Anda di halaman 1dari 52

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT

TENTANG COVID 19 TERHADAP KEJADIAN COVID 19


DI NAGARI KOTO TUO KECAMATAN IV NAGARI
KABUPATEN SIJUNJUNG
TAHUN 2020

PROPOSAL SKRIPSI

MULIANI SOLTA
161012114201005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomi (Notoatmodjo,2012). Kesehatan adalah Hak Asasi Manusia (HAM), perihal

tersebut sangat menentukan bagi stabilitas pembangunan nasional dan meningkatnya

kerentanan yang bersifat umum (common vulnerability) bagi negara-negara terhadap

resiko kesehatan masyarakat dan juga melihat ancaman yang ada, dimana pergerakan

manusia, hewan, tumbuhan dan perubahan iklim berlansung makin kerap, cepat dan

juga lintas batas (trans boundary) (Subandi dalam Wahono, 2020).

Kesehatan menjadi hal fundamental bagi kehidupan suatu negara dan dalam

berhubungan dengan negara lain. Bahkan saat ini, kesehatan menjadi salah satu

primadona baru dalam berdiplomasi antar negara, terlebih lagi saat ini pandemic

Covid-19 seperti sekarang. Dampak yang terjadi akibat covid-19 bisa dilihat dari

dampak ekonomi, sosial dan budaya, dampak yang terjadi selain diatas yaitu adanya

diskriminasi dan juga stigma terhadap siapapun yang positif covid-19 tanpa harus

melihat status sosial (Subandi dalam Wahono, 2020). Masalah kesehatan dunia yang

saat ini menjadi sorotan dan sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari

ilmuwan kesehatan dan masyarakat umum adalah penyakit akibat virus corona

(Yuliana, 2020).

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus bernama

SARS-CoV-2 atau disebut virus corona. Virus corona sendiri merupakan keluarga

virus yang sangat besar (Satgas Covid-19 UNP). Virus corona yang menyebabkan
penyakit covid-19 ini pertama kali diketahui muncul dipasar makanan laut di kota

Wuhan, Cina, pada akhir tahun 2019 lalu (Kompas.com, 2020). Di duga berkaitan

dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang,

termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar dan berbagai jenis tikus.

Virus vorona atau covid-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan

manusia hingga terjadi penularan (Widiyani,2020).

Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, atau berat. Gejala

klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu>380C), batuk dan kesulitan bernafas.

Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat fatigue, gejala gastrointestinal seperti

diare dan gejala saluran napas lainnya. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu

minggu. Pada kasus berat perburkan secara cepat dan progresif, seperti ARDS,

syokseptik, asidosis metabolik yang sulit di koreksi dan perdarahan atau disfungsi

system koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien gejala yang muncul

ringan, bahkan tidak disertai dengan demam (Yuliana,2020).

Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan

kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,

Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai

jenis baru coronavirus. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan

COVID-19 sebagai pandemi (Anang Sugihantoro, 2020).

Berdasarkan data pada tanggal 2 Maret 2020, angka mortalitas diseluruh dunia

2,3% sedangkan khusus di kota Wuhan adalah 4,9%, dan di provinsi Hubei 3,1%.

Angka ini diprovinsi lain di Tiongkok adalah 0,16%. Kasus kematian pertama pasien

lelaki berusia 61 tahun dengan penyakit penyerta tumor intra abdomen dan kelaian di

liver (The Straits Time 2020, dalam Yuliana,2020).


Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus pada Senin tanggal 02 Maret

2020 sejumlah dua kasus. Pada bulan mei 2020, angka kematian juga masih terus

terjadi walaupun di imbangi dengan jumlah kesembuhan pasien. Secara global kasus

covid-19 sebanyak 4.170.424 kasus dengan 287.399 kasus kematian (WHO Report

dalam Purnamasari, 2020).

Berdasarkan data sampai dengan 1 Agustus 2020 di Indonesia, menunjukan

ada penambahan kasus sebanyak 1.385 kasus baru covid 19. Jumlah ini didapatkan

dari hasil pemeriksaan terhadap 21.738 spesimen dalam 24 jam terakhir. Pemerintah

juga mencatat ada penambahan 789 pasien yang telah dinyatakan sembuh. Dengan

demikian total pasien sembuh ada 25.595 orang. Kemudian penambahan kasus

meninggal ada 58 pasien meninggal dunia setelah sebelumnya dinyatakan positif virus

corona. Indonesia menempati urutan ke 28 dengan jumlah kasus covid 19 terbanyak

di dunia dan urutan ke 9 di Asia, tepat berada dibawah cina (Kompas.com, 2020).

Berdasarkan data pada tanggal 22 Agustus 2020 di Indonesia, penambahan

jumlah kasus terkonfirmasi masih terus meningkat, baik dari jumlah kasus sembuh,

maupun yang meninggal dunia. Kasus positif bertambah sebanyak 2.090, sehingga

jumlahnya saat ini menjadi 151.498 orang. Sementara, kasus sembuh ada penambahan

sebanyak 2.207 orang, penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah

sembuh menjadi 105.198 orang. Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi

covid 19 ini juga bertambah sebanyak 94 orang, dengan penambahan ini, jumlah

pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 6.594 orang (Kompas.com,

2020).

Di Sumatera Barat pada tanggal 25 Agustus 2020 , penambahan jumlah kasus

terkonfirmasi masih meningkat, sebanyak 78 orang warga Sumatera Barat terpapar

covid 19. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, kondisi ini terjadi karena
banyak masyarakat yang keluar rumah untuk berbagai kegiatan, mereka tidak

menerapkan protocol kesehaan seperti pakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.

Gubernur juga mengatakan akan menerapkan sanksi dalam bentuk benda dan

kurungan bagi masyarakat yang tidak mengikuti protocol kesehatan. Menurutnya

Perda itu diperkirakan akan lebih efektif dalam penegakan disiplin protocol

kesehatan, sehingga bia mengurangi jumlah penambahan positif covid 19

(Langgam.id, 2020).

Pada tanggal 09 September 2020 jumlah kasus positif Covid 19 di Sumatera

Barat bertambah lagi sebanyak 107 orang. Dari jumlah tersebut, 1 orang ditemukan

positif dari pemeriksaan di bandara Internasional Minangkabau. Sisanya, dari 12

kabupaten dan kota di sumbar. Yakni, Kota Padang 40 orang, Agam 6 orang, Tanah

Datar 2 orang, Kota Pariaman 9 orang, dan Bukittinggi 15 orang. Lalu, Sijunjung 10

orang, Kabupaten Solok 10 orang, Padang panjang 2 orang dan Sawahlunto 3 orang.

Sebelumnya, sebagaimana akumulasi jumlah kasus covid 19 di Sumbar adalah 2.910

orang. Dari jumlah itu, 1.560 orang sembuh, 61 orang meninggal dunia, 171 orang

masih menjalani perawatan di rumah sakit dan sisanya menjalani isolasi (Langgam.id,

2020).

Pengetahuan (Knowledge) adalah sesuatu yang diketahui lansung dari

pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan.

Intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan

erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia

dengan realitas yang ada pada objek (Suryana,2015).

Menurut Murtadha Muthahari dalam Suryana (2010) menjelaskan bahwa

pengetahuan dan pemahaman sama dengan keyakinan karena keraguan bukanlah

merupakan pemah aman ataupun pengetahuan dan pemahaman tercapai saat kita
sampai pada titik tertentu ketika kita berfikir bahwa ini adalah benar dan saya yakin

bahwa itu adalah benar.

Sikap/attitude didefinisikan sebagai pernyataan evaluatif, baik yang

menyenangkan maupun tidak menyenangkan, terhadap objek, individu ataupun

peristiwa (Robbins dan Judge dalam Sunyoto,2013). Pengetahuan dan sikap

merupakan dua unsure penting dalam terbentuknya perilaku kesehatan pada

seseorang, pengetahuan dan sikap merupakan factor penguat dalam terbentuknya

perilaku kesehatan karena perilaku kesehatan dipengaruhi oleh factor predisposisi

(predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,

keyakinan, nilai- nilai atau social budaya, persepsi dan sebagainya, factor pemungkin

(Enabling Factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak

tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, pekerjaan lingkungan

geografis dan sebagainya ; serta factor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud

dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat seperti tokoh agama, tokoh masyarakat

dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan tentang penyakit covid 19 merupakan hal yang sangat penting

agar tidak menimbulkan peningkatan jumlah kasus penyakit covid 19. Pengetahuan

pasien covid 19 dapat di artikan sebagai hasil tahu dari pasien mengenai penyakitnya,

memahami penyakitnya, cara pencegahan, pengobatan dan komplikasinya (Mona

dalam Devi Paramita Sari, 2020). Pengetahuan memegang peranan penting dalam

penentuan perilaku yang utuh karena pengetahuan akan membentuk kepercayaan

yang selanjutnya dalam mempersepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi

pengambilan keputusan dan menentukan perilaku terhadap objek tertentu sehingga

akan mempengaruhi seorang dalam berperilaku (Devi Paramita Sari, 2020).


Hasil penelitian yang dilakukan Sulaeman dan Supriadi ,tahun 2020 dengan

judul Peningkatan pengetahuan masyarakat desa Jelantik dalam menghadapi pandemi

corona virus desease 19 (Covid-19) di Desa Jelantik menunjukan bahwa rasa ingin

tahu mereka yang besar dan perhatian yang tinggi peserta untuk meningkatkan

pengetahuan mereka tentang cara pencegahan dan penanggulangan Covid-19 dan cara

menjaga kesehatan diri dan lingkungan yang baik dan benar.

Hasil penelitian yang dilakukan Resa Andriyani Utami Dkk, tahun 2020

dengan judul Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan masyarakat dalam pencegahan

Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta menunjukan 83% memiliki pengetahuan yang baik,

70,7% sikap yang baik dan 70,3% keterampilan yang baik dalam pencegahan

COVID-19. Perlu upaya promosi kesehatan dan pemantauan lapangan yang ketat dan

masif di masyarakat agar pandemi kini segera berakhir.

Hasil penelitian yang dilakukan Jesica Moudy & Rizma Adlia Syakurah tahun

2020 dengan judul Hubungan Pengetahuan terkait Usaha Pencegahan Coronavirus Di

sease 2019 (COVID-19) di Indonesia menunjukan bahwa sebagian dari responden

memiliki pengetahuan yang baik, mayoritas responden memiliki sikap positif

mengenai COVID-19, memiliki sikap berhati-hati dan telah melakukan tindakan

usaha peningkatan kesehatan pribadi. Terdapat hubungan bermakna antara

pengetahuan dan usaha peningkatan kesehatan pribadi dengan OR:6,674. Pemberian

pengetahuan yang spesifik, valid, dan tepat sasaran dapat meningkatkan perilaku

usaha pencegahan masyarakat terhadap infeksi COVID-19.

Upaya pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 memerlukan pemahaman

dan pengetahuan yang baik dari seluruh elemen termasuk masyarakat. Pengetahuan

adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui proses sensoris, terutama pada mata dan

telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan juga merupakan domain terpenting


dalam terbentuknya perilaku (Donsu dalam Ika, 2020). Pada penelitian ini, akan dicari

hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang covid 19 terhadap

kejadian covid 19 di Nagari Koto Tuo Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung

pada tahun 2020.

Berdasarkan data di Sijunjung tepatnya di Kecamatan IV Nagari pada tanggal

05 September 2020 telah menjadi klaster terbaru penyebaran covid 19. Bermula dari

meninggalnya seorang warga berumur 68 tahun, yang terkonfirmasi covid 19 pada

tanggal 26 agustus 2020 lalu, virus corona kemudian menginfeksi sedikitnya 17 warga

Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari. Sebanyak 15 orang isolasi mandiri dirumah

masing-masing. Dua orang dibawa ke Padang, salah satunya dalam kondisi hamil. 15

warga yang menjalani isolasi mandiri dirumah kebingungan, karena tidak menerima

penjelasan lengkap dari Gugus Tugas Covid 19 Sijunjung, maupun perangkat daerah

terkait, seperti Dinas Kesehatan (Padangkita, 2020).

Data pada hari rabu tanggal 09 September 2020 juga terkonfirmasi

penambahan kasus positif covid-19 dikabupaten Sijunjung, Sumatera Barat mencapai

30 orang. Dari 10 pasien yang positif itu terdapat di SMA 9 Sijunjung sebanyak 4

orang terkonfirmasi positif. Sedangkan sisanya saat ini dinas kesehatan Sijunjung

sedang melakukan tracking di bebeapa kecamatan (Jurnal Sumbar, 2020).

Nagari Koto Tuo terletak di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung

dengan memiliki 3 jorong yaitu jorong yaitu jorong Bukit Malintang, jorng Koto

Tangah dan jorong Rantau Jambu dengan jumlah seluruh masyarakat nagari Koto Tuo

adalah 1.877 jiwa.

Berdasarkan survey awal yang telah peneliti lakukan di nagari Koto Tuo,

dengan observasi dan membagikan kuesioner kepada 10 responden menggunakan link

google from disebarkan melalui whatsapp kepada masyarakat nagari Koto Tuo,
diperoleh 7 responden tidak tahu tentang penyakit covid-19 dan cara mencegah agar

tidak terpapar oleh covid-19 karena mempunyai latar belakang pendidikan SD, tidak

memiliki pengalaman dalam menghadapi wabah covid-19, beranggapan virus covid-

19 ini tidak terlalu berbahaya, karena kurangnya informasi kesehatan yang

didapatkan, sehingga masyarakat jarang mematuhi protokol kesehatan dan tidak

memakai masker jika pergi keluar rumah, sedangkan 3 responden tahu tentang covid-

19 karena memiliki pendidikan SMA dan tahu cara mencegah agar tidak terpapar oleh

covid-19 karena selalu mendengarkan informasi kesehatan yang disampaikan tenaga

kesehatan maupun berita di TV, dan selalu memakai masker jika pergi keluar rumah.

Berdasarkan fenomena yang diutarakan pada latar belakang diatas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan dan

Sikap Masyarakat tentang Covid-19 terhadap Kejadian Covid-19 di Nagari Koto Tuo

Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Sebagai perawat materi terpenting dan menentukan praktik keperawatan

zaman modern yaitu pemahaman akan konsep covid 19 dan mampu menanamkan

dalam hati agar memperhatikan kemampuan soft skill utama sebagai perawat yaitu :

empati, tanggung jawab, tanggung gugat dan pembelajaran seumur hidup. Itu semua

akan berhasil dicapai seorang perawat kalau mereka mampu memahami apa itu covid

19.

Covid 19 merupakan penyakit baru yang sedang mewabah di seluruh dunia.

Penyakit ini sering dijumpai saat ini, biasanya ditandai dengan demam >38 C, batuk,

pilek, dan sakit tenggorokan, letih dan lesu, dan sesak nafas.

Dari uraian rumusan masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat

peneliti simpulkan adalah “Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Masyarakat Tentang Covid 19 Terhadap Kejadian Covid 19 di Nagari Koto Tuo Kec.

IV Nagari Kab. Sijunjung Tahun 2020 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat

Tentang Covid 19 terhadap kejadian Covid 19 di Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari

Kab. Sijunjung Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang

Covid 19 di Nagari Koto Tuo Kec. Iv Nagari Kab. Sijunjung Tahun 2020.

Diketahuinya distribusi frekuensi Sikap Masyarakat tentang Covid 19 di

Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung Tahun 2020.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi Kejadian Covid 19 di Nagari Koto Tuo Kec.

IV Nagari Kab. Sijunjung Tahun 2020.

c. Diketahuinya tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat

Tentang Covid 19 terhadap kejadian Covid 19 di Nagari Koto Tuo Kec. IV

Nagari Kab. Sijunjung Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat

tentang Covid-19 terhadap kejadian Covid-19.

2. Bagi Institut Pendidikan


Hasil penelitian ini agar dapat dimanfaatkan dengan baik dan acuan bagi

peneliti selanjutnya, khususnya Institusi Pendidikan Program studi Keperawatan

Institut Kesehatan Prima Nusantara.

3. Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan sebagai masukan atau informasi bagi petugas

kesetahan khususnya perawat untuk dapat mengetahui Hubungan Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Tentang Covid 19 Terhadap kejadian Covid 19 di Nagari

Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab. ijunjung Tahun 2020.

4. Bagi Responden

Diharapkan kepada masyarakat di Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab.

Sijunjung bisa lebih mengetahui pentingnya menjaga kesehatan terutama tentang

covid 19.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini dapat memberikan

informasi baru data bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang

berkaitan dengan hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang

covid 19 terhadap kejadian covid 19 atau juga pedoman bagi yang ingin meneliti

factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian covid 19.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Virus Corona (Covid-19)

1. Defenisi

Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai

dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis corona virus yang

diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat. Corona

virus disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah

diidentifikasikan sebelumnya pada manusia (Kemenkes RI, 2020)

Coronavirus adalah virus RNA berukuran 120-160 nm. Pada manusia biasanya

menyebabkan penyakit saluran pernafasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit

serius. Coronavirus jenis baru dilaporkan mulai muncul di Wuhan pada 12

desember 2019, kemudian diberi naam Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus 2 (SARS COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Desease-

2019 (Covid-19) (Adam, 2020).

Virus Corona (Covid-19) adalah virus jenis baru yang menular ke manusia

yang menyerang gangguan pada system pernafasan, sampai berujung kematian

(Yusuf, 2020). Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus

bernama SARS-CoV-2 atau disebut virus corona. Ada yang menginfeksi hewan,

seperti kucing dan anjing, namun ada pula jenis Virus corona yang menular

kemanusia seperti yang terjadi pada Covid-19 (Satgas Covid-19 UNP).

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan

pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-

6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan

bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian

besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas,

dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Ahmad

Yurianto, 2020).

2. Klasifikasi

Menurut Adam tahun 2020 klasifikasi covid-19 dibagi menjadi OTG, ODP,

PDP dan Kasus terkontaminasi, yaitu :

a. Orang Tanpa Gejala (OTG)

1) Tidak ada gejala

2) Memiliki resiko tertular

3) Kontak erat dengan kasus positif

b. Orang Dalam Pemantauan (ODP)

1) Demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan

2) Riwayat perjalanan dalam/luar negri dengan transmisi local da nada

riwayat kontak dengan penderita.

c. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

1) Demam (≥38°C), batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas,

pneumonia/radang paru-paru.

2) Riwayat perjalanan dalam/luar negeri dengan transmisi local dan riwayat

kontak dengan penderita.

d. Kasus Terkonfirmasi adalah pasien terinfeksi Covid-19 dengan hasil tel positif

melalui pemeriksaan PCR.


e. Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam

ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus PDP atau

konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari

setelah kasus timbul gejala.

Klasifikasi Covid 19 berdasarkan berat kasusnya yaitu :

a. Tanpa gejala : kondisi teringan dan tidak ditemukan gejala

b. Ringan : infeksi saluran napas tidak berkomplikasi

c. Sedang : pneumonia tetapi tidak membutuhkan suplementasi oksigen

d. Berat : pneumonia disertai RR >30 x/menit, distress napas berat, SpO2

<93% atau PaO2/FiO2 <300

e. Kritis : gagal napas, acute respiratory distress syndrome (ARDS), syok

sepsis dan/atau multiple organ failure.

3. Patofisiologi

Patofisiologi Covid-19 diawali dengan interaksi protein spike virus

dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan

memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi severe acute respiratory

syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen,

atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak

dikemudian hari.

Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2)

menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), yang ditemukan

pada traktus respiratori bawah manusia dan enterosit usus kecil sebagai reseptor

masuk. Glikoprotein spike (S) virus melekat pada reseptor ACE2 pada permukaan

sel manusia. Subunit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding


domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi dalam fusi membrane

antara sel virus dan sel inang.

Setelah terjadi fusi membrane, RNA virus akan dikeluarkan dalam

sitoplasma sel inang. RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab

dan membentuk kompleks replikasi transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan

merepkasi dan menyintesis subgenomik RNA yang mengodekan pembentukan

protein structural dan tambahan.

Gabungan reticulum endoplasma, badan golgi, genomic RNA, protein

nukleokapsid dan glikoprotein envelope akan berfusi ke membrane plasma dan

dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis. Virus-virus yang

dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal dan limfosit T,

dan traktus respiratori bawah yang kemudian menyebabkan gejala pada pasien

(Albertus, 2020).

4. Etiologi

SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung genom single-stranded

RNA yang positif. Morfologi virus corona mempunyai proyeksi permukaan

(spikes) glikoprotein yang menunjukkan gambaran seperti menggunakan mahkota

dan berukuran 80-160 nM dengan polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein

utama SARS-CoV-2 adalah protein nukleokapsid (N), protein matriks (M),

glikoprotein spike (S), protein envelope (E) selubung, dan protein aksesoris

lainnya.

Family Coronaviridae memiliki empat generasi virus corona, yaitu

alphavirus corona (alphaCoV), betavirus corona (betaCoV), deltavirus corona

(deltaCoV), dan gammavirus corona (gammaCoV). AlphaCoV dan betaCoV

umumnya memiliki karakteristik genomik yang dapat ditemukan pada kelelawar


dan hewan pengerat. Sedangkan deltaCoV dan gammaCoV umumnya ditemukan

pada spesies avian.

SARS-CoV-2 termasuk dalam kategori betaCoV dan 96,2% sekuens

genom SARS-CoV-2 identikal dengan bat CoV RaTG13. Oleh sebab itu,

kelelawar dicurigai merupakan inang asal dari virus SARS-CoV-2. Virus ini

memiliki diameter sebesar 60-140 nm dan dapat secara efektif diinaktivasi dengan

larutan lipid, seperti ether (75%), ethanol, disinfektan yang mengandung klorin,

asam peroksiasetik, dan kloroform. SARS-CoV-2 juga ditemukan dapat hidup

pada aerosol selama 3 jam. Pada permukaan solid, SARS-CoV-2 ditemukan lebih

stabil dan dapat hidup pada plastik dan besi stainless selama 72 jam, pada tembaga

selama 48 jam, dan pada karton selama 24 jam.

Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan di pasar basah di Kota Wuhan

yang menjual binatang hidup eksotis. Oleh sebab itu, transmisi binatang ke

manusia merupakan mekanisme yang paling memungkinkan. Berdasarkan hasil

genom SARS-CoV-2, kelelawar dipercayai menjadi inang asal. Akan tetapi, inang

perantara karier dari virus ini masih belum diketahui secara pasti.

Transmisi antara manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak

langsung (dengan jarak 1 meter) atau penyebaran droplet yang dapat terjadi saat

individu yang terinfeksi batuk atau bersin. Droplet yang hinggap pada mulut atau

hidung dapat terinhalasi ke paru-paru dan menyebabkan infeksi. Kontak pada

barang yang sudah disentuh oleh pasien COVID-19, yang diikuti dengan sentuhan

pada mulut, hidung, atau mata mungkin dapat menjadi salah satu transmisi

penyebaran virus, akan tetapi rute ini bukan transmisi utama penyebaran virus.

Transmisi ibu ke anak secara intrauterine atau saat lahir pervaginam sampai

sekarang belum diketahui secara pasti.


a. Faktor Risiko : Faktor risiko COVID-19 sampai sekarang belum diketahui

secara menyeluruh. Faktor risiko utama dari penyakit COVID-19 adalah:

1) Riwayat bepergian ke area yang terjangkit COVID-19

2) Kontak langsung terhadap pasien yang sudah dikonfirmasi COVID-19

b. Beberapa faktor risiko yang mungkin dapat meningkatkan risiko mortalitas

pada pasien COVID-19, antara lain:

1) Usia >50 tahun

2)Pasien imunokompromais, seperti HIV

3)Hipertensi

4)Diabetes mellitus

5)Penyakit keganasan, seperti kanker paru

6)Penyakit kardivaskuler, seperti gagal jantung

7)Penyakit paru obstruktif kronis

8)Disfungsi koagulasi dan organ

9)Wanita hamil

10) Skor Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) yang tinggi

11) Neutrofilia (Albertus, 2020).

5. Manifestasi Klinis

Menurut Yuliana tahun 2020 Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala

ringan, sedang dan berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu

>38°C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak

memberat, fatigue, myalgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran

napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat

perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis

metabolic yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi
dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan

tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,

dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom

klinis yang dapat muncul jika terinfeksi :

a. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala

yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti : Demam, Batuk

dapat disertai nyeri tenggorokan, Kongesti hidung, Malaise, Sakit kepala,

Nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan

pasien immunocompromises prestasi gejala menjadi tidak khas atau

atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan

demam dan gejala relative ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki

gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.

b. Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk dan sesak. Namun tidak ada

tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat

ditandai dengan batuk atau susah bernapas.

c. Pneumonia berat. Pada pasien dewasa :

1) Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas

2) Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas >30x/menit), distress

pernafasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar.

6. Pencegahan

Sejauh ini, praktik terbaik untuk mengurangi dampak COVID-19

mengingat kurangnya pengobatan yang efektif Saat ini, tidak ada vaksin yang
tersedia dan pencegahan terbaik adalah menghindari paparan virus. Untuk

mencapai tujuan ini, langkah-langkah utamanya adalah sebagai berikut :

a. menggunakan masker wajah

b. untuk menutupi batuk dan bersin dengan tisu

c. untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun atau desinfeksi dengan

pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60% alcohol

d. untuk menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi

e. menjaga jarak yang sesuai dari orang

f. untuk menahan diri dari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan

tangan yang tidak dicuci.

WHO mengeluarkan pedoman terperinci termasuk :

a. Membersihkan tangan Anda secara rutin dan menyeluruh dengan

alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air

b. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut

c. Lakukan kebersihan pernafasan yang menutupi mulut dan hidung Anda

dengan siku atau jaringan yang tertekuk saat Anda batuk atau bersin

d. Jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari

perawatan medis sejak dini

e. Tetap terinformasi dan ikuti saran yang diberikan oleh penyedia

layanan kesehatan Anda

f. Pertahankan jarak setidaknya 1 meter (3 kaki) antara Anda dan siapa

saja yang batuk atau bersin (Di Gennaro, 2020).

7. Faktor-faktor untuk menghindari penyebab terinfeksi Covid-19


a. Hindari berpergian ke Nagara Cina atau Negara lain yang telah ditemukan

adanya penularan virus corona.

b. Gunakan masker saat beraktifitas diluar ruangan, terutama ditempat

umum.

c. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitier yang

mengandung alcohol setelah beraktifitas diluar ruangan.

d. Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu saat batuk dan bersin,

kemudian buang tisu ketempat sampah

e. Hindari berdekatan dengan seseorang yang sedang sakit.

f. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.

Untuk pasien yang diduga terkena Covid-19, ada beberapa langkah yang bisa

dilakukan agar virus corona tidak menular ke orang lain yaitu :

a. jangan keluar rumah kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

b. Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu.

c. Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk anda

sampai anda benar-benar sembuh.

d. Hindari pertemuan dengan orang yang sedang sakit.

e. Hindari berbagai penggunaan alat dan makan dan minum, alat mandi serta

perlengkapan tidur dengan orang lain.

f. Pakai masker dan sarung tangan bila berada ditempat umum atau sedang

bersama orang lain (Taufiq, dkk, 2020).

8. Komplikasi

Menurut Adam tahun 2020 Komplikasi utama covid-19 yaitu Pneumonia

dan ARDS. Komplikasi lainnya yaitu :

a. Cedera jantung (23%)


b. Disfungsi hati (29%)

c. Gangguan ginjal akut (29%)

d. Pneumotoraks (2%)

e. Syok sepsis

9. Cara Penularan

Virus itu bisa menempel dimana saja, termasuk ditangan. Oleh karena itu

harus sering cuci tangan. Seserorang dapat tertular melalui berbagai cara yaitu

(Petersen, Dkk, 2014 dalam Taufik, Dkk, 2020)

a. Tidak sengaja menghirup percikan cipratan air ludah, diupayakan untuk

menjaga jarak 1-2 meter.

b. Memegang hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Setelah

menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita covid-19.

c. Kontak jarak dekat dengan penderita covid-19, misalnya bersentuhan dan

berjabat tangan.

d. Ditangan ini bisa ada virus yang menempel, maka harus sering mencuci

tangan.

e. Virus corona bisa menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya

atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang

sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

10. Pemeriksaan penunjang (PDPI dalam Yuliana, 2020)

a. Pemeriksaan radiologi : foto toraks, CT-Scan toraks, USG toraks.

b. Pemeriksaan specimen saluran napas atas dan bawah

1) Saluran napas atas dengan swab tenggorokan

2) Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan

endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal


c. Bronkoskopi

d. Pungsi pleura sesuai kondisi

e. Pemeriksaan kimia darah

f. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas (sputum,

bilasan bronkus, cairan pleura) darah 26,27 kultur darah untuk bakteri

dilakukan, idealnya sebelum terapi antibiotic. Namun, jangan menunda terapi

antibiotic dengan menunggu hasil kultur darah

g. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan penularan)

11. Tatalaksana umum (Yuliana, 2020)

a. Isolasi pada semua kasus

b. Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun sedang

c. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi

d. Sering foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit

e. Suplementasi oksigen : pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan

distress napas, hipoksemia atau syok, terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit

dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥92,95% pada pasien

hamil

f. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat

g. Terapi cairan : monitor keseimbangan cairan dan eletrolit

h. Pemberian antibiotic

i. Terapi simtomatik : diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya jika

memang diperlukan

j. Pemberian korikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana

pneumonia viral atau ARDS selainada indikasi lain

k. Observasi ketat
l. Pahami komorbid pasien

12. Langkah-langkah untuk meredakan gejala Covid-19

Infeksi virus corona atau covid-19 belum bias diobati, tetapi ada beberapa

langkah yang dapat dilakukan untuk meredakan gejalanya, yaitu (Ohlson Dkk,

2010 dalam Taufiq 2020) :

a. Memberikan obat pereda demam dan nyeri, namun tidak memberi aspirin

kepada penderita Covid-19 yang masih anak-anak.

b. Menganjurkan penderita Covid-19 untuk mandi air hangat dan

menggunakan humidifiler (pelembab udara), untuk meredakan batuk dan

sakit tenggorokan.

c. Menganjurkan penderita Covid-19 untuk istirahat yang cukup dan tidak

keluar rumah untuk mencegah penyebaran virus.

d. Menganjurkan penderita Covid-19 untuk banya minum air putih guna

menjaga kadar cairan tubuh.

B. Pengetahuan

1. Defenisi

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses

sensori, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu (Donsu dalam

Ika, 2020). Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil “tahu”,

dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Jadi pengetahuan ini diperoleh dari aktivitas panca indra yaitu

penglihatan, penciuman peraba dan indra perasa, sebagian besar pengetahuan

diperoleh melalui mata dan telinga (Nursalam, 2011).

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah

hasil tahu dari manusia yang hanya sekedar menjawab pertanyaan “what”.
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang

memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman

orang lain.

Pengetahuan dan kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan menurut Nadler,

didefinisikan sebagai proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang

benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan

(Arikunto dalam Isna, 2015).

2. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Cara Memperoleh Pengetahuan menurut Notoatmodjo yang dikutip oleh

Wawan dan Dewi adalah :

a. Cara-cara penemuan pengetahuan secara tradisional atau non ilmiah

(tanpa penelitian) meliputi :

1) Cara coba salah (Trial Dan Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang

lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan

yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.

2) Cara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan

3) Cara kekuasaan atau otoritas


Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada

otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan,

otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang

digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang

sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

5) Cara akal sehat

Akal sehat atau common sense kadang - kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Pemberian hadiah dan

hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih

dianut orang dalam mendisiplinkan anak dalam konteks

pendidikan.

6) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan

dari Tuhan melalui para Nabi.

7) Secara intuitif

Diperoleh manusia secara cepat melalui proses di luar

kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir.

Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi

atau suara hati atau bisikan hati saja.

8) Melalui jalan pikiran


Disini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya

(menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi ataupun

deduksi).

9) Induksi

Yaitu proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Dalam berfikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut

berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang di tangkap

oleh indra dan kemudian disimpulkan dalam suatu konsep yang

memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.

10) Deduksi

Yaitu pembuatan kesimpulan dari pertanyaan -

pertanyaan umum ke khusus. Aristoteles (384 – 322 SM )

mengembangkan cara berfikir deduksi ke dalam suatu cara

yang disebut ”silogisme”. Hal ini merupakan suatu bentuk

deduksi yang memungkinkan seseorang untuk mengambil

kesimpulan yang lebih baik.

b. Cara Penemuan dengan Cara Modern (ilmiah) adalah :

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah yang lebih populer disebut metodologi penelitian (

research methodology).

3. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan atau ranah kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(overt behavior). Pengetahuan tercakup dalam domain kognitif terdiri atas 6

(enam) tingkat yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk didalamnya adalah mengingat kembali (Recall)

terhadap suatu yang khusus dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, “Tahu“ merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah gunanya untuk mengukur bahwa

orang tahu yang dipelajari seperti; menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang

objek yang diketahui, dapat menjelaskan materi tersebut dengan benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen - komponen, tetapi masih di dalam suatu

struktur organisasi tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian - bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria - kriteria yang ada

(Notoatmodjo, 2012).

4. Mengukur Tingkat Pengetahaun

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau

diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat

pengetahuan dimaksud untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Wawan & Dewi dalam Mentari, 2019).

Menurut Arikunto (2006) dalam Isna, 2015) yang sering digunakan untuk

mempermudah dalam mengkategorikan jenjang dalam penelitian biasanya ditulis

dalam presentase, yaitu dengan cara penjumlahan dan dibandingkan dengan

jumlah yang diharapkan dan dipersentasekan, yaitu:

1) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya >50%

2) Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya ≤50%

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Wawan dan Dewi dalam Mentari (2019), menyatakan bahwa

pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal:
a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita - cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.

3) Umur

Semakin tua umur seseorang maka proses perkembangan

mentalnya bertambah baik dan dapat berpengaruh pada tingkat

pengetahuan seseorang.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan prilaku orang atau kelompok

2) Sosial Budaya

System sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

3) Pengalaman

Pengalaman pribadi pada dasarnya akan lebih bisa memberikan

pengetahuan dengan konstribusi yang lebih dari pada pengalaman


yang didapat dari orang lain, karena dengan pengalaman pribadi

itulah seseorang akan memperoleh pengetahuan baru, sehingga

mampu memecahkan permasalahan jika menghadapi permasalahan

yang sama dimasa yang akan datang.

C. Sikap

1. Defenisi

Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap

suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda untuk menyenangi

atau tidak menyenangi obyek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku

manusia (Notoatmodjo). Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari

individu, selalu diarahkan terhadap suatu hal atau objek tertentu dan sifatnya

tertutup. Disamping sikap yang bersifat tertutup, sikap juga bersifat sosial, dalam

arti bahwa kita hendaknya dapat beradaptasi dengan orang lain (Sunaryo, 2015).

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus social. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau prilaku. Sikap

merupakan reaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek (Notoadmojo 2012).

2. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo dalam Sunaryo tahun 2015 sikap memiliki 4 tingkatan,

yaitu:

g. Menerima

Diartikan bahwa seseorang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).


h. Merespons

Merespon berarti memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

i. Menghargai

Diartikan seseorang memberikan nilai yang positif terhadap stimulus,

dalam arti membahaskan dengan orang lain, bahkan mengajak atau

mempengaruhi atau menganjurkan orang lain untuk merespon.

j. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang

yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinanya, dia

harus berani ambil resiko bila ada orang lain yang tau adanya resiko

lain.

3. Indikator Sikap Terhadap Kesehatan

Indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan

antara lain: (Notoatmodjo, 2012)

a. Sikap terhadap sakit dan penyakit

adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala

atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit

dan sebagainya.

b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara

memelihara dan cara-cara berperilaku hidup sehat. Dengan perkataan lain


pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga, istirahat

cukup dan sebagainya.

c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan

pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau penilaian

terhadap air bersih, pembuangan limbah, polusi dan sebagainya.

4. Karakteristik Sikap

Sikap memiliki beberapa karakteristik, yaitu: (1) Sikap mempunyai arah,

maksudnya adalah sikap terpilah menjadi dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju

atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung; (2) Sikap mempunyai

intensitas, maksudnya adalah kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu

belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda; (3) Sikap mempunyai

keluasan, maksudnya adalah kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap suatu obyek

sikap dapat mengenai aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula

mencakup banyak sekali aspek yang ada pada obyek sikap; (4) Sikap mempunyai

konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara pernyataan sikap yang

dikemukakan dengan respon terhadap obyek tersebut (Azwar, 2010).

5. Ciri Sikap

Adapun ciri sikap menurut Sunaryo tahun 2015, yaitu:

a. Sikap bukan bawaan sejak lahir, namun dipelajari (learnability) dan

dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan

individu dalam hubungan dengan objek.

b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu

sehingga dapat dipelajari.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, namun selalu berhubungan dengan objek sikap.
d. Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada sekumpulan

atau banyak objek.

e. Sikap dapat berlansung lama atau sebentar.

f. Sikap mengandung factor perasaan dan motivasi sehingga berbeda dengan

pengetahuan.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar (2013) dalam Mentari, 2019, faktor-faktor yang mempengaruhi

sikap terhadap objek sikap antara lain:

a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi

dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap

penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap

kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota


masyarakatnya, karna kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman

individu-individu masyarakat asuhannya.

d. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif

cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh

terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika pada

gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego.

7. Pengukuran Sikap

Secara garis besar, pengukuran sikap dibedakan menjadi dua cara, yaitu secara

lansung dan tidak lansung. Pengukuran secara lansung dilakukan dengan cara

subjek lansung dimintai pendapat tentang bagaimana sikapnya terhadap suatu

masalah atau hal yang dihadapkan padanya. Jenis-jenis pengukuran sikap secara

lansung meliputi lansung berstruktur dan lansung tidak berstruktur.

Sementara itu, pengukuran sikap secara tidak lansung adalah pengukuran sikap

dengan menggunakan tes. Pada umunya, pengukuran ini menggunakan skala

semantic-diferensial (teknik pengumpulan skala berjenjang dalam membahas arti

kata) yang terstandar.


D. Masyarakat

1. Defenisi

Masyarakat berasal dari bahasa arab dari kata “Syaraka” yang artinya “Saling

bergaul, saling berperan serta. Dalam inggris disebut dengan Society yang artinya

“Sekumpulan kawan sepengetahuan”.

Menurut R. Linton yang merupakan seorang ahli antropologi mengemukakan

bahwa : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup

dan berkerjasama sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dalam kesatuan

sosial dengan batas-batas tertentu (Syafrudin & Meriam, 2010).

Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas

masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan

tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain

kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup msayarakat. Dalam arti sempit

masyarakat adalalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu,

misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya (Yulianthi, 2019).

2. Ciri-ciri Masyarakat

Menurut Syafrudin & Meriam Tahun 2010 ciri-ciri masyarakat sebagai berikut :

a. Adanya interaksi antar warga

b. Mempunyai adat istiadat, norma-norma, hukum serta aturan yang mengatur

seluruh penduduk warga kota atau desa

c. Adanya suatu rasa identitas yang dan mengikat semua warganya

d. Satuan komunitas dalam waktu

3. Unsur-unsur Masyarakat

Menurut Syarifudin & Meriam Tahun 2010 unsur-unsur masyarakat terdiri dari :

a. Kategori sosial
Adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri

yang obyektif yang dikenakan pada manusia-manusianya, seperti seks, usia,

pendapatan dll. Dikatakan kategori bila kriterianya sebagai berikut :

1) Tidak ada interaksi antar anggotanya

2) Tidak ada ikatan moral bersama yang dimiliki

3) Tidak ada harapan-harapan peran

b. Golongan sosial

Adalah kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu, bahkan

sering kali ciri itu dikenakan kepada mereka dari pihak luar kalangan mereka

sendiri. Misalnya golongan pemuda, gelandangan dan pengemis.

c. Komunitas

Suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati wilayah yang nyata dan

berinteraksi menurut suatu system adat isitiadat, terikat identitas komunitas

dan memiliki patriolisme dan nasionalisme. Misalnya kesatuan-kesatuan

seperti Kota, Desa, RW,Pengrajin, Petani dll.

d. Kelompok dan Himpunan

1) Kelompok

Sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya, mempunyai

adat istiadat tertentu norma-norma berkesinambungan dan adanyan rasa

identitas yang sama serta mempunyai organisasi dan system pimpinan.

2) Himpunan

Kesatuan manusia yang berdasarkan sifat tugasdan atau guna, staf

hubungan berdasarkan kontrak, dasar organisasinya buatan, pimpinan

berdasarkan wewenang dan hokum. Misalnya PPNI, IDI, IBI, IAKMI

dll.
4. Factor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama

Menurut Syarifudin & Meriam Tahun 2010 faktor-faktor yang menyebabkan

manusia hidup bersama sebagai berikut :

a. Dorongan untuk mencari makan lebih mudah jika bersama

b. Dorongan untuk mempertahankan diri

c. Dorongan untuk melansungkan jenis

E. Kerangka Teori

Covid-19 Pengetahuan
Faktor-faktor yang
Diartikan sebagai proses mempengaruhi
belajar manusia mengenai
Faktor Internal :
kebenaran atau jalan yang
benar secara mudahnya 1. Pendidikan
mengetahui apa yang harus 2. Pekerjaan
diketahui untuk dilakukan 3. Umur
Faktor Eksternal :
Tingkat Pengetahuan
1. Lingkungan
1. Baik 2. Social budaya
2. Kurang baik 3. Pengalaman

Sikap Faktor-faktor yang mempengaruhi :


1. Pengalaman pribadi
2. Pengaruh irang lain yang dianggap
penting
3. Kebudayaan
4. Media massa
5. Lembaga pendidikan dan lembaga
agama
6. Faktor emosional

Gambar Kerangka Teori


Sumber : Arikunto dalam isna (2015); Wawan & Dewi dalam Mentari (2019); Azwar (2013)
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ialah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Oleh karena itu, konsep

tidak dapat diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel-variabel.

Dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan

dan Sikap Masyarakat tentang Covid-19 terhadap kejadian covid 19 Koto Tuo Kec.

IV Nagari Kab. Sijunjung tahun 2020. Adapun variabel Independennya adalah

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dan variabel Dependennya adalah

Kejadian Covid 19. Untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap kejadian covid 19, maka disusunlah kerangka konsep penelitian

sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan
Kejadian Covid 19
Sikap Masyarakat
Kerangka konsep

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Tentang Covid-

19 Terhadap Kejadian Covid 19

B. Defenisi Operasional

Defenisis operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).
Tabel Defenisi Operasional

Defenisi Alat Cara Hasil Skala


Variabel
operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
Independen: Pengetahuan Kuesioner Checklist 1.Baik Ordinal
Tingkat adalah segala >50%
Pengetahuan sesuatu yang
diketahui oleh 2.
masyarakat Kurang
tentang covid 19 Baik
≤50%
Independen : Sikap adalahAngket Cheklist 1.Positif Ordinal
Sikap reaksi atau responpernyataan ≥ Mean
Masyarakat terbuka responden dimana
terhadap pernyataan 2.Negatif
pernyataan yang positif < Mean
berkaitan dengan sebanyak 7
covid 19 item soal dan
pernyataan
negative
sebanyak 7
item soal,
dengan
menggunakan
skala Likert
yaitu:
4. Sangat
Setuju
3. Setuju
2. Tidak Setuju
1. Sangat
Tidak Setuju
(Hidayat,
2013)
Dependen : Peristiwa Covid Angket Checklist 1.Covid Ordinal
Kejadian 19 adalah 2.Tidak
Covid 19 kejadian wabah Covid
penyakit menular
yang menyerang
sistem pernafasan

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian

(Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan tujuan dan kerangka konsep penelitian yang telah

dirumuskan, dapat disusun hipotesis sebagai berikut :


Ha : ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang covid 19

terhadap kejadian covid 19 di Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung Tahun

2020.

Ho : tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang covid 19

terhadap kejadian covid 19 di Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung Tahun

2020.
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desaian Penelitian

Jenis penelitian ini adalah dengan desain penelitian korelasional dengan

pendekatan cross-sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali

pada satu saat (point time approach), artinya setiap subjek penelitian hanya

diobservasi subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono dalam Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian

ini adalah masyarakat di Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung 1

bulan terakhir yang berjumlah sebanyak 1.877 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel dalam

penelitian ini diambil dari total populasi seluruh masyarakat di Nagari Koto

Tuo Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung.

Dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2013) :

N
n= 2
1+ N (e )

Ket :
n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 2%.

Dengan menggunakan rumus diatas, maka perhitungan sampel adalah :

1877
n= 2
1+ 1877(0,1 )

1877
=
1+ 1877(0,01)

1877
=
1+ 18,77

1877
=
19,77

= 94,94 = 94 orang

Jadi jumlah sampel yang di dapatkan adalah 94 orang. Pada penelitian ini,

teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik Nonprobality Sampling, yaitu sampling purposive merupakan cara

pengambilan sampel untuk tujuna tertentu atau berdasarkan pertimbangan

peneliti sendiri.

Adapun kriteria sampel yaitu :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian

mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel

(Hidayat, 2007).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :


1) Masyarakat yang remaja yang berusia 17 tahun keatas sampai

dengan orang dewasa yang berusia 60 tahun yang bersedia

jadi responden

2) Dapat berkomunikasi dengan baik dan koperatif

3) Dapat membaca dan menulis

4) Masyarakat Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung

b. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

(Hidayat, 2007).

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :

1) Masyarakat yang sedang merantau/tidak berada di Nagari

2) Masyarakat yang masih bayi atau anak-anak

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan agustus 2020.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung.

D. Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada responden, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.


b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi responden dalam penelitian, harus dihindari dari

keadaan yang tidak mengguntungkan. Responden harus diyakini

bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah

diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat

merugikan responden dalam bentuk apapun.

c. Resiko (Benefit Ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada responden pada setiap

tindakan (Nursalam, 2013).

2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity)

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (Right To Selft

Determination).

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

(Right To Full Disclosurre)

c. Informed Consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang

tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk

bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden ()Nursalam,

2013).

3. Prinsip Keadilan (Right To Privacy)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (Right In Fair

Treatment).
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama

dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya

diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan

dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (Right To Privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang

diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama

(anonimity) dan rahasia (confidentiality) (Nursalam, 2013).

E. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

(angket).alat pengumpulan data yang dilakukan. Pada penelitian ini, kuesioner yang

diberikan berupa kuesioner/angket yang menggali informasi tentang tingkat

pengetahuan dan sikap responden tentang covid 19 terhadap kejadian covid 19,

dimana kuisioner tingkat pengetahuan tentang covid-19 adalah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berjumlah 30 item

soal objektif, sedangkan angket pernyataan sikap menggunakan skala likert terdiri

dari 14 pernyataan yang bersifat pernyataan negatif sebanyak 7 item soal dan

pernyataan positif sebanyak 7 item soal, dan angket kejadian covid-19.

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian tentang hubungan Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Masyarakat tentang covid 19 terhadap kejadian covid

19 di Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung.

a. Data Primer
Data primer didapatkan dengan membagikan angket kepada 94

responden.

b. Data Sekunder

Data penunjang atau pelengkap yang diambil dari melihat

kebiasaan masyarakat dalam menghadapi masalah covid 19 dan data

dari puskesmas Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dimulai dengan melakukan pengajuan judul

kepada koordinator skripsi, setelah di setujui oleh koordinator kemudian melakukan

pengajuan judul kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Institut Prima Nusantara kemudian meminta surat izin dari LPPM melakukan survei

awal atau penelitian, selanjutnya memberikan surat tersebut kepada pemerintah Kab.

Sijunjung yaitu Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, selanjutnya memberikan surat

tersebut kepada pihak Kecamatan IV Nagari dan kemudian diberikan ke Kantor Wali

Nagari Koto Tuo yang bahwasanya peneliti akan melakukan survei awal penelitian

tentang Tingkat Pengetahuan dan Sikap masyarakat tentang covid 19 terhadap

kejadian covid 19 di Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung Tahun 2020.

Setelah mendapatkan izin dari pihak Kantor Wali Nagari untuk melakukan

survei awal, maka peneliti melakukan survei awal tentang Hubungan Tingkat

Pengetahuan dan Sikap masyarakat tentang covid 19 terhadap kejadian covid 19 di

Nagari Koto Tuo dan meminta jumlah masyarakat Nagari Koto Tuo tahun 2019/2020

kebagian Sekretaris, selanjutnya melakukan survey dan penelitian kepada responden

untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.

H. Pengelolahan Data dan Analisa Data

1. Cara Pengolahan Data


Menurut Notoatmodjo, 2012 setelah data terkumpul, selanjutnyadata

diolah dengan langkah-langkah seebagai berikut :

a. Editing

Hasil pembagian angket dan pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyutingan (editing)terlebih dahulu. Secara umum editing

merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian angket

apakah lengkap, dan apakah pertanyaan dari kuesioner konsisten.

b. Coding

Coding yaitu mengklarifikasi hasil angket mengenai stress

terhadap kejadian gastritis.

c. Tabulating

Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukan kedalam program

komputer. Dalam proses ini dituntut ketelitian dalam melakukan

“data entry”

d. Cleaning

Pada tahap akhir dari pengolahan data yaitu membersihkan

kembali terhadap ketetapan didalam memasukan data ke master tabel

(Notoatmodjo, 2012).

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2012). Variabel Independen penelitian ini adalah

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarkat dengan Variabel


Dependen adalah Kejadian Covid 19 di Nagari Koto Tuo Kec. IV

Nagari Kab. Sijunjung.

b. Analisa Bivariat

Analisa ini untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara

Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat tentang covid 19 terhadap

kejadian covid 19 di Nagari Koto Tuo Kec. IV Nagari Kab. Sijunjung

tahun 2020. Uji statistic yang digunakan adalah uji chi-square. Uji ini

digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan proporsi yang

bermakna antara distribusi frekuensi yang diharapkan dengan derajat

kepercayaan 0,05 bila p value ≤ 0,05 berarti ada hubungan yang

bermakna (Ho ditolak), jika p value > 0,05 maka secara statistik

disebut tidak bermakna berarti tidak ada hubungan yang bermakna (Ho

diterima).
DAFTAR PUSTAKA

Notoadmodjo, 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Subandi, Yeyen, 2020. Pandemi Covid-19 dan Isu Kesehatan Global.

https://s3pi.umy.ac.id/pandemi-covid-19-dan-isu-kesehatan-global/ [08 September

2020]

Kompas.com, 2020. https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/17/153000465/apa-itu-

virus-corona-yang-jadi-penyebab-penyakit-covid-19-mers-dan-sars?page=all [08

September 2020]

Widiyani, Rosmha, 2020. Latar belakang virus corona, perkembangan hingga isu terkini.

Detik.com

https://news.detik.com/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-perkembangan-

hingga-isu-terkini [08 September 2020]

Satgas Covid 19 Universitas Negeri Padang, 2020. Buku Saku Peduli Covid-19. Padang

Yuliana, 2020. Corona Virus Disease (Covid-19): sebuah tinjauan literature. Journal

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

https://www.google.co.id/urlq=https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/2

1026/pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiA2YH06sfrAhXIdn0KHYvKBRgQFijAAegQICR

AB&usg=AOvVaw1UXB9dhGv_LY_CmB8ZOHY [10 Juni 2020]


Purnamasari, Ika & Anisa Ell Raharyani, 2020. Tingkat Pengetahuan dan Perilaku

masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid-19. FIKES UNSIQ Wonosobo.

Jurnal Ilmiah Kesehatan.

https://www.google.co.id/url?

q=https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jik/article/download/1311/783/&sa=U&ved=2ahU

KEwibg7-

pdHrAhUKV0KHXBBCUAQFjACeQIChAB&usg=AOvVaw3NR0UsU4uLcgfp1PP

APRGI [15 Juli 2020]

Langgam.id, 2020. Data Sumbar https://langgam.id/positif.corona.meningkat-gubernur-

sumbar-harap-ranperda-new-normal-segera-rampung/ [25 Agustus 2020].

https://puspensos.Kemsos.go.id/serba-serbi-perilaku-dan-persepsi-masyarakat-indonesia-

dalam-mengahdapi-pandemi-covid-19 [24 Agustus 2020].

Kompas.com, 2020. https://www.kompas.com/Sains/read/2020/07/01/190000323/6-bulan-

pandemi-covid-19-virus-corona-menginfeksi-106-juta-orang?page=all [25 Agustus

2020].

Kompas.com, 2020. Update virus corona dunia

htpps://www.kompas.com/tren/read/2020/08/23/072500465/update-virus-corona-

dunia-23-agustus-232-juta-orang-terinfeksi-10-negara?page=all [23 Agustus 2020].

Padangkita.com, 2020 https://padangkita.com/15-warga-muaro-bodi-sijunjung-yang-isolasi-

mandiri-setelah-dikonfirmasi-positif-covid-19-merasa-ditelantarkan-pemerintah/

Langgam.id, 2020. https://langgam.id./kasus-covid-19-sumbar-9-september-107-lagi-positif-

dari12-kabupaten-dan-kota/

Sari, Devi Pramita & Nabila Sholihah Atiqoh, 2020. Hubungan Antara Pengetahuan

Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan


Penyakit Covid 19 Di Ngronggah. Universitas Duta Bangsa. Jurnal Ilmiah Infokes.

https://ojs.udb.ac.id/index.php/infokes/article/view/850/755

Sulaeman & Supriadi, 2020. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Desa Jelantik Dalam

Menghadapi Pandemi Corona Virus Diseases–19 (Covid-19). Jurnal Pengabdian

UNDIKMA.

Utami, Ressa Andriyani & Ria Efkelin Mose & Martini, 2020. Pengetahuan, Sikap Dan

Keterampilan Masyarakat Dalam Pencegahan Covid-19 Di Provinsi Dki Jakarta.

Jakarta Pusat Indonesia. Jurnal Ilmiah.

Moudy, Jesica & Rizma Adlia Syakurah. 2020. Hubungan Pengetahuan terkait Usaha Pence

gahan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia. Journal Ilmiah

Adam, Muhamad. 2020. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Covid-19. Dept. KMB

FIK UI IGD RSUI.

Albertus, Audric. 2020. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/coronavirus-disease-2019-

covid-19/patofisiologi [09 September 2020]

KEMENKES RI, 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Covid19.

Jakarta. https://kemenkes.go

Mentari, Fajriani. 2019. [skripsi]. Pengaruh Pendidikan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap

Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SD Negri 18 Koto Alam Nagari Tabek

Patah Kec. Salimpauang Kab. Tanah Datar.

Isna, Devita Tri, 2015. [skripsi]. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Tentang

Perawatan Pasien Pasca Stroke Dengan Kejadian Stroke Di Poli Neurologi RSSN

Bukittinggi.

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2013. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika


Syafrudin Meriam, 2010. Sosia; budaya dasar untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta : CV.

Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai