Anda di halaman 1dari 5

Nama : Vira Sholihatin Nisaa’

NIM : 180111600014

Offering : BK-B8

Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah

RANGKUMAN SEMINAR NASIONAL DARING IIBKIN 2020

“Penggunaan Asesmen dan Tes Psikologi dalam Bimbingan dan Konseling di Era
Adaptasi Kebiasaan Baru”

1. Materi 1 : Penggunaan Asesmen dan Tes Psikologi Dalam Bimbingan dan


Konseling di Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Pemateri : Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd
Asesmen dengan tes psikologi, yang mana asesmen merupakan suatu tes
psikologi yang melibatkan konselor dan konseli. Dengan asesmen dapat berorientasi
pada proses historis yang lebih kepada pemahaman, pemaknaan dan interpretasi, serta tes
psikologi beorientasi kepada hasil dari dilaksanakannya tes. Dalam era adaptasi baru
diperlukan perhatian penuh pada kesehatan mental yang dapat berpengaruh terhadap : 1)
kedamaian, yang diperlukan penekanan pada mindset dan kultur kedamaian, sebagai
wujud BK dalam ikut serta menjadikan sekolah aman dan damai sebagai bagian dari visi
BK abad 21; 2) kesejahteraan, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dalam
mewujudkan aspirasi dan harapan serta tansisi memasuki pekerjaan yang layak bagi
individu; 3) Serta karir individu, dalam survey ILO menyatakan bahwa peserta didik
memiliki 40% ketidakpastian dan 14% ketakutan akan perihal karir, merasa kurang
mampu untuk menyelesaikan pendidikan dan pelatihan, serta memiliki tingkat
kecemasan atau depresi tinggi.
2. Materi 2 : Meningkatkan Peran Guru BK dalam Pembelajaran di Era New Normal
Pemateri : Ir. Dyah Junijanti Mardiana MSi. (Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT)

Di masa pandemi saat ini, terdapat tantangan-tantangan yang salah satunya dihadapi
dalam bidang pendidikan, seperti kondisi belajar peserta didik, metode belajar, dan
tantangan operasional. Dalam kondisi belajar peserta didik, terdapat menurut Kemdikbud
96.6 % siswa belajar di rumah. Selanjutnya tantangan metode dalam belajar yaitu bagi
siswa sebanyak 86,6 % siswa di Indonesia baik di daerah tertinggal maupun non
tertinggal lebih banyak belajar dengan tugas dari guru sedangkan pembelajaran interaktif
38,6 %; bagi guru yaitu sebanyak 53.55% guru kesulitan dalam manajemen kelas selama
pembelajaran dan 49,24% guru kesulitan dalam melakukan asesmen pembelajaran
selama pembelajaran jarak jauh, serta 48,45% guru kesulitan dalam menggunakan
teknologi pembelajaran selama pembelajaran jarak jauh. Mengenai tantangan operasional
dalam ranah pendidikan yaitu pengeluaran biaya paket internet dan pulsa guru, orang tua
terlibat mendampingi anak saat belajar di rumah yang menjadikan siswa kurang mandiri
dalam pembelajaran di rumah (Kemdikbud, 2020). Terdapat paradigma baru
pembelajaran di era New Normal, yaitu:

a) Guru dan kepala sekolah melakukan inovasi yang relevan dengan kebutuhan siswa.
b) Siswa harus difasilitasi belajar aktif.
c) Orientasi pada kebutuhan siswa, bukan sekedar pemenuhan kurikulum.
d) Prioritas pada keamanan, kesehatan, keselamatan.

Peran guru bimbingan dan konseling dalam mendukung proses pembelajaran jarak
jauh, yaitu :

a) Refleksi evaluasi, yang dilakukan konselor atau guru BK kepada peserta didik, wali
kelas, guru, dan orang tua, dengan berdasar pada data-data latar belakang, potensi,
dan karakter siswa.
b) Pendampingan, yang dilakukan oleh konselor kepada peserta didik, guru, orangtua,
dengan melakukan pendampingan bagi yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran jarak jauh.
c) Motivasi, peran lain konselor atau guru BK dengan memberikan dorongan serta
membangkitkan kesadaran pserta didik akan tujuan belajarnya.
d) Konsultasi, konselor atau guru BK juga berperan memberikan layanan konsultasi
dengan menyajikan data kebutuhan belajar peserta didik serta merekomendasikan
program yang dibutuhkan (materi, metode, dan evaluasi).
e) Menyediakan materi umum, konselor atau guru BK juga perlu menyediakan materi
dalam melatih kemampuan untuk menyampaikan materi-materi umum yang dapat
menjadi panduan bagi peserta didik, guru maupun orangtua terkait kecakapan hidup
selama pembelajaran jarak jauh.

Dalam situasi krisis seperti saat ini, guru BK dapat menyusun program BK dengan
berdasar pada survey atau analisis kebutuhan peserta didik, yaitu dengan :
a) Merancang rencana masa depan, seperti bagaimanakah upaya dalam membantu
siswa untuk merencanakan karier masa depannya dalam situasi yang penuh
ketidakpastian.
b) Akses belajar, seperti bagaimanakah kemampuan siswa dalam mengakses proses
pembelajaran jarak jauh? Apakah membutuhkan bantuan untuk memenuhi
kebutuhannya?
c) Kecakapan belajar mandiri, seperti apakah siswa mengalami kendala dalam
mengelola dirinya untuk melaksanakan aktivitas belajar secara mandiri?
d) Daya tahan menghadapi stress, misalnya bagaimanakah ketahanan siswa
menghadapi perubahan dan ketidakpastian selama masa pandemic? Bagaimana
meningkatkan ketahanan dalam menghadapi.
e) Kebutuhan dasar, seperti apakah Peserta Didik dan Orangtua mengalami dampak
Krisis yang mengancam pemenuhan kebutuhan dasarnya?
Dalam Pembelajaran Jarak Jauh, konselor atau Guru BK tidak sekedar dituntut untuk
High Tech atau cakap memanfaatkan teknologi pembelajaran daring, akan tetapi Guru
BK hendaknya juga ada kesempatan tatap muka untuk melakukan asessment non
kognitif yang bertujuan untuk mengetahui dinamika dan tantangan belajar siswa selama
pembelajaran di rumah, sehingga guru mampu berempati dalam memahami kebutuhan
dan situasi yang dihadapi siswa dan berperan dalam mencari solusi terbaik demi
kepentingan siswa
3. Materi 3 : Instrumen-instrumen Asesmen dalam Bimbingan dan Konseling
Pemateri : Prof. Dr. Marthen Pali, M.Psi
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh konselor atau guru BK dalam
memberikan layanan kepada peserta didik yaitu sebelum melakukan asesmen-asesmen
tes terhadap konseli, dengan memperhatikan mengenai standar profesi konselor :
a) Memahami secara mendalam konseli yang akan diberikan suatu layanan.
b) Menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling.
c) Menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan.
d) Mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan.
- Adapun instrumen dalam bimbingan dan konseling (tes), yaitu asssesment,
appraisalmeasurement, psycological test. Dan terdapat beberapa aspek yang diukur
dalam instrumen-instrumen asesmen bimbingan dan konseling tersebut, yaitu :
a. Maximum Performance (Test), mengukur aspek cognitive, ability, aptitude,
intelligence.

b. Separate Ability (Questionnaire Inventory), mengukur aspek non-cognitive,


personality, habits, character, interest, motivation.

Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan


nasional, yang mana tetap dapat menggunakan Tes Psikologi sesuai kompetensi yang
dimiliki, tetap menjaga standar dan Kode Etik secara profesional, dengan mengikuti
pelatihan sertifikasi tipe “Inventory” dan “Questionnaire” yang mengukur aspek-aspek
Non-Cognitive, serta mengembangkan instrumen-instrumen asesmen yang diperlukan
dalam asesmen nasional.
4. Materi 4 : Adaptasi Pengadministrasian Asesmen dan Tes Psikologis Dalam
Realitas Virtual untuk Keperluan Layanan BK
Pemateri : Dr. Triyono, M.Pd

Dengan adanya era digital semua orang dalam kehidupannya tentunya menerima
dampak dari berkembangnya era tersebut, yang mana Teknologi telah menjadi
perlengkapan dalam layanan bimbingan dan konselng sebagaimana bidang layanan
lainnya juga harus mengikuti perkembangan zaman. Dalam penerapannya terdapat
standar profesional (norma) yang harus dipatuhi oleh konselor yaitu, norma tes
inteligensi, bakat, minat virtual. Adapun langkah-langkah dalam pengadministrasian tes
yaitu sebagai berikut :

a) Menyiapkan buku tes, dengan material tes yang telah tersedia pada program.
b) Menyiapkan testi, konselor atau guru BK perlu secara mandiri untuk menyiapkan diri
dalam mengerjakan tes
c) Instruksi, instruksi yang telah tersedia pada program, dengan tanpa menambah dan
mengurangi instruksinya.
d) Skoring, program telah melakukan skoring sendiri tanpa perlu dihitung oleh konselor.
e) Interpretasi, menginterpretasikan atau transformasi skor mentah menjadi skor matang
yang terletak dalam program.

Terdapatt tantangan dalam pengadministrasian asesmen dan tes psikologi secara


virtual, yaitu :
a) Konstruksi tes, merupakan tantangan mengenai Sanggupkah mengkonstruksi
instrumen tes untuk Bimbingan dan konseling secara digital?
b) Digitalisasi material tes, merupakan tantangan mengenai Sanggupkah mengkonstruksi
program tes untuk bimbingan dan konseling secara digital?
c) Pengembangan norma tes, tantangan untuk mengembangkan norma tes yang include
kedalam program digital, memunculkan pertanyaan seperti Sanggupkan
mengembangkan norma tes yang include ke dalam program digital?
d) Etika pertestingan, merupakan azas kerahasiaan yang menjadi kunci dari timbulnya
rasa percaya dari konseli, seperti penekanan atau keharusan dalam menjaga rahasia
hasil ataupun identitas testi, yang memunculkan pertanyaan Apakah saya (kalian)
kompeten? Jika tidak siapa yang melatih?
5. Analisis Penggunaan Asesmen dan Tes Psikologi dalam Bimbingan dan Konseling
pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Penggunaan asesmen dan tes psikologi dalam BK pada pendidikan dasar dan
menengah merupakan hal yang penting dan merupakan langkah utama yang dilakukan
konselor. Asesmen dan tes psikologi dalam BK pada pendidikan dasar dan menengah
digunakan untuk mengumpulkan informasi, data, serta keperluan mengetahui kebutuhan
dan hambatan-hambatan peserta didik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir
yang dapat dijadikan acuan dalam membuat program layanan untuk memfasilitasi peserta
didik mencapai perkembangan yang optimal. Pelaksanaan asesmen dan tes psikologi
harus dengan memperhatikan kode etik profesional konselor, penyesuaian terhadap
aspek-aspek yang akan dinilai dalam hal ini konselor terlebih dahulu menyusun
indikator-indikator, kisi-kisi, dan hal yang diperlukan sebelum melaksanakan asesmen
dan tes psikologi kepada peserta didik. Dalam masa dan situasi sekarang ini dimana kita
tengah dihadapkan dengan adanya pandemi yang mengharuskan kita melaksanakan
aktivitas dari rumah, juga pada pembelajaran di pendidikan dasar dan menengah. Untuk
itu konselor dalam melaksanakan asesmen dan tes psikologi dalam pengadministrasian
dapat dilakukan dengan meemnafaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang ada di
Era industri 4.0.

Anda mungkin juga menyukai