Anda di halaman 1dari 13

Farmaka 33

Volume 18 Nomor 1

REVIEW: AKTIVITAS ANTIBAKTERI HERBAL TERHADAP SHIGELLOSIS


(SHIGELLA DYSENTERIAE)

Sheila Frizqia Jelita*, Yoga Windhu Wardhana, Anis Yohana Chaerunisaa

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran


Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Sumedang, 45363
*sheilafrzq@gmail.com
Diserahkan 28/06/2020, diterima 23/01/2020

ABSTRAK
Obat tradisional dengan bahan dasar tanaman telah digunakan sejak lama secara turun temurun
di berbagai negara di dunia. Berbagai penelitian telah menunjukkan aktivitas dan mekanisme
kerja beberapa tanaman tertentu dalam melawan patogen yang dapat menyebabkan infeksi
pada manusia Shigellosis merupakan salah satu jenis infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
Shigella dysenteriae dan berlokasi di usus. Kasus resistensi terhadap antibiotik juga telah
terjadi pada S. dysenteriae, sulfonamid merupakan salah satu dari antibiotik tersebut. Oleh
karena itu, pengembangan dan penelitian terkait pengobatan alternatif dengan bahan dasar
tanaman sebagai penghambat pertumbuhan bakteri S. dysenteriae dapat menjadi suatu solusi
untuk memecahkan masalah tersebut. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa
aktivitas antibakteri dari tanaman terhadap S. dysenteriae sebanding dengan antibiotik
konvensional, bahkan secara sinergis dapat meningkatkan aktivitas antibiotik konvensional.
Maka, penelitian terkait penggunaan bahan alam sebagai antibakteri diharapkan dapat
mewujudkan pengobatan yang lebih efektif, efisien, dan aman dalam dunia farmasi.
Kata kunci: Obat herbal, Shigellosis, Shigella dysenteriae, Aktivitas Antibakteri
ABSTRACT
Traditional medicines with plant based ingredients have been used for a long time for
generations in various countries in the world. Numerous studies have shown the activity and
mechanism of action of certain plants against pathogens that can cause infection in humans.
Shigellosis is one type of acute infection caused by the bacterium Shigella dysenteriae and is
located in the intestine. Cases of antibiotic resistance have also occurred in S. dysenteriae,
sulfonamide is one of the antibiotics. Therefore, the development and research related to
alternative medicine with plant based ingredients as inhibitors of S. dysenteriae's growth can
be a solution to solve this problem. In addition, several studies have shown that the
antibacterial activity of plants against S. dysenteriae is comparable to conventional antibiotics,
even synergistically increase conventional antibiotic activity. Hence, researches related to the
use of natural ingredients as an antibacterial agent is expected to be able to objectify a more
effective, efficient and safe treatment in the pharmaceutical world.
Keywords: Herbal drugs, Shigellosis, Shigella dysenteriae, Antibacterial activity
Farmaka 34
Volume 18 Nomor 1

PENDAHULUAN herbal dilakukan untuk mempertahankan


Sejumlah teks medis kuno dari atau memulihkan kondisi kesehatan.
beberapa budaya yang berbeda memiliki Bagian tanaman yang umum digunakan
fokus utama pada penggunaan bahan sebagai obat adalah akar, daun, kulit
tanaman untuk kesehatan manusia. batang, bunga, buah atau bagian tanaman
Beberapa contoh dari teks medis kuno lain yang mengandung senyawa aktif yang
tersebut adalah Eber’s Papyrus, sebuah dibutuhkan secara medis. Tanaman mampu
kitab Mesir kuno yang berasal dari 1500 memproduksi senyawa aktif yang sangat
SM; Shen Nong Ben Cao yang berasal dari banyak dan beragam dengan peran yang
Tiongkok 200 SM; dan Dioscorides ‘De berbeda untuk setiap senyawa. Senyawa
Materia Medica yang mencakup aktif tersebut biasa disebut juga sebagai
dokumentasi dari farmakope Mediterania metabolit sekunder. Tanaman
pada 50-70 Masehi (Quave, 2016). Tradisi menghasilkan beragam metabolit sekunder
penggunaan bahan alam sebagai bentuk yang berfungsi sebagai senyawa
terapi dalam berbagai penyakit terus pertahanan melawan hewan herbivora,
berlanjut hingga saat ini, terutama di tanaman serta mikroba lain, dan biasanya
negara berkembang. Menurut WHO pada juga memiliki aktivitas terhadap patogen
tahun 2002, terapi dengan obat tradisional yang menyerang manusia, contohnya
terutama dari tanaman dilakukan pada 80% bakteri (Quave, 2016).
populasi di Afrika untuk memenuhi Metabolit sekunder yang dihasikan
kebutuhan kesehatan (WHO, 2002). oleh tanaman meliputi alkaloid, flavonoid,
Singapura dan Republik Korea dengan saponin, terpenoid, steroid, glikosida,
perawatan kesehatan konvensional cukup tanin, minyak atsiri dan turunannya. Setiap
mapan pun masih menggunakan obat senyawa tersebut memiliki aktivitas yang
tradisional, 76% dan 86% dari populasi berbeda, sebagai contoh yaitu Alkaloid
masing-masing negara masih memiliki aktivitas antioksidan
menggunakannya (WHO, 2014). (Dalimunthe, et al., 2018), antibakteri

TANAMAN SEBAGAI OBAT (Burgos, et al., 2015), diuretik,

HERBAL antispasmodik, antimalaria, analgesik;

Pengobatan tradisional Terpenoid dikenal memiliki sifat antivirus,

menggunakan tanaman atau pengobatan antelmintik, antibakteri, antikanker,


Farmaka 35
Volume 18 Nomor 1

antimalaria, anti-inflamasi; Glikosida konsentrasi rendah. Terapi menggunakan


dilaporkan memiliki sifat antijamur dan antibiotik merupakan suatu solusi dari
antibakteri; Fenol dan Flavonoid memiliki dunia farmasi dalam pencegahan dan
antioksidan, anti alergi, dan antibakteri; pengobatan infeksi bakteri, jamur, dan
Saponin dilaporkan memiliki aktivitas anti- beberapa infeksi protozoa (Nayak, et al.,
inflamasi, antivirus, pertahanan tanaman 2016). Namun, selain keuntungan yang
(Shakya, 2016). didapat dari antibiotik, terdapat juga

OBAT HERBAL SEBAGAI dampak negatif dari antibiotik yaitu bakteri

ANTIBIOTIK yang semakin kuat untuk mempertahankan

Bakteri secara umum dapat diri agar sulit untuk diberantas. Selain

dikategorikan dalam dua kelompok yaitu resistensi, antibiotik yang digunakan

bakteri gram positif dan bakteri gram secara terus menerus dan dengan dosis

negatif. Keberadaan membran sel pada yang tidak tepat dapat mengakibatkan

bakteri gram positif maupun bakteri gram gangguan fungsi ginjal, jantung, dan hati

negatif ini memiliki pengaruh yang besar (WHO, 2014). Oleh karena itu,

terhadap keefektifan senyawa antibakteri. perkembangan dan penelitian seputar

Keefektifan senyawa antibakteri baik pengobatan alternatif dengan bahan dasar

herbal maupun sintetis bergantung kepada bahan alam sebagai penghambat

kemampuannya dalam melewati membran pertumbuhan bakteri diperlukan dengan

dari bakteri tersebut. Jika senyawa harapan agar pengobatan lebih efektif,

antibakteri tidak dapat melewati membran efisien, dan aman.

bakteri maka senyawa tidak akan bekerja MEKANISME KERJA


(Etheridge, 2016). ANTIBIOTIK HERBAL
Salah satu antibakteri yang sering Kelompok senyawa antibakteri
digunakan adalah antibiotik. Antibiotik seperti fenolat dan polifenol, terpenoid dan
didefinisikan sebagai zat yang dihasilkan minyak atsiri, lektin dan polipeptida, dan
oleh mikroorganisme atau zat serupa yang alkaloid umumnya didapatkan dari ekstrak
dihasilkan secara kimia dan mampu dan fraksi tanaman. Ekstrak dan fraksi
menghambat pertumbuhan (bakteriostatik) tanaman dengan aktivitas antibakteri
atau menyebabkan kematian memiliki campuran dari kelompok
(bakteriosidal) mikroorganisme lain dalam senyawa-senyawa tersebut dan kombinasi
Farmaka 36
Volume 18 Nomor 1

dari aktivitas senyawa-senyawa tersebut (Viswanad, et al., 2011), menghambat


dapat meningkatkan aktivitas antibakteri aktivitas metabolit seperti asam folat (Wu,
yang diharapkan. et al., 2014), dan menghambat
Beberapa mekanisme kerja yang pembentukan biofilm (Moore-Neibel, et
dimiliki oleh senyawa antibakteri yaitu al., 2012). Aktivitas antibakteri dengan
aktivitas antibakteri secara langsung, mekanisme antibakteri tidak langsung
aktivitas antibakteri secara tidak langsung, meliputi immunomodulasi (Tan et al.,
dan aktivitas potensiasi antibiotik. 2004) dan pencegahan melekatnya bakteri
Aktivitas antibakteri secara langsung pada sel inang (Kavitha dan Niranjali,
meliputi mekanisme antibakteri dengan 2009). Sedangkan aktivitas antibakteri
penghambatan sintesis dinding sel dan dengan mekanisme potensiasi antibiotik
penghambatan proses sintesis protein dilakukan dengan cara menggabung
(Viswanad, et al., 2011), merubah fungsi antibiotik herbal dengan antibiotik
membran sel (Xi Yap, et al., 2014), konvensional sehingga didapat efek yang
menghambat sintesis asam nukleat sinergis contohnya dalam penghambatan
(Karaosmanoglu, et al., 2014), efflux pump (Sharma, et al., 2010)
menghambat topoisomerase tipe II
Tabel 1. Beberapa Tanaman dengan Aktivitas Antibiotik Herbal
No. Nama Tanaman Senyawa Aktif Mikroba Target Aktivitas
1. Picralima nitida Alkoloid, Shigella Meningkatkan
Saponin, dysenteriae reabsorpsi air
Flavonoid sehingga mengurangi
motilitas usus
(Kouitcheu, et al.,
2013)
2. Origanum Calvacrol Salmonella Menghambat
vulgare enterica Serovar pembentukan biofilm
Typhimurium (Nostro, et al., 2007)
3. Castanea sativa Triterpenoid Staphylococcus Menghambat
Mill. aureus produksi toksin
(Quave, et al., 2015)
4. Hydrastis Alkaloid dan Staphylococcus Menghambat
canadensis L. flavonoid aureus produksi toksin
(Cech, et al., 2012)
5. Psidium guajava Quercetin dan Pseudomonas Menghambat
L. quercetin-3-O- aeruginosa pembentukan biofilm
arabinoside dan motilitas
Farmaka 37
Volume 18 Nomor 1

swarming (Vasavi, et
al., 2014)
6. Rubus ulmifolius Glikosida asam Streptococcus Menghambat
Schott. ellagic pneumoniae, pembentukan biofilm
Staphylococcus (Quave, et al., 2012;
aureus Talekar, et al., 2014)
7. Sclerocarya Quercetin Pseudomonas Menghambat
pirrea (A. Rich.) aeruginosa pembentukan biofilm
Hochst dan motilitas
swarming (Sarkar, et
al., 2014)
8. Rauvolfia Alkaloid Staphylococcus Menghambat effluks
vomitoria reserpine aureus etidium bromida
yang diinduksi oleh
NorA (Holler, et al.,
2012)
9. Piper nigrum Piperine Mycobacterium Menghambat
tuberculosis Rv1258c, suatu
protein effluks dalam
sistem effluks,
sehingga
meningkatkan
kinerja rifampicin
(Sharma, et al.,
2010)
10. Aegle marmelos Lektin Shigella Menurunkan
dysenteriae aktivitas
hemaglutinasi S.
dysenteriae dan
menghambat
pelekatan S.
dysenteriae pada sel
kolon (Raja, et al.,
2011)
11. Holarrhena Connesine Eschericia coli Menghambat
antidysenterica pelekatan E. Coli
pada sel epitel inang
(Kavitha dan
Niranjali, 2009)
12. Cassia fistula Lektin (CSL-3) Shigella sonnei, S. Menghambat
dysenteriae, S. pertumbuhan bakteri
boydii, S. shiga, S. (Bhalodia, 2012).
flexneriane,
Salmonella typhi
Farmaka 38
Volume 18 Nomor 1

AKTIVITAS ANTIBIOTIK memiliki sifat virulensi dengan cara


HERBAL TERHADAP SHIGELLOSIS melakukan hemaglutinasi pada eritrosit
Shigellosis atau disentri yang dengan golongan darah A (Raja, et al.,
disebabkan oleh Shigella dysenterieae 2011). Usus besar menjadi meradang dan
terjadi terutama di negara-negara mengalami ulserasi dan sel-sel mukoid
berkembang karena kepadatan penduduk yang mati ditumpahkan, mengakibatkan
dan sanitasi yang buruk. Bayi, anak-anak diare mukoid berdarah yang sering menjadi
yang tidak diberi ASI, anak-anak yang ciri infeksi Shigella (Warren, et al., 2006).
pulih dari campak, anak-anak yang Banyak strain Shigella, termasuk
kekurangan gizi, dan orang dewasa lebih Shigella dysenteriae, diketahui resisten
tua dari 50 tahun memiliki penyakit yang terhadap sulfonamid, sehingga sulfonamid
lebih parah dan risiko kematian yang lebih tidak lagi dapat diandalkan untuk
besar. Penularan terjadi melalui rute faecal- pengobatan shigellosis akut (Khan, et al.,
oral, kontak orang-ke-orang, lalat rumah 2011). Namun, masih terdapat beberapa
tangga, air yang terinfeksi, dan benda mati antibiotik yang efektif terhadap sebagian
(WHO, 2016). besar strain. Pedoman terapi Shigellosis
Setelah dicerna, spesies Shigella 2005 menurut WHO (2016)
dapat bertahan hidup dalam asam lambung, merekomendasikan ciprofloxacin sebagai
dan infeksi dapat terjadi setelah paparan pengobatan lini pertama dan mencatat
sedikitnya 10-100 organisme. Setelah bahwa pivmecillinam (amdinocillin
terinfeksi, semua spesies Shigella pivoxil) dan ceftriaxone adalah satu-
berkembang biak di dalam sel epitel kolon, satunya antimikroba yang biasanya efektif
menyebar ke sel yang berdekatan, dan untuk pengobatan strain multi-resistansi
menyebabkan diare berdarah akut dengan dari Shigella pada semua kelompok umur,
menyerang epitel kolon di mana sitokin namun penggunaannya dibatasi oleh biaya
pro-inflamasi dilepaskan, dan reaksi tinggi dan formulasi (dosis empat kali
inflamasi berikutnya (merekrut sejumlah sehari untuk pivmecillinam, dan pemberian
sel polimorfonuklear) menghancurkan sel- parenteral untuk ceftriaxone). Selain itu
sel epitel yang melapisi mukosa usus besar dapat pula digunakan kotrimoksazol atau
(WHO, 2016). Selain itu Shigella juga metronidazole. Namun, metronidazole
Farmaka 39
Volume 18 Nomor 1

dilaporkan tidak memberikan perbaikan dibandingkan dengan Metronidazol.


yang signifikan dan juga memberikan efek Dysonil efektif untuk pengobatan gejala
samping yang serius (Khan, et al., 2011). terkait shigellosis dan efeknya telah
Untuk mengatasi masalah ini, ada dikonfirmasi oleh dokter dan pasien. Tidak
kebutuhan besar untuk menemukan agen ada efek yang tidak diinginkan terkait
obat baru yang memiliki efikasi yang baik dengan penggunaan Dysonil dan didapat
dan efek samping yang kurang dengan penerimaan yang baik oleh semua pasien
harga yang lebih terjangkau. Antibiotik yang diobati.
herbal tentu dapat menjadi pilihan untuk Penelitian lain mengenai sediaan
mengobati dan menghilangkan gejala antibiotik herbal untuk menangani
klinis dari shigellosis. shigellosis juga telah dilakukan. Entoban
Berdasarkan penelitian dari Khan, merupakan kombinasi dari Holarrhena
et al., pada tahun 2011, dibandingkan terapi antidysenterica, Berberis aristata,
menggunakan metronidazole dengan Symplocos racemosa, Querecus infectoria
antibiotik herbal yang telah beredar di dan Helicteres isora yang umum
pasar yaitu Dysonil. Dysonil mengandung digunakan untuk infeksi pada saluran
empat bahan yaitu Aegle marmelos, Myrtus pencernaan. Hasil penelitian menunjukkan
communis, Terminalia chebula dan bahwa Entoban memiliki aktivitas yang
Berberis vulgaris. Tanaman-tanaman sebanding dengan Ciprofloxacin yang
tersebut telah terbukti memiliki hasil baik merupakan obat pilihan pertama dari
dalam pengobatan penyakit diare akut yang shigellosis dan dinyatakan bahwa Entoban
disebabkan oleh infeksi (Shakeel, et al., memiliki potensi yang besar untuk
2015). Penelitian ini dilakukan untuk melawan mikroba patogen dan dapat
membandingkan efikasi dan keamanan dua digunakan sebagai antibiotik untuk
pengobatan yang berbeda. Dysonil sebagai melawan beberapa penyakit infeksi pada
obat uji dan Metronidazol sebagai obat saluran pencernaan. Hal ini menunjukkan
kontrol diberikan untuk pengobatan bahwa obat herbal sebagai antibiotik
shigellosis. Penelitian tersebut memiliki potensi yang besar dan memiliki
membuktikan bahwa Dysonil memiliki kualitas yang sebanding dengan antibiotik
nilai terapi untuk pengobatan shigellosis konvensional (Shakeel, et al., 2015).
dan memperbaiki gejala shigellosis
Farmaka 40
Volume 18 Nomor 1

Mekanisme dari beberapa tanaman Selain itu, dilaporkan juga


yang telah disebutkan telah diketahui, tanaman lain dengan aktivitas antibakteri
seperti Aegle marmelos yang melawan S. terhadap penyakit infeksi seperti diare dan
dysenteriae dengan cara menurunkan shigellosis yaitu Cassia fistula. Cassia
aktivitas hemaglutinasi S. dysenteriae dan fistula tersebar di daerah Asia, Afrika
menghambat pelekatan S. dysenteriae pada Selatan, Mexico, Afrika Timur dan Brazil
sel kolon (Raja, et al., 2011). Sedangkan sehingga diharapkan lebih mudah
Myrtus communis dilaporkan memiliki ditemukan untuk negara-negara yang
kandungan seperti polifenol dan tannin penggunaan obat herbal-nya tinggi seperti
pada daunnya. Polifenol menyerang pada Asia dan Afrika (Durainpandiyan &
membran sel, dinding sel, dan melepaskan Ignacimuthu, 2007). Ekstrak etanol dan air
susunan sel; mengganggu aktivitas C. fistula L. dilaporkan dapat digunakan
membran seperti penyerapan nutrisi, fungsi sebagai sumber antimikroba potensial
enzim, dan transpor elektron (Amensour et untuk berbagai infeksi (Ahmed & Baig,
al., 2010). Tanin dapat membentuk ikatan 2014). Aktivitas antibakteri ekstrak
H dengan protein; sehingga bentuknya hidroalkohol C. fistula L. diuji terhadap
akan terpecah, dan dengan demikian strain bakteri Gram-positif, Gram-negatif,
menghentikan pembentukan protein dan hasilnya menunjukkan bahwa
(Khder, 2008). Tanin juga memiliki efek penghambatan pertumbuhan bakteri yang
langsung pada metabolisme bakteri dengan signifikan ditunjukkan terhadap organisme
cara reduksi kekurangan zat besi atau yang diuji yaitu Staphylococcus
fosforilasi oksidatif, kurangnya makanan aureus, Streptococcus
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan pyogenes, Escherichia coli, dan
bakteri, dan memperlambat enzim
Pseudomonas aeruginosa (Bhalodia, et
ekstraseluler bakteri (Scalbert, 1991).
al, 2012). Selain itu penelitian lain
Holarrhena antidysenterica juga diketahui
menunjukkan bahwa C. fistula L. memiliki
mengandung senyawa aktif berupa alkaloid
aktivitas antimikroba terhadap 14 bakteri
seperti connesine dan conimine pada kulit
patogen yaitu Bacillus subtilis, B.
batangnya yang memegang peran dalam
megaterium, Streptococcus β-
menghambat pertumbuhan bakteri Shigella
haemolyticus, S. aureus, Sarcina lutea,
dan Salmonella (Shah, et al., 2010).
Shigella sonnei, S. dysenteriae, S. boydii, S.
Farmaka 41
Volume 18 Nomor 1

shiga, S. flexneri, Salmonella typhi, berbeda-beda pula sehingga dapat


Klebsiella speries, Pseudomonas ditemukan aktivitas antibakteri yang paling
aeruginosa, dan Eschericia coli. Aktivitas optimal dari C. fistula L. beserta senyawa
antibakteri tersebut diduga karena terdapat aktif yang bertanggung jawab terhadap
kandungan senyawa aktif berupa lektin aktivitas antibakteri tersebut dan
pada biji dari C. fistula yang disebut mekanisme kerjanya.
sebagai CSL-1, CSL-2 dan CSL-3 CSL-3
dilaporkan memiliki efektivitas terhadap
KESIMPULAN
14 bakteri tersebut dan memiliki aktivitas
Tanaman yang mengandung
antibakteri kuat terhadap B. megaterium, S.
metabolit sekunder tertentu memiliki
β-haemolyticus, dan Shigella boydii.
aktivitas farmakologi yang dapat
Sedangkan CSL-1 dan CSL-2 kurang
digunakan oleh manusia. Beberapa
memiliki aktivitas antibakteri kecuali
metabolit sekunder seperti fenolat,
terhadap S. β-haemolyticus (Ali, et al.,
polifenol, terpenoid, minyak atsiri, lektin,
2003). Kandungan senyawa aktif lain pada
polipeptida, dan alkaloid memiliki
C. fistula L. seperti alkaloid, glikosida,
aktivitas antibakteri yang sebanding
saponin, tannin, dan terpenoid yang
dengan antibiotik konvensional. Metabolit
memiliki aktivitas antibakteri juga dapat
sekunder tersebut memiliki mekanisme
diteliti lebih lanjut (Kamath dan Kizhedath,
kerja yang beragam dalam melawan bakteri
2019). Terdapatnya aktivitas antibakteri
patogen. Lektin pada buah Aegle marmelos
yang kuat dari C. fistula L. terhadap bakteri
dilaporkan dapat menurunkan aktivitas
gram negatif, terutama Shigella boydii,
hemaglutinasi S. dysenteriae dan
tidak menutup kemungkinan bahwa dapat
menghambat pelekatan S. dysenteriae pada
ditemukan pula aktivitas antibakteri yang
sel kolon. Cassia fistula L. juga dilaporkan
kuat dari C. fistula L. terhadap S.
memiliki aktivitas antibakteri terhadap
dysenteriae, S. sonnei, dan S. flexneri yang
beberapa bakteri gram negatif seperti
juga merupakan penyebab dari terjadinya
Shigella dari lektin yang terkandung pada
shigellosis. Aktivitas antibakteri tersebut
bijinya sehingga dapat diduga Cassia
mungkin dapat ditemukan dari bagian
fistula L. memiliki mekanisme kerja yang
tanaman yang berbeda seperti daun, kulit
sama dengan Aegle marmelos dalam
batang, dan bunga dengan pelarut yang
melawan S. dysenteriae, namun diperlukan
Farmaka 42
Volume 18 Nomor 1

penelitian lebih lanjut untuk membuktikan Cech N.B., Junio H.A., Ackermann L.W.,
hal tersebut. Kavanaugh J.S. and Horswill A.R.
2012. Quorum quenching and
antimicrobial activity of
goldenseal (Hydrastis canadensis)
DAFTAR PUSTAKA
against Methicillin Resistant
Ahmed, S., & Baig, M. 2014. In vitro Staphylococcus aureus (MRSA).
antrimicrobial activity of leaf and Planta Medica, 78(14): 1556-
bark extract of Cassia fistula L. 1561.
Journal of Biodiversity and Dalimunthe, A., Hasibuan, P.A. Silalahi, J.,
Environmental Sciences, 4(1), Sinaga, S.F., dan Satria, D. 2018.
231-237. Antioxidant activity of alkaloid
Ali M.A., Sayeed M.A., dan Absar N. compounds from Litsea cubeba
2003. Antibacterial activity and Lour. Oriental Journal of
cytotoxicity of three lectins Chemistry, 34(2): 1149-1152.
purified from Cassia fistula Linn. Durainpandiyan, V., & Ignacimuthu, S.
Seeds. Journal of Medical 2007. Antibacterial and antifungal
Sciences, 3: 240-244. activity of Cassia fistula L.: an
Amensour M., Bouhdid S., Fernandez- ethnomedicinal plant. J
Lopez J., Idaomar M., Senhaji Ethnopharmacol, 112(3), 590-594.
N.S., dan Abrini J. 2010. Etheridge, C. 2016. Mechanisms of
Antibacterial activity of extracts of antibacterial herbal action.
Myrtus communis against food- Europe: European Herbal and
borne pathogenic and spoilage Tradtional Medicine Practitioners
bacteria. Int J Food, 13(6): 1215– Association.
1224. Holler J.G., Christensen S.B., Slotved H.,
Bhalodia, N., Nariya, P., Acharya, R., & Rasmussen H.B., GuzMan A.,
Shukla, V. (2012). In vitro Oslen C.E., Petersen B., dan
antibacterial and antifungal Molgaard P. 2012. Novel
activities of Cassia fistula Linn. inhibitory activity of the
fruit pulp extracts. Ayu, 33, 123- Staphylococcus aureus NorA
129. efflux pump by a kaempferol
Burgos, A., Barua, J., Flores-Giubi, M.E., rhamnoside isolated from Persea
Bazan, D., Ferro, E., dan lingue Nees. J Antimicrob
Alvarenga N.L. 2015. Chemother, 1-7.
Antibacterial activity of the Kamath, B.R. dan Kizhedath, S. 2019. In
alkaloid extract and isolated vitro antibacterial activity of
compounds from Croton Cassia fistula Linn methanolic leaf
bonplandianum Baill. extracts. International Journal of
(Euphorbiaceae). The Brazilian Basic & Clinical Pharmacology,
Journal of Medicinal Plants, 17(4): 8(2): 270-274.
922-927.
Farmaka 43
Volume 18 Nomor 1

Karaosmanoglu, K., Sayar N.A., Kurnaz Nayak, S., Muna R., Shreemathi S.M.,
I.A., dan Akbulut B.S. 2014. Govind P.G., Sartaj S.W., Kumari
Assessment of berberine as a S.P., dan Kapil G. 2016.
multi-target antimicrobial: a multi- Antibiotics to cure or harm:
omics study for drug discovery and concept of antibiotic resistance
repositioning. OMICS, 18(1): 42- among health professional
53. students in Nepal. International
Kavitha D. Dan Niranjali S. 2009. Journal of Medical Science and
Inhibition of enteropathogenic Public Health, 5(12): 2512-2517.
Escherichia coli adhesion on host Nostro, A., Andrea S.R., Giuseppe B.,
epithelial cells by Holarrhena Andreana M., Maria A.C.,
antidysenterica (L.) WALL. Francesco C.P., Pier L.C.,,
Phytotherapy Research, 23: 1229– Francesca P. dan Anna R.B. 2007.
1236. Effects of oregano, carvacrol and
Khan, D., Khan U., Shahab U., E. thymol on Staphylococcus
Mohiuddin, Halima N., M. Akram, aureus and Staphylococcus
H.M. Asif, Sultan A., dan Ibrahim epidermidis biofilms. J Med
K. 2011. Clinical evaluation of Microbiol, 56(4): 519-523.
herbal medicine for treatment of Quave C.L., Estévez-Carmona M.,
bacillary dysentery. Journal of Compadre C.M., Hobby G.,
Medicinal Plants Research, 5(17): Hendrickson H., Beenken K.E. dan
4099-4107. Smeltzer M.S. 2012. Ellagic acid
Khder A.K. 2008. Effect of Allium sativum derivatives from Rubus ulmifolius
and Myrtus communis on the inhibit Staphylococcus aureus
elimination of antibiotic resistance biofilm formation and improve
and swarming of Proteus response to antibiotics. PLoS ONE,
mirabilis. Jordan J Biol Sci, 1 (3): 7(1): e28737.
124–128. Quave C.L., Lyles J.T., Kavanaugh J.S.,
Kouitcheu, L.B., Joseph L.T., dan Jacques Nelson K., Parlet C.P., Crosby
K. 2013. The anti-shigellosis H.A., Heilmann K.P dan Horswill
activity of the methanol extract of A.R. 2015. Castanea sativa
Picralima nitida on Shigella (European Chestnut) leaf extracts
dysenteriae type I induced rich in ursene and oleanene
diarrhoea in rats. BMC derivatives block Staphylococcus
Complementary and Alternative aureus virulence and pathogenesis
Medicine, 13: 211. without detectable resistance.
Moore-Neibel, K., Gerber C., Patel J., PLoS ONE, 10(8): e0136486.
Friedman M., dan Ravishankar S. Quave, C.L. 2016. Antibiotics from nature:
2012. Antimicrobial activity of Traditional medicine as a source of
lemongrass oil against Salmonella new solutions for combating
enterica on organic leafy greens. J antimicrobial resistance. AMR
Appl Microbiol, 112(3): 485-492. Control: 98-102.
Farmaka 44
Volume 18 Nomor 1

Raja, B.S., Malliga R.M., Nirmal K.K., dan Sharma, S., Kumar, M., Sharma, S.,
Sivasitambaram N.D. 2011. Nargotra, A., Koul, S., dan Khan,
Isolation and partial I. 2010. Piperine as an inhibitor of
characterisation of a novel lectin Rv1258c, a putative multidrug
from Aegle marmelos fruit and its efflux pump of Mycobacterium
effect on adherence and invasion tuberculosis. The Journal of
of Shigellae to HT29 cells. PLoS antimicrobial chemotherapy,
ONE, 6(1): 1-9. 65(8): 1694-1701.
Sarkar R., Chaudhary S.K., Sharma A., Talekar S.J., Chochua S., Nelson K.,
Yadav K.K., Nema N.K., Klugman K.P., Quave C.L. dan
Sekhoacha M., Karmakar S., Vidal J.E. 2014. 220D-F2 from
Braga F.C., Matsabisa M.G., Rubus ulmifolius kills
Mukherjee P.K. dan Sen T.. 2014. Streptococcus pneumoniae
Anti-biofilm activity of Marula – a planktonic cells and pneumococcal
study with the standardized bark biofilms. PLoS ONE, 9(5):
extract. Journal of e97314.
Ethnopharmacology, 154(1): 170- Tan, K.H.B. dan Vanitha, J. 2004.
175. Immunomodulatory and
Scalbert A. 1991. Antimicrobial properties antimicrobial effects of some
of tannins. Phytochemistry. 30: traditional chinese medicinal
3875–3883. herbs: a review. Current medicinal
Shah S.M., Khan U., Naveed A., H.M. chemistry, 11(11): 1423-1430.
Asif, M. Akram., Khalil A., Vasavi H.S., Arun A.B. dan Rekha P.D.
Ghazala S., Tahira S., Riazur R., 2014. Anti-quorum sensing
Ashfaq A., dan Laila S. 2010. activity of Psidium guajava L.
Monograph of Holarrhena flavonoids against
antidysenterica (Linn.) Wall. Chromobacterium violaceum and
International Journal of Pseudomonas aeruginosa PAO1.
Phytomedicine, 2: 345-348. Microbiology and Immunology,
Shakeel, S., Khan U., Zeeshan A., Aqib Z., 58(5): 286-293.
dan Somia G. 2015. In vitro Viswanad, V., Aleykutty, N.A., Zachariah,
evaluation of antimicrobial S. dan Prabhakar, V. 2011.
activity of Entoban Syrup; a Antimicrobial potential of herbal
polyherbal formulation. World medicines. International journal of
Journal of Pharmaceutical Pharmaceutical Sciences and
Research, 4(5): 504-511. Research, 2(7): 1651-1658.
Shakya, A.K. 2016. Medicinal plants: Warren, B., Parish , M., & Schneider, K.
Future source of new drugs. 2006. Shigella as a foodborne
International Journal of Herbal pathogen and current methods for
Medicine, 4(4): 59-64. detection in food. Critical Reviews
in Food Science and Nutrition, 46:
551–567.
Farmaka 45
Volume 18 Nomor 1

World Health Organization. 2002. WHO Wu, J., Wei P., Rongxin Q., dan Hong Z.
Traditional Medicine Strategy 2014. Crataegus pinnatifida:
2002-2005. Tersedia online di: chemical constituents,
http://www.japi.org/june2004/ pharmacology, and potential
CR-505 (Diakses pada tanggal 1 applications. Molecules, 19(2):
Juni 2019). 1685-1712.
World Health Organization. 2014. WHO Xi Yap, P.S., Chin Yiap, B., Cai Ping, H.,
Traditional Medicine Strategy dan Lim, E. 2014. Essential oils, a
2014-2023. Tersedia online di: new horizon in combating
https://www.who.int/medicines/ bacterial antibiotic resistance. The
publications/traditional/trm_str Open Microbiology Journal, 8(1):
6-14.
ategy14_23/en/ (Diakses pada
tanggal 1 Juni 2019).
World Health Organization. 2016.
Dysentery (Shigellosis): Current
WHO Guidelines and the WHO
Essential Medicine List for
Children. Tersedia online di:
https://www.who.int/selection_me
dicines/committees/expert/21/appl
ications/s6_paed_antibiotics_app
endix5_dysentery.pdf (Diakses
pada tanggal 1 Juni 2019).

Anda mungkin juga menyukai