Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“SEL PROKARIOTIK”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VII
NURLAILAH G 701 18 036
AYU LESTARI G 701 18 088
SRI WAHYUNI G 701 18 202

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palu, 10 Februari 2020

penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
1.1 Latar belakang……………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….......2
1.3 Tujuan Pembahasan………….……………………………………...2
BAB II ISI……………………………………………………………………….3
II.1 Pengertian sel prokariotik………………………………………...…3
II.2 Morfologi dan anatomi sel prokariotik……………………………...4
II.3 Pengelompokkan sel bakteri dan cyanobacteria…..………………..10
II.4 Pengelompokkan sel archaebacteria….…………………………….11
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….12
III.1 Kesimpulan………………………………………………………...12
III.2 Saran……………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Sel berasal dari kata latin cella , yang berarti ruangan kecil, yang
ditemukan oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan
gabus (terdapat ruangan-ruangan kecil yang meyusun gabus tersebut),
(Subagiartha, 2018).
 Kata prokariotik (prokariote) berasal dari bahasa yunani, “ pro “ yang
berarti sebelum dan “karyon” yang artinya inti atau nukleus, tetapi tidak ada
membran yang  memisahkan daerah nukleoid dengan bagian selnya.
 Sel prokariotik merupakan organisme yang dapat hidup dengan
memanfaatkan lebih banyaksumber energi dibandingkan dengan organisme
hidup lainnya. Organisme ini dapat hidup pada habitat yang ekstrim.
Contohnya pada sumber air panasatau laut dengan kadar garam yang tinggi.
Organisme pro kariotik tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi
internal sel yang sederhana. Prokariotik dibagi menjadi dua kelompok besar
yang meliputi hampir seluruh jenis bacteria dan archea. Genom prokariotik
terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar tanpa organisasi (DNA).
Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil
dibanding sel eukariotik . Setiap prnkariotik merupakan sel tunggal, tetapi
akan sering terlihat dalam rantai agregrat, atau kelompok sel yang berjumlah
ratusan. Contoh sel prokariotik adalah bakteri Echerichia coli.
Prokariotik meliputi archaebakteria (bakteri purba) dan eubakteria
(bakteri modern / bakteri sejati) yang beranggotakan bakteri, mikoplasma dan
alga hijau-biru. Ukuran sel prokariotik berkisar antara 0,5 -3 mm. Struktur
umum sel prokariotik yang diwakili oleh bakteri berturut-turut mulai dari luar
ke dalam adalah dinding sel, membran sel, mesosom, sitoplasma, ribosom
dan materi inti (DNA dan RNA).

1
Dalam biologi, sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang
dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu
melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk
hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya
bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan
manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,
tersusun atas lebih dari 1013sel.

I.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian sel prokariotik
2. Morfologi dan anatomi sel prokariotik
3. Pengelompokkan sel bakteri dan cyanobacteria
4. Pengelompokkan sel archaebacteria

I.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sel prokariotik
2. Mengetahui morfologi dan anatomi sel prokariotik
3. Mengetahui pengelompokkan sel bakteri dan cyanobacteria
4. Mengetahui pengelompokkan sel archaebacteria

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian sel prokariotik


Kata prokariot (prokariote) berasal dari bahasa yunani, ” pro” yang
berarti sebelum dan “karyon” yang artinya inti atau juga disebut nukleus,
materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut
nukleous, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah nukleoid
dengan bagian selnya (Syaifudin,2009).
        Sel prokariotik merupakan organisme yang dapat hidup dengan
memanfaatkan lebih banyak sumber energi dibandingkan dengan organisme
hidup lainya. Organisme prokariotik dapat hidup pada habitat yang extrim .
Contohnya laut dengan kadar garam yang tinggi atau sumber air panas.
Organisme prokariotik tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi
internal sel yang relatif sederhana. Prokariotik dibagi menjadi dua kelompok
besar yang meliputi hampir seluruh jenis bacteri dam archea. Genom
prokariotik terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar tanpa organisasi
(DNA).
        Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil
dibanding sel eukariotik . Setiap prnkariotik merupakan sel tunggal, tetapi
akan sering terlihat dalam rantai agregrat, atau kelompok sel yang berjumlah
ratusan. Contoh sel prokariotik adalah bakteri Echerichia coli (Entjang,
2003).
Prokariotik meliputi archaebakteria (bakteri purba) dan eubakteria
(bakteri modern / bakteri sejati) yang beranggotakan bakteri, mikoplasma dan
alga hijau-biru. Ukuran sel prokariotik berkisar antara 0,5 -3 mm. Struktur
umum sel prokariotik yang diwakili oleh bakteri berturut-turut mulai dari luar
ke dalam adalah dinding sel, membran sel, mesosom, sitoplasma, ribosom
dan materi inti (DNA dan RNA). Sel  prokariot, memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1.  Sel prokariotik berukuran 1-10µm

3
2.  Memiliki materi genetik berupa DNA yang tidak dibungkus
membrane inti
3.  DNA prokariotik berbentuk sirkuler atau disebut nukleoid. Di luar
nukleoid terdapat juga DNA sirkuler lain yang lebih kecil disebut
plasmid
4.   Sebagian besar memiliki dinding sel
5.  Aktivitas sel terjadi pada membrane plasma dan di dalam sitoplasma
Contoh : Cyanobacteria dan sel bakteri
Prokariot ditemukan di berbagai lingkungan ekstrem dingin, panas,
asam, atau basa yang tidak cocok bagi eukariot. Prokariot secara evolusi
dibedakan menjadi 2(dua) domain yaitu Arkae dan bakteri.
Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki selaput inti. Maka
materi genetik sel prokariotik tidak dibungkus oleh selaput. Kebanyakan sel
prokariotik adalah uniseluler, walaupun ada pula beberapa yang multiseluler.
Sel prokariotik uniseluler ini mampu membentuk koloni.
Semua sel prokariotik mempunyai membran sel plasma, neklueoid
berupa DNA dan RNA, serta sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel
prokariotik tidak memiliki membran inti, sehingga bahan inti yang berada
dalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Sel prokariotik
juga tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam), seperti
retikulum endoplasma dan kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga
tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang
berfungsi sama dengan keduanya, yaitu mesosom dan kromator. Contoh sel
prokariotik adalah bakteri (Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria).

II. 2 Morfologi dan anatomi sel prokriotik


1. Morfologi sel prokariotik
a.   Berbentuk coccus (bulat)
- Monokokus,berbentuk bulat, satu – satu, contohnya Monococcus
gonorhoe.
-  Diplokokus, bentuknya bulat bergandengan dua – dua, misalnya
Diplococcus pneumonia.

4
-   Streptokokus, memiliki bentuk bulat bergandengan seperti rantai,
sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau dua arah dalam satu garis.
-    Tetrakokus, berbentuk bulat terdiri 4 sel yang tersusun dalam
bentuk bujur sangkar sebagai hasil pembelahan sel kedua arah.
-    Sarkina, berbentuk bulat terdiri atas 8 sel yang tersusun dalam
bentuk kubus sebagai hasil pembelahan sel ketiga arah, contohnya
Sarcia sp.
-    Stafilokokus, berbentuk bulat, tersusun seperti kelompok buah
anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah.
b. Berbentuk bacillius (batang)
-   Basil tunggal, berupa batang tunggal, contohnya Escherchia coli
dan Salmonella typi.
-   Diplobasil; berbentuk batang bergandengan dua – dua.
-   Streptobasil; berupa batang bergandengan seperti rantai, contohnya
Streptobacillus moniliformis dan Azotobacter sp.
-   Coccocus bacillius yang mirip coccus.

Penjelasan gambar:

Bacilli membelah hanya di sumbu pendeknya, jadi ada sedikit kelompok basil
daripada cocci. Kebanyakan basil muncul sebagai batang tunggal (Gambar a).
Diplobacilli muncul berpasangan setelah pembagian (Gambar b), dan
streptobacilli terjadi pada rantai (Gambar c). Beberapa bacilli terlihat seperti
sedotan. Yang lain memiliki ujung meruncing, seperti cerutu. Masih ada yang

5
oval dan terlihat sangat mirip cocci sehingga mereka disebut coccobacilli
(Gambar d).

"Bacillus" memiliki dua makna dalam mikrobiologi. Seperti yang baru


saja kita gunakan, bacillus mengacu pada bentuk bakteri. Bila
dikapitalisasi dan dicetak miring, ini mengacu pada genus tertentu.
Misalnya, bakteri Bacillus allthracis adalah agen penyebab antraks. Sel
Bacillus sering membentuk rantai sel yang panjang dan bengkok (Gambar
di bawah).
c. Berbentuk spiral

Keterangan:
Bakteri spiral memiliki satu atau lebih liku; mereka tidak pernah lurus
Bakteri yang terlihat seperti batang melengkung disebut vibrios (Gambar
a). Yang lain, yang disebut spiriUa, memiliki bentuk heliks, seperti
pembuka botol, dan badan yang cukup kaku (Gambar b). Namun kelompok
spiral lain bersifat heliks dan fleksibel; Mereka disebut spirochetes
(Gambar C).

6
Berbeda dengan spirilla, yang menggunakan pelengkap eksternal
baling-baling yang disebut flagella untuk bergerak, spirochetes bergerak
dengan cara filamen aksial, yang menyerupai flagella namun terkandung
di dalam selubung eksternal yang fleksibel. Selain tiga bentuk dasar, ada
sel berbentuk bintang (genus Stella; Gambar a); persegi panjang, sel datar
(halophilic archaea) dari genus Ha / oarcu / a (Gambar b); dan sel
segitiga. Bentuk bakteri ditentukan oleh faktor keturunan. Secara genetis,
kebanyakan bakteri bersifat monomorfik; Artinya, mereka
mempertahankan satu bentuk. Namun, sejumlah kondisi lingkungan bisa
mengubah bentuk itu. Jika bentuknya berubah, identifikasi menjadi sulit.
Selain itu, beberapa bakteri, seperti Rhizobium (ri-zo'be-um) dan
Corynebacterium (k6-ri-ne-bakti're-um) secara genetis pleomorfik. yang
berarti mereka bisa memiliki banyak bentuk, tidak hanya satu.

2. Anatomi sel prokariotik


Struktur dasar : (dimiliki hampir semua jenis bakteri) : Dinding sel,
membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
Struktur tambahan : (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) : kapsul,
flagelum, pilus, fimbria, klorosom, vakuola gas dan endospora.
1. Dinding Sel Tersusun dari peptidoglikan/ mucopeptida = gabungan
protein dan polisakarida yang dapat digunakan sebagai dasar
penggolongan bakteri menjadi 2 golongan, yaitu bakteri Gram + dan
Gram -. Bakteri Gram positif : hampir 90 % komponen dinding selnya
tersusun atas peptidoglikan, pada bakteri Gram Negatif berkisar antara
5-20 %. (Bakteri Gram + bila peptidoglikannya tebal, Gram - bila
peptidoglikannya tipis). Fungsi : Menahan tekanan osmotik
sitoplasma, sehingga sel tidak mudah pecah akiibat masuknya air ke
dalam sel.

7
2. Selaput Sitoplasma Membran Sel Bakteri Merupakan membran yang
menyelubungi sitoplasma, tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein,
bersifat semipermeabel, berfungsi untuk seleksi dan pengangkutan
larutan ke dalam sel. Sel bakteri dilindungi oleh membran sel. Di luar
membran sel terdapat dinding sel yang kaku dan kapsul yang mirip
jelly.Selaput juga berperan dalam transfer elektron dan fosforilasi
oksidatif. Membran plasma sel prokariotik dikelilingi oleh dinding
(biru), yang dibungkus oleh kapsul (merah). Struktur permukaan sel
meliputi membran plasma dan beberapa komponen seperti dinding sel,
kapsul, lendir, flagela, fimbriae/ pili.Komponen utama membran sel
tersusun atas lipid + protein (lipoprotein). Membran sel bakteri dan
cyanobacteria membentuk lipatan ke dalam yang dinamakan mesosom.
3. Sitoplasma Prokariotik Sitoplasma : cairan sel, merupakan tempat
berlangsungnya reaksi metabolik. Didalam sitoplasma juga terdapat
molekul protein dan enzim yang digunakan dalam setiap reaksi kimia
di dalam sitoplasma. Bakteri juga menyimpan cadangan makanan di
sitoplasma dalam bentuk granula-granula tidak larut air = granula
penyimpanan.
4. Mesosom Prokariotik Mesosom terbentuk dari membran sel yang tidak
membentuk lipatan. Fungsi sebagai pengganti mitokondria. Pada
beberapa bakteri, mesosom berperan dalam pembelahan sel. Pada
Cyanobacteria, mesosom berfungsi sebagai kompleks fotosintetik yang
mengandung pigmen fotosintesis.
5. Ribosom Prokariotik Didalam sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000-
30.000 ribosom yang tersusun atas RNA dan protein. Ribosom yaitu
organel yang tersebar dalam sitoplasma, yang tersususn atas protein
dan RNA. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Ribosom
prokariotik tersusun atas sub unit kecil dan sub unit besar yang
berukuran 30 S dan 50 S (Svedberg) yang dapat bersatu untuk
menjalankan fungsinya. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak
diselubungi membran. Didalam sel bakteri Escherichia coli terkandung

8
15.000 ribosom, atau kira-kira 1/4 massa sel bakteri tsb -> ribosom
berperan penting bagi bakteri.
6. Kapsul atau Lapisan Lendir Merupakan lapisan di luar dinding sel pada
jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal menghasilkan kapsul, bila
lapisannya tipis menghasilkan lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir
tersusun atas polisakarida dan air, merupakan bahan kental yang
mengelilingi dinding sel bakteri. Fungsi kapsul bakteri : sebagai
pelindung dan penyimpan cadangan makanan. Pada bakteri penyebab
penyakit, kapsul dapat berfungsi meningkatkan daya virulensi untuk
menginfeksi inangnya.
7. Flagellum Sebagian bakteri memiliki alat gerak berupa flagel yang
jumlahnya bervariasi. Flagellum/ bulu cambuk : struktur berbentuk
batang/ spiral yang menonjol dari dinding sel. Bakteri sering memiliki
flagel dengan single protein core (flagellin) yang dapat digunakan
untuk bergerak seperti pembuka botol -> gerakan rotary dari flagela sel
prokariotik ini didukung oleh aliran proton melalui sel membran.
8. Klorosom Struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan
fotosintesis.
9. Vakuola gas Terdapat pada bakteri yang hidup di air dan
berfotosintesis.
10. Materi Inti Prokariotik Materi genetik sel Prokariotik mmbentuk suatu
struktur yang dinamakan nukleoid, merupakan kromosom tungga.
Antara materi inti dengan sitoplasma tidak terdapat pembatas atau
tidak memiliki membran inti. Sel prokariotik mengandung sejumlah
kecil DNA dengan total panjang antara 0,25-3 mm yang mampu
mengkode 20003000 protein.
11. Endospora Bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri Gram
positif dan terbentuk di dalam sel bakteri jika kondisi tidak
menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Mengandung sedikit
sitoplasma, materi genetik dan ribosom. Dinding endospora yang tebal

9
tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap
kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi
lingkungan menguntungkan endosopora akan tumbuh menjadi sel
bakteri baru.

II.3 Pengelompokan sel bakteri dan cyanobacteria


1. Klasifikasi cyanobacteria Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi
cyanobacteria, terdiri atas:
a. Chroococcales
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru
kehijauhijauan umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada
cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel tetap
bergandengan dengan perantaraan lendir tadi, dan dengan demikian
terbentuk kelompok-kelompok atau koloni.
b. Chamaesiphinales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang,
mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus-putus merupakan
hormogonium, yang dapat merayap dan merupakan koloni baru.Spora
terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah keluar dari sel induknya,
spora dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kondisi yang
buruk dapat membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat
makanan cadangan serta mempertebal dan memperbesar dinding sel.
Contoh : Chamaesiphon confervicolus.
c. Nostocales
Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang, atau diselubungi suatu
membran. Benang-benang itu melekat pada substratnya, tidak
bercabang, jarang mempunyai percabangan sejati, lebih sering
mempunyai percabangan semu. Benang benang itu selalu dapat
membentuk hormogonium.

10
II.4 Pengelompokan sel archaebacteria
Sebagian besar Archaebacteria hidup pada habitat yang ekstrem,
misalnya adalah dimata air panas, air laut yang terlalu asin, kawah, lumpur
dan gambut. Berdasarkan habitatnya yang ekstrem, bakteri archaebacteria
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yakni diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Bakteri Metanogen
Bakteri metanogen adalah suatu jenis bakteri yang menghasilkan metana
dan juga termasuk bakteri anaerob yang paling tidak toleran terhadap
oksigen atau akan teracuni jika ada oksigen. Sebagian besar bakteri ini
hidup di lumpur atau dirawa-rawa yang kurang oksigen. Gas metana
yang dihasilkan keluar dari gelembung-gelembung (gas rawa), ada pula
yang hidup didalam saluran pencernaan hewan pencerna selulosa,
contohnya pada sapi, kambing dan rayap. Adapun contoh bakteri
metanogen adalah methanomonas dan Methanobacterium.
2. Bakteri Halofil
Bakteri halofil adalah suatu jenis bakteri yang hidup dengan kadar garam
yang tinggi pada suatu lingkungan. Pertumbuhan bakteri ini memiliki
kondisi optimum dengan kadar garam sekitar 20%, akan tetapi ada juga
yang hidup dilingkungan dengan kadar 10x keasinan air laut. Contoh
dari bakteri halofil ini adalah halobacterium.
3. Bakteri termofil
Bakteri termofil adalah suatu jenis bakteri yang hidup dilingkungan
dengan suhu panas dan lingkungan yang bersuhu panas cenderung
bersifat asam karena mengandung sulfur. Adapun bakteri yang hidup di
lingkungan bersuhu panas dan juga asam disebut dengan bakteri
termoasidofil. Adapun contoh bakteri termofil atau termoasidofil adalah
diantaranya yakni sebagai berikut antara lain Sulfolobus, thermus
aquaticus, bacillus caldolyticus dan bacillus caldotenax.

11
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1. Sel prokariotik merupakan organisme yang dapat hidup dengan
memanfaatkan lebih banyak sumber energi dibandingkan dengan
organisme hidup lainya. Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran
yang lebih kecil dibanding sel eukariotik .
2. Morfologi sel prokariotik meliputi berbentuk coccus (bulat), berbentuk
bacillius (batang), dan berbentuk spiral.
3. Anatomi sel prokariotik meliputi: dinding sel, selaput sitoplasma,
mesosom, ribosom, kasul atau lendir, flagellum, klorosom, vakuola,
materi inti dan endospora.
4. Klasifikasi cyanobacteria yaitu Chroococcales, Chamaesiphinales dan
Nostocales.
5. Berdasarkan habitatnya yang ekstrem, bakteri archaebacteria dapat dibagi
menjadi tiga kelompok yakni diantaranya yaitu Bakteri Metanogen,
Bakteri Halofil, dan Bakteri termofil.

III.2 Saran
1. Bagi mahasiswa generasi yang akan datang sudah seharusnya
mengetahui kahidupan dan ciri dari organisme sel prokariotik.
2. Kepada pembaca yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai
organisme sel prokariotik dapat mencari referensi lain di buku-buku,
jurnal dan internet.

12
DAFTAR PUSTAKA

Subagiartha, I Made. (2018). Sel: Struktur, Fungsi dan Regulasi. Bahan Ajar
Wikipedia.Sel.Tersedia[online]di:https://id.wikipedia.org/wiki/sel_(biologi)

AMK,Syaifudin. (2009). Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperwatan.


Jakarta: Buku Kedokteran (EGC).

Entjang, I.,( 2003). Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan


dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat, 58-61. Jakarta: PT. Citra
Aditya Bakti.

13

Anda mungkin juga menyukai