TINJAUAN TEORITIS
2.1.1.1. Ginjal
Secara anatomi, kedua ginjal terletak pada setiap sisi dari
kolumna tulang belakang antara T12 dan L3. Ginjal kiri
terletak agak lebih superior dibanding ginjal kanan.
Permukaan anterior ginjal kiri diselimuti oleh lambung,
pankreas, jejunum, dan sisi fleksi kolon kiri. Permukaan
6
7
2.1.1.2. Ureter
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil ang
berfungsi mengalirkan urine dari pielum ginjal ke dalam
kandung kemih. Pada orang dewasa panjangnya kurang
lebih 20 cm. Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi
oleh sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler dan
longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik
(berkontraksi) guna mengeluarkan urine ke kandung
kemih (Muttaqin dan Sari, 2011: 17).
8
2.1.1.4. Uretra
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar
dari kandung kemih melalui proses miksi. Secara
anatomis uretra dibagi menjadi dua bagian yaitu uretra
posterior dan uretra anterior. Pada pria, organ ini
berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani. Uretra
diperlengkapi dengan sfringter uretra interna yang terletak
pada perbatasan kandung kemih dan uretra, serta sfringter
eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan
posterior. Pada saat BAK, sfringter ini terbuka dan tetap
tertutup pada saat menahan urine. Panjang uretra wanita
kurang lebih 3-5 cm, sedangkan uretra pria dewasa
kurang lebih 23-25 cm (Muttaqin dan Sari, 2011: 19).
2.1.2. Pengertian
Batu buli-buli atau vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika
urinaria atau terdapat benda asing di buli-buli, sering terjadi pada
klien yang menderita gangguan miksi (Purnomo, 2012: 100).
2.1.3. Etiologi
Terbentuknya batu kandung kemih sama dengan teori batu saluran
kemih pada umumnya yang melibatkan banyak penyebab.
Sedangkan teori yang menjelaskan proses perbentukannya juga
masih belum pasti. Teori yang paling diyakini adalah terjadinya
supersaturasi air kemih. Proses saturasi ini tergantung pada pH
urine, jumlah ion yang terkandung, konsentrasi zat pelarut terlarut
(Alan, 2012).
2.1.5. Patofisiologi
2.1.5.1. Kebanyakan kalkuli vesikalis terbentuk de novo dalam
kandung kemih, tetapi beberapa awalnya mungkin telah
terbentuk di dalam ginjal, kemudian menuju ke dalam
kandung kemih, di mana dengan adanya pengendapan
tambahan akan menyebabkan tumbuhnya batu kristal.
Pada pria yang lebih tua, batu kandung kemih terdiri atas
asam urat. Batu jenis ini merupakan batu yang paling
mungkin terbentuk di kandung kemih. Batu yang terdiri
atas kalsium oksalat biasanya awalnya terbentuk di ginjal.
Jenis umum dari sebagian besar batu vesikalis pada orang
dewasa terdiri atas asam urat (>50%). Pada kondisi yang
lebih jarang, batu kandung kemih terdiri atas kalsium
13
Cystolitholapaxy transurethral
Nyeri kolik
Cystolitholapaxy suprapubik
Hematuria Ketidakseimbangan
perkutan
nutrisi kurang dari
Sering miksi Cystolitholapaxy suprapubik kebutuhan tubuh
terbuka
Pada klien dengan batu buli-buli terdapat gejala miksi yang lancar
tiba-tiba terhenti dan terasa sakit yang menjalar ke penis. Miksi
yang terhenti itu dapat lancar kembali bila posisi diubah. Bila hal
ini terjadi pada anak-anak, mereka akan berguling-guling dan
menarik-narik penisnya. Bila terjadi infeksi ditemukan tanda-tanda
sistitis hingga hematuria. Pada pemeriksaan fisis ditemukan nyeri
tekan supra simfisis karena infeksi atau teraba masa karena retensio
urin. Hanya batu yang besar yang dapat diraba bimanual.
Vesikolitiasis: disuria, hematuria kadang-kadang disertai urin
keruh, pancaran urin tiba-tiba berhenti dan keluar lagi pada
perubahan posisi, polakisuria. Pada anak nyeri miksi ditandai oleh
kesakitan, menangis, menarik-narik penis, miksi mengedan sering
diikuti defekasi atau prolapsus ani (Mansjoer dkk, 2007: 490).
Batu pada kaliks ginjal memberikan rada nyeri ringan sampai berat
karena distensi dari kapsul ginjal. Begitu juga baru pada pelvis
renalis, dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala
berat. Umumnya gejala batu kandung kemih merupakan akibat
obstruksi aliran kemih dan infeksi. Keluhan yang disampaikan oleh
pasien tergantung pada posisi atau letak batu, bersar batu, dan
penyulit yang telah terjadi.
2.1.7.2. USG
Menurut Muttaqin dan Sari (2011: 204) menyatakan
bahwa ultrasonigrafi, menampilkan objek hyperechoic
klasik dengan membayangi posterior, efektif dalam
mengidentifikasi baik radolusen dan batu radio-opak.
2.1.7.5. CT Scan
Menurut Muttaqin dan Sari (2011: 204) CT Scan
biasanya diperoleh karena alasan lain (misalnya: sakit
perut, massa panggul, abses dicurigai), tetapi mungkin
menunjukan batu kandung kemih ketika dilakukan tanpa
kontras intravena.
2.1.7.6. Sistoskopi
Sistoskopi digunakan untuk menginformasikan
keberadaan batu kandung kemih dan rencana pengobatan.
Prosedur ini memungkinkan untuk visualisasi batu,
ukuran, dan posisi. Selain itu, pemeriksaan uretra, prostat,
dinding kandung kemih, dan lubang saluran kemih
memungkinkan untuk dilakukan identifikasi struktur,
obstruksi prostat, diverticula kandung kemih, dan tumor
kandung kemih (Muttaqin dan Sari, 2011: 204).
19
2.1.8. Penatalaksanaan
2.1.8.1. Penatalakasanaan medis menurut Arif Muttaqin (2008:
122) Tindakan untuk batu kandung kemih adalah dengan
memecahkan batu secara litotripsi (gambar 2.6) ataupun
jika terlalu besar memerlukan pembedahan terbuka
(vesikolotomi).
a) Cystolitholapaxy Transurethral
Setelah alat sitoskop masuk dan memvisualisasikan
batu, sumber energi yang digunakan untuk
menghancurkan batu menjadi serpihan fragmen yang
kemudian secara mudah dikeluarkan dengan alat
sitoskopi. Sumber energi mekanik, ultrasonik,
elektrohidrolik (sparkinduced pressure wave),
lithotrite manual, dan laser. Dengan menggunakan
jenis panjang gelombang cahaya tertentu (misalnya
holmium), maka dapat menghancurkan batu
(Muttaqin dan Sari 2011: 205-206).
2.1.9. Pencegahan
2.1.9.1. Setelah batu dikeluarkan, tindak lanjut yang tidak kalah
pentingnya adalah upaya mencegah timbulnya
kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih
rata-rata 7% per tahun atau kambuh lebih dari 50% dalam
10 tahun. Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan
unsur penyusun batu yang telah diangkat. Menurut
Haryono (2013: 65) secara umum, tindakan pencegahan
yang diperlukan adalah:
a) Menghindari dehidrasi dengan minum cukup,
upayakan produksi urin 2-3 liter per hari.
b) Diet rendah zat/komponen pembentukan batu.
c) Aktivitas harian yang cukup.
d) Medikamentosa
25
2.1.10. Komplikasi
2.1.10.1. Komplikasi menurut Haryono (2013: 61) adalah jika
keberadaan batu dibiarkan maka dapat menjadi sarang
kuman yang bisa menimbulkan infeksi saluran kemih,
26
2.1.11. Prognosis
Batu kandung kemih sering menimbulkan gejala rasa sakit yang
hebat, tapi biasanya setelah dikeluarkan tidak menimbulkan
kerusakan permanen. Memang sering terjadi kambuh lagi, terutama
bila tidak didapatkan penyebabnya dan diobati. Prognosis
tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya
infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu makin buruk
prognosisnya, letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat
mempermudah terjadinya infeksi (Sumardi, 2013).
b) Sirkulasi
Kaji terjadinya peningkatan tekanan darah nadi, yang
disebabkan nyeri, ansietas atau gagal ginjal. Daerah
perifer apakah teraba hangat, merah atau pucat.
Eliminasi kaji adanya riwayat ISK kronis, obstruksi
sebelumnya (kalkulus). Penurunan haluaran urin,
kandung kemih penuh, rasa terbakar saat BAK.
Keinginan/dorongan ingin berkemih terus, oliguria,
hematuria, piuri atau perubahan pola berkemih.
c) Makanan/cairan
Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diet
tinggi purin, kalsium oksalat atau fosfat, atau
ketidakcukupan pemasukan cairan, terjadi distensi
abdominal, penurunan bising usus.
d) Nyeri/kenyamanan
Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi
tergantung pada lokasi batu misalnya pada panggul di
region sudut kosta vertebral dapat menyebar ke
punggung, abdomen, dan turun ke lipat paha,
genetalia, nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus
ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri khas adalah
nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan
lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.
e) Keamanan
Kaji terhadap penggunaan alkohol perlindungan saat
demam atau menggigil.
29
f) Riwayat penyakit
Kaji adanya riwayat batu saluran kemih pada
keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis,
riwayat penyakit, usus halus, bedah abdomen
sebelumnya, hiperparatiroidisme, penggunaan
antibiotika, antihipertensi, natium bikarbonat,
alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan
kalsium atau vitamin.