Anda di halaman 1dari 4

Barito Basin

Lower Tanjung Formation


 Pressure << , Permeability << , Tortuosity >> , Shallow Basement, Tectonic Inversion.
 Could it be their solution??
a. Hydraulic Fraction (perforated) => Low permeability, high Tortuosity
b. Artificial lifting => Low pressure (is it economic??)
 Why oil flow << when it has shallow basement (granitic??) and complex structure??
 From Satyana & Silitonga (1994) => Tanjung formation has a good potential of Hydrocarbon
(HC), because of few following reason:
c. Source Rock: shale, claystone, coal => vitrinite, amorphinite, exinite, inertinite (kerogen
type)
d. Maturation: Immature-Early mature (NW), Mature (Centre NE-SW), Over mature (SE)
e. Reservoir: graben-fill facies, fine-coarse sand, lacustrine-deltaic-prodelta depositional
f. Seal: 800m thick from neritic shale-silty shale
g. HC Trapping Mechanism:
 1st Inversion => Stratigraphic trap (anticline, etc), migrated HC fill it
 2nd Inversion => Structural trap (new trap for HC or ruin early HC accumulation)
 3rd Inversion => Re-migrate the HC to another new trap (where??)
Resume Kontur, Struktur dan Seismik
Kontur
Aturan dasar pembuatan garis kontur:

a. Garus kontur tidak boleh saling memotong baik memiliki nilai yang sama ataupun nilai
yang berbeda, kecuali kondisi tertentu (aturan b.)
b. Bila terjadi overhang atau overturned fold, maka garis kontur yang memotong dibuat
menjadi garis putus-putus
c. Garik kontur harus melalui antara titik-titik dengan nilai yang lebih kecil atau lebih besar
dari nilai garis kontur itu sendiri
d. Sebuah kontur dengan nilai tertentu dapat terulang untuk menunjukkan arah
pembalikan arah kemiringan
e. Garis kontur semestinya berakhir tertutup pada lingkup peta atau di salah satu batas sisi
peta, tapi sebagian besar geologist membuatnya terpotong pada sebagian lingkup kecil
peta yang dibutuhkannya

Petunjuk tambahan:

- Peta kontur harus memiliki pembanding sebagai referensi (ex. Muka air laut)
- Tanda minus (-) adalah penunjuk bahwa ketinggiannya dibawah batas referensi
- Kontur rapat menandakan kemiringan yang terjal, sedangkan kontur yang renggang
menandakan kemiringan yang landai
- Interval kontur harus sesuai dengan yang dibutuhkan (ex. Jika struktur pada daerah
penelitian cenderung kecil jangan menggunakan interval yang terlalu jauh karena struktur
tdk akan terlihat)
- Peta kontur harus berskala grafik
- Bedakan antara kontur indeks dengan kontur bantu (tebalkan setiap 5 kontur)
- Hacured line harus dibuat pada kontur depresi
- Garis kontur dibuat mulai dari titik kontrol terbanyak
- Untuk efisiensi kerja dan visualisasi bidang yang sedang dipetakan, lebih baik menggambar
beberapa kontur pada saat bersamaan
- Konturing harus sederhana dan paling realistik
- Gunakan pola kontur halus dibandingkan pola bergelombang
- Saat mulai menggambar, gunakan potlot yang halus agar mudah dikoreksi
- Gunakan kertas transparan, karena saat harus melakuan overlay, akan lebih mudah

Catatan:

- Spasi pada garis kontur menandakan bentuk dan kemiringan bidang yang dibuat
 Spasi konstan => straight slope
 Spasi bertambah lebar kearah kontur dengan nilai lebih besar => cekung
 Spasi bertambah sempit kearah kontur dengan nilai lebih besar => cembung
 Spasi memiliki jarak yang tidak teratur => melengkung mengikuti spasi kontur
- Teknik-teknik konturing dengan tangan:
 Mekanik, pada teknik ini kemiringan ‘dip’ dianggap sama, digunakan perhitungan
matematis untuk proporsi titik control sehingga pembuatan garis kontur
menghasilkan peta kontur yang secara geometris akurat. Menggunakan 10 point
spacing divider/engineer’s scale bar untuk interpolasi garis kontur yang ada diantara
dua garis kontur lain agar interval terjaga konstan. Dapat mengunakan sedikit
interpretasi geologi, namun jarang digunakan karena tdk dapat menggunakan
interpretasi geologi sesungguhnya, biasanya digunakan untuk belajar membuat
kontur.
 Paralel, pada teknik ini garis kontur digambar paralel atau hampir paralel satu sama
lainnya, kemiringan ‘dip’ tidak dianggap seragam sehingga spasi antara kontur bisa
bervariasi jaraknya. Namun sayangnya bila ada struktur seperti sinklin atau antiklin
akan terbentuk gambaran seperti bubble sehingga peta menjadi tidak rasional.
 Equal-spaced, teknik ini digunakan bila titik kontrol tersebar luas. Dimulai pada
daerah dengan titik control paling banyak dan rapat, sehingga terlihat mana bagian
dengan control ‘dip’ rendah dengan control ‘dip’ tinggi. Namun hal tersebut
kemungkinan menghasilkan undulasi-undulasi yang aslinya tidak memiliki titik
control.

 Interpretative, merupakan metoda yang paling sering digunakan karena geologist


dapat menggunakan kemampuan interpretasi, pengalaman, imajinasi dan gambaran
tiga dimensi digabungkan dengan pengetahuan mengenai struktur dan macam
keterjadian pengendapan daerah yang diteliti, tidak terlepas dari titik control yang
ada. Namun sebagus dan sebaik apapun peta sub-surface dibuat tidak ada yang
benar2 tahu keadaan di bawah permukaan, baik menggunakan tangan maupun
computer, semuanya hanya bersifat pendekatan dan kemungkinan-kemungkinan.
Struktur
- Growth faults are defined as those faults which have a substantial increase in throw with
depth and across which, from the upthrown to the downthrown block, there is a great
thickening of correlative section. Trend growth faults are regionally sustained growth faults.
A theory of origin and development of these trend growth faults is made in which it is
maintained that the faults originated as a result of folding and later developed their growth
characteristics along an inner to middle shelf area (similar to our present continental shelf)
in an environment of rapid, fairly shallow water deposition. Evidence for this concept is
given in detail in which it is shown that growth faulting could have developed
contemporaneously with sedimentation only in an environment where the sea floor was
undergoing vigorous, nearly constant agitation by shallow water disturbing agents.
- Fault Properties
 Footwall => blok sesar di bawah bidang patahan
 Hanging wall => blok sesar di atas bidang patahan
 Upthrown => blok sesar yang relatif berada di atas blok sesar yang lain
 Downthrown => blok sesar yang relatif berada di bawah blok sesar yang lain
 Scarp => permukaan dari dua blok yang tadinya sejajar lalu tersesarkan, merupakan
bidang sesar yang biasanya menjadi outcrop, dan seringkali telah terubah akibat
erosi,dll
 Fault trace => garis yang terbentuk akibat gesekan dua blok pada saat proses sesar
terjadi, berada pada bidang sesar
 Offset => peristiwa terpisahkannya suatu lapisan batuan atau suatu bidang permukaan
akibat sesar
 Vertical separation => gap yang terbentuk pada well akibat fault
 Fault cut (FC) => bidang terpotong pada well akibat keterbentukan sesar
 Missing section => section (bagian) yang hilang akibat extensional fault yang melewati
wellbore
 Repeated section => section (bagian) yang berulang akibat compression thrust/reverse
fault yang melewati wellbore
-

Anda mungkin juga menyukai