Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BETON PRATEGANG

OLEH :

Nama : Dinny kurnia sari


NPM : 1731031
Prodi : Teknik sipil
Dosen : Hj.Yuliantini Eka Putri,S.T,M.T.

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS BATURAJA
2020
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beton adalah suatu bahan yang
mempunyai kekuatan yang tinggi
terhadap tekan,
tetapi sebaliknya mempunyai
kekuatan relative sangat rendah
terhadap tarik.
Beton tidak selamanya bekerja
secara efektif didalam penampang-
penampang struktur
beton bertulang, hanya bagian
tertekan saja yang efektif bekerja,
sedangkan bagian beton
yang retak dibagian yang tertarik
tidak bekerja efektif dan hanya
merupakan beban mati
yang tidak bermanfaat. Hal inilah
yang menyebabkan tidak dapatnya
diciptakan srtuktur-
struktur beton bertulang dengan
bentang yang panjang secara
ekonomis, karena terlalu
banyak beban mati yang tidak
efektif. Disampimg itu, retak-retak
disekitar baja tulangan bisa
berbahaya bagi struktur karena
merupakan tempat meresapnya air
dan udara luar kedalam
baja tulangan sehingga terjadi
karatan. Putusnya baja tulangan
akibat karatan fatal
akibatnya bagi struktur.
Dengan kekurangan-kekurangan
yang dirasakan pada struktur beton
bertulang seperti
diuraikan diatas, timbullah gagasan
untuk menggunakan kombinasi-
kombinasi bahan beton
secara lain, yaitu dengan
memberikan pratekanan pada beton
melalui kabel baja (tendon)
yang ditarik atau biasa disebut beton
pratekan.
Beton adalah suatu bahan yang
mempunyai kekuatan yang tinggi
terhadap tekan,
tetapi sebaliknya mempunyai
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan,
tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik.
Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton
bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang
retak dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak
bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton
bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati
yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi
struktur karena merupakan tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan
sehingga terjadi karatan.Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.
Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti
diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi bahan beton
secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton    melalui kabel baja (tendon)
yang ditarik atau biasa disebut beton pratekan.
     
B.  RumusanMasalah
    1.      Akibatnya jika beton terkena gaya tarik?
    2.      Cara menutupi beban mati?
    3.       Dampak jika terlalu banyak beban mati?     

C.Tujuan
    1.      Bagi Penulis
    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah
Bahasa Indonesia.Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga diharapkan bisa
digunakan untuk menambahpengetahuan yang lebihbagimahasiswa.
    2.     Bagi bidang kesipilan
   Tujuan pemberian gaya pratekan adalah timbul tegangan-tegangan awal yang berlawanan
dengan tegangan- tegangan yang oleh beban-beban kerja. Dengan demikian konstruksi dapat
memikul beban yang lebih besar tanpa merubah mutu betonnya.

BAB II
PEMBAHASAN
       
  A. BETON

Untuk beton pratekan diperlukan mutu beton yang tinggi (min K-300) karena
mempunyai sifat penyusutan dan rangkak yang rendah, mempunyai modulus elastisitas dan
modulus tekan yang tinggi serta dapat menerima tegangan yang lebih besar. Sifat-sifat ini
sangat penting untuk menghindarkan kehilangan tegangan yang cukup besar akibat sifat-sifat
beton tersebut

Pada beton bertulang biasa berlaku ketentuan dalam PBI 71 dimana modulus
elastisitas (Ebo) beton dihubungkan dengan pembebanan yang cepat.
Pada beton pratekan, pembebanan oleh gaya prestress berlangsung lama maka dipakai
modulus sekam (Eb) Dimanamenurut ACI : Eb= 1.800.000 + 500 T’bk (PSi Pound per
Square Inchi)

    B. BAJA

Untuk beton pratekan digunakan baja bermutu tinggi kehilangan-kehilangan tegangan yang
diakibatkan oleh sifat-sifat baja dapat diperkecil . Adapun jenis-jenis baja yang dipakai dalam
beton pratekan:
1. Kawatbaja (Wire)
Beberapa kawat baja sejajar yang digabungkan sehingga membentuk suatu kabel (Tendon)
Pada pretentioning kabel ini tidak terbungkus, sedangkan pada post tentioning kabel
dibungkus pipa bergerigi (Tendon)
2. Talibaja (Strand) : diameter 3 mm
Biasanya 6 buah kawat dililitkan pada satu kawatinti (Swin Write Strand). Digunakan pada
Pretentioning.
3. Batang baja (Bar) : diameter 20 mm
C. CARA PEMBERIAN TEGANGAN
- Pretentioning : kabel ditarik dulu sebelum dicor
- Post Tentioning : kabel ditarik setelah beton cukupkeras

Pemberian prategangan bias penuh (full prestressing) atausebagiansaja (partial prestressing).


- Full Prestressing :tidak boleh ada bagian tarik
- Partially Presstressing : boleh ada bagian tarik

D. KEHILANGAN PRATEGANGAN
1. Sehubungan dengan sifat-sifat baja:
a.Akibat penggelinciran pada waktu dongkrak dilepaskan
b.Akibat gesekan :
1.)Dalam dongkrakan sendiri
2.)Pada unit penjangkaran (tepi dongkrak)
3.)Gesekan kabel dengan dinding pembungkus
c.Akibat rangkak
2.Sehubungan dengan sifat-sifat beton :
a.Akibat elastisitas beton
b.Akibat rangkak dan susut dari beton

3. Akibat perubahan bentuk kronstruksi (Lenturan)


a. System prestensioning 18%
b. System Post tensioning 15%

E. PEMERIKSAAN TEGANGAN-TEGANGAN PADA PENAMPANG MELINTANG

Untuk memeriksa tegngan-tegangan yang terjadi diseratatas dan bawah pada suatu
penampang yang manatelah diketahui dimensinya, besarnya gaya prategang, awal dan
transfer, letaknya kabel, serta besarnya momen lentur yang bekerja, maka perlu ditinjau
beberapa keadaan antaralain :

a.Keadaan awal
1.)super posisi :

a.)Tegangan-tegangan akibat gaya prestesing awal


b.) Tegangan akibat berat sendiri
b.setelah kehilangan tegangan
1.)Super posisi
a.)Setelah beban luar bekerja
c.Tegangan akibat bebenluar
d.Tegangan akhir (Super Posisi dari hasil 2 dan 3)

F. PEMERIKSAAN TEGANGAN PADA KOMPOSIT


Tegangan-tagangan yang harus ditinjau dalam beberapa keadaan :
1.Keadaan awal penampang precast
a.tegangan akibat gaya prestress akhir
b.tegangan akibat berat sendiri
2.setelah kehilangan tegangan (penampang precast)
a.Tegangan akibat gaya prestress akhir
b.Tegagan akibat beratsen diri precest
3.Setelah beton dicor (penampang precast)
a.Tegangan akibat gaya prestress akhir
b.Tegangan akibat berat sendiri precast + cast in place
4.Setelah beban luar bekerja (penampang komposit)
a.Tegangan akibat bebanluar
b.Tegangan-tegangan akhir

G. DAERAH AMAN UNTUK JALANNYA KABEL


Analisa penampang memanjang :

Akibat dari gaya prategang baja mengalami tarikan, akibatnya beton mengalami
tekanan yang besarnya sama dengan tarikan P = D. Sebelum beban luar bekerja, resultant
gaya tarik pada baja danr esultant egaya tekan pada beton berhimpit yaitu pada titik berat
baja. Setelah beban luar bekerja (beban vertical) , berarti ada momen postif akibat beban luar
tersebut maka pada setiap penampang timbul momen perlawanan yang bersal dari momen
kopelantara P dan D. Letak garis kerja P tetap,sedangkan letak garis D berubah-ubah sesuai
dengan besarnya kopel yang timbul.

BAB III
PENUTUP
     A. Kesimpulan
               Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan,
tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik.
Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton
bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang
retak dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak
bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton
bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati
yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi
struktur karena merupakan tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan
sehingga terjadi karatan. Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.
Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti
diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi bahan beton
secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon)
yang ditarik atau biasa disebut beton pratekan.    

    B. Saran

Sebaiknya dosen dan mahasiswa saling bekerjasama agar materi tentang makalah
dapat disampaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Suryoatmono. Dalam EDISI KE-3 JILID 1 BETON PRATEGANG, oleh Edward G.
Nawy, 468. Erlangga, 2002.

Jumantoro, Rahman. jumantoro civil engiinering. t.thn.


http://jumantorocivilengiinering.blogspot.com/2013/06/beton-prategang-prestressed-
concrete.html (diakses April 2014).

Anda mungkin juga menyukai