini

diperoleh dari aktivitas panca indra yaitu penglihatan, penciuman

peraba dan indra perasa, sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga (Nursalam, 2011).

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


27

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan

(knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang hanya sekedar

menjawab pertanyaan “what”. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari

sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat

memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan dapat diperoleh

dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain.

Pengetahuan dan kognitif merupakan hal yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan menurut Nadler, didefinisikan

sebagai proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang

benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk

dilakukan (Arikunto dalam Isna, 2015).

2. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Cara Memperoleh Pengetahuan menurut Notoatmodjo yang

dikutip oleh Wawan dan Dewi adalah :

a. Cara-cara penemuan pengetahuan secara tradisional atau

non ilmiah (tanpa penelitian) meliputi :

1) Cara coba salah (Trial Dan Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil,

dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


28

berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain

lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.

2) Cara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan

terjadi karena tidak sengaja oleh orang yang

bersangkutan

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan

pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas

pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan.

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada

masa yang lalu. Apabila dengan cara yang

digunakan tersebut orang dapat memecahkan

masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan

cara tersebut.

5) Cara akal sehat

Akal sehat atau common sense kadang -

kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.

Pemberian hadiah dan hukuman (reward and

punishment) merupakan cara yang masih dianut

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


29

orang dalam mendisiplinkan anak dalam konteks

pendidikan.

6) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi.

7) Secara intuitif

Diperoleh manusia secara cepat melalui

proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berfikir. Kebenaran ini diperoleh

seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati

atau bisikan hati saja.

8) Melalui jalan pikiran

Disini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya

(menggunakan jalan pikirannya baik melalui

induksi ataupun deduksi).

9) Induksi

Yaitu proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke

pernyataan yang bersifat umum. Dalam berfikir

induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan

pengalaman-pengalaman empiris yang di tangkap

oleh indra dan kemudian disimpulkan dalam suatu

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


30

konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala.

10) Deduksi

Yaitu pembuatan kesimpulan dari

pertanyaan - pertanyaan umum ke khusus.

Aristoteles (384 – 322 SM ) mengembangkan cara

berfikir deduksi ke dalam suatu cara yang disebut

”silogisme”. Hal ini merupakan suatu bentuk

deduksi yang memungkinkan seseorang untuk

mengambil kesimpulan yang lebih baik.

b. Cara Penemuan dengan Cara Modern (ilmiah) adalah :

Cara baru atau modern dalam memperoleh

pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan

ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah yang lebih

populer disebut metodologi penelitian ( research

methodology).

3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan atau ranah

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan tercakup dalam

domain kognitif terdiri atas 6 (enam) tingkat yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk didalamnya adalah

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


31

mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang khusus dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh karena itu, “Tahu“ merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah gunanya untuk mengukur

bahwa orang tahu yang dipelajari seperti; menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan secara

benar tentang objek yang diketahui, dapat menjelaskan

materi tersebut dengan benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen - komponen,

tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tetapi masih ada

kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian - bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


32

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria - kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2012).

4. Mengukur Tingkat Pengetahaun

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan

yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksud untuk

mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel

distribusi frekuensi (Wawan & Dewi dalam Mentari, 2019).

Menurut Arikunto (2006) dalam Isna, 2015) yang sering

digunakan untuk mempermudah dalam mengkategorikan jenjang

dalam penelitian biasanya ditulis dalam presentase, yaitu dengan cara

penjumlahan dan dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan

dipersentasekan, yaitu:

1) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya >50%

2) Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya ≤50%

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Wawan dan Dewi dalam Mentari (2019), menyatakan bahwa

pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal:

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


33

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju

kearah cita - cita tertentu yang menentukan manusia

untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarganya.

3) Umur

Semakin tua umur seseorang maka proses

perkembangan mentalnya bertambah baik dan dapat

berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di

sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang atau

kelompok

2) Sosial Budaya

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


34

System sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima

informasi

3) Pengalaman

Pengalaman pribadi pada dasarnya akan lebih bisa

memberikan pengetahuan dengan konstribusi yang

lebih dari pada pengalaman yang didapat dari orang

lain, karena dengan pengalaman pribadi itulah

seseorang akan memperoleh pengetahuan baru,

sehingga mampu memecahkan permasalahan jika

menghadapi permasalahan yang sama dimasa yang

akan datang.

C. Sikap

1. Defenisi

Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan

terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda

untuk menyenangi atau tidak menyenangi obyek tersebut. Sikap

hanyalah sebagian dari perilaku manusia (Notoatmodjo). Sikap adalah

reaksi atau respon yang masih tertutup dari individu, selalu diarahkan

terhadap suatu hal atau objek tertentu dan sifatnya tertutup. Disamping

sikap yang bersifat tertutup, sikap juga bersifat sosial, dalam arti bahwa

kita hendaknya dapat beradaptasi dengan orang lain (Sunaryo, 2015).

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


35

reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social. Sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan

predisposisi tindakan atau prilaku. Sikap merupakan reaksi terhadap

objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek

(Notoadmojo 2012).

2. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo dalam Sunaryo tahun 2015 sikap memiliki 4

tingkatan, yaitu:

a. Menerima

Diartikan bahwa seseorang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespons

Merespon berarti memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai

Diartikan seseorang memberikan nilai yang positif terhadap

stimulus, dalam arti membahaskan dengan orang lain, bahkan

mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain untuk

merespon.

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya.

Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan

keyakinanya, dia harus berani ambil resiko bila ada orang lain yang

tau adanya resiko lain.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


36

3. Indikator Sikap Terhadap Kesehatan

Indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan

kesehatan antara lain: (Notoatmodjo, 2012)

a. Sikap terhadap sakit dan penyakit

adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang

terhadap gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit,

cara penularan penyakit dan sebagainya.

b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-

cara memelihara dan cara-cara berperilaku hidup sehat.

Dengan perkataan lain pendapat atau penilaian terhadap

makanan, minuman, olahraga, istirahat cukup dan sebagainya.

c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap

lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya

pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembuangan

limbah, polusi dan sebagainya.

4. Karakteristik Sikap

Sikap memiliki beberapa karakteristik, yaitu: (1) Sikap mempunyai

arah, maksudnya adalah sikap terpilah menjadi dua arah kesetujuan

yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak

mendukung; (2) Sikap mempunyai intensitas, maksudnya adalah

kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama

walaupun arahnya mungkin tidak berbeda; (3) Sikap mempunyai

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


37

keluasan, maksudnya adalah kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap

suatu obyek sikap dapat mengenai aspek yang sedikit dan sangat

spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada

pada obyek sikap; (4) Sikap mempunyai konsistensi, maksudnya adalah

kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan respon

terhadap obyek tersebut (Azwar, 2010).

5. Ciri Sikap

Adapun ciri sikap menurut Sunaryo tahun 2015, yaitu:

a. Sikap bukan bawaan sejak lahir, namun dipelajari (learnability)

dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang

perkembangan individu dalam hubungan dengan objek.

b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat

untuk itu sehingga dapat dipelajari.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, namun selalu berhubungan dengan

objek sikap.

d. Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada

sekumpulan atau banyak objek.

e. Sikap dapat berlansung lama atau sebentar.

f. Sikap mengandung factor perasaan dan motivasi sehingga

berbeda dengan pengetahuan.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar (2013) dalam Mentari, 2019, faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain:

a. Pengalaman pribadi

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


38

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.

Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap

yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap

penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh

keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari

konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis

pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan

telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karna

kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-

individu masyarakat asuhannya.

d. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan

secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


39

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah

mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

f. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan

yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam

penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego.

7. Pengukuran Sikap

Secara garis besar, pengukuran sikap dibedakan menjadi dua cara,

yaitu secara lansung dan tidak lansung. Pengukuran secara lansung

dilakukan dengan cara subjek lansung dimintai pendapat tentang

bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah atau hal yang dihadapkan

padanya. Jenis-jenis pengukuran sikap secara lansung meliputi lansung

berstruktur dan lansung tidak berstruktur.

Sementara itu, pengukuran sikap secara tidak lansung adalah

pengukuran sikap dengan menggunakan tes. Pada umunya, pengukuran

ini menggunakan skala semantic-diferensial (teknik pengumpulan skala

berjenjang dalam membahas arti kata) yang terstandar.

D. Masyarakat

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


40

1. Defenisi

Masyarakat berasal dari bahasa arab dari kata “Syaraka” yang

artinya “Saling bergaul, saling berperan serta. Dalam inggris disebut

dengan Society yang artinya “Sekumpulan kawan sepengetahuan”.

Menurut R. Linton yang merupakan seorang ahli antropologi

mengemukakan bahwa : masyarakat adalah setiap kelompok manusia

yang telah cukup lama hidup dan berkerjasama sehingga mereka ini

dapat mengorganisasikan dalam kesatuan sosial dengan batas-batas

tertentu (Syafrudin & Meriam, 2010).

Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti

luas masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup

bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.

Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup

msayarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalalah sekelompok

manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial,

bangsa, golongan dan sebagainya (Yulianthi, 2019).

2. Ciri-ciri Masyarakat

Menurut Syafrudin & Meriam Tahun 2010 ciri-ciri masyarakat

sebagai berikut :

a. Adanya interaksi antar warga

b. Mempunyai adat istiadat, norma-norma, hukum serta aturan yang

mengatur seluruh penduduk warga kota atau desa

c. Adanya suatu rasa identitas yang dan mengikat semua warganya

d. Satuan komunitas dalam waktu

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


41

3. Unsur-unsur Masyarakat

Menurut Syarifudin & Meriam Tahun 2010 unsur-unsur masyarakat

terdiri dari :

a. Kategori sosial

Adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya

suatu ciri-ciri yang obyektif yang dikenakan pada manusia-

manusianya, seperti seks, usia, pendapatan dll. Dikatakan kategori

bila kriterianya sebagai berikut :

1) Tidak ada interaksi antar anggotanya

2) Tidak ada ikatan moral bersama yang dimiliki

3) Tidak ada harapan-harapan peran

b. Golongan sosial

Adalah kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu,

bahkan sering kali ciri itu dikenakan kepada mereka dari pihak

luar kalangan mereka sendiri. Misalnya golongan pemuda,

gelandangan dan pengemis.

c. Komunitas

Suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati wilayah yang

nyata dan berinteraksi menurut suatu system adat isitiadat, terikat

identitas komunitas dan memiliki patriolisme dan nasionalisme.

Misalnya kesatuan-kesatuan seperti Kota, Desa, RW,Pengrajin,

Petani dll.

d. Kelompok dan Himpunan

1) Kelompok

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


42

Sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya,

mempunyai adat istiadat tertentu norma-norma

berkesinambungan dan adanyan rasa identitas yang sama

serta mempunyai organisasi dan system pimpinan.

2) Himpunan

Kesatuan manusia yang berdasarkan sifat tugasdan atau

guna, staf hubungan berdasarkan kontrak, dasar

organisasinya buatan, pimpinan berdasarkan wewenang dan

hokum. Misalnya PPNI, IDI, IBI, IAKMI dll.

4. Factor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama

Menurut Syarifudin & Meriam Tahun 2010 faktor-faktor yang

menyebabkan manusia hidup bersama sebagai berikut :

a. Dorongan untuk mencari makan lebih mudah jika bersama

b. Dorongan untuk mempertahankan diri

c. Dorongan untuk melansungkan jenis

E. Kerangka Teori

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


43

Covid-19 Pengetahuan
Faktor-faktor yang
Diartikan sebagai proses mempengaruhi
belajar manusia mengenai
Faktor Internal :
kebenaran atau jalan yang
benar secara mudahnya 1. Pendidikan
mengetahui apa yang harus 2. Pekerjaan
diketahui untuk dilakukan 3. Umur
Faktor Eksternal :
Tingkat Pengetahuan 1. Lingkungan
2. Social budaya
1. Baik
3. Pengalaman
2. Kurang baik

Sikap Faktor-faktor yang mempengaruhi :


1. Pengalaman pribadi
2. Pengaruh irang lain yang dianggap
penting
3. Kebudayaan
4. Media massa
5. Lembaga pendidikan dan lembaga
agama
6. Faktor emosional

Gambar Kerangka Teori


Sumber : Arikunto dalam isna (2015); Wawan & Dewi dalam Mentari (2019);
Azwar (2013)

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi

Anda mungkin juga menyukai