Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ARIF PUTRANTO
NIM : 1110015000104
JAKARTA
2016/1438 H
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS GEOGRAFI TERHADAP POTENSI WISATA DI
SITU CIPONDOH KOTA TANGERANG BANTEN
Sk五 psi
Dttukan Kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Kcguruan untuk Mclncnuhi Syar激
Memperoleh Gelar Sattana PCndidikan
Olch:
Arif Putranto
NIPI:1110015000104
Mengesahkan:
Pembimbing Skripsi
JAKARTA
2016/1438Ⅱ
\
LEMBAR PENGESAHAN
1033 ツご
PenguJI I
Dro Ho Nurochillln MM
NIP.195907151984031003
PenguJI II
Sodikin.VII.Si
NIP.
Tarbiyah dan
ABSTRAK
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah potensi fisik Situ
Cipondoh memiliki skor 11 yang berarti kurang mendukung, selanjutnya skor
potensi sosial budaya adalah 40 yang berarti mendukung. Kemudian skor potensi
aksesbilitas adalah 13 yang berarti sangat mendukung, dan skor keberadaan
fasilitas adalah 10 yang berarti mendukung. Jumlah seluruh skor adalah 74 yang
berarti bahwa Situ Cipondoh mendukung dan layak untuk menjadi daerah wisata.
i
ABSTRACT
The objective of this study is to know the identify the potential development
of Situ Cipondoh by examining several factors, physical, social and cultural
rights, accesbility, facilities and ecological conditions in Situ Cipondoh area. The
method was used in this research is descriptive qualitative analyisis method,the
sampling technique in this research is accidental technique, then this study has
analyzed data later presented in a descriptive analysis using a single frequency
table. The data prented is then interpreted based on existing theories and
measured by percentage. The data of this research is gathered from
questionnaire, interview, observation, and documentation.
Results of this research that The physical potential of the Situ Cipondoh
has the score 11. It means that this condition is less support. Furthermore, the
scoreof social and culture potential is 40 that means is support. And then, the
score of accessibility potential is 13 that means is very support, and the score of
facilities existence is 10 that means is support. The sum of the score of eligibility
category is 74 which means that the Situ Cipondoh is support and feasible to be a
tourism destination.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota
Tangerang Banten”, ini dapat terselesaikan walaupun banyak
keterbatasan yang dialami penulis.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial .
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak
akan terselesaikan. Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran
penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Oleh
sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Bapak Wuryono dan Ibu Sri Mulyani, yang
selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, kesabaran dan
pengorbanan baik moril maupun materil yang tak terhingga kepada
penulis. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan
kesehatan.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Prof. Dr. H
Ahmad Thib Raya, MA. serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan IPS
yang telah menjadi fasilitator dalam memperoleh ilmu selama kuliah di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh civitas akademika di lingkungan FITK, Bapak Drs.
Syaripulloh, M.Si. Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, beserta seluruh staff jurusan IPS dan seluruh dosen di
lingkungan FITK yang telah menyampaikan ilmunya selama penulis
menjalani kuliah. Semoga bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat
dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan terus
bermanfaat di kehidupan kedepannya.
5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku dosen pembimbing saya
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
7. Bapak Jack Sani selaku Kepala pengelola Situ Cipondoh yang
memberikan izin dan menerima dengan sangat baik.
8. Pihak Kecamatan Cipondoh yang telah membantu penulis dalam
memperoleh data.
9. Terima kasih juga untuk, adik penulis Ratna Evania Fitriyani yang
selalu memberikan dukungan yang luar biasa kepada penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2010 ATK Fams
yaitu Arib Jaudi, Aldian Kurnia, Aidil Jufri, M. Rizki, Choerul Imam,
Ardi Muhammad, M. Faishal, Afin Rizal, Febrianto, M. Fariz, Ibnu
Mustaqim, Farid Iqbal, Dinar Risprabowo, Lukmanul Hakim, M. Riza,
Ipan Sunarya, Bani Rohman, Fazri Shobari, Tarmizih Ubadillah, Syarif
Hidayatullah, dan adik junior Achmad Fauzi yang selalu mengisi hari-
hari kuliah dengan canda tawa, pengalaman pertemanan yang luar
biasa. Semoga hubungan pertemanan ini akan terus berlanjut sampai
kapanpun.
iv
11. Teman-teman pengajian HAMASAH yaitu Ustadz Dwi, Mas Donny,
Mbak Tyas, Anthony, Fathoni, Hari, Anas, Aris, Daffa, Decky, Agung,
Septi, Cahyo, Fandy dan Irfan yang turut memberikan motivasi serta
pengalaman hidup.
12. Terima kasih yang spesial untuk Faiza Yonefri yang selalu
mendukung, memotivasi, dan mendoakan dalam penulisan skripsi ini.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala apresiasi dan kebaikan akan diberkahi oleh Allah SWT.
Arif Putranto
v
DAFTAR ISI
UJI REFERENSI
ABSTRAK................................................................................................. i
ABSTRACT.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL.................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................... 5
C. Pembatasan Masalah.............................................................. 5
D. Perumusan Masalah................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian.................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian.................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Analisis Geografis
1. Pengertian Analisis............................................................ 8
2. Geografi…………………………………………………. 8
3. Pendekatan Ekologi……………………………………… 11
4. Geografi Dalam Pariwisata………………………………. 12
vi
B. Potensi Wisata
1. Pengertian Potensi……………………………………….. 14
2. Pariwisata ………………………………………………... 15
C. Wisatawan…….,..................................................................... 20
D. Daya Tarik Wisata................................................................... 21
E. Fasilitas ……………………………………………………... 23
F. Situ
1. Pengertian Situ………..………………………………….. 25
2. Situ Cipondoh…………………………………………….. 28
G. Penelitian Relevan…………………………………………… 28
H. Kerangka Berpikir…………………………………………… 31
I. Hipotesis Penelitian………………………………………….. 33
A. Kesimpulan............................................................................... 81
B. Saran......................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 82
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya................. 42
Tabel 3.7 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fisik.......... 47
Tabel 3.8 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Sosial dan
Budaya…………………………………………………............. 48
Tabel 3.12 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Sosial dan
Budaya....................................................................................... 51
ix
Tabel 4.4 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik............. 64
Tabel 4.5 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya......... 65
Tabel 4.6 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Sosial dan
Budaya………………………………………………………...... 69
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR GRAFIK
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
didukung oleh sarana, layanan dan fasilitas yang memadai dari pemerintah,
pengusaha atau masyarakat.1
Pengembangan pariwisata adalah menjual daya tarik daerah berupa
keindahan alam dan budaya yang khas. Indonesia memiliki sumber daya alam
yang melimpah dengan demikian memiliki potensi pariwisata yang cukup
besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata lebih lanjut. Dewasa ini
banyak daerah di Indonesia yang tengah giat membangun potensi
pariwisatanya dengan cara pemanfaatan sumber daya alam.
Untuk menjadi destinasi pariwisata suatu daerah harus memiliki
setidaknya lima syarat yang harus terpenuhi, yaitu culture atau kebudayaan,
nature atau alam, kuliner atau makanan, people atau masyarakatnya, dan
syarat terakhir adalah transportasi atau akses jalan dan juga sarana prasarana
seperti hotel dan penginapan juga pusat perbelanjaan khas yang harus
memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung.2
Situ digolongkan sebagai sumber air permukaan, yang merupakan istilah
dalam bahasa Sunda yang berarti danau alam atau buatan namun ukuran situ
relatif kecil dibandingkan danau. Situ adalah suatu wadah tampungan air di
atas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang
airnya berasal dari tanah atau air permukaan sebagai siklus hidrologis yang
merupakan salah satu bentuk kawasan lindung.3
Kawasan situ merupakan daerah potensial sebagai daerah wisata
air yang nantinya dapat menarik wisatawan namun tidak melupakan fungsi
aslinya sebagai daerah resapan air dan sebagai irigasi. Selanjutnya dengan
berkembangnya situ sebagai daerah wisata nantinya dapat menopang
pembangunan keberlanjutan pembangunan dengan mempertimbangkan faktor
ekologis kawasan situ dan hidrologi pada setiap kegiatan pembangunan.
1
James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, (Yogyakarta, Kanisius:
1991), h. 21.
2
Hermawan, Lima Kriteria Menuju Kota Wisata, diakses pada 15 November 2014,
(http://humas.kutaikartanegarakab.go.id/read/news/2012/6136/lima-kriteria-menuju-kota-
wisata.html).
3
Perpres No 54 tahun 2008 Tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabek, Puncak dan
Cainjur.
4
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Cipondoh,_Tangerang diakses tanggal 12 September 2015.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Potensi wisata Situ Cipondoh yang belum optimal.
2. Rendahnya perhatian Pemerintah Kota Tangerang terhadap sarana dan
prasarana Situ Cipondoh.
3. Karakteristik fisik, fasilitas, aksesbilitas, sosial dan budaya Situ Cipondoh
yang belum dikelola dengan baik.
4. Pemasaran atau promosi yang belum optimal.
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan penulis pada waktu, tenaga dan biaya. Serta
untuk memudahkan pembahasan dalam meneliti juga untuk menjaga agar
penelitian lebih fokus dan terarah, disamping itu agar tidak menimbulkan
keraguan dan salah penafsiran, maka diperlukan adanya pembatasan masalah.
Untuk itu penelitian ini dibatasi pada:
1. Karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh.
2. Analisis geografi terhadap potensi wisata Situ Cipondoh.
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh?
2. Bagaimanakah analisis geografi terhadap potensi wisata di Situ
Cipondoh?
E. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada rumusan di atas, tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh.
2. Mengetahui analisis geografi terhadap potensi wisata di situ Cipondoh.
F. Manfaat penelitian
Dari penelitian yang dilakukan di Situ Cipondoh diharapkan
mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritik
a. Usulan tentang potensi wisata Situ Cipondoh diharapkan menjadi
salah satu masukkan yang berarti bagi masyarakat Kota Tangerang
dan Pemerintah Daerah pada khususnya.
b. Sebagai sumbangan perkembangan ilmu kepariwisataan.
2. Secara praktik
a. Bagi penelitian dapat dijadikan untuk penelitian selanjutnya agar
dapat membandingkan teori serta menambah wawasan.
b. Bagi Pemerintah Kota Tangerang diharapkan penelitian ini menjadi
masukan untuk mengembangkan Situ Cipondoh menjadi kawasan
wisata dan menarik untuk dikunjungi.
7
KAJIAN TEORI
A. Analisis Geografi
1. Pengertian analisis
Analisis adalah penelitian suatu peristiwa atau kejadian(karangan,
perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab,
duduk perkaranya, dsb); penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan; pemecahan persoalan
yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.1
Jadi yang dimaksud dengan analisis adalah penelitian suatu peristiwa
atau kejadian yang diawali dengan dugaan untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya dan memperoleh pemahaman arti keseluruhan.
2. Geografi
a) Pengertian Geografi
Masyarakat perlu memahami beberapa tinjauan disiplin ilmu
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Pemahaman yang
dimaksud tidak hanya untuk mengetahui suatu gejala atau peristiwa di
dalam lingkungan masyarakat, mampu menganalisis bagaimana suatu
gejala tersebut dapat terjadi sehingga dapat mengambil jalan keluar
terhadap permasalahan terhadap suatu gejala tersebut, salah satunya
adalah ilmu geografi.
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta
persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:
Balai Pustaka. 2007). Cet. 4
8
9
2
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Geografi diakses tanggal 15 Februari 2015.
3
Nursid Sumaatmadja, Geografi pembangunan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1988), h.6.
4
Bintarto, R., dan Hadi Sumarmo, S. Metode Analisa Geografi. (Jakarta : LP3ES.1987).
5
Iwan Hermawan,Geografi Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing, 2009), H. 58.
10
b) Pendekatan Geografi
Ada beberapa pendekatan yang umum dan menjadi ciri khas dari
studi geografi diantaranya pendekatan keruangan, pendekatan ekologi dan
pendekatan kompleks wilayah regional. Yang dimaksud dengan
pendekatan adalah cara menghampiri suatu fenomena, fakta atau masalah,
atau suatu cara mengembangkan kebijakan dalam memanfaatkan ruang
dan wilayah.
6
Moh. Soerjani, Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta:
UI-Press, 2008), h.2.
7
Bintarto, R., dan Hadi Sumarmo, S. Metode Analisa Geografi. (Jakarta : LP3ES.1987), h. 18.
8
http://www.sridianti.com/pendekatan-geografi.html diakses tanggal 23 Juni 2015.
12
9
HO_GEOPAR_2 pdf. 2014. h.8.
(file.upi.edu/...GEOGRAFI/.../GEOGRAFI_PARIWISA).
14
keterkaitan antara alam, antar aspek manusia dan manusia dengan alam.
Persamaan dan perbedaan ini menimbulkan interaksi antar wilayah, dan
gerakan orang dari satu tempat ke tempat lain. Geografi pariwisata pun selalu
melihat dampaknya terhadap lingkungan alam, sosial ekonomi, dan budaya
penduduk. Konsep-konsep geografi seperti lokasi, jarak, keterjangkauan,
interaksi, keterkaitan, dan nilai guna selalu menjadi dasar dalam menjelaskan
fenomena pariwisata.10
B. Potensi Wisata
1. Pengertian Potensi
10
Ibid,. h.4.
11
Ibid,. h.9
12
Kbbi.web.id.
15
yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-
orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.13
Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat
dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata.
2. Pariwisata
a. Teori Pariwisata
Arti pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.
Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata
berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau
bepergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling.14
13
Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Angkasa, 1996), h. 171.
14
Muljadi, kepariwisataan dan perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 8.
15
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, pasal 1 ayat 1.
16
James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, (Yogyakarta, Kanisius:
1991), h 21.
16
b. Jenis Pariwisata
17
Thamrin B. Bachri, Pariwisata Gagasan dan Pandangan, ( Jakarta, Koleksi Media
Tour:1995), h. 13.
18
Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 12.
17
19
Pendit, Nyoman S, Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana, (Jakarta, Pradnya Paramita
: 1999).
18
C. Wisatawan
Pengertian mengenai wisatawan memiliki banyak penafsiran, menurut
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, “wisatawan adalah
orang yang melakukan kegiatan wisata”.20 United Conference on Travel and
Tourism di Roma (1963) memberikan batasan yang lebih umum, tetapi
menggunakan istilah visitors (pengunjung), yaitu setiap orang yang mengunjungi
negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya, untuk berbagai tujuan, tetapi
pekerjaan atau penghidupan dari negara yang dikunjungi.21
Berdasarkan asal atau tempat tinggal wisatawan, “wisatawan dapat
dikategorikan menjadi wisatawan domestic (domestic tourist) dan wisatawan
mancanegara (international tourist). Wisatawan domestik adalah wisatawan yang
berkunjung ke tempat tujuan wisata yang masih berada di dalam wilayah negara
asalnya, sedangkan wisatawan mancanegara adalah wisatawan yang berkunjung
ke tempat tujuan wisata yang berada di luar wilayah negara asalnya.22
20
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, Tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 2.
21
Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 12.
22
Nyoman S. Pendit, Ilmu Pariwisata, sebuah Pengantar Perdana, (Jakarta: PT Pradnya
Paramita, 1990), h. 34.
21
Perencanaan dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam, sosial
budaya, maupun objek wisata minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan
rencana pembangunan nasional maupun regional.
Suatu objek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus
memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, syarat-syarat tersebut
adalah:
1. What to see
Pada tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang
berbeda dengan yang dipunyai di daerah lain. Dengan kata lain bahwa
daerah tersebut harusnya mempunyai daya tarik yang khusus dan atraksi
budaya yang bisa dijadikan sebagai entertainment bagi wisatawan. What
to see terdiri dari pemandangan alam, kegiatan, kesenian, dan atraksi
wisata.
23
2. What to do
Di tempat wisata, selain banyak yang bisa dilihat dan disaksikan,
tentunya juga harus disediakan fasilitas rekreasi yang bisa membuat para
wisatawan betah untuk tinggal lebih lama di tempat tujuan wisata itu.
3. What to buy
Tempat tujuan wisata harus ada beberapa fasilitas penunjang
untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat yang
bisa berfungsi sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ketempat asal
wisatawan tersebut.
4. What to arrived
pada what to arrived, ada yang termasuk aksesibilitas, yaitu
bagaimana kita mengunjungi daerah daya tarik tujuan wisata tersebut,
kendaraan apa yang digunakan dan berapa lama kita bisa tiba ke tempat
tujuan wisata tersebut.
5. What to stay
What to stay merupakan bagaimana wisatawan akan bisa tinggal
untuk sementara selama dia berlibur. maka untuk menunjang keperluan
tempat tinggal sementara bagi wisatawan yang berkunjung,maka sangat
perlu untuk mempersiapkan penginapan-penginapan, seperti hotel
berbintang atau hotel tidak berbintang dan sebagainya.23
E. Fasilitas
Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 (tiga) unsur pokok, antara lain :
23
http://www.sandywarman.com/2014/10/daya-tarik-daerah-tujuan-wisata.html diakses tanggal 3
Agustus 2016
24
F. Situ
1. Pengertian Situ
Situ terbagi menjadi dua yaitu situ alami yang terbentuk secara alami
dengan sumber air berasal dari dalam tanah maupun air permukaan, dan situ
buatan dengan sumber airnya bersumber dari air permukaan dan biasanya
24
Peraturan Presiden No. 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabek.
26
a. Menjadi bagian sistem ekologi dan sistem tata air bagi wilayah
sekitarnya
b. Kawasan Situ menjadi kawasan resapan air.
c. Menjadi daerah tampungan air, agar menjadi wadah sementara air
sebelum mengalir ke sungai.
d. Pada kondisi tertentu dapat menjadi pembangkit listrik, pengimbuh
(recharge) air pada cekungan air tanah serta penahan intrusi air asin.
e. Bermanfaat sebagai usaha perikanan darat, pariwisata maupun sumber
irigasi pertanian.
Situ mempunyai manfaat secara ekologis sebagai suatu sistem
penyerapan air dan tandon air serta keberlangsungan proses ekologis di
dalamnya. Manfaat sosio ekonomis antara lain sebagai cadangan sumber air
bersih, pengendali banjir, irigasi, sumber penyedia protein dari sektor
perikanan darat, sebagai sarana rekreasi dan sebagainya. Biasanya peruntukan
penggunaan situ-situ di Jabodetabek sangat bervariasi umumnya sebagai air
bersih (untuk mandi dan cuci), perikanan budidaya darat dan non
budidaya/tangkap, irigasi pertanian dan tempat wisata air.
25
Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2007.
27
Dari pengertian mengenai situ yang tertera diatas, terlihat bahwa situ
merupakan suatu sumber daya air permukaan yang berukuran kecil
dibandingkan danau serta memiliki potensi sebagai sumber air baku,
pengendali banjir, irigasi, perikanan maupun pariwisata. Untuk dapat
memanfaatkan fungsi dari kawasan situ diperlukan informasi dan latar
belakang yang cukup mengenai fungsi, potensi dan kendala untuk
pemanfaatan kawasan situ. Sehingga diperlukan penilaian yang baik mengenai
kriteria kualitas situ agar dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai potensinya
berdasarkan indikator morfologi situ, kualitas air, bangunan air dan vegetasi
air.
28
2. Situ Cipondoh
G. Penelitian Relevan
26
Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Tangerang, Tahun 1996.
29
Situ Gintung memiliki potensi sebagai objek wisata, namun secara umum
unsur utama pariwisata berupa atraksi wisata biasa ditemui di kawasan wisata
lainnya berupa keindahan alam, memancing, wisata air, selain itu tidak memiliki
atraksi wisata yang unik yang merupakan ciri khas dari daerah tersebut.
H. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan diatas, penulis
dapat menyimpulkan bahwa kawasan situ sebagai sebuah sumber daya air
permukaan memiliki potensi dan manfaatnya yang strategis dan bersifat serba
guna baik secara ekologis maupun ekonomis. Ada masalah yang dihadapi
didalam pemanfaatan kawasan situ diantaranya adalah kurangnya informasi
tentang fungsi, potensi dan kendala untuk pemanfaatannya, sehingga berakibat
terdapat perubahan fungsi kawasan dan penurunan kualitas fisik situ. Salah satu
fungsi sebuah kawasan situ adalah pemanfaatan situ sebagai suatu objek wisata.
Fenomea ini dapat dianalisis menggunakan tinjauan geografi sehingga dapat
menjelaskan potensi wisata situ Cipondoh.
Didalam upaya pengembangannya, sebuah objek wisata diharapkan
mampu menarik para wisatawan untuk datang dan menikmati objek wisata
tersebut yang ditandai dengan penyediaan atraksi, kelancaran akesebilitas,
penyediaan akomodasi dan penyedian fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan
serta promosi wisata agar lebih dikenal oleh wisatawan.
Untuk melihat potensi sebuah kawasan situ menjadi objek wisata
diperlukan identifikasi terhadap kondisi situ dan juga mempertimbangkan aspek
penawaran (supply) pariwisata. Aspek penawaran tersebut berupa daya
tarik/atraksi wisata yang ditawarkan sehingga mampu menarik wisatawan untuk
datang berkunjung dan di lain kesempatan datang kembali, penyediaan sarana
transportasi untuk kelancaran perjalanan wisatawan, penyediaan sarana
infrastuktur, penyediaan fasilitas akomodasi untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan, serta adanya promosi terhadap objek wisata tersebut. Aspek
infrastruktur, transportasi dan sarana prasarana penunjang pariwisata perlu dinilai
karena kondisi fisik objek serta kelengkapan sarana prasarana akan membuat
potensi objek wisata lebih berkembang didalam usaha pengembangan suatu objek
wisata.
32
Kondisi Wilayah
Situ Cipondoh
Identifikasi Potensi
Situ Cipondoh
Kesimpulan
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian dibentuk berdasarkan kerangka berpikir yang telah
disusun oleh peneliti. Hipotesis penelitian adalah hasil kajian pustaka atau proses
rasional dari penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoritik.
Kebenaran hipotesis masih harus diuji kebenarannya secara empirik. Dengan
demikian hipotesis dapat disimpulkan merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang telah dirumuskan.27
Hipotesis deskriptif dalam penelitian ini adalah Situ Cipondoh dapat
dikembangkan menjadi kawasan wisata bagi masyarakat khususnya daerah Kota
Tangerang.
27
Tim Penyusun FITK, Pedoman Penelitian Skripsi, (Ciputat: FITK, 2013), h. 59.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
34
35
2. Waktu Penelitian
Sedangkan waktu penelitian dilakukan akan pada bulan Agustus
sampai dengan bulan September 2016. Dengan perincian kegiatan penelitian
berdasarkan tabel berikut;
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Tanggal Kegiatan Tempat
28
1 Agustus Pra observasi
2016
30 Memberikan surat Izin Penelitian kepada
2 Agustus Kepala Pengelola Situ Cipondoh dan Kepala Situ
2016 Kantor Kecamatan Cipondoh Cipondoh,
3 Observasi Kota
3-4
4 Wawancara kepala Pengelola Situ Cipondoh Tangerang,
September
Menyebarkan kuesioner kepada pengelola dan Banten
5 2016
wisatawan Situ Cipondoh
5
6 September Meminta bukti telah melakukan penelitian
2016
B. Metode Penelitian
1
Darmadi Hamid, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 7.
36
C. Populasi
Sebelum penelitian dilaksanakan, maka penulis terlebih dahulu
menentukan populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.2 Populasi dalam penelitian ini meliputi populasi manusia dan
wilayah. Pada populasi manusia adalah masyarakat, pengunjung, atau wisatawan
dan pengelola, sedangkan untuk populasi wilayah pada penelitian ini yaitu
daerah situ Cipondoh, Kecamatan Cipondoh.
D. Sampel Penelitan
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.3 Metode pengambilan sampel untuk wisatawan dilakukan
melalui teknik aksidental yang berjumlah 40 orang dimana teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti.4 Sampel masyarakat
(penduduk) sebanyak 10 orang penduduk sekitar yang diambil melalui sampel
acak klasifikasi. Lalu 27 orang wisatawan berdasarkan jarak tempat tinggal
terhadap penduduk terhadap Situ Cipondoh. Dan 3 orang responden dipilih
secara purposif yakni dengan sengaja menunjuk orang yang dianggap memahami
kondisi obyek penelitian, yaitu dari pihak pengelola.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.5 Variabel dalam penelitian ini adalah kondisi geografis kawasan
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 80.
3
Ibid., h. 81.
4
Ibid., h. 85.
5
Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.
99.
37
objek Situ Cipondoh, Kota Tangerang. Ada beberapa variabel penelitian yang
dapat digunakan untuk menjawab research question seperti yang ditampilkan
tentang temuan variabel penelitian.
Tabel 3.2
Penjabaran Variabel Penelitian
2. Wawancara
Wawancara adalah pengadministrasian angket secara lisan dan
langsung terhadap masing-masing anggota sampel, atau metode pengumpulan
data dengan cara Tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan pada tujuan penelitian7 Kegiatan wawancara ini dilakukan
sebagai tindak lanjut atas informasi yang didapat dan untuk memperdalam
keabsahan data dalam studi dokumentasi sebelumnya.
Dalam melakukan wawancara terhadap responden digunakan pedoman
wawancara semi terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
sudah disiapkan sebagai instrument. Kemudian dari hasil wawancara itu
dikembangkan pertanyaan-pertanyaan lain untuk menggali informasi dengan
lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan.
6
Tim Penyusun FITK, Pedoman Penulisan Skripsi, (Ciputat: FITK, 2013), h. 66.
7
Hamid Darmadi, Metode Penelitan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 158
39
3. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan kepada responden untuk di jawab.8
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah wisatawan yang
datang berkunjung ke Situ Cipondoh. Penyebaran angket dilakukan dengan
cara peneliti memberikan angket kepada setiap pengunjung sampai memenuhi
target jumlah responden yang sudah ditentukan.
4. Dokumentasi
Langkah pertama, peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan
metode dokumentasi mengenai aktivitas peserta didik di sekolah, data-data
dari sekolah serta sumber-sumber lainnya. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, dokumentasi adalah “ Pengumpulan bukti-bukti dan keterangan;
pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan dalam hal ilmu pengetahuan.”
Dalam proses dokumentasi ini berupa gambar, kutipan, dan lainnya. Dokumen
dalam penelitian ini berupa profil Kecamatan Cipondoh dimana letak Situ
Cipondoh berada.
8
Sugiyono, op.cit., h. 142
40
9
Bagong Suryanto, Metode Penelitian Sosial, Berbagai alternative Pendekatan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2007), h.95.
41
Tabel 3.3
Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika
1. Produktivitas Tanah Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak
a. Tanah Subur Ada
b. Tanah Tadah 4 3 2 1
Hujan
c. Tanah Irigasi
2. Penggunaan Lahan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Hutan
b. Ladang 4 3 2 1
c. Perkebunan
d. Daerah
Pemukiman
3. Morfologi Ada 3 Ada 2 Ada 1 -
a. Pegunungan 4 3 2 1
b. Perbukitan
c. Dataran
4. Keberadaan bentang Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
10
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1986), h. 280.
42
air 4 3 2 1
a. Sungai
b. Mata air
c. Situ
d. Sumur
5. Kebersihan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
lingkungan 4 3 2 1
a. Bebas dari polusi
udara
b. Bebas dari Polusi
air
c. Bebas dari polusi
bising
d. Bebas dari limbah
domestik
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Tabel 3.4
Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika
1. Pola mata Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak
pencaharian Ada
penduduk : 4 3 2 1
a. Keragaman
mata
pencaharian
1. Petani
2. PNS
3. Pedagang
4. Swasta
b. Dominasi mata Pertanian / Pertanian / Pertanian /
pencaharian perkebunan perkebunan perkebunan
> 75% 50% - 75% < 50%
2. Artefak Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
43
a. Keberadaan 4 3 2 1
dan dominasi
bentuk rumah
1. Rumah
gudang
2. Rumah
gebyong
(seluruhnya
dari papan)
3. Rumah semi
permanen
4. Rumah
permanen
b. Keberadaan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
dan dominasi 4 3 2 1
perlengkapan
rumah tinggal
1. Bale
2. Teras rumah
3. Kolam dan
pancuran
4. Kandang
hewan
c. Keberadaan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
dan dominasi 4 3 2 1
pakaian
1. Ikat kepala
2. Peci/
kerudung
3. Baju koko
4. Kebaya
3. Adat Istiadat Ada 3 Ada 2 Ada 1 -
a. Upacara 4 3 2 1
keagamaan
b. Tata cara/adat
perkawinan
c. Tata cara/adat
kehamilan
d. Tata cara/adat
kelahiran
44
Nyimas
Melati
Tabel 3.5
Harkat Kelas dan Kriteria Aksesbilitas
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika:
1. Kondisi jalan. Sangat Baik Kurang Buruk
baik
4 3 2 1
2. Jenis Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
kendaraan/alat
4 3 2 1
transportasi yang
digunakan menuju
lokasi.
a. Bus
b.Kendaraan
pribadi (sedan,
carry)
c. Angkutan umum
d. Sepeda motor
3. Frekuensi Sangat Mudah/24- Cukup/16- Sukar/<9
kendaraan umum mudah/>25 17 kali 10 kali kali
dari/menuju objek kali
(buah/hari)
4 3 2 1
4. Jarak lokasi Dekat Cukup Jauh Sangat
dengan pusat (>5 km) jauh (19-13 km) jauh
pemerintahan dan (12-6 km) (20 km)
fasilitas kota 4 3 2 1
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Tabel 3.6
Harkat Kelas dan Kriteria Keberadaan Fasilitas
No. Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika:
1. Sarana Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Rumah makan
b. Toko 4 3 2 1
souvenir/cendera
mata
c. Olahraga
d. Transportasi
47
4 3 2 1
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Tabel 3.7
Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fisik
No Parameter Skor Skor
terendah tertinggi
1 Produktivitas tanah 1 4
2 Penggunaan lahan 1 4
3 Morfologi 1 4
4 Keberadaan bentang 1 4
air
5 Kebersihan udara 1 4
Jumlah 1 20
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
48
Tabel 3.8
Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Sosial dan Budaya
No Parameter Skor terendah Skor tertinggi
1 Jenis mata pencaharian 1 4
2 Dominasi mata 1 4
pencaharian untuk
pertanian
3 Keberadaan dan 1 4
dominasi bentuk rumah
4 Keberadaan dan 1 4
dominasi pelengkap
rumah tinggal
5 Pakaian 1 4
6 Adat istiadat 1 4
7 Keragaman objek yang 1 4
dapat dinikmati
8 Variasi kegiatan yang 1 4
dapat dilakukan
wisatawan
9 Upacara 1 4
10 Cerita rakyat/legenda 1 4
11 Kesenian 1 4
12 Cenderamata lokal 1 4
makanan olahan khas
13 Cenderamata lokal 1 4
home industry
14 Cenderamata lokal hasil 1 4
pertanian segar
Jumlah 14 56
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
49
Tabel 3.9
Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Aksesbilitas
No Parameter Skor terendah Skor tertinggi
1 Kondisi jalan 1 4
2 Jenis kendaraan 1 4
3 Frekuensi 1 4
kendaraan
4 Jarak lokasi 1 4
dengan pusat
pemerintahan
Jumlah 4 16
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Tabel 3.10
Nilai dan Bobot untuk Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fasilitas
No Parameter Skor terendah Skor tertinggi
1 Sarana 1 4
2 Prasarana 1 4
3 Akomodasi 1 4
4 Luas lahan parkir 1 4
Jumlah 4 16
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Tabel 3.11
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik
Tabel 3.12
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Sosial dan Budaya
Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian
Harkat
I Sangat Mendukung 45,5 – 56 Suatu kawasan yang
sangat besar dukungan
sosial dan budaya
terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-
parameter yang
ditetapkan
Tabel 3.13
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Aksesbilitas
Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian
Harkat
I Sangat Mendukung 13 – 16 Suatu kawasan yang
sangat besar dukungan
aksesbilitas terhadap
objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan
II Mendukung 10 – 12 Suatu kawasan yang
sangat besar dukungan
aksesbilitas terhadap
objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan
Tabel 3.14
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Keberadaan Fasilitas
Tabel 3.15
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesuaian pada Objek Wisata
sangat memadai.
II Mendukung 68-87 Suatu kawasan besar dukungan fisik, sosial dan
budaya, atraksi wisata, fasilitas wisatawan
terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang ditetapkan serta
didukung oleh aksessibilias yang memadai.
III Kurang 48-67 Suatu kawasan kurang didukung oleh fisik,
Mendukung sosial dan budaya, atraksi wisata, aksessibilias,
fasilitas wisatawan, berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan namun kurang
didukung oleh sarana dan prasarana,
aksessibilias yang memadai.
IV Tidak 28-47 Tidak terdapat dukungan terhadap objek wisata
Mendukung ditempat penelitian.
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
HASIL PEMBAHASAN
55
56
1
BMG Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang, 2015
2
Kota Tangerang Dalam Angka, 2012
57
d. Topografi
Kondisi topografi kawasan Situ Cipondoh mengacu pada kondisi
Kecamatan Cipondoh. Ketinggian tanah berkisar di angka 14,0 mdpl,
sedangkan kemiringan lahannya adalah 0-3%3
e. Pengguunaan Lahan
Di sekitar Situ Cipondoh pada bagian yang mengalami
pendangkalan dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian lahan basah
sehingga perlu kontrol yang lebih ketat agar tidak beralih fungsi. Selama
ini Situ Cipondoh difungsikan sebagai pengendali banjir, irigasi,
cadangan air baku dan rekreasi.4
f. Keanekaragaman Hayati
Menurut pengamatan penulis, ekosistem situ pada dasarnya
menyerupai ekosistem danau, sehingga keanekaragaman hayati keduanya
hampir sama. Keanekaragaman hayati berupa:
1. Flora
Beberapa jenis tumbuhan air yang ditemukan di situ Cipondoh
adalah eceng gondok (eichornia crassipes), teratai (nymphaea sp.),
ganggang (hydrilla verticillata), dan kangkung (ipomea aquatica).
2. Fauna
Beberapa jenis fauna yang ditemukan di Situ Cipondoh antara
lain berbagai jenis zooplankton, ikan, dan burung. Beberapa jenis ikan
antara lain betok (anabas testudineus), sapu-sapu (hyposarcus
pardalis), tambakan (helostoma temminckii), mujair (oreochromis
mossambicus), gabus (ophiocephalus striatus), lele (clarias
batrachus), dan nila (oreochromis niloticus). Sedangkan beberapa
jenis burung yang dapat ditemukan di Situ Cipondoh antara lain,
pecuk ular (anhinga melanogaster), blekok sawah (ardeola speciosa),
3
LKPJ Walikota Tangerang, 2013
4
Ibid, 2013
58
5
Yustisia Kristiana, Potensi Situ Cipondoh Sebagai Kawasan Wisata Dan Fungsi Konservasi
Di Kotamadya Tangerang, (Jakarta: Tidak Dipublikasikan), 2011, h. 123
59
usaha untuk memperbaiki kondisi di Situ Cipondoh, hal ini tentunya akan
mengganggu kelangsungan ekologi dan ekosistem situ.
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kecamatan Cipondoh
NAMA LUAS WILAYAH PENDUDUK JML JML
NO.
KELURAHAN (Km2) (Jiwa) RW. RT.
1 Cipondoh 12 65
2,26 24.285
2 Cipondoh Makmur 12 81
1,48 26.699
3 Cipondoh Indah 10 119
1,33 23.808
4 Poris Plawad 12 51
2,05 13.752
5 Poris Plawad Utara 8 45
2,04 20.060
6 Poris Plawad Indah 16 73
2,08 16.834
7 Kenanga 6 34
2,57 13.508
8 Gondrong 6 34
1,87 17.965
9 Petir 10 67
1,9 21.980
10 Ketapang 8 44
1,8 12.800
KEC. CIPONDOH 19,38 191.691 100 613
Sumber: Profil Kinerja Pelayanan Kecamatan Cipondoh, 2015
6
Profil Kinerja Pelayanan Kecamatan Cipondoh., 2015, h. IV-3
60
Ketapang ,
6589
Cipondoh ,
Petir , 11073 12333
Cipondoh
Gondrong , Makmur ,
9216 13464
Kenanga , Cipondoh
6989 Indah ,
11892
Poris Plawad
Indah, 8350 Poris Plawad Poris Plawad
, 7544
Utara ,
10256
Ketapang ,
6211
Cipondoh ,
11952
Petir , 10907
Cipondoh
Makmur ,
Gondrong ,
13235
8749
Kenanga , Cipondoh
6519 Indah ,
Poris Plawad 11916
Indah, 8484
Poris Plawad Poris Plawad
Utara , 9804 , 6208
b. Acara Kebudayaan
Menurut hasil pengamatan penulis ditambah dengan hasil
wawancara disimpulkan bahwa, di kawasan situ Cipondoh acara
kebudayaan sangat minim, hanya ada satu acara kebudayaan, yaitu adanya
Pencak Silat dari organisasi Betawi kawasan Situ Cipondoh yang diadakan
setiap hari Sabtu dan Minggu pagi.
62
3. Aspek Aksesbilitas
4. Aspek Fasilitas
Fasilitas yang terdapat pada Situ Cipondoh terdiri dari:
1. Taman rekreasi beserta saung
2. Gapura Situ Cipondoh
3. Tempat parkir yang memadai
4. Outbond
5. WC/kamar mandi
6. Tempat kuliner seperti restoran ataupun warung makanan
63
Tabel 4.3
Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika Nilai
Skor
1. Produktivitas Tanah Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak Ada
a. Tanah Subur 4 3 2 1
b. Tanah Tadah Hujan 3
c. Tanah Irigasi
2. Penggunaan Lahan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Hutan
b. Ladang 4 3 2 1
c. Perkebunan 3
d. Daerah Pemukiman
3. Morfologi Ada 3 Ada 2 Ada 1 -
a. Pegunungan 4 3 2 1
b. Perbukitan 1
c. Dataran
4. Keberadaan bentang Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
air 4 3 2 1
a. Sungai
b. Mata air 3
c. Situ
d. Sumur
5. Kebersihan lingkungan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Bebas dari polusi
udara
b. Bebas dari Polusi
air
64
Total Skor 11
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Tabel 4.4
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik
Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian
Harkat
I Sangat Mendukung 16,2 – 20 Suatu kawasan yang sangat
besar dukungan fisik terhadap
objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan
II Mendukung 12,4 – 16,1 Suatu kawasan besar
dukungan fisik terhadap
objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan
III Kurang Mendukung 8,6 – 12,3 Suatu kawasan yang kurang
didukungan fisiknya, berdasar
kan parameter – parameter
yang ditetapkan
IV Tidak Mendukung 3,8 – 8,5 Tidak terdapat dukungan fisik
terhadap objek wisata
dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada faktor fisik jumlah skor sebesar
11 yang berarti bahwa kondisi situ Cipondoh memiliki potensi yang kurang
mendukung untuk dikembangkan.
65
Tabel 4.5
Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika Nilai
Skor
1. Pola mata Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak
pencaharian Ada
penduduk : 4 3 2 1
a. Keragaman
mata
pencaharian 4
1. Petani
2. PNS
3. Pedagang
4. Swasta
d. Tata cara/adat
kelahiran
4) Legenda
Nyimas Melati
Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada
tabel 4.6:
Tabel 4.6
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Pada Faktor Sosial dan Budaya
Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian
Harkat
I Sangat Mendukung 45,5 – 56 Suatu kawasan yang sangat
besar dukungan sosial dan
budaya terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter –
parameter yang ditetapkan
II Mendukung 35 – 45,4 Suatu kawasan besar
dukungan sosial dan budaya
terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter -
parameter yang ditetapkan
III Kurang Mendukung 24,5 – 34,9 Suatu kawasan yang kurang
dukungan sosial dan
budayanya, berdasarkan para
meter-parameter yang
ditetapkan
IV Tidak Mendukung 10,5 – 24,4 Tidak terdapat dukungan
sosial dan budaya terhadap
objek wisata dikawasan yang
diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada faktor sosial dan budaya, jumlah
skor sebesar 40 yang berarti bahwa kondisi Situ Cipondoh mendukung untuk
dijadikan tujuan wisata. Namun harus lebih dikembangkan kebudayaan asli daerah
sehingga tidak terkikis oleh modernisasi dan pengaruh dari budaya asing.
Tabel 4.7
Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Aksesbilitas
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika: Nilai
Skor
1. Kondisi jalan. Sangat Baik Kurang Buruk
baik
4 3 2 1 3
2. Jenis Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
kendaraan/alat
transportasi yang
digunakan 4 3 2 1 4
menuju lokasi.
a. Bus
b.Kendaraan
pribadi (sedan,
carry)
c. Angkutan umum
d. Sepeda motor
3. Frekuensi Sangat Mudah/ Cukup/ Sukar/ 3
kendaraan umum mudah/>25 24-17 16-10 <9 kali
dari/menuju objek kali kali kali
(buah/hari) 4 3 2 1
4. Jarak lokasi Dekat Cukup Jauh Sangat 3
dengan pusat (>5 km) jauh (19-13 jauh
pemerintahan dan (12-6 km) (20 km)
fasilitas kota km)
4 3 2 1
Total Skor 13
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
71
Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada
tabel 4.8:
Tabel 4.8
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Aksesbilitas
Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian
Harkat
I Sangat Mendukung 13 – 16 Suatu kawasan yang sangat
besar dukungan aksesbilitas
terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter –
parameter yang ditetapkan
II Mendukung 10 – 12 Suatu kawasan yang sangat
besar dukungan aksesbilitas
terhadap objek wisata,
berdasarkan parameter-
parameter yang ditetapkan
III Kurang Mendukung 7–9 Suatu kawasan yang kurang
dukungan aksesbilitas, ber
dasarkan parameter –
parameter yang ditetapkan
IV Tidak Mendukung 3–6 Tidak terdapat dukungan
aksesbilitas terhadap objek
wisata dikawasan yang
diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada aspek aksesbilitas, jumlah skor
terbesar 13 yang berarti bahwa kondisi situ Cipondoh sangat mendukung untuk
dikembangkan karena sangat mudah dijangkau oleh pengunjung dan jenis kendaraan
yang dapat digunakan sangat bervariasi.
Tabel 4.9
Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika: Total
Skor
1. Sarana Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Rumah makan
b. Toko 4 3 2 1 3
souvenir/cenderamata
c. Olahraga
d. Transportasi
2. Prasarana Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Kantor pos
4 3 2 1 1
b. Telepon umum/wartel
c. Puskesmas/Klinik
d. Air bersih
Total Skor 10
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
73
Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada
tabel 4.10:
Tabel 4.10
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Keberadaan Fasilitas
Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata Pemerian
Harkat
I Sangat Mendukung 13 – 16
Suatu kawasan yang sangat besar
dukungan fasilitas terhadap
objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan
II Mendukung 10 – 12 Suatu kawasan yang sangat besar
dukungan fasilitas terhadap
objek wisata, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan
III Kurang Mendukung 7–9 Suatu kawasan yang kurang
dukungan fasilitas, berdasarkan
parameter-parameter yang
ditetapkan
IV Tidak Mendukung 3–6 Tidak terdapat dukungan
fasilitas terhadap objek wisata
dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa:
2007:36) dalam (Septiyani Aziz: 2014:46)
Pengaruh Dampak
Tindakan Menyebabkan
terhadap
Mengakibatkan
terhadap
manusia lingkungan lingkungan
7
Moh. Soerjani, Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan,
(Jakarta: UI-Press, 2008), h. 2
8
Ibid., h.214.
75
dan melestarikan suatu obyek wisata. Akibatnya selain menimbulkan bau yang
tidak sedap, pemandangan sekitar pun menjadi tidak enak untuk dilihat.
Penulis juga mengamati selain masalah sampah, masalah pengelolaan situ
Cipondoh juga belum berjalan optimal. Kurangnya beberapa fasilitas, seperti
tempat sampah dan air bersih untuk WC. Padahal ini adalah satu bagian yang
vital dalam fasilitas di objek wisata.
Selain wisatawan dan pengelola, penduduk sekitar Situ Cipondoh harus
pula menjaga situ ini. Terlihat di tabel 4.1 betapa mirisnya ketika status mutu air
Situ Cipondoh dikategorikan tercemar. Bahkan pada November 2015, terlihat di
bagian Barat Daya/Perum PDK angka pencemaran air begitu besar yaitu 13,68%
yang artinya tercemar berat dan bisa merusak ekosistem yang ada di Situ
Cipondoh ini. Di bagian tersebut menjadi bagian yang sangat tercemar
disebabkan oleh limbah pembuangan di sekitar perumahan yang dibuang ke Situ
Cipondoh.
Masalah kualitas mutu air Situ Cipondoh ini harusnya lebih dicermati
oleh instansi terkait yaitu pemerintah dan pihak pengelola. Karena kalau ini
dibiarkan terus menerus akan menggangu ekosistem yang hidup di sekitar Situ
Cipondoh. Selain itu masalah lainnya adalah timbul penyakit seperti demam
berdarah, disentri radang mata (conjunctivitis) dsb. Perlunya revitalisasi dalam
segala aspek tidak hanya sarana prasarana melainkan aspek kelingkungan.
Tabel 4.11
Jumlah Hasil Pengharkatan
No Parameter Hasil Skoring Kategori
1 Kondisi fisik 11 Tidak Mendukung
2 Kondisi sosial dan budaya 40 Mendukung
3 Aksesbilitas 13 Sangat mendukung
4 Fasilitas 10 Mendukung
Jumlah 74 Mendukung
Sumber: Hasil Perhitungan 2016
76
Tabel 4.12
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesuaian pada Objek Wisata
Sumber : Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
77
Lalu pada aspek sosial dan budaya menempati hasil skoring 40 yang
berarti mendukung untuk pengembangan potensi wisata. Menurut wawancara
dengan kepala pengelola Situ Cipondoh, setiap hari Sabtu dan Minggu pagi
diadakan latihan pencak silat dari komunitas Betawi Cipondoh. Berarti ada
keterkaitan ekologi dalam hal interaksi warga Cipondoh dengan Situ Cipondoh
untuk kegiatan kebudayaan. Namun penulis melihat ini belumlah cukup. Harus
ada penambahan kegiatan kebudayaan untuk menambah kekhasan Situ Cipondoh
sebagai objek wisata dan menambah minat wisatawan untuk berkunjung ke Situ
Cipondoh.
Selanjutnya pada aspek aksesbilitas menempati hasil skoring 13 yang
berarti sangat mendukung. hal ini dikarenakan kawasan Situ Cipondoh berada
dalam posisi strategis yaitu berada di sisi Jalan K.H Hasyim Asyari yang
notabene adalah salah satu jalan utama di Kota Tangerang dan sebagai
penghubung antara Kota Tangerang dengan DKI Jakarta. Selain itu, akses
kendaraan umum begitu mudah. Ini tentunya menjadi suatu hal yang positif bagi
sektor kepariwisataan Situ Cipondoh. Namun dampak negatifnya adalah tata
letak Situ Cipondoh yang berada tepat disisi jalan membuat polusi udara dan
kebisingan tidak dapat dihindarkan. Membuat keadaan ekologi di sekitar Situ
Cipondoh menjadi terganggu.
Dan aspek terakhir yang akan dibahas adalah aspek fasilitas, dengan
menempati hasil skoring 10 yang artinya mendukung untuk pengembangan Situ
Cipondoh sebagai objek wisata. Berdasarkan hasil observasi, fasilitas yang ada di
dalam berupa taman, tempat parkir, outbond, WC/kamar mandi, tempat kuliner
seperti warung makan. Selanjutnya di luar kawasan Situ Cipondoh terdapat
kantor pos, dan Kantor Kecamatan Cipondoh. Penulis melihat fasilitas di Situ
Cipondoh cukup baik, namun ada beberapa hal yang harus ditingkatkan
kualitasnya seperti WC/kamar mandi, dan outbond. WC/kamar mandi di Situ
Cipondoh kurang terawat dan airnya kotor. Tentunya ini dapat menganggu
79
wisatawan untuk memakai fasilitas ini. Pada bagian outbond juga terlihat kurang
terawat. Hal ini tentunya akan berdampak pada berkurangnya minat wisatawan
untuk memakai fasilitas ini. Dan juga berdampak pada pemasukkan kas dari
bagian outbond ini. Selain itu, kurangnya cinderamata khas daerah, Agar
kawasan ini memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, hendaknya
pemerintah dan pengelola saling bekerjasama untuk memajukan wisata di situ
Cipondoh.
Di dalam upaya pengembangan situ Cipondoh menjadi obyek wisata,
hendaknya dengan memperhitungkan ekologi situ tersebut dan penataan sarana
prasarana wisata sebaiknya dibangun diluar sempadan situ sehingga tidak
mengorbankan vegetasi seperti pohon-pohon. Konsep ekowisata merupakan
suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian area yang
masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan
budaya bagi masyarakat setempat (Fandeli, 1995). Konsep wisata dengan
pendekatan konservasi, dalam bentuk pengelolaan alam dan budaya masyarakat
yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan dengan upaya menjaga
kelangsungan pemanfaatan sumber daya alam . selain itu juga perlu partisipasi
masyarakat dan pemerintah dalam perencanaan dan pengawasan untuk menjaga
keutuhan alam.
Namun dengan segala kekurangan keterbatasan yang telah disebutkan
diatas, dalam pengelolaan, penulis melihat ada nilai unggul yaitu mayoritas
pengelolaan di situ cipondoh dikelola oleh masyarakat sekitar Cipondoh yaitu
masyarakat RW 02 Kecamatan Cipondoh. Kepala pengelolanya yaitu bernama
Bapak Jack Sani. Kurangnya bantuan dari pemerintah tidak mengurungkan
semangat warga sekitar untuk membangun suatu kawasan wisata. Mereka tetap
berusaha untuk memajukan wisata situ Cipondoh. Disini terlihat nilai ekologis
pun terlihat nyata, yaitu adanya interaksi atau hubungan timbal balik antara
warga RW 02 Kecamatan Cipondoh dengan Situ Cipondoh.
80
PENUTUP
A. Kesimpulan
81
82
B. Saran
1. Bagi pengelola Situ Cipondoh yaitu organisasi masyarakat RW.02 dan LSM
diharapkan dapat meningkatkat kualitas kepengelolaan dan sarana prasarana
untuk lebih meningkatkan antusiasme masyarakat Cipondoh dan Kota
Tangerang untuk berkunjung ke Situ Cipondoh. Selain itu lebih mempererat
lagi kerjasama dengan instansi terkait untuk mendukung gerakan melestarikan
Situ Cipondoh.
2. Bagi Pemerintah Kota Tangerang diperlikan perhatian lebih untuk bisa
meningkatkan kelestarian Situ Cipondoh dengan membuat dinding pembatas
yang kokoh dan menambah sarana prasarana sebagai syarat majunya
pariwisata di suatu daerah. Selain itu agar kualitas Situ Cipondoh akan terjaga
dengan baik. Selain itu perlunya revitalisasi agar ekologi dan ekosistem di
kawasan Situ Cipondoh bisa terjaga dengan baik.
3. Bagi wisatawan diharapkan untuk mempunyai pola pikir yang baik selalu
menjaga kebersihan di sekitar kawasan Situ Cipondoh agar keindahan dan
kelestarian Situ Cipondoh akan selalu terjaga dengan baik.
4. Bagi rekan mahasiswa dan peneliti lain diharapkan untuk terus meneliti Situ
Cipondoh sehingga menambah khasanah ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Septiyani, “Potensi Pengembangan Wisata Pada Kawasan Objek Wisata Situ
Gintung di Ciputat Tanggerang Selatan”, Skripsi pada Fakultas Ilmu
Nisa, Jakiatin, “Studi Kelayakan Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor Sebagai
83
84
Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Tangerang, Tahun 1996.
http://www.sandywarman.com/2014/10/daya-tarik-daerah-tujuan-wisata.html diakses
tanggal 3 Agustus 2016
L 22 55%
Jenis Kelamin
P 18 45%
… - 20 14 35%
21 – 39 20 50%
Umur Responden
40- 49 5 12,5%
50 - … 1 2,5%
Pelajar/mahasiswa 25 62,5%
Pedagang 3 7,5%
Pekerjaan PNS/TNI 4 10%
Swasta 8 20%
Lainnya 0 0%
SD 1 2,5%
SMP 5 12,5%
SMU 21 52,5%
Pendidikan
D3 8 20%
S1 5 12,5%
Lainnya 0 0%
< 100.000 0 0%
100.000 – 500.000 8 20%
Pendapatan per
500.000 – 1.000.000 15 37,5%
bulan
1.000.000 – 2.000.000 11 27,5%
>2.000.000 6 15%
< 30 5 12,5%
30 – 60 Menit 10 25%
Lama Berkunjung
60 – 120 Menit 18 45%
> 120 Menit 7 17,5%
Teman/Keluarga 24 60%
Koran 3 7,5%
Brosur 0 0%
Informasi Obyek
TV 0 0%
Internet 13 32,5%
Lainnya 0 0%
Banyak 2 5%
Keunikan Jarang 18 45%
Tidak Ada 20 50%
Rekreasi 20 50%
Konvensi 0 0%
Mengunjungi teman/Keluarga 0 0%
Motivasi
Kesehatan/Olahraga 16 40%
Penelitian 1 2,5%
Lainnya 0 0%
Pasif 26 65%
Kegiatan Wisata
Aktif 14 35%
Cocok 34 85%
Pengembangan
Tidak Cocok 6 15%
Ya 30 75%
Kembali Berkunjung
Tidak 10 25%
No Fasilitas Rating (Dalam Orang dan Presentase) Total
yang SB (Sangat Baik) Ba (Baik) C (Cukup) Bu (Buruk) SBU (Sangat Buruk) Orang Presentase
tersedia Orang Presentase Orang Presentase Orang Presentase Orang Presentase Orang Presentase
1 Shelter 7 17,5% 15 37,5% 12 30% 3 7,5% 3 7,5% 40 100%
2 Restoran 7 17,5% 18 45% 8 20% 5 12,5% 2 5% 40 100%
3 Musholla 2 5% 7 17,5% 18 45% 3 7,5% 10 25% 40 100%
4 Kamar 0 0% 4 10% 10 25% 15 37,5% 11 27,5% 40 100%
Mandi / WC
5 Tempat 1 2,5% 5 12,5% 3 7,5% 21 52,5% 10 25% 40 100%
Sampah
6 Pusat 0 0% 0 0% 4 10% 13 32,5% 23 57,5% 40 100%
Souvenir
7 Warung 0 0% 10 25% 22 55% 5 12,5% 3 7,5% 40 100%
Makan
8 Pos 0 0% 3 7,5% 8 20% 17 42,5% 12 30% 40 100%
Informasi
9 Pos 0 0% 6 15% 18 45% 4 10% 12 30% 40 100%
Keamanan
10 Pos 4 10% 7 17,5% 17 42,5% 12 30% 0 0% 40 100%
Perpakiran
11 Pos 2 5% 21 52,5% 11 27,5% 6 15% 0 0% 40 100%
Retribusi
12 Air Bersih 0 O% 7 17,5% 3 7,5% 17 42,5% 7 17,5% 40 100%
13 Tempat 0 0% 6 15% 15 37,5% 7 17,5% 2 5% 40 100%
Bermain
anak
14 Outbond 6 15% 21 52,5% 8 20% 3 7,3% 2 5% 40 100%
Hasil Tanggapan wisatawan terhadap fasilitas di Situ Cipondoh
HASIL WAWANCARA ANALISIS GEOGRAFIS POTENSI WISATA DI
SITU CIPONDOH KOTA TANGERANG BANTEN
Jawaban:
Nama:
Jabatan:
3. Hari/Tanggal : …………………………..
Pengantar
Tujuan dari penyebaran kuesioner ini adalah untuk mengumpulkan data primer dalam rangka
penyusunan skripsi mengenai “Analisis Geografis Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota
Tangerang Banten” Program S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lembar kuesioner ini disusun dalam rangka mengetahui respon masyarakat mengenai tingkat
kepentingan dan penilaian atas keberadaan dan kegiatan operasional/pengelolaan dari Situ Cipondoh
dan pemanfaatan Situ Cipondoh sebagai objek wisata.
Melalui kuesioner ini diharapkan dapat diketahui bagaimana pandangan dan apa saja yang menjadi
kebutuhan masyarakat di sekitar situ Cipondoh berkaitan dengan keberadaan dan pengelolaan situ
sehingga dapat diambil langkah strategis selanjutnya.
Sehingga diharapkan bantuan dari para responden untuk mengisinya dengan sungguh-sungguh, jujur
dan benar dengan memilih jawaban dari pertanyaan berikut dengan memberikan tanda check ( √ )
pada kotak jawaban yang tersedia. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i, kami ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Arif Putranto
Mahasiswa Program S1
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama Responden : ........................................................
1. Jenis Kelamin :
Pria
Wanita
2. Usia :
< 20 tahun
20 – 29 tahun
30 – 39 tahun
40 – 49 tahun
> 50 tahun
3. Pekerjaan :
Pelajar/Mahasiswa
Pedagang
PNS/TNI
Pegawai Swasta
Lainnya ………
4. Tingkat Pendidikan :
SD atau yang sederajat
SMP atau yang sederajat
SMU atau yang sederajat
Akademi
Universitas
Lainnya ……..
5. Tingkat Pendapatan per bulan :
< Rp. 100.000,00
Rp. 100.000,00 – Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00
Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00
> Rp. 2.000.000,00
6. Daerah asal/tempat tinggal sekarang :
Kota/Kabupaten Tangerang
Di luar Kota/Kabupaten Tangerang
Di luar Provinsi Banten
Luar Negeri
7. Perjalanan ke lokasi dilakukan secara :
Sendiri
Berdua
Keluarga
Rombongan
8. Kendaraan yang digunakan menuju lokasi :
Berjalan kaki
Kendar aan Pribadi
Kendaraan Umum
Kendaraan Sewaan
9. Lama berkunjung di lokasi :
< 30 menit
30 menit – 60 menit
60 menit – 120 menit
> 120 menit
10. Infomasi mengenai lokasi didapat dari :
Teman atau keluarga
Koran
Brosur
Televisi
Internet
11. Daya tarik apa yang membuat Anda ingin mengunjungi lokasi situ ini :
Menikmati keindahan alam
Lokasi memancing
Atraksi wisata air
Budaya dan Sejarah
Lainnya ………..
Tidak menarik
12. Apakah anda pernah menemukan atraksi wisata di lokasi ini pada obyek wisata lainnya ?
Atraksi wisata di tempat ini banyak ditemukan air di tempat lain
Atraksi wisata di tempat ini jarang ditemukan di tempat lain
Atraksi wisata di tempat ini tidak ditemukan di tempat lain
13. Motivasi apa yang membuat Anda mengunjungi lokasi ini :
Rekreasi
Konvensi
Mengunjungi teman/keluarga
Kesehatan/olahraga
Melakukan Penelitian
Lainnya
14. Kegiatan yang Anda lakukan selama di lokasi :
Pasif, hanya menikmati keindahan alam
Aktif, melakukan kegiatan pada atraksi wisata air atau kegiatan lainnya
15. Menurut Anda, apakah kawasan situ ini cocok untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata air?
Cocok
Tidak Cocok
16. Menurut Anda, setujukah Anda apabila situ ini dikembangkan menjadi kawasan wisata air ?
Setuju
Tidak setuju
17. Menurut Anda, apa yang paling utama dan mendesak di dalam pengembangan kawasan situ ini ?
Penambahan atraksi
Ketersediaan transportasi ke lokasi
Insfrastuktur jalan, listrik, air bersih
Sarana penunjang seperti akomodasi, rumah makan, toilet, keamanan, dll
Informasi dan Promosi
18. Setelah anda berkunjung dan menikmati situ ini, apakah anda akan berkunjung ke situ ini
kembali ?
Ya
Tidak
19. Menurut Anda, atraksi wisata apa yang sudah ada di lokasi ini ? (bisa pilih lebih dari satu
jawaban)
Keindahan Alam Hutan Kota
Pemancingan ikan Outbound
Wisata sepeda air Penangkaran satwa liar
Perahu Museum
Taman bermain anak Lainnya……………………
Terima kasih
LEIⅣ IBAR IIJI REFERENSI
NIM ll1001541CIC1104
BAB I
/
Dl.Jal■ es J Spillanc.1:「 ′ ノ
7″ ノ'`7″ ′
│〔 ,「 7の ぃ 'ノ `∫
し
をS,1″ ノ
ノ〕ゴ″ノ
,"ご 7P/・ け,,ρ Fλ「■'α ,
`7了
(Yoじ yakarta,Kanisiusi 199 1),h21
た・
2θ J2 6′ β6・ ル7η ″― α―
ァ1/ご だノ
汐
つニ
4
diakscs tangga1 1 2
%
/
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional" Kunus Besor Rahusa Intktne,std
(Jakarta. Balai Pustaka), Cet. 4,2AA7
つ乙
β︵
g′ (Jakarta:
4
″
マ ど
P3ES 1987)
1フ
`′ `/G`θ
〃二
5
2009),H.58
Moh. Soerj ani, Lingk.ungun: Surnbertlu)t(t ,4lcnn Dort Kependuclttkcm Dulunt
6
P e nan, lJ akarta. [Jl- Press. 2008 ), h. 2
m b cmgt t
Binta■ o,Rぅ dan IIadi Sulllarmo,S.■ 々/rp凌 ノ 4″ αルs″ θog″ 暉′ (J[よ aFta i ∠
〃
(メ
7
LP3ES 1987)ぅ h 18,
8
diakses tanggal 23 Juni Z
201 5
^
9
Ю
うん
Kbbi、 vcb.id
うD
Muljadr,kepuriwis,ult-ltmduttper,1uldnun,(Jakarta:PTRa.1aCrafindoPersada.<
14
2012),141 8.
η
多
F
D
16 l)r.JanresJ,Spillane,I:|kanomiI,ariwisctlttSc.lercthtltltt[,rtlspekn,-a,<
(Yoeyakarta- Kanrsius 1991). h 2 I
Thanrrin B. Bachri. Puriwi.svttct ()agasun ( .lakarta, Koleksi
2
斃
clu,n Pct.ndangan,
17
Media Tour:199-5), h. 13.
マ
NIubadi,κ専,α ′ルrブ ″
/2(lα薄ノ
セ″ご
7ル ″
7α 燿 こ
18 `,ィ
rr`κ ,(Jakalal PT Rtta Gmindo Pclsada,
201Q)、 h.12
20
i.lndang-lJnclang Dasar No. 10 'Iahun 2009, pasal 1 ayat 2 χ /′
MuUadi,κ α ,ご α
″″ ,Pcη α/α ηα′
″
つん
つ^
.α
,scbuah Pcngantar Pcrdana,(Jakarta:PT
一
″
,
一
η
,
ノわた′,h 81
4 ゴみノ
己,h.85 ∠
花
Quharsirti Arikunto, Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta
5
Rineka Cipta, 1999). h. 99. β
6 Tim Pcn}「 usun IFITK,Pcd01nan Pcnulisan Skl・ ipsi,(Ciput誠 i FITK,2013),h66
`た
ノj8.
9
Bagong Suryanlo,ル を/θ ι たノそ濯Jノ ノ
バ
′α77 SO,∫ ブ
αムβピ
rル αgα た7ル θ
″″α/ダ ノ
セη´
υ々α√
″″ ,
必
(Jakartal Kcncana Prclladaゝ cdia Grupぅ 2007),h.95.
7暢
Koentjaraningrat, fi.letocle-lv.letode I'enelitiun l(asyarokul- (Jakarta: PT'
10
Gramedia, I986), h. 280. ψ
κθ7f71,メ κθθど ノ々
77,α ∫ /ご 費ル ″αノ
イ′
α′
,2,ゴ フリ
6ι えJ″ 嗜 わαゎうえ
″α sα f 2θ θ
¥
7・ (フ Fη `マ 71sの
v/‐ rブ 0「
つ4
め
BⅣIG Stasilin(]colsika Kelas I Tangcrang tahun 2015
う勝
つ
て
Badan I′ ingkllngan Hidup Kota TangcFang tahul1 2015
フ
5 f.KPJ Walikota Tangerane tahun 2013
′
0
ノみノ
ど2θ ノ3
( わ
7 Kota Tangerarg Dalam Angka, 2012
こ
ヽ
4oh Soc」 aniぅ ん″
′g々 ″
ηgα ″ Sァ ィ
″わθ
r崚 ′ α
″,71)α ′qerc′ ′
々αηノ
〕′ィ『 7″
8 lノ
.・
/
滅 ,h214
あ′
9