Anda di halaman 1dari 4

RESUME PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI TEKNIS PROGRAM BANGGA KENCANA BAGI

PKB/PLKB SECARA E-LEARNING II


NAMA : CITRA DIYAH EKAPUSPITA, S.K.M
NIP : 198608192019022004
MATERI : PROGRAM BANGGA KENCANA

Permasalahan kependudukan Indonesia seperti penduduk besar dengan kualitas relatif rendah, laju
pertumbuhan penduduk masih tinggi, fertilisasi relatif masih tinggi dengan penyebaran tidak merata, angka
kematian anak masih tinggi, kematian ibu masih tinggi, angka harapan hidup relatif rendah serta mobilitas
persebaran timpang. Berdasarkan permasalahan tersebut BKKBN membulatkan tekad yang tertuang dalam
visi dan misi BKKBN.
Program Bangga Kencana tahun 2020 sebagai salah satu wujud keseriusan tugas dan fungsi
BKKBN dalam mewujudkan keluarga berkualitas dan pertumbuhan pendudukan yang seimbang, guna
mendukung tercapainya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong. Bangga Kencana ini, keluarga menjadi entry point dalam intervensi program yang dilaksanakan
BKKBN. Program ini diarahkan, bagaimana keluarga mempunyai rencana berkeluarga, punya anak,
pendidikan dan sebagainya. Sehingga akan terbentuk keluarga-keluarga berkualitas. Apabila keluarga
sebagai unit terkecil dalam institusi masyarakat bisa menjalankan program Bangga Kencana maka akan
tercermin ke dalam fungsi keluarga, yakni fungsi agama, sosial budaya, cinta dan kasih sayang,
perlindungan, reproduksi, ekonomi, sosialisasi dan pendidikan serta lingkungan.
BKKBN baru telah mengalami metamorfosis dengan Re-branding bukan hanya logo saja yang
direbranding, tetapi juga tagline, jingle dan nama program pun bermetamorfosis. Kampung KB yang semula
keluarga berencana menjadi keluarga berkualitas, seragam batik bebas menjadi batik kencana, tugas PKB
semula menyuluh menjdi menyuluh dan membantu distribusi obat kb, pil kb yang semula membuat siklus
haid berhenti menjadi siklus haid tetap jalan, susuk kb 6 batang dan 2 batang menjadi 1 batang. Logo BKKBN
yang semula merupakan ikon yang terdiri dari bapak, ibu dan 2 orang anak yang saling berpegangan tangan,
yang berada di bawah naungan lingkungan berwarna biru muda, bermetamorfosis menjadi lambang cinta
yaitu hati. Bentuk ini merepresentasikan awal sebuah perencanaan berasal dari kasih sayang keluarga dan
keharmonisan keluarga, yang didukung dengan lingkungan yang selalu mendukung. Demikian pula tagline
yang semula “Dua anak cukup” berubah menjadi “Terencana itu Keren” dan nama program yang semula
“Program KKBPK” diubah menjadi “Program Bangga Kencana”. Serta jingle terbaru BKKBN,meski masih
menggunakan lagu Mars KB yang lama tetapi ditata dan diaransemen ulang dengan aransemen yang lebih
kekinian.
Re-branding adalah cara baru BKKBN untuk menguatkan relevansinya dengan generasi baru zaman
now yaitu generasi remaja (Millenial dan Zillenial). BKKBN adalah lembaga yang sangat strategis untuk
menyiapkan generasi baru yang unggul, agar Indonesia menjadi lebih maju. A
Adapun kebijakan dan strategi Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah antara lain : Memperkat
pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian penduduk, meningkatkan akses dan kualitas
penyelenggaraan KBKR yang komprehensif, peningkatan advokasi dan penggerakkan program bangga
kencana, memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegrasi.
RESUME PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI TEKNIS PROGRAM BANGGA KENCANA BAGI
PKB/PLKB SECARA E-LEARNING II
NAMA : CITRA DIYAH EKAPUSPITA, S.K.M
NIP : 198608192019022004
MATERI : PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN IMP

IMP sendiri pada hakekatnya merupakan wadah pengelolaan dan pelaksanaan program KB nasional
mulai dari tingkat desa/kelurahan, dusun/RW hingga tingkat RT. IMP ditingkat desa/kelurahan dinamakan
PPKBD, sementara ditingkat dusun/RW dinamakan Sub.PPKBD. sedangkan ditingkat RT dinamakan
kelompok KB.
Selain PPKBD, sub.PPKBD dan Pok KB ada lagi kader IMP yang juga berperan aktif mensukseskan
program KB di tingkat lapangan yaitu kelompok KB KS yang secara sukarela berperan aktif seperti
Posyandu, UPPKS, BKB, BKR, BKL.
I. Adapun ada 6 peran IMP yaitu :
1. Pengorganisasian
IMP sebagai wadah berbagai kegiatan di tingkat Desa/Kelurahan kebawah memerlukan
kepengurusan. Kepengurusan IMP diupayakan dikembangkan dari kepengurusan tunggal
menjadi kepengurusan kolektif. Kepengurusan kolektif dimaksudkan dalam rangka
pembentukan kepengurusan dan pembagian kerja dalam menjalankan peran baktinya.
2. Pertemuan
Pertemuan rutin yang dilaksanakan IMP baik antar pengurus institusi, konsultasi
pengurus dengan PKB/PLKB maupun dengan petugas lain yang terkait, secara berkala
dan berjenjang.
3. Melakukan KIE dan Konseling
IMP melakukan kegiatan penyuluhan, motivasi dan Konseling Program KKBPK.
Mendorong peningkatan kesertaan dalam ber KB yang semakin mandir i
4. Pencatatan dan pendataan
Pencatatan sluruh kegiatan kemudian melaporkan dan melakukan pendataan
5. Pelayanan Kegiatan
Meliputi pelayanan kontrasepsi, tumbuh kembang kelompok-kelompok poktan
6. Upaya Kemandirian
Pembinaan kelompok-kelompok poktan yang semakin maju dan mandiri serta sudah mampu dan
bisa berjalan sudah bisa ditinggalkan.
II. Pembentukan dan Pengembangan IMP
Bisa dimodifikasi oleh wilayah kerja masing-masing dengan persyaratan :
1. Harus diambilkan dari warga masyarakat setempat, kecuali di daerah industri yang harus diambilkan
oleh warga yang terdekat di wilayah tersebut
2. Sebagai tokoh masyarakat yang berpengaruh di wilayah tersebut.
3. Memiliki sikap pengabdian yang tinggi
4. Pendidikan sesuai dengan kebijakan wilayah
5. KS II ke atas, jangan memilih pra sejahtera karena akan susah untuk berkembang.
Setelah pembentukan bisa dilakukan strategi dari atas (penunjukan dari kepala desa) maupun dari bawah
(partisipasi oleh warga masyarakat yang antusias). Melalui proses pendekatan tokoh formal,
pendataan/interventarisasi, pendekatan tokoh informal, penetapan melalui musyawarah desa di suatu
forum harus dilakukan pengukuhan dan diketahui oleh tokoh masyarakat, hal ini secara psikologi akan
mengikat dirinya sendiri sehingga akan lebih semangat dan bertanggung jawab melakukan tupoksinya
dan mendapatkan SK lurah, Ka.desa, camat ataupun Bupati.
Pengembangan IMP meliputi Ranah Kuantitas (Pengembangan secara jumlah) yang terdiri dari level
dasar, level berkembang, level mandiri. Dan Ranah Kualitas ( Pengembangan secara Kualitas).
III. Strategi Pembinaan
1. Identifikasi Permasalahan, meliputi mengamati kondisi wilayah, mengevaluasi kegiatan,
mencermati kebijakan
2. Menentukan prioritas masalah, menggunakan model USG
3. Intervensi kegiatan, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan ketrampilan,
mengembangkan jejaring kemitraan
IV. Poktan
Fungsi IMP juga menumbuhkan/mengembangkan BKR, PIK-R, BKB, BKL,UPPKS

Anda mungkin juga menyukai