Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN DAN PENGELOLAAN VAKSIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


27.02.06 0 1/4

RS SITI MIRIAM
Ditetapkan oleh
Tanggal terbit Direktur RS Siti Miriam Lawang
STANDAR
PROSEDUR
20 Juni 2016
OPERASIONAL
dr. Antonius Ardijanto M., MMRS
PENGERTIAN Suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman,
atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan yang
berguna untuk merangsang timbulnya kekebalan tubuh seseorang.
TUJUAN Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian PD3I
KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur No:046/SK/DIR/RSSM/XI/15 tentang
kebijakan sasaran keselamatan pasien
PROSEDUR 1. Simpan Vaksin dengan ketentuan dibawah ini:
 Cold Room: suhu 2 oC s/d 8 oC untuk vaksin BCG, Campak,
DPT, TT, dan Polio.
 Vaksin HS ( BCG,Campak,Polio) diletakkan pada dekat dengan
evaporator
 Vaksin FS (DPT,TT,DT,DPT-HB,Hepatitis B) diletakkan
berjauhan dengan evaporator
 Pemantauan Suhu secara berkala
 Pengaturan Stok (Inventory Control)
 Sebagai control pengeluaran digunakan formulir Batch
Delivery Record
 Pengeluaran barang berdasarkan permintaan pengiriman dan
Kapasitas gudang penerima.
2. Cegah Pembekuan Vaksin
Pada Lemari Es dengan Buka Atas
 Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan (DTP, TT, DT,
Hep B, DTP-HB jauh dari evaporator.
 Beri jarak 1- 2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara
 Letakkan termometer dan Freeze-Tag di antara kotak vaksin
yang peka pembekuan.
Pada Lemari Es Rumah Tangga (Tidak direkomendasikan)
 Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan (DTP, TT, DT,
Hep B, DTP-HB) jauh dari evaporator.
 Jangan letakkan vaksin di pintu.
Beri jarak 1-2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara.
Letakkan termometer dan freeze tag diantara kotak vaksin
yang peka pembekuan.
 Selalu letakkan botol berisi air (cool pack) di bagian bawah
lemari es
3. Pemeliharaan Lemari Es / Frezeer
Perawatan Harian
1. Periksa dan catat suhu lemari 2 x sehari pagi dan sore.
2. Periksa kondisi Freeze-Tag.
3. Hindarkan seringnya buka tutup pada lemari es.
PENANGANAN DAN PENGELOLAAN VAKSIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


27.02.06 0 2/4

RS SITI MIRIAM
PROSEDUR 4. Bila suhu sudah stabil antara 2-8 oC pada lemari es atau -15
s/d -25 oC pada freezer. Posisi termostat jangan diubah-ubah
dan agar diberi selotip.
Perawatan Mingguan
1. Periksa kestabilan bunga es pada dinding bagian dalam lemari
es.
2. Bersihkan bagian luar lemari es untuk menghindari karat.
3. Periksa steker listrik pada stop kontak, jangan sampai kendor.
Perawatan Bulanan
1. Bersihkan bagian dalam lemari es.
2. Bersihkan kerapatan karet pintu.
3. Bersihkan engsel pintu, bila perlu diberi pelumas.
4. Bersihkan karet pintu, bila perlu beri bedak.
4. Pencairan Bunga Es
 Dilakukan apabila ketebalan bunga es mencapai 0,5 cm.
 Pindahkan vaksin ke dalam kotak vaksin atau lemari es lain.
 Cabut stop kontak lemari es/freezer (jangan mematikan lemari
es/freezer dengan memutar termostat)
 Selama pencairan bunga es, pintu lemari es/freezer harus
tetap terbuka.
 Biarkan posisi tersebut sampai bunga es mencair semuanya.
Pencairan dapat dipercepat dengan menyiram air hangat ke
dalam lemari es. Jangan menggunakan pisau atau benda
tajam lainnya untuk mencongkel bunga es. Setelah cair,
bersihkan embun/uap air yang menempel pada dinding
bagian dalam lemari es.
5. Penanganan Vaksin Bila Listrik Padam
 Jangan membuka pintu lemari es/freezer.
 Periksa termometer, pastikan suhu masih diantara 2 oC s/d 8
oC untuk lemari Es (chiller) atau -15o s/d -25 oC untuk freezer.

 Hidupkan generator.
 Apabila suhu lemari es/chiller mendekati +8 oC masukkan
coolpack secukupnya.
 Apabila suhu freezer mendekati -15 oC masukkan cold pack
secukupnya.
 Tindakan ini hanya berlaku 2 x 24 jam.
 Selanjutnya setelah 2 x 24 jam selamatkan vaksin dengan
mengirim ke tempat lain yang bisa menyimpan vaksin.
6. Susunan Vaksin
 Lemari es front opening ( buka depan )
 Ruang evaporator diletakkan cool pack berdiri
 Rak 1 digunakan untuk menyimpan vaksin polio, campak
dan BCG
 Rak 2 untuk menyimpan vaksin DPT, Hepatitis B
 Rak 3 untuk menyimpan DT, TT
PENANGANAN DAN PENGELOLAAN VAKSIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
27.02.06 0 3/4

RS SITI MIRIAM
PROSEDUR  Ruang paling bawah ditata cool pack berdiri yang berfungsi
sebagai penahan suhu ketika terjadi kerusakan pada lemari
es dan agar suhu tetap stabil
 Pengontrolan suhu diletakkan termometer,freeze watch dan
freeze tag
 Penataan vaksin harus ada ± 1 cm
 Setiap lemari es harus ada buku pencatatan grafik, suhu
dan dilakukan pencatatan setiap hari
 Lemari es RCW 42 EK
 Vaksin sensitive terhadap panas (HS)harus berdekatan
dengan evaporator atau paling bawah (BCG,Polio,Campak)
 Vaksin sensitive beku (FS) harus berjauhan dari evaporator
(HB,DPT,DT,TT,DPT-HB)
 Alat monitor diletakkan pada anatr vaksin HB, DPT, DT, TT,
dan DPT-HB
 Di dalam evaporator diletakkan cool pack
7. Hal/hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Penanganan Vaksin
 Vaksin tidak boleh dikeluarkan dari refrigerator / freezer
kecuali untuk pemakaian atau pengiriman.
 Pintu refrigerator jangan terlalu sering dibuka (WHO
menganjurkan maksimum 4 x sehari).
 Vaksin harus disimpan di refrigerator /freezer segera setelah
diterima.
 Setiap personil/staf yang bertanggung jawab terhadap
penanganan vaksin harus mengetahui cara penyimpanan
yang benar.
 Refrigerator/freezer hanya dipergunakan untuk penyimpanan
vaksin saja
 Proses defrost harus dilakukan jika terjadi penumpukan es
lebih dari 1 cm, dan selama proses pendefrosan vaksin harus
disimpan pada vaccine carrier box dan dimonitor suhunya.
 Harus ditunjuk seorang personil dan cadangan untuk
bertanggung jawab terhadap penanganan vaksin.
 Setiap penyimpanan vaksin harus mempunyai alat pengukur
suhu yang disertifikasi dan dikalibrasi.
 Seluruh pengukur suhu tersebut harus tersambung pada
sistem alarm.
 Suhu harus dicatat 3x sehari untuk memastikan suhu yang
sesuai dengan persyaratan dan setiap personil yang
menangani vaksin harus mengetahui batas rendah & tinggi
suhu yang diisyaratkan
PENANGANAN DAN PENGELOLAAN VAKSIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
27.02.06 0 4/4

RS SITI MIRIAM
PROSEDUR
 Setiap personil tersebut harus mendapatkan training tentang
pentingnya penanganan & transportasi vaksin yang baik.
 Penyimpanan vaksin harus memungkinkan aliran sirkulasi
udara yang baik untuk setiap produk.
 Diluent harus disimpan pada suhu kamar.
 Seluruh vaksin jerap harus disimpan di tempat yang terhindar
dari suhu beku dan kontak langsung dengan es.
UNIT TERKAIT KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai