Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH MIKROBIOLOGI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

AYU LESTARI G 701 18 088

NURLAILAH G 701 18 036

SRI WAHYUNI G 701 18 202

MAHARANY MALALAYANG G 701 14 158

PROGRAM STUDI FARMASI JURUSAN FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur turut dipanjatkan oleh penulis atas segala karunia
nikmat berupa kesempatan dan keluangan waktu sehingga makalah tentang sel eukariotik
khususnya pada sel hewan dan tumbuhan dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun berdasarkan referensi dari buku dan informasi internet. Di dalam
makalah Ini berisi tentang penjelasan algae, protozoa dan virus. Salah satu tujuan penulis
menyusun makalah ini adalah pertanggung jawaban dalam tugas dari dosen atas bahan ajar yang
diberikan serta memperdalam pengetahuan masing-masing mahasiswa terhadap algae, protozoa,
dan virus.

Semoga dengan disusunya makalah sel eukariotik ini dapat membantu menambah
pengetahuan para mahasiswa dalam proses pembelajaran serta kefahaman bagi pembaca,
khususnya bagi Oseanografi.

Palu, Februari 2020,


Penyusun

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..

 DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….

 BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….

A. Latar
Belakang……………………………………………………………………...
B. Rumusan
Masalah………………………………………………………………......
C. Tujuan……………………………………………………………………………
….

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………....

A. Pengertian algae, protozoa dan virus……………………….……………………....


B. Biologi dan siklus hidup algae….…………………………………………………
C. Biologi dan siklus hidup protozoa…………………………………………………
D. Peranan algae dan protozoa dalam kehidupan…………………………………….
E. Morfologi dan klasifikasi virus………………………………………………………
F. Perbedaan virus dengan tumbuhan dan hewan……………………………………

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………...

A. KESIMPULAN………………………………………………………………............

B. SARAN………………………………………………………………………………..

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kingdom Protista adalah suatu oganisme eukariotik yang bersel tunggal. Kingdom
Protista dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Algae (Protista mirip tumbuhan)
b. Protozoa (Protista mirip hewan)
c. Jamur lendir (Slime molds) dan jamur air (water molds). Keduanya disebut
Protista mirip jamur.
Protista memberikan peran penting bagi kehidupan manusia, baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan, seperti algae (Chorella yang digunakan sebagai bahan makanan
tambahan, karena mengandung protein yang tinggi) dan juga protozoa yang sebagian besar
hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia.
Alga merupakan organisme eukariotik fotoautotrof. Meskipun berfotosintesis, alga
berbeda dari tanaman karena alga tidak memiliki jaringan tanaman (akar, batang dan daun).
Spesies alga ada yang bersifat uniseluler dan ada pula yang bersifat multiseluler. Warna
sebagian besar alga dipengaruhi klorofil a ( pigmen penyerap cahaya) dan pigmen
fotosintesis lainnya yang dikenal sebagai karotenoid dan biloprotein (disebut juga fikobilin).
Karotenoid adalah hidrokarbon lurus berwarna kuning, jingga atau merah yang tidak larut
dalam air. Biloprotein atau fikobilin adalah kompleks pigmen berwarna biru atau merah yang
larut dalam air. Semua alga memperoleh energi dari proses fotosintesis dan menghasilkan
oksigen. Banyak alga yang hidup sebagai sel tunggal dan ada pula yang membentuk koloni
multiseluler yang berisi sel-sel yang secara morfologi identik. Sel-sel alga sering kali
memiliki pirenoid, yaitu organel yang menyintesis dan menyimpan pati. Struktur reproduktif
alga berupa satu sel gamet yang disebut gametangia.
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti
(eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk
sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa
4
umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia),
bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak  memiliki alat gerak.
Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik.
Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup
secara heterotrop dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme.
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang
mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton.
Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari
organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri.
Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang
parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian algae, protozoa, dan virus
2. Apa yang dimaksud dengan biologi dan siklus hidup algae
3. Apa yang dikmakud dengan biologi dan siklus hidup protozoa
4. Peranan algae dan protozoa dalam kehidupan.
5. Morfologi dan klasifikasi virus
6. Perbedaan virus dengan tumbuhan dan hewan.

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian algae, protozoa, dan virus
2. Mengetahui biologi dan siklus hidup algae
3. Mengetahui biologi dan siklus hidup protozoa
4. Mengetahui peranan algae dan protozoa dalam kehidupan.
5. Mengetahui Morfologi dan klasifikasi virus
6. Mengetahui perbedaan virus dengan tumbuhan dan hewan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perngertian algae, protozoa dan virus


 Alga
Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya terdapat talus
(bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun). (Prawirohartono,
2007).
Tubuh alga disebut thallus dan bersifat haploid. Thallus dapat tersusun atas satu
sel ataupun banyak sel dalam pengaturan yang bervariasi. Ada empat tipe alga
berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu alga uniseluler, alga koloni, alga berfilamen dan
alga multiseluler. Struktur alga uniseluler mengandung satu sel. Sebagian besar
merupakan organisme akuatik dalam bentuk fitoplankton, yaitu suatu populasi organisme
fotosintetik yang menjadi dasar rantai makanan. Alga kolonial memiliki struktur yang
mengandung sekelompok sel yang berkoordinasi dan terspesialisasi. Sel-sel ini
memungkinkan alga bergerak, makan dan bereproduksi secara efisien. Alga berfilamen
memiliki thallus berbentuk batang ramping yang tersusun atas berderet-deret sel yang
ujungnya terkait satu sama lain. Beberapa diantaranya memiliki struktur terspesialisasi
yang disebut struktur pemegang (holdfast) yang bercabang dan tertanam pada batuan.
Alga multiseluler memiliki thallus serupa daun yang besar dan kompleks dengan bentuk
seperti pisau atau silet. Terdapat pula struktur berupa batang. Thallus tidak memiliki
xilem dan floem. Serta menyerap nutrisi dari air disekelilingnya. Batang alga tidak
memiliki lignin (tidak berkayu) sehingga tidak berfungsi seperti batang pada tanaman.
Alga mengapung diair dengan adanya struktur daun menyerupai silet atau pisau yang
berisi rongga udara disebut pneumatocyst. (J. Pelczar, 2010).

Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, protozoa
adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-
kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa
hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara
algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan
merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada
nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam

6
filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak
berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini
merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan
protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari
jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur
lendir karena tidak dapat membentuk badan buah. (Pryantoro, 2010)
Bentuk tubuh biasanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan
mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti
ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari
30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah,
menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari
satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa.
Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih.
Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti
bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu.
Juga ada memiliki fligel atau bersilia. (Pryantoro, 2010).

 Virus
Virus merupakan mikroba aseluler dan parasit obligat intraselluler yang hanya
dapat dilihat dengan bantuan elektron mikroskop. Ukuran virus bervariasi dari 20-200
nm. Untuk dapat bertahan di lingkungan virus harus mampu berpindah dari inang satu ke
lainnya, menginfeksi dan mereplikasi pada inang yang sesuai. Suatu partikel virus
didefinisikan sebagai struktur yang terlibat dalam transfer asam nukleat dari satu sel ke
sel lainnya. Asam nukleat yang dijumpai pada partikel virus dapat berupa DNA atau
RNA, dengan benang tunggal atau ganda, linear atau bersegmen. Pada banyak kasus
asam nukleat mungkin sirkuler. Partikel virus yang paling sederhana terdiri dari sampul
protein yang membungkus asam nukleat. Pada struktur yang lebih kompleks, bungkus
protein mengandung glikoprotein. Struktur virus lengkap disebut sebagai virion. Virion
mungkin dapat berupa suatu sampul protein yang memiliki peplomer-peplomer
(perluasan). Sampul protein disekeliling asam nukleat disebut sebagai kapsid, yang
tersusun atas unit-unit morfologi yang disebut kapsomer. Tipe kapsomer tergantung pada
keseluruhan bentuk kapsid (Irianto, 2015).

B. BIOLOGI DAN SIKLUS HIDUP ALGA

Algae merupakan tumbuhan thallus yang tidak mempunyai akar, batang, baik sebagai
zoospora maupun gamet. Alat reproduksi tidak memiliki lapisan luar yang terdiri atas sel-sel
steril. Alga tidak pernah menghasilkan embrio, yaitu zigotnya tidak pernah berkembang menjadi
tumbuhan muda yang bersel banyak daun, dan bunga. Struktur perkembangbiakannya hampir

7
selalu bersel tunggal, jika ada yang bersel banyak setiap komponen sel membentuk satuan
reproduksi ketika masih terbungkus oleh alat kelamin betina.
 Ciri-Ciri Umum Sebagai Berikut:

1. Tubuhnya tersusun dari banyak sel


2. Struktur tubuhnya berupa thallus yaitu suatu struktur yang belum dapat dibedaka dengan jelas
antara akar, batang, dan daun.
3. Di dalam sel-sel tubuhnya terdapat pigmen penyerap cahaya yang berupa kloroplas atau
kromatofor
4. Bersifat autotrof yang dapat menghasilkan zat organik dan oksigen melalui proses fotosintesis
5. Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual

 Morfologi Alga:
Menurut Luning (1990) dalam Jelantik (2003), alga makroskopis memiliki ciri-ciri umum
sebagai berikut:
 Tubuhnya tersusun dari banyak sel
 Struktur tubuhnya berupa thallus yaitu suatu struktur yang belum dapat dibedakan dengan
jelas antara akar, batang, dan daun.
 Di dalam sel-sel tubuhnya terdapat pigmen penyerap cahaya yang berupa kloroplas atau
kromatofor
 Bersifat autotrof yang dapat menghasilkan zat organik dan oksigen melalui proses fotosintesis
 Dapat bereproduksi secara seksual dan Aseksual.

Struktur anatomi thallus untuk tiap jenis alga makroskopis berbeda-beda. Ada thallus yang
memiliki percabangan dan ada pula yang tidak. Percabangan thallus ada yang dichotomus
(bercabang dua terus menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama), pinnate
(bercabang dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berselang-seling), dan verticillate
(cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama). Menurut Aslan (1998) dalam
Widayanti (2008), sifat substansi thallus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin
(gellatinous), mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilaginous),
dan berserabut (spongious).

8
Sebagian besar alga mempunyai dinding sel yang jelas, tetapi beberapa marga dan sel-sel
reproduktif tertentu tidak mempunyai dinding sel. Materi penyusun dinding sel alga adalah:
selulosa, xilan, manan, polisakarida yang mengandung sulfat asam alginate, protein, silikon,
dioksida, dan CaCO3. Dinding sel alga tidak dibentuk oleh satu senyawa, tetapi merupakan
matriks dari satu materi yang bergantian dengan materi yang lainnya atau terbentuk dari
lapisanlapisan berbagai materi yang berbeda. Semua golongan alga mengandung klorofil dan
beberapa karotenoid. Dalam pigmen karotenoid termasuk karoten dan xantofil. Di samping
pigmen tersebut di atas yang larut dalam pelarut organik, ada pula pigmen yang larut dalam air,
yaitu fikobiliprotein, atau fikobilin. Pigmen ini terdapat dalam alga biru dan alga merah.
Walaupun alga tidak memiliki organ batang, akar, daun, dan bunga, namun bentuknya berkisar
dari tumbuhan yang bersel tunggal (mikroskopik) sampai yang bersel banyak (makroskopik)
yang sangat kompleks yang panjangnya mencapai 70 meter. Karena demikian besarnya kisaran
bentuk alga, maka Gupta (1981) dalam Dewi (2006) membedakan bentuk alga sebagai berikut

Bersel tunggal :Bersel tunggal yang dapat bergerak. Contohnya Chlamidomonas


Bersel tunggal yang tidak dapat bergerak Contohnya: Chlorella, Synecoccus
Thallus bersel banyak Dibagi menjadi 5 bentuk sebagai berikut:
1. Koloni:
- Koloni yang dapat bergerak, contohnya Volvox, Pandorina
- Koloni yang kokoid yang tidak dapat bergerak, contohnya
Hydrodiction, Pediastrum
2. Agregat:
Contohnya Palmella, Gloeocapsa
3. Filament:
- Filamen yang bercabang, contohnya Ulothrix, Spirogyra
- Filamen yang bercabang, contohnya Cladophora
- Filamen yang heterotrikos, contohnya Chaelophora, Ectocarpus,
Stigeoelonium
- Parenkim semu, contohnya Nemaliun
4. Sipo
Contohnya Briopsis, Vancheria

9
5. Thallus Parenkim
Contohnya Ulva, Porphyra, Panctaria
Keragaman alga makroskopis relatif rendah dengan jumlah spesies sekitar 8.000 spesies.
Walaupun alga makroskopis diketahui menyebar secara luas mulai dari perairan kutub sampai
pada perairan tropis baik di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan, namun masing-
masing spesies alga makroskopis memiliki daerah sebaran tertentu pada laut-laut di seluruh
dunia (Luning, 1990).
 Tempat hidup Alga
Tempat hidup alga umumnya di air, baik air tawar, laut maupun air payau. Tumbuhan
alga juga ditemukan di daerah bersalju, bersimbiosis dengan organisme lain seperti lumut, paku
atau fungi (membentuk lichens yang mampu hidup di atas batu yang gersang dan kering), dan
pada sumber air panas. Alga dapat tumbuh hampir di semua tempat yang cukup basah dan cukup
cahaya untuk berfotosintesis. Salah satu habitat yang paling ekstrim adalah alga yang dapat
hidup pada jaringan tubuh hewan seperti pada beberapa jenis mentimun laut, binatang-binatang
karang yang mengadakan simbiosis yang saling menguntungkan. Beberapa jenis alga memiliki
“holdfast” sehingga dapat melekat pada substrat, tetapi ada juga melayang bebas dalam air
bersama makhluk lain membentuk plankton. Alga sangat penting sebagai produsen yang
menyediakan makanan bagi sebagian besar hewan air.
 Reproduksi Alga
Pada tanaman alga dikenal tiga macam pola reproduksi yaitu:
1. Reproduksi generatif (seksual) dengan gamet
2. Reproduksi vegetative (aseksual) dengan spora
3. Reproduksi fragmentasi dengan potongan thallus (stek)
Pergiliran keturunan antara seksual dengan aseksual merupakan pembiakan alami yang
terjadi pada tanaman rumput laut, sedangkan pembiakan secara stek biasanya banyak dilakukan
dalam usaha membudidayakan rumput laut.
1. Reproduksi Seksual
Proses reproduksi seksual pada alga makroskopis termasuk alga pada umumnya
berlangsung secara anisogami dan oogami yang mana keduanya lazim disebut heterogami. Pada
alga makroskopis termasuk rumput laut, gamet-gamet dihasilkan oleh organ khusus gametangia
yang terdiri atas dua macam yaitu spermatangia (antheridium) yang menghasilkan sperma, dan

10
oogonium yang menghasilkan sel telur. Sperma dan sel telur masing-masing memiliki bentuk,
ukuran, motilitas yang berbeda. Sperma umumnya berukuran lebih kecil, berflagela dan dapat
bergerak, sedangkan sel telur berukuran lebih besar, tidak berflagela, dan tidak dapat bergerak.
Namun demikian, pada alga merah (Rhodophyta), spermanya tidak berflagella dan dapat
bergerak secara amuboid dan disebut spermatia. Spermatia itu dihasilkan di dalam gametangia
kecil yang disebut spermatangia. Sementara itu, oogonium pada alga merah membentuk tonjolan
yang disebut trichogyne yang merupakan tempat untuk menerima gamet jantan (sperma).
Oogonium pada alga merah lazim disebut carpogonium.
Pembentukkan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum) dalam suatu proses
perkawinan, memiliki dua pola yaitu; 1) monoecious yaitu bilamana sperma dan ovum berasal
dari satu individu ; 2) dioecious yaitu bilamana sperma dan ovum masing masing berasal dari
individu yang berbeda. Alga-alga yang melakukan perkawinan secara monoecious biasanya
disebut alga homothallus, sedangkan alga-alga yang melakukan perkawinan secara dioecious
biasanya disebut alga heterothallus.
Alga memiliki tiga pola siklus hidup secara seksual. Pada pola siklushidup yang pertama
terdapat satu tipe individu yang hidup bebas yang bersifat haploid. Dalam hal ini terjadi
pembentukkan gamet pada alga yang telah matang.
Gamet-gamet ini kemudian akan menyatu membentuk zygote yang bersifat diploid dan dapat
mengalami dormansi. Bilamana saatnya tiba (kondisi baik), zigot ini dapat berkecambah, dan
pada saat ini intinya mengalami meiosis sehingga menghasilkan zoospora, aplanospora atau
juvenile yang mirip alga dewasa dan bersifat haploid. Pola siklus hidup yang pertama ini disebut
pola haplobiontik dan dilambangkan dengan simbul H,h dan banyak terjadi pada alga hijau.

Pada pola hidup yang kedua, satu tipe individu alga yang hidup bebas bersifat diploid.
Pola siklus hidup seperti ini dilambangkan dengan H,d. Individu yang bersifat diploid dapat
memperbanyak dengan cara aseksual. Contoh alga ang memiliki pola siklus hidup seperti ini
adalah alga hijau yang berbentuk tabung, dan alga batu (Fucales) dari divisi Phaeophyta (Bold
dan Wynne, 1985 dalam Jelantik, 2003). seksual haplobiontik diploid.

Pada pola siklus hidup yang ketiga terdapat dua tipe individu yang hidup bebas yaitu
individu penghasil gamet (gametophyt) yang bersifat haploid dan individu penghasil spora

11
(sporophyt) yang bersifat diploid. Gamet-gamet yang dihasilkan dapat menyatu membentuk
zygote yang tidak mengalami masa dormansi. Zygote ini kemudian tumbuh menjadi sporophyt
yang bersifat diploid. Dalam hal ini meosis terjadi pada saat pembentukkan spora (sporogenesis).
Spora yang dihasilkan bersifat haploid dan berkembang menjadi gametophyte. Baik sporophyt
maupun gametophyte masing masing dapat memperbanyak dirinya dengan cara aseksual. Pola
siklus hidup seperti ini dikenal dengan diplobiontik yang dilambangkan dengan simbul D, h+d,
dan banyak terjadi pada alga merah

(Rhodophyta). Siklus hidup diplobiontik ada dua macam yaitu isomorphik dan
heteromorphik. Dikatakan isomorphik bilamana gametophyt dan sporophyte memiliki kesamaan
bentuk, sedangkan heteromorphik bilamana gametophyt dan sporophyt \ masing-masing
bentuknya berbeda. Isomorphik dilambangkan dengan simbul Di, h+d, sedangkan heteromorphik
dilambangkan dengan Dh, h+d.

 Reproduksi Aseksual
Pada alga, reproduksi aseksual berupa pembentukkan suatu individu baru melalui
perkembangan spora, pembelahan sel, dan fragmentasi. Pembiakkan spora berupa pembentukkan
gametofit dari tetraspora yang dihasilkan dari tetrasporofit. Tipe pembiakan ini umumnya
terdapat pada alga merah. Pada alga yang bersel satu, setiap individu mempunyai kemampuan
untuk membelah diri dan membentuk individu baru. Pada alga multiseluler seperti
Enteromorpha,Polysiphonia, Gracilaria, dan Eucheuma, potongan thallusnya mempunyai
kemampuan berkembang meneruskan pertumbuhan.

 Reproduksi fragmentasi dengan potongan thallus (stek)


Dalam usaha budidaya rumput laut, misalnya marga Eucheuma, Gracilaria, umumnya
dilakukan dengan penyetekan sebagai bibit untuk dikembangbiakan secara produktif. Dalam hal
ini, dari rumpun thalli alga dibuat potongan-potongan dengan ukuran tertentu (30-150 gram)
untuk dijadikan bibit. Bibit stek ini ditanam dengan mengikatkannya pada tali-tali nilon di
perairan dengan jarak tertentu atau pada rak apung. Pertumbuhannya dapat dilihat dengan
bertambah besarnya bibit tersebut. Cepat atau lambatnya pertumbuhan tergantung pada jenis alga
dan mutu lingkungan penanaman.

12
 Klasifikasi Alga
Menurut Smith (1955), alga dibagi menjadi 7 divisi sebagai berikut:
a. Divisi Chlorophyta dengan 2 kelas yaitu, kelas Chlorophyceae dan kelas Charophyceae
b. Divisi Euglenophyta dengan 1 kelas yaitu, kelas Euglenophyceae
c. Divisi Pyrophyta dengan 2 kelas yaitu, kelas Despmaphyceae dan kelas Dynophyceae.
d. Divisi Chrysophyta dengan 3 kelas yaitu, kelas Chrysophyceae, kelas Xantophyceae, dan kelas
Bacillariophyceae
e. Divisi Phaeophyta dengan 3 kelas yaitu, kelas Isogeneratae, kelas Heterogeneratae, dan kelas
Cyclosporeae
f. Divisi Cyanophyta dengan satu kelas yaitu, kelas Myxophyceae
g. Divisi Rhodophyta dengan satu kelas yaitu, kelas Rhodophyceae Alga-alga makroskopis yang
sebagian besar hidup di air laut termasuk pada divisi Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta.

1. Chlorophyta
Divisi Chlorophyta yang lebih dikenal atau populer dengan sebutan alga hijau, yaitu kelompok
terbesar dari alga yang terdiri dari lebih kurang 429 marga dan 6600 jenis. Anggotanya 90%
hidup di air tawar, sisanya hidup di air laut dan, beberapa ada yang hidup di air payau. Alga air
tawar dapat dijumpai di mana saja asalkan lembab dan cukup cahaya. Alga air laut umumnya
tumbuh pada perairan yang dangkal sepanjang pantai dan sering melekat pada substrat yang
keras seperti batu dan batu karang.

Chlorophyta dikenal dengan ciri-ciri yang sangat khas yaitu:


a. Mempunyai pigmen yang terdapat dalam kloroplas yang didominasi oleh klorofil a dan b
sehingga menyebabkan alga ini
berwarna hijau
b. Produk asimilasi berupa pati yang dalam pembentukkannya berhubungan dengan pirenoid
c. Gamet mempunyai 2 atau 4 flagel tipe whiplash yang sama panjangnya terletak pada bagian
anterior
d. Reproduksi seksual isogami, anisogami, dan oogami
e. Setiap sel mempunyai inti sejati (ada membran inti)

13
f. Dinding sel terdiri atas selulosa

Reproduksi Chlorophyta dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara vegetatif, aseksual, dan
seksual. Reproduksi vegetatif dapat terjadi dengan patahnya thallus atau pigmen menjadi dua
atau lebih, dan setiap patahan akan tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi aseksual dengan
zoospore yang dihasilkan oleh sel vegetatif yang berfungsi sebagai sporangia. Reproduksi secara
seksual melalui proses plasmogami, kariogami, dan meiosis yang terjadi secara berurutan. Gamet
dibentuk dalam gametangium. Sel telur dihasilkan oleh oogonium dan anterozoid yang
dihasilkaan anteridium.
Ditinjau dari morfologinya, tumbuhan alga hijau dapat dikelompokkan ke dalam 5 golongan,
yaitu:
a. Organisme yang uniseluler yang motil dan non motil
b. Organisme koloni yang motil dan kokoid
c. Organisme filamentik yang bercabang dan tidak bercabang
d. Organisme seperti membran/ daun (parenkim)
e. Organisme sinositik

2. Phaeophyta
Phaeophyta atau alga coklat umumnya merupakan bentuk yang kompleks dibandingkan
dengan alga lainnya. Jenis-jenis yang uniseluler tidak ditemukan. Tumbuhan ini memiliki ukuran
beberapa millimeter sampai 70 meter. Saprofit maupun gametofit yang telah dewasa mempunyai
bentuk tertentu, mengalami deferensiasi menjadi bagian yang tegak dan alat pelekat (holdfast).
karakteristik pada Phaeophyta sebagai berikut :
a. Pigmentasi
Alga coklat mempunyai klorofil a dan c, alfa dan beta karoten dan beberapa flavosantin dan
leutin. Xantofil (fukosantin dan violaksantin) dalam jumlah banyak sehingga menyebabkan
warna coklat sampai hijau kecoklatan. Pigmen terletak dalam
plastid dengan tilakoid.

14
b. Cadangan makanan
Berupa laminarin, manitol, dan lemak. Pada beberapa jenis mengandung algin dan asam alginate
sebagai komponen penyusun dinding selnya.

c. Motilitas
Alga coklat tidak ada yang uniseluler. Sel-sel reproduktif baik zoospora maupun gamet yang
mempunuyai flagella yang umumnya terdapat pada bagian lateral yang tidak sama panjang.
Flagel pada bagian anterior yang lebih panjang memiliki tipe tinsel dan pada bagian yang
posterior lebih pendek memiliki tipe whiplash.

d. Dinding sel
Dinding sel menghasilkan asam alginat, banyak terdapat pada tipe-tipe yang disebut “kelp” dan
“fukoid”. Asam alginate memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Biasanya digunakan sebagai
stabilizer produk-produk komersial lainnya seperti produk “rumput laut” yang dapat dimakan.
Alga coklat banyak ditemukan pada habitat air laut dan hanya tiga jenis yang terdapat pada air
tawar. Yang hidup di air laut terutama terdapat di daerah yang beriklim dingin dan tidak banyak
yang terdapat di daerah tropik. Tumbuhan baik pada daerah litoral atau daerah pasang surut,
tetapi tipe kelp terdapat pada perairan sublitoral. Jenis-jenis Sargasum dan Turbinaria terdapat di
daerah tropic dan subtropik.
3. Rhodophyta
Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah-
merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b,
serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen
utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang
memberi warna biru.

 Ciri-ciri alga merah


 Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang tubuhnya dilapisi
kalsium karbonat.
 Tidak memiliki flagela.

15
 Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun
dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikroribril terutama
adalah xilan, sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel
alga merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
 Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam
kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil
asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid,fluoridosid
(senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium
menunjukkan warna kemerah-merahan. Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada
pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan bisaanya bersifat parasite pada
alga lain. Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup
alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan tawar dan ada
juga yang hidup di tanah. Bisaanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut
dalam. Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan
maupun di perairan tawar. Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus.
Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut
karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain. Karpogonium terdiri dari satu sel panjang.
Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada
atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar
seperti botol. Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif).
Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh
protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah
sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen.
Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung
benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida;
spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang
sporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula
berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan
alat-alat generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi

16
gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan bersatu
membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-
anggota Rhodophyta antara lain:Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme,
Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, dan Scicania furcellata.
4. Chrysophyta
Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang berarti emas. Kelompok alga keemasan
memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding sel, dan tipe flagela sel. Alga keemasan
mengandung klorofil a dan c, karoten, dan santofil.

 Ciri-ciri alga keemasan


1. Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan.
2. Alga keemasan yang bersel satu ada yang memiliki 2 flagela heterodinamik, yaitu sebagai
berikut.
 Satu flagela mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema. Flagela seperti
ini disebut pleuronematik. Flagela pleuronematik mengarah ke anterior.
 Satu flagela lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke
posterior Kedua flagela heterodinamik ini ada yang hampir sama panjangnya (contohnya pada
synura) ada pula yang sedikit berbeda panjangnya (contohnya pada Ochromonas). Tidak semua
alga. keemasan memiliki flagela heterodinamik, ada pula yang hanya mempunyai satu flagela
atau dua flagela yang sama bentuknya.
3. Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid yang merupakan tempat
persediaan makanan. Persediaan makanan berupa krisolaminarin (dahulu disebut leukosin).
Selain itu di dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak. Habitatnya di air tawar atau air laut, serta
tempat-tempat yang basah. Alga keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis
makanan sendiri karena memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya
antara lain klorofil a, klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin. Reproduksi pada alga
keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan cara membelah
diri menghasilkan spora motil berflagela, yang disebut zoospora. Reproduksi seksual dengan
cara membentuk sel khusus yang disebut auksospora. Auksospora adalah zigot yang dilindungi
oleh suatu dinding sel yang berbeda dengan dinding sel pada umumnya.
5. Bacillariophyta

17
Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga yang berwarna hijau
kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom bersifat uni-seluler, walaupun ada juga yang
berkoloni.

 Ciri-ciri umum diatom


a. Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah (kotak) disebut hipoteka
dan tutupnya disebut epiteka. Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka. Di antara dua
kotak dan tutup terdapat rafe atau celah, dindingnya mengandung zat kersik (silika).
b. Inti sel berada di pusat sitoplasma,
c. Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti huruf H,
periferal, dan pipih.

Hidup di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton atau bentos. Diatom
termasuk organisme autotrof karena memiliki pigmen pigmen fotosintesis. Pigmen
fotosintensisnya adalah klorofil a, klorofil c, karoten, fukosantin, diatoksantin, dan diadi
noksantin.
Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat diatom bereproduksi
secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk
bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan
epiteka sel lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap,
sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya. Pembelahan
mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang berukuran sekitar 30% dari besar sel
aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara
seksual. Sel diatom menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur
membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran normal seperti
aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan kembali melakukan reproduksi
aseksual melalui pembelahan mitosis.

18
C. BIOLOGI DAN SIKLUS HIDUP PROTOZOA

Protozoa adalah kelompok beragam organisme eukariotik uniseluler, banyak yang


motil. Awalnya, protozoa telah didefinisikan sebagai protista uniseluler dengan perilaku
seperti hewan, misalnya dapat melakukan gerakan. Protozoa dianggap sebagai kelompok
mitra protista untuk protophyta, yang memiliki perilaku seperti tumbuhan, misalnya
melakukan fotosintesis. Protista yang menyerupai hewan disebut protozoa contohnya:
amoeba merupakan salah satu anggota kingdom protista. Protista yang menyerupai
tumbuhan disebut algae (ganggang).
 Ciri-ciri nya:
a. bersel satu
b. eukariot(membran inti)
c. tidak berklorofil
d. sebagian besar memiliki alat gerak (pseudopodia = kaki semu) bulu getar (lilia) atau
bulu cambuk (flagella)
e. Protozoa hidup bebas di selokkan, sungai, lautan, tanah, atau di tumbuhan hewan atau
manusia dengan cara bersimbiosis. Jika lingkungan hidup tidak menguntungakan
kekeringan protozoa akan berbentuk prista.
f. Protozoa mempunyai peranan penting dalam mengkontrol jumlah bakteri dialam
karena protozoa pemangsa bakteri, protozoa yang hidup diperairan merupakan juga
sumber makanan bagi hewan air dan lain nya

Selama siklus hidup protozoa, protozoa biasanya melewati beberapa tahap atau fase
yang memiliki struktur dan aktivitas berbeda. Trofozoit merupakan terminologi untuk
struktur aktif dan mencerna makanan merupakan fase perbanyakan pada sebagian besar
protozoa. Pada protozoa parasit, struktur trofozoit memiliki sifat patogenesis. Pada
homoflagelata terminologi amastigot, promastigot, epistomastigot, dan tripomastigot
merupakan bagian dari fase trofozoit. Variasi terminology diterapkan pada apicomplexa,
seperti takizoit dan bradizoit untuk membedakan struktur organisme dalah siklus
hidupnya.

19
 Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual
protozoa dapatmengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), tetapi pada
Flagelata pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara transversal.
Beberapa jenis protozoa membelah diri menjadi banyak sel (schizogony). Pada
pembelahan schizogony, inti membelah beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel
menjadi banyak sel anakan. Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara
konjugasi, autogami, dan sitogami. Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih
dari satu dapat mempunyai beberapa cara perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies
Plasmodium dapat melakukan schizogony secara aseksual di dalam sel inang
manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi perkembangbiakan secara seksual.
Protozoa umumnya berada dalam bentuk diploid. Protozoa umumnya mempunyai
kemampuan untuk memperbaiki selnya yang rusak atau terpotong. Beberapa Ciliata dapat
memperbaiki selnya yang tinggal 10 % dari volume sel asli asalkan inti selnya tetap ada.
Jeniz protozoa yang uniseluler ternyata sudah mengandung organel – organel sel yang
penting seperti mitokondria, membran plasma, sitoplasma dan inti sel. Berdasarkan jenis
alat alat geraknya maka protozoa dapat dikelompokkan menjadi Rhizopoda, Ciliata,
Flagellata dan Sporozoa.

1.Rhizopoda
Rhizopoda adalah kelompok protista mirip hewan yang hidup di air laut, air tawar
serta tempat – tempat yang lembab, tetapi beberapa juga dapat hidup pada tubuh manusia
dan hewan. Contoh dari rhizopoda adalah Amoeba : amoeba adalah makhluk air yang
bentuk tubuhnya berubah – ubah tidak menentu, ciri ciri amoeba adalah bagian tubuhnya
yang diselubungi oleh membran sel yang berpran dalam melindungi isi sel. membran ini
kemudian berfungsi membentuk kaki semu (pseudopodia), melakukan pertukaran gas O2
dan Co2, makan (pagositosit) dan menanggapi rangsangan di sekitarnya. Di dalam tubuh
amoeba terdapat inti sel dan vakuola dimana vakuola itu sendiir terbagi menjadi vakuola
kontraktil dan nonkontraktil.

20
2. Flagellata
Flagellata adalah protozoa yang yang bergerak dengan menggunakan flagel,
selain itu flagel juga berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. Biasanya
hidup secara bebas dan ada juga yang bersifat parasit bagi manusia dan hewan.
Adapun Flagellata dibedakan menjadi dua, yaitu Fitoflagellata dan Zooflagellata.

1. Fitoflagellata
Fitoflagellata adalah flagellata yang bersifat autotrof dan bias melakukan fotosintesis.
Di dalam air ia adalah penyusun fitoplankton dan bermanfaat sebagai sumber makanan
bagi makhluk lain di dalam air.
Contoh fitoflagellata yaitu : Volvox globator, Euglena viridis, Nocticula miliaris
2. Zooflagellata
Zooflagellata adalah protozoa yang hidup secara bebas dan banyak yang bersifat
heterotrof parasit pada hewan dan manusia, selain itu bentuknya juga mirip dengan
hewan.
3. Ciliata
Ciliata adalah protozoa yang hidup dengan menggunakan rambut getar atau biasa
disebut cilia yang terdapat di bagian tubuh tertentu. Rambut getar ini akan mengalami
getaran ketika ia ingin bergerak di dalam air tawar maupun air laut.Bentuk ciliata sangat
bermacam – macam mulai dari bentuk lonceng, bentuk sandal, corong dan beberapa
bentuk lainnya. Contoh ciliata adalah paramaecium caudatum. Paramaecium ini
memiliki 2 jenis inti yaitu yang diberi nama makro nukleus dan mikronukleus dan
terdapat vakuola kontraktil untuk mengatur proses osmoregulasinya.
4. Sporozoa
Sporozoa adalah jenis Protista yang tidak memiliki anggota gerak yang khusus
jadi hewan ini bergerak dengan cara mengubah posisi tubuhnya. Sebagian besar sporozoa
bersifat parasit bagi hewan dan manusia. Contoh sporozoa yang dikenal sebagai parasit
adalah Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria melalui perantara
Nyamuk Anopheles.

21
D. PERANAN ALGAE DAN PROTOZOA DALAM KEHIDUPAN

 Peranan Protozoa dalam Kehidupan


Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Protozoa berperan penting dalam
mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa adalah pemangsa bakteri. Di perairan,
protozoa juga merupakan zooplankton dan bentos. Zooplankton dan bentos adalah sumber
makanan hewan air termasuk udang, kepiting, dan ikan yang secara ekonomi bermanfaat bagi
manusia.Protozoa lain menguntungkan antara lain sebagai berikut :
a. Foraminifera, cangkang atau kerangkanya merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya
minyak, gas alam, dan mineral.
b. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolarian yang dapat
digunakan sebagai bahan penggosok. Protozoa yang merugikan manusi, yaitu menyebabkan
penyakit antara lain :
a. Entamoeba histolyca, penyebab disentri.
b. Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Africa
c. Trypanosoma evansi, penyebab penyakit pada hewan ternak, misalnya pada sapi, kambing,
dan kuda
d. Leishmania, penyebab penyakit kala azar
e. Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin laki-laki.
f. Balantidium coli, penyebab diare
g. Toxopalsma gondii, penyebab toksopalsmosis
h. Plasmodium, Penyebab penyakit malaria.

 Peranan Algae Bagi Kehidupan


Manfaat alga (ganggang) dalam kehidupan sehari hari antara lain :
a. Peranan ganggang coklat (Phaeophyta)
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang
coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion
dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi,
sedangkan kandungan folfornya rendah.

22
b. Peran ganggang merah (Rodophyta)
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheumaspinosum ,
selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
c. Peranan ganggang keemasan (Crysophyta)
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit,membuat saringan,
bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
d. Peranan ganggang hijau (Clorophyta)
Beberapa spesies ganggang hijau biru dapat dimanfaatkan sebagai sumber makananalternative,
misalnya Spirulina sp. Beberapaspesies ganggang hijau – biru yang bersimbiosis dapat
menambat (fiksasi) nitrogen bebas , sehingga menambah kesuburan tanah, misalnya : Anabaena
azollae.

23
E. MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI VIRUS

Virus merupakan salah satu jenis mikroorganisme parasit. Virus ini mempunyai ciri-ciri
tidak dimiliki oleh organisme lain. Virus hanya dapat berkembang biak di sel-sel hidup lain (sifat
virus parasit obligat) karenanya, vius dapat dibiakkan pada telur ayam yang berisi embrio hidup.
Untuk bereproduksi virus hanya memerlukan asam nukleat saja. Ciri lainnya, virus tidak dapat
bergerak maupun melakukan aktivitas metabolisme sendiri. Selain itu irus tidak dapat membelah
diri. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.

 Morfologi virus
1. Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).
2. Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri.
3. Virus hanya memiliki sala satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi
5. Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.

24
KLASIFIKASI VIRUS

 KLASIFIKASI VIRUS BERDASARKAN PENGELOMPOKKAN

Virus dikelompokkan berdasar sifat mereka bukan sel-sel indukan yang diinfeksi.
Kriteria utama pada klasifikasi jenis asam nukleat DNA atau RNA. Klasifikasi dengan
mekanisme sintesis mRNA dikenal sebagai klasifikasi Baltimore, seseorang yang memenangkan
nobel Nobel . Menurut Baltimore semua virus memiliki mRNA strain positif dari genomnya
untuk memproduksi protein dan bereplikasi. Klasifikasi ini terbagi menjadi tujuh kelas. Virus
yang tegolong pada kelas I sampai kelas V melakukan reproduksi secara replikasi, sedangkan
virus kelas VI melakukan secara transkripsi balik.

Kelompok 1    : Virus DNA rantai ganda.

Kelompok 2    : Virus DNA rantai tunggal.

Kelompok 3    : Virus RNA rantai ganda.

Kelompok 4    : Virus RNA rantai tunggal positif.

Kelompok 5    : Virus RNA rantai tunggal negatif.

Kelompok 6    : Virus RNA transkripsi balik.

Kelompok 7    : Virus DNA transkripsi balik. (Istamar, 2007)

 KLASIFIKASI VIRUS BERDKASARKAN TEMPAT HIDUP

1. Virus bakteri (bakteriofage)

Bakteriofage merupakan virus yang dapat menggandakan dirinya sendiri dengan


menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus , virus ini sangat
kompleks serta mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatut secara cermat. Virus

25
bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Perancis, D’Herelle. Bentuk luar terdiri
atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, serta ekor. Bagian dalam kepala
mengandung dua pilihan DNA . Bagian leher berfungsi untuk memasukkan DNA irus ke
dalam sel inangnya.

2. Virus tumbuhan

Virus yang berparasit pada sel tumbuhan . Contoh virus yang parasit pada
tumbuhan : Tobacco Mozaic Virus (TMV0 serta Beet Yellow Virus (BYV).

3. Virus hewan

Virus yang berparasit pada sel hewan. Contoh virus yang ada pada hewan : virus
Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.

F. PERBEDAAN VIRUS DENGAN TUMBUHAN DAN HEWAN

Virus memiliki beberapa tipe berdasarkan inang yang dijangkiti, contohnya seperti virus yang
menyerang hewan, virus yang menyerang tumbuh-tumbuhan, virus yang menyerang bakteri atau
bakteriofag, cyanophage, zymophage dan mycophage. Pada virus yang menyerang tumbuhan
atau tanaman (Phytophages) biasanya memiliki RNA dengan rantai tunggal. Mayoritas virus
pada tanaman atau reoviridae selalu mengandung RNA sebagai bahan genetiknya.

Sementara virus yang menyerang hewan (Zoophages) umumnya memiliki rangkaian DNA
untai ganda. Jika dibandingkan antara virus yang menyerang hewan dan virus yang menyerang
tumbuh-tumbuhan, maka kita akan melihat beberapa perbedaannya antara lain:

1. Virus Tanaman / Tumbuhan:

 Kapsid: hanya pada batas eksternal


 Bahan genetiknya berupa RNA
 Untaian Asam nukleat Biasanya single stranded (ss)
 Sifat asam nukleatnya yaitu linear
 Virus infeksi tanaman melalui luka atau pori

26
2. Virus Hewan:

 Kapsid: Ada bungkusan kapsid juga


 DNA merupakan bahan material genetiknya
 Untaian asam nukleat Biasanya double stranded (ds)
 Sifat asam nukleatnya adalah Linear atau Circular
 Infeksi biasanya melalui fagositosis (fagositosis)

Setelah mengetahui perbedaan antara virus pada hewan dan tumbuhan, berikut ini adalah
beberapa contoh tabel penyakit yang disebabkan oleh virus pada hewan dan tumbuhan:

 Penyakit yang disebabkan oleh virus pada hewan

Nam Nama Hewa Ketera


a Virus n ngan
Peny Yang
akit Disera
ng

Rabi Rabdoviru Monye Penyeb


es s t, ab
Anjing penyaki
, t rabies
Kucin
g

Flu Flu Ungga Pada


buru burung A s avian
ng (H5N1) seperti influen
burung za
, terdapat

27
ayam, tiga tipe
bahka virus
**) H =
n juga (A, B,
Hemaglut
menye dan C)
inin, N =
rang dimana
Neurami
manus pada
nidase
ia tipe A
memili
ki
beberap
a kereta
seperti
H9N2,
H1N1,
H5N1,
H3N2

Tetel NCD Ungga Cirinya


o (Penyakit s unggas
atau Kastil seperti akan
dema Baru) pada lemas,
m ayam, kejang,
buru itik dengan
ng napas
beo terputus
-putus
dan
gemetar
an

28
Kuk Makanan Kuda, Memili
u dan sapi, ki ciri
Penyakit domba hewan
Mulut , ternak
kerbau tidak
dapat
berjalan
dan
makan

 Penyakit yang disebabkan oleh virus pada tumbuhan

Nama Virus Tumb Keteran


Penya uhan gan
kit yang
disera
ng

Mozai TMV Tanam Cirri-


c (Virus an cirinya
Temba Mozaic tembak akan
kau Temba au, tedapat
kau) kedelai bercak-
, bercak

29
tomat, pada
kacang daun. Ser
, dan angga
kentan menjadi
g. media
penularan
penyakit
ini

Degen CVPD Biasan Degenera


erasi (Degen ya si kapal
kapal erasi pada tapis
tapis Citrus tanama
Vein n jeruk
Phloe
m)

Tungr Virus Biasan Wereng


o tungro ya hijau dan
pada coklat
tanama merupaka
n padi n media
penyebar
an virus
ini.

Kunin Virus Tumbu


g mengu han
ning aster

30
31
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya terdapat talus
(bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun)
2. protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista
eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop
3. Virus merupakan mikroba aseluler dan parasit obligat intraselluler yang hanya dapat
dilihat dengan bantuan elektron mikroskop.
4. Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa
adalah pemangsa bakteri.
5. Salah satu peran Alga yaitu : peranan ganggang coklat (Phaeophyta) sebagai industry
makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam
pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain
itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi,
sedangkan kandungan folfornya rendah.

B. SARAN
Mahasiswa lebih dapat mengetahui tentang pengertian Algae, Protozoa, dan Virus
serta lebih dapat memahami peran penting Algae, Protozoa, dan Virus didalam kehidupan
dan dapat membedakan antar Algae, Protozoa, dan Virus.

32
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohartono, et al. (2007). Sains Biologi 2 SMA/MA. Yoggakarta: PT. Pustaka Insan Madani.

Pelczar, M. J. (2010). Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Irianto. (2015). Epidemologi penyakit menular dan tidak menular panduan klinis. Bandung:
Alfabeta.

Luning, K. (1990). Seaweeds-their environment, biogeography, and ecophysiology. A


wileyinterscience publication.

Aslan. (1998). Budidaya rumput laut. Yogyakarta: penerbit kanisius.

33

Anda mungkin juga menyukai