- Tanah Dasar (sub grade) adalah permukaan tanah semula atau permukaan galian atau
permukaan tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk
perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
- Lapis Pondasi Bawah (sub base course) adalah bagian perkerasan yang terletak
antara lapis pondasi dan tanah dasar. Bermacam-macam tipe tanah setempat (CBR >
20%, PI < 10%) yang relatif lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan
pondasi bawah. Dengan berfungsi sebagai berikut sebagai bagian dari konstruksi
perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban roda, mencapai efisiensi
penggunaan material yang relatif murah agar lapisan-lapisan selebihnya dapat dikurangi
tebalnya (penghematan biaya konstruksi), untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam
lapis pondasi, dan sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.
- Lapis Pondasi (base course) adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dengan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak
menggunakan lapis pondasi bawah). Bahan alam / bahan setempat (CBR > 50%, PI <
4%) antara lain batu pecah, kerikil pecah dan stabilisasi tanah dengan semen atau kapur.
Dengan fungsi sebagai berikut sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda
dan sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.
- Lapis Permukaan (surface course) adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Dengan fungsi sebagai berikut sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda,
sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan kerusakan akibat cuaca, dan
sebagai lapisan aus (wearing course).
c. Sebutkan bahan yang umum digunakan pada lapisan-lapisan struktur perkerasan lentur!
Jawab :
Tackcoat adalah leburan aspal pada permukaan yang sudah beraspal, berfungsi untuk
memberi ikatan antara permukaan tersebut dengan lapisan perkerasan diatasnya.
Prime coat adalah laburan aspal pada permukaan yang belum beraspal berfungsi untuk
memberi ikatan antara permukaan tersebut dengan lapisan perkerasan diatasnya.
d. Jelaskan apa yang mempengaruhi ketebalan dari lapisan struktur perkerasan lentur!
Jawab :
Koefisien distribusi arah kendaraan (c)
Angka Ekivalen Sumbu Kendaraan (E)
Lintas Ekivalen, Daya dukung Tanah (DDT)
Faktor Regional (FR)
Indek permukaan (IP)
Indek tebal perkerasan (ITp)
Koefisien kekuatan relatif.
e. Semakin menuju ke lapisan perkerasan diatasnya, umumnya ketebalannya menipis.
Jelaskan!
Jawab :
Lapisan pondasi bawah yang harganya paling murah atau ekonomis, jadi
penggunaannya tebal perkerasan diusahakan maksimum.
Lapisan pondasi relatif murah sehingga penggunaannya relatif tebal.
Lapisan permukaan pada umumnya harga mahal sehingga diusahakan menggunakan
tebal minimum.
f. Apa yang dimaksud lapisan permukaan perkerasan struktural dan non struktural?
Jawab :
Lapis struktural sebagai lapis yang menahan dan menyebarkan beban roda.
Lapis non struktural sebagai lapis aus dan kedap air.
2. a. Jelaskan pengertian dari struktur perkerasan jalan kaku!
Jawab : Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah suatu susunan konstruksi
perkerasan di mana sebagai lapisan atas digunakan pelat beton yang terletak di atas
pondasi atau di atas tanah dasar pondasi atau langsung di atas tanah dasar (subgrade).
Perkerasan kaku atau perkerasan beton semen adalah suatu konstruksi (perkerasan)
dengan bahan baku agregat dan menggunakan semen sebagai bahan ikatnya, (Aly,2004).
Perkerasan kaku merupakan struktur yang terdiri dari pelat beton semen yang
bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan
dan terletak di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan pengaspalan sebagai lapis
aus (nonstruktural).
b. Uraikan istilah lapisan-lapisan struktur perkerasan kaku pada gambar di bawah ini!
Jawab :
Pekerasan lentur
- Perancangan sederhana dan dapat digunakan untuk semua tingkat volume lalu – lintas dan
semua jenis jalan berdasarkan klasifikasi fungsi jalan raya.
- Kendali kualitas untuk Job Mix agak rumit karena harus diteliti baik di laboratorium
sebelum dihampar, maupun setelah dihampar di lapangan.
- Rongga udara dapat mengurangi tegangan yang timbul akibat perubahan volume campuran
aspal. Oleh karena itu tidak diperlukan sambungan.
- Umur rencana relative pendek 5 – 10 tahun.
- Indeks pelayanan yang terbaik hanya pada saat selesai pelaksanaan konstruksi, setelah itu
berkurang seiring dengan waktu dan frekuensi beban lalu – lintasnya.
- Pada umumnya biaya awal konstruksi rendah, terutama untuk jalan lokal dengan volume
lalu – lintas rendah.
- Pelaksanaan cukup rumit disebabkan kendali kualitas harus diperhatikan pada sejumlah
parameter, termasuk kendali terhadap temperature.
- Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan, mencapai lebih kurang 2x lebih besar daripada
perkerasan kaku.
- Pelapisan ulang dapat dilaksanakan pada semua tingkat ketebalan perkerasan yang
diperlukan lebih mudah menentukan perkiraan saat pelapisan ulang harus dilakukan.
- Kekuatan konstruksi perkerasan lentur ditentukan oleh kemampuan penyebaran tegangan
setiap lapisan dan ditentukan oleh tebal setiap lapisan dan kekuatan tanah dasar yang
dipadatkan.
4. Apa yang dimaksud beban gandar (axle load)?
Jawab : Tekanan gandar atau dalam bahasa inggrisnya axle load adalah berat maksimum
kereta per pasang roda yang dibolehkan untuk suatu bagian dari jalur yang dilaluinya. Beban
poros maksimum berkaitan dengan kekuatan tanah dari jalur yang dilalui, yang ditentukan oleh
berat rel, kerapatan bantalan dan balast kricak, kecepatan kereta, dan kekuatan jembatan.
5. Bagaimana cara mengetahui daya dukung tanah dasar?
Jawab : Pada umumnya penyelidikan tanah yang dilakukan adalah uji SPT untuk
penyelidikan tanah yang dalam (>20m) dan sondir untuk mengetahui daya dukung tanah
dangkal (<20m). Sekarang telah ada alat untuk mengukur daya dukung tanah yang lebih simple
dan praktis, mudah dibawa kemana-mana dan dapat dijalankan oleh satu orang. Alat yang
bernama HMP ini tersedia dalam beberapa model sesuai dengan aplikasi penggunaannya.
a) HMP SON (20%)
Cara kerjanya yaitu dengan memberikan pukulan pada tanah yang terekam per 10 cm
dan dapat tersimpan dalam perangkat dan tersedia untuk analisa lebih lanjut, data dapat
ditransferkan ke PC/laptop untuk analisa lebih lanjut. Dalam waktu singkat Anda
membuat sebagai laporan pengukuran dan grafik sesuai dengan DIN EN ISO 22476-2.
Sebuah laporan singkat bahkan dapat dicetak pada thermal printer secara langsung di
lokasi. Hasil pengukuran seperti pengukuran Standart Penetrasi Test (SPT)
b) HMP LFG (20%)
Alat yang mudah dibawa aleh 1 orang sangat tepat untuk pengawasan pekerjaan sipil
antara lain :
Timbunan dan pemadatan untuk lapisan perkerasan jalan
Timbunan dan perkerasan untuk lapisan pondasi Gedung
Timbunan dan perkerasan untuk lantai kerja
6. Uji apa yang perlu dilakukan untuk mengetahui kepadatan tanah dasar dan daya dukung tanah
dasar?
Jawab :
Pemboran inti / core drilling / boring (50%) yaitu mengambil contoh tanah untuk
mengetahui lapisan tanah dan untuk
mengambil contah tanah yang akan di uji di laboratorium.
Uji Conus / Sondir (60%) untuk mengetahui nilai tahanan konus (qc) terhadap
konsistensi tanah.
Standart Penetrasi Test (80%)
Pengujian hand boring dan SPT didasarkan atas ASTM D-1586, berupa diskripsi
susunan lapisan-lapisan tanah serta nilai SPT yang dinyatakan dalam N pukulan. Nilai
SPT diperoleh yaitu pada tabung SPT ditekan tau dipukul sedalam 150 mm pada tanah
tak terganggu sambil mencatat banyaknya pukulan yang diperlukan. Pengujian ini
dilakukan bersamaan dengan pengambilan contoh tanah dan biasa dilakukan tiap 1.5 - 2
m kedalaman atau tiap pergantian jenis tanah.
Uji tanah dilaboratorium (10%) menggunakan sampel tanah yang telah di ambil pada
pekerjaan core drilling yaitu undistrube sample / contoh tanah tidak terganggu.
Dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakteristik tanah, Hasilnya akan di korelasikan
dengan hasil uji lapangan sehingga dapat didesain dimensi pondasi yang aman dan
efisien.
7. Jelaskan prinsip penyebaran beban roda pada lapisan perkerasan lentur dan kaku!
Jawab :
Perkerasan lentur (fleksible pavement) yaitu perkerasan yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat. Lapisan ini bersifat memikul dan menyebarkan beban lalulintas
ke tanah dasar.
Perkerasan kaku merupakan struktur yang terdiri dari pelat beton semen yang
bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan
dan terletak di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan pengaspalan sebagai lapis
aus (nonstruktural).
8. Bagaimana prinsip menentukan tebal perkerasan jalan? Apa ada rumus umum yang dipakai
pada perencanaan tebal perkerasan dengan cara analisa komponen? Jelaskan!
Jawab : Mengacu pada beberapa analisa komponen seperti, Bina Marga, AASHTO, NASRA,
US ARMY, dsb. Prinsip menentukan tebal perkerasan jalan menggunakan rumus :
ITP = a1D1+ a2D2+a3D3
Yang dimana :
a1, a2, a3 = koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan.
D1, D2, D3 = tebal masing-masing lapis perkerasan (cm).
9. Apa yang dimaksud lendutan balik perkerasan lentur? Bagaimana cara mengetahuinya?
Jawab : Lendutan balik (rebound deflection) adalah besar lendutan balik vertikal suatu
permukaan perkerasan akibat beban yang berpindah dan lendutan langsung (directly
deflection) adalah besar lendutan vertikal suatu permukaan perkerasan akibat beban langsung.
Cara mengetahuinya adalah dengan melakukan uji coba salah satu caranya dengan
menggunakan alat Benklemen Beam. Besar lendutan balik ( Rebound deflection)
ditunjukkan dalam rumus berikut:
Rebound deflection (δrd) = (1,5*q*a)/E
q = beban merata sepanjang merata sepanjang bidang kontak roda dengan permukaan
jalan
permukaan jalan (kg/cm2)
a = Jari-jari ekivalen ekivalen dari roda tunggal tunggal (cm)
E = Modulus elastisitas elastisitas bahan (kg/cm2)
1,5 = Faktor lend Faktor lendutan.
10. Parameter apa yang diperoleh dari analisa lalu lintas, dalam merencanakan overlay dengan
analisa lendutan balik?
Jawab : Cummulative Equivalent Standard Axle (CESA).
11. Mengapa pada sambungan perkerasan kaku tanpa tulangan perlu dipasang besi penyambung
(dowel)?
Jawab : untuk memberi kebebasan bergeser.
12. Mengapa pelat beton pada perkerasan kaku perlu dipotong dan diberi joint sealant?
Jawab : agar retak yang apabila timbul pada plat beton baik retak melintang maupun
memanjang sesuai dengan yang kita harapkan baik bentuk maupun lokasinya / apabila timbul
retak tidak mengenai seluruh bagian plat beton.