Anda di halaman 1dari 9

MAJALAH FARMASI NASIONAL The National Journal Of Pharmacy

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR ISSN1829-9008

UJI EFEK HIPNOTIK EKSTRAK ETANOL SAWI LANGIT (Vernonia cinerea L.)
TERHADAP MENCIT

TEST ETHANOL EXTRACT THE HYPNOTIC EFFECT OF MUSTARD SKY (Vernonia


cinerea L.) ON MICE

Sulaiman dan Suriani

Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi UIT Makassar

ABSTRACT

A study concerning the effects Hipnotic Test Ethanol Extract mustard Sky
(Vernonia cinerea L.) Against Mice. Has been conducted This study aimed to determine
the hipnotic effect of ethanol extract of mustard Sky (Vernonia cinerea L.) with several
concentrations (2% b/v, 4% b/v and 6% b/v), compared the effects of phenobarbital to
male mice. Test animals used by 25 tails divided into 5 treatment groups. Each group
consisted of 5 mice . The first group was given distilled Na. CMC 1% as a control. Group
II, III, IV, and V were given mustard extract skies with a concentration of 2 % b/v , 4% b/
v, and 6% b/v orally at a dose of 1 ml/30 g body weight. After that, the mice were placed
in a position hang on the appliance rang , each observed when mice began to show the
effects of hipnotic, namely when the mice fell from the apparatus rang and recorded the
time required to maintain cengramnya mice on the tool now. The results of this study
showed that the ethanol extract of mustard Sky (Vernonia cinerea L.) concentration of 2
% b/v is not hipnotic effects of ethanol on mice.ekstrak mustard Sky 4% b/v and 6 % b/v
turned out to show their potential hipnotic effect but smaller than phenobarbital
suspension .

Keywords : Hipnotic, Extract, mustard Sky (Vernonia cinerea L.), Mice.

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Uji Efek Hipnotik Ekstrak Etanol Sawi Langit
(Vernonia cinerea L.) Terhadap Mencit. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efek
hipnotik ekstrak etanol Sawi Langit (Vernonia cinerea L.) dengan beberapa konsentrasi (2% b/v,
4% b/v dan 6% b/v), dibandingkan efek fenobarbital terhadap mencit jantan. Hewan uji yang
digunakan sebanyak 25 ekor yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. Tiap kelompok terdiri
dari 5 ekor mencit. Kelompok I diberikan Na. CMC 1% sebagai kontrol. Kelompok II, III, IV, dan
V diberi Ekstrak Sawi Langit dengan konsentrasi 2% b/v, 4% b/v, dan 6% b/v dan kelompok v
diberi Fenobarbital 0,012% secara oral dengan takaran 1 ml/30 g berat badan. Setelah itu,
mencit ditempatkan pada posisi menggantung pada alat rang, diamati saat masing-masing
mencit mulai menunjukkan efek hipnotik, yaitu ketika mencit terjatuh dari alat rang dan dicatat
waktu yang diperlukan mencit untuk mempertahankan daya cengkramnya pada alat rang. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak etanol Sawi Langit (Vernonia cinerea L.) konsentrasi

Jurnal Farmasi Vol.13\No.2\2016 Page 29


MAJALAH FARMASI NASIONAL The National Journal Of Pharmacy
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR ISSN1829-9008

2% b/v tidak menimbulkan efek hipnotik terhadap mencit jantan.ekstrak etanol Sawi Langit 4%
b/v dan 6% b/v menunjukkan efek hipnotik tetapi potensinya lebih kecil dibanding suspensi
fenobarbital.

Kata Kunci : Hipnotik, Ekstrak, Sawi Langit (Vernonia cinerea L.), Mencit.

PENDAHULUAN

Keberadaan obat tradisional digunakan dalam pengobatan berbagai


bukan merupakan hal yang baru. Sebab penyakit.
selain bahan bakunya tersedia dinegara
kita, cara menggunakan obat tradisional Negara Indonesia kaya akan
tersebut sudah dianjurkan secara turun sumber daya alam nabatinya. Salah
temurun, sehingga dengan adanya cara satu diantaranya adalah Tanaman Sawi
pengobatan yang tepat akan menjamin Langit (Vernonia cinerea L.). Tanaman
keamanan dan khasiat dari obat ini sejak dahulu telah dibudidayakan,
tradisional tersebut. Pengobatan dan baik sebagai sayur-sayuran maupun
pendayagunaan obat tersebut tanaman obat. Tanaman ini dapat
merupakan salah satu komponen digunakan sebagai obat demam, panas
program pelayanan kesehatan dasar batuk, disentri, hepatitis, lelah tidak
penduduk dibidang kesehatan bersemangat, susah tidur (insomnia).
(Depkes,2001) Bagian tanaman yang sering digunakan
yaitu seluruh bagian tanaman baik yang
Obat tradisional adalah bahan segar maupun yang sudah dikeringkan
atau ramuan bahan berupa bahan (Hembing,2001).
tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau Pada berbagai kalangan usia,
campuran dari bahan-bahan tersebut manusia mempunyai potensi untuk
yang secara turun-temurun telah mengalami penyakit susah tidur. Susah
digunakan untuk pengobatan tidur dapat disebabkan berbagai faktor,
berdasarkan pengalaman. Pemanfaatan diantaranya karena adanya gangguan
obat tradisional lebih diutamakan organik, psikhis, cara hidup yang tak
sebagai upaya untuk pengobatan suatu sehat atau karena rangsang yang
penyakit dan untuk menjaga kesehatan berlebihan. Gangguan dapat diatasi
(Arisandi,2006) dengan cara terapi psikhis atau dengan
menggunakan obat tidur.
Harga obat yang berasal dari
bahan sintetik di Indonesia pada Obat-obat yang digunakan untuk
umumnya mempunyai harga yang relatif mengatasi gangguan tidur digolongkan
tinggi untuk standar hidup masyarakat sebagai golongan obat hipnotik-sedatif,
Indonesia. Hal ini menyebabkan dosis kecil tertentu dari obat hipnotik
masyarakat Indonesia mulai beralih memberikan efek sedatif, meskipun
kembali kepada potensi alam Indonesia sedatif merupakan efek samping dari
terutama pada tumbuh- tumbuhan untuk beberapa obat-obat depresan Susunan

Jurnal Farmasi Vol.13\No.2\2016 Page 30


MAJALAH FARMASI NASIONAL The National Journal Of Pharmacy
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR ISSN1829-9008

Saraf Pusat (SSP). Obat-obat golongan Jenis penelitian yang dipakai


hipnotik-sedatif yang beredar di dalam penelitian ini adalah penelitian
masyarakat sering disalahgunakan eksperimental, yang merupakan
untuk tindakan kriminal atau bunuh diri penelitian laboratorium dengan
(Mutschler 1991). menggunakan rancangan
eksperimental sederhana.
Berdasarkan uraian tersebut B. Sampel Penelitian
memberikan gambaran pentingnya Sampel penelitian ini adalah
pengobatan terhadap gangguan susah daun Sawi langit (Vernonia cinerea
tidur. Tanaman sawi Langit merupakan L.) yang dibuat dalam bentuk
salah satu tanaman yang oleh ekstrak.
masyarakat Kabupaten Takalar sering C. Tempat dan Waktu Penelitian
digunakan untuk mengatasi susah tidur, Penelitian ini telah
Namun penggunaannya masih belum dilaksanakan di laboratorium
dapat dibuktikan secara ilmiah, maka Fitokimia, dan Biofarmasetika,
akan dilakukan penelitian uji efek Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi,
hipnotik ekstrak etanol sawi langit Universitas Indonesia Timur,
(Vernonia cinerea L.) terhadap mencit. Makassar. Waktu penelitian pada
bulan Desember 2013.
Rumusan masalah dalam D. Alat dan bahan yang digunakan
penelitian ini adalah apakah ekstrak 1. Alat-alat yang digunakan antara
etanol Sawi Langit (Vernonia cinerea L.) lain aluminium foil, batang
dapat memberikan efek hipnotik pada pengaduk, corong, erlenmeyer,
hewan uji mencit. Untuk memecahkan gelas ukur, gunting, kain flannel,
permasalahan tersebut maka akan kertas saring, kertas timbang,
dilakukan penelitian Uji Efek Hipnotik kapas, labu tentukur, pemanas,
Ekstrak Etanol Sawi Langit (Vernonia seperangkat alat maserasi, spoit
cinerea L.) Terhadap Mencit. oral, stopwatch, timbangan
analitik (sartorius), timbangan
Penelitian ini dimaksudkan untuk hewan.
mengetahui efek hipnotik ekstrak etanol 2. Bahan-bahan yang digunakan air
Sawi Langit (Vernonia cinerea L.) suling, daun sawi langit,
dengan beberapa konsentrasi (2% b/v, Fenobarbital 30 mg (0,012%),
4% b/v dan 6% b/v), dibandingkan efek Hewan uji mencit jantan, Na.
fenobarbital terhadap mencit jantan. CMC 1 %.
Penelitian ini bertujuan untuk E. Penyiapan bahan penelitian
melengkapi data ilmiah tentang 1. Pengambilan bahan
Tanaman Sawi Langit dalam bidang Sampel yang
farmakologi, agar pemanfaatannya digunakan adalah Daun Sawi
dapat dikembangkan lebih lanjut. langit yang diperoleh dari
Kabupaten Takalar, lalu
METODE PENELITIAN ditimbang.
2. Pengolahan bahan
A. Jenis Penelitian Bahan dicuci dengan air
bersih dan ditiriskan, selanjutnya

Jurnal Farmasi Vol.13\No.2\2016 Page 31


MAJALAH FARMASI NASIONAL The National Journal Of Pharmacy
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR ISSN1829-9008

dikeringkan dengan cara diangin- membuat suspensi ekstrak 2%


anginkan ditempat yang b/v maka ditimbang ekstrak
terlindung dari cahaya matahari etanol Sawi langit sebanyak 2
langsung, kemudian ditimbang, gram, lalu disuspensikan
selanjutnya dihaluskan sampai Na.CMC 1% hingga 100 ml
menjadi serbuk dengan derajat dalam labu tentukur. Sedangkan
halus 4/18. untuk membuat suspensi ekstrak
F. Cara kerja 4% b/v, dan 6% b/v dilakukan hal
1. Ekstraksi sampel yang sama seperti diatas dengan
Ekstraksi daun sawi langit cara ditimbang masing-masing 4
dilakukan dengan cara maserasi gram, 6 gram dan seterusnya.
dimana bahan berupa simplisia 4. Pemilihan dan penyiapan mencit
Sawi Langit, ditimbang sebanyak jantan
500 gram. Kemudian dimasukkan Dipilih hewan uji yang
ke dalam bejana maserasi akan digunakan adalah Mencit
ditambahkan etanol hingga jantan yang sehat dan aktivitas
terendam sempurna. Bejana lalu normal, dengan berat badan
ditutup, didiamkan ditempat gelap antara 20 – 30 gram. Jumlah
selama 5 hari sambil sesekali mencit yang digunakan sebanyak
diaduk-aduk. Setelah 5 hari, 25 ekor, dibagi dalam 5
saring filtrat ditampung dan kelompok perlakuan.
ampasnya dimaserasi kembali. 5. Perlakuan terhadap mencit jantan
Ekstrak yang diperoleh Pada percobaan ini
dikumpulkan kemudian diuapkan digunakan adalah mencit jantan
dengan rotavapor sehingga yang dibagi dalam 5 kelompok
diperoleh ekstrak kering. yang masing-masing kelompok
2. Pembuatan Larutan Koloidal terdiri dari 5 ekor mencit jantan
Na.CMC 1% yang diambil secara acak.
Ditimbang Na.CMC sebanyak Sebelum dilakukan
1 gram, kemudian dimasukkan percobaan, mencit dipuasakan
sedikit demi sedikit kedalam 50 terlebih dahulu selama 4 – 6 jam
ml air suling yang telah tetapi tetap diberi minum dan
dipanaskan, sambil diaduk sebelum dimulai percobaan
dengan menggunakan pengaduk mencit diadaptasikan selama 1
elektrik hingga terbentuk larutan jam diruang percobaan.
koloidal yang homogen, a. Pertama, masing-masing
dicukupkan hingga 100 ml dalam mencit ditimbang bobotnya
labu tentukur. b. Kemudian mencit diberi
3. Pembuatan suspensi ekstrak perlakuan secara oral
etanol Sawi langit sebanyak 1ml/30 g bb sesuai
Ekstrak etanol kental yang dengan kriteria masing-
diperoleh dari hasil ekstraksi masing kelompok dibawah ini
dengan metode maserasi, dibuat :
suspensi dengan konsentrasi 2% Kelompok I : Kelompok
b/v,4% b/v, 6% b/v. Untuk kontrol diberi Na. CMC 1 %

Jurnal Farmasi Vol.13\No.2\2016 Page 32


MAJALAH FARMASI NASIONAL The National Journal Of Pharmacy
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR ISSN1829-9008

Kelompok II : Diberi terjatuh sampai kembali


ekstrak mencenkram pada alat rang.
Sawi Langit 6. Pengumpulan data
dengan Setelah semua mencit
konsentrasi mendapatkan perlakuan, diamati
2% b/v onset dan durasi masing-masing
Kelompok III : Diberi dalam menit. Setelah pemberian
ekstrak ekstrak Sawi langit untuk masing-
Sawi Langit masing konsentrasi dibandingkan
dengan dengan pembanding/kontrol,
konsentrasi kemudian dicatat data yang
4% b/v diperoleh.
Kelompok IV : Diberi 7. Analisis data
ekstrak Data yang diperoleh
Sawi Langit dianalisis dengan Uji Statistik
dengan analisis varian (ANAVA),
konsentrasi menggunakan rancangan acak
6% b/v lengkap (RAL).
Kelompok V : Diberi 8. Defenisi Operasional
Phenobarbi a. Onset (mula kerja) ialah waktu
tal 0,012% dihitung setelah pemberian
Setelah itu, mencit ekstrak sampai lepas
ditempatkan pada posisi cengkraman.
menggantung pada alat rang, b. Durasi (lama kerja) ialah waktu
diamati saat masing-masing dihitung sejak cengkraman
mencit mulai menunjukkan efek terlepas sampai mencit
hipnotik, yaitu ketika mencit terbangun atau kembali
terjatuh dari alat rang dan dicatat mencengkram pada rang..
waktu yang diperlukan mencit c. Terbangun apabila mencit
untuk mempertahankan daya kembali mencengkram pada
cengramnya pada alat rang, sejak rang yang diletakkan miring +
pemberian ekstrak (onset). 15-30 derajat.
Dicatat durasi sejak mencit
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian saat masing-masing mencit mulai


Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan efek hipnotik, yaitu
mengetahui efek hipnotik ekstrak ketika mencit terjatuh dari alat rang
etanol Sawi Langit (Vernonia cinerea dan dicatat waktu yang diperlukan
L.) dengan beberapa konsentrasi mencit untuk mempertahankan daya
terhadap mencit jantan, dengan cengkramnya pada alat rang :
mengambil data onset dan durasi

Tabel 1. Hasil Pengamatan Onset / Waktu Dihitung Setelah Pemberian Ekstrak


Sampai Lepas Cengkraman.

Jurnal Farmasi Vol.13\No.2\2016 Page 33


MAJALAH FARMASI NASIONAL The National Journal Of Pharmacy
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR ISSN1829-9008

Waktu onset (menit) setelah perlakuan..


Jumlah
N Ekstrak 2% Ekstrak 4% Ekstrak 6% Sus.
Kontrol Total
b/v b/v b/v Fenobarbital
1 45 25 17 5 7 99
2 50 25 11 4 3 93
3 46 16 12 8 4 86
4 47 20 14 8 6 95
5 48 23 12 9 3 95
∑ 236 109 66 34 23 468
X 47,0 21,8 13,2 6,8 4,6

Tabel 2. Hasil Pengamatan Durasi / Waktu Dihitung Sejak Cengkraman Terlepas


Sampai Mencit Terbangun. 25

Waktu durasi (menit) setelah perlakuan


Jumlah
N Ekstrak 2% Ekstrak 4% Ekstrak Sus.
Kontrol Total
b/v b/v 6% b/v Fenobarbital
1 3 5 7 13 30 58
2 5 6 12 24 42 89
3 8 7 15 20 39 89
4 3 10 18 19 28 78
5 5 7 11 17 35 75
∑ 24 35 63 93 174 389
X 4,8 7,0 126 18,6 34,8 79,144

Keterangan :
N : Hewan Uji
∑ : Jumlah onset dan durasi (menit)
X : Rata-rata onset dan durasi (menit)

B. Pembahasan dengan konsentrasi tertentu dan


Penelitian Efek Hipnotik volume pemberian secara oral.
Ekstrak Etanol Sawi Langit Pada kelompok kontrol
(Vernonia cinerea L.) Terhadap digunakan Na. CMC 1% dan
mencit jantan menggunakan dua fenobarbital sebagai kelompok
variabel yaitu variabel bebas pembanding, ini dimaksudkan untuk
(konsentrasi) dan variabel tak bebas melihat keefektifan dari fenobarbital
(efek farmakologi). Dimana sebagai obat hipnotik sedatif dimana
menggunakan mencit jantan dengan pemberian Na. CMC 1%
sebagai hewan uji sebanyak 25 sebagai kontrol tidak mempengaruhi
ekor, yang diberi perlakuan sesuai efek hipnotik. Pada kelompok

Jurnal Farmasi Vol.13\No.2\2016 Page 34


MAJALAH FARMASI NASIONAL The National Journal Of Pharmacy
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR ISSN1829-9008

pemberian ekstrak etanol Sawi Penelitian ini menggunakan


Langit terdiri atas 3 kelompok fenobarbital sebagai pembanding
perlakuan masing-masing dan Na.CMC 1% sebagai kontrol
konsentrasi 2% b/v, 4% b/v, dan 6% dengan maksud untuk
b/v dengan tujuan untuk membandingkan efek hipnotik dari
melengkapi data ilmiah tentang beberapa konsentrasi ekstrak etanol
Tanaman Sawi Langit dalam bidang Sawi Langit sebagai obat yang
farmakologi, agar pemanfaatannya banyak beredar dipasaran.
dapat dikembangkan lebih lanjut, Fenobarbital digunakan sebagai
dan untuk mengetahui potensi efek pembanding karena jenis obat ini
keefektifan ekstrak etanol Sawi banyak digunakan dan mula aksi
Langit yang memberikan efek dari obat tersebut cepat yaitu 20 - 40
hipnotik dibandingkan dengan obat menit dan memiliki durasi yang
fenobarbital. Setelah perlakuan, panjang yaitu 6 jam atau lebih.
dicatat onset dan durasi (menit). Hasil analisa menggunakan
Untuk menghitung onset dan metode Analisis Varian (ANAVA)
durasi pada mencit, pada penelitian menunjukkan bahwa pemberian
ini onset dihitung dalam menit dari ekstrak etanol Sawi Langit
waktu setelah pemberian perlakuan konsentrasi 2% b/v, 4% b/v dan 6%
hingga saat mencit lepas b/v, Na. CMC 1% serta suspensi
cengkraman, sedangkan durasi fenobarbital memberikan pengaruh
dihitung dalam menit sejak yang berbeda sangat nyata
cengkraman terlepas sampai mencit terhadap mencit jantan, dimana
terbangun. Hal ini dilakukan dengan pada onset menunjukkan bahwa
membandingkan onset dan durasi Fhitung sebesar 232,4 lebih besar
tidur pada kelompok kontrol, dari Ftabel baik pada taraf
perlakuan, dan kelompok kepercayaan 1% sebesar 4,43
pembanding. maupun pada taraf kepercayaan 5%
Sebelum perlakuan, masing- sebesar 2,87. Sedangkan pada
masing mencit jantan dipuasakan durasi menunjukkan bahwa F hitung
kira-kira 4-6 jam tetapi air minum sebesar 46,57 lebih besar dari Ftabel
tetap diberikan. Hal ini dimaksudkan baik pada taraf kepercayaan 5%
untuk menghindari kemungkinan sebesar 2,87 maupun pada taraf
adanya pengaruh makanan kepercayaan 1% sebesar 4,43.
terhadap kandungan bahan Hal ini menunjukkan adanya
berkhasiat dari ekstrak etanol Sawi perbedaan onset dan durasi masa
Langit yang dapat mempengaruhi tidur yang sangat nyata antara
efek hipnotik yang ditimbulkan. kelompok kontrol/pembanding dan
Selain itu, untuk memudahkan antar kelompok pemberian ekstrak
selama pemberian ekstrak secara etanol Sawi Langit sehingga perlu
oral pada mencit jantan, karena dilakukan uji lanjutan dengan uji
tanpa dipuasakan sebelum rentang Newman-Keuls.
perlakuan kemungkinan makanan Berdasarkan hasil uji lanjutan
akan dikeluarkan melalui mulut dengan Uji Rentang Newman-Keuls,
selama pemberian secara oral. pada onset menunjukkan bahwa

Jurnal Farmasi Vol.13\No.2\2016 Page 35


MAJALAH FARMASI NASIONAL The National Journal Of Pharmacy
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR ISSN1829-9008

terdapat perbedaan efek (signifikan) menimbulkan efek hipnotik


antara kelompok kontrol, kelompok terhadap mencit jantan.
perlakuan dengan kelompok 2. Ekstrak etanol Sawi Langit 4%
pembanding. Dimana ekstrak etanol b/v dan 6% b/v menimbulkan efek
Sawi Langit (Vernonia cinerea L.) hipnotik tetapi potensinya lebih
konsentrasi 2% b/v tidak kecil dibanding suspensi
menimbulkan efek hipnotik terhadap fenobarbital 0,012%.
mencit jantan, sedangkan ekstrak B. Saran
etanol Sawi Langit 4% b/v dan 6% Disarankan untuk penelitian
b/v menunjukkan efek hipnotik, selanjutnya dilakukan uji toksisitas
tetapi potensinya lebih kecil dari ekstrak etanol Sawi Langit
dibanding suspensi fenobarbital (Vernonia cinerea L.).
0,012%.
Pada histogram nampak efek DAFTAR PUSTAKA
hipnotik pada tiap perlakuan
berbeda nyata, dimana onset Arisandi, Y, dan Andriani,
dengan pemberian Na. CMC 1% Y,2006,”Khasiat Tanaman Obat”,
sebagai kontrol memperlihatkan Edisi II, Pustaka Buku
onset yang lebih lama dibanding Murah,Jakarta.382
dengan kelompok perlakuan dan
kelompok pembanding. Sedangkan Dalimartha, S., 2006, Atlas Tumbuhan
pada durasi kelompok perlakuan Obat Indonesia, Jilid I, Trubus
pemberian ekstrak etanol Sawi Agriwidya, Jakarta, 1-6.
Langit memberikan efek hipnotik
yang berbeda dengan kelompok Departemen Kesehatan Republik
pembanding. Indonesia, 1995, Farmakope
Pada penelitian ini, uji efek Indonesia, edisi IV, Direktorat
hipnotik ekstrak etanol Sawi Langit Jenderal Pengawasan Obat Dan
menggunakan metode Makanan, Jakarta
perpanjangan waktu tidur dan dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi Departemen Kesehatan RI., 2001,
konsentrasi ekstrak etanol Sawi Inventaris Tanaman Obat
Langit maka potensi onset semakin Indonesia, Jilid II, Badan
cepat dan potensi durasi semakin Penelitian Pengembangan
lama. Kesehatan, Jakarta, 143-144.

KESIMPULAN DAN SARAN Departemen Kesehatan Republik


Indonesia., 1986, Sediaan
A. Kesimpulan Galenik, Direktorat Jenderal
Berdasarkan hasil penelitian, Pengawasan Obat Dan Makanan,
analisis data dan pembahasan maka Jakarta. Hal 8-9
dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstrak etanol Sawi Langit Departemen Kesehatan Republik
(Vernonia cinerea L.) Indonesia., 1989, Vademekum
konsentrasi 2% b/v tidak Bahan Obat Alam, Jakarta, 1-3.

Jurnal Farmasi Vol.13\No.2\2016 Page 36


MAJALAH FARMASI NASIONAL The National Journal Of Pharmacy
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR ISSN1829-9008

Steenis, C.G. G. J., 2002, Flora,


Departemen Kesehatan Republik Cetakan Ketujuh PT. Pra Divya
Indonesia., 1978, Materia Medika Paramitha, Jakarta, Hal 294
Indonesia, Jilid II, Ditjen POM RI,
Jakarta, 36-41. Tjay. T. H., dan Rahardjo, K., 2002.
Obat-obat Penting, Khasiat,
Ganiswarna, G, S., 1995, Farmakologi Penggunaan dan Efek Samping,
dan Terapi, edisi 4, Penerbit Edisi IV. Jakarta, Hal 357-369
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta, 124-147.

Guyton dan Hall., 1996, Fisiologi


Kedokteran, edisi 9, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
945-950.

Guyton, A, C., 1990, Fisiologi Manusia


dan Mekanisme Penyakit, edisi 3,
Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 499-506.

Gisvold and Wilson., 1999, Kimia


Farmasi dan Medisinal Organik,
edisi 8, Terjemahan, 350-368.

Hembing, H, M., 2001, Tumbuhan


Berkhasiat Obat Indonesia,
Rempah, Rimpang dan Umbi,
Jilid II, Penerbit Milenia Popiler,
Jakarta, 34-43.

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat,


edisi 5, Penerbit Institut
Tekhnologi Bandung , Bandung,
164-176.

Malole, P., 1989, Penggunaan Hewan-


Hewan Percobaan di
Laboratorium, Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Pusat Antar Universitas
Bioteknologi, Institut Pertanian
Bogor, halaman 94-97.

Jurnal Farmasi Vol.13\No.2\2016 Page 37

Anda mungkin juga menyukai