K Dengan
Hipertensi
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
KOTA KEDIRI
2021
1
KONSEP KELUARGA
A. Devinisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Setiadi,2012). Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungandarah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksisatu sama lain (Harmoko, 2012).
B. Tipe keluarga
Harmoko (2012) membagi tipe keluarga menjadi beberapa bagian berikut
ini :
1. Nuclear Family : Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak
yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal
dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja di laur
rumah.
2. Extended Family : Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan,saudara sepupu, pama, bibi, dan
sebagainya.
3. Reconstitud Nuclear : Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggaldalam pembentuan satu rumah
dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinanlama maupun
hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di
luarrumah.
4. Middle Age/ Aging Couple : Suami sebagai pencari uang. Istri di
rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anaksudah
meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5. Dyadic Nuclear : Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai
anak, keduanya/slah satu bekerjadi rumah.
6. Single Parent : Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian
pasangannya dan anak-anaknyadapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7. Dual Carier : Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anakh.
8. Commuter Married : Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanyasaling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
9. Single Adult : Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan
tidak adanya keinginan untukmenikah.
10. Three Generation : Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Cohibing Cauple : Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa pernikahan
2
12. Institutional : Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru
panti-panti.
13. Comunal : Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
14. Group Marriage : Satu perumahan terdiri atas orangtua dan
keturunannya di dalam satu kesatuan keluargadan tiap indivisu adalah
menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua darianak-anak.
15. Unmarried paret and child : Ibu dan aak dmana perkawinan tidak
dikehendaki, anakya di adopsi.
C. Ciri-ciri keluarga
Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver and
Page (Khairuddin, 1985: 12), yaitu:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3. Suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota anggota
kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-
kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
D. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) terdapat empat fungsi keluarga
meliputi :
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi upaya pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang, pengertian, dan menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan
keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi
afektif di dalam keluarga tidak terpenuhi. Fungsi afektif berhubungan
erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan
keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga yang
dapat mempertahankan makna yang positif, mempelajari dan
mengembangkan fungsi afektif melalui interaksi serta hubungan
dalam keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Keluarga memiliki
3
tanggung jawab utama dalam mengubah seorang bayi dalam hitungan
tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi penuh
dalam masyarakat (Friedman, 2010).
3. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga. Pernikahan dan keluarga dirancang
untuk mengatur dan mengendalikan perilaku seksual serta reproduksi.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi, mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan
melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup
finansial, ruang, dan material dalam alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan (Setiadi, 2008).
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan
Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi fisik keluarga dipengaruhi oleh
orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan, dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan
dan praktik kesehatan merupakan fungsi keluarga yang paling relevan
(Friedman ,2010).
4
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9829715/Laporan_Pendahuluan_Keperawatan_K
eluarga
https://www.academia.edu/38445999/Laporan_Praktikum_Asuhan_Keperaw
atan_Keluarga_Tn_G_dengan_Tahap_Perkembangan_Melepaskan_Anak_D
ewasa_Awal
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
A. Definisi
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah
sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama
dengan 90 mmHg (Yonata, Satria, & Pratama, 2020). Penyakit ini sering
dikatakan sebagai the silent diseases. Faktor resiko hipertensi dibagi
menjadi 2 golongan yaitu hipertensi yang tidak bisa diubah dan hipertensi
yang dapat diubah. Hipertensi yang dapat diubah meliputi merokok,
obesitas, gaya hidup yang monoton dan stres. Hipertensi yang tidak dapat
dirubah meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, faktor keturunan
(Agustina et al., 2020).
B. Klasifikasi
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 :
1. Hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui
2. Hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
penyakit endokrin, penyakit jantung dan ganguuan anak ginjal
(adrenal). (Yonata et al., 2020)
C. Etiologi
Penyebab hipertensi adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, datadata penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit
seperti Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia. ( RA Tuty Kuswardhani,
2006)
D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
E. Patofisiologi
TDS maupun TDD meningkat sesuai dengan meningkatnya umur.
TDS meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan
TDD meningkat samapi umur 50-60 tahun dan kemudian cenderung
menetap atau sedikit menurun. Kombinasi perubahan ini sangat mungkin
mencerminkan adanya pengakuan pembuluh darah`dan penurunan
kelenturan (compliance) arteri dan ini mengakibatkan peningkatan tekanan
nadi sesuai dengan umur. Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah
besar meningkat dan elastisitas pembuluh darah menurun sesuai umur.
Perubahan ini menyebabkan penurunan compliance aorta dan pembuluh
darah besar dan mengakibatkan pcningkatan TDS. Penurunan elastisitas
pembuluh darah menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer.
Sensitivitas baroreseptor juga berubah dengan umur. Penurunan
sensitivitas baroreseptor juga menyebabkan kegagalan refleks postural,
yang mengakibatkan hipertensi pada lanjut usia sering terjadi hipotensi
ortostatik. Perubahan keseimbangan antara vasodilatasi adrenergik-dan
vasokonstriksi adrenergik-a akan menyebabkan kecenderungan
vasokontriksi dan selanjutnya mengakibatkan pcningkatan resistensi
pembuluh darah perifer dan tekanan darah. Resistensi Na akibat
peningkatan asupan dan penurunan sekresi juga berperan dalam terjadinya
hipertensi. Perubahan perubahan di atas bertanggung jawab terhadap
penurunan curah jantung (cardiac output), penurunan denyut jantung,
penurunan kontraktilitas miokard, hipertrofi ventrikcl kiri, dan disfungsi
diastolik. Ini menyebabkan penurunan fungsi ginjal dengan penurunan
perfusi ginjal dan laju filtrasi glomerulus. (RA Tuty Kuswardhani, 2006)
F. WOC
G. Komplikasi
Dikutip dari Redaksi Dokter Sehat, 2019 Komplikasi yang dapat
disebabkan oleh hipertensi adalah :
1. Penyakit jantung
Tekanan darah yang terus berada dalam kondisi tinggi akan merusak
fungsi sekaligus struktur dari jantung dan pembuluh darah. Seperti
dinding pembuluh darah akan terus menebal sebagai respons dari
meningkatnya tekanan darah yang kemudian menyebabkan penyakit
jantung coroner.
2. Stroke
Salah satu faktor utama penyebab stroke adalah hipertensi. stroke
terjadi saat aliran darah menuju otak terhambat akibat adanya
sumbatan plak atau pecahnya pembuluh darah yang menuju organ
tersebut. Tingginya tekanan darah disebut-sebut bisa meningkatkan
kemungkinan terjadinya hal ini.
3. Diabetes
Kemampuan kedua penyakit ini dalam mempengaruhi kondisi sirkulasi
darah. Jika sampai penderita diabetes juga mengalami tekanan darah
tinggi, maka organ-organ tubuh yang mengalami kerusakan akibat
diabetes seperti mata atau ginjal juga akan semakin memburuk.
4. Gangguan ginjal
Hipertensi bisa mempengaruhi kondisi ginjal dengan signifikan. Hal
ini disebabkan oleh semakin menebalnya pembuluh darah menuju
ginjal demi mencegah pecah pembuluh darah akibat tingginya tekanan
darah. Sayangnya, hal ini akan berimbas pada menurunnya aliran
darah menuju ginjal yang berimbas pada kematian nefron, salah satu
jaringan di dalam ginjal.
5. Gangguan penglihatan
Tingginya tekanan darah bisa menyebabkan gangguan penglihatan
yang dikenal dengan sebutan hipertensi retinopati. kondisi ini hanya
berupa semakin buramnya penglihatan. Jika tak segera ditangani, maka
akan berlanjut menjadi penglihatan ganda atau bahkan benar-benar
hilangnya penglihatan.
H. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
1. Modifikasi gaya hidup
Mengubah pola hidup/intervensi nonfarmakologis pada penderita
hipertensi. Beberapa pola hidup yang harus diperbaiki adalah:
a. menurunkan berat badan jika ada kegemukan
b. mengurangi minum alcohol
c. meningkatkan aktivitas fisik aerobik
d. mengurangi asupan garam
e. mempertahankan asupan kalium yang adekuat
f. mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
g. menghentikan merokok
h. mengurangi asupan
i. lemak jenuh dan kolesterol (Tuty Kuswardhani, 2016)
2. Edukasi Psikologis
a. Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara
sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback
terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
b. Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks.
c. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan ) Tujuan pendidikan kesehatan
yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
(Putra, 2019)
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesis: pengkajian mengenai nama lengkap, jenis kelamin,
tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang
tua, pekerjaanorang tua, dan penghasilan.
1) Keluhan utama
Biasanya pasien mengalami pusing dan berat di bagian kepala
2) Riwayat kesehatan sekarang
Gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, dan kemungkinan timbul diare.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien pernah mengalami penyakit hipertensi
4) Riwayat kesehatan keluarga
Biasnya keluarga pasien juga mempunyaki penyakit hipertensi.
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Gelisah, cemas dan lemas
2) Aktivitas/ Istirahat, gejala: kelemahan, letih, nafas pendek,
gaya hidup monoton. Tanda: frekuensi jantung meningkat,
perubahan irama jantung, takipnea.
3) Sirkulasi, gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode
palpitasi. Tanda: kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi
vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
4) Eliminasi, gejala: gangguan ginjal saat ini atau (seperti
obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu).
5) Makanan/cairan, gejala: makanan yang disukai yang mencakup
makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah
dan perubahan BB akhir-akhir ini (meningkat/turun) dan
riwayat penggunaan diuretik. Tanda: berat badan normal atau
obesitas, adanya edema, glikosuria.
6) Pernafasan, gejala: dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea, ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok. Tanda: distress.
2. Diagnose keperawatan
a. Defisit pengetahuan tentang (hipertensi)
b. Gangguan rasa nyaman
c. Resiko defisit nutrisi
d. Perfusi jaringan tidak efektif
3. Intervensi keperawatan
a. Defisit pengetahuan tentang (hipertensi)
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
- Identifikasi faktor yang meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat.
Terapeutik
- Berikan kesempatan bertanya.
edukasi
- Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
b. gangguan rasa nyaman
observasi
- Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi atau gejala lain.
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernak efektif digunakan
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan yang suhu ruang nyaman.
- Gunbakan pakainan longgar
- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik
atau tindakan medis.
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, btasan dan jenis relaksasi yang
tersedia
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
c. Resiko deficit nutrisi
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Monitor asupan makanan
Terapiotik
- Fasilitasi menentukan pedoman diet
- Berikanan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan suplemen makanan
Edukasi
- Anjurkan diet yang diprogramkan
d. Perfusi jaringan tidak efektif
Observasi
- Periksa sirkulasi perifer
- Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
Terapeutik
- Lakukan pencegahan infeksi
Edukasi
- Anjurkan berolah raga dengan rutin
- Anjurkan mengguanakan obat penurun tekan darah
- Anjurkan meminum obat pengontrol tekanan darah secara
teratur
e. Ketidakmampuan koping keluarga
Observasi
- Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
- Identifikasi kesusuaian antara pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan
Terapeutik
- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
- Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi
- Diskusikan rencana medis keperawatan
- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga
atau antar anggotan keluarga
Edukasi
- Informasikan kemajuan pasien secara berkala
- Informasikan fasilitas keperawatan kesehatan yang tersedia
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9829715/Laporan_Pendahuluan_Keperawatan_K
eluarga
Putra, V. J., & Kep, S. (2019). ILMIAH AKHIR NERS ( KIA-N ) Asuhan
Keperawatan Hipertensi Pada Ib . A dengan Pemberian Slow Deep Breathing
Di Wisma Delima Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
Batusangkar Tahun 2019 OLEH STIKes PERINTIS PADANG
PERNYATAAN ORISINALITAS.
Format Asuhan Keperawatan Keluarga
b. Komposisi Keluarga
c. Genogram
keterangan :
meninggal :
laki-laki :
perempuan :
klien :
dalam satu KK :
d. Type Keluarga :
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa/Indonesia
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : -/+ 1,5 juta dalam 1 bulan
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga
selama ini dilakukan dengan berkumpul bersama sambil nonton TV dan
biasanya menghibur diri ke sawah. Aktivitas rekreasi di luar rumah/ke
tempat wisata mereka lakukan setiap 2-3 minggu sekali Ny.S jalan-jalan
rekreasi dengan cucunya.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
Pada saat ini keluarga Tn. K sedang berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak remaja. Dimana tugas perkembangan keluarga
dengan anak remaja antara lain:
Saat ini Ny.S sering sekali mengeluh pusing dibagian tengkuk kepala
dan rasa sakit itu dirasakan setah pulang dari sawah karena terlalu lama
terpapar sinar matahari dan kelelahan. Karena sering mengalami rasa sakit
pada bagian kepala Ny.S melakukan pemeriksaan ke puskesmas terdekat
dan dari hasil pemeriksaan di puskesmas ternyata tekanan darah Ny.S
adalah 150/90 mmHg dan di diagnosa oleh dokter bahwa Ny.S mengalami
hipertensi. Setelah sering merasa pusing Ny.S hanya ke sawah pada pagi
hari saja.
III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : 15 × 8 m²
b) Type rumah : semi permanen
c) Kepemilikan : rumah pribadi
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 9 ruang
e) Ventilasi/jendela : 6 jendela di ruang tamu, 1 jendela dimasing-masing
kamar dan 3 pintu utama
f) Pemanfaatan ruangan : 7 kamar, 2 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 ruang
dapur dan 2 kamar mandi
g) Septic tank : ada letak : dibelakang rumah sejauh 10m
h) Sumber air minum : sumur
i) Kamar mandi/WC : ada
j) Sampah Limbah RT : dikubur atau dibakar
k) Kebersihan lingkungan : kebiasaan menyapu lantai rumah 2 kali
sehari, kebiasaan menyapu lingkungan rumah 1 kali 2 hari.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan : mengadakan pertemuan 1 bulan sekali
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
keluarga saling menyayangi dan menjaga satu dengan yang lain saat
sakit maupun saat sehat. Untuk pemenuhan proses penyembuhan keluarga
biasanya dilakukan secara mandiri karena suami dan anaknya juga jarang
tidur dirumah.
b. Fungsi sosialisasi
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : tidak ada perencanaan jumlah anak
d) Keterangan lain : keluarga Tn. K sudah tidak mau punya anak lagi
e. Fungsi ekonomi
Upaya lain : tidak ada upaya yang dilakukan oleh keluarga Tn. K
Nama : Ny.S
Umur : 51 tahun
L/P :P
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
(...........................................................)
ANALISA DATA
- Keluarga tampak
bingung dengan penyakit
yang diderita Ny. S
- N: 90 ×/mnt
- RR: 22 ×/mnt
DS:
- Keluarga mengatakan
kurang tahu jika Ny. S di
diagnosa hipertensi.
- Keluarga mengatakan
makanan Ny. S sama
dengan anggota keluarga
yang lain.
- Ny. S mengatakan
khawatir jika tekanan
darahnya terus bertambah.
2. DO: Kesiapan peningkatan Ketidak mampuan
koping keluarga keluarga dalam
- Tekanan darah Ny. S
mengambil
naik turun tidak menentu.
keputusan
- Keluarga Tn. K
membeli obat diwarung
untung mengatasi pusing.
- gerakan terbatas
DS:
- keluarga Tn.K
mengatakan jika Ny.S
penyakitnya kambuh
bingung mau membawa ke
puskesmas atau dibelikan
obat di apotik
PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit pengetahuan tentang (hipertensi) b.d Ketidak mampuan keluarga
dalam mengenal masalah
sejahtera menjawab
dengan
dilakukan
musyawarah,
tetapi jika ada
anggota yang
sakit Ny. S
bingung karena
dirumah sendiri.
Kemungkinan masalah 2 2 1/2×2= Dengan
dapat diubah : 1 melakukan
1
teknik-tenik
Skala : Mudah
0 relaksasi yang
Sebagian dianjurkan untuk
Masalah tidak
dirasakan
Total skor 2,7
DX KEPERAWATAN : kesiapan peningkatan koping keluarga b.d Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan
IMPLEMENTASI
Dx Keperawatan : Defisit pengetahuan tentang (hipertensi) b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah d.d Ny.S
bingung dengan penyakit yang dideritanya
Hari/ Tanggal/waktu IMPLEMENTASI Paraf
P: lanjutkan intervensi
Rabu, 20 Januari 2021 S: klien mengatakan jika bingung apa yang harus dilakukan saat penyakitnya kambuh
O: klien tampak lemas, klien tampak kebingungan, TD: 140/100 mmHg
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Kamis, 21 Januari 2021 S: klien mengatakan jika lebih memilih hidup sehat agar penyakitnya tidak kambuh lagi
O: klien tampak lebih bersemangat, klien tampak lebih ingin lebih mengetahui tentang
penyakitnya, TD: 130/90 mmHg
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
DX Keperawatan: kesiapan peningkatan koping keluarga b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Hari/Tanggal/Waktu EVALUASI
(SOAP)
Selasa, 19 Januari 2021 S:keluarga mengatakan jika penyakit Ny.S kambuh hanya dibelikan obat di apotik
O: klien tampak lemas, klien tampak lebih suka berbaring ditempat tidur
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
Rabu, 20 Januari 2021 S: keluarga mengatakan jika tadi malam Ny.S kambuh dan langsung dibawa ke bidan desa
O: klien tampak lemas, klien tampak sedikit pucat
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
Kamis, 21 Januari 2021 S: klien mengatakan jika sudah membawa Ny.S ke bidan
O: klien tampak lebih semangat, klien sudah tidak pucat
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
PRE PLANING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan ke 1
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab
utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penyakit ini menjadi salah
satu masalah kesehatan utama di Indonesia maupun dunia sebab
diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di
Negara berkembang. Di Indonesia menunjukan bahwa di daerah pedesaan
masih banyak penderita hipertensi yang belum terjangkau oleh layanan
kesehatan dikarenakan tidak adanya keluhan dari sebagian besar penderita
hipertensi. Ironinya, diperkirakan ada 76% kasus hipertensi di masyarakat
yang belum terdiagnosis, artinya penderitanya tidak mengetahui bahwa
dirinya mengidap penyakit ini. Hal ini menunjukkan bahwa 76%
masyarakat belum mengetahui telah menderita hipertensi Artinya banyak
sekali kasus hipertensi tetapi sedikit sekali yang terkontrol.
Faktor penyebab dari hipertensi itu seperti perubahan gaya hidup
sebagai contohnya merokok, obesitas, inaktivitas fisik dan stres
psikososial. Karena angka prevalensi hipertensi di Indonesia yang semakin
tinggi maka perlu adanya penanggulan, diantaranya terapi farmakologi dan
nonfarmakologi. Latihan nafas dalam merupakan suatu bentuk terapi
nonfarmakologi, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam (nafas lambat dan menahan
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara
perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri. Kurangnya
pengetahuan tentang hipertensi juga membuat terhambatnya proses
perawatan.
B. Tujuan
dalam waktu 35 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah kesehatan pada keluarga
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : wawancara, observasi
2. Media : Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik
3. Sasaran : keluarga dengan hipertensi
4. Pelaksanaan : 19 januari 2021
5. Waktu : menyesuaikan dengan kegitan keluarga
6. Tempat : dirumah keluarga dengann hipertensi
7. Strategi pelaksanaan pada tanggal 19 januari 2021
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
6. Evaluasi
Diharapkan keluarga dapat menjelaskan tentang :
a. Menjelaskan tentang hipertensi
b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi hipertensi
c. Menjelaskan komplikasi yang terjadi pada hipertensi
d. Menjelaskan gaya hidup yang baik
7. materi
a. Definisi
Hipertensi atau penyakit “darah tinggi” merupakan kondisi ketika
seseorang mengalami kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau
mendadak. Diagnosis hipertensi ditegakkan jika tekanan darah sistol
seseorang menetap pada 140 mmHg atau lebih. Nilai tekanan darah
yang paling ideal adalah 115/75 mmHg. Menurut WHO, batasan
tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg,
sedangkan tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai
Hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan Hipertensi disebut
borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO
tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin. Hipertensi adalah
apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal
jantung, stroke, dan gagal ginjal. Disebut sebagai “ pembunuh diam –
diam “ karena penderita hipertensi sering tidak menampakan gejala.
(Yonata, Satria, & Pratama, 2020)
d. Pencegahan hipertensi
1. Mengurangi asupan garam
2. Konsumsi makanan sehat dan bernutrisi
3. Olah raga secara rutin
4. Jaga berat badab dengan ideal
5. Kelola stress
6. Tidur yang cukup
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, S., Sari, S. M., Savita, R., Studi, P., Keperawatan, I., Hang, S., &
Pekanbaru, T. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi
Pada Lansia di Atas Umur 65 Tahun Factors Related with Hypertension on
The Elderly over 65 Years, 2(01).
Putra, V. J., & Kep, S. (2019). ILMIAH AKHIR NERS ( KIA-N ) Asuhan
Keperawatan Hipertensi Pada Ib . A dengan Pemberian Slow Deep Breathing
Di Wisma Delima Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
Batusangkar Tahun 2019 OLEH STIKes PERINTIS PADANG
PERNYATAAN ORISINALITAS.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan:DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan:DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan:DPP PPNI
Tinjauan pustaka PENATALAKSANAAN HIPERTENSI PADA LANJUT US1A
RA Tuty Kuswardhani Divisi Geriatri Bagian Penyakit Dalam FK . Unud ,
RSUP Sanglah Denpasar. (n.d.), (Jnc Vi), 135–140.
Yonata, A., Satria, A., & Pratama, P. (2020). Hipertensi sebagai Faktor Pencetus
Terjadinya Stroke, 5(September 2016), 17–21.