Anda di halaman 1dari 57

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.

K Dengan
Hipertensi

Dosen Pembimbing :

Paramita Ratna G, S. Kep., Ns. M. Kep 

Disusun oleh :

Linda Krisdayanti 10217039

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KOTA KEDIRI

2021

1
KONSEP KELUARGA

A. Devinisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Setiadi,2012). Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungandarah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksisatu sama lain (Harmoko, 2012).
B. Tipe keluarga
Harmoko (2012) membagi tipe keluarga menjadi beberapa bagian berikut
ini :
1. Nuclear Family : Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak
yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal
dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja di laur
rumah.
2. Extended Family : Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan,saudara sepupu, pama, bibi, dan
sebagainya.
3. Reconstitud Nuclear : Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggaldalam pembentuan satu rumah
dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinanlama maupun
hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di
luarrumah.
4. Middle Age/ Aging Couple : Suami sebagai pencari uang. Istri di
rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anaksudah
meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5. Dyadic Nuclear : Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai
anak, keduanya/slah satu bekerjadi rumah.
6. Single Parent : Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian
pasangannya dan anak-anaknyadapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7. Dual Carier : Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anakh.
8. Commuter Married : Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanyasaling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
9. Single Adult : Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan
tidak adanya keinginan untukmenikah.
10. Three Generation : Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Cohibing Cauple : Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa pernikahan

2
12. Institutional : Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru
panti-panti.
13. Comunal : Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
14. Group Marriage : Satu perumahan terdiri atas orangtua dan
keturunannya di dalam satu kesatuan keluargadan tiap indivisu adalah
menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua darianak-anak.
15. Unmarried paret and child : Ibu dan aak dmana perkawinan tidak
dikehendaki, anakya di adopsi.

C. Ciri-ciri keluarga
Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver and
Page (Khairuddin, 1985: 12), yaitu:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3. Suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota anggota
kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-
kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
D. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) terdapat empat fungsi keluarga
meliputi :
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi upaya pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang, pengertian, dan menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan
keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi
afektif di dalam keluarga tidak terpenuhi. Fungsi afektif berhubungan
erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan
keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga yang
dapat mempertahankan makna yang positif, mempelajari dan
mengembangkan fungsi afektif melalui interaksi serta hubungan
dalam keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Keluarga memiliki

3
tanggung jawab utama dalam mengubah seorang bayi dalam hitungan
tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi penuh
dalam masyarakat (Friedman, 2010).
3. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga. Pernikahan dan keluarga dirancang
untuk mengatur dan mengendalikan perilaku seksual serta reproduksi.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi, mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan
melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup
finansial, ruang, dan material dalam alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan (Setiadi, 2008).
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan
Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi fisik keluarga dipengaruhi oleh
orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan, dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan
dan praktik kesehatan merupakan fungsi keluarga yang paling relevan
(Friedman ,2010).

4
DAFTAR PUSTAKA

Ali,Zainudin. (2010). Pengatar Keperawatan Keluarga. Jakarta. Buku Kedojteran


EGC.

https://www.academia.edu/9829715/Laporan_Pendahuluan_Keperawatan_K
eluarga

https://www.academia.edu/38445999/Laporan_Praktikum_Asuhan_Keperaw
atan_Keluarga_Tn_G_dengan_Tahap_Perkembangan_Melepaskan_Anak_D
ewasa_Awal
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
A. Definisi
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah
sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama
dengan 90 mmHg (Yonata, Satria, & Pratama, 2020). Penyakit ini sering
dikatakan sebagai the silent diseases. Faktor resiko hipertensi dibagi
menjadi 2 golongan yaitu hipertensi yang tidak bisa diubah dan hipertensi
yang dapat diubah. Hipertensi yang dapat diubah meliputi merokok,
obesitas, gaya hidup yang monoton dan stres. Hipertensi yang tidak dapat
dirubah meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, faktor keturunan
(Agustina et al., 2020).
B. Klasifikasi
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 :
1. Hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui
2. Hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
penyakit endokrin, penyakit jantung dan ganguuan anak ginjal
(adrenal). (Yonata et al., 2020)
C. Etiologi
Penyebab hipertensi adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, datadata penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit
seperti Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia. ( RA Tuty Kuswardhani,
2006)
D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
E. Patofisiologi
TDS maupun TDD meningkat sesuai dengan meningkatnya umur.
TDS meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan
TDD meningkat samapi umur 50-60 tahun dan kemudian cenderung
menetap atau sedikit menurun. Kombinasi perubahan ini sangat mungkin
mencerminkan adanya pengakuan pembuluh darah`dan penurunan
kelenturan (compliance) arteri dan ini mengakibatkan peningkatan tekanan
nadi sesuai dengan umur. Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah
besar meningkat dan elastisitas pembuluh darah menurun sesuai umur.
Perubahan ini menyebabkan penurunan compliance aorta dan pembuluh
darah besar dan mengakibatkan pcningkatan TDS. Penurunan elastisitas
pembuluh darah menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer.
Sensitivitas baroreseptor juga berubah dengan umur. Penurunan
sensitivitas baroreseptor juga menyebabkan kegagalan refleks postural,
yang mengakibatkan hipertensi pada lanjut usia sering terjadi hipotensi
ortostatik. Perubahan keseimbangan antara vasodilatasi adrenergik-dan
vasokonstriksi adrenergik-a akan menyebabkan kecenderungan
vasokontriksi dan selanjutnya mengakibatkan pcningkatan resistensi
pembuluh darah perifer dan tekanan darah. Resistensi Na akibat
peningkatan asupan dan penurunan sekresi juga berperan dalam terjadinya
hipertensi. Perubahan perubahan di atas bertanggung jawab terhadap
penurunan curah jantung (cardiac output), penurunan denyut jantung,
penurunan kontraktilitas miokard, hipertrofi ventrikcl kiri, dan disfungsi
diastolik. Ini menyebabkan penurunan fungsi ginjal dengan penurunan
perfusi ginjal dan laju filtrasi glomerulus. (RA Tuty Kuswardhani, 2006)
F. WOC

G. Komplikasi
Dikutip dari Redaksi Dokter Sehat, 2019 Komplikasi yang dapat
disebabkan oleh hipertensi adalah :
1. Penyakit jantung
Tekanan darah yang terus berada dalam kondisi tinggi akan merusak
fungsi sekaligus struktur dari jantung dan pembuluh darah. Seperti
dinding pembuluh darah akan terus menebal sebagai respons dari
meningkatnya tekanan darah yang kemudian menyebabkan penyakit
jantung coroner.
2. Stroke
Salah satu faktor utama penyebab stroke adalah hipertensi. stroke
terjadi saat aliran darah menuju otak terhambat akibat adanya
sumbatan plak atau pecahnya pembuluh darah yang menuju organ
tersebut. Tingginya tekanan darah disebut-sebut bisa meningkatkan
kemungkinan terjadinya hal ini.
3. Diabetes
Kemampuan kedua penyakit ini dalam mempengaruhi kondisi sirkulasi
darah. Jika sampai penderita diabetes juga mengalami tekanan darah
tinggi, maka organ-organ tubuh yang mengalami kerusakan akibat
diabetes seperti mata atau ginjal juga akan semakin memburuk.
4. Gangguan ginjal
Hipertensi bisa mempengaruhi kondisi ginjal dengan signifikan. Hal
ini disebabkan oleh semakin menebalnya pembuluh darah menuju
ginjal demi mencegah pecah pembuluh darah akibat tingginya tekanan
darah. Sayangnya, hal ini akan berimbas pada menurunnya aliran
darah menuju ginjal yang berimbas pada kematian nefron, salah satu
jaringan di dalam ginjal.
5. Gangguan penglihatan
Tingginya tekanan darah bisa menyebabkan gangguan penglihatan
yang dikenal dengan sebutan hipertensi retinopati. kondisi ini hanya
berupa semakin buramnya penglihatan. Jika tak segera ditangani, maka
akan berlanjut menjadi penglihatan ganda atau bahkan benar-benar
hilangnya penglihatan.
H. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
1. Modifikasi gaya hidup
Mengubah pola hidup/intervensi nonfarmakologis pada penderita
hipertensi. Beberapa pola hidup yang harus diperbaiki adalah:
a. menurunkan berat badan jika ada kegemukan
b. mengurangi minum alcohol
c. meningkatkan aktivitas fisik aerobik
d. mengurangi asupan garam
e. mempertahankan asupan kalium yang adekuat
f. mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
g. menghentikan merokok
h. mengurangi asupan
i. lemak jenuh dan kolesterol (Tuty Kuswardhani, 2016)
2. Edukasi Psikologis
a. Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara
sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback
terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
b. Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks.
c. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan ) Tujuan pendidikan kesehatan
yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
(Putra, 2019)
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesis: pengkajian mengenai nama lengkap, jenis kelamin,
tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang
tua, pekerjaanorang tua, dan penghasilan.
1) Keluhan utama
Biasanya pasien mengalami pusing dan berat di bagian kepala
2) Riwayat kesehatan sekarang
Gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, dan kemungkinan timbul diare.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien pernah mengalami penyakit hipertensi
4) Riwayat kesehatan keluarga
Biasnya keluarga pasien juga mempunyaki penyakit hipertensi.
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Gelisah, cemas dan lemas
2) Aktivitas/ Istirahat, gejala: kelemahan, letih, nafas pendek,
gaya hidup monoton. Tanda: frekuensi jantung meningkat,
perubahan irama jantung, takipnea.
3) Sirkulasi, gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode
palpitasi. Tanda: kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi
vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
4) Eliminasi, gejala: gangguan ginjal saat ini atau (seperti
obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu).
5) Makanan/cairan, gejala: makanan yang disukai yang mencakup
makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah
dan perubahan BB akhir-akhir ini (meningkat/turun) dan
riwayat penggunaan diuretik. Tanda: berat badan normal atau
obesitas, adanya edema, glikosuria.
6) Pernafasan, gejala: dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea, ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok. Tanda: distress.
2. Diagnose keperawatan
a. Defisit pengetahuan tentang (hipertensi)
b. Gangguan rasa nyaman
c. Resiko defisit nutrisi
d. Perfusi jaringan tidak efektif
3. Intervensi keperawatan
a. Defisit pengetahuan tentang (hipertensi)
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
- Identifikasi faktor yang meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat.
Terapeutik
- Berikan kesempatan bertanya.
edukasi
- Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
b. gangguan rasa nyaman
observasi
- Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi atau gejala lain.
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernak efektif digunakan
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan yang suhu ruang nyaman.
- Gunbakan pakainan longgar
- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik
atau tindakan medis.
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, btasan dan jenis relaksasi yang
tersedia
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
c. Resiko deficit nutrisi
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Monitor asupan makanan
Terapiotik
- Fasilitasi menentukan pedoman diet
- Berikanan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan suplemen makanan
Edukasi
- Anjurkan diet yang diprogramkan
d. Perfusi jaringan tidak efektif
Observasi
- Periksa sirkulasi perifer
- Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
Terapeutik
- Lakukan pencegahan infeksi
Edukasi
- Anjurkan berolah raga dengan rutin
- Anjurkan mengguanakan obat penurun tekan darah
- Anjurkan meminum obat pengontrol tekanan darah secara
teratur
e. Ketidakmampuan koping keluarga
Observasi
- Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
- Identifikasi kesusuaian antara pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan
Terapeutik
- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
- Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi
- Diskusikan rencana medis keperawatan
- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga
atau antar anggotan keluarga
Edukasi
- Informasikan kemajuan pasien secara berkala
- Informasikan fasilitas keperawatan kesehatan yang tersedia
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9829715/Laporan_Pendahuluan_Keperawatan_K
eluarga
Putra, V. J., & Kep, S. (2019). ILMIAH AKHIR NERS ( KIA-N ) Asuhan
Keperawatan Hipertensi Pada Ib . A dengan Pemberian Slow Deep Breathing
Di Wisma Delima Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
Batusangkar Tahun 2019 OLEH STIKes PERINTIS PADANG
PERNYATAAN ORISINALITAS.
Format Asuhan Keperawatan Keluarga

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga :
Nama : Tn.K
Pendidikan : SD
Umur : 56 tahun
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Agama : Islam
Alamat : Desa Karanggondang
Suku : Jawa
No.Telp : 081232144576

b. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hub. Keluarga Pekerjaan Pendidikan


1. Tn.K L 56 tahun Suami Buruh SD
banguanan
2. Ny.S P 51 tahun Istri Petani SD
3. An.L P 21 tahun Anak Belum SMA
bekerja

c. Genogram
keterangan :

meninggal :

laki-laki :

perempuan :

klien :

dalam satu KK :

d. Type Keluarga :

a) Jenis type keluarga :


Keluarga Tn. K termasuk keluarga inti (Nuclear Family) karena dalam
satu rumah terdiri dari ayah, ibu dan anak.

b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut :


Tidak ada masalah yang timbul dalam keluarga

e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa/Indonesia

b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : tidak ada budaya yang


berhubungan dengan kesehatan
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Islam, dalam
agama tersebut tidak ada kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn.K yang bekerja mencari
nafkah menjadi TKI sebagai buruh bangunan

b) Penghasilan : -/+ 2-3 jt dalam 1 bulan

c) Upaya lain : Ny.S bekerja sebagai petani di sawah milik sendiri

d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : TV, sepeda


motor, kulkas dan mesin cuci

e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : -/+ 1,5 juta dalam 1 bulan
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga
selama ini dilakukan dengan berkumpul bersama sambil nonton TV dan
biasanya menghibur diri ke sawah. Aktivitas rekreasi di luar rumah/ke
tempat wisata mereka lakukan setiap 2-3 minggu sekali Ny.S jalan-jalan
rekreasi dengan cucunya.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
Pada saat ini keluarga Tn. K sedang berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak remaja. Dimana tugas perkembangan keluarga
dengan anak remaja antara lain:

1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.


2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
5. Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul
konflik orang tua dan remaja
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
1. Mempertahankan keintiman pasangan karena Tn. K lebih cenderung
pediam. Tn. K dan Ny. S dapat bersama hanya dalam waktu satu bulan
dalam setahun sekali.
2. Mempeetahankan komunikasi antara orang tua dan anak
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :

Saat ini Ny.S sering sekali mengeluh pusing dibagian tengkuk kepala
dan rasa sakit itu dirasakan setah pulang dari sawah karena terlalu lama
terpapar sinar matahari dan kelelahan. Karena sering mengalami rasa sakit
pada bagian kepala Ny.S melakukan pemeriksaan ke puskesmas terdekat
dan dari hasil pemeriksaan di puskesmas ternyata tekanan darah Ny.S
adalah 150/90 mmHg dan di diagnosa oleh dokter bahwa Ny.S mengalami
hipertensi. Setelah sering merasa pusing Ny.S hanya ke sawah pada pagi
hari saja.

b) Riwayat penyakit keturunan : hipertensi dari ayah Ny.S

c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :


No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
kesehatan (BCG/Polio/D kesehatan yang telah
PT/HB/Camp dilakukan
ak)
1. Tn.K 56 - Sehat Lengka Tidak ada
tahun

2. Ny.S 51 55 Hipertensi Lengkap Pusing Minum obat


tahun kg yang dibeli
dari apotik
3. An.L 21 70 sehat Lengkap Tidak ada
tahun kg
d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :
Puskesmas dan klinik

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Sebelumnya keluarga Tn. K tidak pernah mengeluh penyakit serius.

III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : 15 × 8 m²
b) Type rumah : semi permanen
c) Kepemilikan : rumah pribadi
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 9 ruang
e) Ventilasi/jendela : 6 jendela di ruang tamu, 1 jendela dimasing-masing
kamar dan 3 pintu utama
f) Pemanfaatan ruangan : 7 kamar, 2 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 ruang
dapur dan 2 kamar mandi
g) Septic tank : ada letak : dibelakang rumah sejauh 10m
h) Sumber air minum : sumur
i) Kamar mandi/WC : ada
j) Sampah Limbah RT : dikubur atau dibakar
k) Kebersihan lingkungan : kebiasaan menyapu lantai rumah 2 kali
sehari, kebiasaan menyapu lingkungan rumah 1 kali 2 hari.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan : mengadakan pertemuan 1 bulan sekali

b) Aturan/kesepakatan : tamu wajib lapor dan pintu masuk ke desa


ditutup jam 9 malam

c) Budaya : melakukan doa bersama atau genduren dan tahlil

c. Mobilitas Geografis Keluarga : rumah berada di area perkampungan, tidak


jauh dari jalan raya, Ny. S biasa pergi ke pasar dengan jarah 2 km dari
rumah. Rumah berada di tepi jalan raya
Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: Di dalam
masyarakat Ny. S aktif mengikuti kegiatan setiap sebulan sekali yang
diadakan oleh ketua RT setempat yaitu pengajian setiap hari jumat. An. L
juga bersosialisasi dengan baik di lingkungan masyarakat An. L juga kerap
mengikuti kegitan yang dilakukan di lingkungan masyarakat.

d. Sistem Pendukung Keluarga: Anggota keluarga jika sakit memeriksakan


diri ke bidan desa atau ke puskesmas setempat. Bahkan keluarga saling
membantu sesama anggota keluarga lain bahkan ke tetangga lingkungan
sekitar.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga :
Pola komunikasi dalam keluarga adalah pola komunikasi terbuka, yaitu
anggota keluarga dapat mengutarakan pendapatnya masing-masing

b. Struktur Kekuatan Keluarga :


c. Keluarga saat mengambil keputusan melakukan dengan musyawarah atau
pengambilan keputusan bersama.
d. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
1. Tn. K sebagai kepala rumah tangga, sudah berperan dengan baik.
2. Ny. S sebagai ibu rumah tangga juga membantu Tn. K sebagai petani.
3. An. L sebagai anak, duduk di bangku kuliah semester 6 berperan baik
sebagai seorang remaja dan anak.
e. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. K jika sakit biasa membeli obat ke apotik, jika sakit
bertambah baru dibawa ke klinik atau puskesmas

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif

keluarga saling menyayangi dan menjaga satu dengan yang lain saat
sakit maupun saat sehat. Untuk pemenuhan proses penyembuhan keluarga
biasanya dilakukan secara mandiri karena suami dan anaknya juga jarang
tidur dirumah.

b. Fungsi sosialisasi

a) Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga rukun dengan anggota


keluarga yang lain, tidak membeda-bedakan.

b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : anggota keluarga aktif


berinteraksi dengan baik dengan anggota keluarga lain dan kepada
masyarakat sekitar

c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Ny. S


yang dominan mengambil keputusan dari pada Tn. K, karena Tn. K
tidak selalu di rumah bahkan hanya setahun sekali pulang ke rumah.

d) Kegiatan keluarga waktu senggang : anggota keluarga biasanya


berkumpul bersama dirumah menonton tv dan jika ada waktu panjang
biasanya anggota keluarga berekreasi

e) Partisipasi dalam kegiatan sosial : seluruh anggota keluarga aktif dalam


kegiatan sosial yang diadakan diwilayahnya, kecuali Tn. K yang hanya
di rumah setahun sekali

c. Fungsi perawatan kesehatan


a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya : keluarga tidak mengetahui penyakitnya hipertensi, setelah
pemeriksaan baru keluarga Tn. K mengetahui jika Ny. S di diagnosa
hipertensi.

b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang


tepat : keluarga mampu dan cepat mengambil keputusan untuk tindakan
kesehatan, misal jika merasa tidak enak badan keluarga langsung
membeli obat di apotik dan mengecekkan diri ke bidan desa.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : keluarga
baik dalam melakukan perewatan jika ada keluarga yang sakit, tetapi
terkadang masih kurang pengetahuan.

d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :


Keluarga belum mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat,
karena adanya anggota keluarga ada yang merokok didalam rumah dan
pemeliharaan sampah plastik yang masih di bakar.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Keluarga menggunakan faskes yang ada di desanya seperti bidan desa
atau puskesmas yang ada di wilayah keluarga Tn. K.

d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : tidak ada perencanaan jumlah anak

b) Akseptor : Ya yang digunakan pil KB lamanya jika Tn.K pulang dari


luar Negeri

c) Akseptor : Belum ..........................Alasannya

d) Keterangan lain : keluarga Tn. K sudah tidak mau punya anak lagi

e. Fungsi ekonomi

a) Upaya pemenuhan sandang pangan : keluarga Tn. K sudah cukup


untuk pemenuhan sandang pangan. Karena tidak hanya Tn. K yang
bekerja tetapi juga Ny. S.

b) Pemanfaatan sumber di masyarakat : baik

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek : Ny. S merasa lelah jika harus selalu minum obat
jika sakitnya kambuh.

b. Stressor jangka panjang : Ny. S merasa takut karena penyakitnya orang


tuanya juga meninggal karena hipertensi.
c. Respon keluarga terhadap stressor : apabila ada masalah Ny. S selalu
memberi tahu keluarga yang lain dan dicarikan jalan keluar untuk masalah
yang sedang dihadapi.

d. Strategi koping : saat mengambil keputusan biasanya keluarga Tn. K


membicarakan dulu dengan istri atau anggota keluarga yang lain

e. Strategi adaptasi disfungsional :

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi : terbatas

Upaya lain : tidak ada upaya yang dilakukan oleh keluarga Tn. K

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


a. Identitas

Nama : Ny.S

Umur : 51 tahun

L/P :P

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini : klien mengeluh akhir-akhir ini merasa


pusing

c. Riwayat Penyakit Sebelumnya : klien pernah mengatakan jika beberapa


bulan terakhir sering mengalami sakit kepala

d. Tanda-tanda vital : TD : 140/90 mmHg, N: 90 ×/mnt, RR: 22 ×/mnt

e. Sistem Cardio Vascular :


f. Sistem Respirasi: normal, tidak ada masalah

g. Sistem Gastrointestinal (GI Track) : normal, tidak ada masalah

h. Sistem Persyarafan: normal, tidak ada masalah

i. Sistem Muskuloskeletal: normal, tidak ada masalah

j. Sistem Genetalia : normal, tidak ada masalah

IX. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya : Keluarga Tn. K berharap penyakit Ny. S
segera sembuh dan tidak mudah kambuh lagi

b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Keluarga Tn. K menyambut baik


tenaga kesehatan yang ada di lingkungan sekitar

Kediri, 19 januari 2021

(...........................................................)
ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1. DO: Defisit pengetahuan Ketidak mampuan
tentang (hipertensi) keluarga dalam
- Ny. S tampak
mengenal masalah
meminum obat dari warung
yang debikan anaknya
karena pusing.

- Keluarga tampak
bingung dengan penyakit
yang diderita Ny. S

- TD: 140/90 mmHg

- N: 90 ×/mnt

- RR: 22 ×/mnt

DS:

- Keluarga mengatakan
kurang tahu jika Ny. S di
diagnosa hipertensi.

- Keluarga mengatakan
makanan Ny. S sama
dengan anggota keluarga
yang lain.

- Ny. S mengatakan
khawatir jika tekanan
darahnya terus bertambah.
2. DO: Kesiapan peningkatan Ketidak mampuan
koping keluarga keluarga dalam
- Tekanan darah Ny. S
mengambil
naik turun tidak menentu.
keputusan
- Keluarga Tn. K
membeli obat diwarung
untung mengatasi pusing.

- gerakan terbatas

- fisik tampak lemah

DS:

- keluarga Tn.K
mengatakan jika Ny.S
penyakitnya kambuh
bingung mau membawa ke
puskesmas atau dibelikan
obat di apotik
PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit pengetahuan tentang (hipertensi) b.d Ketidak mampuan keluarga
dalam mengenal masalah

2. Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d Ketidak mampuan keluarga dalam


mengambil keputusan
PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnos Nilai
Kriteria Skor Bobot Pembenaran
a Kep. Total
Sifat masalah : 2/3×1= Ketika keluarga
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 0,6 ditanya tentang

Ancaman kesehatan 2 penyakitnya Ny. S


mengatakan tidak
Keadaan sejahtera 1
tahu dan lebih
cenderung diam
ketika ditanya
masalah
penyakitnya.
Kemungkinan masalah dapat 2/2×2= 2 Pendidikan Ny. S
diubah : adalah SD. Tetapi
2
Skala : Mudah Ny. S adalah
2
Sebagian seorang kader
1
Tidak dapat posyandu kurang
0
lebih mengetahui
tentang kesehatan
Potensial masalah untuk 2/3×1= Dengan pemberian
dicegah : 0,6 informasi tentang
1
Skala : Tinggi perawatan
3
Cukup hipertensi yang
2
Rendah cukup jelas,
1
kemungkinan
masalah yang akan
muncul dapat
dicegah.
Menonjolnya masalah : 1/2×1= Masalah yang
0,5 dihadapi keluarga
Skala :
Masalah berat, harus segera 2 1 Tn. K tidak harus
ditangani segera ditangani.
Ada masalah, tetapi tidak
1
perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
0
TOTAL SKOR 3,7
Diagnos Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
a Kep Total
2. Sifat masalah : 3 1 2/3×1= Saat ditanya
0,6 tentang
Skala : Tidak/ kurang 2
bagaimana cara
sehat
1 mengatasi
Ancaman masalah jika ada
kesehatan keluarga yang

Keadaan sakit Ny. S

sejahtera menjawab
dengan
dilakukan
musyawarah,
tetapi jika ada
anggota yang
sakit Ny. S
bingung karena
dirumah sendiri.
Kemungkinan masalah 2 2 1/2×2= Dengan
dapat diubah : 1 melakukan
1
teknik-tenik
Skala : Mudah
0 relaksasi yang
Sebagian dianjurkan untuk

Tidak dapat mengurangi rasa


sakit.
Potensial masalah 1 2/3×1= Saat pengkajian
untuk dicegah : 0,6 Ny. S
3
mengatakan
Skala : Tinggi
2 keluarga perduli
Cukup jika ada anggota
1
keluarga yang
Rendah lain sakit.
Menonjolnya masalah : 2 1 1/2×1= Masalah
0,5 keluarga Tn. K
Skala :
harus ditangani
Masalah berat, harus 1 dengan tepat dan
segera ditangani cepat.
0
Ada masalah, harus
ditangani

Masalah tidak
dirasakan
Total skor 2,7

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor


1. Defisit pengetahuan tentang (hipertensi) b.d 3,7
Ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
masalah

2. Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d 2,7


Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil
keputusan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DX Keperawatan : Defisit pengetahuan tentang (hipertensi) b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

Tujuan Kriteria Hasil/ Standart Intervensi Rasional


Tujuan Umum :
Kognitif, -mampu Observasi : 1. Mengidentifikasi
Setelah dilakukan
Afektif, memahami tentan kemampuan keluarga
kunjungan 3×1 Psikomotor
penyakit -Identifikasi kesiapan dan kemampuan dalam menerima
minggu keluarga
-Perilaku hipertensi menerima informasi. informasi
dapat memahami sesuai
tentang hipertensi pengetahuan - Identifikasi faktor yang meningkatkan dan 2. Mengidentifikasi faktor
-mampu
meningkat.
melakukan menurunkan motivasi perilaku hidup yang meningkatkan
-Pertanyaan perawatan bersih dan sehat. dan menurunkan
Tujuan Khusus : tentang
masalah yang keluarga dengan terapeutik perilaku hidup keluarga
Setelah dilakukan dihadapi baik
menurun. - Berikan kesempatan bertanya. 3. Mengajarkan perilaku
tindakan selama 1
x 30menit, -Persepsi - edukasi hidup bersih

diharapkan : yang keliru - Jelaskan faktor resiko yang dapat


terhadap
mempengaruhi kesehatan.
- Mengetahu masalah
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan
i penyakit
hipertensi. sehat.
menurun - Ajarkan strategi yang dapat digunakan
Keluarga mampu untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
melakukan dan sehat
perawatan
kesehatan dengan
baik.

DX KEPERAWATAN : kesiapan peningkatan koping keluarga b.d Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan

Tujuan Kriteria Hasil/standart Intervensi Rasional


`tujuan umum: - dukungan - kekhawatiran Observasi 1. Menjaga agar klien
social dan tentang anggota tidak merasa khawatir
Setelah dilakukan - Identifikasi respon emosional terhadap
keluarga keluarga menurun tentang penyakitnya
kunjungan 3×1 kondisi saat ini
meningkat (5) 2. Mengidentifikasi
minggu diharapkan - Identifikasi kesesuaian antara harapan
- perilaku perilaku mengabaikan
keluarga Tn. K - perawatan pasien dan keluarga
mengabaikan anggota keluarga
dapat memberikan sesuai
anggota keluarga Terapeutik semakin menurun
perhatian baik bagi kebutuhan
menurun (5) - Dengarkan masalah, perasaan dan 3. Mendampingi anggota
keluarga yang sakit.
Tujuan khusus: meningkat - kemampuan pertanyaan keluarga keluarga dalam
memenuhi - Diskusi rencana medis dan keperawatan memenuhi kebutuhan
Setelah dilakukan - pola hidup
kebutuhan anggota - Fasilitasi pengungkapan perasaan anggotan keluarga
kunjungan membaik
keluarga antara pasien dan keluarga atau antar
diharapkan keluarga
- pola tidur meningkat anggota keluarga
Tn.K
membaik - Hargai dan dukung mekanisme koping
1. Keluarga adaptif yang digunakan
mampu
Edukasi
memberikan
perhatian lebih - Informasikan kemajuan klien secara
terhadap berkala
keluarga yang
sedang sakit
2. Klien mampu
melakukan
teknik relaksasi
yang diajarkan
untuk
mengurangi
rasa sakit.

IMPLEMENTASI
Dx Keperawatan : Defisit pengetahuan tentang (hipertensi) b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah d.d Ny.S
bingung dengan penyakit yang dideritanya
Hari/ Tanggal/waktu IMPLEMENTASI Paraf

Selasa, 19 Januari 2021


1. mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
2. mengidentifikasi faktor yang meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
3. memberikan kesempatan bertanya.
4. menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.
5. mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
6. mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.

Rabu, 20 Januari 2021


1. menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.
2. mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Kamis, 21 Januari 2021
1. mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
DX KEPERAWATAN : kesiapan peningkatan koping keluarga b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan d.d
keluarga Tn.K masih membelikan obat ke toko obat jika Ny.S penyakitnya kambuh
Hari/tanggal/waktu IMPLEMENTASI Paraf
Selasa, 19 Januari 2021 1. Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
2. Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien dan keluarga
3. Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga
4. Diskusi rencana medis dan keperawatan
5. Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau
antar anggota keluarga
6. Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan
7. Informasikan kemajuan klien secara berkala
Rabu, 20 Januari 2021 1. Diskusi rencana medis dan keperawatan
2. Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau
antar anggota keluarga
3. Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan
4. Informasikan kemajuan klien secara berkala
Kamis, 21 Januari 2021 1. Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau
antar anggota keluarga
2. Informasikan kemajuan klien secara berkala
EVALUASI
Dx Keperawatan : Defisit pengetahuan tentang (hipertensi) b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
Hari/ Tanggal/ Waktu EVALUASI
(SOAP)
Selasa, 19 Januari 2021
S: keluarga Ny.S mengatakan tidak mengetahui penyakitnya apa

O: - TD :140/100 mmHg, N : 88 ×/menit, RR : 20 ×/menit, klien tampak bingung dengan


penyakit yang dideritannya

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi

Rabu, 20 Januari 2021 S: klien mengatakan jika bingung apa yang harus dilakukan saat penyakitnya kambuh
O: klien tampak lemas, klien tampak kebingungan, TD: 140/100 mmHg
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Kamis, 21 Januari 2021 S: klien mengatakan jika lebih memilih hidup sehat agar penyakitnya tidak kambuh lagi
O: klien tampak lebih bersemangat, klien tampak lebih ingin lebih mengetahui tentang
penyakitnya, TD: 130/90 mmHg
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan

DX Keperawatan: kesiapan peningkatan koping keluarga b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Hari/Tanggal/Waktu EVALUASI
(SOAP)
Selasa, 19 Januari 2021 S:keluarga mengatakan jika penyakit Ny.S kambuh hanya dibelikan obat di apotik
O: klien tampak lemas, klien tampak lebih suka berbaring ditempat tidur
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
Rabu, 20 Januari 2021 S: keluarga mengatakan jika tadi malam Ny.S kambuh dan langsung dibawa ke bidan desa
O: klien tampak lemas, klien tampak sedikit pucat
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
Kamis, 21 Januari 2021 S: klien mengatakan jika sudah membawa Ny.S ke bidan
O: klien tampak lebih semangat, klien sudah tidak pucat
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
PRE PLANING KUNJUNGAN KELUARGA

Kunjungan ke 1

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab
utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penyakit ini menjadi salah
satu masalah kesehatan utama di Indonesia maupun dunia sebab
diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di
Negara berkembang. Di Indonesia menunjukan bahwa di daerah pedesaan
masih banyak penderita hipertensi yang belum terjangkau oleh layanan
kesehatan dikarenakan tidak adanya keluhan dari sebagian besar penderita
hipertensi. Ironinya, diperkirakan ada 76% kasus hipertensi di masyarakat
yang belum terdiagnosis, artinya penderitanya tidak mengetahui bahwa
dirinya mengidap penyakit ini. Hal ini menunjukkan bahwa 76%
masyarakat belum mengetahui telah menderita hipertensi Artinya banyak
sekali kasus hipertensi tetapi sedikit sekali yang terkontrol.
Faktor penyebab dari hipertensi itu seperti perubahan gaya hidup
sebagai contohnya merokok, obesitas, inaktivitas fisik dan stres
psikososial. Karena angka prevalensi hipertensi di Indonesia yang semakin
tinggi maka perlu adanya penanggulan, diantaranya terapi farmakologi dan
nonfarmakologi. Latihan nafas dalam merupakan suatu bentuk terapi
nonfarmakologi, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam (nafas lambat dan menahan
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara
perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri. Kurangnya
pengetahuan tentang hipertensi juga membuat terhambatnya proses
perawatan.
B. Tujuan
dalam waktu 35 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah kesehatan pada keluarga
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : wawancara, observasi
2. Media : Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik
3. Sasaran : keluarga dengan hipertensi
4. Pelaksanaan : 19 januari 2021
5. Waktu : menyesuaikan dengan kegitan keluarga
6. Tempat : dirumah keluarga dengann hipertensi
7. Strategi pelaksanaan pada tanggal 19 januari 2021

Waktu Kegiatan penyaji Pasien/Keluarga


10 menit Orientasi : Keluarga Tn.K
- Salam - Menjawab
- Perkenalan salam
Tujuan :
- Untuk mengetahui
penyakit pada
keluarga
15 menit Kerja : melakukan pengkajian Keluarga Tn.K
- Menjawab
pertanyaan
penyaji
- Menyakan
kepada penyaji
jika ada yang
perlu
didiskusikan
10 menit Terminasi : Keluarga Tn.K
- Melakukan evaluasi
- Mengucap salam
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat bantu/media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Kriteria Proses
d. Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
e. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Kriteria Hasil
f. Didapatkan : data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan
fisik pada anggota keluarga.
g. Teridentifikasi masalah kesehatan
h. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
PRE-PLANING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan ke 2
A. Latar Belakang
Setelah dilakukan kunjungan yang pertama pada tanggal 19 januari
2021 telah didapatkan data bahwa Ny.S istri dari Tn.K sering mengalami
pusing dan sering merasa kelelahan jika terlalu sering melakukan kegiatan
yang berat-berat. Keluarga mengatakan jika dulu Ny.S juga pernah
merasakan hal yang sama dan dibawa ke dokter dan dokter mengatakan
jika Ny.S mengalami hipertensi tetapi keluarga tidak mengetahui jika
penyakit yang sekarang juga hipertensi.
Mahasiwa akan melaksanakan pengkajian analisa data pada keluarga
Tn K. Pada pengkajian analisa data ini mahasiswa akan mengkaji terkait
keluhan utama yang dirasakan oleh Ny S melalui data subjektif dan
objektif untuk menentukan masalah keperawatan keluarga dan
menentukan scoring diagnosa pada setiap diagnose.
B. Tujuan
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah kesehatan pada keluarga.
C. Rancangan kegiatan
1. Metode : wawancara,observasi,inspeksi,palpasi,auskultasi,perkusi
2. Media : Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik, format
asuhan keperawatan
3. Sasaran : keluarga Tn K
4. Pelaksana : mahasiswa
5. Waktu : 20 Januari 2021
6. Tempat : rumah Tn K
Waktu Kegiatan penyaji Pasien/Keluarga
10 menit Orientasi : a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam b. Memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan
kunjungan
c. Memvalidasi keadaan
keluarga
Tujuan :
30 menit Kerja : . a. Memberikan
a. Melakukan pengkajian informasi
b. Menanyakan keluhan dan b. Menerima
mengumpulkan data objektif c. Memperhatikan
c. Mengidentifikasi dan
melakukan perumusan masalah
keperawatan
d. Memberi reinforcement pada
hal-hal positif yang dilakukan
keluarga
15 menit Terminasi : a. Membuat
a. Membuat kontrak untuk kesepakatan
pertemuan selanjutnya b. Menjawab salam
b. Mengucapkan salam
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a) LP disiapkan
b) Alat bantu/media disiapkan
c) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana selanjutnya
2. Kriteria Proses
a) Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
b) Keluarga aktif dalam kegiatan
c) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Kriteria Hasil
a) Didapatkan : Keluhan utama dan diagnosa keperawatan
b) Teridentifikasi masalah kesehatan
c) Kontrak untuk pertemuan
PRE-PLANING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan ke 3
A. Latar Belakang
Setelah dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 20 Januari 2021 telah
didapatkan data subjektif dan objektif untuk menegakkan diagnosa
keperawatan sesuai dengan masalah dalam keluarga tersebut. Pada
pertemuan yang akan dilaksanakan 21 Januari 2021. Mahasiswa akan
melaksanakan intervensi pada keluarga Tn K khususnya pada Ny S yang
belum mampu sepenuhnya dalam merawat Ny S. Setelah dilakukan
intervensi, mahasiswa akan melakukan implementasi dan evaluasi.
B. Tujuan
Dalam waktu 60 menit dapat melaksanakan intervensi lalu setelah
dilakukan intervensi, mahasiswa akan melakukan implementasi dan
evaluasi.
C. Rancangan Kegiatan
Metode : wawancara, pemberian tindakan, observasi, pemberian
reinforcement positif
Media : alat tulis, alat pemeriksaan fisik, Format Asuhan Keperawatan
Sasaran : keluarga Tn K
Pelaksana : mahasiswa
Waktu : 21 Januari 2021
Tempat : rumah Tn K
Waktu Kegiatan Penyaji Pasien/Keluarga
10 menit Orientasi : a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam
b. Menjelaskan tujuan kunjungan
c. Memvalidasi keadaan keluarga
Tujuan :
40 menit Kerja : . a. Memberikan
a. Mengkaji fungsi perawatan informasi
pada keluarga b. Menerima
b. Memberi reinforcement pada c. Memperhatikan
hal-hal positif yang dilakukan d. Menerima
keluarga
10 menit Terminasi : a. Membuat
a. Membuat kontrak untuk kesepakatan
pertemuan selanjutnya b. Menjawab salam
b. Mengucapkan salam
D. Kriteria evaluasi
1. Kriteria Struktur
d) LP disiapkan
e) Alat bantu/media disiapkan
f) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana selanjutnya
2. Kriteria Proses
d) Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
e) Keluarga aktif dalam kegiatan
f) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Kriteria Hasil
d) Didapatkan : Keluhan utama dan diagnosa keperawatan
e) Teridentifikasi masalah kesehatan
f) Kontrak untuk pertemuan
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok bahasan : Hipertensi pada lansia

Sub pokok bahasan : cara mengenali hipertensi pada lansia

Tangga/Waktu : 21 januari 2021/ 13.00-13.45 WIB

Sasaran : keluarga Tn.K

Tempat : rumah Tn.K

1. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat lebih mudah
mengenali tanda-tanda munculnya hipertensi dan dapat mengetahui
faktor yang memicu hipertensi.
2. Tujuan Intruksional Khusus.
a. Keluarga mengetahui definisi hipertensi
b. Keluarga mengetahui faktor yang mempengaruhi hipertensi
c. Keluarga mengetahui komplikasi yang terjadi akibat hipertensi
d. Keluarga mengetahui cara hidup sehat yang benar
3. Kegiatan belajar mengajar

No Tahap Waktu Kegiatan Media


1. Pembukaan 10 menit - Salam Ceramah
- Perkenalan
- Pre test kepada
keluarga apa yang
diketahui tentang
hipertensi
- Menyebutkan materi
apa yang akan
disampaikan
2. Pelaksanaan 40 menit - Menjelaskan tentang ceramah
hipertensi
- Menjelaskan tentang
faktor yang
mempengaruhi
hipertensi
- Menjelaskan tentang
komplikasi yang
terjadi akibat
hipertensin
3. Penutup 10 menit - Evaluasi tindakan Tanya
(melakukan Tanya jawab
jawab seputar
materi)
- Mengucapkan
terimakasih dan
salam

4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

5. Media dan Sumber


a. Media : leaflet
b. Sumber : jurnal

6. Evaluasi
Diharapkan keluarga dapat menjelaskan tentang :
a. Menjelaskan tentang hipertensi
b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi hipertensi
c. Menjelaskan komplikasi yang terjadi pada hipertensi
d. Menjelaskan gaya hidup yang baik
7. materi
a. Definisi
Hipertensi atau penyakit “darah tinggi” merupakan kondisi ketika
seseorang mengalami kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau
mendadak. Diagnosis hipertensi ditegakkan jika tekanan darah sistol
seseorang menetap pada 140 mmHg atau lebih. Nilai tekanan darah
yang paling ideal adalah 115/75 mmHg. Menurut WHO, batasan
tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg,
sedangkan tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai
Hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan Hipertensi disebut
borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO
tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin. Hipertensi adalah
apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal
jantung, stroke, dan gagal ginjal. Disebut sebagai “ pembunuh diam –
diam “ karena penderita hipertensi sering tidak menampakan gejala.
(Yonata, Satria, & Pratama, 2020)

b. Faktor yang mempengaruhi hipertensi


1. Bertambah usia, terutama di atas 65 tahun
2. Hamil
3. Jarang berolahraga dan melakukan aktivitas fisik
4. Kurang mengonsumsi makanan yang mengandung kalium
5. Memiliki keluarga dengan riwayat tekanan darah tinggi
6. Menderita obesitas, Obesitas adalah keadaan dimana terjadi
penimbunan lemak berlebih didalam jaringan tubuh. Jaringan
lemak tidak aktif akan menyebabkan beban kerja jantung
meningkat.
7. Menderita sleep apnea, diabetes, atau penyakit ginjal
8. Mengonsumsi terlalu banyak makanan tinggi garam
9. Mengonsumsi terlalu banyak kafein
10. Memiliki kebiasaan merokok, Rokok mengandung ribuan zat kimia
berbahaya bagi kesehatan tubuh, diantaranya yaitu tar, nikotin, dan
karbon monoksida. Zat kimia tersebut yang masuk kedalam aliran
darah dapatr merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi dan
mengonsumsi minuman beralkohol Orang yang gemar
mengkonsumsi alkohol dengan kadar tinggi akan memiliki tekanan
darah yang cepat berubah dan cenderung meningkat tinggi.

c. Komplikasi yang terjadi akiibat hipertensi


1. Penyakit jantung
Tekanan darah yang terus berada dalam kondisi tinggi akan
merusak fungsi sekaligus struktur dari jantung dan pembuluh
darah. Seperti dinding pembuluh darah akan terus menebal sebagai
respons dari meningkatnya tekanan darah yang kemudian
menyebabkan penyakit jantung coroner.
2. Stroke
Salah satu faktor utama penyebab stroke adalah hipertensi. stroke
terjadi saat aliran darah menuju otak terhambat akibat adanya
sumbatan plak atau pecahnya pembuluh darah yang menuju organ
tersebut. Tingginya tekanan darah disebut-sebut bisa meningkatkan
kemungkinan terjadinya hal ini.
3. Diabetes
Kemampuan kedua penyakit ini dalam mempengaruhi kondisi
sirkulasi darah. Jika sampai penderita diabetes juga mengalami
tekanan darah tinggi, maka organ-organ tubuh yang mengalami
kerusakan akibat diabetes seperti mata atau ginjal juga akan
semakin memburuk.
4. Gangguan ginjal
Hipertensi bisa mempengaruhi kondisi ginjal dengan signifikan.
Hal ini disebabkan oleh semakin menebalnya pembuluh darah
menuju ginjal demi mencegah pecah pembuluh darah akibat
tingginya tekanan darah. Sayangnya, hal ini akan berimbas pada
menurunnya aliran darah menuju ginjal yang berimbas pada
kematian nefron, salah satu jaringan di dalam ginjal.
5. Gangguan penglihatan
Tingginya tekanan darah bisa menyebabkan gangguan penglihatan
yang dikenal dengan sebutan hipertensi retinopati. kondisi ini
hanya berupa semakin buramnya penglihatan. Jika tak segera
ditangani, maka akan berlanjut menjadi penglihatan ganda atau
bahkan benar-benar hilangnya penglihatan.

d. Pencegahan hipertensi
1. Mengurangi asupan garam
2. Konsumsi makanan sehat dan bernutrisi
3. Olah raga secara rutin
4. Jaga berat badab dengan ideal
5. Kelola stress
6. Tidur yang cukup
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, S., Sari, S. M., Savita, R., Studi, P., Keperawatan, I., Hang, S., &
Pekanbaru, T. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi
Pada Lansia di Atas Umur 65 Tahun Factors Related with Hypertension on
The Elderly over 65 Years, 2(01).
Putra, V. J., & Kep, S. (2019). ILMIAH AKHIR NERS ( KIA-N ) Asuhan
Keperawatan Hipertensi Pada Ib . A dengan Pemberian Slow Deep Breathing
Di Wisma Delima Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
Batusangkar Tahun 2019 OLEH STIKes PERINTIS PADANG
PERNYATAAN ORISINALITAS.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan:DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan:DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan:DPP PPNI
Tinjauan pustaka PENATALAKSANAAN HIPERTENSI PADA LANJUT US1A
RA Tuty Kuswardhani Divisi Geriatri Bagian Penyakit Dalam FK . Unud ,
RSUP Sanglah Denpasar. (n.d.), (Jnc Vi), 135–140.
Yonata, A., Satria, A., & Pratama, P. (2020). Hipertensi sebagai Faktor Pencetus
Terjadinya Stroke, 5(September 2016), 17–21.

Anda mungkin juga menyukai