MINI RISET
MK.PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN
ANTROPOLOGI
SKOR NILAI:
KELOMPOK 6
SEPTEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
berkatNya sehinggakami dapat menyelesaikan Laporan Mini Riset tentang “Pertumbuhan Fisik
Anak Usia SD”. Laporan Mini Riset initelahkamisusundengan semaksimal mungkin
danmendapatkanbantuandariberbagaipihaksehinggadapatmemperlancarpembuatan Laporan
Mini Risetini.Untukitukamimenyampaikanbanyakterimakasihkepadasemuapihak yang
telahberkontribusidalampembuatan Laporan Mini Riset ini.
Terlepasdarisemuaitu,
kamimenyadarisepenuhnyabahwamasihadakekuranganbaikdarisegisusunankalimatmaupuntat
abahasanya.Olehkarenaitudengantanganterbukakamimenerimasegala saran
dankritikdaripembaca agar Laporan Mini Risetini dapat lebih baik lagi.
Karenaketerbatasanpengetahuanmaupunpengalaman,kamiyakinmasihbanyakkekurangan
dalam Laporan Mini Risetini.Semoga Laporan Mini Riset
sederhanainidapatdipahamibagisiapa pun pembacanya.Sekiranya Laporan Mini Riset ini
dapatbergunabagi penulis sendirimaupun bagi orang yang membacanya.
Sekian dan terimakasih
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………... 7
5.2 Saran………………………………………………………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 8
LAMPIRAN…………………………………………………………………………… 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan anak merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya ada banyak faktor
yang berpengaruh dan saling berhubungan dalam proses perkembangan anak. Biak unsur-
unsur bawaan maupun maupun unsur-unsur pengalaman yang didapat dalam interaksi
lingkungan. Kedua unsur tersebut memiliki pengaruh tertentu terhadap proses
perkembangan anak tersebut.
Guru terutama guru SD diharapkan mempunyai pemahaman konseptual tentang
perkembangan dan cara belajar anak SD. Pemahaman konseptual ini meliputi gambaran
tentang siapa anak SD dan bagaimana mereka berkembang, yang mencakup tentang
karakteristik perkembangan anak usia SD dalam berbagai aspek biologis, kognitif, bahasa,
dan psikososial. Selain itu diperlukan adanya pemahaman-pemahaman tentang prinsip
belajar anak serta peran motifasi dalam belajar anak.Hal inilah yang menarik perhatian
peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul: “PERKEMBANGAN FISIK ANAK
USIA SD”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
C. TUJUAN PENULISAN
Dalam penelitian ini yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
D. MANFAAT
1. Secara praktis
Dilihat dari kegunaan penelitian secara praktis penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran serta dapat membantu sebagai bahan
informasi mengenai “Perkembangan Fisik Anak Usia SD” secara teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan atau referensi dalam pembuatan karya ilmiah
yang berkaitan dengan ”“Perkembangan Fisik Anak Usia SD”. Penelitian ini juga diharapkan
dapat menjadi acuan informasi dalam penelitian-penelitian berikutnya, serta menjadi referensi
pustaka bagi pemenuhuan kebutuhan penelitian lanjutan.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Masa-Masa Perkembangan
Pembagian perkembangan kedalam masa-masa perkembangan hanyalah untuk
memudahkan untuk memahami jiwa anak-anak.Walaupun perkembangan itu dibagi-
bagi ke dalam masa-masa perkembangan, nemun tetap merupakan kesatuan yang dapat
dipahami dalam hubungan keseluruhannya.
2.1 Pembagian Aristoteles
Aristoteles membagi perkembangan menjadi tiga masa perkembangan, yaitu:
1. Periode anak kecil (kleuter) usia sampai 7 tahun
2. Periode anak sekolah, usia 7 tahun sampai 14 tahun
3. Periode pubertas, usia 14 tahun sampai 21 tahun
2.2 Pembagian Comenius
Pembagian masa-masa perkembangan menurut Comenius sebagai berikut.
1. Masa sekolah ibu, sampai usia 6 tahun
2. Masa sekolah bahasa ibu, sampai usia 6 tahun sampai 12 tahun
3. Masa sekolah bahasa Latin, sampai usia 12 tahun sampai 18 tahun
4. Masa sekolah tinggi, sampai usia 18 tahun sampai 24 tahun
2.3 Pembagian Jean Piaget
Piaget membagi perkembangan menjadi 4 fase sebagai berikut.
1. Fase sensori motorik
Aktivitas kognitif didasarkan pada pengalaman langsung panca indera.Aktivitas
belum menggunakan bahasa.Pemahaman intelektual muncul di akhir fase ini.
2. Fase pra operasional
Anak tidak terikat lagi pada lingkungan sensori.Kesanggupan menyimpan
tanggapan bertambah besar. Anak suka meniru orang lain dan mampu menerima
khayalan dan suka bercerita tentang hal-hal yang fantastis dan sebagainya.
3. Fase operasi konkret
Pada fase ini berpikir sudah mulai logis.Bentuk aktivitas dapat ditentukan dengan
peraturan yang berlaku.Anak masih berpikir harfiah sesuai dengan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya.
4. Fase operasi formal
Dalam fase ini anak telah mampu mengembangkan pola-pola berpikir formal, telah
mampu berpikir logis, rasional, dan bahkan abstrak. Telah mampu menangkap arti
simbolis, kiasan,dan menyimpulkan suatu berita,dan sebagainya.
a) Perkembangan fisik
b) Perkembangan motorik
c) Perkembangan bahasa
d) Perkembangan emosi
e) Perkembangan sosial
f) Hubungan keluarga
g) Kepribadian
Perempuan
1. Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
2. Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
3. Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
4. Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
5. Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
6. Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu
ketiak)
Laki-laki
1. Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
2. Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
3. Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
4. Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
5. Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
6. Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
7. Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
3. Otak
Pertumbuhan otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek terpenting
dalam perkembangan individu.Didalam otak terdapat pusat-pusat saraf yang
mengendalikan perilaku individu, yang berhubungan dengan perilaku kognisi juga
emosi.Dalam otak bagian tengah terdapat sistem limbik dengan pusatnya yang disebut
dengan amigdala.
Bila dibanding pertumbuhan bagian-bagian tubuh lainnya, pertumbuhan otak dan
kepala ini jauh lebih cepat. Pertumbuhan otak itu terjadi pada masa usia dini.
Hal yang perlu dicatat bahwa kematangan otak yang yang dikombinasi dengan
pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kognisi anak.Dalam hal ini diperlukan kebutuhan nutrisi dan rangsangan
– rangsangan yang membuat otak anak tersebut berfungsi.
2) Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan
kematangan saraf dan otot anak.Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam
tubuh yang dikontrol oleh otak.
Seandainya tidak ada gangguan fisik dan hambatan mental yang mengganggu
perkembangan motorik, secara normal anak yang berumur 6 tahun akan siap
menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam kegiatan bermain
teman sebaya. Sebagian tugas perkembangan anak yang paling penting dalam masa
prasekolah dan dalam tahun-tahun permulaan sekolah, terdiri atas perkembangan
motorik yang didasarkan atas penggunaan kumpulan otot yang berbeda secara
koordinasi.
Jika tidak ada gangguan kepribadian yang menghambat ,anak yang memiliki
sifat yang sesuai dengan harapan masyarakat akan melakukan penyesuaian sosial dan
pribadi yang baik. Sebaliknya dalam diri anak yang tidak dapat menyesuaikan diri
dengan harapan masyarakat,akan berkembang perasaan tidak mampu yang akan
melemahkan semangat mereka untuk mencoba mempelajari apa yang telah dipelajari
oleh teman sebaya mereka.
Perkembangan fisik,motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan fisik memiliki peran yang
sangat penting bagi kehidupan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung perkembangan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak
dalam bergerak. Sementara secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan
fisik akan mempengaruhi cara pandang anak terhadap dirinya sendiri dan cara pandang
anak terhadap orang lain, perkembangan fisik berjalan seiring dengan perkembangan
motorik.
Dalam proses perkembangannya, perkembangan fisik akan mempengaruhi kemampuan
motorik. Perkembangan fisik lazimnya ditandai dengan perubahan pada tinggi dan berat badan,
serta bentuk tubuh dan juga perkembangan otak. Jika perkembangan fisik anak berkembang
dengan baik tentu akan berpengaruh pada keterampilan motoriknya. Begitupun dengan anak
yang perkembangan fisiknya mengalami gangguan, akan berdampak pada terganggunya
kemampuan motorik anak tersebut.
2.2 Subjek Penelitian
Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian mempunyai peran yang sangat strategis
karena pada subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang penelitian amati. Pada
penelitian kualitatif responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu
orang memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian
yang sedang dilaksanakan.
NO SUBJEK PENELITIAN
Penyebaran angket
Wawancara
Dokumentasi
Observasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (descriptive research) yaitu suatu
metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada, yang
berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.Dalam penelitian ini metode pengumpulan
juga menggunakan metode angket (Kuesioner).Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden
untuk di jawabnya.
Kuesioner yang digunakan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian, metode yang digunakan
adalah dengan kuesioner tertutup. Jawaban responden berupa pilihan dari 2 alternatif yang
ada, yaitu : “YA” dan “ TIDAK”. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan
pada variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. (Sukmadinata, 2006)
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif.Informasi didapat
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan untuk menjawab permasalahan
yang memerlukan pemahaman secara mendalam. Informasi yang dikumpulkan dalam
penelitian ini mengenai kemandirian anak down syndrome usia sekolah dasar. Data yang
diperoleh bersifat deskriptif yang berhasil dihimpun dari beberapa sumber.Subjek penelitian
merupakan benda, hal atau orang tempat variabel melekat.(Arikunto, 2010).
Langkah penelitian:
1. Memilih masalah
2. Studi pendahuluan.
3. Merumuskan masalah.
4. Memilih pendekatan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Fungsi rekreasi
Dulu keluargamerupakanmedanrekreasibagianggota- anggotanya.Sekarang
pusat-pusatrekreasidiluar keluarga, seperti gedungbioskop,panggung sirkus,
lapanganolahraga, kebunbinatang, taman-taman, nightclub, komunitas
pengguna jasa internetdanlainsebagainyadipandang lebihmenarik.
Fungsi Keagamaan
Dulu keluarga merupakan pusat pendidikan upacara ritual danibadahagama bagi
paraanggotanyadisampingperanan yang dilakukanolehinstitusiagama.
Prosessekularisasidalam masyarakat danmerosotnya pengaruhinstitusiagama
menimbulkankemunduranfungsikeagamaankeluarga.
Fungsi Perlindungan
Dahulu keluargaberfungsimemberikanperlindungan,baik fisik maupun sosial,
kepada para anggotanya. Sekarang banyak fungsiperlindungandanperawatan
initelahdiambil aliholehbadan-badan sosial,sepertitempatperawatanbagi anak-
anakcacattubuhdanmental,anakyatim piatu,anak- anak nakal,orang-orang
lanjutusia,perusahaanasuransidan sebagainya.
Menurut Vembriarto (1990) ada tiga macam fungsi yang tetap melekat sebagai
ciri hakiki keluarga, yaitu sebagai berikut.
a) Fungsi biologis
Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologis orang tua ialah
melahirkan anak.Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat.
b) Fungsi afeksi
Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan afeksi-afeksi
kemesraan.Dari hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan persaudaraan,
persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-
nilai.Dalam masyarakat yang makin impersonal, sekuler dan asing, pribadi
sangat membutuhkan hubungan afeksi yang secara khusus hanya terdapat dalam
kehidupan keluarga.
c) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk
kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari
pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam
masyarakat dalam proses perkembangan pribadinya.
Radin (Seifert & Hoffnung, 1991) menjelaskan enam kemungkinan cara yang
dilakukan orangtua dalam mempengaruhi anak, yakni:
1. Pemodelan Perilaku (modeling of behaviors).
Disengaja atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan menjadi model bagi
anaknya. Cara dan gaya orang tua berperilaku akan menjadi sumber objek
imitasi bagi anak. Tidak hanya yang baik – baik saja yang diterima oleh anak,
tapi sifat – sifat yang jeleknya pun akan dilihat pula.
2. Memberikan ganjaran dan hukuman (giving rewards and punishments).
Orang tua mempengaruhi anaknya dengan cara memberi ganjaran terhadap
perilaku tertentu dan memberi hukuman terhadap perilaku lainnya.
3. Perintah langsung (direct instruction).
Kadang – kadang orang tua secara sederhana mengatakan kepada anak seperti
berikut: “Jangan malas belajar!”, “Cepat mandi, nanti sekolahnya kesiangan!”.
4. Menyatakan peraturan-peraturan ( stating rules).
Secara berulang - ulang orang tua menyatakan peraturan – peraturan umum
secara tidak tertulis yang berlaku di rumah.
5. Nalar ( reasoning).
Pada saat menjengkelkan, orang tua bisa mempertanyakan kapasitas anak untuk
bernalar untuk mempengaruhi anaknya.Contoh, orang tua bisa mengingatkan
anaknya tentang kesenjangan perilaku dengan nilai yang dianut.
6. Menyediakan fasilitas atau bahan-bahan dan adegan suasana ( providing
materials and settings).
Orang tua dapat mempengaruhi perilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau
bahan – bahan dan adegan suasana.
Permasalahan keluarga :
1. Lingkungan Keluarga
Peran keluarga lebih banyak memberikan pengaruh dukungan, baik dari dalam
penyediaan fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang
kondusif.Sebaliknya, dalam hal pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan,
penanaman nilai, dan perilaku-perilaku sejenisnya, lingkungan keluarga bisa
memberikan pengaruh yang sangat dominan.
Pemanfaatan Internet tentu harus di sesuaikan dengan tingkat usia anak. Usia
anak SD rata-rata berkisar antara 7-13 tahun. Dan tingkatan itu semua memiliki cara
penanganan yang berbeda. Berikut tahap pengenalan Internet pada anak sesuai
tingkat usianya.
Dalam masa ini, anak mulai mencari informasi dan kehidupan sosial di luar keluarga
mereka.Inilah saatnya dimana faktor pertemanan dan kelompok bermain memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan seorang anak. Pada usia ini pulalah
anak mulai meminta kebebasan lebih banyak dari orang tua. Anak memang harus
didorong untuk melakukan eksplorasi sendiri, meskipun tak berarti tanpa adanya
partisipasi dari orang tua.Tempatkan komputer di ruang yang mudah di awasi,
semisal di ruangan keluarga. Ini memungkinkan sang anak untuk bebas melakukan
eksplorasi di Internet, tetapi dia tidak sendirian. Pertimbangkan pula untuk
menggunakan software filter, memasang search engine khusus anak-anak sebagai
situs yang boleh dikunjungi ataupun menggunakan browser yang dirancang khusus
bagi anak. Pada masa ini, fokus orang tua bukanlah pada apa yang dikerjakannya di
Internet, tetapi berapa lama dia menggunakan Internet.
Pada masa pra-remaja ini, anak yang membutuhkan lebih banyak pengalaman dan
kebebasan.Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi Internet untuk membantu tugas
sekolah ataupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka. Perhatian orang tua
tidak hanya pada apa yang mereka lihat di Internet, tetapi juga pada berapa lama mereka
online. Tugas orang tua adalah membantu mengarahkan kebebasan mereka. Berikanlah
batasan berapa lama mereka bisa mengggunakan Internet dan libatkan pula mereka pada
kegiatan lain semisal olahraga, musik dan membaca buku. Pada usia 12 tahun, anak-anak
mulai mengasah kemampuan dan nalar berpikir mereka sehingga mereka akan membentuk
nilai dan norma sendiri yang dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dianut oleh kelompok
pertemanannya. Sebelumnya, norma keluargalah yang banyak berpengaruh.
Pada usia ini, sangatlah penting untuk menekankan konsep kredibilitas. Anak-anak
perlu memahami bahwa tidak semua yang dilihatnya di Internet adalah benar dan bermanfaat,
sebagaimana belum tentu apa yang disarankan oleh teman-temannya memiliki nilai positif.
USIA 12 S/D 14 TAHUN
Inilah saat anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan sosialnya. Bagi yang
menggunakan Internet, kebanyakan dari mereka akan tertarik dengan online chat (chatting).
Tekankan kembali pada kesepatakan dasar tentang penggunaan Internet di rumah, yaitu tidak
memberikan data pribadi apapun, bertukar foto atau melakukan pertemuan face-to-face
dengan seseorang yang baru dikenal melalui Internet, tanpa sepengetahuan dan/atau seijin
orang tua.
Pada usia ini anak-anak harus sudah memahami bahwa faktanya seseorang di Internet
bisa jadi tidaklah seperti yang dibayangkan atau digambarkan. Anak pada usia ini juga sudah
saatnya mulai tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas. Sangatlah alamiah
apabila seorang anak mulai tertarik dan penasaran dengan lawan jenisnya. Mereka akan
mencobamelakukan eksplorasi untuk memenuhi rasa ketertarikan dan penasaran mereka.
Dalam masa ini, orang tua harus waspada terhadap apa yang dilakukan anaknya. Orang tua
tidak harus berada di ruangan yang sama dengan sang anak ketika anak tersebut tengah
menggunakan Internet.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Peran orang tua pada masa sekolah sangat penting bagi perkembangan anak terutama anak
tingkat sekolah dasar.Pola asuh orang tua juga berperan penting bagi perkembangan
anak.Dalam hal ini, hukuman yang diberikan bagi anak yang melakukan kesalahan juga harus
disesuaikan.Selama hal tersebut tidak berlebihan dan sesuai dengan kesalahan yang diperbuat,
hukuman tersebut bisa saja diberikan. Akan tetapi, jika hal tersebut dilakukan terus menerus
dikhawatirkan akan mengganggu mental dan psikologis anak. Peran orang tua dalam
perkembangan belajar anak juga hal yang harus diperhatikan oleh orang tua dan pendidik untuk
mendukung perkembangan belajar anak yang optimal.
Teknologi dalam pendidikan anak perlu diberi perhatian khusus karena dapat berdampak besar
bagi anak.Anak perlu didampingi dan diawasi dalam penggunaan teknologi agar tidak terkena
imbas negatif teknologi yang marak terjadi dikarenakan anak belum mampu menyaring dan
membentengi diri dari pengaruh negatif teknologi.
5.2 Saran
Semua pihak berperan penting dalam tahap perkembangan anak. Oleh karena itu, peran orang
tua,guru,lingkungan serta orang-orang terdekat sangat mempengaruhi anak ke depannya.
Orang-orang terdekat perlu memberikan dan mengarahkan contoh yang baik bagi anak agar
anak dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan usianya.Pola
asuh setiap anak juga berbeda, oleh karena itu guru perlu memiliki hubungan yang baik dengan
siswa dan wali untuk memahami karakter setiap anak agar mampu memberikan pengajaran
yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Rumini Sri dan Siti Sundari.2004.Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta:Rineka Cipta
L.Zulkifli.1986.Psikologi Perkembangan.Bandung:Remaja Rosdakarya
Hamalik Oemar.2001.Proses Belajar Mengajar.Jakarta:Bumi Aksara
Jurnal Ilmiah PGMI.Perkembangan Fisik-Motorik siswa Usia Dasar: Masalah dan
Perkembangannya.Volume 4 No 2, Desember 2018.Suyadi, Wina Calista, Deska Puspita,
Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
https://www.academia.edu/33418942/LAPORAN_PENGAMATAN_PERKEMBANGAN_ANAK
LAMPIRAN