Anda di halaman 1dari 51

KARYA TULIS ILMIAH

PEMENUHAN DEFISIT PERAWATAN DIRI PADA PASIEN


YANG MENGALAMI HARGA DIRI RENDAH
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
BANDAR JAYA LAHAT
TAHUN 2019

Oleh
SINTA LIVIA ANDERZEN
(NIM : 20161152)

KEMENTRIAN KESESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LAHAT TAHUN 2019
KARYA TULIS ILMIAH

PEMENUHAN DEFISIT PERAWATAN DIRI PADA PASIEN


YANG MENGALAMI HARGA DIRI RENDAH
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
BANDAR JAYA LAHAT
TAHUN 2019

Disusun untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)


Pada Program Studi D-3 Keperawatan
Poltekes Kemenkes Palembang

Oleh
SINTA LIVIA ANDERZEN
(NIM : 20161152)

KEMENTRIAN KESESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LAHAT TAHUN 2019

ii
PERYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

Pemenuhan Defisit Perawatan Diri Pada pasien Yang Mengalami Harga Diri
Rendah Di Wilayah Kerja P uskesmas Bandar Jaya Lahat Tahun 2019.

Oleh: Sinta Livia Anderzen

NIM: 20161152

Telah diperikasa,disetujui,dan telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Sidang Ujian Karya Tulis Ilmiah pada Program Studi DIII Keperawatan Lahat
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palembang.

Lahat, Juni 2019


Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

H. A.Gani, SPd.,SKM.,S.Kep.,M.Kes H.Dodi Aflika Farama,SKM,M.Kes


NIP. 196609041989031003 NIP:197412191994031001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Sinta livia anderzen NIM 20161152 dengan judul
pemenuhan defisit perawatan diri pada pasien Harga diri rendah Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bandar Jaya Lahat telah dilakukan perbaikan dan dipertahankan
didepan dewan penguji pada tanggal juni 2019.

DEWAN PENGUJI

Penguji Ketua Penguji Anggota I Penguji Anggota II

H.A.Gani,Spd.SKM.S.Kep,M.KesYunikeS.Kep,Ns,M.Kes H.A.Somad,S.Kep,Ns,M.Kes
NIP.196609041989031003 NIP.198006192002122001 NIP. 197811081997031001

Mengetahui ,
Ka. Prodi Keperawatan Lahat

H. Abdul Gani, Spd.,SKM.,S.Kep,M.Kes.


NIP. 196609041989031003

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sinta livia anderzen

Nim : 20161152

Program Studi : DIII Keperawatan

Institusi : Poltekkes Palembang Kampus Lahat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini

adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya sebagai hasil tulisan

atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Lahat. Juni 2019


Pembuat Pernyataan

Sinta Livia Anderzen


NIM : 20161152
Mengetahui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

H. A.Gani, SPd.,SKM.,S.Kep.,M.Kes H. Dodi Aflika Farama,SKM,M.Kes


NIP. 196609041989031003 NIP:197412191994031001

v
PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Sivitasi Akademik Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan


Lahat, Saya Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini:
Nama : Sinta livia Anderzen
NIM : 20161152
Program Studi : DIII Keperawatan Lahat
Jurusan : Keperawatan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
poltekkes kemenkes Palembang prodi keperawatan Lahat Hak Bebas Royalti
Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas Atas Karya Tulis Ilmiah
Saya yang berjudul :
“Pemenuhan defisit perawatan diri pada Pasien Harga Diri Rendah Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bandar Jaya Lahat Tahun 2019” .
Beserta perangkat yang ada(jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
nonekslusif ini poltekkes kemenkes palembang prodi keperawatan lahat behak
menyimpan, mengalih mediakan/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Prodi Keperawatan Lahat
Pada tanggal : Juni 2019
Yang Menyatakan

( Sinta Livia Anderzen )


NIM : 20161152

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Lahat. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi

saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.

2. Ibu Hj.Devi Mediarti, S.Pd.,S.Kep.,M.Kes selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.

3. Bapak H. A. Gani.,SPd, SKM, S. Kep, M. Kes selaku ketua Prodi

Keperawatan Lahat dan selaku dosen pembimbing utama yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dam pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Yuliani, SKM.,MM sekalu Kepala Puskesmas Bandar Jaya Lahat

5. Bapak H. Dodi Aflika Farama SKM.,M.Kes selaku dosen pembimbing

kedua yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

mengarahkan saya dalam peyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ibu Yunike,S.Kep.,M.Kes selaku penguji I dalam Karya Tulis Ilmiah.

7. Bapak H. Abdul Somad, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku penguji II dalam Karya

Tulis Ilmiah.

vii
8. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan

material dan moral

9. Sahabat yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah

Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada

penulis, mendapatkan balasan dari ALLAH SWT. Besar harapan penulis

agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat. Amin.

Lahat, Juni 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ii


PERYATAAN PERSETUJUAN ...........................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................iv
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................v
PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ..................................vi
KATA PENGANTAR ..............................................................................................vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xii
ABSTRAK ................................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................5
1.3 Tujuan ......................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................5
1.4.1 Bagi Klien/keluarga ........................................................................6
1.4.2 Bagi Pengetahuan Ilmu Teknologi .................................................6
1.4.3 Bagi Puskesmas Bandar Jaya .........................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 . Konsep Konsep Harga Diri Rendah .....................................................7
2.2 Asuhan kep Harga Diri Rendah.......................................... ..................8
2.3 Defisit perawatan diri ................................................................ ............10
2.4 Kemandirian dan aktivitas......................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan studi kasus ...........................................................................15
3.2 Subjek Penelitian ..................................................................................15

ix
3.3 Fokus Studi ...........................................................................................15
3.4 Definisi Operasional .............................................................................15
3.5 Lokasi& Waktu Penelitian ....................................................................16
3.6 Instrumen Penelitian...............................................................................16
3.6. 1 Pengumpulan data .......................................................................16
3.6. 2 Metode pengumpulan data ..........................................................16
3.6.3 Langkah Pengumpulan Data .......................................................16
3.7 Analisa Data .........................................................................................17
3.8 Penyajian Data .......................................................................................17
3.9 Etika Penelitian .....................................................................................17
3.9.1 Prinsip Manfaat ............................................................................17
3.9.2 Prinsip Menghargai Hak Azasi Manusia ....................................18
3.9.3 Keadilan ......................................................................................18
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Penelitian ......................................................................... .........19
1.4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ......................................... .........19
1.4.2 Gambaran Subjek Studi Kasus ....................................... .........19
1.4.3 Pemaparan Fokus Studi ................................................. .........21
a) Hasil Pengkajian Awal Kemampuan Pemenuhan defisit
perawatan diri dengan cara melakukan ADL ............ .........21
b) Hasil Evaluasi Dalam Pemenuhan defisit perawatan diri
Subjek sesudah Dilakukan Intervensi Keperawatan
Dengan Cara melakukan ADL ................................... .........23
4.2 Pembahasan ................................................................................... .........29
4.2.1 Keterbatasan Penulisan ....................................................... .........30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................ .........32
5.2 Saran ........................................................................................... .........32
5.2.1 Bagi Perawat dan RS ........................................................ .........32
5.3.1 Bagi Pengembangan dan penelitian .................................. .........33
DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

3. Rentan Respon

8. Daftar Yang perlu dikaji

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lembar 1 Lembar Konsul Pemimbing Utama

Lembar 2 Lembar Konsul Pemimbing Kedua

Lembar 3 Lembar SOP & Checklist

xii
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LAHAT

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2019


SINTA LIVIA ANDERZEN

Pemenuhan Defisit Perawatan Diri Pada Pasien Yang Mengalami


Harga Diri Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Jaya Lahat
Tahun 2019

Pembimbing Ketua H.A.Gani,S.pd,SKM,S.kep,M.kes

Pembimbing Pendamping H.Dodi Aflika Farama,SKM,M.Kes

ABSTRAK

Dari data dinas kesehatan kabupaten lahat mencatat ada 620 penderita gangguan jiwa
dikabupaten lahat,dari 620 data yang diterima hasil laporan di 32 puskesmas,400 orang
dengan gangguan jiwa dalam pengobatan aktif 45 orang lainnya dalam keadaan
dipasung. Harga Diri Rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.Harga Diri Rendah adalah
perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya rasa percaya diri dan tidak
berharga diri. Tujuan Studi kasus ini adalah untuk megatasi pemenuhan defisit
perawatan diri pada pasien harga diri renda,untuk mengetahui adanya pengaruh
aktivitas mandiri dengan pemenuhan defisit perawatan diri pada pasien harga diri
rendah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan
studi kasus .responden dalam penelitian ini adalah dua orang pasien harga diri rendah
dengan kreteria pasien sudah mampu menyebutkan ppentingnya kebersihan
diri,penyebab, tandah dan gejalah, menyebutkan cara pemenuhan defisit perawatan diri
/ADL mendemonstrasikan cara merawat diri dengan melakukan aktivitas mandiri.

Kata Kunci :Fulfillment of self-deficit , Pemenuhan Defisit Perawatan Diri

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Organisasi kesehatan Dunia (WHO) Tahun 2013 menyebutkan satu

dari empat orang didunia terjangkit gangguan jiwa atau neurologis.saat ini

adalah, sekitar 450 juta orang yang mengalami gangguan mental. Hampir

satu juta orang melakukan bunuh diri setiap harinya (Dina Manafe).

Sementara itu menurut data organisasi kesehatan dunia pada tahun

2016 secara global, terdapat sekitar 35 juta orang yang mengalami

depresi,60 juta orang orang dengan gangguan bipolar, 21 juta orang terkea

skizofrenia dan 47,5 juta orang dengan dimensia. Secara global ,mayoritas

dari merekka yang membutuhkan perawatan kesehatan jiwa diseluruh dunia

tidak memiliki akses ke pelayanan kesehatan mental berkualitas tertinggi.

Stigma kurang sumber daya manusia, model pemberian layanan yang

terfragmentasi, dan kurangnya kapasitas penelittian untuk implementasi dan

perubahan kebijakan berkontrubusi pada kesenjangan perawatan kesehatan

jiwa saat ini. Fakta yang dikeluarkan oleh organisasi kesehatan Dunia

mental Health Gap Action programe (mhGAP) pada tahun 2018 telah

memerkirakan bahwa lebih dari 75% orang dengan gangguan jiwa dinegara-

negara berkembang tidak memiliki akses kepelayanan kesehatan. Laporan

yang sama menyatakan bahwa setidaknya sepertiga pasien dengan

skizofrenia dan lebih dari setengahnya menderita depresi, mengkonsumsi

xiv
alkohol dan menyalahgunakan narkoba tidak memiliki akses pelayanan

kesehatan dalam setahun (SEA,2018).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasa (Riskedas) kementrian kesehatan,

provinsi yang memiliki gangguan jiwa terbesar adalah daerah Istimewa

Yogyakarta sebanyak 0,27%,pada posisi kedua ditempati oleh Aceh dengan

jumlah 0,27%, ketiga adalah pada Sulawesi selatan dengan 0,26% ,dan

diposisi keempat ada dibali. (Riskedas,2013).

Adapun penyebab banyaknya gangguan jiwa berat adalah sebesar 1,7

gangguan jiwa yang dimaksud dalam riset ini adalah gangguan jiwa berat

yang ditandai oleh terganggunya kemampuan menilai realitas atau titikan

yang buruk .faktor kemiskinan dianggap menjadi penentu mengapa

prevalensi gangguan jiwa berat tertinggi.Dalam salah satu catatan hasil

penelitia dokteral dari Universitas Gajah Mada menyebutkan bahwa faktor

kemiskinan membuat banyak keluarga penyandang disabilitas psikososial

tidak mampu mengakses layanan kesehatan yang memadai, sedangkan

diAceh dikenal sebagai daerah konflik pada masa lalu selama hampir 30

tahun,daerah ini menjadi salah satu yang dicap rawan oleh pemerintah

pusat,bahkan terus diberlakukan operasi militer secara berkala. Bukan hanya

itu,pada 2004,wilayah ini pernah mengalami bencana tsunami yang

besar.sehingga ,adanya konflik ataupun bencana itu menjadi alasan wajar

mengapa Aceh memiliki prevalensi tinggi kusus gangguan jiwa berat yang

tinggi di indonesia.(Kurniawan,2018).

xv
Riskedas 2013 tidak hanya mencatat soal gangguan jiwa berat saja.

Prevalensi untuk gangguan mental emosional juga termasuk didalamnya

.gangguan mental emosional ini dipahami sebagai distres psikologik.

Gangguan ini mengarahkan pada indikasi mengenai perubahan psikologis

pada seseorang. Berbeda dengan gangguan jiwa berat, gangguan mental

emosional ini dapat terjadi pada semua orang dan cenderung bisa pulih

seperti semula. Namun dapat juga gangguan ini berdampak secara serius

jika tidak berhasil dicegah dan terapi.

Wilayah Sulawesi Tengah tercatat sebagai provensi yang memiliki

prevalensi paling tertinggi untuk gangguan mental emosional ini. Skornya

mencapai 11,6 jauh lebih dari skor rata-rata nasional yang hanya 6.

Adapun Daerah Provensi yang berada pada peringkat keempat

mengalami gangguan jiwa yaitu daerah Bali unuk jumlah peenderita

gangguan jiwa berat di indonesia ,dari keempat juta warga Bali, sebanyak

0,23% merupakan orang dangan gangguan jiwa.jadi itulah penelitian dan

pengembangan kesehatan RI provensi Bali mengatakan bahwa Bali

termasuk daftar lima besar gangguan jiwa berat indonesia.

(Bambang,2018).Hal ini dibuktikan oleh 1 Dewa Gede Basudewa, Wakil

Direktur pelayanan RSJP Bali,membenarkan bahwa Bali menduduki posisi

keempat di indonesia dengan penderita gangguan jiwa berat. Menurut data

tersebut berdasarkan hasil riskedas tahun 2013 lalu. Riset tersebut

merupakan penelitian berbasis sempel,dan bukan survei seluruh masyarakat.

xvi
Sedangkan,pada tahun 2018 dilakukan Riset ulang oleh litbangkes

khusus di kementrian kesehatan dangan gabungan beberapa departemen,

untuk memperbaharui datanya.Meski demikian,sebelum hasil Riskesdas

2018 diumumkan,maka data Riskedas tahun 2013 masih akan tetap

digunakan jadi seluruh indonesia menggunakan data 2013 ini hingga data

tahun 2018 diekspos.Kementrian kesehatan dengan gabungan beberapa

depertamen, untuk memperbaharui datanya. Meski demikian sebelum hasil

Riskedas 2018 diumumkan, maka data Riskedas tahun 2013 ini hingga data

tahun 2018 dieskspos.seluruh indonesia menggunakan data 2013 ini hingga

data tahun 2018 diekspos.Berada diperingkat empat, membuktikan bahwa

hampir 2/1000 penduduk Bali mengalami gangguan jiwa berat. Dari

penelitian tersebut ditemukan pula bahwa 14,3% seseorang yang mengalami

gangguan jiwa berat perna dipasung (Bambang,2018 ).

Sementara diwilayah Lampung tercatat sebagai provensi dengan

prevalensi terendah, hanya 1.2 permil (Kurniawan,2018).

Dari data dinas kesehatan kabupaten lahat mencatat ada 620 penderita

gangguan jiwa di kabupaten lahat,dari 620 data yang diterima hasil laporan

di 32 puskesmas,400 orang dengan gangguan jiwa dalam pengobatan aktif

,45 orang lainnya dalam keadaan dipasung. (Dinas kesehatan Kabupaten

Lahat,2018).

Berdasarkan data diwilayah kerja puskesmas Bandar Jaya Lahat yang

tercatat dengan daftar kunjungan pada tahun 2017 yaitu pada bul

xvii
Pada penderita gangguan jiwa dan dari latar belakang telah diuraikan

diatas akan mealkukan laporan tugas akhir tentang “ Pemenuhan Defisit

Perawatan Diri Pada Paien Yang Mengalami Harga Diri Rendah Diwilayah

Kerja Puskesmas Bandar Jaya Lahat Tahun 2019”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas merumuskan masalah

Bagaimana Pemenuhan Defisit Perawatan Diri Pada Pasien Yang

Mengalami Harga Diri Rendah Di Puskesmas Bandar Jaya Lahat Tahun

2019.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Laporan tugas akhir ini agar mahasiswa memperoleh

pengalaman nyata dalam memberikan pemenuhan Defisit Perawatan

Diri Pada pasien yang mengalami Harga Diri Rendah diwilayah

kerja Pukesmas Bandar Jaya Lahat Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan kusus

Mampu melaksanakan strategi pelaksanaan SP(1)dengan

pemenuhan Defisit Perawatan Diri pada pasien yang mengalami

Harga Diri Rendah diwilayah kerja puskesmas Bandar Jaya Lahat

Tahun 2019.

xviii
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi klien / keluarga

hasil pemenuhan ini dapat digunakan untuk membantu

mengatasi Harga Diri Rendah,sehingga pasien dapat melakukan

kegiatan sehari-hari dengan bekerja sama dengan orang lain dan

mampu memandang dirinya secara positif.

1.4.2 Bagi perkembangan ilmu teknologi informasi keperawatan

Hasil laporan tugas akhir ini diharapkan dapat digunakan

sebagai informasi yang bermakna bagi mahasiswa dalam

memberikan pemenuhan pada pasien dengan gangguan Harga Diri

Rendah sekaligus perawat mempunyai pemahaman yang lebih baik

tentang cara pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait dengan

gangguan Harga Diri Rendah.

1.4.3 Bagi puskesmas Bandar Jaya Lahat Kabupaten Lahat

Untuk menjalin kerja sama dengan petugas kesehatan

dipuskesmas Bandar Jaya dalam upaya memberi keperawatan jiwa

yang berkualitas pada klien dengan perawatan yang holistik dan

memberi informasi serta pelaksanaan keperawatan pada pasien

dengan masalah Harga Diri Rendah di puskesmas Bandar Jaya

Kabupaten Lahat Tahun 2019.

xix
BAB II
TINJAUAN KASUS

2.1 Konsep Harga Diri Rendah

Manusia adalah mahluk sosial.untuk mencapai kepuasan dalam

kehidupannya maka mereka membina hubungan interpersonal yang

baik,ditandai dengan saling merasakan kedekatan,saling tergantung dan

saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.sedangkan hubungan

xx
interpersonal yang tidak baik(tidak sehat) dimulai dengan perasaan kesepian

dimana individu merasakan sendiri tanpa memeikirkan keadaan sekitar .dan

Harga Diri Rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri .(Keliat

B.A,2002). Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri

termasuk hilangnya rasa percaya diri dan tidak berharga diri. Menurut

(Stuart,bw.2006). Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharaga, tidak

berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap

diri sendiri dan kemampuan diri ( Keliat, B.A dan Akemat, 2007)

Berikut ini tanda dan gejalah dari Harga Diri Rendah Mengkritik diri

sendiri, Perasaan tidak mampu,Pandangan hidup yang pesimis, Tidak

menerima pujian,Penurunan produktivitas,Penolakan terhadap diri

sendiri,Kurang memperhatikan perawatan diri,Berpakaian tidak rapi,Selerah

makan kurang,Tidak berani menatap lawan bicara, Lebih banyak

menunduk,Bicara lambat dengan nada lemah. ( Nita Fitria, 2009).

Berikut ini Rentang Respon Suatu hubungan akan berada pada

rentang respon adatif dan maladatif seperti gambar dibawah ini:

Respon Respon

Adaptif

Maladaptif

xxi
Aktualisasi Konsep Harga diri Keracunan

Dersonalisasi

Diri Positif Rendah Identitas

Sumber : Ns, Sri Maryatun, Skep,Mkes. Hal : 17

2.2. Asuhan Keperawatan pasien harga diri rendah

Asuhan keperawatan pasien yang mengalami Harga Diri Rendah

dilakukan sesuai tahap proses keperawatan mulai pengkajian, merupakan

tahap awal dari dasar utama dari proses keperawatan dan merupakan proses

yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien . pada tahap

pengkajian terdapat faktor predisposisi (pendukung) dan faktor presipitasi (

pencetus).

Pada beberapa faktor yang menjadi faktor presisposisi yaitu faktor

biologis dan . Faktor psikologis, Faktor sosial .Pada tahap ini pengkajian

aspek yang perlu dikaji adalah faktor predisposisi, faktor presipitasi dan

prilaku yang diindentifikasi dari tanda dan gejalah yang tampak.berikut

penjelasan dari Faktor predisposisi terdapat Faktor biologis yaitu Dapat

dipengaruhi kerja hormon secara umum. Hal ini berdampak juga pada

keseimbangan nuerotransmiter diotak seperti menurunnya kadar serotonin

yang dapat mengakibatkan klien mengalami gangguan pada kasus harga diri

rendah kronis adalah sistem limbik (pusat emosi ), hipotalamus yang

mempengaruhi mood motivasi thalamus yang mengatur arus informasi

sensori yang berhubungan dengan perasaan, dan amigdala yang

xxii
berhubungan dengan emosi. Berdasarkan faktor psikologis, harga diri

rendah kronis berhubungan dengan pola asuhan dan kemampuan individu

dalam menjalankan peran dan fungsi. Dari segi psikologis hal-hal yang

dapat mengakibatkan individu megalami harga diri rendah kronis dapat

meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, orang

tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya, peran yang tidak

sesuai dengan jenis sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin,

serta peran pekerjaan. Faktor sosial yang sangat mempengaruhi proses

terjadinya harga diri rendah yang kronis adalah status ekonami, lingkungan ,

kultur sosial yang berubah . faktor kultur dapat dilihat dari tuntutan peran

sesuai kebudayaan yang sering menjadi pemicu meningkanya kejadian

harga diri rendah kronis, seperti pada kasus kejadian harga diri rendah

kronis , seperti pada kasus wanita sudah harus menikah jika umur mencapai

dua puluh ataupun perubahan kultur kearah gaya hidup individualisme.

Sedangkan Faktor Presipitasi Hilangnya sebagian anggota tubuh,

berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, kegagalan, serta menurunnya

produktivitas menjadi faktor presifitasi gangguan harha diri rendah kronis.

faktor presipitasi meliputi : Faktor kognitif Menurut Carpenito- moyet

(2009), standar pengkajian harga diri rendah pada faktor kognitif meliputi

:Klien meras malu, klien merasa tidak berguna, Klien merasa tidak memiliki

kemampuan positif, Klien merasa tidak mampu melakukan apapun. Faktor

Afektif Klien merasa : malu, Sedih ,Tidak berguna, Murung. Faktor

fisiologis yaitu : Klien sulit tidur, Klien merasa lemas, Klien merasa pusing,

Klien merasa mual,Perilaku,Klien menghindari orang lain, Menunduk ,

xxiii
Bergerak lambat, Kurangnya kontak mata dan yang terakhir yaitu Faktor

sosial meliputi: Klien lebih senang menyendiri , Klien membatasi

interaksi dengan orang lain, Klien cenderung lebih banyak diam

Salah satu terapi sebagai intervensi yang dapat digunakan pada pasien

Harga Diri Rendah yaitu dengan pemenuhan Defisit Perawatan Diri

2.3 Pemenuhan melatih pasien dengan Defisit Perawatan Diri

2.3.1. Perawatan Diri ( Self Care) Berdasarkan Orem

Pada dasarnya semua manusia mempunyai kebutuhan untuk

melakukan perawatan diri dan mempunyai hak untuk melakukan

perawatan diri secara mandiri, kecuali bila orang itu tidak mampu

melakukan perawatan diri ( self care) menurut Orem ( 2001)

adalah kegiatan memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan

kehidupan, kesehatan dan kesajeteraan individu baik dalam

keadaan sehat maupun sakit.

Defisit perawatan perawatan diri adalah tampak ketidak

mampuan merawat kebersihan diri tampak dari makan secara

mandiri, berhias secara mandiri dan eliminasi/ toileting ( buang air

besar/buang air kecil) secara mandiri. Defisit perawatan diri adalah

suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan

kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan

diri. Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang

yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau

xxiv
melengkapi aktivitas keperawatan diri secara mandiri seperti

mandi (hygine),berpakaian/berhias,maka dan BAB/BAK(

toileting)( fitria,2009 dalam buku Sri Maryatun 2017). Pengaruh

Aktivitas personal hygine (Mandi ,Berpakaian, Berdandan,

Makan,BAK/BAB) terhadap kemandirian pasien dalam melakukan

aktivitas mandiri: personal hygine( mandi dan berpakaian,

berdandan, makan dan BAK/BAB hal itu ditunjukkan adanya

perubahan nilai katagori buruk kebaik sesudah diajarkan aktivitas

mandiri: personal hygine(mandi dan berpakaian,

berdandan,makan,dan BAB/BAK pada pasien dengan masalah

defisit perawatan diri. Ada perbedaan yang signitifikasi.(Teori

Orem). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya

pengaruh aktivitas mandiri : personal hygine terhadap kemandirian

pasien defisit perawatan diri di puskesmas bandar jaya lahat.

Dengan beberapa tujuan khususnya untuk mengetahui kemandirian

pasien DPD sebelum dan sesudah diajarkana ktivitas mandiri:

personal hygine (Mandi dan Berpakaian, Berdandan,

Makan,BAB/BAK).Manfaat dalam hal ini diharapkan pasien

mendapatkan manfaat yang nyata dan dapat membantu dalam

proses penyembuhan dan bisa mandiri dalam melakukan perawatan

diri .

Strategi pelaksanaan pada pasien yang mengalami harga diri rendah

untuk membantu pemenuhan defisit perawatan diri. (Nita

fitria,2009).

xxv
A. Membina hubungan saling percaya, tindakan yang dilakukan

adalah sapa klien dengan ramah baik verbal maupun Non

verbal,yaitu dengan cara berkenalan dengan pasien,

menanyakan perasaan dan keluhan pasien,buat kontrak

asuhan tindakan apa yang anda lakukan dengan pasien,setiap

saat tunjukan sifat empati, penuhi kebutuhan dasar pasien bila

memungkinkan,membantu pasien mengenali penyebab Harga

diri rendah.

B. Perkenalkan diri dengan sopan

C. Tanyakan nama lengkap pasien dan mana panggilan yang

disukai klien

D. Jelaskan pentingnya kebersihan diri:seperti mandi,cara ganti

pakaian,sikat gigi,cuci rambut,potong kuku

E. Masukkan kedalam jadwal harian

Evaluasi yang dilakukan pada pasien yang harga diri rendah untuk

mengetahui kemampuan klien dalam melakukan pemenuhan

defisit perawatan diri.

1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri,beri pujian

2. Jelaskan alat untuk berdandan

3. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisir rambut,rias

muka untuk perempuan, cukur untuk pria

4. Masukan dalam jadwal kegiatan

xxvi
2.4 Kemandirian dan Aktivitas Sehari-Hari
Aktivitas adalah kegiatan melakukan pekerjaan sehari-hari secara
rutin. Aktivitas ini bertujuan sebagai pemenuhan kebutuhan individu dalam
menjalani hidup.Aktivitas atau Activity Daily Living(ADL) meliputi
makan,minum, berpakaian, mandi, dan berpindah tempat (Hardywinito &
Setiabudi, 2005).
ADL dilakukan sebagai keterampilan seseorang untuk merawat
dirinya secara mandiri. Menurut Hardywinito & Setiabudi (2005), ADL
dibagi atas beberapa macam, yaitu : (1) ADL dasar, merupakan
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang meliputi berpakaian,
makan, minum, toileting, mandi dan berhias diri. (2) ADL instrumental
merupakan keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan alat atau
benda untuk menunjang kegiatan sehari-hari, seperti menyiapkan makan,
mengetik, menggunakan telfon, menulis, dll. (3) ADL vokasional
merupakan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan
sekolah. (4) ADL non vokasional merupakan aktivitas yang bersifat
rekreasi, hobi, dan mengisi waktu luang.
Menurut Maryam (2008) untuk melakukan penilaian kemampuan
aktivitas dapat dilakukan dengan menggunakan indeks kemandirian Katz
berdasarkan evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien dalam hal
makan, mandi, toileting, kontinen (BAB/BAK), berpindah ke kamar mandi
dan berpakaian. Penilaian kemandirian dalam melakukan activity daily
living sebagai berikut :Mandi, Mandiri : bantuan hanya pada satu bagian
mandi (seperti punggung atau ektremitas yang tidak mampu) atau
mandi sendiri sepenuhnya.Bergantung : bantuan mandi lebih dari satu
bagian tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri. Berpakaian ,Mandiri : mengambil baju dari lemari, memakai
pakaian, melepaskan pakaian, mengancing / mengikat pakaian/ Bergantung
: tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian, Toiletting, Mandiri
: masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan genitalia
sendiri.Bergantung : menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot. Kontinen, Mandiri : BAB dan BAK seluruhnya

xxvii
dikontrol sendiri, Bergantung : inkontinsia persial atau total yaitu
menggunakan kateter dan pispot, enema dan pembalut / pampers, Makanan,
Mandiri : mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri,
Bergantung : bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan parenteral atau melalui
Naso Gastrointestinal Tube (NGT).

BAB III
METODE STUDY KASUS

3.1 Pendekatan / Desain study kasus

Jenis Penelitian ini adalah deskriktif dalam bentuk study kasus untuk

mengeklplorasikan masalah pemenuhan Defisit Perawatan Diri pada pasien

yang mengalami Harga Diri Rendah diwilayah kerja puskesmas bandar jaya

lahat tahun 2019. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

Pemenuhan Defisit Perawatan Diri Harga Diri Rendah.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang pasien Harga diri

rendah di wilayah kerja Puskesmas Bandar Jaya dengan kriteria subyek :

1. Pasien Harga diri rendah yang mulai kooperatif

2. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan

3. Tidak mengenal usia

4. Pasien yang mampu diajak berinteraksi

3.3 Fokus studi Kasus

xxviii
Fokus studi dalam penelitian adalah perubahan kemandirian pasien

dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesudah intervensi keperawatan

dengan Pemenuhan Defisit perawatan diri.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional perubahan aktifitas ( ADL ) yang terjadi pada

pasien harga diri rendah setelah penerapan aktualisasi diri. Diukur

berdasarkan 4 macam Aktivity Daily (ADL) yaitu mau diajak

bicara,mengikuti kegiatan, Menyampaikan kesanggupan atau tidak

mampu,mengungkapkan perasaan, ekspresi menunjukan gembira.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Bandar Jaya Kabupaten

Lahat Provinsi Sumatera Selatan yang pelaksanaannya dilakukan pada 13

mei 2019.

3.6 Metode dan instrumen pengumpulan data

3.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

wawancara dan pengkajian langsung terhadap pasien yang

mengalami Harga diri rendah,sebelum dan sesudah pemberian

intervensi keperawatan.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan penulis pada penelitian

ini berupa lembar SOP dengan format checklist sebanyak 5 item.

3.6.3 Langkah Pengumpulan Data

a. Menyelesaikan administrasi studi kasus

xxix
b. Melakukan penyeleksian

c. Melakukan asuhan keperawatan pada klien mulai pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

dan evaluasi terhadap implementasi yang dilakukan.

3.7 Analisa Data

Penyajian Data menggunakan analisis deskriptif. Analisa deskriptif

adalah digunakan untuk menganalisa data dengan mendiskripsikan data

yang terkumpul untuk membuat suatu kesimpulan ( Notoatmodjo, 2010).

Pengolahan data ini dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan

kemandirian pasien dalam melakukan ADL.Adapun cara menilai

kemampuan ADL pasien berdasarkan aspek ADL adalah sebagai berikut :

𝐹
𝑃= 𝑥 100 %
𝑁

Keterangan :

P : Prosentase

F : Jumlah kemampuan yang dicapai

N : Jumlah aspek kemampuan

3.8 Penyajian Data

Setelah dilakukan pengelolahan data dan didapatkan hasil

penelitian,maka data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk teks

narasi,diagram dan bagan.

3.9 Etika Penelitian

xxx
Menurut Nursalam, 2008 prinsip etika menjelaskan bahwa data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut :

3.9.1 Prinsip Manfaat

Penelitian dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subyek, selain itu peneliti berhati-hati dalam

mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat

kepada subyek pada setiap tindakan.

3.9.2 Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Kuman Dignity)

Subyek dilakukan secara manusiawi yang mempunyai hak

memutuskan untuk bersedia menjadi subyek atau tidak, tanpa adanya

sanksi apapun atau yang dapat mengganggu kesembuhannya (right

to self determination).

3 .9.3 Keadilan (Right to Justice)

Subyek diperhatikan secara adil, baik sebelum, selama, dan

sesudah keikutsertaan dalam penelitian tanpa adanya deskriminasi.

Subyek juga mempunyai hak agar data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonimity) dan

rahasia (confidentiality). Setelah subyek mendapatkan informasi

secara lengkap tentang tujuan penelitian yang dilaksanakan,

selanjutnya peneliti memberikan informed consent yang diwakilkan

kepada kepala ruangan.

xxxi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian beserta pembahasannya yang

meliputi penjabaran data umum dan data khusus serta analisis mengenai

perubahan kemampuan pemenuhan defisit perawatan diri pada pasien Harga

diri rendah di Ruangan Nafza di wilayah kerja puskesmas bandar jaya lahat.

1.4 Hasil Penelitian

1.4.1 Gambaran lokasi penelitian


Penelitian ini dilakukan di UPT puskesmas bandar jaya

kabupaten lahat, Puskesmas bandar jaya merupakan puskesmas

perkotaan yang berada diwilayah kecamatan kota lahat,yang

membawahi 6 kelurahan dan 2 desa dengan wilayah ± 800 Ha,

Puskesmas Yang letaknya berada di diantara perkantoran lainya dan

dekat dengan jalan lintas sumatera. Dengan batas wilayah sebagai

berikut:

1. Sebelah utara : Desa manggul

2. Sebelah selatan : kelurahan Bandar agung

3. Sebelah timur : kelurahan gunung gajah

4. Sebelah barat : Kelurahan kota baru(Reli).

1.4.2 Gambaran Subyek Studi Kasus

Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai responden studi


kasus yaitu responden 1 dan responden II. Kedua subyek sudah
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Responden 1

xxxii
Responden I berusia 31 tahun, beragama Islam,alamat merapi
timur, pendidikan terakhir SD. responden I masuk ruang perawatan
tanggal 27 april 2017,dengan alasan sering marah-marah,mudah
tersinggung, berbicara sendiri, dan terkadang klien berdiam di dalam
kamar tidak mau keluar. Pasien pernah dirawat sebelumnya di
puskesmas merapi selama 1 bulan. Kegiatan subyek saat ini yaitu
sering melakukan aktivitas dikamar seperti merenung,menghindar
dari orang lain, tidur dan jarang keluar kamar. ADl yang mampu
dilakukan yaitu hanya mandi, makan dan minum. Untuk kegiatan
seperti menyapu dan membersihkan ruangan dan aktivitas lainnya
selalu di suruh dan perlu di motivasi.
Responden II
Responden II berusia 26 tahun, beragama Islam, alamat

bandar agung karang anyar, pendidikan terakhir SMA. Responden II

masuk ruang perawatan tanggal 11 november 2018, dengan alasan

sering marah-marah, berbicara sendiri, mendengar suara yang aneh

dan terkadang klien berdiam di dalam kamar tidak mau keluar dan

sering melamun . Pasien pernah dirawat sebelumnya selama 1

minggu di RSJ ernaldi bahar palembang . Kegiatan pasien saat ini

yaitu sering melakukan aktivitas dikamar seperti merenung, tidur dan

jarang keluar kamar. yang mampu dilakukan yaitu hanya mandi,

makan dan minum. Untuk kegiatan seperti menyapu dan

membersihkan ruangan dan aktivitas lainnya selalu di suruh dan

perlu di motivasi dulu.

xxxiii
1.4.3 Pemaparan Fokus Studi
a). Hasil Pengkajian Awal Kemampuan ADL dan Tingkat
Kemandirian Subyek
Berdasarkan tahapan proses keperawatan, maka langkah
pertama yang harus dilakukan pada pasien Harga diri rendah
adalah pengkajian. Dalam studi kasus ini pengkajian awal yang
dilakukan berfokus pada kemampuan pasien dalam melakukan
ADL, dan tingkat kemandiriannya.
Berdasarkan hasil studi, dapat diketahui bahwa saat
pengkajian awal terhadap aktivitas subyek dalam melakukan
ADl dan tingkat kemandiriannya dapat dilihat seperti pada 4.1
dan diagram 4.1
Tabel Hasil Pengkajian (Observasi) Awal Dua Orang responden
Prosentase Kemampuan Berdasarkan
Tingkat Kemandirian Tingkat
Responden Aspek yang dinilai
Kemandirian
M P T

Mampu melakukan mandi


25% 25% 50%
yang baik

Mampu berpakaian yang


25% 25% 50%
baik dan rapi

Mampu berdandan dengan


0% 25% 75%
Responden baik
Total Care
I
Mampu melakukan makan
0% 25% 75%
dengan baik

Mampu menyebutkan cara


25% 25% 50%
BAB/BAK yang baik

Mampu melakukan mandi


25% 25% 50%
yang baik

Mampu berpakaian yang


25% 25% 50%
Responden baik dan rapi
Total Care
II
Mampu berdandan dengan
0% 25% 75%
baik

Mampu melakukan makan 0% 25% 75%

xxxiv
dengan baik

Mampu menyebutkan cara


BAB/BAK yang baik
0% 25% 75%

Selanjutnya untuk memperjelas kemampuan ADl dua responden yang


di observasi sebelum intervensi keperawatan dengan pemenuhan defisit
perawatan diri dapat digambarkan pada diagram 4.1

70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Tn S NY D
Minimal 15,00% 10,00%
Partial 25% 25,00%
Total 60,00% 65,00%

Berdasarkan tabel 4.1 dan diagram 4.1 diketahui bahwa secara


keseluruhan rata-rata tertinggi kemampuan responden dalam melakukan
ADL pada responden I adalah 60% dengan kategori tingkat kemandirian
Total care didapatkan dari ADL Pasien mampu menyebutkan pentingnya
kebersihan mulut,mampu menyebutkan cara membersihkan kuku,mampu
menyebutkan cara makan dengan baik,mampu menyebutkan cara
BAB/BAK yang baik,mampu menyebutkan cara berdandan. Sedangkan
Ny.D didapatkan hasil rata-rata tertinggi kemampuan responden dalam
melakukan ADL adalah 59,5% dengan kategori tingkat kemandirian Partial
care. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa walaupun kedua
responden termasuk dalam kemandirian Total care, tapi responden II lebih
baik kemampuannya dalam memenuhi ADLnya dari pada responden I.

xxxv
Setelah melakukan pengkajian (observasi) awal terkait ADL dan
kemandirian pasien, dilakukan intervensi keperawatan dengan
menggunakan pemenuhan defisit perawatan diri yang dilakukan untuk
meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial
pasien, sehingga diharapkan dapat memperbaiki motivasi yang berdampak
pada peningkatan kemampuan dan kemandirian pasien dalam melakukan
ADL. Kegiatan ini dilakukan setiap hari selama 3 hari berturut-turut dan
masing-masing kegiatan dilakukan selama 35 menit.

Setelah selesai melakukan intervensi keperawatan menggunakan


pemenuhan defisit perawatan diri dilakukan evaluasi setiap hari selama 3
hari untuk mengetahui kemajuan/ perkembangan kemampuan pasien dalam
melakukan ADL.
b). Hasil Evaluasi Aktivitas (ADL) responden sesudah dilakukan
Intervensi Keperawatan dengan Pemenuhan defisit perawatan
diri
Berdasarkan hasil studi, diketahui bahwa sesudah dilakukan
intervensi keperawatan dengan menggunakan pemenuhan defisit
perawatan diri maka kemampuan dan kemandirian responden dalam
melakukan ADL mengalami peningkatan seperti tabel 4.1 dan
diagram 4.1
Responden 1
4.2 Tabel Evaluasi Kemampuan ADL dan Kemandirian Pasien
sesudah dilakukan Intervensi Keperawatan dengan pemenuhan
defisit perawatan diri pada responden I.

Prosentase Kemampuan
Tingkat
Hari Aspek yang dinilai berdasarkan tingkat Kemandirian

Kemandirian
M P T

xxxvi
Mampu melakukan
25% 25% 50%
mandi dengan baik

Mampu berpakaian yang


25% 25% 50%
baik dan rapi

Mampu berdandan
0% 25% 75%
dengan baik

Ke-1 Total care


Mampu melakukan
0% 25% 75%
makan dengan baik

Mampu menyebutka 25% 25% 50%

BAB/BAB yang baik

Total
15% 25% 60%

Mampu melakukan
0% 75% 25%
mandi dengan baik

Mampu berpakaian yang


25% 50% 25%
Ke-2 baik dan rapi Partial care

Mampu berdandan
25% 50% 25%
dengan baik

Mampu melakukan 0% 75% 25%

xxxvii
makan dengan baik

Mampu meyebutkan cara 25% 50% 50%

BAB/BAK yang baik

Total
15% 60% 30%

Mampu melakukan
75% 25% 0%
mandi yang baik

Mampu berpakaian yang


100% 0% 0%
baik dan rapi

Mampu berdandan
100% 0% 0%
dengan baik

Mampu melakukan
Ke-3 75% 25% 0% Minimal care
makan dengan baik

Mampu menyebutkan 100% 0% 0%

cara BAB/BAK yang

baik

Total
90% 10% 0%

Selanjutnya untuk memperjelas kemampuan subyek setelah dilakukan


pintervensi keperawatan dengan pemenuhan defisit perawatan diri dapat
digambarkan pada diagram 4.2

xxxviii
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
Minimal 15,00% 15,00% 90,00%
Partial 25% 60,00% 10,00%
Total 60,00% 30,00%

Diagram Hasil Observasi setelah diberikan pemenuhan defisit perawatan


diri pada responden 1
Berdasarkan tabel 4.2 dan diagram 4.2 diketahui bahwa terjadi
peningkatan kemampuan dalam pemenuhan defisit perawatan diri.walaupun
tingkat kemampuan pasien adalah partial care,tetapi skor kemampuannya
dalam pemenuhan defisit perawatan diri mengalami peningkatan.pada hari
pertama partial care 25% ,pada hari kedua terjadi peningkatan kemampuan
dalam pemenuhan defisit perawatan diri partial care 25% menjadi minimal
care yaitu 90,00%.selanjutnya skor kemampuan minimal care pasien
meningkat terus pada hari ketiga dengan rata-rata peningkatn sebesar
90,00%.dari diagram 4.2 tersebut juga diketahui bahwa beberapa aspek
pemenuhan defisit perawatan diri yang semula kemampuannya adalah
partial care.mulai hari ketiga berubah dari partial care dan minimal care.
Responden 11
4.3 Tabel Evaluasi Kemampuan berinteraksi dilakukan intervensi
Keperawatan dengan cara berkenalan pada responden II
Prosentase Kemampuan
Tingkat
Hari Aspek yang dinilai berdasarkan tingkat Kemandirian

Kemandirian
M P T

xxxix
Mampu melakukan
25% 25% 50%
mandi dengan baik

Mampu berpakaian yang


25% 25% 50%
baik dan rapi

Mampu berdandan
0% 25% 75%
dengan baik

Ke-1 Total care


Mampu melakukan
0% 25% 75%
makan dengan baik

Mampu menyebutkan 0% 25% 75%

cara BAB/BAK yang

baik

Total
10% 25% 65%

Mampu melakukan
0% 75% 25%
mandi dengan baik

Mampu berpakaian yang


0% 75% 25%
Ke-2 baik dan rapi Partial care

Mampu berdandan
25% 50% 25%
dengan baik

Mampu melakukan 0% 75% 25%

xl
makan dengan baik

Mampu menyebutkan 25% 50% 50%

cara BAB/BAK yang

baik
10% 65% 30%
Total

Mampu melakukan
100% 0% 0%
mandi dengan baik

Mampu berpakaian yang


75% 25% 0%
baik

Mampu berdandan
75% 25% 0%
dengan baik

Ke-3 Minimal care


Mampu melakukan
100% 0% 0%
makan dengan baik

Mampu menyebutkan 100% 0% 0%

cara BAB/BAK yang

baik

Total
90% 10% 0%

xli
Selanjutnya untuk memperjelas perbedaan kemampuan responden

setelah pemberian Pemenuhan defisit perawatan diri dengan melakukan

ADL dapat di gambarkan pada diagram 4.3

100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari ke-3
Minimal 10,00% 10,00% 90,00%
Partial 65,00% 65,00% 10,00%
Total 30,00% 30%

Diagram 4.3 Hasil Observasi Setelah Diberikan pemenuhan defisit

perawatan diri pada responden II

Berdasarkan tabel 4.3 dan diagram 4.3 diketahui bahwa setelah

dilakukan intervensi keperawatan dengan cara pemenuhan defisit perawatan

diri pada hari pertama menunjukan kemampuan pemenuhan defisit

perawatan diri dimana kemampuan responden II adalah total care ,pasien

juga tidak mampu memenuhi pemenuhan defisit perawatan diri.pada hari

kedua terjadi peningkatan kemampuan pasien kedalam tingkat

ketergantungan minimal care .pada hari ketiga kemampuan pemenuhan

defisit perawatan diri pasien meningkat dengan katagori partial care dan

dianggap intervensi telaksana dengan baik.

xlii
4.2 Pembahasan

Pada dasarnya semua manusia mempunyai kebutuhan untuk

melakukan perawatan diri mempunyai hak untuk melakukan perawatan diri

secara mandiri,kecuali bila orang tidak mampu melakukan perawatan diri

( Self Care).Menurut Orem (2001) adalah kegiatan memenuhi kebutuhan

dalam mempertahankan kehidupan, Kesehatan dan kesajeteraan individu

baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

Dari hasil penelitian tentang perubahan pemenuhan defisit perawatan

diri Personal hygine (mandi,berpakaian,berdandan,makan,BAK/BAB)

terhadap kemandirian pada pasien harga diri rendah diperoleh hasil adanya

perubahan kemampuan dalam pemenuhan defisit perawatan diri antara

sebelum dan sesudah dilakukan ADL terpenuhi. dalam penelitian di

dapatkan bahwa ada perubahan kemandirian pasien dalam melakukan

aktivitas mandiri :personal hygine ( mandi dan berpakaian,berdandan,makan

dan BAK/BAB) hal itu ditunjukkan adanya perubahan nilai katagori buruk

ke baik sesudah diajarkan aktivitas ADL pada pasien dengan masalah defisit

perawatan diri. Ada perbedaan signifikasi ( Teori Orem) .

Pada responden I,kemampuan ADL pasien dengan tingkat

kemandirian Total Care. Setelah pemenuhan defisit perawatan diri pasien

dengan tingkat partial care,setelah dilakukan pemenuhan defisit perawatan

diri dengan ADL sampai hari ke 3,kemampuan pemenuhan defisit

xliii
perawatan diri pasien minimal care. Hal ini terjadi karena responden

sebelummya sudah perna dirawat dan perna dapat terapi TAK sehingga

motivasi dalam dirinya meningkat.disamping itu usia responden relatif lebih

mudah sehingga lebih mudah beradaptasi dan mudah mengikuti terapi yang

diberikan.pemberian pemenuhan defisit perawatan diri juga sesuai dengan

kebutuhan tubuh responden sehingga pemberian pemenuhan defisit

perawatan diri dengan ADL dapat meningkatkan kembali emosi dan

motivasi klien.

Pada responden ke II didapatkan hasil bahwa pemenuhan defisit

perawatan diri mengalami prosentase yang naik terus dan mengalami

peningkatan selama tiga hari terlihat kemajuan yang baik.sebelum dilakukan

intervensi keperawatan dengan pemenuhan defisit perawatan diri tingkat

kemampuan klien yaitu Total care.

Setelah dilakukan observasi selama satu hari tingkat kemandirian tetap

Total care.hari ke 2 responden mengalami tingkat kemampuan dengan

tingkat kemampuan minimal care. Hari ke 3 klien mengalami peningkatan

yaitu partial care. setelah observasi harian minimal care ke 3 klien bertahan

pada tingakatan kemandirian minimal care sebanyak 90% terjadinya

perubahan kemampuan yang tidak konsisten ini kemungkinan disebabkan

oleh beberapa hal antara lain: faktot kebosanan, dan kesulitan pasien

beradaptasi terhadap latihan yang diberikan bisa sebagai faktor yang dapat

menghabat pencapai tujuan,sebelumnya juga pasien tidak pernah dirawat.

4.2.1 Keterbatasan Penulisan

xliv
Dalam studi kasus ini penulis menemui hambatan sehingga

menjadi keterbatasan dalam penyusunan studi kasus ini. Beberapa

keterbatasan ini adalah:

a). Belum adanya instrumen baku yang mengarah terhadap

kemampuan pemenuhan defisit perawatan diri dengan cara

melakukan ADL,sehingga instrumen yang dikembangkan perlu

dilakukan penyempurnaan melalui uji validitas dan reabilitas.

b). Penempatan ruangan yang ditentukan tidak mendukung proses

terapi yang dilakukan.

c). Peneliti tidak bisa melakukan observasi setelah jam dinas selesai

sehingga pengukuran pemenuhan defisit perawatan diri kurang

optimal.

xlv
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan paparan fokus studi dan pembahasan tentang kemampuan

dalam pemenuhan defisit perawatan diri dengan melakukan ADL pada

pasien Harga diri rendah setelah dilakukan intervensi keperawatan dapat

disimpulkan bahwa : dari indikator kemampuan aktivitas yang diidentifikasi

dari melakukan pemenuhan defisit perawatan diri dengan cara melakukan

ADL dengan cara melakukan pemenuhan defisit perawatan diri diketahui

bahwa ada perubahan kemampuan menjadi lebih baik (meningkat) dan

tingkat kemampuan dari total care ke partial care dan berubah ke minimal

care.sebelum dilakukan intervensi keperawatan dengan cara pemenuhan

defisit perawatan diri dengan skor kemampuan pasien lebih dominan pada

tingkat ketergantungan partial care dan setelah 3 hari intervensi secara

berturut-turut ,skor kemampuan pasien meningkat dan bergeser ke minimal

care .

5.2 Saran

Berdasarkan analisa dan kesimpulan penelitian, maka dalam sub bab ini

peneliti akan menyampaikan beberapa saran diantaranya :

5.2.1 Bagi Perawat dan Rumah Sakit

xlvi
Dapat memberikan sarana untuk dilakukan pemenuhan defisit

perawatan diri sehingga efektifitas pemenuhan defisit perawatan diri

dapat berjalan secara optimal. Perlu adanya pengawasan secara

konsisten dalam pemberian pemenuhan defisit perawatan diri

sehingga pemenuhan defisit perawatan diri dapat berjalan optimal.

5.3.1 Bagi Pengembangan dan Penelitian selanjutnya

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pengembangan

model-model terapi lainnya khususnya dalam menangani pasien

Harga diri rendah dalam asuhan keperawatan.

xlvii
DAFTAR
PUSTAKA

Alicia. N (2018). Bali Peringkat 4 Jumlah Penderita Gangguan Jiwa Berat di


Indonesia. http://nationalgeographic.grid.id/read/13946526/bali-peringkat-
4-jumlah-penderita-gangguan-jiwa-berat-di-indonesia?page=all diakses
pada tanggal 1 Oktober 2018.

Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2018. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun
(2018). http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen122-
166.pdf.
Fitria. 2009. Tanda Dan gejalah harga diri rendah Jakarta: Salemba Medika.
Kurniawan, F(2018). Daerah mana yang punya kasus gangguan jiwa terbanyak?.
http://tirto.id/daerah-mana-yang-punya-kasus-gangguan-jiwa-terbanyak-
cCCb diakses pada tanggal 2 Januari 2018.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peran Keluarga Dukung
Kesehatan Jiwa
Masyarakat..http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Lap
oran riskesdas2013 final.pdf diakses pada tanggal 6 Oktober 2016.
Maryatun,S.(2017). Buku Ajar Keperawatan Jiwa1. Unsri Palembang: Universitas
Sriwijaya.
Prabowo,E. (2006). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Profil puskesmas Bandar Jaya Kabupaten Lahat Tahun 2017
Rekam Medis, Jumlah Kunjungan pasien dengan gangguan jiwa di puskesmas
Bandar Jaya Kabupaten Lahat tahun 2017
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
RI, Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013.
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_riskesd
as_2013_final.pdf.
.Sutejo.2017.Keperawatan Kesehatan Jiwa;Prinsip dan Praktek Asuhan
Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Yusuf,Fitryasari,R,Nihayati,H.E,2015.Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa.Jakarta : Salemba Medika.

xlviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lembar 1 lembar konsul pemimbing Utama


Lembar 2 lembar konsul pemimbing Kedua
Lembar 3 lembar SOP & Checklist
Lembar Surat Izin Penelitian
Lembar Format Pengkajian
Lembar Bukti

xlix
l
li

Anda mungkin juga menyukai