Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH RESPIRASI TUMBUHAN

Nama : Annisa Nada Zahra

NIM : F1F119057

Dosen pengampu :

Fitrianingsih, S.Fram., M.Farm., Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


kesempatan bagi saya untuk menyelesaikan makalah mengenai proses respirasi.
Berkat rahmat dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengganti pertemuan ke tiga mata kuliah
botani.

Tersusunnya makalah ini bukan karena buah kerja keras saya semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini.

saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga
makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jambi, 06 April 2020

Annisa Nada Zahra

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3
Bab 2 Landasan Teori.......................................................................................4
2.1 Defenisi respirasi............................................................................4
2.2 Jenis-jenis respirasi.........................................................................4
2.3 Mekanisme......................................................................................5
2.4 Proses respirasi pada tumbuhan tingkat tinggi dan tingkat rendah
dan bandingkan dengan respirasi pada manusia.............................10
2.5 Contoh Tumbuhan C3, C4, CAM...................................................11
Bab 3 Kesimpulan.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
LAMPIRAN............................................................................................... 16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Respirasi adalah proses oksidasi dalam sel untuk melepaskan energi yang
diperlukan dalam berbagai aktivitas organisme hidup. Respirasi sebagai proses
oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel berlangsung secara aerobik dan
anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan
karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob oksigen tidak
tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondioksida, misalnya seperti alkohol,
asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energy.

Proses respirasi dapat dimulai dengan berbagai senyawa kimia. Glukosa


merupakan substrat respirasi yang umum dikenal, tetapi dalam sel tumbuhan
substrat respirasi juga dapat berasal dari sukrosa, heksosa fosfat dan triosa fosfat
yang berasal dari fotosintesis dan perombakan pati, fruktosa, gula-gula lainnya,
lemak terutama triasilgliserol, asam-asam organik, dan kadang-kadang protein.
Respirasi sel tumbuhan merupakan oksidasi molekul organik oleh oksigen dari
udara membentuk karbondioksida dan air. Oleh karena itu metode respirasi umum
kadang-kadang diberi tambahan kata aerob. Dari segi reaksi kimia, respirasi adalah
oksidasi karbon dari molekul glukosa dan reduksi oksigen, yang reaksinya
digambarkan.

Reaksi umum fotosintesis :

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 + 6O2

Reaksi umum respirasi :

C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + Energi

Dari reaksi umum kedua proses tersebut dapat dilihat bahwa proses fotosintesis
membutuhkan CO2 yang diambil dari udara dan menghasilkan O2 yang dilepaskan

1
ke udara, sedangkan proses respirasi membutuhkan O2 yang diambil dari udara
dan menghasilkan CO2 yang dilepaskan ke udara. Apabila kedua proses ini
berlangsung secara bersamaan maka gas yang lebih dominan yang diserap dari
udara atau dilepaskan ke udara tergantung proses mana yang lebih cepat, proses
fotosintesis atau respirasi.

Apabila proses fotosintesis lebih cepat dibandingkan dengan proses respirasi,


gas yang di butuhkan oleh tumbuhan dan diambil dari udara lebih banyak CO 2 bila
dibandingkan dengan O2 sedangkan gas yang dihasilkan lebih banyak O2 bila
dibandingkan dengan CO2. Demikian juga sebaliknya, apabila proses respirasi
lebih cepat bila dibandingkan dengan proses fotosintesis maka gas yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dan diambil dari udara lebih banyak O2 bila
dibandingkan dengan CO2 sedangkan gas yang dihasilkan lebih banyak CO2 bila
dibandingkan dengan O2. Pada siang hari, tumbuhan melakukan proses fotosintesis
dan respirasi berlangsung bersamaan tetapi karena siang hari cahaya tersedia
cukup banyak maka proses fotosintesis berlangsung lebih cepat bila dibandingkan
dengan proses respirasi. Dengan demikian udara yang diambil oleh tumbuhan lebih
dominan CO2 sedangkan yang dilepaskan oleh tumbuhan lebih dominan O 2.
Kondisi inilah yang menyebabkan pada saat siang hari kita berada di bawah pohon
yang rindang terasa nyaman, sejuk, dan segar.

Pada malam hari cahaya sangat minim sehingga proses fotosintesis


berlangsung sangat lambat bahkan sampai tidak terjadi bila tidak ada cahaya sama
sekali, sedangkan proses respirasi berlangsung dengan kecepatan yang hampir
sama dengan siang hari. Hal ini berarti, pada malam hari proses respirasi lebih
cepat bila dibandingkan dengan proses fotosintesis. Dengan demikian udara yang
diambil oleh tumbuhan lebih dominan O2 sedangkan yang dilepaskan oleh
tumbuhan lebih dominan CO2. Kondisi inilah yang menyebabkan pada saat malam
hari kita berada di bawah pohon yang rindang terasa tidak nyaman. Oksigen (O2)
yang merupakan hasil fotosintesis dikeluarkan oleh tumbuhan melalui mulut daun

2
(stomata) dan digunakan oleh manusia dan hewan pada proses pernapasan,
meskipun sebagian digunakan tumbuhan untuk bernapas (Muna , 2012)

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari makah ini ialah :

1. Apa defenisi dari respirasi ?


2. Apa saja jenis-jenis dari respirasi ?
3. Bagaimana mekanisme dari respirasi ?
4. Bagaimana proses respirasi pada tumbuhan tingkat tinggi dan tingkat rendah
serta perbandingannya dengan respirasi pada manusia ?
5. Apa saja contoh tumbuhan C3, C4, dan CAM ?

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi respirasi

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.


Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel
hewan dan manusia. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk memperoleh energi. Pada
peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Respirasi dilakukan baik pada siang
maupun malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup
memerlukan energi begitu juga dengan tumbuhan. Pada respirasi pembakaran glukosa
oleh oksigen akan menghasilkan energy, karena semua bagian tumbuhan tersusun atas
jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (Campbell, 2002).
Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, namun
tidak semua tumbuhan bernapas dengan menggunakan oksigen. Tumbuhan yang tidak
berklorofil benapas tanpa memerlukan oksigen. Kehadiran Oksigen sangat
mempengaruhi respirasi pada tumbuhan. Namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara
organ pada tumbuhan yang sama Keberadaan ruang antar sel sangat
penting bagi ketersediaan oksigen untuk mitokondria. Jika tidak ada
difusi gas, maka respirasi sel tumbuhan akan terhambat, tidak hanya oksigen , suhu
juga mempengaruhi respirasi pada tumbuhan laju respirasi akan meningkat siring
dengan meningkatnya suhu lingkungan , tetapi jika suhunya terlalu tinggi daripada
suhu optimum untuk tumbuh maka hal itu dapat mengakibatkan layu / matinya
tumbuhan tersebut.
2.2 Jenis-jenis respirasi
Menurut Balachandran (2012), berdasarkan kebutuhan oksigen respirasi
dibedakan: 1) Respirasi Aerobik, yaitu pemecahan molekul organik yang
membutuhkan oksigen, dan 2) Respirasi Anaerobik, yaitu pemecahan molekul organik
yang tidak membutuhkan oksigen

4
1. Respirasi Aerobik

Respirasi aerob merupakan proses pembebasan energi kimiawi yang


terkandung dalam molekul organik, dalam sel hidup menjadi energi yang dapat
digunakan untuk bermacam-macam aktivitas tubuh. Proses tersebut secara garis besar
dapat dibedakan menjadi tiga tahapan utama dan satu tahap transisi, yaitu glikolisis
(dekarboksilasi oksidatif), siklus Krebs, dan transpor electron.

2. Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob merupakan reaksi pemecahan karbohidrat untuk


mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Sel jamur dan bakteri tertentu dapat
melakukan respirasi anaerob. Ketika kita lari sangat cepat atau melakukan kontraksi
otot terlalu kuat, sel-sel jaringan otot kita juga melakukan respirasi anaerob. Dengan
keadaan oksigen tidak cukup untuk respirasi, asam piruvat direduksi menjadi asam
laktat. Penimbunan asam laktat dalam sel menimbulkan kelelahan. Pada respirasi
anaerob proses penguraiannya disebut fermentasi. Fermentasi dibedakan menjadi dua,
yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.

2.3 Mekanisme

Mekanisme Respirasi Aerob menurut Advinda (2018) sebagai berikut :

1. Glikolisis

Glikolisis merupakan seri reaksi yang melibatkan suatu kelompok enzim yang
terdapat dalam sitosol dan plastida. Pada tahap awal dari glikolisis, karbohidrat diubah
menjadi heksosa fosfat, yang kemudian dipecah menjadi dua molekul triosa fosfat.
Akhirnya kedua molekul triosa fosfat tersebut dioksidasi menjadi dua molekul piruvat.
Disamping menghasilkan substrat untuk digunakan (dioksidasi). pada tumbuhan
memiliki mekanisme pengaturan yang khas, berlangsung secara paralel antara
glikolisis dalam sitosol dan plastida, serta jalur-jalur alternatif dari reaksi-reaksi
glikolisis di dalam sitosol.

Glikolisis dapat dibagi dalam dua fase utama, yaitu:

5
 Fase Persiapan (Glukosa diubah menjadi dua senyawa tiga karbon)

Pada fase ini pertama sekali glukosa difosforilasi oleh ATP dan enzim
heksokinase membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Reaksi berikutnya melibatkan
perubahan gula aldosa menjadi gula ketosa. Reaksi ini dikatalis oleh enzim
fosfoglukoisomerase dan menyebabkan perubahan glukosa-6-fosfat yang difosforilasi
oleh ATP dan enzim fosfofruktokinase menghasilkan fruktosa-1,6-difosfat dan ADP.
Selanjutnya fruktosa-1,6-difosfat dipecah menjadi dua molekul senyawa tiga karbon
yaitu gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroasetonfosfat, dengan bantuan enzim aldolase.
Dihidroasetonfosfat dikatalis oleh enzim fosfotriosa isomerase menjadi senyawa
gliseraldehida-3-fosfat. Jadi pada fase ini dihasilkan dua gliseldehida-3-fosfat. Pada
fase ini tidak dihasilkan energi tetapi membutuhkan energi 2 ATP.

 Fase Oksidasi (Senyawa tiga karbon diubah menjadi asam piruvat)

Dua senyawa gliseraldehida-3-fosfat diubah menjadi 1,3-difosfogliserat.


Reaksi ini melibatkan penambahan fosfat anorganik pada karbon pertama dan reduksi
NAD menjadi NADH2 yang dibantu oleh enzim fosfogliseraldehida dehidrogenase.
Dengan adanya ADP dan enzim fosfogliserat kinase, asam 1,3-difosfogliserat diubah
menjadi asam 3-fosfogliserat dan ATP dibentuk. Asam 3-fosfogliserat selanjutnya
diubah menjadi asam 2-fosfogliserat oleh aktivitas enzim fosfogliseromutase.
Pelepasan air dari 2-fosfogliserat oleh enzim enolase membentuk asam
fosfoenolpiruvat. Dengan adanya ADP dan piruvat kinase, asam fosfoenolpiruvat
diubah menjadi asam piruvat dan ATP dibentuk. Pada fase ini dihasilkan dua molekul
asam piruvat. Pada fase ini juga dihasilkan energi sebesar 2 NADH2 dan 4 ATP.

2. Dekarboksilasi Oksidatif

Proses pengubahan asam piruvat yang dihasilkan pada tahap akhir glikolisis
menjadi senyawa asetil-CoA, yang jika direaksikan dengan asam oksaloasetat akan
masuk ke dalam siklus krebs. Reaksi berlangsung pada membran luar mitokondria.
Reaksi ini sangat kompleks dan memerlukan beberapa kofaktor dan suatu kompleks
enzim. Langkah pertama adalah pembentukan suatu kompleks antara TPP dan piruvat

6
diikuti dengan dekarboksilasi asam piruvat. Pada langkah kedua, unit asetaldehida
yang tertinggal setelah dekarboksilasi, bereaksi dengan asam lipoat membentuk
kompleks asetil-asam lipoat. Asam lipoat tereduksi dan aldehida dioksidasi menjadi
asam yamg membentuk suatu tioster dengan asam lipoat. Pada langkah ketiga, terjadi
pelepasan gugus asetil dari asam lipoat ke CoASH, hasil reaksinya adalah asetil-ScoA
dan asam lipoat tereduksi. Langkah terakhir, adalah regenerasi asam lipoat dengan
memindahkan elektron dari asam lipoat tereduksi ke NAD. Reaksi terakhir ini penting
agar suplai asam lipoat teroksidasi secara berkesinambungan selalu tersedia untuk
pembentukan asetil-SCoA dari asam piruvat. Pada reaksi ini dihasilkan dua molekul
asetil-CoA, energi sebanyak 2 NADH2, dan 2 CO2.

3. Siklus Krebs

Pembongkaran asam piruvat secara aerob menjadi karbondioksida dan air serta
sejumlah energi kimia. Asetil-CoA merupakan mata rantai penghubung antara
glikolisis dan siklus krebs. Reaksi ini berlangsung di dalam matriks mitokondria.
Siklus krebs terjadi dalam 2 fase utama :

 Fase Pembentukan Asam Sitrat

Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil-CoA denga asam oksaloasetat
(asam dikarboksilat berkarbon empat) membentuk asam sitrat (asam dikarboksilat
berkarbon enam) dan membebaskan koenzim A (CoSH) dengan bantuan enzim
kondensasi sitrat.nerdasarkan literatur Walaupun Asetil-KoA dapat dibentuk dari asam
lemak dan beberapa asam amino, disini akan difokuskan pembentukan asetil-KoA dari
piruvat yang merupakan derivat dari karbohidrat (hasil akhir glikolisis) jika dalam
kondisi aerob (Rahmatan dan Liliasari, 2012).

 Fase Regenerasi Asam Oksaloasetat

Hidrasi asam sirat oleh enzim akonitase membentuk asam sis-akonitat. Dengan
reaksi yang sama, asam sis-akonitat diubah menjadi asam isositrat. Reaksi berikutnya
adalah asam isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat dengan bantuan enzim

7
isositrat dehidrogenase dan NAD atau NADP yang pada akhirnya membentuk
NADH2 atau NADPH2. Reaksi siklus krebs berikutnya adalah dekarboksilasi asam
oksalosuksinat membentuk asam α-ketoglutarat, dikatalis enzim karboksilase sehingga
menghasilkan CO2. Selanjutnya, asam α-ketoglutarat diubah menjadi asam suksinil-
SCoA dengan bantuan enzim α-ketoglutarat dehisrogenase dan NAD serta CoASH.
Pada reaksi ini dibentuk NADH2 dan CO2. Suksinil-SCoA diubah oleh suksinat
tiokinase menjadi asam suksinat dan CoASH. Pada reaksi tiokinase energi yang
tersimpan dalam tioester dari suksinil-SCoA digunakan untuk mengubah ADP+iP
menjadi ATP. Oksidasi asam suksinat membentuk asam fumarat dengan bantuan
suksinat dehidrogenase dan FAD. Pada reaksi ini FAD diubah menjadi FADH2. Asam
fumarat mengalami hidrasi menjadi asam malat oleh enzim fumarase. Asam malat
diubah menjadi asam oksaloasetat oleh malat dehidrogenase. Dalam proses ini NAD
direduksi menjadi NADH2. Jadi regenerasi asam oksaloasetat melengkapi siklus
krebs. Dihasilkan energi sebanyak 6 NADH2, 2 FADH2, 2 ATP dan 4 CO2.

4. Transpor Elektron dan Fosforilasi Oksidatif

Untuk menghasilkan ATP diperlukan sistem transpor elektron. Transpor


elektron ini berlangsung di dalam membran mitokondria sebelah dalam. Walaupun
dalam reaksi ini akan diserap O2 dan dihasilkan H2O, namun NADH dan FADH tidak
dapat bereksi langsung dengan oksigen dan molekul air tersebut. Elektron yang terlibat
ditransfer melalui beberapa senyawa perantara sebelum H2O dibentuk. Senyawa-
senyawa ini membentuk sistem pengangkutan elektron pada mitokondria.
Pengangkutan elektron berlangsung mulai dari senyawa perantara yang secara
termodifikasi sulit direduksi (senyawa dengan potensial reduksi negatif) menuju
senyawa yang mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk menerima elektron
(senyawa dengan potensial reduksi yang lebih tinggi atau bahkan positif). Oksigen
mempunyai kecenderungan tertinggi untuk menerima elektron. Setiap senyawa
pembawa elektron dalam sistem ini hanya menerima elektron dari senyawa pembawa
lainnya yang letaknya berdekatan dengannya. Senyawa-senyawa pembawa elektron ini
tersusun secara terbaris pada bagian dalam membran mitokondria. Pada setiap

8
mitokondria terdapat ribuan sistem pengangkutan elektron. Proses keseluruhan
oksidasi biologis mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan energi dan menyediakan
senyawa antara untuk sintesis. Jika dihitung jumlah ATP yang dihasilkan dalam
oksidasi biologis, dengan bahan awal adalah satu molekul glukosa, maka akan
diperoleh 38 molekul ATP.

Mekanisme Respirasi Anaerob menutut

Fermentasi yang umum terjadi pada tumbuhan adalah fermentasi alkohol atau
fermentasi etanol. Pada proses fermentasi, satu molekul glukosa diubah menjadi dua
molekul etanol dan dua molekul karbondioksida. Seperti pada glikolisis, glukosa
diubah menjadi asam piruvat selama proses fermentasi. Kemudian asam piruvat
diubah menjadi etanol dan karbondioksida dengan bantuan enzim karboksilase dan
alkohol dehidrogenase. Berikut ini adalah gambar proses fermentasi etanol. Respirasi
anaerob pada tumbuhan disebut juga respirasi intramolekul, mengingat, bahwa
respirasi ini hanya terjadi di dalam molekul saja.dalam respirasi anaerob, oksigen tidak
diperlukan; juga di dalam proses ini hanya ada pengubahan zat organik yang satu
menjadi zat organik yang lain. Contohnya perubahan gula menjadi alkohol, di mana
pada hakikatnya hanya ada pergeseran tempat-tempat antara molekul glukosa dan
molekul alkohol. Respirasi anaerob dapat berlangsung pada biji-bijian seperti jagung,
kacang, padi, biji bunga matahari dan lain sebagainya yang tampak kering. Akan tetapi
pada buah-buhan yang basah mendaging pun terdapat respirasi anaerob. Hasil dari
respirasi anaerob di dalam jaringan-jaringan tumbuhan tinggi tersebut kebanyakan
bukanlah alkohol, melainkan bermacam-macam asam organik seperti asam sitrat, asam
malat, asam oksalat, asam tartarat dan asam susu. Diperjelas dalam literatur menurut
Rahmatan dan Liliasari (2012), apabila oksigen berkurang, maka bagaimana sel otot
manusia membuat ATP” dibahas lebih mendalam karena < 50 % belum
memahaminya. Pada kondisi anaerob, piruvat dikonversi menjadi produk akhir yang
tereduksi dalam 2 cara yaitu: fermentasi homolaktik dan fermentasi alkoholik. dalam
otot, selama aktivitas terus berlangsung kebutuhan ATP meningkat sedangkan
ketersediaan oksigen rendah, maka ATP disintesis dengan cepat melalui jalur glikolisis

9
anaerob, proses ini dikenal dengan fermentasi homolaktik. Pada kondisi anaerob yang
terjadi pada ragi, piruvat dikonversi menjadi etanol dan CO2, proses ini dikenal
dengan fermentasi alkoholik.

2.4 Proses respirasi pada tumbuhan tingkat tinggi dan tingkat rendah dan
bandingkan dengan respirasi pada manusia

Tumbuhan menjalankan respirasi sepanjang hari. Pertukaran gas dalam daun,


batang dan akar berlaku secara resapan, melalui stomata dan lenti sel (liang-liang pada
batang dan akar ). Setiap stomata terdiri daripada suatu liang yang dikelilingi oleh dua
se pengawal yang melindungi sebagian besar kloroplas. Stomata membuka pada siang
hari dan menutup pada malam hari. Sel-sel disekitar lenti sel tersusun secara longgar
yang menjadi lajur masuknya oksigen ke dalam dan keluar tumbuhan. Dalam daun-
daun stomata membuka ke dalam ruang-ruang antara sel dalam mesofil palisade dan
mesofil spons. Oksigen meresap melalui stomata ke dalam ruang-ruang antar sel
kemudian ke dalam mesofil. Karbon dioksida yang dihasilkan semasa respirasi
meresap keluar dari sel-sel ke dalam ruang-ruang antar sel dan kemudian melalui
stomata ke atmosfer. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada
tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun. Berbeda
dengan tumbuhan tingkat rendah belum memiliki organ yang sempurna dalam
respirasinya sama seperti tumbuhan tingkat tinggi , yakni dengan cara aerob dan
anaerob. Respirasi dengan cara aerob tejadi dengan fermentasi diamana fermentasi itu
sendiri merupakan proses perubahan senyawa pokok menjadi senyawa diferensiasi dan
dibantu oleh enzim. Berbeda dengan proses respirasi pada manusia lebih menggunalan
alat-alat pernafasan seperti hidung dan mulut utuk membuat oksigen bisa masuk
kedalam tubuh. Pertukaran gas terjadi pada organ paru-paru lebih tepatnya di dalam
alveoli. Sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah dan tinggi itu tejadi di stomata.
Contohnya terdapat dalam literatur berikut ini Kacang hijau yang baru berkecambah
belum banyak melakukan fotosintesis sehingga lebih banyak melakukan respirasi
untuk membakar makanan yang terdapat pada endosperma. kecambah melakukan
pernapasan untuk mendapatkan energi yang dilakukan dengan melibatkan gas oksigen

10
(O2) sebagai bahan yang diserap/diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida
(CO2), air (H2O) dan sejumlah energi. Pada dasarnya, proses respirasi bertujuan untuk
mendapatkan energi yang digunakan dalam metabolisme dan proses pertumbuhan
serta perkembangan untuk menjadi sebuah tanaman dewasa (Sholikah et al., 2018).

2.5 Contoh Tumbuhan C3, C4, CAM

Menurut Perkasa et al., 2017 ,Tanaman C3 melakukan proses fotosintesisnya


pada siang hari sehingga aktivitas stomata (stomata membuka) tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah stomata yang membuka pada lapisan epidermis atas dan bawah.
Tanaman C3 diwakili oleh tanaman sirsak, kedelai tanpa naungan, sawo, anthurium
dan puring. Sedangkan tanaman CAM diwakili oleh tanaman bromelia, sansiviera,
anggrek dan dracaena. Tanaman CAM merupakan tanaman yang melakukan proses
respirasi pada malam hari. Tanaman CAM umumnya tumbuh pada daerah kering.
Untuk menghindari hilangnya air tanaman CAM menutup stomata pada siang hari dan
membuka pada malam hari serta jumlah stomatanya tidak banyak. Spesies tumbuhan
CAM mengikat CO2 menjadi asam beratom C4 dengan PEP karboksilase seperti
spesies tumbuhan C4, hal ini terjadi pada malam hari pada saat stomata terbuka dan
energi yang diperlukannya diperoleh melalui proses glikolisis.Contoh tumbuhan C4
yaitu jagung Radiasi matahari menyebabkan penutupan stomata dan penyinaran daun;
energi cahaya ini digunakan untuk menjalankan daur Calvin, yaitu dengan mengambil
CO2 dari asam beratom.Perbedaan utama fotosintesis tumbuhan C3, C4, dan CAM
,yaitu: Tumbuhan C3 menangkap CO2 dan menghasilkan molekul berkarbon 3
(molekul 3-fosfogliserat).Tumbuhan C4 menangkap CO2 dan menghasilkan molekul
berkarbon 4 (oksaloasetat), dengan penangkapan CO2 di mesofil dan siklus calvin di
sel seludang pembuluh. Tumbuhan CAM menghasilkan molekul berkarbon 4
(oksaloasetat), dengan penangkapan CO2 di malam hari dan siklus calvin di siang hari.

Disebut tumbuhan C3 karena enzim rubisco akan menangkap CO2 dan


menggabungkannya dengan ribulosa bifosfat menjadi 3-fosfogliserat yang merupakan
molekul berkarbon 3. Molekul berkarbon 3 ini selanjutnya akan menjalani serangkaian
proses siklus calvin dan melepaskan glukosa sebagai hasilnya. Pada siang hari

11
tumbuhan C3 akan menutup sebagian stomata untuk mengurangi penguapan.
Akibatnya konsentrasi CO2 di dalam jaringan akan berkurang dan konsentrasi O2
hasil fotosintesis akan meningkat. Hal ini akan memicu terjadinya fotorespirasi yang
kurang menguntungkan bagi tumbuhan. Fotorespirasi akan mengikat O2 untuk diolah
untuk menghasilkan CO2 namun dengan menggunakan ATP yang justru membuang-
buang energi tumbuhan. Tumbuhan C3 rentan mengalami fotorespirasi di siang hari
yang panas.

Tumbuhan yang masuk kategori C4 dalam fotosintesisnya adalah jagung, tebu,


dan keluarga rumput-rumputan lainnya. Disebut tumbuhan C4 karena enzim PEP
karboksilase akan menangkap CO2 dan menggabungkannya dengan fosfoenolpiruvat
menjadi oksaloasetat yang merupakan molekul berkarbon 4. Penangkapan CO2 ini
terjadi di mesofil daun, kemudian molekul berkarbon 4 tersebut akan diubah menjadi
malat dan menuju sel seludang pembuluh untuk melepaskan CO2. Setelah dilepaskan,
CO2 akan menjalani siklus calvin di sel seludang pembuluh tersebut dan menghasilkan
karbohidrat. Patut untuk diperhatikan bahwa reaksi gelap dalam tumbuhan C4 terjadi
di 2 sel yang berbeda. Penangkapan CO2 terjadi di sel mesofil daun, sedangkan siklus
calvin terjadi di sel seludang pembuluh. Hal ini akan menjadikan konsentrasi CO2 di
seludang pembuluh selalu tinggi sehingga mencegah atau mengurangi terjadinya
fotorespirasi yang kurang menguntungkan. Tumbuhan C4 umumnya hidup di tempat
dengan kondisi cuaca yang panas dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi.

Tumbuhan yang masuk kategori CAM adalah kelompok sukulen (menyimpan


air) seperti lidah buaya, kaktus, dan nanas yang umumnya hidup di lingkungan kering.
CAM adalah singkatan dari crassulacean acid metabolism, karena proses ini petama
dijumpai pada keluarga Crassulaceae. Tumbuhan CAM akan menangkap CO2 dan
digabungkan dengan molekul lain menghasilkan asam organik. Stomata tumbuhan
CAM akan terbuka di malam hari dan akan tertutup di siang hari. Ketika malam hari
CO2 akan ditangkap untuk membentuk asam organik yang kemudian disimpan hingga
pagi tiba. Ketika pagi dan stomata mulai menutup, CO2 akan dilepaskan untuk
menjalani siklus calvin menghasilkan karbohidrat.

12
BAB 3
KESIMPULAN

Tumbuhan sangat penting melakukan proses respirasi karena untuk


mempertahankan kehidupannya dengan menyediakan energi untuk melakukan
aktivitasnya. Tumbuhan memiliki alat respirasi yaitu stomata, lenti sel, dan ujung
akar. Respirasi pada tumbuhan tingkat tinggi berbeda dengan tumbuhan tingkat
rendah karena pada tumbuhan tingkat rendah organ-organ tubuh masih beum
sempurna. Proses respirasi seluler pada tumbuhan dibedakan menajadi respirasi
aerob memerlukan oksigen dan anaerob tidak memerlukan oksigen. Dengan berbagai
mekanisme kerja yang kompleks dimulai dari tahap glikolisis, siklus Krebs, dan
transpor elektron yang pada hasil ahirnya menghasilkan energi dalam bentuk ATP .
Proses respirasi seluler ini terjadi di mitondria yang memiliki fungsi dalam sel yaitu
sebagai penghasil ATP. Jika respirasinya terjadi secara aerob namun jika secara
anaerob maka melalui proses fermentasi yang umumnya terjadi pada tumbuhan yaitu
fermentasi alcohol dan fermentasi etanol. Berdasarkan terhadap kebutuhan karbon
dioksidan tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan C3, C4, dan CAM.

13
DAFTAR PUSTAKA

Advinda, L.2018.DASAR-DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN.Penerbit Deepublish,


Yogyakarta.

Balachandran, N.T.2012.EKSPRESI BIOLOGI TINGKATAN 4.Penerbit Pelangi,


Tanggerang.

Campbell,N.A., J.B. Reece, dan L.G. Mitchell.2002.BIOLOGI JILID 1 EDISI


KELIMA. Erlangga, Jakarta.

Muna, I.A.2012. MISKONSEPSI MATERI FOTOSINTESIS DALAM


PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) DI SD/MI.
Cendekia.10(2):203-213.

Perkasa A.Y., T.Siswanto, F. Shintarika,dan T.G. Aji. 2017. STUDI IDENTIFIKASI


STOMATA PADA KELOMPOK TANAMAN C3, C4 DAN CAM
IDENTIFICATION STUDY OF STOMATA ON PLANT GROUPS C3, C4
AND CAM. Jurnal Pertanian Presisi. 1(1):59-68.

Rahmatan,H., dan Liliasari.2012. PENGETAHUAN AWAL CALON GURU


BIOLOGI TENTANG KONSEP KATABOLISME KARBOHIDRAT
(RESPIRASI SELULER). Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 1 (1): 91-97.

Raihanun,S dan I.W. Sutresna.2012.EVALUASI PERTUMBUHAN DAN DAYA


HASIL POPULASI TANAMAN JAGUNG ( ZEA MAYS L.) HASIL
SELEKSI MUTAN.Jurnal Ilmiah Budidaya. 5(2): 55-67.

Rukmana, R.1996.NENAS BUDIDAYA DAN PASCAPANEN.Kasinus, Yogyakarta.

Sholikah, N., K. W. Rahmawati, dan S. Prajoko.2018. PENGEMBANGAN


RESPIROMETER SEDERHANA DARI BAHAN DAUR ULANG.
Indonesian Journal of Natural Science Education.1(1):42-47.

14
Widiastoety, D., N. Solvia, dan M. Soedarjo.2010.POTENSI ANGGREK
DENDROBIUM DALAM MENINGKATKAN VARIASI DAN KUALITAS
ANGREK BUNGA POTONG.Jurnal Litbang Pertanian. 29(3):101-105.

15
LAMPIRAN

Contoh tanaman C3 Anggrek Contoh tanaman C4 Jagung

Contoh tanaman CAM Nenas

16

Anda mungkin juga menyukai