PENGARUH LIGHT MASSAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA
HIPERTENSI PRIMER DI KABUPATEN BANYUMAS
Sidik Awaludin, Arif Setyo Upoyo, Iwan Purnawan
Jurusan Keperawatan FIKES Unsoed Purwokerto
Abstract : Blood Pressure, Light Massage, Hypertention. The impact of hypertension
leads to heart attack, renal failure and stroke if the blood pressure is not controlled. Light massage is a complementary therapy for blood pressure control of patients with primary hypertension. Light massage can cause a relaxation response and reduce stress. The purpose of this study was to identify the effect of light massage on the decrease in blood pressure. Research design is pre experimental. The number of respondents in this study were 16 respondents. Sampling technique used is purposive sampling. The study was conducted by measuring blood pressure before and after light massage therapy. Blood pressure measurement using digital tensimeter. Test the difference in blood pressure before and after intervention using Wilcoxon test. The results showed a significant difference in blood pressure before and after treatment in the group receiving light massage therapy (p value 0.035). Light massage affects the decrease in blood pressure in patients with primary hypertension.
menyebabkan seragan jantung, gagal ginjal ginjal dan stroke jika tekanan darah nya tidak terkendalikan. Light massage merupakan terapi komplementer untuk pengendalian tekanan darah penderita Hipertensi primer. Light massage dapat menyebabkan respon relaksasi dan menurunkan stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh light massage terhadap penurunan tekanan darah. Desain penelitian yaitu pra eksperimental. Jumlah responden pada penelitian ini yaitu 16 responden. teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan mengukur tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan terapi light massage. Pegukuran tekanan darah menggunakan tensimeter digital. Pengujian perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah intervensi menggunakan Wilcoxon test. Hasil menunjukkan ada perbedaan tekanan darah yang bermakna sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok yang mendapat terapi light massage (nilai p 0,035). Light massage berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi primer.
Kata Kunci: Tekanan Darah, Light Massage, Hipertensi
PENDAHULUAN Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
Hipertensi masih menjadi masalah menunjukkan, sebagian besar kasus serius di dunia (Shapo et al, 2003). hipertensi di masyarakat belum Kejadian hipertensi atau tekanan darah terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil tinggi di Indonesia masih tinggi. Hasil pengukuran tekanan darah pada usia lebih
1 2 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 1,Mei 2018, hlm 01-100
dari 18 tahun ditemukan prevalensi pelepasan endorfin sehingga
hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, menghasilkan perasaan nyaman pada dimana hanya 9,2% penduduk yang pasien, selain itu dapat terjadi reduksi sudah mengetahui memiliki hipertensi hormon stres seperti adrenalin, kortisol, dan hanya 0,1% kasus yang minum obat dan norephinefrin. Efek lain dari terapi hipertensi sendiri.Kejadian hipertensi di pijat adalah mengurangi tekanan pada Jawa Tengah juga cukup tinggi sebesar ototsehingga meningkatkan relaksasi, 26,4% (Riskesdas, 2013). Hasil survey memperbaiki sirkulasi darah, dan kejadian hipertensi tahun 2013 di RSUD menurunkan tekanan darah sistolik dan Banyumas dalam rentang waktu empat diastolik (Aorella, 2005; Hernandez et al, bulan tergolong tinggi dengan jumlah 2000;Morales,2008; Wiyoto, 2011). kunjungan penderita hipertensi mencapai 2190 kunjungan. METODE PENELITIAN Hipertensi merupakan faktor risiko Desain penelitian ini yaitu pra yang paling berpengaruh terhadap eksperimen. Subyek penelitian adalah kejadian serangan jantung dan gangguan penderita hipertensi primer. Jumlah pembuluh darah. Hipertensi syang dialami responden dalam penelitia ini 16 seringnya tidak menunjukkan gejala, responden. Tekanik sampling yang sehingga akan disadari ketika telah digunakan yaitu purposive sampling. menyebabkan gangguan organ seperti Responden diberikan terapi light massage. gangguan fungsi jantung atau stroke. Tekanan darah diukur menggunakan Fenomena tersebut diakibatkan oleh tidak tensimeter digital sebelum dan setelah terkontrolnya tekanan darah pada intervensi. Analisis data menggunakan penderitanya. Faktor penyebab utama Wilxocon test. tidak terkontrolnya tekanan darah adalah faktor stress dan ketidakpatuhan pada diet HASIL PENELITIAN (Upoyo, 2014). A. Karakteristik responden Stress psikologis berpengaruh Karakteristik responden penelitian terhadap timbulnya hipertensi esensial. ditampilkan pada tabel 1. Stress berpengauh terhadap peningkatan Tabel 1 tekanan darah melalui aktivasi saraf Karakteristik Responden simpatis. Peningkatan aktivitas saraf Kelompok Light simpatis dapat meningkatkan tekanan Karakteristik massage (n=16) f % darah secara intermitten (tidak menentu). Umur (Tahun) Apabila stress berkepanjangan, dapat 50-60 10 62,50 mengakibatkan tekanan darah menetap 61-70 3 18,75 tinggi (Junaidi, 2010; Simone et al, 2005). > 70 3 18,75 Pijat merupakan sentuhan pada Jenis kelamin jaringan lunak tubuh dengan Laki – laki 3 18,75 Perempuan 13 81,25 menggunakan tangan sebagai alat untuk Tingkat Pendidikan menimbulkan efek positif dari pembuluh SD 15 93,75 darah, otot, dan sistem syaraf tubuh SMP 0 0,00 (Clay & Pounds, 2008). Terapi SMA 1 6,25 keperawatan seperti pijat dapat memicu Sidik Awaludin, Pengaruh Light Massage Terhadap Tekanan Darah 3
Berdasarkan tabel 1 diketahui Lansia terjadi perubahan struktur
bahwa semua penderita hipertensi berusia pembuluh darah yaitu penurunan elatisitas > 50 tahun, yang didominasi oleh otot polos pembuluh darah yang dapat perempuan (81,25%). Pada tabel tersebut meningkatkan resistansi perifer diketahui pula bahwa sebagian besar meningkat. Selain hal tersebut, semakin penderita hipertensi primer berpendidikan lanjut usia semakin tebal timbunan lemak SD (93,75%). atau plak pada dinding mukosa pembuluh darah yang mengakibatkan kekakuan B. Tekanan darah sebelum dan setelah pembuluh darah. Ketika memasuki lansia perlakuan banyak timbul faktor risiko lain dari Tekanan darah sebelum dan setelah hipertensi yang merupakan konsekuensi perlakuan disajiakan pada tabel 2. proses penuaan alamiah, dan karenanya akan meningkatkan kemungkinan Tabel 2. hipertensi (Smeltzer, 2008) . Faktor risiko Tekanan Darah Sebelum Dan Setelah tersebut yaitu :1) Perubahan struktur Perlakuan pembuluh darah; 2) Kekakuan pembuluh Kelompok Sebelum Setelah darah dan menurunnya daya lentur p (elastisitas) dari pembuluh darah; 3) x SD x SD Penurunan fungsi ginjal yang alamiah. Light 159,06 11,45 154, 17,5 0,03 Massage 00 3 5 Jenis kelamin termasuk dalam faktor yang Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui dapat mempengaruhi tekanan darah. Pada bahwa tekanan darah sistolik sebelum dan usia muda hipertensi lebih banyak diderita setelah dilakukan tindakan light massage laki – laki dibanding wanita. Namun, mempunyai perbedaan yang signifikan (p setelah menapouse resiko hipertensi pada value< 0,035). wanita meningkat. Hal tersebut diduga oleh perubahan hormon estrogen yang PEMBAHASAN mempengaruhi distribusi lemak tubuh Laki- laki dan perempuan setelah (Price & Wilson, 2006). memasuki usia 50 – 60 tahun mempunyai Sebagian besar penderita hipertensi risiko peningkatan tekanan darah berpendidikan rendah. Pendidikan yang meningkat. Pada wanita peningkatan rendah dapat mempengaruhi perilaku terjadi setelah menapouse. Peningkatan pencegahan atau pengendalian tekanan tekanan darah sistolik sampai usia 70 darah. Hal ini menyebabkan tekanan darah tahun disebabkan oleh penurunan penderita hipertensi tidak terkontrol hal elatisitas filamen pada aorta dan arteri ini dapat menyebabkan komplikasi besar. Selain hal tersebut pada usia lanjut penyakit jantung, ginjal dan stroke tekanan darah dipengaruhi oleh intake (Notoatmojo, 2002). natrium, volume cairan ekstra seluler dan Tindakan light massage serum protein. Umur juga berhubungan mempunyai sistem kerja yang sama dengan produksi katekolamin. Pada usia sehingga mampu menurunkan tekanan lanjut produksi noreprineprin meningkat, darah pasien secara signifikan hal ini konsentrasi renin menurun, konsentrasi terlihat pada tabel 3. Light massage aldosteron plasma dan urin menurun. memberikan banyak manfaat, utamanya (Gray, 2009; Sigarlaki & Herleke, 2006) memperbaiki sirkulasi darah. Setiap sel 4 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 1,Mei 2018, hlm 01-100
dalam tubuh manusia membutuhkan DAFTAR RUJUKAN
suplai oksigen dan nutrien yang cukup Aorella, M., Skoog, M., & Carleson, J. untuk metabolisme yang didapat dari (2005). Effects of Swedish aliran darah. Aliran darah juga membawa massage onblood pressure. produk sisa dan toksin dari sel, sehingga Complementary Therapies in secara umum pijat meningkatkan Clinical Practice, 11, 243-246. kesehatan. Light massage memfasilitasi Davis, Eshelman (2005). Panduan aliran energi positif dan komunikasi antar Relaksasi & Reduksi Stres. Jakarta sistem organ seperti sistem : EGC. kardiovaskular, pernafasan, pencernaan, Gray. Huon H, Keith D. Dawkins, John urinari dan sebagainya untuk menjaga M. Morgan, Iain A. Simpson. homeostasis. Light massage juga (2009) Lecture Notes : Kardiologi. meningkatkan rasa nyaman dan relaksasi Edisi ke empat. Jakarta: Erlangga dengan menstimulasi sistem syaraf perifer Hernandez, R., Field, T., Krasnegor, J., (Moralez et al, 2008). Light massage Theakston, H., Hossain, Z. & dapat memicu pelepasan endorfin Burman, I. (2000). High blood sehingga menghasilkan perasaan nyaman pressure and associated symptoms pada pasien, selain itu dapat terjadi were reduced by massage therapy. reduksi hormon stres seperti adrenalin, Journal of Bodywork and kortisol, dan norephinefrin. Light massage Movement Therapies, 4(1), 31-38. akan memberi efek pada otot dan berefek Junaidi, Iskandar. (2010) Hipertensi : pada alam bawah sadar di otak yang Pengenalan, Pencegahan dan mengontrol nyeri dan emosi (Sagar, Pengobatan. Jakarta : PT Bhuana 2007), mengurangi tekanan pada otot Ilmu Populer. sehingga meningkatkan relaksasi, Morales, M. A., Olea, N., Martínez, M. memperbaiki sirkulasi darah, sehingga M., Lozano, A. H., Rodriguez, C. menurunkan tekanan darah sistolik dan R.,and Rodriguez, L.D. (2008). diastolik (Wiyoto, 2011; Davis, 2005; Psychophysiological effects of Hernandez et al, 2000). massage-myofascial release after exercise: a randomized sham- KESIMPULAN DAN SARAN control study.The journal of Penderita hipertensi meningkat alternative and complementary setelah usia 50 tahun, proporsi perempuan medicine,4: 1223–1229. lebih besar dibandingkan dengan laki – Price,S.A.,Wilson,L.M. (2006). laki dan sebagian besar penderita masih Patofisiologi. Volume 2. Edisi 6. berpendidikan rendah. Light massage Jakarta: EGC. berpengaruh signifikan terhadap Riskesdas. (2013). Laporan Riset penurunan tekanan darah penderita Kesehatan Dasar Tahun 2013. hipertensi primer. Light massage dapat Jakarta : Badan Penelitian Dan diterapkan sebagai terapi komplementer Pengembangan Kesehatan pada penderita hipertensi primer untuk Kementerian Kesehatan RI. pengendalian tekanan darah. Shapo L, Pomerleau J, McKee M. (2003). Epidemiology of Hypertension and Associated Cardiovascular Risk Sidik Awaludin, Pengaruh Light Massage Terhadap Tekanan Darah 5
Factors in Albania. Journal
Epidemiology Community Health 5(7):734–739 Sigarlaki, Herke J.O. (2006) Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan Hipertensi di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Makara Kesehatan. (10): 76-88. Simone, Giovani de., Richard B. Deveraux., Marcello Chimalli., Lyle G. Best., Elisa T. Lee., Thomas K. Welty. (2005) Association of Blood Pressure With Blood Viscosity in American Indians : The Strong Heart Study. Hypertension Journal of The American Heart Association. (45): 625-630. Smeltzer, Suzanne C. (2008) Buku Ajar Medikal Bedah Brunner & Suddarth/ editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih bahasa, Agung Upoyo,A.S., Mulyono, Hidayat, Anam,K. (2014). Tausiyah Untuk Pengendalian Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Timur, Laporan Penelitian, Unsoed, Purwokerto, belum dipublikasikan Wiyoto, B. T. (2011). Remedial massage: Panduan pijat bagi fisioterapis, praktisi, dan instruktur. Yogyakarta: Nurha Medika