Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

MESIN DAN PERALATAN

MEKANISASI PERTANIAN

ACARA 4

SISTEM TRANSMISI GERAK

Disusun oleh :

Listiya Hidayah

1710401096

Asisten Praktikum

Silvi Dwiyanti

Kelompok C.5

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2019
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi
tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau instrumen yang
digunakan untuk dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk
mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya
digerakkan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan
menjadi sumber utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainnya, "unit traktor",
yang mendefinisikan kendaraan truk semi-trailer.
Sistem transmisi merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
memindahkan dan meneruskan daya dari motor penggerak ke bagian-bagian yang
bergerak. Sistem transmisi pada kendaraan berfungsi untuk meneruskan putaran dari
mesin ke sistem kopling dan selanjutnya ke sistem penggerak roda juga berfungsi
sebagai pengatur kecepatan kendaraan. Dengan demikian suatu kendaraan tidak akan
dapat berjalan tanpa adanya torsi yang terdapat pada sistem transmisi. Oleh karena itu
dilakukan praktikum ini untuk mengetahui bagian-bagian dan fungsi sistem transmisi
pada traktor.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari Praktikum Acara 4 dengan judul “Sistem Transmisi Gerak
pada Traktor” ini adalah untuk mengetahui bagian-bagian sistem transmisi pada
traktor dan cara kerjanya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sistem transmisi adalah gigi atau sistem hidrolik yang mentransmisikan daya
mekanis dari mesin penggerak untuk kecepatan mengurangi mekanisme, dilengkapi
dengan beberapa gigi. Transmisi sederhana sering disebut gearbox, memberikan
pengurangan gigi. Kadang-kadang dalam hubungannya dengan perubahan sudut tepat
diatas poros. Ini disebut urutan gigi dan poros melalui tenaga mesin yang disalurkan
ke roda traktor . ini sering disebut dengan PTO. Fungsi sistem transmisi adalah untuk
mengirimkan tenaga dari mesin ke roda belakang traktor, untuk mengurangi
kecepatan roda belakang traktor, untuk mengubah rasio kecepatan roda dan putaran
mesin agar sesuai dengan kondisi lapangan, untuk mengirimkan daya melalui drive
sudut kanan. Adapun bagian utama sistem transmisi adalah kopling (clucth), gigi
perseneling dan differensial (Daryanto, 2001).

Transmisi daya dari traktor ke mesin dapat pula menggunakan suatu tangkai.
Tetapi persoalannya akan menjadi berlipat ganda pada sebuah mesin pemanen
terpadu (combine) yang bergerak sendiri yang sumber dayanya adalah sebuah motor
yang dipasang pada mesinnya sendiri. Cara pemindahan daya dalam hubungannya
dengan peralatan usaha tani adalah pemindahan langsung, roda tarnsmisi dan sabuk,
gigi jentera dan rantai, roda gigi, setang penggerak dan sambungan universal, sisitem
hidraulik dan setang penggerak lentur (Smith, 1990).

Sistem transmisi terdiri atas kopling dengan pedal kopling, roda gigi percepatan
(transmisi), poros garden, dan roda gigi diferensial. Jarak penekan dan bantalan
penekan diharuskan mempunyai jarak tertentu agar sebelum pedal kopling ditekan
bantalan penekan diam ditempet dan tidak turut terbawa di dalam putaran, jarak ini
diharuskan diantara 1,5 mm- 2 mm, untuk mendapat jarak ini baut atau mur dari as
(poros) jari penekan diputarkan ke kanan atau ke kiri sehingga pada ujung jari
penekan dapat merapatkan atau meregangkan dirinya pada bantalan penekan,
sehingga diperlukan plat ukur (Daryanto, 2005).
Menurut ” Oxford Dictionarry” perkataan traktor telah digunakan pada tahun
1856 di ”Britania raya” sebagai sinonim untuk mesin tarik (Traction engine).
Terminologi traktor muncul disekitar tahun 1890, yaitu paten Amerika Serikat untuk
mesin tarik motor uap beroda penggerak rantai (track). Diperkirakan penggunaan
pertama terminologi traktor bertenaga motor bakar internal pada tahun 1906.
(Namaken Sembiring. E. , 1985).

 Traktor adalah salah satu contoh penggunaan teknologi dibidang pertanian


dimana dengan penggunaan teknologi tersebut dapat mengatasi masalah-masalah
terutama yang berkaitan dengan tenaga kerja dan waktu. Traktor pertanian saat ini
menjadi komponen yang tak terpisahkan dari pembangunan pertanian dan pedesaan.
Kita saksikan perkembangan yang pesat penggunaan traktor tangan di pedesaan. Hal
tersebut karena mereka dapat memperbandingkan bahwa ternyata melakukan
pengolahan tanah dengan traktor lebih menguntungkan dibanding cara lain.
BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Mekanisasi Pertanian Acara 4 “Sistem Transmisi Gerak pada
Traktor” dilaksanakan pada hari Rabu, 20 November 2019 pukul 11.30-13.30 WIB di
Laboratorium L2.02 Gedung Fakultas Teknik Universitas Tidar Magelang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Acara 4 “Sitem Transmisi Gerak pada
Traktor” antara lain satau set kepling piringan, satu set pasang gigi perseneling, dan
satu set gigi differention.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum Acara 4 “Sitem Transmisi
Gerak pada Traktor” antara lain alat tulis dan perlengkapan gambar.
3.3 Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah kerja pada Praktikum Acara 4 “Sitem Transmisi
Gerak pada Traktor” antara lain mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum,
kemudian alat dan bahan praktikum disiapkan, setelah itu sistem transmisi gerak pada
traktor tersebut diamati dengan baik. Dan langkah terakhir hasil praktikum sistem
pelistrikan pada traktor dicatat dan digambar pada lembar laporan praktikum.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Transmisi Gerak pada Traktor

4.2 Keterangan dan Fungsi


Sistem transmisi adalah gigi atau sistem hidrolik yang mentransmisikan daya
mekanis dari mesin penggerak untuk kecepatan mengurangi mekanisme, dilengkapi
dengan beberapa gigi. Transmisi sederhana sering disebut gearbox, memberikan
pengurangan gigi. Kadang-kadang dalam hubungannya dengan perubahan sudut tepat
diatas poros. Ini disebut urutan gigi dan poros melalui tenaga mesin yang disalurkan
ke roda traktor . ini sering disebut dengan PTO. Fungsi sistem transmisi adalah untuk
mengirimkan tenaga dari mesin ke roda belakang traktor, untuk mengurangi
kecepatan roda belakang traktor, untuk mengubah rasio kecepatan roda dan putaran
mesin agar sesuai dengan kondisi lapangan, untuk mengirimkan daya melalui drive
sudut kanan. Adapun bagian utama sistem transmisi adalah kopling (clucth), gigi
perseneling dan differensial (Daryanto, 2001).
Adapun komponen-komponen utama dari sistem transmisi pada traktor menurut
(Soedsono, 1996) adalah sebagai berikut:
a. Poros utama
Poros utama berfungsi untuk mengirim gaya putar roda kemudi ke bak roda
gigi kemudi.
b. Poros engkol
Poros engkol berfungsi untuk mengubah gerak naik dan turunnya piston (torak)
menjadi gerak putar.
c. Poros penggerak
Poros penggerak atau Axle shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari
differential ke roda-roda.
d. Kopling
Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran dari mesin
ke transmisi.
e. Kopling silang
Kopling silang berfungsi untuk meneruskan perputaran proses engkol ke
transmisi dan melepaskan hubungan antara poros engkol dengan transmisi ketika
memindahkan gigi melalui kerja handel kopling
f. Pedal kopling
Pedal kopling berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan, hubungan
antara motor penggerak dengan transmisi. Apabila pedal kopling diinjak, hubungan
motor dengan transmisi terputus.
g. Roda pinion
Roda pinion berfungsi sebagai poros pemutar untuk menyalurkan putaran dan
poros propeller.
h. Bak perseneling
Bak perseneling digunakan sebagai dudukan bearing transmisi serta poros-
poros. Selain itu, bak transmisi juga digunakan untuk wadah penyimpanan oli
transmisi.
i. Roda ulir
Roda ulir berguna untuk mentransmisikan daya
j. Tuas perseneling
Tuas perseneling digunakan untuk memindahkan perbandingan gigi pada
sistem transmisi kendaraan.
Menurut (Hardjosentono, 1996) Indikator dan saklar pada dashboard, terdiri
atas:

a. Kunci kontak (saklar utama)


Pada kunci kontak ada 4 gerakan putar, yaitu: OFF (mati), Pada posisi ini,
aliran arus listrik terputus (bukan mematikan motor traktor). Untuk traktor model
terbaru, posisi ini juga dapat mematikan traktor. Preheat, Pada posisi ini, pemijar
pada setiap silinder ruang pembakaran akan membara, sehingga akan memanaskan
ruang pembakaran. Tujuannya agar motor traktor mudah dihidupkan pada saat mulai
dihidupkan.ON (hidup), Pada posisi ini, aliran arus listrik tersambung. START, pada
posisi ini arus listrik dari accu tersambung ke motor stater.

b. Saklar lampu depan


Berfungsi untuk menyalakan lampu depan. Saklar lampu ada yang hanya ada
satu posisi hidup, ada juga yang mempunyai dua posisi hidup (lampu jauh dan lampu
dekat).

c. Saklar lampu sein


Lampu sein berfungsi untuk memberi tanda, ke arah mana traktor akan
membelok. Bila traktor berjalan di jalan umum, gunakan lampu sein seperti Anda
mengendarai kendaraan.

d. Tombol klakson
Klakson akan berbunyi apabila tombol ini ditekan. (Pada saat posisi kunci
kontak “ON”)

e. Indikator pemanas mesin


Untuk mengetahui apakah ruang pembakaran sudah cukup panas untuk
dihidupkan. Indikator ini akan berpijar beberapa detik setelah kunci kontak diputar ke
arah “preheat”.

f. Indikator pengisian accu


Lampu akan menyala apabila kunci kontak diputar pada posisi “ON”. Akan
tetapi setelah motor hidup lampu akan mati, sebagai tanda pengisian accu berjalan
lancar. Apabila lampu tidak mati, berarti ada gangguan pada sistem pengisisan,
sebaiknya motor dimatikan, dan dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

g. Indikator temperatur air


Lampu akan tetap padam walaupun kunci kontak pada posisi “ON”. Lampu
akan menyala apabila air pendingin di radiator temperaturnya naik melebihi batas
temperatur normal. Apabila lampu menyala, hal ini menunjukkan air radiator
berkurang dan naik temperaturnya, motor terlalu panas, atau ada kerusakan lainnya.
Motor harus segera dimatikan.

h. Indikator sirkulasi oli pelumas


Lampu akan menyala apabila kunci kontak diputar pada posisi “ON”. Setelah
motor hidup dan sistem pelumasan bekerja dengan baik, maka akan padam kembali.
Apabila lampu tidak padam, berarti ada gangguan pada sistem pelumasan, motor
harus dimatikan, dan perlu dilakukan perbaikan.

i. Tuas dekompresi
Apabila motor susah dihidupkan karena accu lemah atau udara dingin, tarik tuas
ini untuk membebaskan kompresi pada ruang pembakaran. Biarkan motor berputar
dahulu, setelah putarannya cukup cepat, dorong kembali tuas ini. Dengan jalan ini
motor akan mudah dihidupkan.

j. Tachometer dan meter jam


Tachometer menunjukkan kecepatan putaran mesin dan meter jam
menunjukkan jumlah jam pemakaian.

k. Sikring
Biasanya sikring diletakkan pada kotak yang berada dibalik dashboard. Fungsi
sikring ini adalah sebagai alat pengaman pada aliran listrik. Bila sikring ini putus,
selidikilah penyebab dari arus yang berlebihan ini. Setelah diketahui penyebabnya
dan diperbaiki, ganti dengan sikring baru yang ampernya sama. Pada kotak sikring
dilengkapi dengan tempat sikring cadangan.

Menurut (Daryanto, 2001) tuas dan pedal pengatur, terbagi menjadi:


a. Tuas pengatur gas
Kecepatan (gas) akan besar apabila tuas ditarik. Gas akan kecil apabila disorong
ke depan. Apabila gas didorong lebih lanjut, gas akan berhenti. Ada juga jenis traktor
yang dilengkapi dengan tuas khusus untuk mematikan motor penggerak. Tuas gas ini
berfungsi untuk menjaga kecepatan jalan traktor akan akan tetap, pada saat
dioperasikan.
b. Tuas hidrolik
Tuas hidrolik berfungsi untuk menggerakkan sistem hidrolik. Sistem hidrolik
berfungsi untuk menggerakkan lengan pengangkat imlemen. Bila tuas didorong ke
depan, implemen akan turun, bila ditarik ke belakang implemen akan naik
(terangkat). Apabila tuas pada posisi netral, implemen akan berhenti ada posisi
tertentu.
c. Tuas persneleng utama
Biasanya tuas perneleng terdiri dari 3 atau 4 kecepatan maju dan satu kecepatan
mundur.
d. Tuas persneleng cepet lambat
Tuas persneleng cepat lambat digunakan untuk membedakan kecepatan di ahan
(pada saat mengolah tanah) dan kecepatan di jalan. Dengan tuas persneleng cepat
lambat, kombinasi kecepatan menjadi 6 atau 8 maju dan 2 mundur.
e. Tuas persneleng PTO
Berfungsi untuk mengubah kecepatan putar poros PTO yang diinginkan. Setiap
jenis trator berbeda beda jumlah kecepatannya. Ada yang hanya satu, dua atau tiga
macam kecepatan.
f. Tuas gardan depan
Khusus untuk traktor yang mempunyai dobel gadan, dilengkapi dengan tuas
gardan depan. Tuas ini berfungsi untuk menyambung gardan depan apabila
diperlukan. Gardan depan digunakan untuk memperbesar daya tarik traktor.

g. Pedal kopling
Gunanya untuk menghubungkan dan melepaskan, hubungan antara motor
penggerak dengan transmisi. Apabila pedal kopling diinjak, hubungan motor dengan
transmisi terputus.
h. Pedal rem (kiri dan kanan)
Pedal rem roda kiri dan rem roda kanan terpisah satu sama lain. Dengan
terpisahnya pedal rem, dapat membantu berbeloknya traktor secara tajam. Pada saat
traktor berjalan di jalan, pedal rem harus dikunci (disatukan kembali). Menginjak satu
rem saja pada saat traktor berjalan cepat akan sangat berbahaya.
i. Pedal gas
Beberapa jenis traktor dilengkapi dengan pedal gas, selain tuas gas. Tekan
pedal gas apabila ingin mempercepat putaran motor penggerak. Lepaskan pedal gas
apabila ingin memperlambat.
j. Tuas rem parkir
Tuas rem parkir berfungsi menahan rem tetap pada posisi mengerem. Beberapa
jenis traktor ada juga yang mengunakan tuas rem parkir tersendiri.
k. Pedal pengunci differensial (gardan)
Gardan berfungsi untuk memungkinkan roda kanan dan roda kiri belakang
dapat berputar dengan kecepatan berbeda, sehingga traktor dapat berbelok. Namun
dengan adanya gardan menyebabkan salah satu roda akan slip. Dengan menginjak
pedal pengunci differensial, putaran kedua roda belakang akan sama, sehinga slip bisa
diatasi.
l. Pengunci kap motor
Apabila kita ingin memeriksa motor traktor, kap motor harus dibuka terlebih
dahulu. Untuk membuka kap motor, pengunci harus dilepas terlebih dahulu.
m. Mengatur tempat duduk
Tempat duduk dapat diatur maju atau mundur sesuai dengan keinginan
operator. Caranya dengan memindah pen ke lubang lain yang diinginkan.

4.3 Macam-macam Sistem Transmisi pada Traktor


Perputaran poros engkol digunakan untuk (1) memutar PTO, (2) penarikan,
yaitu memutar roda belakang, ini yang paling banyak diaplikasikan pada traktor, (3)
transmisi daya dengan sabuk (belt) - pulley, dan (4) sistem pengendalian hidraulik
(Daryanto, 1984).
Kopling berguna untuk menghubungkan poros engkol dengan poros transmisi
(yaitu poros yang menuju ke bak versnelling). Pada ujung poros engkol terdapat roda
gila (fly wheel). Jadi, urutannya : poros engkol – roda gila (fly wheel) – poros
kopling – poros transmisi ( ke bak versnelling). Pada saat kaki operator traktor tidak
menginjak kopling : (a) poros kopling menjadi satu dengan poros engkol. Pada saat
kopling tersebut dilepas, maka yang berputar adalah roda gila (fly wheel), rumah
kopling, plat kopling, dan poros kopling. Pada saat kaki operator menginjak kopling,
maka : plat kopling tidak berputar, rumah differential berputar, dan penekan plat
berputar. Poros kopling hanya berputar bila plat kopling berputar, terjadi saat ada
pergeseran dengan roda gila (fly wheel) (Daryanto, 1984).
Kata ”versnelling” artinya percepatan, walaupun sebenarnya yang terjadi adalah
perlambatan. Guna versnelling adalah untuk menyesuaikan kecepatan dengan gaya
penarikan. Hal ini berpijak pada prinsip bahwa daya (power) adalah tetap, maka
kecepatan harus disesuaikan dengan beban. Jika traktor naik pada tanjakan, maka
gaya lebih besar, maka kecepatan harus diperkecil (Daryanto, 1984).
Differensial berguna untuk memutar poros yang tegak lurus. Dalam hal ini,
poros yang tegak lurus tersebut adalah poros roda belakang. Differensial berguna
pada sat traktor belok (misalnya ke arah kiri), maka terjadi perlambatan putaran poros
pada roda dalam (yaitu roda kiri), dijadikan percepatan pada roda luar (roda kanan)
(Daryanto, 1984).
Poros dari bak versnelling berhubungan dengan roda gigi kerona. Pasangan
roda gigi kerona tersebut adalah roda gigi pinion. Pada saat traktor berjalan lurus,
poros versnelling berputar, maka roda gigi kerona ikut berputar. Dengan berputarnya
roda gigi kerona, maka rumah differensial ikut berputar. Roda satelit berputar
bersama – sama dengan rumah differensial. Roda gigi satelit memutar roda planet,
dengan demikian maka poros roda belakang (kanan dan kiri) berputar bersama- sama.
Pada waktu traktor belok ke arah kiri, maka terjadi pergeseran, poros roda belakang
sebelah kiri berputar lebih lambat. Roda gigi planet kiri berputar lambat. Roda gigi
satelit akan berputar, selain bersama – sama dengan rumah differensial, juga berputar
pada poros. Hal ini mengakibatkan roda planet kanan akan berputar cepat. Jadi ada
percepatan putaran roda sebelah kanan (Daryanto, 1984).
Fungsi dan Prinsip Kerja Transmisi Transmisi adalah komponen mesin yang
berfungsi untuk merubah kecepatan dan tenaga putar dari mesin ke roda, sehingga
dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Seperti telah kita ketahui bahwa
transmisi terdiri atas beberapa tingkat kecepatan, salah satunya adalah sepeda motor
atau mobil dengan 4 kecepatan. Bahkan ada juga yang lebih dari 4 kecepatan, bahkan
ada yang 5 sampai 6 kecepatan. Tujuan perubahan tingkat kecepatan ini adalah untuk
menghasilkan tenaga dan untuk merubah laju kecepatan kendaraan (Nawawi, 2001).
Menurut (Daryanto, 2008) untuk start awal selalu menggunakan percepatan 1
atau gigi 1, lalu rubah kecepatannya secara bertahap.

a. Kecepatan tinggi
Prinsip kecepatan tinggi atau menaikkan kecepatan adalah gigi besar
memutarkan gigi kecil. Gigi yang besar memegang peranan sebagai pemutar dan gigi
yang kecil sebagai gigi yang diputar. Jika gigi yang besar berputar 600 kali, maka
gigi yang kecil akan berputar 1200 kali telah terjadi penaikkan kecepatan dari 600
kali menjadi 1200 kali.

b. Kecepatan lambat
Prinsip kerja kecepatan lambat adalah gigi kecil memutar gigi yang besar. Pada
gigi yang kecil memiliki jumlah gigi sebanyak 20 mata, sementara gigi yang besar
memiliki jumlah mata gigi sebanyak 80 mata gigi. Gigi kecil memegang peranan
sebagai pemutar dan gigi yang besar sebagai gigi yang diputar. Jika gigi yang kecil
berputar 100 kali, maka gigi yang besar akan berputar 25 kali. Pada mobil atau
sepeda motor gigi pemutar dihubungkan dengan as masuk transmisi / input shaft
transmisi, jadi gigi yang pemutar mendapatkan tenaga putar dari mesin. Sementara
gigi yang diputar mendapat hubungan dengan output atau as keluaran dari transmisi.
Menurut (Nawawi, 2001) macam-macam transmisi manual dibedakan menjadi
3 yaitu:

1. Transmisi Tipe Sliding Mesh.


Aliran tenaga transmisi roda gigi geser Transmisi Tipe Sliding Mesh adalah
jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan gigi dengan cara
menggeser langsung roda gigi input dan out putnya. Transmsi jenis ini jarang
digunakan, karena mempunyai kekurangan–kekurangan: (1) Perpindahan gigi tidak
dapat dilakukan secara langsung/memerlukan waktu beberapa saat untuk melakukan
perpindahan gigi. (2) Hanya dapat menggunakan salah satu jenis roda gigi. (3) Suara
yang kasar saat terjadi perpindahan gigi.

2. Transmisi Tipe Constant Mesh.


Transmisi tipe constant mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja
dalam pemindahan giginya memerlukan bantuan kopling geser agar terjadi
perpindahan tenaga dari poros input ke poros out put. Transmisi jenis constant mesh
antara roda gigi input dan out put nya selalu berkaitan, tetapi roda gigi out put tidak
satu poros dengan poros out put transmisi. Tenaga akan diteruskan ke poros out put
melalui mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini memungkinkan untuk
menggunakan roda gigi lebih dari satu jenis.

3. Transmisi Tipe Sincromesh.


Transmisi jenis sincromesh dapat menyamakan putaran antara roda gigi
penggerak (in put) dan roda gigi yang digerakkan (out put). Kelebihan yang dimiliki
transmisi jenis sincromesh yaitu: (1) Pemindahan gigi dapat dilakukan secara
langsung tanpa nenunggu waktu yang lama. (2) Suara saat terjadi perpindahan gigi
halus. (3) Memungkinkan menggunakan berbagai jenis roda gigi.
Sincromesh berarti menyinkronkan atau menyamakan. Sincromeh terdiri dari
berbagai komponen yang menjadi satu (unit) yang dapat menyamakan putaran antara
roda gigi input dan out put pada transmisi. Mekanisme sincromesh (hub assy)
berfungsi untuk menghubungkan dan memindahkan putaran input shaft ke output
shaft melalui counter gear dan gigi percepatan (Taib, 1987).
Menurut (Taib, 1987) mekanisme sincromesh terdiri dari lima bagian, di
antaranya adalah :

l. Clutch hub,
Berhubungan dengan output shaft melalui splin (alur), sehingga apabila clutch
hub berputar maka output shaft juga ikut berputar.

2. Hub sleeve,
Dapat bergerak maju mundur pada alur bagian luar clutch hub, sedangkanhub
sleeve berkaitan dengan garpu pemindah (shift fork). Hub sleeve berfungsi untuk
menghubungkan clutch hub dengan gigi percepatan melalui synchronizering dan gigi
konis yang terpasang pada tiaptiap gigi sikap.

3. Sincromeh,
Terpasang pada bagian samping clutch hub yang berfungsi untuk menyamakan
putaran gigi percepatan dan hub sleeve dengan jalan mengadakan pengereman
terhadap gigi percepatan saat hub sleeve digeserkan (dihubungkan) oleh garpu
pemindah pada salah satu sikap.

4. Shifting key,
Dipasang pada tiga buah tempat yang terdapat pada sincromesh danclutch hub,
seperti terlihat pada gambar. Fungsi shifting key untuk meneruskan gaya tekan dari
hub sleeve selanjutnya ditekan ke sincromesh agar terjadi pengereman pada bagian
tirus gigi percepatan (dudukan sincromesh).

5. Key spring,
Berfungsi untuk mengunci dan menekan shifting key agar tetap tertekan kearah
hub sleeve.
Cara Kerja Sincromesh: Posisi Netral. Saat posisi netral mekanisme sincromesh
tidak berhubungan dengan salah satu gigi tingkat, sehingga tidak terjadi perpindahan
tenaga dari gigi tingkat ke mekanismesincromesh yang berati poros out put tidak
berputar (bebas). Posisi pengereman, jika hub slevee digeser kearah roda gigi tingkat
maka akan terjadi pengereman, sehingga kecepatan roda gigi tingkat berangsur–
angsur menurun dan setelah sesuai (sinkron) maka akan segera terhubung antara roda
gigi tingkat dengan mekanisme sinkromesh. Posisi pengereman, jika hub slevee
digeser kearah roda gigi tingkat maka akan terjadi pengereman, sehingga kecepatan
roda gigi tingkat berangsur – angsur menurun dan setelah sesuai (sinkron) maka akan
segera terhubung antara roda gigi tingkat dengan mekanisme sinkromesh. Posisi
menghubung, pada akhir langkah pengereman akan terjadi hubungan antara gigi
tingkat dengan mekanisme sincromesh. Pada saat ini tenaga dari gigi tingkat dapat
dihubungkan ke poros out put transmisi melalui mekanisme sincromesh (Taib, 1987).
BAB 5 KESIMPULAN

Setelah dilakukannya praktikum dapat disimpulkan bahwa fungsi dari transmisi


gerak sendiri adalah untuk mengirimkan tenaga dari mesin ke roda belakang traktor,
untuk mengurangi kecepatan roda belakang traktor, untuk mengubah rasio kecepatan
roda dan putaran mesin agar sesuai dengan kondisi lapangan, untuk mengirimkan
daya melalui drive sudut kanan.

Untuk komponen utama dari transmisi gerak antara lain Poros utama, Poros
engkol, Poros penggerak, Kopling, Kopling silang, Pedal kopling, Roda dinion, Bak
perseneling, Roda ulir, dan Tuas perseneling. Dimana pada setiap komponen tersebut
memiliki fungsi yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 1984. Mengenal Cara Kerja Mobil Secara Praktis. Tarjito: Bandung.

Daryanto, 2001. Reparasi Mesin Mobil. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto. 2008. Pengetahuan Teknik Elektronika. Jakarta: Bumi Aksara.

Soedsono, 1996. Alat Pengolahan Pertanian. Semarang: Redijaya.

Hardjosentono, M. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, G. 2001. Daya dan Transmisi Daya Alat dan Mesin Pertanian. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional.
Taib, G. 1987. Operasi Pada Pengolahan Pertanian. Jakarta: Mediyatama.

Anda mungkin juga menyukai