OLEH :
A. Latar Belakang
Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan,
tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik.
Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton
bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang
retak dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak
bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton
bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati
yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi
struktur karena merupakan tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan
sehingga terjadi karatan.Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.
Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti
diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi bahan beton
secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon)
yang ditarik atau biasa disebut beton pratekan.
B. RumusanMasalah
1. Akibatnya jika beton terkena gaya tarik?
2. Cara menutupi beban mati?
3. Dampak jika terlalu banyak beban mati?
C.Tujuan
1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah
Bahasa Indonesia.Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga diharapkan bisa
digunakan untuk menambahpengetahuan yang lebihbagimahasiswa.
2. Bagi bidang kesipilan
Tujuan pemberian gaya pratekan adalah timbul tegangan-tegangan awal yang berlawanan
dengan tegangan- tegangan yang oleh beban-beban kerja. Dengan demikian konstruksi dapat
memikul beban yang lebih besar tanpa merubah mutu betonnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BETON
Untuk beton pratekan diperlukan mutu beton yang tinggi (min K-300) karena
mempunyai sifat penyusutan dan rangkak yang rendah, mempunyai modulus elastisitas dan
modulus tekan yang tinggi serta dapat menerima tegangan yang lebih besar. Sifat-sifat ini
sangat penting untuk menghindarkan kehilangan tegangan yang cukup besar akibat sifat-sifat
beton tersebut
Pada beton bertulang biasa berlaku ketentuan dalam PBI 71 dimana modulus
elastisitas (Ebo) beton dihubungkan dengan pembebanan yang cepat.
Pada beton pratekan, pembebanan oleh gaya prestress berlangsung lama maka dipakai
modulus sekam (Eb) Dimanamenurut ACI : Eb= 1.800.000 + 500 T’bk (PSi Pound per
Square Inchi)
B. BAJA
Untuk beton pratekan digunakan baja bermutu tinggi kehilangan-kehilangan tegangan yang
diakibatkan oleh sifat-sifat baja dapat diperkecil . Adapun jenis-jenis baja yang dipakai dalam
beton pratekan:
1. Kawatbaja (Wire)
Beberapa kawat baja sejajar yang digabungkan sehingga membentuk suatu kabel (Tendon)
Pada pretentioning kabel ini tidak terbungkus, sedangkan pada post tentioning kabel
dibungkus pipa bergerigi (Tendon)
2. Talibaja (Strand) : diameter 3 mm
Biasanya 6 buah kawat dililitkan pada satu kawatinti (Swin Write Strand). Digunakan pada
Pretentioning.
3. Batang baja (Bar) : diameter 20 mm
C. CARA PEMBERIAN TEGANGAN
- Pretentioning : kabel ditarik dulu sebelum dicor
- Post Tentioning : kabel ditarik setelah beton cukupkeras
D. KEHILANGAN PRATEGANGAN
1. Sehubungan dengan sifat-sifat baja:
a.Akibat penggelinciran pada waktu dongkrak dilepaskan
b.Akibat gesekan :
1.)Dalam dongkrakan sendiri
2.)Pada unit penjangkaran (tepi dongkrak)
3.)Gesekan kabel dengan dinding pembungkus
c.Akibat rangkak
2.Sehubungan dengan sifat-sifat beton :
a.Akibat elastisitas beton
b.Akibat rangkak dan susut dari beton
Untuk memeriksa tegngan-tegangan yang terjadi diseratatas dan bawah pada suatu
penampang yang manatelah diketahui dimensinya, besarnya gaya prategang, awal dan
transfer, letaknya kabel, serta besarnya momen lentur yang bekerja, maka perlu ditinjau
beberapa keadaan antaralain :
a.Keadaan awal
1.)super posisi :
Akibat dari gaya prategang baja mengalami tarikan, akibatnya beton mengalami
tekanan yang besarnya sama dengan tarikan P = D. Sebelum beban luar bekerja, resultant
gaya tarik pada baja danr esultant egaya tekan pada beton berhimpit yaitu pada titik berat
baja. Setelah beban luar bekerja (beban vertical) , berarti ada momen postif akibat beban luar
tersebut maka pada setiap penampang timbul momen perlawanan yang bersal dari momen
kopelantara P dan D. Letak garis kerja P tetap,sedangkan letak garis D berubah-ubah sesuai
dengan besarnya kopel yang timbul.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan,
tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik.
Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton
bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang
retak dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak
bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton
bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati
yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi
struktur karena merupakan tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan
sehingga terjadi karatan. Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.
Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti
diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi bahan beton
secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon)
yang ditarik atau biasa disebut beton pratekan.
B. Saran
Sebaiknya dosen dan mahasiswa saling bekerjasama agar materi tentang makalah
dapat disampaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Suryoatmono. Dalam EDISI KE-3 JILID 1 BETON PRATEGANG, oleh Edward G.
Nawy, 468. Erlangga, 2002.