a. Garus kontur tidak boleh saling memotong baik memiliki nilai yang sama ataupun nilai
yang berbeda, kecuali kondisi tertentu (aturan b.)
b. Bila terjadi overhang atau overturned fold, maka garis kontur yang memotong dibuat
menjadi garis putus-putus
c. Garik kontur harus melalui antara titik-titik dengan nilai yang lebih kecil atau lebih besar
dari nilai garis kontur itu sendiri
d. Sebuah kontur dengan nilai tertentu dapat terulang untuk menunjukkan arah
pembalikan arah kemiringan
e. Garis kontur semestinya berakhir tertutup pada lingkup peta atau di salah satu batas sisi
peta, tapi sebagian besar geologist membuatnya terpotong pada sebagian lingkup kecil
peta yang dibutuhkannya
Petunjuk tambahan:
- Peta kontur harus memiliki pembanding sebagai referensi (ex. Muka air laut)
- Tanda minus (-) adalah penunjuk bahwa ketinggiannya dibawah batas referensi
- Kontur rapat menandakan kemiringan yang terjal, sedangkan kontur yang renggang
menandakan kemiringan yang landai
- Interval kontur harus sesuai dengan yang dibutuhkan (ex. Jika struktur pada daerah
penelitian cenderung kecil jangan menggunakan interval yang terlalu jauh karena struktur
tdk akan terlihat)
- Peta kontur harus berskala grafik
- Bedakan antara kontur indeks dengan kontur bantu (tebalkan setiap 5 kontur)
- Hacured line harus dibuat pada kontur depresi
- Garis kontur dibuat mulai dari titik kontrol terbanyak
- Untuk efisiensi kerja dan visualisasi bidang yang sedang dipetakan, lebih baik menggambar
beberapa kontur pada saat bersamaan
- Konturing harus sederhana dan paling realistik
- Gunakan pola kontur halus dibandingkan pola bergelombang
- Saat mulai menggambar, gunakan potlot yang halus agar mudah dikoreksi
- Gunakan kertas transparan, karena saat harus melakuan overlay, akan lebih mudah
Catatan:
- Spasi pada garis kontur menandakan bentuk dan kemiringan bidang yang dibuat
Spasi konstan => straight slope
Spasi bertambah lebar kearah kontur dengan nilai lebih besar => cekung
Spasi bertambah sempit kearah kontur dengan nilai lebih besar => cembung
Spasi memiliki jarak yang tidak teratur => melengkung mengikuti spasi kontur
- Teknik-teknik konturing dengan tangan:
Mekanik, pada teknik ini kemiringan ‘dip’ dianggap sama, digunakan perhitungan
matematis untuk proporsi titik control sehingga pembuatan garis kontur
menghasilkan peta kontur yang secara geometris akurat. Menggunakan 10 point
spacing divider/engineer’s scale bar untuk interpolasi garis kontur yang ada diantara
dua garis kontur lain agar interval terjaga konstan. Dapat mengunakan sedikit
interpretasi geologi, namun jarang digunakan karena tdk dapat menggunakan
interpretasi geologi sesungguhnya, biasanya digunakan untuk belajar membuat
kontur.
Paralel, pada teknik ini garis kontur digambar paralel atau hampir paralel satu sama
lainnya, kemiringan ‘dip’ tidak dianggap seragam sehingga spasi antara kontur bisa
bervariasi jaraknya. Namun sayangnya bila ada struktur seperti sinklin atau antiklin
akan terbentuk gambaran seperti bubble sehingga peta menjadi tidak rasional.
Equal-spaced, teknik ini digunakan bila titik kontrol tersebar luas. Dimulai pada
daerah dengan titik control paling banyak dan rapat, sehingga terlihat mana bagian
dengan control ‘dip’ rendah dengan control ‘dip’ tinggi. Namun hal tersebut
kemungkinan menghasilkan undulasi-undulasi yang aslinya tidak memiliki titik
control.