Anda di halaman 1dari 19

SIMULASI PENELITIAN

PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN


EKONOMI DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS


Mata Kuliah Metodologi Penelitian Ekonomi
Dosen Pengampu
Dr. Muhammad Aswad, M.A

Disusun oleh:
Eka Fitria Wulan Madjid
NIM. 12402183101

KELAS ES 5C
JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

JANUARI 2020
PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DI INDONESIA

Eka Fitria Wulan Madjid


Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Tulungagung
Email: wulan555550@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh tenaga kerja terhadap
PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019, (2) pengaruh investasi terhadap PDRB di Pulau
Jawa periode 2017-2019. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dan asosiatif.
Subjek dalam penelitian ini adalah PDRB yang berada di Pulau Jawa periode 2017-2019.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diambil melalui
Badan Pusat Statistik (BPS) yang dianalisis dengan analisis regresi linier berganda. Hasil
dari analisis regresi linier berganda menunjukan bahwa (1) ada pengaruh secara simultan
yang signifikan dari tenaga kerja dan investasi terhadap PDRB di Pulau Jawa Periode
2017-2019, (2) tidak ada pengaruh secara parsial dari tenaga kerja PDRB di Pulau Jawa
periode 2017-2019, dan (3) ada pengaruh secara parsial yang signifikan dari investasi
terhadap PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019, dan (3) ada pengaruh secara parsial
yang signifikan dari investasi terhadap PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019.

Kata kunci: tenaga kerja, investasi, PDRB

A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi menurut Kuznet dalam Todaro (2003: 99) adalah kenaikan
kapasitas dalam jangka panjang dari negara bersangkutan untuk menyediakan berbagai
barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas ditentukan oleh kemajuan atau
penyesuaian teknologi, institusional, dan ideologis terhadap tuntutan keadaan yang ada.
Todaro (2003: 92) menyampaikan ada tiga faktor atau komponen utama dalam
pertumbuhan ekonomi dari setiap negara. Ketiga faktor tersebut adalah:
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
2. Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah
angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi, berupa cara baru atau perbaikan cara-cara lama dalam
menangani pekerjaan-pekerjaan.

Laju pertumbuhan ekonomi dibutuhkan dan merupakan sumber utama


peningkatan standar hidup. Menurut BPS (2015) menyatakan bahwa untuk mengukur
sejauh mana perkembangan kegiatan ekonomi suatu wilayah, bisa dilihat melalui laju
pertumbuhan ekonominya. Teori pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai
penjelasan mengenai faktor-faktor yang menentukan kenaikan output perkapita dalam
jangka panjang dan penjelasan faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses
pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi
utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan. Karena jumlah penduduk setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan
ekonomi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan
pendapatan setiap tahun. Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran,
pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja sebagai
sumber pendapatan. Pertumbuhan ekonomi tanpa disertai dengan penambahan
kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan pembagian dari penambahan
pendapatan tersebut (cateris paribus), yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi
pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan. Pemenuhan kebutuhan konsumsi
dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa dicapai dengan peningkatan output agregat
(barang dan jasa) atau PDB yang terus-menerus.

1. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)


Merupakan indikator yang banyak digunakan sebagai tolak ukur potensi
ekonomi daerah. PDRB didefinisikan sebagai angka yang secara agregratif
menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan/balas jasa
kepada faktor-faktor produksi di daerah tersebut. Seluruh nilai tambah yang
ditimbulkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang melakukan kegiatan usaha yang
melakukan kegiatan usahanya di suatu wilayah dimasukkan, tanpa memperhatikan
pemilihan faktor-faktor produksi.
Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB atau PDRB yang
digunakan adalah nilai PDB atau PDRB berdasarkan harga konstan. Hal ini dilakukan
karena dengan menggunakan harga konstan, pengaruh perubahan harga (inflasi) telah
dihilangkan, sehingga sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dari total output
barang dan jasa, perubahan nilai PDB atau PDRB sekaligus menunjukkan perubahan
jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode pengamatan.
Rahardja dan Manurung (2005) menunjukkan cara menghitung laju pertumbuhan
ekonomi secara sederhana dengan model sebagai berikut:
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 − 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1
𝐺𝑡 = x 100%
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1

di mana: PDRBt = Produk Domestik Bruto Riel pada tahun t.


PDRBt-1 = Produk Domestik Bruto Riel pada tahun t-1.
t = kurun waktu pengamatan.
Gt = pertumbuhan ekonomi periode
2. Tenaga Kerja
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi adalah
sumber daya manusia yang ada di suatu wilayah. Penduduk yang bertambah dari waktu
ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada pertumbuhan
ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan
penambahan tersebut memungkinkan suatu daerah untuk menambah produksi.
Namun di sisi lain, akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan
ekonomi dihadapi oleh masyarakat yang tingkat pertumbuhan ekonominya masih
rendah. Hal ini berarti bahwa kelebihan jumlah penduduk tidak seimbang dengan
faktor produksi lain yang tersedia dimana penambahan penggunaan tenaga kerja tidak
akan menimbulkan penambahan dalam tingkat produksi.
3. Investasi
Bentuk investasi umumnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu investasi
yang dilakukan oleh pemerintah/swasta dan investasi oleh pihak luar negeri. Investasi
yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta lebih dikenal dengan sebutan PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri) sedangkan investasi dari pihak luar negeri dikenal
dengan sebutan PMA (Penanaman Modal Asing). Dengan adanya investasi maka
kapasitas dalam produksi akan meningkat yang kemudian akan mempengaruhi output
yang dihasilkan. Meningkatnya output akan menyebabkan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Penggunaan modal asing memang memberikan
sumbang asih yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi akan tetapi dalam
jangka panjang ketergantungan terhadap penggunaan modal asing akan memberikan
dampak buruk terhadap perekonomian. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
keuntungan dari penggunaan modal asing biasanya hanya dinikmati oleh pihak asing.
Selain itu kehadiran investor asing akan berdampak buruk bagi investor dalam negeri
yang memiliki usaha yang sejenis karena biasanya investor dalam negeri kurang
mampu bersaing dari segi penggunaan teknologi. Oleh karena itu sebaiknya
pembangunan ekonomi harus bertumpu pada kemampuan modal dalam negeri.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang
dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Apakah tenaga kerja dan investasi secara parsial mempunyai pengaruh terhadap PDRB
di Pulau Jawa periode 2017-2019 ?
2. Apakah tenaga kerja dan investasi secara simultan mempunyai pengaruh terhadap
PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019 ?
3. Manakah yang mempunyai pengaruh dominan di antara tenaga kerja dan investasi
terhadap PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019 ?
4. Berapa besar laju pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa periode 2017-2019 ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:

1. Menganalisis pengaruh tenaga kerja dan investasi secara parsial mempunyai pengaruh
terhadap PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019.
2. Menganalisis pengaruh tenaga kerja dan investasi secara simultan mempunyai
pengaruh terhadap PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019.
3. Menganalisis variabel yang dominan di antara tenaga kerja dan investasi terhadap
PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019.
4. Menghitung laju pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa periode 2017-2019.
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai:

1. Bahan masukan (input) bagi Pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan yang
berhubungan dengan upaya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi daerah.
2. Bahan bandingan bagi peneliti lain yang berkeinginan melanjutkan penelitian ini, baik
sebagai kelanjutan dari penelitian ini di daerah yang sama ataupun di daerah lainnya.

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga tenaga kerja dan investasi secara simultan berpengaruh terhadap PDRB di
Pulau Jawa periode 2017-2019.
2. Diduga tenaga kerja dan investasi secara parsial berpengaruh terhadap PDRB di
Pulau Jawa periode 2017-2019.
3. Diduga investasi mempunyai pengaruh dominan terhadap PDRB di Pulau Jawa
periode 2017-2019.

B. Metode Penelitian
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain penelitian
deskriptif dan asosiatif. Dikatakan penelitian deskriptif karena dilakukan untuk
mengetahui dan menjelaskan nilai variabel mandiri, yaitu tenaga kerja, investasi dan
PDRB. Sebagai penelitian asosiatif, karena penelitian ini berusaha mencari hubungan dan
pengaruh antara variabel satu (independent) dengan variabel lain (dependent). Variabel
yang mempengaruhi dalam penelitian ini yaitu tenaga kerja dan ivestasi sedangkan
variabel yang terkena pengaruh yaitu PDRB.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga atau instansi terkait
seperti BPS (Badan Pusat Statistik), jurnal-jurnal terdahulu yang terkait, dan buku.
Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive
sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang respresentatif sesuai dengan
kriterianya:
1. Persentase Tenaga Kerja Formal Menurut Provinsi (Persen) di Pulau Jawa tahun
2017-2019.
2. Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri Menurut Provinsi (Investasi)
(Milyar Rupiah) di Pulau Jawa tahun 2017-2019.
3. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga
Konstan 2010 (Persen) di Pulau Jawa tahun 2017-2019.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah perusahaan yang terpilih jadi sampel
penelitian adalah sebanyak 6 provinsi. Sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini
adalah 3 tahun obsevasi x 6 sampel adalah 18 sampel observasi.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Validasi
Uji validasi digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur di mana untuk meyakinkan bahwa
kuesioner benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat layak atau tidaknya model regresi
yang digunakan untuk memprediksi variabel terikat berdasarkan masukan variabel
bebasnya, maka model regresi harus terbebas dari beberapa asumsi.
3. Uji Hipotesis (Uji t)
Digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang
menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari
populasi yang sama terdapat perbedaan yang signifikan (Sudjiono, 2010).
4. Uji Koefisien Regresi
Menggunkan analisis linier berganda yang digunakan untuk mengukur ada atau
tidaknya pengaruh antara tenaga kerja (X1), dan investasi (X2) sebagai variabel
independent (bebas) terhadap PDRB (Y) sebagai variabel dependent (terikat). Rumus
regresi linier berganda menurut Sugiyono (2011: 192) adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2Keterangan:
Y : Variabel terikat (PDRB)
a : Konstanta
b1,... b2 : Koefisien regresi bebas 1 sampai 2
X1 : Variabel bebas (tenaga kerja)
X2 : Variabel bebas (investasi)
5. Uji Koefisien Determinasi
Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).

C. Lampiran Data Lapangan


Data yang dilampirkan adalah data dokumentasi yang diambil dari website BPS
(Badan Pusat Statistik) yang sifatnya time series.
1. Persentase Tenaga Kerja Formal Menurut Provinsi
(Persen)

Provinsi 2019 2018 2017


DKI JAKARTA 68,65 69,85 71,55
JAWA BARAT 49,80 51,79 50,22
JAWA TENGAH 42,01 39,33 39,71
DI YOGYAKARTA 48,36 45,55 43,45
JAWA TIMUR 39,36 38,12 38,65
BANTEN 57,86 56,01 58,07
Source Url: https://www.bps.go.id/indicator/6/1168/1/persentase-tenaga-
kerja-formal-menurut-provinsi.html

2. Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri


Menurut Provinsi (Investasi) (Milyar Rupiah)

Provinsi 2019 2018 2017


DKI JAKARTA 62 094,8 49 097,4 47 262,3
JAWA BARAT 49 284,2 42 278,2 38 390,6
JAWA TENGAH 18 654,7 27 474,9 19 866,0
DI YOGYAKARTA 6 298,8 6 131,7 294,6
JAWA TIMUR 45 452,7 33 333,1 45 044,5
BANTEN 20 708,4 18 637,6 15 141,9
Source Url: https://www.bps.go.id/indicator/13/793/1/realisasi-investasi-
penanaman-modal-dalam-negeri-menurut-provinsi-investasi-.html
3. [Seri 2010] Laju Pertumbuhan Produk Domestik
Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan
2010 (Persen)

Provinsi 2019 2018 2017


DKI JAKARTA 4,98 5,22 5,21
JAWA BARAT 3,72 4,26 3,89
JAWA TENGAH 4,72 4,59 4,52
DI YOGYAKARTA 5,48 5,06 4,11
JAWA TIMUR 5,00 4,94 4,87
BANTEN 3,59 3,81 3,67

- Data 2018: Angka sementara


- Data 2019: Angka sangat sementara

Source Url: https://www.bps.go.id/indicator/52/296/1/-seri-2010-laju-


pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-per-kapita-atas-dasar-harga-
konstan-2010.html

D. Output Hasil Analisis


1. Uji Validasi

Correlations
Tenaga Kerja Investasi PDRB
Tenaga Kerja Pearson Correlation 1 ,382 ,005
Sig. (2-tailed) ,118 ,983
N 18 18 18
Investasi Pearson Correlation ,382 1 ,181
Sig. (2-tailed) ,118 ,473
N 18 18 18
PDRB Pearson Correlation ,005 ,181 1
Sig. (2-tailed) ,983 ,473
N 18 18 18

Berdasarkan output di atas diketahui angka r hitung untuk tenaga kerja adalah
sebesar 0,005 dan investasi sebesar 0,181menunjukkan bahwa tenaga kerja dan
investasi tersebut valid.
2. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi yang baik harus bersifat BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias.
Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE tersebut maka harus dipenuhi beberapa
asumsi klasik sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Modal regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal (Santoso, 2002:212). Untuk mendeteksi normalitas adalah
dengan melihat penyebaran data/titik pada sumbu diagonal dari grafik, dasar
pengambilan keputusan adalah:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dari grafik di atas diketahui bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis


diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena
memenuhi asumsi normalitas. Dimana uji ini dihitung dengan menggunakan alat
bantu ukur program SPSS.
b. Analisis Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi
terjadi masalah Autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi
Autokorelasi didalamnya. Menurut Imam Ghozali (2011: 111) tidak ada gejala
autokorelasi, jika nilai Durbin Watson terletak antara du sampai dengan (4-du).

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,193a ,037 -,091 ,63708 1,959
a. Predictors: (Constant), Investasi, Tenaga Kerja
b. Dependent Variable: PDRB

Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson


(DW) dengan ketentuan, nilai du dicari pada distribusi nilai tabel Durbin Watson
berdasarkan k (2) dan N (18) dengan signifikansi 5%.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa model regresi yang terbentuk du
(1,5353) < DW (1,959) < 4-du (2,4647) sehingga tidak terjadi Autokorelasi.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengidentifikasi hubungan antar
variabel independen (bebas). Regresi yang baik adalah regresi yang variabel
bebasnya tidak memiliki hubungan yang erat atau dengan kata lain tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel independennya. Ketentuan dalam pengujian ini
adalah:
1) Jika nilai tolerance < 0,100 dan VIF > 10,00 maka terdapat korelasi yang terlalu
besar di antara salah satu variabel bebas dengan variabel-variabel bebas yang
lain (terjadi multikolinearitas).
2) Jika nilai tolerance>0,100 dan VIF<10,00 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics
Toleran
Model B Std. Error Beta T Sig. ce VIF
1 (Constant) 4,526 ,717 6,309 ,000
Tenaga -,004 ,015 -,075 -,272 ,789 ,854 1,171
Kerja
Investasi 7,131E-6 ,000 ,209 2,763 ,007 ,854 1,171
a. Dependent Variable: PDRB

Dari 2 variabel bebas yang ada diketahui memiliki nilai tolerance > 0,1 dan
VIF < 10 maka penelitian ini bebas dari Multikolinearitas atau tidak terjadi
Multikolinieritas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji terhadap adanya Heteroskedastisitas adalah bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari
pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan yang satu
ke pengamatan yang lain tetap, maka ini disebut Homoskesdastisitas. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Menurut Imam Ghozali (2011: 139) tidak terjadi heteroskedastisitas, jika tidak ada
pola yang jelas (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) pada gambar
scatterplots, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Dari grafik di atas diketahui bahwa titik-titik data tersebar di daerah antara
0 – Y dan tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi yang terbentuk
diidentifikasi tidak terjadi Heteroskedastisitas. Karena data yang diolah sudah tidak
mengandung Heteroskedastisitas, maka persamaan regresi linear berganda yang
diperoleh dapat dipergunakan untuk penelitian.
3. Uji Hipotesis (uji T dan Uji F)
a. Uji T
Uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui apakah model persamaan
regresi telah signifikan untuk digunakan mengukur pengaruh secara parsial
variabel bebas tenaga kerja dan investasi terhadap PDRB. Dari hasil pengolahan
data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil output t hitung sebagai
berikut:

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 4,526 ,717 6,309 ,000
Tenaga -,004 ,015 -,075 -,272 ,789
Kerja
Investasi 7,131E-6 ,000 ,209 2,763 ,007
a. Dependent Variable: PDRB

1) Prosedur pengujian menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi 0,05.


Menurut Imam Ghozali (2011: 101) jika nilai Sig. < 0,05 maka artinya variabel
independent (X) berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependent (Y).
a) Uji parsial antara variabel independent tenaga kerja (X1) terhadap PDRB
(Y), dengan nilai Sig. = 0,789 Karena nilai Sig. 0,789 > 0,05 hal ini berarti
bahwa variabel independent tenaga kerja secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap PDRB.
b) Uji parsial antara variabel independent investasi (X2) terhadap PDRB (Y),
dengan nilai Sig = 0,007 Karena nilai Sig 0,007 > 0,05 hal ini berarti bahwa
variabel independent investasi secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap PDRB.
2) Prosedur pengujian menggunakan uji t berdasarkan t hitung dan t tabel.
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014: 155), jika nilai thitung > ttabel maka artinya
variabel independent (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel
dependent (Y). Dengan rumus ttabel = (α/2; n-k-1).
Jadi = (0,05/2; 18-2-1)
= (0,025; 15)
= 2,131
a) Uji parsial antara variabel independent tenaga kerja (X1) terhadap PDRB
(Y), dengan nilai ttabel = 2,131 karena nilai thitung (-0,272) < ttabel (2,131) hal
ini berarti bahwa variabel independent tenaga kerja secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap PDRB.
b) Uji parsial antara variabel independent investasi (X2) terhadap PDRB (Y),
dengan nilai ttabel = 2,131 karena nilai thitung (2,763) > ttabel (2,131) hal ini
berarti bahwa variabel independent investasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap PDRB.
b. Uji F
Uji signifikansi model dengan uji F digunakan untuk mengetahui apakah
model regresi linier berganda yang telah didapatkan telah signifikan (telah sesuai
untuk menggambarkan pengaruh simultan variabel bebas terhadap variabel
terikat). Uji signifikansi model ini dapat dilihat pada nilai F hitung yang telah
diperoleh dari program SPSS sebagai berikut:

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,237 2 ,118 4,292 ,000b

Residual 6,088 15 ,406

Total 6,325 17

a. Dependent Variable: PDRB


b. Predictors: (Constant), Investasi, Tenaga Kerja

1) Dasar pengambilan keputusan uji F simultan dengan menggunakan nilai


signifikansi (Sig. < 0,05). Untuk mengetahui variabel-variabel bebas
berpengaruh secara simultan (bersama) terhadap variabel terikat digunakan uji
F dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Jika hasil statistik F pada taraf
signifikansi < 0,05 berarti variabel-variabel bebas (X) mempunyai pengaruh
yang signifikan secara simultan terhadap variabel terikat (Y) dan sebaliknya.
Karena nilai sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa tenaga kerja da investasi secara simultan berpengaruh terhadap PDRB.
Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis bahwa tenaga kerja dan
investasi secara simultan mempunyai pengaruh terhadap PDRB.
2) Dasar pengambilan keputusan uji F simultan dengan menggunakan nilai
hitung dan tabel. Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014: 155), jika nilai Fhitung
> Ftabel maka artinya variabel independent (X) secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependent (Y). Dengan rumus Ftabel = (k; n-k).
Jadi = (2; 18-2)
` = (2; 16)
= 3,63
Hasil statistik F pada Ftabel > 3,63 berarti variabel-variabel bebas (X)
mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel
terikat (Y) dan sebaliknya. Karena nilai Ftabel > 3,63 yaitu 4,292 > 3,63,
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tenaga kerja da investasi secara
simultan berpengaruh terhadap PDRB. Hasil penelitian ini berarti mendukung
hipotesis bahwa tenaga kerja dan investasi secara simultan mempunyai
pengaruh terhadap PDRB.
4. Uji Koefisien Regresi

Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) 4,526 ,717 6,309 ,000
Tenaga -,004 ,015 -,075 -,272 ,789 ,854 1,171
Kerja
Investasi 7,131E-6 ,000 ,209 2,763 ,007 ,854 1,171
a. Dependent Variable: PDRB

Dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut:


Y = a + b1X1 + b2X2
Y = 4,526 + (-0,004)X1 + 0,000007131X2
Dari persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 4,526; artinya jika tenaga kerja (X1) dan investasi (X2) nilainya
adalah 0, maka PDRB (Y) nilainya sebesar 4,526%.
b. Koefisien regresi variabel tenaga kerja (X1) sebesar -0,004; artinya jika variabel
independent lain mengalami kenaikan 1%, maka PDRB (Y) akan mengalami
penurunan sebesar -0,004% . Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan
negatif antara tenaga kerja dan PDRB, semakin naik tenaga kerja semakin turun
PDRB.
c. Koefisien regresi variabel investasi (X2) sebesar 0,000007131; artinya jika
variabel independen lain nilainya tetap dan investasi mengalami kenaikan 1%,
maka PDRB (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,000007131%. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara investasi dengan PDRB,
semakin naik Investasi semakin meningkat PDRB.
5. Uji Koofisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,193a ,037 -,091 ,63708
a. Predictors: (Constant), Investasi, Tenaga Kerja
b. Dependent Variable: PDRB

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,037 atau (37%).
Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan berpengaruh variabel independen
(tenaga kerja dan investasi) sebesar 37%. Atau variasi independent (tenaga kerja dan
investasi) yang digunakan dapat menjelaskan sebesar 37% variasi variabel dependen
(PDRB). Sedangkan sisanya sebesar 63% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.

E. Hasil Penelitian
Hasil pengujian dari Uji hipotesis pada Uji t diketahui bahwa tenaga kerja secara
parsial tidak berpengaruh terhadap PDRB. Hasil penelitian itu berarti tidak mendukung
hipotesis yang telah ditetapkan yaitu ”Diduga tenaga kerja secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019”. Tidak adanya pengaruh
tenaga kerja terhadap PDRB ini disebabkan karena lapangan kerja yang tersedia masih
minim sehingga untuk menampung semua tenaga kerja masih kurang, kemudian di
butuhkan juga modal yang tinggi dan teknologi yang memadai serta mutu dari SDM
dinilai masih kurang sehingga dirasa tidak dapat berpenaruh terhadap PDRB. Kemudian
berdasarkan hasil Uji t diketahui bahwa investasi secara parsial berpengaruh terhadap
PDRB. Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang telah ditetapkan yaitu
”Diduga investasi secara parsial mempunyai pengaruh terhadap PDRB di Pulau Jawa
periode 2017-2019.” Adanya pengaruh investasi terhadap PDRB ini disebabkan proses
dari investasi ini cukup mudah sehingga banyak investor asing yang masuk dan dampak
dalam jangka pendek invetasi asing sangat menguntungkan dalam pertumbuhan ekonomi
termasuk PDRB di mana dapat mempengaruhi pendapatan negara, kesejahteraan
masyarakat serta menambah stok modal.
Berdasarkan uji F diketahui bahwa tenaga kerja dan investasi secara simultan
berpengaruh terhadap PDRB. Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang telah
ditetapkan yaitu ”Diduga tenaga kerja dan investasi secara simultan berpengaruh terhadap
PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019” Adanya pengaruh simultan ini menunjukkan
bahwa variabel makro ekonomi secara bersama-sama turut mempengaruhi besarnya
PDRB. Pengadaan investasi yang dilakukan pada periode 2017-2019 dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional, kesejahteraan
masyarakat dan stok modal produksi. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
pengaruh dominan terhadap PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019 ditunjukkan oleh
variabel investasi. Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis ketiga bahwa investasi
mendukung pengaruh dominan terhadap PDRB di Pulau Jawa periode 2017-2019.
Selain dari Uji hipotesis (Uji T dan F) dijelaskan pula dari Uji Regresi dari
variabel bebas yaitu tenaga kerja memiliki pengaruh negatif terhadap PDRB sebesar -
0,004% apabila tenaga kerja mengalami kenaikan 1%. Dan variabel bebas investasi
memiliki pengaruh yang postif terhadap PDRB sebesar 0,000007131% apabila investasi
mengalami kenaikan 1%. Dan laju pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh variabel
bebas (tenaga kerja dan investasi) sebesar 37%.
F. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yang nantinya dapat


digunakan sebagai bahan pertimbangan, yaitu:

1. Dari setiap variabel bebas yang digunakan memiliki pengaruh yang berbeda.
Variabel bebas X1 (tenaga kerja) tidak memiliki pengaruh terhadap PDRB
dibuktikan dengan tingkat signifikansi 0,789 > 0,05 dan nilai ttabel yaitu thitung (-0,272)
< ttabel (2,131). Sedangkan untuk variabel bebas X2 (investasi) memiliki pengaruh
terhadap PDRB dibuktikan dengan tingkat signifikansi 0,007 < 0,05 dan nilai ttabel
yaitu thitung (2,763) > ttabel (2,131).
2. Untuk mendorong laju PDRB yaitu dipengaruhi langsung oleh variabel bebas X1 dan
X2 (tenaga kerja dan investasi) sebesar 37%, sehingga untuk mempercepat laju
PDRB tersebut dibutuhkan dari variabel makro lainnya sebesar 63%.

G. Rekomendasi
1. Dalam penelitian selanjutnya tentang pertumbuhan ekonomi, alangkah baiknya
menambahkan variabel makro lainnya dalam penelitian sehingga hasil yang diperoleh
dalam penelitian lebih maksimal.
2. Untuk mendapat tingkat keakuratan untuk peneliti selanjutnya lebih menjabarkan lagi
tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi variabel tersebut.
3. Sebaiknya untuk pemerintah untuk mendorong laju PDRB dapat memperluas lapangan
kerja serta memberikan pelatihan kepada masyarakat guna meningkatkan mutu SDM
serta meningkatkan minat investasi dalam negeri sehingga memberi pengaruh yang
baik dalam jangka panjang.
4. Bagi pembaca untuk memperluas wawasan silahkan membaca sumber-sumber yang
terkait dengan penelitian ini.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Samsul dan Yoyok Soesatyo. 2020. Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat
Pengangguran, dan Konsumsi, dalam Bingkai Kesejahteraan Mayarakat.
Banyumas: Pena Persada.
Duko, Hilman, Paulus A.Pangemanan, Theodora M. Katiandagho. 2018. “ Analisis
Pengaruh Variabel Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Di Kabupaten Halmahera
Timur”, Agri-SosioEkonomi, 14(1): 95-108.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Undip.
Hardiyanti, Sri, Syahrir Mallongi, Dahliah. 2020. “Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Gowa”,
Jurnal Ilmu Ekonomi, 3(3).
https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/pengaruh-investasi-terhadap-pertumbuhan-
ekonomi-suatu-negara/, diakses 6 Januari 2021.
https://www.bps.go.id/indicator/6/1168/1/persentase-tenaga-kerja-formal-menurut-
provinsi.html, diakses 5 Januari 2021.
https://www.bps.go.id/indicator/13/793/1/realisasi-investasi-penanaman-modal-dalam-
negeri-menurut-provinsi-investasi-.html, diakses 5 Januari 2021.
https://www.bps.go.id/indicator/52/296/1/-seri-2010-laju-pertumbuhan-produk-
domestik-regional-bruto-per-kapita-atas-dasar-harga-konstan-2010.html,
diakses 5 Januari 2021.
Sembiring, Masta. “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2011-2015”. Diakses 6 Januari 2021.
Suwandi. 2015. Desentralisasi Fiskal dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi,
Penyerapan Kerja, Kemiskinan, dam Kesejahteraan di Kabupaten/Kota Induk
Provinsi Papua. Yogyakarta: Deepublish.
Wiratna, Sujarweni. W. 2014. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai