Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok II
BK REGULER A 2019
2021
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera bagi kita semua, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan YME,
karena atas berkat dan rahmad-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Terima kasih kepada dosen pengampu, bapak Ishaq Matondang, S.Psi, M.Si yang
telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini secara maksimal.
Terima kasih juga kepada orang tua dan teman teman yang telah mendukung penulis
mengerjakan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan pembaca untuk menambah wawasan
tentang apa itu sosialisasi dan kepribadian . Penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran daripada pembaca agar
tercipta makalah yang lebih baik dikemudian hari, akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................3
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
7. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan kepribadian anak?
8. Apa saja kenala-kendala sosialisasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sosialisasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan fungsi sosialisasi
3. Untuk mengetahui tipe sosialisasi
4. Untuk mengetahui pola dan proses sosialisasi
5. Untuk mengetahui agaen-agen sosialisasi
6. Untuk mengetahui hubungan sosialisasi dan pembentukan kepribadian
7. Untuk mengatahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan kepribadian
anak
8. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam sosialisasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Macam-macam dan Fungsi Sosialisasi
Dibawah ini merupakan beberapa macam-macam sosialisasi, diantaranya sebagai
berikut yaitu :
1. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer ini merupakan sosialisasi pertama yang dijalani oleh seseorang
pada saat masih anak-anak, dan juga untuk sosialisasi ini menjadi pintu bagi
seseorang untuk bisa memasuki keanggotaan di dalam suatu masyarakat. Tempat
sosialisasi primer itu adalah keluarga. Sosialisasi jenis ini akan mempengaruhi
individu untuk dapat atau bisa membedakan mana dirinya sendiri dengan mana orang-
orang yang ada di sekitarnya.
Dalam tahapan tersebut peranan orang-orang terdekatnya itu sangat diperlukan,
disebabkan karena anak-anak masih melakukan pola interaksi yang terbatas di dalam
dirinya. Sosialisasi primer tersebut dapat menjadi tempat untuk bisa menanamkan
nilai budaya yang dianut oleh keluarganya contohnya seperti agama, aturan keluarga
dan lain sebagainya.
2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder merupakan sosialisasi yang selanjutnya dilakukan oleh tiap-
tiap individu. Sosialisasi sekunder ini akan memperkenalkan individu mengenai
cakupan yang lebih besar yakni lingkungan masyarakat. Sosialisasi jenis ini akan
mengajarkan nilai-nilai yang baru yang berada di luar lingkungan keluarga contohnya
seperti lingkungan bermain, sekolah dan lain sebagainya.
Dalam proses sosialisasi sekunder ini seseorang akan diajarkan guna menerima
nilai-nilai serta jua norma-norma yang baru. namun kadang kali proses sosialisasi
sekunder ini menjadi yang mendominasi terhadap pembentukan sebuah sikap dari
individu, disebabkan karena dalam sosialisasi ini seseorang akan banyak sekali
melakukan adapatasi dengan berbagai macam lingkungan masyarakat.
6
2. Dari Segi Kepentingan Masyarakat
Sosialisasi ini juga bertujuan sebagai alat dalam pelestarian, penyebarluasan
serta jugan mewariskan nilai, norma maupun kepercayaan yang terdapat di dalam
masyarakat. Sehingga nilai-nilai, norma-norma serta kepercayaan itu bisa terpelihara
dan terlestarikan oleh semua anggota masyarakat.
Fungsi diartikan di sini sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk suatu lembaga
atau kelas individu-individu (Nye dan Berardo,1973:7). Dalam mempertimbangkan
fungsi-fungsi keluarga akan dikemukakan secara sederhana apa yang dilakukan keluarga
untuk masyarakat, ia merupakan bagian daripadanya.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Leslie (1976), bahwa fungsi keluarga adalah:
1. Memelihara fungsi biologis para anggota kelompok
2. Memelihara dan menerima para anggota baru
3. Mensosialisasi para anggota baru
4. Menghasilkan dan membagi-bagikan barang-barang dan jasa
5. Memelihara ketertiban dan melindungi para anggota
6. Memelihara makna dan motivasi untuk kegiatan kelompok.
7
dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit dipisahkan karena
individu biasanya menerima sosialisasi formal dan informal pada waktu yang sama.
Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola sosialisasi sosialisasi represif dan
partisipatoris :
Penekanan pada komunikasi satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan
terletak pada sosialisasi orang tua dan keinginan orang tua dan peran keluarga sebagai
significant other. Sosialisasi partisipatif (sosialisasi partisipatif) adalah pola di mana anak
berperilaku baik dihargai pada saat itu. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik.
Dalam proses sosialisasi anak diberikan kebebasan. Penekanan ditempatkan pada interaksi
verbal dan sosialisasi komunikasi pusat anak-anak dan kebutuhan anak-anak. Keluarga
menjadi lebih umum.
8
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara
kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama
dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan
diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu
rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman,
dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah
padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar
anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang
merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter).
menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada
tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya
terutama orang tuanya sendiri.
2. Kelompok Pergaulan, Teman Bermain (Pendidikan Non Formal)
Kelompok pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan
manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain
dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula
memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh
teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan
dalam membentuk kepribadian seorang individu. Berbeda dengan proses sosialisasi
dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman,
dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara
mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh
sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur
peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai
keadilan.
3. Lingkungan Sekolah (Pendidikan Formal)
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca,
menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan
mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan
kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari
orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian
besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
4. Media Massa.
9
Media massa merupakan salah satu agen sosialisasi yang paling berpengaruh Yang
termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media
sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.Contoh:
Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv,
didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari
media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah
mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya
perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.
10
Kepribadian merupakan organisasi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis, yang
unsur-unsurnya adalah
a. Pengetahuan. Pengetahuan merupakan unsur yang mengisi akal-pikiran seseorang yang
sadar, merupakan hasil dari pengalaman inderanya atau reseptor organismanya. Dengan
pengetahuan dan kemampuan akalnya manusia menjadi mampu membentuk konsep-
konsep, persepsi, idea atau gagasan-gagasan.
b. Perasaan. Kecuali pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai
macam perasaan, yaitu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh
pengetahuannya dinilainya sebagai positif atau negatif. Perasaan bersifat subjektif dalam
diri manusia dan mampu menimbulkan kehendak-kehendak.
c. Dorongan naluri (drive). Naluri merupakan perasaan dalam diri individu yang bukan
ditimbulkan oleh pengaruh pengetahuannya, melainkan sudah terkandung dalam
organisma atau gennya.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadian, antara lain:
1. Warisan biologis (misalnya bentuk tubuh, apakah endomorph/gemuk bulat,
ectomorph/kurus tinggi, dan mesomorph/atletis. Dari beberapa penelitian diketahui
bahwa mesomorph lebih berpeluang melakukan tindakan-tindakan, termasuk
berperilaku menyimpang dan melakukan kejahatan)
a. Kebudayaan khusus kedaerahan atau etnis (Jawa, Sunda, Batak, Minang, dst.)
b. Cara hidup yang berbeda antara desa (daerah agararis-tradisional) dengan kota
(daerah industri-modern)
c. Kebudayaan khusus kelas sosial (ingat: kelas sosial bukan sekedar kumpulan
dari orang-orang yang tingkat ekonomi, pendidikan atau derajat sosial yang
sama, tetapi lebih merupakan gaya hidup)
11
4. Pengalaman kelompok (lingkungan sosial): dengan siapakah seseorang bergaul dan
berinteraksi akan mempengaruhi kepribadiannya
5. Pengalaman unik (misalnya sensasi-sensasi ketika seseorang dalam situasi jatuh cinta)
12
timbul sebagai akibat modernisasi, industrialisasi, teknologi maju, dan lain sebagainya.
Maka pandai-pandailah untuk menanggapi hal-hal tersebut dengan penuh kebijaksanaan,
sehingga kehidupan sosial kita dapat seirama dengan kondisi dan tuntunan masyarakat.
Secara sederhana, sosialisasi yang sukses adalah bila disertai dengan toleransi yang tulus
(hidup berdampingan secara damai) melalui jiwa bertepa diri (tepa slira), disiplin dan
patuh terhadap norma-norma masyarakat, saling hormat-menghormati, dan harga
menghargai.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sosialiasi merupakan cara belajar atau suatu proses akomodasi dan yang terkenali
adalah nilai-nilai, norma-norma, ide-ide atau gagasana, pola-pola tingkah laku dan adat
istiadat serta keseluruhannya diwujudkan dalam kepribadiannya. Keseluruhannya itu
merupakan segala aspek dari proses kehidupan manusia yang berhubungan erat dengan
sosialisasi yang percaya diri atau kegagalan sosialisasi. Sosialisasi primer merupakan
sosialisasi pertama yang dijalani oleh seseorang pada saat masih anak-anak, dan juga
untuk sosialisasi ini menjadi pintu bagi seseorang untuk bisa memasuki keanggotaan di
dalam suatu masyarakat Sosialisasi sekunder merupakan sosialisasi yang selanjutnya
dilakukan oleh tiap-tiap individu. Sosialisasi sekunder ini akan memperkenalkan individu
mengenai cakupan yang lebih besar yakni lingkungan masyarakat.
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan
pribadi anak. Keluarga juga dipandang sebagai institusi (lembaga) yang dapat memenuhi
kebutuhan insani (manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya
dan pengembangan ras manusia. Apabila mengaitkan peranan keluarga dengan upaya
memenuhi kebutuhan individu, maka keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam proses sosialisasi bisa terjadi kendala atau
hambatan hal ini karena 1) terjadinya kesulitan komunikasi 2) adanya pola kelakuan
yang berbeda-beda atau bertentangan.
3.2 Saran
Penulis sangat menyarankan kepada para pembaca untuk dapat bersosialisasi dengan
baik sesuai dengan lingkungannya. Dengan sosialisasi yang baik terbentukla kepribadian
yang baik pula.
14
DAFTAR PUSTAKA
15