1. PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Banjir merupakan masalah yang sering terjadi di kota bekasi. Sejumlah titik wilayah di kota bekasi
sering terendam banjir, contohnya di perumahan Villa Nusa Indah, Perumahan Harapan Indah, Jalan R.A.
Kartini, dan masih banyak lagi. Sebagai daerah yang berada di hilir daerah aliran sungai (DAS) dan dilintasi
oleh 2 sungai besar yang menjadikan sebagian daerah Bekasi rawan banjir. Penumpukan sedimentasi pada
sungai dan sampah mengakibatkan pendangkalan sungai yang menjadikan salah satu faktor terjadinya
banjir.
Pendangkalan sungai terjadi akibat proses pengendapan material padat di bagian dasar sungai. Hal ini
diakibatkan karena penumpukan material (sedimentasi) seperti tanah, pasir atau lumpur, namun juga bisa
disebabkan oleh kegiatan manusia seperti pembuangan sampah ke sungai, sampah ukurannya besar dan sulit
terurai oleh mikroorganisme. Pada aliran sungai yang kecil, sampah akan mengapung dibadan atau
dipermukaan sungai karena aliran air yang tidak cukup kuat untuk membawa ke hilir.
Menurut [ CITATION Seb08 \l 1033 ] Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air karena
tingginya curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang bobol, pencairan salju
yang cepat, terhambatnya aliran sungai di tempat lain.
Tingginya curah hujan mengakibatkan peningkatan debit air sungai, karena limpasan air permukaan ke
sungai semakin besar. Kapasitas tampungan sungai yang kecil akan mempercepat debit puncak. Ketika
kapasitas tampung sungai menurun di suatu kawasan akibat penyempitan tampang sungai, maka air akan
meluap keluar badan sungai. Akbiat luapan ini dapat menggenangi pemukiman dan sawah. Dampak yang
lebih parah adalah kerugian materi dan non materi.
Rumusan Masalah
Sungai Cileungsi dan Cikeas melintasi kota bogor di bagian hulu dan kota bekasi di bagian hilir yang
berakhir di bendungan Bekasi. Daerah Bekasi terdapat pertemuan 2 sungai besar yaitu sungai
Cileungsi dan Sungai Cikeas. Daerah aliran sungai Cileungsi memiliki luas 26.525,9 ha sedangkan
luas daerah aliran sungai cikeas memiliki luas 11.352,9 ha. Data ini menunjukan betapa
berpengaruhnya daerah aliran sungai Cileungsi akan lebih dominan dalam mempengaruhi banjir Kota
Bekasi dibandingkan dengan daerah aliran sungai Cikeas karena luasnya hampi mencapai 2,3 kali
(sumber : Bakourtanal, 2008). Adapun peta Daerah Aliran Sungai (DAS) terlihat pada gambar.
2. PEMBAHASAN
2.1 Analisa Penyebab Terjadinya Banjir
Faktor yang paling signifikan pemicu banjir yaitu intensitas atau curah hujan yang
tinggi. Letak geografis Kota Bekasi yang menjadi titik temu 2 sungai besar yang
mengakibatkan Kota Bekasi menjadi rawan terhadap banjir. Secara umum penyebab
banjir terbagi menjadi 2 yaitu akibat alami dan akibat aktivitas manusia.
Penyebab Banjir Secara Alami
a. Curah Hujan
Indonesia memiliki dua musim sepanjang tahun, yaitu musim oktober yang umumnya
terjadi pada bulan Oktober-Maret dan musim kemarau yang umumnya terjadi pada
bulan April – September. Pada musim hujan, curah hujan yang tinggi mengakibatkan
banjir di sungai dan bila air melebihi kapasitas tampung sungai bisa mengakibatkan
banjir di pemukiman warga.
b. Pengaruh Fisiografi
Pengaruh Fisiografi atau bentuk fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan
daerah aliran sungai (DAS), kemiringan sungai, geometric hidrolik (Bentuk
penampang seperti kedalaman, lebar, potongan dan material dasar sungai), lokasi
sungai dan lain-lain merupakan penyebab terjadinya banjir.
c. Erosi dan Sedimentasi
Secara umum erosi dan sedimentasi pada sungai adalah proses terlepasnya butiran
material seperti tanah atau pasir yang disebabkan oleh adanya aliran air kemudian
butiran material tersebut mengalami pengendapan. Erosi dan sedimentasi
mengakibatkan pengurangan kapasitas penampang sungai. Menurut [ CITATION
Rah00 \l 1033 ] erosi tanah longsor (landslide) dan erosi pinggir sungai (stream bank
erosion) memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap sedimentasi di sungai-
sungai, bendungan dan berakhir dilaut.
d. Kapasitas Sungai
Pengurangan kapasitas atau daya tampung sungai dapat disebabkan oleh erosi dan
sedimentasi juga pengendapan sampah yang dibuang ke sungai. Pengendapan dan
proses sedimentasi ini menyebabkan berkurangnya daya tampung sungai. Efek
langsung dari kejadian ini adalah menyebabkan meluapnya air dari alur sungai keluar
dan menyebabkan banjir.
e. Kapasitas drainasi yang tidak memadai
Kapasitas drainasi yang memadai sangat diperlukan untuk mengendalikan banjir.
Oleh karena itu penyediaan drainasi dan sistem drainasi sangat diperlukan. Namun
sebagian besar kota-kota di Indonesia memiliki kapasitas dan sistem drainasi yang
buruk sehingga sering terjadi banjir.
f. Pengaruh air pasang
Air pasang laut memperlambat aliran air ke laut. Pada waktu banjir yang bersamaan
dengan air pasang yang tinggi maka tinggi genangan atau banjir menjadi naik
permukaanya akibat aliran balik dari air laut (backwater).
Untuk mencegah dan minimasi bencana banjir dapat dilakukan dengan cara berikut :
3. KESIMPULAN
Terdapat 2 faktor penyebab terjadinya banjir yaitu faktor alami dan faktor akibat aktivitas
manusia. Fakto paling signifikan yang menyebabkan Kota Bekasi sering terjadi banjir yaitu
tingginya curah hujan pada musim hujan yang mengakibatkan sungai Cileungsi dan sungai Cikeas
mengalami peningkatan air dan daya tampung air yang berkurang akibat proses sedimen dan
sampah . Untuk upaya pengendalian banjir yang terjadi dikota bekasi dapat dilakukan dengan
Perbaikan sungai dan saluran, dan partisipasi masyarakat untuk turut ambil bagian dalam
memelihara sungai.
4. DAFTAR PUSTAKA
Jannah, W., & Itratip. (2017). Analisa Penyebab Banjir dan Normalisasi Sungai Unus
Kota Mataram .
Ligal, S. (2008). Jurnal Teknik Sipil Volume 8, Nomor 2 Universitas Sriwidjaja Palembang.
Pendekatan Pencegahan dan Penanggulangan Banjir .
Rahim, S. E. (2000). Pengendalian Erosi Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup , 148.
Robert, K., & Sugiyanto. (2002). Banjir Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya
Dalam Perspektif Lingkungan.