Anda di halaman 1dari 76

BIMTEK PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI PEMUKIMAN DAN

PERUMAHAN.
UNIVERSITAS ANDALAS, 27 APRIL 2019

JOB SAFETY ANALYSIS


UNTUK PROYEK BENNY HIDAYAT, PhD
bennyhidayat@eng.unand.ac.id

RUMAH SUSUN
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Andalas

Foto: smsperkasa
PROYEK
KONSTRUKSI

Pekerjaan Konstruksi adalah


keseluruhan atau sebagian
rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau
pelaksanaan beserta
pengawasan yang
mencakup bangunan
gedung, bangunan sipil,
instalasi mekanikal dan
elektrikal serta jasa
pelaksanaan lainnya untuk
mewujudkan suatu bangunan
atau bentuk fisik lain dalam
jangka waktu tertentu.
Foto: bandung.bisnis.com
2
PROYEK
KONSTRUKSI

Jembatan Merah Putih, Ambon


Foto: http://mpb79.com
3
PEKERJA KONSTRUKSI

JEMBATAN KELOK 9
PEKERJA KONSTRUKSI
Foto: beritadaerah.co.id
5
PEKERJA KONSTRUKSI

Foto: ww.kindo.hk/blog/images/2014-03/binaan.jpeg
6
7
Kecelakaan Kerja didefinisikan sebagai KECELAKAAN
kejadian yang berhubungan
dengan pekerjaan yang dapat KERJA
menyebabkan cidera atau kesakitan
(tergantung dari keparahannya),
kejadian kematian
atau kejadian yang dapat
menyebabkan kematian.

8
K3 DI
INDONESIA
& TEORI
KECELAKAAN

Foto: republika.com
9
“Dari semua sektor pekerjaan yang
memiliki resiko kecelakaan kerja,
terdapat beberapa pekerjaan yang
beresiko tinggi terhadap kecelakaan
kerja. Sektor jasa konstruksi adalah
salah satu sektor yang paling
beresiko terhadap kecelakaan kerja,
hal ini dibuktikan dengan angka
kecelakaan konstruksi yang
mencapai hingga 32% dari semua
kecelakaan yang terjadi (Jamsostek).
Kecelakaan kerja dapat menimbulkan
kerugian baik kerugian finansial,
kerugian sosial, maupun penderitaan.”
(Pritanti et al., 2012)

“Pada tahun 2009 tercatat 96.324 kasus kecelakaan kerja,


kemudian angka tersebut meningkat di tahun 2010 menjadi
98.711 kasus kecelakaan kerja, dan terakhir pada tahun 2011
menjadi 99.491 kasus”
10
RISIKO PROYEK KONSTRUKSI
TINGGI
D. Teknologi
A. Jenis yang menunjang
pekerjaan/ kegiatan pada kegiatan
industrikonstruksi
konstruksi
selalu berkembang
pada setiap proyek dan bervariasi
sangat mengikuti
berlainan (tidak laju
perkembangan
standar), sangatkegiatan konstruksi
dipengaruhi oleh dan tergantung
bentuk/ jenis
dari jenis-jenis
bangunan, pekerjaanya.
lokasi, kondisi dan situasi lingkungan kerja
E. serta
Banyaknya
metodepihak-pihak yang terkait/ ikut ambil
pelaksanaannya.
B. bagian atau pekerjaan
Pada setiap berperan aktif untuk terdapat
konstruksi terlaksananya
berbagai
kegiatan
macam jeniskonstruksi.
kegiatan yang seringkali dilaksanakan
F. secara
Banyaknya tenaga
simultan kerjatujuan
dengan informal
untukyang terlibattarget
mencapai pada
kegiatan
waktu yang konstruksi dengan
tepat sesuai turn over
dengan yang
kontrak tinggi
yang telah
sehingga
disepakatimembutuhkan
bersama antara sistem penanganan
pemilik yang
dan pelaksana
khusus.
proyek.
G.
C. Tingkat pengetahuan
Masih banyaknya (knowledge)
kegiatan konstruksidari
yangpekerja
konstruksi
menggunakan yang beragam/
tangan tidakyang
(manual), merata,
mungkinbaik tidak
untuk
pengetahuan
dapat dihindari. teknis praktis maupun tingkat manajerial
khususnya dalam pengetahuan peraturan/
Foto: cepamagz.com
perundangan yang berlaku. 11
TEORI KECELAKAAN

TEORI DOMINO
12
FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN (1)

Unsafe action (faktor manusia), Penyebab


kecelakaan kerja menurut faktor manusia dapat disebabkan oleh :
1. Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja, yaitu posisi tubuh
yang menyebabkan mudah lelah, cacat fisik, cacat sementara,
kepekaan panca indera terhadap sesuatu;
2. Kurang pendidikan, seperti kurang pengalaman, salah
pengertian terhadap perintah, kurang terampil, salah
mengartikan SOP ( Standard Operational Procedure) sehingga
mengakibatkan kesalahan pemakaian alat kerja;
3. Menjalankan pekerjaan tidak sesuai dengan keahliannya;
4. Mengangkut beban yang berlebihan;
5. Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja.

13
FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN (2)

Unsafe condition (Faktor Lingkungan), Faktor


lingkungan dapat disebabkan oleh:
1. Peralatan yang sudah tidak layak pakai;
2. Terdapat api di tempat bahaya;
3. Pengamanan gedung yang kurang standar;
4. Terpapar radiasi;
5. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau
berlebihan.

14
Benny Hidayat, Rudy Ferial, Novia Anggraini (2016), “Kecelakaan kerja proyek konstruksi di Indonesia tahun 2005-1015: tinjauan content
analysis dari artikel berita”. Proceeding of 10th Konteks Conference, Atma Jaya University, Yogyakarta, 26-27 October 2016

15
BIAYA
KECELAKAAN

Foto: www.spi5star.com
16
PERATURAN
TERKAIT
K3

Foto: suaramerdeka.com
17
SISTEM MANAJEMEN K3 (SMK3)
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja yang selanjutnya disebut Sistem Manajemen K3
adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efesien dan produktif.

18
TUJUAN SMK3

Menciptakan suatu sistem keselamatan


dan kesehatan kerja di tempat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.

19
KEWAJIBAN SMK3

Pasal 3: Setiap perusahaan yang mempekerjakan


tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih
dan atau mengandung potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh karakteristik proses atau
bahan produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib
menerapkan Sistem Manajemen K3.

20
PEDOMAN PENERAPAN SMK3
A. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan
menjamin komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3;
B. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja;
C. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara
efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme
pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan
sasaran keselamatan dan kesehatan kerja ;
D. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan ;
E. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem
Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja ;

21
Kebijakan

Peningkatan
Perencanaan

Pengukuran
dan Evaluasi
Penerapan

22
PENERAPAN SMK3
PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 50 TAHUN 2012

Dalam menerapkan SMK3, setiap perusahaan


wajib melaksanakan:
A. Penetapan kebijakan K3;
B. Perencanaan K3;
C. Pelaksanaan rencana K3;
D. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
E. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.

23
Penetapan kebijakan K3 harus:
a. disahkan oleh pucuk pimpinan

KEBIJAKAN K3
PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 50 TAHUN 2012
perusahaan;
b. tertulis, tertanggal dan
ditanda tangani;
c. secara jelas menyatakan tujuan
dan sasaran K3;
d. dijelaskan dan disebarluaskan
e. terdokumentasi dan
terpelihara dengan baik;
f. bersifat dinamik; dan
Penyusunan kebijakan K3
g. ditinjau ulang secara berkala
dilakukan melalui:
a. Tinjauan awal kondisi K3; dan
b. proses konsultasi antara
KEBIJAKAN
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
pengurus dan wakil
pekerja/buruh. K3
PEMANTAUAN
K3
PENINJUAN
K3
EVALUASI Untuk melaksanakan ketentuan pengusaha
PENINGKATAN dan/atau pengurus harus:
KINERJA
KINERJA
a. menempatkan organisasi K3 pada posisi
yang dapat menentukan keputusan
perusahaan;
b. menyediakan anggaran, tenaga kerja yang
berkualitas dan sarana-sarana lain yang
diperlukan di bidang K3;
c. menetapkan personil yang mempunyai
tanggung jawab, wewenang dan kewajiban
yang jelas dalam penanganan K3;
d. membuat perencanaan K3 yang
terkoordinasi;
e. melakukan penilaian kinerja dan tindak
lanjut pelaksanaan K3.
24
PERENCANAAN K3
PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 50 TAHUN 2012
Rencana K3 yang disusun
oleh perusahaan paling
sedikit memuat:
a. Tujuan dan Sasaran
b. Skala Prioritas
c. Upaya Pengendalian
KEBIJAKAN
PERENCANAAN Bahaya
PELAKSANAAN d. Penetapan Sumber
K3
PEMANTAUAN
K3
PENINJUAN Daya
K3
EVALUASI e. Jangka Waktu
Rencana K3 berdasarkan: PENINGKATAN Pelaksanaan
a. Hasil penelaahan awal KINERJA
KINERJA f. Indikator Pencapaian
b. Identifikasi potensi
g. Sistem Pertanggung
bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko Jawaban
c. Peraturan perundang-
undangan dan
persyaratan lainnya
d. Sumber daya yang
dimiliki

25
PELAKSANAAN K3
PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 50 TAHUN 2012
1. Penyediaan Sumber Daya
Manusia
a. Prosedur Pengadaan Sumber
Daya Manusia
b. Konsultasi, Motivasi dan
Kesadaran
Pelaksanaan rencana c. Tanggung Jawab dan
K3 harus dilaksanakan Tanggung Gugat
dengan:
1. Menyediakan
KEBIJAKAN
PERENCANAAN
d. Pelatihan dan Kompetensi
Kerja
PELAKSANAAN
sumber daya K3
PEMANTAUAN
K3
PENINJUAN
manusia yang K3
EVALUASI 2. Menyediakan Prasarana Dan
mempunyai PENINGKATAN Sarana Yang Memadai
kualifikasi; dan KINERJA
KINERJA
a. Organisasi/Unit yang
2. Menyediakan bertanggung jawab di bidang
prasarana dan K3
sarana yang b. Anggaran
memadai. c. Prosedur operasi/kerja,
informasi, dan pelaporan serta
pendokumentasian
d. Instruksi kerja

26
PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI
BIDANG PEKERJAAN UMUM
 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 05/PRT/M/2014
 Mengganti Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
yang selanjutnya disingkat K3 Konstruksi
adalah: segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
pada pekerjaan konstruksi.

27
SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU
 Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang
Pekerjaan Umum wajib menerapkan SMK3 Konstruksi
Bidang PU.
 SMK3 Konstruksi Bidang PU meliputi:
a. Kebijakan K3;
b. Perencanaan K3;
c. Pengendalian Operasional;
d. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; dan
e. Tinjauan Ulang Kinerja K3.

28
PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU
AHLI
PETUGAS
khusus
K3 KONSTRUKSI
dan/atau
K3 KONSTRUKSI
di organisasi
adalah
adalah
bidang K3 Konstruksi
tenaga
Penyedia Jasa
petugas
teknis di
dalamyang
yang
dalam
merencanakan,
mempunyai
organisasi
telah mengikuti
kompetensi
Pengguna Jasa
melaksanakan dan
DITETAPKAN BERDASARKAN POTENSI
mengevaluasi
pelatihan/bimbingan
pelatihan
dengan surat
SMK3 Konstruksi
teknis SMK3
danketerangan
yang
kompetensi mengikuti
Konstruksi
dibuktikan
yang diterbitkan
Bidang
dengan
pelatihan/bimbingan
PU,sertifikat
dibuktikan
oleh lembaga teknis
atau instansi
SMK3
BAHAYA.
yang
Konstruksi
berwenang
Bidang sesuai
PU. dengan Undang-Undang.

Melibatkan AHLI K3 KONSTRUKSI Melibatkan PETUGAS K3 KONSTRUKSI

POTENSI BAHAYA POTENSI BAHAYA


TINGGI RENDAH

 pekerjaan bersifat  pekerjaan bersifat tidak


berbahaya berbahaya
 mempekerjakan tenaga  mempekerjakan tenaga
kerja paling sedikit 100 kerja kurang dari 100 orang
orang  dan/atau nilai kontrak
 nilai kontrak diatas Rp. 100 dibawah Rp. 100 Milyard
Milyard
29
PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI
(1)
(1) RK3K
Dokumendipresentasikan
Pemilihan Penyedia
pada rapat
Barang/Jasa
persiapan harus
pelaksanaan
memuat persyaratan
pekerjaan konstruksi/Pre
K3 Konstruksi yang
Construction
merupakan
(1)
(1)Pada bagian
Meeting
saat
Rancangan dari
(PCM)
pelaksanaanketentuan
Konseptualolehuji
Penyedia
persyaratan
coba
(Studi Jasa,
dan laik
Kelayakan, teknis.
untuk disahkan
fungsi
Survei dandan
sistem ditanda
(testing dan
Investigasi) tangani oleh PPK untuk
commissioning)
wajib
(2)
(2) RK3K
Dokumen
penyerahan yangPemilihan
telahakhir
hasil disahkan
Penyedia
menjadi
Barang/Jasa
pekerjaan, bagian
Ahli K3yang
harus tidak
memuatterpisahkan
ketentuan
Konstruksi/Petugas K3dari
tentang
dokumen
kriteria
Konstruksi kontrak
evaluasi
harus
memuat telaahan aspek K3.
pekerjaan
RK3K. konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan konstruksi.
memastikan
(2) Penyusunan bahwa prosedur
Detailed K3 telah dilaksanakan.
Engineering Desain (DED) wajib: a.dalam
mengidentifikasi
(4)
(3) Apabila
Untuk pekerjaan
dalam pelaksanaan
dengan potensi
pekerjaan
bahayaterdapat
tinggi, wajib
ketidaksesuaian
dipersyaratkan rekrutmen
penerapanAhli RK3K
K3
(2) Laporan
bahaya,
dan/atau Penyerahan
menilai
Konstruksi perubahan Risiko
dan dapat dan/atau Hasil
K3 serta
dipersyaratkanAkhir Pekerjaan
pengendaliannya
pekerjaan
sertifikat wajib
tambah/kurang, b. memuat
maka RK3K harus ditinjau ulangstatistik
hasil
mengidentifikasi
SMK3 perusahaan. kinerja
dan SMK3, dan
kecelakaan
menganalisis
disetujui
(4) Padaoleh dan
saatPPK. penyakit
Tingkat Risiko
aanwijzing, akibat kerja,
K3 jenis,
potensi, serta
dari identifikasi usulan
kegiatan/proyek perbaikan
bahaya K3 yangdanakanuntuk proyek
K3 Konstruksiyang
dilaksanakan
persyaratan sejenis
akan
(5)
wajib datang.
(3)Dokumentasi
Penyusunan
dijelaskan.hasilDokumen
pelaksanaanPemilihan Penyedia
RK3K dibuat Barang/Jasa
oleh penyedia jasa danwajib memuat:
dilaporkan kepada PPK
a. potensi
secara
(5) Evaluasi
berkalabahaya,
teknis
(harian,
RK3Kjenis bahaya
mingguan,
Penawaran dan identifikasi
bulanan
dilakukandanterhadap bahaya
triwulan), sasaran K3
danKonstruksi
yang menjadi program
bagianK3 yang
dari
dalam
laporan
rangka
pelaksanaan
pengendalian
ditetapkan pekerjaan.
jenisPPK
oleh bahaya K3.
berdasarkan Dokumen Perencanaan atau dari sumber lainnya;
(6)
(7)
b. Apabila
Apabila terjadi
kriteria berdasarkan
evaluasi kecelakaan
hasil
untuk evaluasi
kerja, pemenuhan
menilai Penyedia
diketahui Jasa
bahwa
wajibRK3K
membuat
persyaratan Penawaran
K3 laporan tidak
Konstruksikecelakaan
memenuhikerja
kepada
kriteria evaluasi
PPK, Dinas teknis
Tenaga
K3 dalam
Kerja setempat,
dokumen pemilihan
paling lambatpenyedia
2 x 24barang/jasa,
jam. maka penawaran
termasuk kriteria penilaian dokumen RK3K.
dapat dinyatakan gugur.

PRA KONSTRUKSI PEMILIHAN PENYEDIA PELAKSANAAN PENYERAHAN HASIL


JASA KONSTRUKSI KERJA

30
TUGAS TANGGUNG JAWAB: PPK
 Menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU ;
 Mengidentifikasi dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi;
 Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang didalamnya
 Memperhitungkan biaya penyelenggaraan SMK3;
 Menyusun dan menetapkan Dokumen Kontrak yang didalamnya
Memuat ketentuan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU;
 Membahas dan mengesahkan RK3K yang disusun oleh Penyedia Jasa
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan RK3K;
 Melakukan evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja untuk bahan perbaikan dan laporan kepada Kepala
Satuan Kerja;
 Memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa
apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan RK3K yang telah
ditetapkan

31
TUGAS TANGGUNG JAWAB: PELAKSANA
KONSTRUKSI
 Berhak meminta penjelasan kepada Pokja ULP tentang Risiko K3 Konstruksi pada Rapat Penjelasan
Pekerjaan
 Menyampaikan RK3K Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran;
 Menyampaikan RK3K dan menugaskan Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 Konstruksi
 Menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dalam harga
 membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagai bagian dari Dokumen
Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan;
 Melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaanm setempat tentang kejadian
berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan
bulanan;
 Menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK;
 Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak
menyelenggarakan SMK3 sesuai dengan RK3K;
 Mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja selama kegiatan pekerjaan
konstruksi;
 Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi: 1. Tempat kerja; 2.
Peralatan kerja; 3. Cara kerja; 4. Alat Pelindung Kerja; 5. Alat Pelindung Diri; 6. Rambu-rambu; dan 7.
Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K.
32
RENCANA K3 KONTRAK (RK3K)

adalah dokumen lengkap rencana


penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU
dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen
kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat
oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh
Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan
sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa
dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan
SMK3 Konstruksi Bidang PU.

33
ISI DOKUMEN RK3K
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3

D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3

34
PERENCANAAN K3

PENILAIAN RISIKO

PENGENDALIAN
RISIKO

PEKERJAAN &
IDENTIFIKASI
BAHAYA 35
PENILAIAN RISIKO KONSTRUKSI

Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran


kemungkinan kerugian terhadap
keselamatan umum, harta benda, jiwa
manusia dan lingkungan yang dapat timbul
dari sumber bahaya tertentu yang terjadi
pada pekerjaan konstruksi.
Penilaian Tingkat Risiko K3 Konstruksi dapat dilakukan dengan
memadukan nilai kekerapan/frekuensi terjadinya peristiwa
bahaya K3 dengan keparahan/kerugian/dampak kerusakan
yang ditimbulkannya.

36
TINGKAT RISIKO = KEKERAPAN X KEPARAHAN

37
TINGKAT RISIKO = KEKERAPAN X KEPARAHAN

38
TINGKAT RISIKO = KEKERAPAN X KEPARAHAN

KEPARAHAN

1 2 3
1 1 2 3
KEKERAPAN

RENDAH

2 2 4 6 SEDANG

3 3 6 9 TINGGI

39
PENGENDALIAN RISIKO
ELIMINASI SUBSTITUSI REKAYASA TEKNIK
adalah mendesain ulang adalah mengganti dengan adalah melakukan modifikasi
pekerjaan atau mengganti metode yang lebih aman teknologi atau peralatan
material/ bahan sehingga dan/ atau material yang guna menghindari terjadinya
bahaya dapat dihilangkan tingkat bahayanya lebih kecelakaan.
atau dieliminasi. rendah. Contoh: menggunakan perlengkapan
kerja atau peralatan lainnya untuk
Contoh: seorang pekerja harus
menghindari terjatuh pada saat
menghindari bekerja di ketinggian Contoh: penggunaan tangga diganti
bekerja di ketinggian .
namun pekerjaan tetap dilakukan dengan alat angkat mekanik kecil
dengan menggunakan alat bantu. untuk bekerja di ketinggian.
APD adalah alat pelindung
ADMINISTRASI diri yang
adalah pengendalian melalui pelaksanaan prosedur untuk memenuhi standard dan
bekerja secara aman. harus dipakai oleh
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja) untuk mengurangi
terpaparnya/ tereksposnya pekerja terhadap sumber bahaya, larangan pekerja pada semua
menggunakan telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan rambu-rambu pekerjaan sesuai dengan
keselamatan . jenis pekerjaannya 40
BIAYA SMK3
Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi (2) Rencana biaya
Bidang PU dialokasikan dalam biaya penyelenggaraan SMK3
umum yang mencakup:
Konstruksi Bidang PU menjadi
a. Penyiapan RK3K; bagian dari RK3K, yang
disepakati dan disetujui pada
b. Sosialisasi dan promosi K3; saat rapat persiapan
c. Alat pelindung kerja; pelaksanaan pekerjaan
konstruksi (Pre Construction
d. Alat pelindung diri; Meeting).
e. Asuransi dan perijinan;
f. Personil K3;
g. Fasilitas sarana kesehatan;
h. Rambu-rambu; dan
i. Lain-lain terkait pengendalian risiko
K3.

41
JOB
SAFETY
ANALYSIS
(JSA)

Foto: easybiz.id
42
JOB SAFETY ANALYSIS

Job Safety analysis (JSA) adalah suatu metoda


untuk meneliti potensi bahaya yang ada pada
setiap langkah pekerjaan, kemudian menentukan
tindakan pengamanan yang tepat sehingga
bahaya yang ada dapat dihilangkan atau
dikendalikan.
Pelaksanaan JSA harus dilakukan secara
terencana bila perlu minta bantuan konsultan ahli
K3 dan bekerja sama dengan operator yang
terlatih.
43
MANFAAT JSA

 Menemukan bahaya
 Menentukan jenis alat pengaman
 Merumuskan standar pelaksanaan kerja
 Penerapan standar pekerjaan aman
 Sebagai daftar periksa
 Menurunkan kecelakaan & PAK
 Membantu penyelidikan kecelakaan

44
LANGKAH-LANGKAH JSA

1. Pemilihan pekerjaan (Job selection)


 Pekerjaan yang berbahaya (laporan
kecelakaan)
 Pekerjaan baru
 Pekerjaan yang akan ditinjau ulang K3-nya
 Pekerjaan yang dianggap bahaya (tdk pernah
kecelakaan)
 Semua pekerjaan pada umumnya

45
LANGKAH-LANGKAH JSA

2. Menguraikan pekerjaan (job breakdown)


 Ikutsertakan orang yang ahli
 Jelaskan maksud dan tujuan JSA
 Siapkan lembar kerja
 Uraikan pekerjaan ( jangan terlalu detail atau
terlalu umum)
 Catat semua langkah pekerjaan
 Diskusikan tahapan pekerjaan tersebut.
46
LANGKAH-LANGKAH JSA

3. Identifikasi potensi bahaya (hazard


identification)
 Identifikasi potensi bahaya pada setiap
tahapan.
 Analisa dan merinci potensi bahaya
 Dicatat pada lembar kerja
 Tunjukkan catatan kepada pekerja/operator
 Konsultasikan dan diskusikan

47
Dalam tahap identifikasi potensi bahaya diperlukan analisis dengan
pertanyaan-pertanyaan seperti :
 Apa yang terjadi jika terdapat kesalahan?
 Apa konsekuensi dari aktivitas pekerjaan ini?
 Bagaimana bahaya dapat muncul?
 Apa saja faktor yang berkontribusi?
 Seberapa sering bahaya dan risiko dapat terjadi?

48
Identifikasi cedera/injury yang mungkin terjadi dari bahaya tersebut
Jenis Bahaya dan Potensi Cedera
Terjepit, Terpotong: Luka memar, luka tergores, amputasi, fatality
Bahan Kimia Berbahaya: Terbakar, kebutaan, penyakit akut dan kronis, fatality.
Bahaya Listrik: Tersengat listrik, terbakar, amputasi, kebutaan, fatality
Bahan Mudah Terbakar: Terbakar, amputasi
Bising dan Getaran: Muntah, kerusakan syaraf, penurunan pendengaran
Manual Handling (Mengangkat, Menarik, Mendorong): Strain, Sprain, dan Musculoskeletal Disorders
lainnya
Tertabrak/Terkena: Luka memar, luka tergores, amputasi, fraktur tulang, fatality
Terpeleset, Terjatuh, Tersandung: Luka memar, fraktur tulang, fatality
Suhu: Heat/Cold stress, terbakar, stroke, fatality
Gas beracun, fumes, vapor atau debu: Penyakit akut.kronis, asfiksia, terbakar, fatality

49
LANGKAH-LANGKAH JSA

4. Mengidentifikasikan cara untuk


mengeliminasi atau mengendalikan bahaya
Setelah bahaya dan risiko teridentifikasi, selanjutnya adalah
mengetahui pengendalian apa yang sesuai. Jika terdapat potensi
bahaya, langkah awal adalah menentukan pengendalian teknis
(engineering control), administratif (administrative) dan membuat
prosedur. Penyediaan alat pelindung diri yang tepat dan efektif
merupakan pengendalian terakhir.

50
JOB SAFETY ANALYSIS
Jenis pekerjaan : Tanggal :
Unit/Seksi : AHLI K3 :
No tahapan pekerjaan potensi bahaya pengendalian
1
2
3
4
Tim JSA
No Nama Jabatan Tanda tangan

51
52
Video: Proyek Rusunawa Unand
Boy Setiawan DKK (2008)
DISKUSI

53
Contoh JSA dari pekerjaan pemasangan precast proyek
rumah susun
JOB SAFETY ANALYSIS – PROYEK RUMAH SUSUN X
Jenis Pekerjaan : Pemasangan komponen precast
Tanggal : 27/04/2019
Ahli K3 : Fulan Safety
No Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendalian
1 Pasang komponen Tangan terjepit sling Pastikan sling dalam
precast ke crane keadaan diam
2 Angkat dan angkut Komponen precast jatuh Cek kabel sling sebelum
Ubah menjadi dokumen prosedur kerja atau
komponen precast ke mulai kerja
lokasi pemasangan Pastikan kait sudah
instruksi kerja terjepit dengan baik
Jika ada angin,
pergunakan tali untuk
mengendalikan muatan
Komponen precast menabrak Atur kecepatan
pekerja pemasangan pergerakan crane
Beri panduan kepada
operator crane
3 Lepas komponen dari Tangan terjepit sling Pastikan sling dalam
crane keadaan diam

54
Contoh dokumen Prosedur Kerja

55
56
57
58
59
60
61
CONTOH
PENERAPAN
K3
Sumber Materi: presentasi Proyek Gedung
Depdagari Jakarta, PT.PP

Foto: bisnis.com
62
63
64
PEMBAGIAN TUGAS
DAN TANGGUNG
JAWAB PADA KEJADIAN
KECELAKAAN

65
Safety Induction Safety Meeting

Safety Patrol Inspeksi K3


66
Safety Talk Training

Safety Talk Audit


67
Visualisasi Pelaksanaan K3

Rangka Tabung Gas Perkuatan Schafolding “ Knock Down “ Alat Pemadam Api Ringan ( APAR)

Listrik Kerja Tray Kabel Kerja Lift Barang Tray Kabel Pagar Panel Listrik
Visualisasi Pelaksanaan K3

Pemakaian Sarung Tangan Kedok Las, S.Tangan Akses Jalan Masuk Lokasi Proyek
& Masker Asap & Body Protec

Helm, Tali Helm S. Tangan & Masker Kain


S.Tangan Kulit, Masker Asap & K.mata
& Sarung Tangan Kain
VISUALISASI PELAKSANAAN K3

Ralling Pengaman Area Lift Barang Ralling Lubang STP Ralling Pengaman Lubang Lift

Ralling Tangga Proteksi Lubang Shaft Proteksi Void Lift


VISUALISASI PELAKSANAAN K3

Himbauan Dengan Spanduk K3 Motto Proyek Depdagri

Himbauan JAMSOSTEK Batas Area Wajib & Bebas Slogan K3 & Gapura
Alat Pelindung Diri Batas Area Wajib & Bebas APD
VISUALISASI PELAKSANAAN K3
SITE OFFICE, Bersih dan Rapi

Kantor Proyek & Penghijauan Ruang Kerja Bersih & Penerangan Cukup

Toilet Karyawan & Toilet Karyawan Rak Arsip Mushola Kantin Karyawan
Mushola
VISUALISASI PELAKSANAAN K3

SITE OFFICE, Bersih dan Rapi

Ruang Rapat Rapi Gudang Kamar Mandi Pekerja


Sub Kont / Mandor

Jemuran Pakaian Pekerja Gudang Tertutup


VISUALISASI PELAKSANAAN K3
Stocking Material (Disusun Rapi sesuai dengan Jenisnya)

Area Pabrikasi Bak Pasir Penempatan Schaffolding

Stok Matrial Pipa Konduit Stok Material ME Bak Pasir


VISUALISASI PELAKSANAAN K3

Tempat Kencing Temporary Tempat Sampah Sementara

Tempat Merokok Lokasi Kerja Bersih


TERIMA
KASIH!

76

Anda mungkin juga menyukai