Hak yang melekat pada diri manusia dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak
sebagai manusia.
Hak asasi manusia adalah hak- hak yamg melekat pada diri manusia dan tanpa hak-hak itu
manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia
1. Hak asasi tidak diberikan atau diwariskan melainkan melekat pada martabat kita sbagai
manusia
2. Hak asasi berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal usul, ras,
agama, etnik dan pandangan politik
3. Hak asasi tidak boleh dilanggar
SIFAT HAM
▪ Individual, artinya melekat erat pada kemanusiaan seseorang bukan kelompok
▪ Universal, artinya dimiliki oleh setiap orang
▪ Supralegal, artinya tidak tergantung pada negara, pemerintah atau UU yg mengatur hak-
hak ini
▪ Kodrati, artinya HAM bersumber dari kodrat manusia
▪ Kesamaan derajat, artinya HAM mengakui adanya kesamaan sebagai ciptaan Tuhan,
maka harkat dan martabat ternilai sama.
1. Pernyataan sedunia tentang hak asasi manusia tidak memiliki daya ikat bagi negara-
negara di dunia
2. Agar dapat mengikat, maka disusun perjanjian internasional tentang hak-hak asasi
manusia yang mengikat secara yuridis
3. Tahun 1966 sidang umum PBB menyepakati secara aklamasi tentang :
Perjanjian tentang Hak ekonomi, Sosial dan Budaya
Perjanjian tentang Hak-hak Sipil dan Politik
• Doktrin Hak Asasi Manusia sudah diterima secara universal sebagai a moral, political,
legal framework and as a guideline dalam membangun dunia yang damai dan bebas
penindasan, ketakutan dan perlakuan yang tidak adil
• Dalam paham negara hukum, jaminan perlindungan HAM dianggap sebagai ciri yang
mutlak dan harus ada didalam setiap negara
• Dalam paham negara yang menganut paham demokrasi konstitusional, jaminan HAM
harus tercantum dengan tegas dalam UUD
Rancangan naskah UUD 1945 oleh BPUPKI tdk memuat sama sekali ketentuan
mengenai HAM
UUD 1945 disusun harus berdasar asas kekeluargaan, suatu asas yang menentang paham
liberalisme dan individualisme
Asas kekeluargaan tidak ada dikotomi antara negara dan individu warga negara,
Landasan filofofis dalam menyusun UUD 1945 sama sekali tidak membutuhkan adanya
jaminan HAM dan jaminan kebebasan individu
Dimasukkan pasal-pasal tertentu tentang hak-hak asasi manusia dalam UUD 1945 dalam
rangka mencegah jangan sampai timbul negara kekuasaan (machtsstaat)
• Pada saat UUD 1945 disusun, meski beberapa pandangan bahwa HAM bersumber dari
paham individualisme dan liberalisme, dan bertentangan dengan asas kekeluargaan, namun
realitas sejarah lahirnya hak-hak asasi lebih disebabkan karena adanya absolutisme
• Akhirnya perumus materi UUD 1945, menyepakati 7 butir ketentuan yang berkaitan
dengan HAM masuk dalam UUD 1945, meski dalam pengertian yang sangat terbatas
I Pembentukan Komisi HaK Asasi Manusia berdasarkan Keppres No 5 Tahun 1993 pada
tanggal 7 Juni 1993 dan dikukuhkan melalui UU No 39 Tahun 1999 ttg Hak Asasi Manusia
III Pembentukan Pengadilan hak asasi manusia Ad Hoc dgn Kepres u/ memeriksa dan
memutuskan perkara pelanggaraan HAM
IV Pembentukan Komisi kebenaran dan rekonsiliasi dengan alternatif pelanggaran HAM diluar
pengadilan HAM
V Merakatifikasi berbagai konvensi International ttg HAM
• Pasal 8 Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama
menjadi tanggung jawab Pemerintah.
• Pasal 71 Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-undang ini,
peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang hak asasi manusia
yang diterima oleh negara Republik Indonesia.
• Pasal 72 Kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah meliputi langkah implementasi yang
efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya pertahanan keamanan
negara, dan bidang lain.
PELANGGARAN HAM
KEJAHATAN GENOSIDA
1. Membunuh anggota kelompok;
2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggotaanggota kelompok;
3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara
fisik baik seluruh atau sebagiannya;
4. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalamkelompok; atau
5. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain
Kejahatan terhadap kemanusiaanadalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian
dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
▪ Pembunuhan;
▪ Pemusnahan;
▪ Perbudakan;
▪ Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
▪ Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-
wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional;
Penyiksaan;
Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan
atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;
Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang
telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;
Penghilangan orang secara paksa; atau
Kejahatan apartheid (sistem pemisahan ras)
PENEGAKAN HAM
Dalam rangka menjami hak-hak asasi manusia negara telah menetapkan :
UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
• Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan
pancasila, undang-undang dasar 1945, dan piagam perserikatan bangsa-bangsa, serta
deklarasi universal hak asasi manusia; dan
• Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya
pribadi manusia indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan
PENGADILAN HAM
a. Pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
b. Pengadilan khusus yang berada di lingkungan Peradilan Umum.
c. Bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia
yang berat.
d. Kewenangan memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat
yang dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu AS. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Edeisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
2017
Prayogi AS. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Pustaka Baru, Yogyakarta.
2018