Anda di halaman 1dari 13

Sistem Saraf

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang


Kerja sistem saraf adalah mengatur aktivitas sensorik dan motorik, perilaku instinktif dan
dipelajari, organ dalam dan sistem-sistem dalam tubuh. Pentingnya fungsi ini menjadi jelas saat
individu menderita misalnya kebutaan, kelumpuhan atau kesulitan lain setelah trauma spinal
ataupun stroke.
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (SSP) dan tepi (SST). SSP merujuk pada otak
dan korda spinalis, bertugas memproses informasi sensorik, mengintegrasikannya dengan
pengalaman, untuk dapat memberi komando pada motorik agar bereaksi secara tepat. SST terdiri
atas reseptor sensorik dan efektor motorik. Reseptor sensorik terletak pada organ, bertugas
mendeteksi perubahan lingkungan luar atau dalam tubuh, serta mengkomunikasikannya pada
SSP melalui saraf sensorik aferen. Saraf sensorik terdiri atas serabut aferen. Saraf motorik terdiri
atas serabut aferen, yang bersifat somatik (volunter, dikendalikan kehendak) dan otonom
(involunter, tidak terpengaruh kehendak).
            Rangsang sensori akan diterima reseptor sensori di daerah perifer (tepi), letaknya pada
organ. Reseptor sensori menerima rangsang, diteruskan ke sel saraf sensori. Rangsang ini
dijalarkan sepanjang serabut saraf sensori aferen untuk dibawa ke SSP (otak dan korda spinalis).
Di pusat bagian bawah, sinyal dianalisa dan integrasikan. Jika harus dijawab segera, maka pusat
bagian bawah segera memerintahkan pusat motorik untuk menggerakkan otot (refleks).
Sementara itu impuls tetap dikirim ke pusat atas, melalui jaras naik (ascending pathways).
Setelah dianalisa dan diintegrasikan, serta dihubungkan dengan pusat asosiasi, maka impuls
jawaban dikirm ke pusat motorik atas. Pusat motorik atas mengirim impuls jawaban nelalui jaras
turun (descending pathways) ke pusat motorik bawah. Dari pusat motorik bawah, impuls
diteruskan melalui neuron motorik bawah dan saraf motorik tepi (aferen), sampai efektor tepi
pada sistem saraf somatik (di otot rangka). Akibatnya otot berkontraksi, terjadilah gerakan tubuh.
Jika jawaban rangsang diturunkan melalui serabut motorik otonom yang menyampaikan ke
efektor organ dalam (visera) maka terjadi kontraksi otot polos di visera dan kelenjar. Tergantung
pada serabut saraf otonom yang dilalui impuls, apakah para simpatis atau simpatis, maka
kontraksi otot polos dapat mempercepat atau memperlambat kerja organ (atau konstriksi-
dilatasi). Pusat memerintahkan gerakan ke otot polos, baik kelenjar maupun organ, dipengaruhi
oleh struktur khusus dalam otak (sistem limbik, hipotalamus dan medulla oblongata). Pusat
bawah terletak dalam korda spinalis, pusat atas berada di otak.

1.2.         Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Anatomi Sistem Saraf ?
2. Bagaimana struktur anatomi otak baik eksternal dan internal ?
3. Bagaimana struktur anatomi saraf kranial, spinal cord, ssp, sistem saraf otonom?
4. Bagaimana struktur sensori reseptor, reseptor fisiologis ?

1.3.         Tujuan Penulisan


1.      Mampu memahami mengenai anatomi sistem saraf.
2.      Mampu mengetahui dan menjelaskan struktur anatomi otak baik eksternal dan internal.
3.      Mampu mengetahui dan menjelaskan anatomi saraf kranial, spinal cors, ssp, sistem saraf
otonom.
4.      Mampu mengetahui dan menjelaskan sensori reseptor, reseptor fisiologis.

1.4.         Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah :
1.      Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui mengenai pengertian dari anatomi sistem saraf .
2.      Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa dalam mempelajari pengertian lebih jauh
dari anatomi sistem saraf.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.        Struktur Anatomi Otak

            Anatomi fisiologi sistem persarafan manusia secara garis besar terdiri dari dua
bagian, yaitu sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan
sistem saraf tepi atau perifer. Otak terletak di bagian dalam tengkorak kepala, sedangkan
sumsum tulang belakang berlokasi di bagian dalam tulang belakang. Berbeda dengan otak dan
sumsum tulang belakang, sistem saraf tepi terletak di semua bagian tubuh. Melalui serabut-
serabut saraf, sistem saraf ini menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang dengan bagian-
bagian tubuh lainnya.
            Otak terletak dalam tengkorak, terdiri atas semua bagian SSP diatas korda spinalis, secara
anotimis terdiri dari batang otak (brainstem) yang letaknya dibawah otak besar (forebrain).
Batang otak terletang di ujung atas korda spinalis, ia berhubungan banyak dengan korda spinalis.
Batang otak merupakan bagian otak primitif. Batang otak terdiri atas medulla, pos, serebelum,
otak tengah, hipotalamus dan talamus.
            Struktur berkaitan dengan fungsi vital somatik, otonomik dan refleks, suatu fungsi
vegetatif agar manusia dapat bertahan hidup dan memelihara kehidupannya. Pusta oengawasan
sistem respirasi, kardiovaskular dan pencernaan terletsk di medulla, bagian otak yang paling
primitif. Pons bertugas mengatur inhibisi pusat pernafasan, pons dan serebelum bersama-sama
mengatur gerakan motorik. Nuklei retikular di pons dan medulla, merupakan pusat pengatur
tidur dan eksitasi struktur otak besar diatasnya.
            Serebelum, menempati bagian belakang batang otak, melekat pada otak tengah, berfungsi
untuk mengkoordinasi gerakan. Nuklei pusat motorik somatik di otak tengah mengatur gerakan
waktu berjalan postur tubuh, gerak kepala dan bola mata.
            Hipotalamus mempunyai beberapa pusat (nuklei, area) untuk mengatur keseimbangan
internal (homeostasis), termasuk suhu tubuh, kadar gula darah, lapar dan kenyang, perilaku
seksual dan hormon.
            Talamus, suatu struktur kompleks tempat integrasi sinyal sensori dan memancarkannya
ke struktur otak diatasnya, terutama ke korteks serebri. Talamus juga berperan dalam
mengenadilakan gerak motorik dan eksitasi korteks. Hampir semua mamalia mempunyai
organisasi batang otak yang sama. Beberapa jaras menghubungkan pusat sensori di bagisan
bawah (korda spinalis) atau di otak besar (bagian atas).
            Otak (besar) manusia mempunyai dua bagian yang hampir sama, yakni hemisfer kiri dan
kanan. Otak besar terdiri atas korteks, ganglia basalis, dan sistem limbik. Kedua hemisfer kiri
dan kanan dihubungkan oleh serabut padat : korpus kalosum. Korteks serebri adalah bagian otak
yang terdiri atas sel saraf (substansi abu = substansi nigra) dengan ketebalan kira-kira 5 mm yang
menyelubungi seluruh bagian otak besar (korteks = selubung). Area terbesar dari korteks terdiri
atas lekukan (sulkus) dan tonjolan (girus). Hemisfer serebri dibawah korteks merupakan masaa
serabut saraf (substansi putih = substansi alba). Otak manusia paling berkembang hemisferium
serebrinya dibanding makhluk lain.
            Setiap hemisfer dibagi atas empat lobi. Lobus frontalis, paling depan (daerah dahi), lobus
oksipitalis terletak paling belaang, lobus parientalis dan lobus temporalis. Lobus frontalis bagian
depan bekerja untuk proses belajar, merancang, psikologi. Lobus frontalis bagian belakang
untuk proses motorik termasuk bahasa. Lobus oksipital merupakan area pengoperasian
penglihatan. Lobus parientalis bekerja khusus untuk sensori somatik (misal sensibilitas kulit) dan
peran asosiasinya, beberapa areanya penting bagi proses kognitif dan intelektual. Lobus
temporalis merupakan pusat pendengaran dan asosiasinya, beberapa pusat bicara, pusat memori.
Bagian anterior dan basal lobus temporalis penting untuk indera penghidu dan fungsi yang
berkaitan dengan sistem limbik.
            Bagian batang otak lain yang berasa di otak besar adalah ganglia basalis berperan pada
motorik. Pada manusia ganglia basalis menghubungkan kerja area motorik korteks serebri dan
serebelum untuk merancang dan mengkoordinasi gerak kasar yang dikendalikan kehendak.
Sistem ketiga dari otak besar adalah sistem limbik, disebut juga lombus limbik, merupakan
komponen yang bekerja dalam kaitan ekspresi perilaku instinktif, emosi, dan hasrat-hasrat
(drives).

Otak
            Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan
varol.

a. Otak besar (serebrum)


            Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
            Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang
berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain
itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam
proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di
sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara,
kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya
2. Otak tengah (mesensefalon)
            Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian
atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya
3. Otak kecil (serebelum)
            Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

4. Jembatan varol (pons varoli)


            Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
5. Sumsum sambung (medulla oblongata)
            Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
            Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
            Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls
sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan
impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada
tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima
impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.  

2.2.       Sistem Anatomi Saraf Kranial, Spinal Cord, SSP, Sistem Saraf   Otonom

2.2.1.      Saraf Kranial


Saraf kranial adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat dari otak, berbeda dari
saraf spinal yang mencuat dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial merupakan bagian dari
sistem saraf sadar. Dari 12 pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori (saraf I, II, VIII); 5
pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII) dan 4 pasang jenis gabungan (saraf V, VII, IX,
X). Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga belakang, lazimnya
menggunakan angka romawi

Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan struktur yang ada di kepala dan leher manusia
seperti mata, hidung, telinga, mulut dan lidah. Pasangan I dan II mencuat dari otak besar,
sementara yang lainnya mencuat dari batang otak.

2.2.2.      Spinal Cord (Medulla Spinalis)


Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat. Terbentang dari
foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus
terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah conu terminalis serabut-serabut bukan
syaraf yang disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat. Terdapat 31 pasang syaraf
spinal: 8 pasang syaraf servikal, 12 Pasang syaraf Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang
syaraf Sakral dan 1 pasang syaraf koksigeal. Akar syaraf lumbal dan sakral terkumpul yang
disebut dengan Cauda Equina. Setiap pasangan syaraf keluar melalui Intervertebral foramina.
Syaraf Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen spinal dan
CSF.

2.2.3.      Sistem Saraf Pusat (SSP)


Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3
lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang
disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1.      Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2.      Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat
cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3.      Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak.
Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa
metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1.      Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2.      Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3.      Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam SSP
            Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
2.2.4.      Sistem Saraf Otonom (SSO)
Sistem saraf otonom manusia dibagi menjadi simpatik dan parasimpatik. Kedua sistem
saraf ini bekerja secara antagonis atau berlawanan. Contoh dari kedua  system  ini adalah
pembesaran pupil oleh sistem saraf simpatik dan pengecilannya oleh parasimpatik. Kecepatan
denyut jantung juga dipengaruhi oleh kerja kedua sistem saraf ini.Ditinjau dari perspektif
selulernya, sistem saraf disusun oleh tiga jenis sel, yaitu sel saraf (neuron), sel glia (sel
penyokong), dan sel Schwann.

 Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
                Sistem saraf otonom terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Sistem simpatis
Terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial dan saraf otonom sacral..
Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui
serabut-serabut saraf.
Fungsinya :
- Mensarafi otot jantung
- Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
- Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
- Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
- Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
- Mempertahankan tonus semua otot sadar

2. Saraf Parasimpatis
Fungsi saraf parasimpatis adalah:
o   Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis dan kelenjar-
kelenjar dalam mukosa rongga hidung
o   Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
o   Menpersarafi kelenjar ludah
o   Mempersarafi parotis
o   Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal, pancreas, lien,
hepar dan kelenjar suprarenalis
o   Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
o   Miksi dan defekasi

            Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion.
Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ
yang dibantu.
            Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik Simpatik
 mengecilkan pupil  memperbesar pupil

 menstimulasi aliran ludah  menghambat aliran ludah

 memperlambat denyut jantung  mempercepat denyut jantung

 membesarkan bronkus  mengecilkan bronkus


 menghambat sekresi kelenjar
 menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
pencernaan

 mengerutkan kantung kemih


 menghambat kontraksi kandung kemih

2.3.         Struktur Sensori Reseptor, Reseptor Fisiologis

            Reseptor sensorik adalah organ/sel yang berfungsi menerima rangsang/stimulasi


lingkungan menjadi impuls. Dengan alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk
energi dilingkungan dalan dan luar. Reseptor sensori mengubah berbagai bentuk energi ini
kedalam satu bahasa saraf (misal aksi potensial), yang kemusian dikirimkan ke SSP. Setiap
reseptor sensori mempunyai kemampuan mendeteksi stimuli dan mentransduksi energi fisik ke
dalam sinyal saraf.

Macam Reseptor

 Eksteroseptor: reseptor yang menerima rangsang dari luar tubuh. (sentuhan, tekanan,
nyeri, suhu, penciuman, penglihatan, pendengaran)
 Propioseptor: reseptor yang menerima rangsang dari dalam tubuh. (otot, tendon,
persendian, keseimbangan)

 Interoseptor/viseroseptor: reseptor yang terletak di organ visera dan pembuluh darah yang
diinervasi oleh SSO. (digesti, ekskresi dan sirkulasi)

 Mekanoreseptor: reseptor untuk rangsangan mekanik. (vibrasi, tekanan, propriosepsi,


pendengaran, keseimbangan, tekanan darah)

 Termoreseptor: reseptor untuk suhu

 Reseptor nyeri/nosiseptor: reseptor untuk kerusakan jaringan

 Fotoreseptor: reseptor untuk cahaya

 Kemoreseptor: reseptor untuk zat kimia


Macam Saraf

1. Saraf sensoris adalah saraf yang membawa impuls dari reseptor ke SSP (Sistem Saraf
Pusat)
2. Saraf konektor adalah saraf menghubungkan saraf sensoris dan saraf motoris di medula
spinalis pada gerak reflek

3. Saraf motoris adalah saraf yang membawa impuls dari SSP ke efektor

Gerak Reflek

 Gerak reflek adalah gerak (respon terhadap impuls sensoris) yang tidak disadari
 Jarasnya: reseptor → saraf sensoris → saraf konektor (medulla spinalis) → saraf motorik
→ efektor

Jaras Saraf Sensoris

 Jaras mulai dari reseptor → cortex sensoris cerebri → membawa impuls dari reseptor ke
SSP
 Badan sel saraf sensoris ada di ganglion radik posterior dekat medulla spinalis

 Kerusakan pada jaras sensoris menyebabkan anestesia

Jaras Motoris

 Jaras motoris adalah jaras saraf mulai dari cortex motorik cerebri sampai ke efektor (otot,
kelenjar)
 Jaras menyilang di medulla oblongata
 Dibagi dua yaitu:

a)      UMN
b)      LMN

Upper Motor Neuron (UMN)

 Jaras saraf mulai dari cortex motorik cerebrum sampai cornu anterior medulla spinalis
 Kerusakan pada jaras UMN akan menyebabkan paralisa yang bersifat spastik

Lower Motor Neuron (LMN)

 Jaras saraf mulai dari cornu anterior medulla spinalis sampai ke efektor
 Kerusakan LMN akan mengakibatkan paralise yang bersifat flacid (layuh)

  

BAB III
PENUTUP

3.1.         Simpulan
Anatomi fisiologi sistem persarafan manusia secara garis besar terdiri dari dua
bagian, yaitu sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan
sistem saraf tepi atau perifer.
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan
varol.
Otak terletak dalam tengkorak, terdiri atas semua bagian SSP diatas korda spinalis, secara
anotimis terdiri dari batang otak (brainstem) yang letaknya dibawah otak besar (forebrain).
Batang otak terletang di ujung atas korda spinalis, ia berhubungan banyak dengan korda spinalis.
Batang otak merupakan bagian otak primitif. Batang otak terdiri atas medulla, pos, serebelum,
otak tengah, hipotalamus dan talamus.
Sistem Anatomi Saraf Kranial adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat dari
otak, berbeda dari saraf spinal yang mencuat dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial
merupakan bagian dari sistem saraf sadar. Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan
Syaraf Pusat. Sementara sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Medula spinalis). Sistem saraf otonom manusia dibagi menjadi simpatik dan
parasimpatik. Kedua sistem saraf ini bekerja secara antagonis atau berlawanan
            Reseptor sensorik adalah organ/sel yang berfungsi menerima rangsang/stimulasi
lingkungan menjadi impuls.

3.2.         Saran
Demi kebaikan dan kesempurnaan makalah (Anatomi Sistem Saraf) yang dibuat
penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang membangun. Dikarenakan penyusun menyadari
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah (Anatomi Sistem Saraf)  ini.
Yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang membangun. Dikarenakan
penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah (Anatomi Sistem
Saraf) ini.

DAFTAR PUSTAKA

-          Kahle, W., et all. 1991. Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia. Jakarta:EGC
-          Anderson. 1999. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta:EGC.
-          Lutjen, et all. 2001. Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi 2. Jakarta :
EGC
-          Gibson. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta:EGC.
-          Mardianti DSJ Ratna. 1996. Buku Kuliah Susunan Saraf Otak Manusia. Jakarta: CV.Sagung
Seto.
-          http://www.wikipedia.com/struktur saraf. diakses pada tanggal 6 April.

Anda mungkin juga menyukai